Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

AUDIT SIKLUS PERSEDIAN DAN PERGUDANGAN

Dosen Pengampu : Maulana Kamal, SE.Ak., M.Si

Disusun Oleh :
Kelompok 3

Meilinda Tina Bella 1901103010123


Syifa Putri Khairani 1901103010124
Putri Ayu Lestari 1901103010110
Nelsifa Azkia 1901103010111
Siti Munjiah 1901103010132
Anggita Dwi Rahmah 1901103010141
Putri Gebrina Rizki 1901103010008
Fahmi Rizki 1901103010020

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, kami
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Audit Siklus Persedian dan Pergudangan.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Auditing II. Selain itu, makalah ini
bertujuan menambah wawasan serta memahami lebih dalam tentang Audit Siklus Persedian
dan Pergudangan.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Maulana Kamal, SE.Ak., M.Si selaku
dosen mata kuliah Auditing II yang telah memberikan kami arahan dan bimbingan sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan tepat waktu. Ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan
kritik yang membantu diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Banda Aceh, 31 Maret 2022

Kelompok 3
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1. AUDIT IKLUS PERSEDIAAN DAN PERGUDANGAN


Siklus persediaan dan pergudangan merupakan siklus yang unik karena
hubungannya yang erat dengan siklus transaksi lainnya. Bagi perusahaan manufaktur,
bahan baku memasuki siklus persediaan dan pergudangan dari siklus akuisisi dan
pembayaran, sementara tenaga kerja langsung memasukinya dari siklus penggajian dan
personalia. Siklus persediaan dan pergudangan diakhiri dengan penjualan barang dalam
siklus penjualan dan penagihan. Audit terhadap persediaan, terutama pengujian saldo
persediaan akhir tahun, sering kali merupakan bagian yang paling kompleks dan paling
menghabiskan waktu audit. Faktor-faktor yang mempengaruhi kompleksitas audit
persediaan termasuk :
- Persediaan sering kali merupakan akun terbesar pada neraca
- Persediaan sering kali berada pada lokasi yang berbeda, yang membuat pengendalian dan
perhitungan fisik menjadi sulit
- Sering kali sulit bagi auditor unutk mengamati dan menilai itempersediaan yang berbeda
seperti perhiasan, bahan kimia, dan suku cadang elektronik
- Penilaian persediaan juga sulit apabila estimasi keuasangan persediaan merupakan hal
yang penting dan apabila biaya manufaktur harus dialokasikan ke persediaan.
- Terdapat beberapa metode penilaian persediaan yang dapat diterima dan beberapa
organisasi mungkin ingin menggunakan metode penilaian yang berbeda unutk berbagai
bagain persediaan yang dapat diterima menurut prinsip-prinsip akuntansi yang diterima
umum.

1.1 FUNGSI BISNIS DALAM SIKLUS SERTA DOKUMEN DAN CATATAN


TERKAIT
Persediaan memiliki banyak bentuk yang berbeda, tergantung pada sifat
bisnisnya. Untuk bisnis ritel atau grosir, akun terbesar dalam laporan keuangan sering
kali berupa persediaan barang dagang yang tersedia untuk dijual. Untuk mempelajari
siklus persediaan dan pergudangan, kita akan menggunakan contoh perusahaan
manufaktur, yang persediaannya mungkin meliputi bahan baku, suku cadang dan
perlengkapan yang dibeli untuk digunakan dalam produksi, barang dalam proses
manufaktur, dan abrang jadi yang tersedia untuk dijual. Siklus persediaan dan
pergudangan dapat dianggap sebagai terdiri dari dua sistem terpisah tetapi terkait erat, di
mana yang satu melibatkan arus fisik bang dan yang lainnnya dengan biaya terkait. Enam
fungsi bisnis akan membentuk siklus persediaan dan pergudangan.

 Memroses Pesanan Pembelian


Siklus persediaan dan pergudangan dimulai dengan akuisisi bahan baku
untuk produksi. Pengendalian yang memadai terhadap pembelian harus
diselenggarakan apakah pembelian persediaan adalah berupa bahan baku suatu
perusahaan manufaktur atau barang jadi bagi perusahaan ritel. Permintaan
pembelian adalah formulir yang digunakan untuk meminta departemen pembelian
untuk memesan persediaan. Permintaan tersebut dapat dilakukan oleh personil
ruang penyimpanan bahan baku yang diperlukan, dengan perangkat lunak
computer yang terotomatisasi ketika bahan baku mencapai tingkat yang telah
ditentukan terlebih dahulu, dengan pesanan yang dilakukan atas abahan baku
yang diminta unutk memenuhi pesanan pelanggan, atau melalui pesanan yang
dilakukan atas dasar perhitungaan bahan baku secara periodik.

