Anda di halaman 1dari 21

Pengaruh Pajak Daerah dan Retribusi Daerah terhadap Pendapatan Asli

Daerah Kabupaten/ Kota Banda Aceh

SKRIPSI
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas
Dan Memenuhi Syarat Guna Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh

Putri Geubrina Rizki

1901103010008

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
2022
DAFTAR ISI

BAB I PENDULUAN.................................................................................................................................
1.1 Latar Belakang........................................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................................
1.3 Tujuan Penelitian....................................................................................................................
1.4 Manfaat Penelitian.................................................................................................................
BAB II KAJIAN PUSTAKA.........................................................................................................................
2.1 Landasan Teori........................................................................................................................
A. Pendapatan Asli Daerah..........................................................................................................
B. Pajak Daerah...........................................................................................................................
C. Retribusi Daerah.....................................................................................................................
2.2 Penelitian Terdahulu.............................................................................................................
2.3 Kerangka Penelitian..............................................................................................................
BAB III METODE PENELITIAN................................................................................................................
3.1 Ruang Lingkup Penelitian......................................................................................................
3.2 Jenis dan Sumber Data..........................................................................................................
3.3 Teknik dan Pengumpulan Data..............................................................................................
1. Dokumentasi.........................................................................................................................
2. Studi Kepustakaan................................................................................................................
3.4 Populasi dan Sampel.............................................................................................................
3.5 Definisi Operasional Variabel................................................................................................
3.6 Metode Analisis Data............................................................................................................
1. Analisis Regresi Linier Berganda............................................................................................
2. Uji Hipotesis..........................................................................................................................
3. Pengujian Koefisien Determinan (R2).....................................................................................
3.7 Model Analisis Data..............................................................................................................
3.8 Uji Hipotesis (Jika Ada)..........................................................................................................
BAB I
PENDULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan dari tahun ketahun akan meningkatkan volumenya dan
ditambahn dengan kenaikan populasi penduduknya dan kebutuhan hidup adalah
masalah dan beban pembangunan yang patut pahami, dalam pemecahan masalah dan
beban pembangunan tersebut akan menuntut peran pemerintah dengan cara
berkesinambungan. Peran pemerintah dalam memecahkan masalah tersebut akan
meningkat karena dampak berdampak pada dana yang dibutuhkan untuk membiayai
pengeluaran-pengeluaran pemerintah dalam biding pembangunan dan kemasyarakatan
(Gomies dan Pattiasina, 2011)
Berdasarkan dalam asas otonomi, maka potensi keuangan daerah akan
mengoptimalkan pemerintah daerah dalam rangka menyangga akan terselenggaraan
urusan Pemda. Pendapatan Asli Daerah adalah perwujudan dari penggalian sumber
daya dan potensi yang dimiliki oleh suatu daerah. Dengan adanya sebuah otonomi
daerah pemerintah daerah akan di tuntut lebih mandiri, tidak terkecuali dalam hal
finansial (Zahari 2008).
Dalam melaksanakan otonomi dalam suatu daerah, Daerah tersebut akan
diberikan kewenangan untuk mengelola keungannya. Termasuk dalam penggalian
potensi pendapatan dalam suatu dearahnya. Hal ini akhirnya akan diwujudkan dalam
bentuk pendapatan Asli Daerah (PAD). Pendapatan Asli Daerah adalah seluruh
penerimaan daerah berasal dari sumber ekonomi asli daerah. Dan sumber Pendapatan
Asli Daerah akan terdiri dari pajak daerah retribusi daerah, hasil pengelolaan
kekayaan yang akan dipisahkan, dan lain sebagainya (Mardiasmo,2002)
Pajak daerah dan retribusi daerah adalah komponen yangpling penting dalam
Pendapatan Asli Daerah( Rosalina,2014). Pajak Daerah adalah suau iuran yang wajib
di lakukan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah anpa adanya imbalan
langsung yang setara. Yang dipaksakan berdasarakan undang-undang yang berlaku
yang digunakan untuk tujuan membiayai penyelenggaraannya pemerintah daerah dan
pembangunnanya (UU No. 34/2000). Sedangkan Retribusi Daerah adalah
pemungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin yang khusus di
sediakan dan akan di berikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi
dan badan (UU No. 34/2000).
Kebijakan nasional mengharapkan harapan yang lebih bagi daerah dalam
membangun daerahnya dengan penggalian potensi di setiap derah masing-masing
sebagai sumber pendapatan daerahnya, terutama Pendapatan Asli Daerah. Daerah
tersebut menharapkan lebih karena seluruh urusan pemerintah sebagai urusanrumah
tangganya disatukan dengan muatan kewenangan untuk mengurus keuangannya
dalam membiayai penyelenggaraanotonomi , baik dalam menggali sumber-sumber
keuangannya atau pemanfaatannya serta tanggung jawabnya (Prakosa, K. B.2004).
Dalam kebijakan penyerahan tugas dalam pemungutanada beberapa jenis
retribusi daerah kepada dinas , kewajiban dinas pendapatan ialah membina dan
memonitor perkembangaan terhadap seluruh usaha dibidang pendapatan atau
penerimaan daerah, karena dinas tersebut sebagai coordinator Pendapatan Asli Daerah
(PAD). Pada dasarnya, semakin tinggi pencapaian penerimaan pajak daerah, maka
akan semakin meningkatnya pencapaian penerimaan Pendapatan Asli Daerah(PAD)
dalam struktur keuangan daerah. Demikian juga dengan retribusi daerah, semakin
meningkatnya pencapaian penerimaan retribusi daerah, maka semakin tinggi pula
pencapain penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dalam struktur keuangan
daerah (Anggraeni,2012).
Pendapatn Asli Daerah penerimaan yang diperoleh dari sector pajak daerah,
retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah
yang dipisakannya, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah
(Mardiasmo,2011:1). Dalam Undang-Undang Nomor 33Tahun 2004 tentang
perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah akan
disebutkan bawah pendapatan daerah bersumber dari Pendapatan Asli Daerah, dan
bagi hasil pajak. Klasifikasi tentang PAD terbaru berdasarkan Permendagri Nomor 13
tahun 2006 terdiri atas pajak daerah, retribusi daerah, hasilpengelolaan daerah yang
dipisahkan, dan Pendapatan Asli Daerah yang sah. Menurut Permendagri Nomor 13
Tahun 2006 Pendapatan Asli Daerah (PAD) dipisahkan menjadi empat jenis
pendapatan, yaitu pajakdaerah, retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah, dan
hasil pengelolaan kekayaan milik daerah yang dipisahkan, dan lain lain Pendapatan
Asli Daerah yang sah.
Pajak secara umum adalah pungutan dari masyarakat oleh Negara
(pemerintah) berdasarkan Undang-Undang yang kriterianya dapat dipaksakan dan
terutang oleh yang wajib membayarnya dengan tidak mendapat prestasi kembali,
sedangkan secara langsung, yang hasilnya digunakan untuk mebiayai pengeluaran
Negara dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan (Rahdina, 2008).
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 34Tahun 2000 tetang perubahan atas Undang-
Undang Nomor Tahun 1997 tentang pajak daerah dan retribusi daerah dalam
Saragih(2003:61), yang dimaksud dengan pajak daerah adalah iuran wajib yang
dilakukan oleh orang pribadi dan badan kepada daerah tanpa adanya imbalan
langsung yang seimbang, yang dapat paksakan menurut peraturan perundang-
undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan
pemerintah daerah dan pembangunan daerah.
Retribusi menurut Saragih(2003:65) adalah pungutan daerah sebagai
pembayaran atas jasa tertentu yang disediakan atau diberikan oleh pemda atas
kepentingan pribadi atau badan. Pemerintah Pusat mengeluarkan kembali regulasi
tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, melalui Undang-Undang Nomor 28
Tahun 2009. Dengan Undang-Udang di cabut Undang-Undang Nomor 18 Tahun
1997, sebagaimana perubahan dengan UU Nomor 34 Tahun 2000. Berlakunya UU
pajak dan Retribusi daerah yang baru, namun dari sisis lain terdapat beberapa sumber
Pendapatan Asli Daerah yang harus di hapuskan karena tidak boleh dipungut oleh
suatu daerah, terutma berasal dari retribusi daerah. Penelitian ini penting untuk diteliti
agar dapat mengetahui pengaruh Pajak daerah dan Retribusi daerah terhadap
Pendapatan Asli Daerah.

