SKRIPSI
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas
Dan Memenuhi Syarat Guna Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh
1901103010008
BAB I PENDULUAN.................................................................................................................................
1.1 Latar Belakang........................................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................................
1.3 Tujuan Penelitian....................................................................................................................
1.4 Manfaat Penelitian.................................................................................................................
BAB II KAJIAN PUSTAKA.........................................................................................................................
2.1 Landasan Teori........................................................................................................................
A. Pendapatan Asli Daerah..........................................................................................................
B. Pajak Daerah...........................................................................................................................
C. Retribusi Daerah.....................................................................................................................
2.2 Penelitian Terdahulu.............................................................................................................
2.3 Kerangka Penelitian..............................................................................................................
BAB III METODE PENELITIAN................................................................................................................
3.1 Ruang Lingkup Penelitian......................................................................................................
3.2 Jenis dan Sumber Data..........................................................................................................
3.3 Teknik dan Pengumpulan Data..............................................................................................
1. Dokumentasi.........................................................................................................................
2. Studi Kepustakaan................................................................................................................
3.4 Populasi dan Sampel.............................................................................................................
3.5 Definisi Operasional Variabel................................................................................................
3.6 Metode Analisis Data............................................................................................................
1. Analisis Regresi Linier Berganda............................................................................................
2. Uji Hipotesis..........................................................................................................................
3. Pengujian Koefisien Determinan (R2).....................................................................................
3.7 Model Analisis Data..............................................................................................................
3.8 Uji Hipotesis (Jika Ada)..........................................................................................................
BAB I
PENDULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan dari tahun ketahun akan meningkatkan volumenya dan
ditambahn dengan kenaikan populasi penduduknya dan kebutuhan hidup adalah
masalah dan beban pembangunan yang patut pahami, dalam pemecahan masalah dan
beban pembangunan tersebut akan menuntut peran pemerintah dengan cara
berkesinambungan. Peran pemerintah dalam memecahkan masalah tersebut akan
meningkat karena dampak berdampak pada dana yang dibutuhkan untuk membiayai
pengeluaran-pengeluaran pemerintah dalam biding pembangunan dan kemasyarakatan
(Gomies dan Pattiasina, 2011)
Berdasarkan dalam asas otonomi, maka potensi keuangan daerah akan
mengoptimalkan pemerintah daerah dalam rangka menyangga akan terselenggaraan
urusan Pemda. Pendapatan Asli Daerah adalah perwujudan dari penggalian sumber
daya dan potensi yang dimiliki oleh suatu daerah. Dengan adanya sebuah otonomi
daerah pemerintah daerah akan di tuntut lebih mandiri, tidak terkecuali dalam hal
finansial (Zahari 2008).
Dalam melaksanakan otonomi dalam suatu daerah, Daerah tersebut akan
diberikan kewenangan untuk mengelola keungannya. Termasuk dalam penggalian
potensi pendapatan dalam suatu dearahnya. Hal ini akhirnya akan diwujudkan dalam
bentuk pendapatan Asli Daerah (PAD). Pendapatan Asli Daerah adalah seluruh
penerimaan daerah berasal dari sumber ekonomi asli daerah. Dan sumber Pendapatan
Asli Daerah akan terdiri dari pajak daerah retribusi daerah, hasil pengelolaan
kekayaan yang akan dipisahkan, dan lain sebagainya (Mardiasmo,2002)
Pajak daerah dan retribusi daerah adalah komponen yangpling penting dalam
Pendapatan Asli Daerah( Rosalina,2014). Pajak Daerah adalah suau iuran yang wajib
di lakukan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah anpa adanya imbalan
langsung yang setara. Yang dipaksakan berdasarakan undang-undang yang berlaku
yang digunakan untuk tujuan membiayai penyelenggaraannya pemerintah daerah dan
pembangunnanya (UU No. 34/2000). Sedangkan Retribusi Daerah adalah
pemungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin yang khusus di
sediakan dan akan di berikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi
dan badan (UU No. 34/2000).
Kebijakan nasional mengharapkan harapan yang lebih bagi daerah dalam
membangun daerahnya dengan penggalian potensi di setiap derah masing-masing
sebagai sumber pendapatan daerahnya, terutama Pendapatan Asli Daerah. Daerah
tersebut menharapkan lebih karena seluruh urusan pemerintah sebagai urusanrumah
tangganya disatukan dengan muatan kewenangan untuk mengurus keuangannya
dalam membiayai penyelenggaraanotonomi , baik dalam menggali sumber-sumber
keuangannya atau pemanfaatannya serta tanggung jawabnya (Prakosa, K. B.2004).