 Menerima Bahan Baku


Penerimaan bahan baku yang dipesan, yang juga merupakan bagian dari
siklus akuisisi dan pembayaran, melibatkan inspeksi atas bahan yang diterima
menyangkut kuantitas dan kualitasnya. Departemen penerimaan akan membuat
laporan penerimaan yang menjadi bagian dari dokumentasi sebelum pembayaran
dilakukan. Setelah inspeksi, bahan itu dikirim ke ruang penyimpanan dan slinan
dokumen penerimaan, atau pemebritahuan atau notifikasi elektronik mengenai
penerimaan barang, biasanya diserahkan ke bagian pembelian, ruang
penyimpanan, dan utang usaha. Pengendalian dan akuntabilitas merupakan hal
penting unutk semua transfer tersebut.
 Menyimpan Bahan Baku
Setelah diterima, bahan itu biasanya disimpan diruang penyimpanan.
Ketika departemen lainnya memerlukan bahan untuk produksi, personil ruang
penyimpanan menyerahkan permintaan bahan yang telah disetujui secara layak,
mengerjakan pesanan, atau dokumen serupa atau pemberitahuan elektronik yang
mengindikasikan jenis dan kuantitas bahan yang diperlukan. Dokumen
permintaan ini digunakan untuk memperbaharui file induk persediaan perpetual
dan mencatat transef dari akun bahan baku kea kun barang dalam proses.
Pembaharuan tersebut dilakukan secara otomatis dalam organisasi yang memiliki
sistem perangkat lunak akuntansi dan manajemen persediaan terintergrasi.

 Memproses Barang
Pemrosesan persediaan sangat bervariasi dari perusahaan ke perusahaan.
Perusahaan menentukan item dan kuantitas barang jadi yang akan dibuat
berdasarkan pesanan khusus dari pelanggan, peramalan penjualan, tingkat
persediaan barang jadi yang telah ditentukan sebelumnya, dan operasi produksi
yang ekonomis. Departemen pengendalian produksi yang terpisah sering kali
bertanggung jawab untuk menentukan provisi untuk memperhitungkan kuantitas
yang diproduksi, pengendalian atas sisa bahan, pengendalian kualitas, dan
perlindungan fisik bahan dalam proses. Setiap departemen produksi biasanya
bertanggung jawab untuk mereview laporan produksi dan sisa bahan yang dibuat
computer, yang menyediakan informasi yang bermanfaat bagi akuntansi untuk
mencatat transfer bahan dan menentukan biaya produksi. Sistem akuntansi biaya
yang memadai merupakan bagian penting dari pemrosesan fungsi barang bagi
semua perusahaan manufaktur. Sistem tersebut menunjukkan profitabilitas
relative produk untuk perencanaan dan pengendalian manajemen serta menilai
persediaan untuk menyusun laporan keuangan. Terdapat dua jenis sistem biaya :
sistem biaya pekerjaan dan sistem biaya proses, tetapi terdapat banyak variasi dan
kombinasi dari kedua sistem tersebut.dalam sistem biaya pekerjaan (job cost
system), biaya diakumulasikan oleh setiap pekrjaan ketika biaya dikeluarkan dan
biaya tenaga kerja terjadi. Dalam sistem biaya proses (process cost system), biaya
diakumulasikan berdasarkan proses, dengan biaya per unit untuk setiap proses
dibebankan ke produk melalui proses tersebut. Catatan akuntansi biaya terdiri dari
fileinduk, neraca lajur, dan laporan yang mengakumulasikan biaya bahan, tenaga
kerja, dan overhead berdasarkan pekerjaan atau proses ketika biaya tersebut
dikeluarkan. Ketika pekerjaan atau produk telah selesai, biaya yang terkait
ditransfer dari barang dalam proses ke barang jadi pada laporan departemen
produksi.

 Menyimpan Barang Jadi


Ketika barang jadi telah selesai, barang itu ditempatkan diruang
penyimoanan menunggu dikirim. Dalamperusahaan yang memiliki pengendalian
internal yang baik, barang jadi disimpan dibawah pengendalian fisik yang
terpisah, disuatu area dengan akses terbatas. Pengendalian barang sering kali
dianggap sebagai bagian dari siklus penjualan dan penagihan.