Pengaruh Pajak Daerah terhadap PAD

Sumber Pendapatan Asli Daerah dari suatu daerah berasal dari pajak
daerahnya. Oleh sebab itu, dugaan yang muncul yaitu pajak daerah memiliki
pengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah, yang memiliki arah hubungan yang
positif . namun semakin tinggi pajak daerah suatu wilayah, makan akan semkin tinggi
pula Pendapatan Asli Daerah wilayah tersebut. Sebaliknya semakin rendah pajak
daerah suatu daerah disuatu wilayah, maka semakin rendah pula Pendapatan Asli
Daerah wilayah tersebut. Hal tersebut akan sejalan dengan penelitian yang di lakukan
oleh Mariyanto (2015),pajak daerah berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah.
Penelitian Rosalina (2014) menyimpulkan bahwa pajak daerah juga
berpengaruhterhadap Pendapatan Asli Daerah.

Pengaruh Retribusi Daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah

Berdasarkan Penelitian yang dilakukan oleh Halim (2004), menjelaskan


bahwa semakin tinggi retribusi daeraah di suatu wilayah, maka akan semakin tinggi
Pendapatan Asli Daerah wilayah tersebut. Begitu juga sebaliknya, semakin rendah
retribusi daerah di suatu wilayah, maka akan semakin rendah Pendapatan Asli Daerah
wilayah tersebut. Retribusi daerah ialah salah satu komponen yang berkontibusi
terhadap Pendapatan Asli Daerah. Namun dapat di ambil dugaan sementara bahwa
retribusi daerah berpengaruh terhadap Pendapatan Asli. Penelitian Mariyanti (2015)
menyimpulkan bahwa retribusi daerah berpenaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah.