Dalam kebijakan penyerahan tugas dalam pemungutanada beberapa jenis
retribusi daerah kepada dinas , kewajiban dinas pendapatan ialah membina dan
memonitor perkembangaan terhadap seluruh usaha dibidang pendapatan atau
penerimaan daerah, karena dinas tersebut sebagai coordinator Pendapatan Asli Daerah
(PAD). Pada dasarnya, semakin tinggi pencapaian penerimaan pajak daerah, maka
akan semakin meningkatnya pencapaian penerimaan Pendapatan Asli Daerah(PAD)
dalam struktur keuangan daerah. Demikian juga dengan retribusi daerah, semakin
meningkatnya pencapaian penerimaan retribusi daerah, maka semakin tinggi pula
pencapain penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dalam struktur keuangan
daerah (Anggraeni,2012).
Pendapatn Asli Daerah penerimaan yang diperoleh dari sector pajak daerah,
retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah
yang dipisakannya, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah
(Mardiasmo,2011:1). Dalam Undang-Undang Nomor 33Tahun 2004 tentang
perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah akan
disebutkan bawah pendapatan daerah bersumber dari Pendapatan Asli Daerah, dan
bagi hasil pajak. Klasifikasi tentang PAD terbaru berdasarkan Permendagri Nomor 13
tahun 2006 terdiri atas pajak daerah, retribusi daerah, hasilpengelolaan daerah yang
dipisahkan, dan Pendapatan Asli Daerah yang sah. Menurut Permendagri Nomor 13
Tahun 2006 Pendapatan Asli Daerah (PAD) dipisahkan menjadi empat jenis
pendapatan, yaitu pajakdaerah, retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah, dan
hasil pengelolaan kekayaan milik daerah yang dipisahkan, dan lain lain Pendapatan
Asli Daerah yang sah.
Pajak secara umum adalah pungutan dari masyarakat oleh Negara
(pemerintah) berdasarkan Undang-Undang yang kriterianya dapat dipaksakan dan
terutang oleh yang wajib membayarnya dengan tidak mendapat prestasi kembali,
sedangkan secara langsung, yang hasilnya digunakan untuk mebiayai pengeluaran
Negara dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan (Rahdina, 2008).
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 34Tahun 2000 tetang perubahan atas Undang-
Undang Nomor Tahun 1997 tentang pajak daerah dan retribusi daerah dalam
Saragih(2003:61), yang dimaksud dengan pajak daerah adalah iuran wajib yang
dilakukan oleh orang pribadi dan badan kepada daerah tanpa adanya imbalan
langsung yang seimbang, yang dapat paksakan menurut peraturan perundang-
undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan
pemerintah daerah dan pembangunan daerah.
Retribusi menurut Saragih(2003:65) adalah pungutan daerah sebagai
pembayaran atas jasa tertentu yang disediakan atau diberikan oleh pemda atas
kepentingan pribadi atau badan. Pemerintah Pusat mengeluarkan kembali regulasi
tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, melalui Undang-Undang Nomor 28
Tahun 2009. Dengan Undang-Udang di cabut Undang-Undang Nomor 18 Tahun
1997, sebagaimana perubahan dengan UU Nomor 34 Tahun 2000. Berlakunya UU
pajak dan Retribusi daerah yang baru, namun dari sisis lain terdapat beberapa sumber
Pendapatan Asli Daerah yang harus di hapuskan karena tidak boleh dipungut oleh
suatu daerah, terutma berasal dari retribusi daerah. Penelitian ini penting untuk diteliti
agar dapat mengetahui pengaruh Pajak daerah dan Retribusi daerah terhadap
Pendapatan Asli Daerah.
Sumber Pendapatan Asli Daerah dari suatu daerah berasal dari pajak
daerahnya. Oleh sebab itu, dugaan yang muncul yaitu pajak daerah memiliki
pengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah, yang memiliki arah hubungan yang
positif . namun semakin tinggi pajak daerah suatu wilayah, makan akan semkin tinggi
pula Pendapatan Asli Daerah wilayah tersebut. Sebaliknya semakin rendah pajak
daerah suatu daerah disuatu wilayah, maka semakin rendah pula Pendapatan Asli
Daerah wilayah tersebut. Hal tersebut akan sejalan dengan penelitian yang di lakukan
oleh Mariyanto (2015),pajak daerah berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah.