 Mengirimkan Barang Jadi


Pengiriman barang jadi merupakan bagian dari siklus penjualan dan
penagihan. Pengiriman actual barang kepada pelanggan dalam pertukaran dengan
kas atau aktiva lainnya, seperti piutang usaha, menciptakan pertukaran aktiva
yang diperlukan untuk memenuhi criteria pengakuan pendapatan. Untuk sebagian
besar transaksi penjualan, pengiriman actual merupakan pemicu untuk mengakui
piutang usaha terkait dan penjualan terkait dalam sistem akuntansi. Jadi,
pengiriman barang jadi harus diotorisasi oleh dokumen pengiriman yang disetujui
secara layak. Bagi banyak perusahaan, terdapat pergerakan barang secara fisik
dalam perusahaan ketika mentransfer persediaan dari bahan baku ke barang dalam
proses ke barang jadi. Serupa denga pengiriman barang jadi, transfer persediaan
dalam siklus persediaan dan pergudangan harus diotorisasi oleh dokumentasi
transfer yang layak untuk memastikan keakuratan transfer biaya antar akun
persediaan pada neraca.
2. BAGIAN AUDIT SIKLUS PERSEDIAAN DAN PERGUDANGAN
Tujuan keseluruhan dari audit siklus pesediaan dan pergudangan adalah untuk
menyediakan kepastian bahwa laporan keuangan memperhitungkan secara wajar bahan
baku, barang dalam proses, persediaan barang jadi dan harga pokok penjualan. Audit
siklus persediaan dan pergudangan dapat dibagi menjadi lima aktivitas yang berbeda
dalam siklus :
 Mengakuisisi dan mencatat bahan baku, tenaga kerja dan overhead
Bagian audit ini meliputi tiga fungsi pertama dalam gambar 21-2 hal
tersebut mencakup pemrosesan pesanan pembelian, penerimaan bahan baku dan
penyimpanan bahan baku. Auditor akan memahami pengendalian internal
terhadap ketiga fungsi tersebut dan kemudian melaksanakan pengujian
pengendalian serta pengujian substantif atas transaksi baik dalam siklus akuisisi
dan pembayaran maupun siklus penggajian dan personalia. Pengujian tersebut
harus memenuhi tujuan auditor bahwa pengendalian yang mempengaruhi akuisisi
bahan baku dan biaya manufaktur telah beroperasi secara efektif, serta bahwa
transaksi akuisisi telah dinyatakan secara benar.

 Menstransfer secara internal aktiva dan biaya


Transfer internal persediaan meliputi fungsi keempat dan kelima pada
gambar… yaitu memproses barang dan menyiapkan barang jadi. Klien
memperhitungkan aktivitas tersebut dalam catatan akuntansi biaya, yang
independen dengan siklus lainnya dan diuji sebagai bagian dari audit siklus
persediaan dan perguadangan.

 Mengirimkan barang dan mencatat pendapatan serta biaya


Pencatatan pengiriman dan biaya terkait merupakan fungsi terakhir yang
diperlihatkan pada gambar… karena fungsi tersebut merupakan bagian dari siklus
penjualan dan penagihan, auditor harus memahami dan menguji pengendalian
internal terhadap pencatatan pengiriman sebagai bagian dari audit siklus tersebut,
termasuk prosedur untuk memverifikasi keakuratan pengkreditan ke persediaan
yang dicatat dalam file induk persediaan perpetual.
 Mengamati persediaan secara fisik
Auditor harus mengamati klien yang melakukan perhitungan fisik
persediaan untuk menetukan apakah persediaan yang tercatat benar-benar ada
pada tanggal neraca dan dihitung secara benar oleh klien. Pemeriksaan fisik
merupakan jenis bukti yang penting yang digunakan untuk memverifikasi
keeradaan dan perhitungan persediaan.

 Menetapkan harga dan mengkompilasi persediaan.


Biaya yang digunakan untuk menilai persediaan harus diuji guna
menetukan apakah klien telah mengikuti secara benar metode persediaan yang
sesuai baik dengan prisip-prinsip akuntansi yang diterima umum maupun
konsisten dengan tahun sebelumnya. Prosedur audit yang digunakan untuk
memverifikasi biaya-biaya tersebut disebut sebagai pengujian harga. Selain itu,
auditor juga harus melaksanakan pengujian kompilasi persediaan (inventory
compilation tests), yang merupakan pengujian untuk memverivikasi apakah
perhitungan fisik telah diikhtisarkan secara benar, kuantitas dan haga persediaan
telah dikalikan dengan benar dan persediaan yang dikalikan difooting secara
benar pada saldo persdiaan buku besar umum yang sama.

3. AUDIT AKUNTANSI BIAYA


Pengendalian Akuntansi Biaya (Cost Accounting Records) Adalah pengendalian
yang berhubungan dengan pemrosesan yang mempenaruhi persediaan fisik dan
penelusuran biaya terkait dari saat bahan baku diminta hingga produk selesai dibuat dan
ditransfer ke penyimpanan. Jadi pengendalian tersebut dapat dibagi ke dalam dua
ketegori luas :
 Pengendalian fisik terhadap bahan baku, barang dalam proses dan persediaan
barang jadi.
 Pengendalian terhadap biaya terkait.