Pengaruh Pajak Daerah dan Retribusi Daerah terhadap Pendapatan Asli


Daerah

Pendapatan Asli Daerah ialah seluruhpenerimaan daerah yang berasal dari


sumber ekonomi asli daerah, ada beberapa sumber Pendapatan Asli Daerah adalah
pajak daerah dan retribusi daerah. Oleh karena itu, dugaan sementara yang dapat
dimunculkan ialah pajak daerah dan retribusi daerah secara bersama-sama berpagruh
terhadap pendapatan Asli Daerah secara positif, semakin tinggi pajak daerah dan
retribusi daerah di suatu wilayan tersebut, maka akan semakin tinggi pula Pendapatan
Asli Daerah wilayah tersebut. Sebaliknya, semakin rendah pajak daerah dan retribusi
daerah di suatu wilayan, maka semakin rendah jugaPendapatan Asli Daerah dan
retribusi daerah di suau wilayh tersebut (Halim 2004). Mariyanto (2015) dalam
penelitiannya juga menjelaskan bahwa pajak dan retribusi daerah berpengaruh
terhadap Pendapatan Asli Daerah.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka yang mejadi rumusan masalah
dalam penelitian ini ialah :
1. Apakah Pajak Daerah Berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah pada
Kabupaten atau Kota Banda Aceh
2. Apakah Retribusi Daerah Berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah pada
Kabupaten atau Kota Banda Aceh
3. Apakah Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Berpengaruh terhadap Pendapatan
Asli Daerah pada Kabupaten atau Kota Banda Aceh

1.3 Tujuan Penelitian


1. Mengetahui pengaruh Pajak Daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah pada
Kabupaten atau Kota Banda Aceh
2. Mengetahui pengaruh Retribusi Daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah pada
Kabupaten atau Kota Banda Aceh
3. Mengetahui pengaruh Pajak Daerah dan Retribusi Daerah terhadap Pendapatan
Asli Daerah pada Kabupaten atau Kota Banda Aceh

1.4 Manfaat Penelitian


1. Bagi Pemerintan Daerah, penelitian ini di harapkan dapat memberikan informasi
pentingnya mengoptimalkan potensi local yang dimiliki oleh daerah agar dpat
meningkatkan kualits playanan public demi kemajuan daerh.
2. Bagi pengembang ilmu, penelitian ini di harapkan dapat memberikan referensi
mengenai pengaruh pajak daerah dan restribusi daerah terhadap Pendapatan Asli
Daerah.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
A. Pendapatan Asli Daerah
Pengertian dari Pendapatan Asli Daerah berdasarkan Undang- Undang Nomor
33 pada tahun 2004 Tentang Pertimbangan Keuangan Pusat Dan Daerah Pasal 1
Angka 18 bahwa “Pendapatan Asli Daerah selanjutnya disebut PAD adalah
Pendapatan yang diperoleh daerah yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai
dengan perundang-undang. Menurut Mardiasmo (2018) PAD adalah penerimaan dari
sektor pajak daerah, retribusi, hasil perusahaan milik daerah yang dipisahkan, dan
lain-lain pendapatan asli daerah yang sah.
Kebijakan keuangan daerah diarahkan untuk dapat meningkatkan Pendapatan
Asli Daerah sebagai sumber utamanya pendapatan daerah yang dapat dipergunakan
oleh daerah dalam rmelaksanakan pemerintahan dan pembangunan daerah sesuai
dengan kebutuhannya yang tujuannya untuk memperkecil ketergantungan dalam
mendapatkan dana dan pemerintah tingkat atas (subsidi). Dengan demikian usaha
peningkatan Pendapatan Asli Daerah seharusnya dilihat dari perspektif yang lebih
luas tidak hanya ditinjau dan segi daerah masing-masing tetapi dalam kaitannya
dengan kesatuan perekonomian Indonesia. Pendapatan Asli Daerah itu sendiri,
dianggap sebagai alternatif untuk memperoleh tambahan dana yang dapat digunakan
untuk berbagai keperluan pengeluaran yang ditentukan oleh daerah sendiri khususnya
keperluan rutin. Oleh karena itu peningkatan pendapatan tersebut merupakan hal yang
dikehendaki setiap daerah.
Dalam upaya peran pemerintah daerah dalam pembangunan, pemerintah
daerah dituntut untuk lebih mandiri dalam membiayai kegiatan operasional rumah
tangganya. Berdasarkan hal tersebut dapat dilihat bahwa pendapatan daerah tidak
dapat dipisahkan dengan Belanja Daerah, karena adanya saling terkait dan merupakan
satu alokasi anggaran yang disusun dan dibuat untuk melancarkan roda pemerintahan
daerah.
Pemerintah daerah mempunyai masing-masing fungsi dan tanggung jawab
untuk meningkatkan kehidupan dan kesejahteraan rakyat dengan jalan melaksanakan
pembangunan disegala bidang sebagaimana yang tercantum dalam UndangUndang
Nomor 32 pasal 10 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah bahwa “Adanya hak,
wewenang, dan kewajiban yang diberikan Kepada daerah untuk mengatur dan
mengurus rumah tangganya sendiri, merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan
peran pemerintah daerah dalam mengembangkan potensi daerahnya dengan
mengelola sumber-sumber pendapatan daerah secara efisien dan efektif khususnya
Pendapatan Asli Daerah sendiri.
Jika ditarik kesimpulan, PAD merupakan penerimaan pemerintah daerah yang
bersumber dari daerah itu sendiri yang dirinci berdasarkan pos-pos seperti pajak,
retribusi, hasil perusahaan milik daerah, dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang
dipisahkan dan lain-lain PAD yang sah. Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan
semua penerimaan daerah yang berasal dari sumber ekonomi asli daerah. Sumber-
Sumber Pendapatan Asli Daerah Pajak Daerah, Secara umum pajak adalah pungutan
dari masyarakat oleh negara (pemerintah) berdasarkan undang undang yang bersifat
dapat dipaksakan dan terutang oleh wajib membayarnya dengan tidak mendapat
presentasi kembali (kontra prestasi/balas jasa) secara langsung, yang hasilnya
digunakan untuk membiayai pengeluaran negara dalam penyelenggaraan pemerintah
dan pembangunan. Hal ini menunjukan bahwa pajak adalah pembayaran wajib yang
dikenakan berdasarkan undang-undang yang tidak dapat dihindari bagi yang
berkewajiban dan bagi mereka yang tidak mau membayar pajak dapat dilakukan
paksaan.

