Disusun Oleh :
Kelompok 3
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, kami
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Audit Siklus Persedian dan Pergudangan.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Auditing II. Selain itu, makalah ini
bertujuan menambah wawasan serta memahami lebih dalam tentang Audit Siklus Persedian
dan Pergudangan.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Maulana Kamal, SE.Ak., M.Si selaku
dosen mata kuliah Auditing II yang telah memberikan kami arahan dan bimbingan sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan tepat waktu. Ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan
kritik yang membantu diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Kelompok 3
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
Memproses Barang
Pemrosesan persediaan sangat bervariasi dari perusahaan ke perusahaan.
Perusahaan menentukan item dan kuantitas barang jadi yang akan dibuat
berdasarkan pesanan khusus dari pelanggan, peramalan penjualan, tingkat
persediaan barang jadi yang telah ditentukan sebelumnya, dan operasi produksi
yang ekonomis. Departemen pengendalian produksi yang terpisah sering kali
bertanggung jawab untuk menentukan provisi untuk memperhitungkan kuantitas
yang diproduksi, pengendalian atas sisa bahan, pengendalian kualitas, dan
perlindungan fisik bahan dalam proses. Setiap departemen produksi biasanya
bertanggung jawab untuk mereview laporan produksi dan sisa bahan yang dibuat
computer, yang menyediakan informasi yang bermanfaat bagi akuntansi untuk
mencatat transfer bahan dan menentukan biaya produksi. Sistem akuntansi biaya
yang memadai merupakan bagian penting dari pemrosesan fungsi barang bagi
semua perusahaan manufaktur. Sistem tersebut menunjukkan profitabilitas
relative produk untuk perencanaan dan pengendalian manajemen serta menilai
persediaan untuk menyusun laporan keuangan. Terdapat dua jenis sistem biaya :
sistem biaya pekerjaan dan sistem biaya proses, tetapi terdapat banyak variasi dan
kombinasi dari kedua sistem tersebut.dalam sistem biaya pekerjaan (job cost
system), biaya diakumulasikan oleh setiap pekrjaan ketika biaya dikeluarkan dan
biaya tenaga kerja terjadi. Dalam sistem biaya proses (process cost system), biaya
diakumulasikan berdasarkan proses, dengan biaya per unit untuk setiap proses
dibebankan ke produk melalui proses tersebut. Catatan akuntansi biaya terdiri dari
fileinduk, neraca lajur, dan laporan yang mengakumulasikan biaya bahan, tenaga
kerja, dan overhead berdasarkan pekerjaan atau proses ketika biaya tersebut
dikeluarkan. Ketika pekerjaan atau produk telah selesai, biaya yang terkait
ditransfer dari barang dalam proses ke barang jadi pada laporan departemen
produksi.
Keputusan Audit
Penetapan Waktu
Auditor harus memutuskan apakah perhitungan fisik dapat dilakukan
sebelum akhir tahun terutama atas dasar keakuratan file induk persediaan
perpetual. Jika klien melakukan perhitungan fisik interim, dimana auditor hanya
akan setuju apabila pengendalian internalnya efektif, auditor akan mengamati
perhitungan persediaan pada saat itu, dan juga menguji transaksi yang dicatat
dalam catatan persediaan perpetual dari tanggal perhitungan hingga akhir tahun.
Jika catatan perpetual sudah akurat dan pengendalian terkait beroperasi secara
efektif, mungkin klien tidak perlu menghitung semua persediaan pada akhir tahun.
Sebaliknya, jika tidak terdapat catatan perpetual dan persediaan berjumlah
material, klien harus menghitung persediaan fisik secara menyeluruh mendekati
akhir periode akuntansi
Ukuran Sampel
Jumlah item persediaan yang harus dihitung auditor sulit dirinci karena
auditor berfokus pada mengamati prosedur klien dan bukan pada memilih item
yang akan diuji. Demi kemudahan, ukuran sampel dalam observasi fisik dapat
dipertimbangkan dalam istilah total jam yang dihabiskan dan bukan jumlah item
persediaan yang dihitung.