Hampir semua perusahaan memerlukan pengendalian fisik terhadap aktivanya


untuk mencegah kerugian akibat penyalahgunaaan dan pencurian. Untuk melindungi
aktiva, sebagian besar perusahaan memisahkan secara fisik dan membatasi akses ke area
penyimpanan bahan baku, barang dalam proses, serta barang jadi untuk mengendalikan
pergerakan persediaan.

3.1 PENGUJIAN AKUNTANSI BIAYA


Memahami pengendalian internal dalam sistem akuntansi biaya, menilai risiko
pengendalian yang direncanakan, menentukan luas pengujian pengendalian, serta
merancang pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi untuk
memenuhi tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi. Auditor sangat memperhatikan
empat aspek akuntansi biaya berikut :
 Pengendalian Fisik Terhadap Persediaan
Auditor menguji pengendalian fisik terhadap bahan baku, barang dalam
proses, dan barang jadi yang umumnya terbatas pada observasi serta pengajuan
pertanyaan. Auditor dapat memeriksa area penyimpanan bahan baku untuk
menentukan apakah persediaan sudah dilindungi dari pencurian dan
penyalahgunaan dengan menggunakan kunci atau ukuran keamanan lainnya,
termasuk custodian persediaan.

 Dokumen dan Catatan untuk Mentransfer Persediaan


Ketika mengaudit transfer persediaan, pertama auditor harus memahami
pengendalian internal klien untuk mencatat transfer sebelum dapat melaksanakan
pengujian yang relavan. Setelah memahami pengendalian internal, auditor dapat
dengan mudak melaksanakan pengujian pengendalian atau pengujian substantif
atas transaksi dengan memeriksa dokumen serta catatan untuk menguji tujuan
keterjadian dan keakuratan bagi transfer barang dari ruang penyimpanan bahan
baku ke lini perakitan menufaktur. Auditor juga membandingkan catatan produksi
dengan file induk persediaan perpetual untuk memastikan bahwa semua barang
yang diproduksi telah dikirm secara fisik ke ruang penyimpanan barang jadi.

 File Induk Persediaan Perpetual


Reliabilitas file induk persediaan perpetual mempengaruhi penetapan
waktu dan luas pemeriksaan fisik persediaan oleh auditor. Jika file induk
persediaan perpetual sudah akurat, auditor dapat menguji persediaan fisik sebelum
tanggal neraca. Persediaan fisik interim dapat menghasilkan penghematan biaya
yang signifikan baik bagi klien maupun auditor, dan memungkinkan audit
diselesaikan lebih awal. Auditor juga dapat mengurangi pengujian atas
perhitungan persediaan fisik apabila klien memiliki catatan persediaan perpetual
yang dapat diandalkan dan menilai rendah risiko pengendalian yang terkait
dengan observasi fisik persediaan. Auditor menguji file induk persediaan
perpetual dengan memeriksa dokumentasi yang mendukung penambahan dan
pengurangan jumlah persediaan dalam file induk. Auditor menguji catatan
perpetual untuk akuisisi bahan baku dalam siklus akuisisi dan pembayaran,
sementara pengurangan barang jadi untuk penjualan diuji dalam siklus penjualan
dan penagihan.

 Catatan Biaya Per Unit


Ketika menguji catatan biaya perseiaan, pertama auditor harus memahami
pengendalian internal dalam sistem akuntansi biaya. Pemahaman ini dapat
menghabiskan waktu karena arus biaya diintegrasikan dengan catatan akuntansi
dalam tiga siklus lainnya: akuisisi dan pembayaran, penggajian dan personalia,
serta penjualan dan penagihan. Setelah auditor memahami pengendalian internal
yang mempengaruhi catatan akuntansi biaya, pendekatan untuk melakukan
verifikasi internal atas catatan akuntansi biaya, pendekatan untuk melakukan
verifikasi internal atas catatan akuntansi biaya. Biasanya auditor menguji catatan
akuntansi biaya sebagai bagian dari pengujian akuisisi, penggajian, dan penjualan
untuk menghindari menguji catatan lebih dari satu kali dan untuk meningkatkan
efisiensi audit. Ketika menguji transaksi akuisisi, auditor harus menelusuri unit
dan biaya per unit bahan baku ke penambahan yang dicatat dalam file induk
persediaan perpetual serta total biaya ke catatan akuntansi biaya.