Penelitian Rosalina (2014) menyimpulkan bahwa pajak daerah juga
berpengaruhterhadap Pendapatan Asli Daerah.
B. Pajak Daerah
Pajak daerah merupakan pajak yang ditetapkan oleh pemerintah daerah
dengan peraturan daerah (Perda), yang wewenang pemungutan pelaksanannya
dilaksanakan oleh pemerintah daerah dan hasilnya digunakan untuk melaksanakan
penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan di daerah. Karena pemerintah daerah
di Indonesia terbagi menjadi dua, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota
yang diberikan kewewenangan untuk melaksanakan otonomi daerah, pajak daerah.
Menurut UU. No 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah,
pajak daerah yang selanjutnya disebut pajak adalah kontribusi wajib kepada daerah
yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan
Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan
untuk keperluan daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat (Mardiasmo,
2013). Pajak daerah dibagi menjadi 2 bagian, yaitu:
a. Pajak Provinsi, terdiri dari:
1. Pajak kendaraan bermotor
2. Pajak balik nama kendaraan bermotor
3. Pajak bahan bakar kendaraan bermotor
4. Pajak air permukaan
5. Pajak rokok
b. Pajak Kabupaten/ Kota, terdiri dari:
1. Pajak hotel
2. Pajak restoran
3. Pajak hiburan
4. Pajak reklame
5. Pajak penerangan jalan
6. Pajak mineral
7. Pajak parkir
8. Pajak air tanah
9. Pajak sarang burung walet
10. Pajak bumi dan bangunan pedesaan dan perkotaan
11. Bea perolehan hak atas tanah dan bangunan.
C. Retribusi Daerah
menurut mardiasmono (2018:15) Retribusi Daerah adalah “Pungutan daerah
sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan
dan/atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi atau
badan.” Jasa adalah kegiatan pemerintah daerah berupa usaha dan pelayanan yang
menyebabkan barang, fasilitas, atau kemanfaatan lainnya, dapat dinikmati oleh orang
pribadi atau badan, dengan demikian bila seseorang ingin menikmati jasa yang
disediakan oleh pemerintah daerah, ia harus membayar retribusi yang ditetapkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Pendapatan Asli
Daerah (Y)
Retribusi
Daerah (X2)
Gambar 1
Kearangkan Penelitian
Sumber : Pnelitian Penulis (2022)
Keterangan :
X1 = Pajak Daerah
X2 = Retribusi Daerah
2.4 Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara yang kebenarannya masih harus di uji, atau
rangkuman kesimpulan teoritis yang di peroleh dari tinjaun pustaka. Dalam penelitian ini
hipotesis yang di gunakan adalah :
1. Pengaruh Pajak Daerah terhadap PAD
Salah satu sumber pendapatan asli dari suatu daerah berasal dari pajak
daerahnya. Oleh karena itu, maka dugaan yang dapat dimunculkan yaitu pajak daerah
memiliki pengaruh terhadap PAD, dimana memiliki arah hubungan yang positif atau
berbanding lurus.Dengan kata lain, semakin tinggi pajak daerah di suatu wilayah,
maka akan semakin tinggi pula PAD wilayah tersebut. Sebaliknya, semakin rendah
pajak daerah di suatu wilayah, maka semakin rendah pula PAD wilayah tersebut. Hal
ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mariyanto (2015), dimana pajak
daerah berpengatuh terhadap PAD. Begitu pula pada penelitian Anggraeni (2012)
yang menyatakan bahwa pajak daerah berpengarih terhadap PAD. Penelitian Rosalina
(2014) juga menyimpulkan hal yang serupa, bahwa pajak daerah berpengaruh
terhadap PAD.
H1 : Ada pengaruh pajak daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara mengumpulkan data yang diperoleh dari perusahaan dalam bentuk yang
telah jadi tanpa perlu diubah. Studi dokumentasi dalam penelitian ini adalah data dari
Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2013-2022 berupa Laporan
Realisasi Anggaran (LRA Kabupaten/ Kota Banda Aceh tahun 2013-2022.