Pemilihan Item
Ketika mengamati klien yang menghitung persediaan, auditor harus
berhati-hati untuk :
- Mengamati perhitungan item-item yang paling signifikan dan sampel
representatif dari item persediaan yang umum.
- Menyelidiki item yang mungkin telah using atau rusak.
- Membahas dengan manajemen menyangkut alasan mengeluarkan item
yang material.
Tujuan Audit yang Berkaitan dengan Saldo dan Pengujian atas Rincian Saldo
untuk Observasi Persediaan Fisik
Tujuan Audit yang Berkaitan Prosedur Observasi Persediaan Komentar
dengan Saldo yang Umum
Eksistensi : Persedian yang 1. Memilih sampel acak Tujuannya adalah untuk
dicatat pada tag memang ada. nomor tag dan mengungkapkan pencantuman
mengidentifikasi tag dengan item yang tidak ada sebagai
nomor yang dilampirkan pada persediaan.
persediaan actual.
2. Mengamati apakah terjadi
pergerakan persediaan selama
perhitungan.
Kelengkapan : Persediaan 1. Memeriksa persediaan Perhatian khusus harus
yang ada dihitung dan diberi untuk memastikan bahwa diarahkan pada pengilangan
tag, dan tag diperhitungkan persediaan telah diberi tag. bagian persediaan yang besar.
untuk memastikan tidak ada Mengamati apakah terjadi
yang hilang. pergerakan persediaan selama Pengujian ini harus dilakukan
perhitungan. pada penyelesaian perhitungan
2. Menyelidiki persediaan di fisik.
lokasi lainnya.
3. Memperhitungkan semua Pengujian ini harus dilakukan
tag yang digunakan dan tidak pada penyelesaian perhitungan
digunakan untuk memastikan fisik.
tidak ada yang hilang atau
dihilangkan secara sengaja.
4. Mencatat nomor tag yang
digunakan dan tidak
digunakan untuk tindak lanjut
berikutnya.
Keakuratan : Persediaan 1. Menghitung ulang Pencatatan perhitungan klien
dihitung secara akurat. perhitungan klien untuk dalam file audit pada lembar
memastikan perhitungan yang perhitungan persediaan
dicatat pada tag sudah akurat ( dilakukan karena dua alasan :
juga mengecek deskripsi dan untuk memperoleh
unti perhitungan, seperti lusin dokumentasi bahwa
atau gross). pemeriksaan fisik yang
2. Membandingkan memadai telah dilakukan, dan
perhitungan fisik dengan file untuk menguji kemungkinan
induk persediaan perpetual. bahwa klien mengubah
3. Mencatat perhitungan klien perhitungan yang tercatat
untuk pengujian selanjutnya. setelah auditor meninggalkan
premis.
Classiffication : Persediaan 1. Memeriksa deskripsi Pengujian tersebut akan
diklasifikasikan dengan benar persediaan pada tag dan dilakukan sebagai bagian dari
pada tag. membandingkannya dengan prosedur pertama dalam
persediaan actual bahan baku, tujuan keakuratan.
barang dalam proses, dan
barang jadi.
2. Mengevaluasi apakah
presentase penyelesaian yang
dicatat pada tag untuk barang
dalam proses sudah layak.
Cutoff : Informasi diperoleh 1. Mencatat dalam file audit Memperoleh informasi cut off
untuk memastikan pembelian untuk tindak lanjut berikutnya yang tepat untuk penjualan
dan penjualan persediaan atas nomor dokumen dan akuisisi merupakan bagian
dicatat pada periode yang pengiriman terakhir yang yang penting dari observasi
benar. digunakan pada akhir tahun. persediaan.
2. Memastikan persediaan
untuk item-item diatas
dikecualikan dari perhitungan
fisik.
3. Mereview area pengiriman
untuk persediaan yang
dipisahkan dari pengiriman
tetapi belum diperhitungkan.