4. PROSEDUR ANALITIK UNTUK AKUN - AKUN DALAM SIKLUS


PERSEDIAAN DAN PERGUDANGAN
Prosedur analitis merupakan hal yang penting dalam mengaudit persediaan dan
pergudangan seperti pada semua siklus lainnya. Selain melaksanakan prosedur analitis
yang memeriksa hubungan saldo akun persediaan dengan akun laporan keuangan lainnya.
Rasio yang dapat digunakan dalam prosedur analitis, antara lain :
 Rate of gross profit, yaitu laba kotor dibagi dengan penjualan bersih.
 Merchandise inventory turnover, yaitu harga pokok penjualan dibagi dengan
persediaan barang dagangan rata-rata.
 Number of sales in inventory, yaitu 365 dibagi dengan merchandise inventory
turnover.
 Rasio persediaan per aktiva lancar, yaitu persediaan dibagi dengan total aktiva
lancar.
 Rasio yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan rasio sebelumnya, anggaran
dan data industri rata-rata. Prosedur pengujian ini berkaitan erat dengan asersi
keberadaan atau keterjadian, kelengkapan, dan penilaian atau alokasi.

Prosedur Analitis untuk Siklus Persediaan dan Pergudangan


Prosedur analitis Kemungkinan salah saji
Membandingkan persentase margin kotor Lebih saji atau kurang saji persediaan dan
dengan tahun sebelumnya harga pokok penjualan
Membandingkan perputaran persediaan (harga Persediaan yang using, yang mempengaruhi
pokok penjualan dibagi dengan persediaan persediaan dan harga pokok penjualan.
rata-rata) dengan tahun sebelumnya. Lebih saji atau kurang saji persediaan
Membandingkan biaya per unit persediaan Lebih saji atau kurang saji biaya per unit, yang
dengan tahun sebelumnya mempengaruhi persediaan dan harga pokok
penjualan.
Membandingkan nilai persediaan yang Salah saji dalam kompilasi, biaya per unit, atau
ditambahkan dengan tahun sebelumnya perkalian, yang mempengaruhi persediaan dan
harga pokok penjualan
Membandingkan biaya manufaktur tahun Salah saji biaya per unit persediaan, terutama
berjalan dengan tahun sebelumnya ( biaya tenaga kerja langsung dan overhead
variable harus disesuaikan dengan perubahan manufaktur, yang mempengaruhi persediaan
dengan volume) dan harga pokok penjualan

5. MERANCANG DAN MELAKSANAKAN PENGUJIAN AUDIT OBSERVASI


FISIK ATAS PERSEDIAAN.

Pengendalian Terhadap Perhitungan Fisik


 Instruksi klien yang benar untuk melakukan perhitungan fisik
 Supervisi oleh personil perusahaan yang bertanggung jawab
 Verifikasi internal yang independen atas perhitungan yang dilakukan oleh
personel klien lainnya
 Rekonsiliasi independen antara perhitungan fisik dengan file induk persediaan
perpetual
 Pengendalian klien yang memadai terhadap lembar perhitungan atau tag

Keputusan Audit
 Penetapan Waktu
Auditor harus memutuskan apakah perhitungan fisik dapat dilakukan
sebelum akhir tahun terutama atas dasar keakuratan file induk persediaan
perpetual. Jika klien melakukan perhitungan fisik interim, dimana auditor hanya
akan setuju apabila pengendalian internalnya efektif, auditor akan mengamati
perhitungan persediaan pada saat itu, dan juga menguji transaksi yang dicatat
dalam catatan persediaan perpetual dari tanggal perhitungan hingga akhir tahun.
Jika catatan perpetual sudah akurat dan pengendalian terkait beroperasi secara
efektif, mungkin klien tidak perlu menghitung semua persediaan pada akhir tahun.
Sebaliknya, jika tidak terdapat catatan perpetual dan persediaan berjumlah
material, klien harus menghitung persediaan fisik secara menyeluruh mendekati
akhir periode akuntansi

 Ukuran Sampel
Jumlah item persediaan yang harus dihitung auditor sulit dirinci karena
auditor berfokus pada mengamati prosedur klien dan bukan pada memilih item
yang akan diuji. Demi kemudahan, ukuran sampel dalam observasi fisik dapat
dipertimbangkan dalam istilah total jam yang dihabiskan dan bukan jumlah item
persediaan yang dihitung.

 Pemilihan Item
Ketika mengamati klien yang menghitung persediaan, auditor harus
berhati-hati untuk :
- Mengamati perhitungan item-item yang paling signifikan dan sampel
representatif dari item persediaan yang umum.
- Menyelidiki item yang mungkin telah using atau rusak.
- Membahas dengan manajemen menyangkut alasan mengeluarkan item
yang material.

 Observasi Fisik Persediaan


Bagian yang paling penting dari observasi persediaan adalah menentukan
apakah perhitungan fisik telah dilakukan sesuai denga instruksi klien. Untuk
melakukan hal ini secara efektif, auditor harus hadir ketika perhitungan fisik
dilakukan. Jika karyawan klien tidak mengikuti instruksi persediaan, auditor
harus menghubungi penyelia untuk memecahkan masalah atau memodifikasi
prosedur observasi fisik.