B. Pajak Daerah
Pajak daerah merupakan pajak yang ditetapkan oleh pemerintah daerah
dengan peraturan daerah (Perda), yang wewenang pemungutan pelaksanannya
dilaksanakan oleh pemerintah daerah dan hasilnya digunakan untuk melaksanakan
penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan di daerah. Karena pemerintah daerah
di Indonesia terbagi menjadi dua, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota
yang diberikan kewewenangan untuk melaksanakan otonomi daerah, pajak daerah.
Menurut UU. No 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah,
pajak daerah yang selanjutnya disebut pajak adalah kontribusi wajib kepada daerah
yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan
Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan
untuk keperluan daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat (Mardiasmo,
2013). Pajak daerah dibagi menjadi 2 bagian, yaitu:
a. Pajak Provinsi, terdiri dari:
1. Pajak kendaraan bermotor
2. Pajak balik nama kendaraan bermotor
3. Pajak bahan bakar kendaraan bermotor
4. Pajak air permukaan
5. Pajak rokok
b. Pajak Kabupaten/ Kota, terdiri dari:
1. Pajak hotel
2. Pajak restoran
3. Pajak hiburan
4. Pajak reklame
5. Pajak penerangan jalan
6. Pajak mineral
7. Pajak parkir
8. Pajak air tanah
9. Pajak sarang burung walet
10. Pajak bumi dan bangunan pedesaan dan perkotaan
11. Bea perolehan hak atas tanah dan bangunan.

C. Retribusi Daerah
menurut mardiasmono (2018:15) Retribusi Daerah adalah “Pungutan daerah
sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan
dan/atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi atau
badan.” Jasa adalah kegiatan pemerintah daerah berupa usaha dan pelayanan yang
menyebabkan barang, fasilitas, atau kemanfaatan lainnya, dapat dinikmati oleh orang
pribadi atau badan, dengan demikian bila seseorang ingin menikmati jasa yang
disediakan oleh pemerintah daerah, ia harus membayar retribusi yang ditetapkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

a. Objek Retribusi Daerah


Jasa umum, yaitu berupa pelayanan yang disediakan atau diberikan
pemerintah daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat
dinikmati oleh orang pribadi atau badan. Jasa umum antara lain meliputi
pelayanan kesehatan dan pelayanan persampahan. Jasa yang tidak termasuk jasa
umum adalah jasa umum pemerintahan.
Jasa usaha, yaitu berupa pelayanan yang disediakan oleh pemerintah daerah
dengan menganut prinsip komersial karena pada dasarnya dapat pula disediakan
oleh sektor swasta. Jasa usaha antara lain meliputi penyewaan asset yang dimiliki/
dikuasai oleh pemerintah daerah, penyediaan tempat penginapan, usaha bengkel
kendaraan, tempat pencucian mobil, dan penjualan bibit.
b. Jenis-Jenis Retribusi
Jenis-jenis retribusi jasa umum adalah:
1. Retribusi pelayanan kesehatan
2. Retribusi pelayanan persampahan /kebersihan
3. Retribusi penggantian biaya cetak kartu tanda penduduk dan akte catatan sipil
4. Retribusi pelayanan pemakaman dan penguburan mayat
5. Retribusi pelayanan parkir di tepi jalan umum
6. Retribusi pelayanan pasar
7. Retribusi pengujian kendaraan bermotor
8. Retribusi pemeriksaan alat pemadam kebakaran
9. Retribusi penggantian biaya cetak peta
10. Retribusi pengelolaan limbah cair
11. Retribusi pelayanan pendidikan
12. Retribusi pengendalian menara telekomunikasi