2. Studi Kepustakaan
Studi Kepustakaan adalh Kegiatan yang mengumpulkan bahan-bahan yang
berkaitan dengan penelitian yang berasal dari jurnal-jurnal ilmiah, literatur-literatur
serta publikasi-publikasi lain yang layak dijadikan sebagai sumber.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah residual yang diteliti
berdistribusi normal atau tidak. Distribusi data tidak normal, karena terdapat nilai
ekstrim data yang diambil.
b. Uji Multikolinieritas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah didalam model regresi linier
ditemukan adanya korelasi yang tinggi diantara variabel bebas. Untuk mengetahui
ada atau tidaknya multikolinieritas antar variabel dengan melihat nilai dari
variance inflation factor (VIF) dari masing-masing variabel independent terhadap
variabel dependent.
Pengambilan Keputusannya:
VIF > 10 maka diduga mempunyai persoalan multikolinieritas
VIF < 10 maka tidak terdapat multikolinieritas
Tolerence < 0,1maka diduga mempunyai persoalan
multikolinieritas
Tolerence > 0,1 maka tidak terdapat multikolinieritas
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah didalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari suatu residual pengamatan ke pengamatan lain.
Untuk mendeteksi gejala heteroskedastisitas, dapat dilihat dengan menggunakan
grafik Scatterplot. Apabila data yang berbentuk titik-titik tidak membentuk suatu
pola atau menyebar, maka model regresi tidak terkena heteroskedastisitas.
d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear
terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada perode t dengan kesalahan
pengganggu pada periode (t-1) sebelumnya. Jika terjadi korelasi, maka
dinamakan ada problem autokorelasi.
Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan
satu sama lainnya. Residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu
observasi ke observasi lainya. Hal ini sering ditemukan pada data runtut waktu
(time series) karena gangguan pada individu atau kelompok yang sama atau pada
periode berikutnya.
Uji autokorelasi hanya dipakai untuk data time series (data yang diperoleh dalam
kurun waktu tertentu) seperti data laporan keuangan dan lain-lain. Sementara
untuk data cross section (data yang diperoleh secara bersamaan atau sekaligus
seperti penyebaran kuesioner) maka data tersebut tidak perlu dilakukan uji
autokorelasi.
Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari gejala autokorelasi. Ada
beberapa cara atau teknik yang dapat digunakan untuk mendeteksikan ada atau
tidaknya autokorelasi seperti uji durbin waston, uji lagrange multiplier (LM Test),
uji breucsh godfrey, dan uji run test. Dalam penelitian ini, akan digunakan uji
autokorelasi dengan Run Test. Run Test merupakan bagian dari statistik non
parametrik dapat digunakan untuk menguji apakah antar residual terhadap
korelasi yang tinggi atau tidak. Run Test ini mampu memberikan kesimpulan
yang lebih pasti ada masalah Autokorelasi/tidak.
2. Uji Hipotesis
a. Uji F (Uji Serentak)
Uji F (uji serentak) adalah untuk melihat apakah variabel independent secara
bersama-sama (serentak) berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap
variabel dependent. Melalui uji statistik dengan langkah-langkah sebagai berikut:
H0 : b1 = b2= 0
Artinya secara bersama-sama (serentak) tidak terdapat pengaruh yang positif dan
signifikan dari variabel independent ((Pajak Daerah (X1), Retribusi Daerah (X2)
dan dan variabel dependent adalah Pendapatan Asli Daerah (PAD).
H0 : b1 ≠ b1 ≠0
Artinya secara bersama-sama (serentak) terdapat pengaruh yang positif dan
signifikan dari variabel independent (Pajak Daerah (X1), Retribusi Daerah (X2)
dan dan variabel dependent adalah Pendapatan Asli Daerah (PAD). Nilai F hitung
akan dibandingkan dengan nilai Ftabel. Kriteria pengambilan keputusan, yaitu:
H0 diterima jika Fhitung ≤ Ftabel pada α = 5% dengan tingkat keyakinan 95%.
H1 diterima jika Fhitung > Ftabel pada α = 5% dengan tingkat keyakinan 95%.
H0 diterima bila thitung < ttabel atau thitung (-) > (-) ttabel pada α = 5%
H0 ditolak bila thitung > ttabel atau thitung (-) < (-) ttabel α = 5%
Dimana:
a : Konstanta
X1 : Pajak Daerah
X2 : Retribusi Daerah
E : Standard error