Tujuan Audit yang Berkaitan dengan Saldo dan Pengujian atas Rincian Saldo
untuk Observasi Persediaan Fisik
Tujuan Audit yang Berkaitan Prosedur Observasi Persediaan Komentar
dengan Saldo yang Umum
Eksistensi : Persedian yang 1. Memilih sampel acak Tujuannya adalah untuk
dicatat pada tag memang ada. nomor tag dan mengungkapkan pencantuman
mengidentifikasi tag dengan item yang tidak ada sebagai
nomor yang dilampirkan pada persediaan.
persediaan actual.
2. Mengamati apakah terjadi
pergerakan persediaan selama
perhitungan.
Kelengkapan : Persediaan 1. Memeriksa persediaan Perhatian khusus harus
yang ada dihitung dan diberi untuk memastikan bahwa diarahkan pada pengilangan
tag, dan tag diperhitungkan persediaan telah diberi tag. bagian persediaan yang besar.
untuk memastikan tidak ada Mengamati apakah terjadi
yang hilang. pergerakan persediaan selama Pengujian ini harus dilakukan
perhitungan. pada penyelesaian perhitungan
2. Menyelidiki persediaan di fisik.
lokasi lainnya.
3. Memperhitungkan semua Pengujian ini harus dilakukan
tag yang digunakan dan tidak pada penyelesaian perhitungan
digunakan untuk memastikan fisik.
tidak ada yang hilang atau
dihilangkan secara sengaja.
4. Mencatat nomor tag yang
digunakan dan tidak
digunakan untuk tindak lanjut
berikutnya.
Keakuratan : Persediaan 1. Menghitung ulang Pencatatan perhitungan klien
dihitung secara akurat. perhitungan klien untuk dalam file audit pada lembar
memastikan perhitungan yang perhitungan persediaan
dicatat pada tag sudah akurat ( dilakukan karena dua alasan :
juga mengecek deskripsi dan untuk memperoleh
unti perhitungan, seperti lusin dokumentasi bahwa
atau gross). pemeriksaan fisik yang
2. Membandingkan memadai telah dilakukan, dan
perhitungan fisik dengan file untuk menguji kemungkinan
induk persediaan perpetual. bahwa klien mengubah
3. Mencatat perhitungan klien perhitungan yang tercatat
untuk pengujian selanjutnya. setelah auditor meninggalkan
premis.
Classiffication : Persediaan 1. Memeriksa deskripsi Pengujian tersebut akan
diklasifikasikan dengan benar persediaan pada tag dan dilakukan sebagai bagian dari
pada tag. membandingkannya dengan prosedur pertama dalam
persediaan actual bahan baku, tujuan keakuratan.
barang dalam proses, dan
barang jadi.
2. Mengevaluasi apakah
presentase penyelesaian yang
dicatat pada tag untuk barang
dalam proses sudah layak.
Cutoff : Informasi diperoleh 1. Mencatat dalam file audit Memperoleh informasi cut off
untuk memastikan pembelian untuk tindak lanjut berikutnya yang tepat untuk penjualan
dan penjualan persediaan atas nomor dokumen dan akuisisi merupakan bagian
dicatat pada periode yang pengiriman terakhir yang yang penting dari observasi
benar. digunakan pada akhir tahun. persediaan.
2. Memastikan persediaan
untuk item-item diatas
dikecualikan dari perhitungan
fisik.
3. Mereview area pengiriman
untuk persediaan yang
dipisahkan dari pengiriman
tetapi belum diperhitungkan.
4. Mencatat dalam file audit
untuk tindak lanjut berikutnya
atas nomor laporan
pengiriman terakhir yang
digunakan pada akhir tahun.
5. Memastikan persediaan
untuk item-item diatas
dilibatkan dalam perhitungan
fisik.
6. Mereview area penerimaan
untuk persediaan yang harus
dilibatkan dalam perhitungan
fisik.
Realizable Value : Persediaan Menguji persediaan yang
yang usang dan tidak dapat usang dengan menanyakan
digunakan dikecualikan atau karyawan pabrik dan
dicatat. manajemen serta mewaspadai
item yang rusak, berkarat atau
ditutupi debu, atau berlokasi
di tempat yang tidak layak.
Right : Klien memiliki hak 1. Menanyakan tentang
atas persediaan yang dicatat konsinyasi atau persediaan
pada tag. pelanggan yang dicantumkan
dalam premis klien.
2. Mewaspadai akan
persediaan yang dipisahkan
atau diberi tanda khusus
sebagai indikasi kepemiikan.