Jenis retribusi jasa usaha adalah:


1. Retribusi pemakaian kekayaan daerah
2. Retribusi pasar grosir dan/ atau pertokoan
3. Retribusi tempat pelelangan
4. Retribusi terminal
5. Retribusi tempat khusus parker
6. Retribusi tempat penginapan/ pesanggrahan/ villa
7. Retribusi rumah potong hewan
8. Retribusi pelayanan kepelabuhanan
9. Retribusi tempat rekreasi dan olah raga
10. Retribusi penyeberangan di air
11. Retribusi pengolahan limbah cair
12. Retribusi penjualan produksi usaha daerah

2.2 Penelitian Terdahulu


Penelitian terdahulu sangat penting sebagai dasar dalam rangka penyusunan
penelitian ini. Kegunaannya adalah untuk mengetahui hasil yang telah dilakukan oleh
para peneliti terdahulu. Berikut adalah deskripsi penelitian relevan yang diambil
dalam penelitian ini .

Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu

No Judul & Peneliti Variabel Hasil Penelitian


1. Analisis Pengaruh Pajak X1 = Pajak Daerah Hasilpenelitiannya
Daerah dan Retribusi X2 = Retribusi menunjukkan bahwa Pajak
Daerah Terhadap Daerah Daerah dan Retribusi Daerah
Pendapatan Asli Daerah Y = Pendapatan Asli berpengaruh positif dan
Pada Kabupaten/Kota di Daerah (PAD) signifikan terhadap PAD (Y).
Jawa Tengah Tahun
Anggaran 2012-2016,
Citra Putri Dian Pertiwi
(2018)
2. Pengaruh Pajak Daerah X1 = Pajak Daerah Hasil penelitiannya
dan Retribusi Daerah X2 = Retribusi menunjukkan bahwa Pajak
Terhadap Pendapatan Daerah Daerah dan Retribusi Daerah
Asli Daerah Kabupaten Y= Pendapatan Asli berpengaruh positif dan
Simalungun, Al Manar Daerah (PAD) signifikan terhadap PAD (Y)
Saragih (2019)

2.3 Kerangka Penelitian


Kerangka pemikiran merupakan acuan dalam meneruskan penulisan skripsi,
sehingga tulisan menjadi lebih terarah sesuai dengan tujuannya. Kerangka pemikiran
yang dikembangkan disajikan dalam gambar berikut:
Pajak Daerah
(X1)

Pendapatan Asli
Daerah (Y)

Retribusi
Daerah (X2)

Gambar 1
Kearangkan Penelitian
Sumber : Pnelitian Penulis (2022)

Keterangan :

X1 = Pajak Daerah

X2 = Retribusi Daerah

Y = Pendapatan Asli Daerah

2.4 Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara yang kebenarannya masih harus di uji, atau
rangkuman kesimpulan teoritis yang di peroleh dari tinjaun pustaka. Dalam penelitian ini
hipotesis yang di gunakan adalah :
1. Pengaruh Pajak Daerah terhadap PAD
Salah satu sumber pendapatan asli dari suatu daerah berasal dari pajak
daerahnya. Oleh karena itu, maka dugaan yang dapat dimunculkan yaitu pajak daerah
memiliki pengaruh terhadap PAD, dimana memiliki arah hubungan yang positif atau
berbanding lurus.Dengan kata lain, semakin tinggi pajak daerah di suatu wilayah,
maka akan semakin tinggi pula PAD wilayah tersebut. Sebaliknya, semakin rendah
pajak daerah di suatu wilayah, maka semakin rendah pula PAD wilayah tersebut. Hal
ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mariyanto (2015), dimana pajak
daerah berpengatuh terhadap PAD. Begitu pula pada penelitian Anggraeni (2012)
yang menyatakan bahwa pajak daerah berpengarih terhadap PAD. Penelitian Rosalina
(2014) juga menyimpulkan hal yang serupa, bahwa pajak daerah berpengaruh
terhadap PAD.
H1 : Ada pengaruh pajak daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah

2. Pengaruh Retribusi Daerah terhadap PAD


Retribusi daerah merupakan salah satu komponen yang berkontribusi terhadap
PAD suatu daerah. Dengan demikian, dapat diambil dugaan sementara bahwa
retribusi daerah berpengaruh terhadap PAD secara positif. Menurut Halim (2004),
retribusi daerah yang semakin tinggi di suatu wilayah, akan mengakibatkan semakin
tinggi pula PAD wilayah tersebut. Sebaliknya, semakin rendah retribusi daerah di
suatu wilayah, maka semakin rendah pula PAD wilayah tersebut. Penelitian
Mariyanto (2015) menyimpulkan bahwa retribusi daerah berpengaruh terhadap PAD.
Anggreni (2012) dalam penelitiannya juga menyimpulkan bahwa retribusi daerah
berpengaruh terhadap PAD. Hal yang sama juga berlaku pada penelitian Rosalina
(2014), dimana retribusi daerah berpengaruh terhadap PAD.
H2 : Ada pengaruh retribusi daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah

3. Pengaruh Pajak Daerah dan Retribusi Daerah terhadap PAD


Pendapatan Asli Daerah merupakan semua penerimaan daerah yang berasal
dari sumber ekonomi asli daerah. Beberapa sumber PAD tersebut diantaranya adalah
pajak daerah dan retribusi daerah. Oleh sebab itu, dugaan sementara yang dapat
dimunculkan adalah bahwa pajak daerah dan retribusi daerah secara bersama-sama
berpengaruh terhadap PAD secara positif, dimana semakin tinggi pajak daerah dan
retribusi daerah di suatu wilayah, maka akan semakin tinggi pula PAD wilayah
tersebut. Sebaliknya, semakin rendah pajak daerah dan retribusi daerah di suatu
wilayah, maka semakin rendah pula PAD wilayah tersebut (Halim, 2004). Mariyanto
(2015) dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa pajak daerah dan retribusi daerah
berpengaruh terhadap PAD. Anggreni (2012) dalam penelitiannya juga
menyimpulkan bahwa pajak daerah dan retribusi daerah berpengaruh terhadap PAD.
Demikian juga dalam penelitian Rosalina (2014), yang menyimpulkan bahwa pajak
daerah dan retribusi daerah berpengaruh terhadap PAD.
H3 : Ada pengaruh pajak daerah dan retribusi daerah secara simultan terhadap
Pendapatan Asli Daerah

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Ruang Lingkup Penelitian


Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan penelitian asosiatif,
dimana digunakan untuk memecahkan dan menjawab permasalahan yang dihadapi
sekarang ini, yang dilakukan dengan menempuh langkah-langkah dalam
pengumpulan klasifikasi dan analisis pengolahan data, membuat kesimpulan dengan
harapan dan tujuan utama membuat gambaran tentang atau keadaaan secara objektif.
Untuk mengumpulkan sebuah data dan informasi yang diperlukan, maka
penulis menggunakan metode studi dokumentasi: Dalam tahap metode ini merupakan
kegiatan yang berhubungan dengan mengumpulkan dan mencari data-data pendukung
yang berhubungan dengan data-data objek penelitian yang diperoleh dari instansi
Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Aceh. Penelitian ini juga yang menjadi objek
penelitian adalah Laporan Realisasi Anggaran (LRA) Kabupaten/Kota di Banda Aceh.
Dalam menyelesaikan penelitian ini jenis data yang digunakan oleh penulis
dikumpulkan untuk mendukung variabel yang diteliti adalah data kuantitatif, yaitu
data Keuangan Daerah terutama berkaitan dengan PAD, Pajak Daerah, dan Retribusi
Daerah.

3.2 Jenis dan Sumber Data


Data merupakan sebagai informasi yang akan di jadikan dan diolah untuk
suatu kegiatan penelitian sehingga dapat dijadikan sebagai dasar dalam pengambilan
keputusan. Data yang digunakan dalam penelitian ini ialah data time series. Data time
series adalah data yang memiliki rentan waktu yang lebih dari satu tahun pada satu
objek atau data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu terhadap satu individu/objek.
Data time series dalam penelitian ini memiliki series 10 tahun.
Jenis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Data Sekunder.
Data sekunder merupakan data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi, sudah
dikumpulkan, dan diolah oleh pihak lain, biasanya dalam bentuk publikasi. Data
sekunder ini diperoleh melalui studi dokumentasi yang terkait dengan Pajak Daerah,
Retribusi Daerah dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten/kota Banda Aceh .
Di samping itu data sekunder juga diperoleh melalui studi kepustakaan (library
research) berupa buku panduan, literature kepustakaan dan catatan-catatan yang
berhubungan dengan Pajak Daerah, Retribusi Daerah dan Pendapatan Asli Daerah
(PAD) Kabupaten/Kota Banda Aceh Tahun 2013-2022.

3.3 Teknik dan Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang di gunakan merupakan bagaimana cara
memperoleh data penelitian, yang dilakukan dengan cara wawancara, kuesioner,
dokumentasi atau studi kepustakaan. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data
yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara mengumpulkan data yang diperoleh dari perusahaan dalam bentuk yang
telah jadi tanpa perlu diubah. Studi dokumentasi dalam penelitian ini adalah data dari
Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2013-2022 berupa Laporan
Realisasi Anggaran (LRA Kabupaten/ Kota Banda Aceh tahun 2013-2022.

2. Studi Kepustakaan
Studi Kepustakaan adalh Kegiatan yang mengumpulkan bahan-bahan yang
berkaitan dengan penelitian yang berasal dari jurnal-jurnal ilmiah, literatur-literatur
serta publikasi-publikasi lain yang layak dijadikan sebagai sumber.

3.4 Populasi dan Sampel


Populasi dalam penelitian ini adalah laporan keuangan yang telah diaudit di
seluruh pemerintah Kabupaten/Kota di Banda Aceh yang berjumlah 23
kabupaten/kota. Adapun laporan keuangan yang akan diteliti adalah laporan keuangan
tahun 2013-2022. Sampel adalah bagian dari populasi atau yang mewakili untuk
diteliti. Teknik dalam penarikan sampel yaitu menggunakan teknik sensus dimana
seluruh populasi dijadikan sampel. Istilah lain dari sensus adalah sampel jenuh, ialah
sampel dimana semua anggota populasi dijadikan sampel. Teknik analisis data dalam
penelitian ini yaitu berupa teknik analisis yang terdiri dari uji hipotesis terdiri dari uji
serentak (F) uji parsial (uji t) dan pengujian koefisien determinan (R2).
3.5 Definisi Operasional Variabel
Definisi Operasional variabel adalah variabel yang dijadikan sebagai objek
dalam suatu penelitian bertitik tolak dari kerangka berfikir dan hipotesis yang
diuraikan sebeiumnya, maka variabel yang hendak diteliti terdiri dari tiga variabel
yaitu:

Tabel Definisi Operasional Variabel

Variabel Definisi Operasional Indikator


Variabel
Pendapatan Asli Daerah Penerimaan daerah yang Realisasi Pendapatan Asli
(Y) berasal dari sumber Daerah Kabupaten/Kota
ekonomi asli daerah di Banda Aceh Tahun 2013-
Kabupaten/Kota Banda 2022
Aceh
Pajak Daerah (X1) Iuran wajib yang Realisasi Pendapatan Asli
dilakukan oleh Daerah Kabupaten/Kota
orang/badan kepada Banda Aceh Tahun 2013-
daerahnya tanpa imbalan 2022
yang langsung dapat
dirasakan oleh wajib pajak
Retribusi Daerah (X2 ) Pungutan Daerah sebagai Realisasi Pendapatan Asli
pembayaran atas jasa dan Daerah Kabupaten/Kota
penggunaan fasilitas yang Banda Aceh Tahun 2013-
disediakan oleh 2022
pemerintah daerah tersebut
untuk kepentingan
orang/badan

3.6 Metode Analisis Data


1. Analisis Regresi Linier Berganda
Metode analisis yang di gunakandalah regresi linier yang berfungsi untuk
mengetahui pengaruh antara variabel independent (Pajak Daerah (X1), Retribusi
Daerah (X2) dan dan variabel dependent adalah Pendapatan Asli Daerah (PAD) akan
digunakan analisis regresi linear berganda (multiple regression analysis). Untuk
memperoleh hasil yang lebih terarah, maka peneliti menggunakan bantuan program
software SPSS.
Sebelum data tersebut dianalisis, untuk melakukan model regresi linier
berganda kita harus memenuhi syarat asumsi klasik tersebut yaitu :

a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah residual yang diteliti
berdistribusi normal atau tidak. Distribusi data tidak normal, karena terdapat nilai
ekstrim data yang diambil.

b. Uji Multikolinieritas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah didalam model regresi linier
ditemukan adanya korelasi yang tinggi diantara variabel bebas. Untuk mengetahui
ada atau tidaknya multikolinieritas antar variabel dengan melihat nilai dari
variance inflation factor (VIF) dari masing-masing variabel independent terhadap
variabel dependent.
Pengambilan Keputusannya:
VIF > 10 maka diduga mempunyai persoalan multikolinieritas
VIF < 10 maka tidak terdapat multikolinieritas
Tolerence < 0,1maka diduga mempunyai persoalan
multikolinieritas
Tolerence > 0,1 maka tidak terdapat multikolinieritas

c. Uji Heteroskedastisitas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah didalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari suatu residual pengamatan ke pengamatan lain.
Untuk mendeteksi gejala heteroskedastisitas, dapat dilihat dengan menggunakan
grafik Scatterplot. Apabila data yang berbentuk titik-titik tidak membentuk suatu
pola atau menyebar, maka model regresi tidak terkena heteroskedastisitas.

d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear
terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada perode t dengan kesalahan
pengganggu pada periode (t-1) sebelumnya. Jika terjadi korelasi, maka
dinamakan ada problem autokorelasi.
Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan
satu sama lainnya. Residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu
observasi ke observasi lainya. Hal ini sering ditemukan pada data runtut waktu
(time series) karena gangguan pada individu atau kelompok yang sama atau pada
periode berikutnya.
Uji autokorelasi hanya dipakai untuk data time series (data yang diperoleh dalam
kurun waktu tertentu) seperti data laporan keuangan dan lain-lain. Sementara
untuk data cross section (data yang diperoleh secara bersamaan atau sekaligus
seperti penyebaran kuesioner) maka data tersebut tidak perlu dilakukan uji
autokorelasi.
Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari gejala autokorelasi. Ada
beberapa cara atau teknik yang dapat digunakan untuk mendeteksikan ada atau
tidaknya autokorelasi seperti uji durbin waston, uji lagrange multiplier (LM Test),
uji breucsh godfrey, dan uji run test. Dalam penelitian ini, akan digunakan uji
autokorelasi dengan Run Test. Run Test merupakan bagian dari statistik non
parametrik dapat digunakan untuk menguji apakah antar residual terhadap
korelasi yang tinggi atau tidak. Run Test ini mampu memberikan kesimpulan
yang lebih pasti ada masalah Autokorelasi/tidak.