Tujuan Audit yang Berkaitan dengan Saldo Prosedur Observasi Persediaan yang Umum
Classiffication : Persediaan diklasifikasikan 1. Memeriksa deskripsi persediaan pada tag
dengan benar pada tag. dan membandingkannya dengan persediaan
actual bahan baku, barang dalam proses, dan
barang jadi.
2. Mengevaluasi apakah presentase
penyelesaian yang dicatat pada tag untuk
barang dalam proses sudah layak.
Cutoff : Informasi diperoleh untuk 1. Mencatat dalam file audit untuk tindak lanjut
memastikan pembelian dan penjualan berikutnya atas nomor dokumen pengiriman
persediaan dicatat pada periode yang benar. terakhir yang digunakan pada akhir tahun.
2. Memastikan persediaan untuk item-item
diatas dikecualikan dari perhitungan fisik.
3. Mereview area pengiriman untuk persediaan
yang dipisahkan dari pengiriman tetapi belum
diperhitungkan.
4. Mencatat dalam file audit untuk tindak lanjut
berikutnya atas nomor laporan pengiriman
terakhir yang digunakan pada akhir tahun.
5. Memastikan persediaan untuk item-item
diatas dilibatkan dalam perhitungan fisik.
6. Mereview area penerimaan untuk persediaan
yang harus dilibatkan dalam perhitungan fisik.
Realizable Value : Persediaan yang usang dan Menguji persediaan yang usang dengan
tidak dapat digunakan dikecualikan atau menanyakan karyawan pabrik dan manajemen
dicatat. serta mewaspadai item yang rusak, berkarat
atau ditutupi debu, atau berlokasi di tempat
yang tidak layak.
Right : Klien memiliki hak atas persediaan 1. Menanyakan tentang konsinyasi atau
yang dicatat pada tag. persediaan pelanggan yang dicantumkan dalam
premis klien.
2. Mewaspadai akan persediaan yang
dipisahkan atau diberi tanda khusus sebagai
indikasi kepemiikan.

6. AUDIT PENETAPAN HARGA DAN KOMPILASI


Auditor harus memverifikasi bahwa perhitungan fisik atau kuantitas catatan
perpetual sudah diberi harga dan dikompilasi dengan benar. Pengujian harga persediaan
mencakup semua pengujian atas harga per unit klien untuk menentukan apakah hal itu
sudah benar. Pengujian kompilasi persediaan termasuk menguji ikhtisar perhitungan
persediaan klien, menghitung kembali harga dikalikan dengan kuantitas, menfooting
ikhtisar persediaan, dan menelusuri total ke buku besar umum.

6.1 Pengendalian Penetapan Harga dan Kompilasi


Catatan biaya standar yang mengindikasikan varians biaya bahan, tenaga
kerja, dan overhead, sangat membantu dalam mengevaluasi kelayakan catatan
produksi jika manajemen memiliki prosedur untuk mempertahankan standar
tersebut tetap mutakhir terhadap perubahan proses produksi dan biaya.
Manajemen juga harus memiliki seseorang yang independen dari departemen
yang bertanggung jawab menentukan biaya mereview kelayakannya.
Klien memerlukan pengendalian internal atas kompilasi persediaan untuk
memastikan bahwa perhitungan fisik telah diikhtisarkan dengan benar, diberi
harga pada jumlah yang sama seperti catatan perunit, dikalikan dan ditotalkan
dengn benar, serta dicantumkan dalam file induk persediaan perpetual dan akun
persediaan di buku besar umum terkait pada jumlah yang tepat.

6.2 Prosedur penetapan Harga dan Kompilasi


Auditor dapat menerapkan tujuan dengan menggunakan informasi yang
diperoleh dari klien sebagai kerangka referensi, termasuk deskripsi setiap item
persediaan, kuantitas, harga perunit, dan nilai total. Kita mengasumsikan bahwa
informasi yang direfleksikan dalam listing persediaan perpetual dicatat sesuai
urutan deskripsi item persediaan, dengan bahan baku, barang dalam proses, dan
barang jadi disajikan secara terpisah. Totalnya harus sama dengan saldo buku
besar umum.

6.3 Penilaian Persediaan


Saat melakukan pengujian penilaian persediaan, auditor menghadapi tiga
permasalahan. Pertama, metode nya harus sesuai dengan standar akuntansi.
Kedua, penerapan metodenya harus konsisten dari tahun ke tahun. Ketiga, biaya
persediaan versus nilai pasar harus dipertimbangkan.