2. Uji Hipotesis
a. Uji F (Uji Serentak)
Uji F (uji serentak) adalah untuk melihat apakah variabel independent secara
bersama-sama (serentak) berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap
variabel dependent. Melalui uji statistik dengan langkah-langkah sebagai berikut:
H0 : b1 = b2= 0
Artinya secara bersama-sama (serentak) tidak terdapat pengaruh yang positif dan
signifikan dari variabel independent ((Pajak Daerah (X1), Retribusi Daerah (X2)
dan dan variabel dependent adalah Pendapatan Asli Daerah (PAD).
H0 : b1 ≠ b1 ≠0
Artinya secara bersama-sama (serentak) terdapat pengaruh yang positif dan
signifikan dari variabel independent (Pajak Daerah (X1), Retribusi Daerah (X2)
dan dan variabel dependent adalah Pendapatan Asli Daerah (PAD). Nilai F hitung
akan dibandingkan dengan nilai Ftabel. Kriteria pengambilan keputusan, yaitu:
H0 diterima jika Fhitung ≤ Ftabel pada α = 5% dengan tingkat keyakinan 95%.
H1 diterima jika Fhitung > Ftabel pada α = 5% dengan tingkat keyakinan 95%.

b. Uji t (Uji Parsial)


Uji t dimaksudkan untuk melihat secara parsial apakah ada pengaruh yang
signifikan dari variabel independent (X) terhadap variabel dependent (Y). Bentuk
pengujiannya yaitu: Ho:bi = 0 (variabel independent secara parsial tidak
berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel dependent). HI:bi ≠ 0
(variabel independent secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap
variabel dependent).
Nilai thitung akan dibandingkan dengan nilai ttabel. Kriteria pengambilan keputusan,
yaitu:

H0 diterima bila thitung < ttabel atau thitung (-) > (-) ttabel pada α = 5%

H0 ditolak bila thitung > ttabel atau thitung (-) < (-) ttabel α = 5%

3. Pengujian Koefisien Determinan (R2)


Untuk mengetahui signifikansi variabel, harus dicari koefisien
determinasi (R2 ). Koefisien deteminasi melihat seberapa besar pengaruh variabel
independent terhadap variabel dependent. Koefisien determinan (R2 ) berkisar antara 0
(nol) sampai dengan 1 (satu), (0 ≤ R 2 ≤ 1). Bila deteminasi (R2 ) semakin kecil
(mendekati nol), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel independent
terhadap pengaruh variabel dependent semakin kecil. Hal ini berarti, model yang
digunakan tidak kuat untuk menerangkan pengaruh variabel independent terhadap
variabel dependent. Dan bila R2 mendekati 1, maka dapat dikatakan bahwa pengaruh
variabel independent adalah besar terhadap variabel dependent. Hal ini berarti, model
yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variabel independent
yang diteliti terhadap variabel dependent.

3.7 Model Analisis Data


Model Analisis Data merupakan suatu gambaran yang menjelaskan tentang
variabel-variabel yang akan digunakan untuk melakukan analisis data, sehingga dapat
di peroleh suatu kesimpulan. Penelitian ini menggunakan data kuantitatif dengan
mengguakan variabel independen yaitu Pajak Daerah, dan Retribusi Daerah
sedangkan variable dependen yang digunakan adalah Pendapatan Asli Daerah.
Model Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Regresi Linier
Berganda berdasarkan Model penelitian :
Rumus perhitungan persamaan regresi berganda adalah sebagai berikut:
Y= a + b1X1+b1X1+e

Dimana:

Y : Pendapatan Asli Daerah (PAD)

a : Konstanta

b1-b2 : Koefisien regresi

X1 : Pajak Daerah

X2 : Retribusi Daerah

E : Standard error

3.8 Uji Hipotesis (Jika Ada)


Uji hipotesis statistic menguji kebenaran teori yang digunakan. Uji hipotesis
statistic ditulis dengan menggunakan symbol :
H1 : Apakah ada pengaruh pajak daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Kabupaten/Kota di Banda Aceh
H2 : Apakah ada pengaruh Retribusi Daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Kabupaten/Kota di Banda Aceh
H3 : Apakah ada pengaruh Pajak Daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD)
kabupaten/Kota di Banda Aceh

Anda mungkin juga menyukai