6.4 Penetapan Harga Persediaan yang Dibeli 

Jenis persediaan utama yang termasuk dalam kategori ini yaitu bahan
baku, suku cadang yang dibeli, dan perlengkapan. Sebagai langkah pertama
dalam memverifikasi penilaian persediaan yang dibeli, auditor harus menentukan
apakah klien menggunakan metode FIFO, LIFO, rata-rata tertimbang, atau
beberapa metode penilaian lainnya. Auditor juga harus menentuka biaya mana
yang akan dilibatkan dalam penilaian item persediaan.

The majority of external auditors depend on internal auditors with-in a


limited span of time and such dependency needs to increase in the future [63]. To
make decisions regarding the level of depend-ency on the works of internal
auditors, external auditors need to assess the quality of the internal audit. Most of
the work of inter-nal auditors may be useful for external auditors in determining
the nature, the duration, and the span of work of the audit . (Islahuzzaman:2018)

Audit Penetapan Harga dan Kompilasi.

 Penetapan Harga Persediaan yang Dibuat

Pada penetapan harga barang dalam proses dan barang jadi, auditor harus
mempertimbangkan biaya bahan baku, tenaga kerja langsung, dan overhead
manufaktur. Keharusan untuk memverifikasi setiap hal tersebut membuat audit
atas persediaan barang dalam proses dan barang jadi menjadi lebih kompleks
ketimbang audit atas persediaan yang dibeli. Dalam menetapkan harga bahan
baku untuk membuat produk, auditor harus mempertimbangkan baik biaya per
unit bahan baku maupun jumlah unit yang diperlukan untuk membuat unit output.

 Harga Pokok atau Harga Pasar

Dalam menetapkan harga persediaan, auditor harus mempertimbangkan


apakah biaya penggantian atau nilai realisasi bersih yang lebih rendah dari biaya
historis. untuk barang jadi dan bahan baku yang dibeli, auditor dapat menguji
biaya penggantian dengan memeriksa faktur vendor periode selanjutnya atau
faktur saat ini jika tidak ada pembelian yang dilakukan atas item persediaan
setelah akhir tahun.

7. INTEGRASI BERBAGAI BAGIAN DALAM DARI AUDIT SIKLUS


PERSEDIAAN DAN PERDAGANGAN
Integrasi Pengujian

 Pengujian Siklus Akuisisi dan Pembayaran

Ketika memverifikasi akuisisi persediaan sebagai bagian dari pengujian


siklus akuisisi dan pembayaran, auditor juga memperoleh bukti mengenai
keakuratan bahan baku yang diperoleh dan semua biaya overhead manufaktur
yang dikeluarkan kecuali tenaga kerja. Biaya akuisisi tersebut mengalir secara
langsung ke harga pokok penjualan atau menjadi bagian terbesar dari persediaan
akhir bahan baku, barang dalam proses dan barang jadi.

 Pengujian Siklus Penggajian dan Personalia

Ketika auditor memverifikasi biaya tenaga kerja, kondisi yang sama juga
berlaku seperti untuk akuisisi. Dalam sebagian besar kasus, catatan akuntansi
biaya untuk biaya tenaga kerja langsung dan tidak langsung dapat diuji sebagai
bagian dari audit siklus penggajian dan personalia.

 Pengujian Siklus Penjualan dan Penagihan

Hubungan antara siklus penjualan dan penagihan serta siklus persediaan


dan pergudangan tidak seerat seperti dua siklus yang dibahas. Akan tetapi,
sebagian besar pengujian audit atas penyimpangan barang jadi, serta pengiriman
dan pencatatan penjualan, dapat dilakukan ketika siklus penjualan dan penagihan
diuji. Jika klien menggunakan catatan biaya standar, auditor mungkin bisa
menguji harga pokok penjualan standar bersamaan dengan dilaksanakannya
pengujian penjualan.

 Pengujian Akuntansi Biaya

Pengujian atas catatan akuntansi biaya merupakan sarana untuk


memverifikasi pengendalian yang mempengaruhi persediaan karena auditor tidak
memverifikasi sebagai bagian dari pengujian atas ketiga siklus sebelumnya.
Auditor menguji pengendalian fisik, transfer biaya bahan baku ke barang dalam
proses, transfer biaya barang yang telah selesai ke barang jadi, file induk
perusahaan perpetual dan catatan biaya per unit.

 Persediaan Fisik, Penetapan Harga, dan Kompilasi

Persediaan fisik, penetapan harga, dan kompilasi sama pentingnya bagi


audit persediaan karena salah saji dalam salah satu aktivitas dapat menyebabkan
persediaan dan harga pokok penjualan disalahsajikan. Dalam menguji persediaan
fisik, auditor mungkin sangat tergantung pada file induk persediaan perpetual jika
file itu telah diuji sebagai bagian dari salah satu atau lebih siklus yang telah
dibahas dan dianggap dapat diandalkan .

Anda mungkin juga menyukai