4. Mencatat dalam file audit
untuk tindak lanjut berikutnya
atas nomor laporan
pengiriman terakhir yang
digunakan pada akhir tahun.
5. Memastikan persediaan
untuk item-item diatas
dilibatkan dalam perhitungan
fisik.
6. Mereview area penerimaan
untuk persediaan yang harus
dilibatkan dalam perhitungan
fisik.
Realizable Value : Persediaan Menguji persediaan yang
yang usang dan tidak dapat usang dengan menanyakan
digunakan dikecualikan atau karyawan pabrik dan
dicatat. manajemen serta mewaspadai
item yang rusak, berkarat atau
ditutupi debu, atau berlokasi
di tempat yang tidak layak.
Right : Klien memiliki hak 1. Menanyakan tentang
atas persediaan yang dicatat konsinyasi atau persediaan
pada tag. pelanggan yang dicantumkan
dalam premis klien.
2. Mewaspadai akan
persediaan yang dipisahkan
atau diberi tanda khusus
sebagai indikasi kepemiikan.
Tujuan Audit yang Berkaitan dengan Saldo Prosedur Observasi Persediaan yang Umum
Classiffication : Persediaan diklasifikasikan 1. Memeriksa deskripsi persediaan pada tag
dengan benar pada tag. dan membandingkannya dengan persediaan
actual bahan baku, barang dalam proses, dan
barang jadi.
2. Mengevaluasi apakah presentase
penyelesaian yang dicatat pada tag untuk
barang dalam proses sudah layak.
Cutoff : Informasi diperoleh untuk 1. Mencatat dalam file audit untuk tindak lanjut
memastikan pembelian dan penjualan berikutnya atas nomor dokumen pengiriman
persediaan dicatat pada periode yang benar. terakhir yang digunakan pada akhir tahun.
2. Memastikan persediaan untuk item-item
diatas dikecualikan dari perhitungan fisik.
3. Mereview area pengiriman untuk persediaan
yang dipisahkan dari pengiriman tetapi belum
diperhitungkan.
4. Mencatat dalam file audit untuk tindak lanjut
berikutnya atas nomor laporan pengiriman
terakhir yang digunakan pada akhir tahun.
5. Memastikan persediaan untuk item-item
diatas dilibatkan dalam perhitungan fisik.
6. Mereview area penerimaan untuk persediaan
yang harus dilibatkan dalam perhitungan fisik.
Realizable Value : Persediaan yang usang dan Menguji persediaan yang usang dengan
tidak dapat digunakan dikecualikan atau menanyakan karyawan pabrik dan manajemen
dicatat. serta mewaspadai item yang rusak, berkarat
atau ditutupi debu, atau berlokasi di tempat
yang tidak layak.
Right : Klien memiliki hak atas persediaan 1. Menanyakan tentang konsinyasi atau
yang dicatat pada tag. persediaan pelanggan yang dicantumkan dalam
premis klien.
2. Mewaspadai akan persediaan yang
dipisahkan atau diberi tanda khusus sebagai
indikasi kepemiikan.
Jenis persediaan utama yang termasuk dalam kategori ini yaitu bahan
baku, suku cadang yang dibeli, dan perlengkapan. Sebagai langkah pertama
dalam memverifikasi penilaian persediaan yang dibeli, auditor harus menentukan
apakah klien menggunakan metode FIFO, LIFO, rata-rata tertimbang, atau
beberapa metode penilaian lainnya. Auditor juga harus menentuka biaya mana
yang akan dilibatkan dalam penilaian item persediaan.
Pada penetapan harga barang dalam proses dan barang jadi, auditor harus
mempertimbangkan biaya bahan baku, tenaga kerja langsung, dan overhead
manufaktur. Keharusan untuk memverifikasi setiap hal tersebut membuat audit
atas persediaan barang dalam proses dan barang jadi menjadi lebih kompleks
ketimbang audit atas persediaan yang dibeli. Dalam menetapkan harga bahan
baku untuk membuat produk, auditor harus mempertimbangkan baik biaya per
unit bahan baku maupun jumlah unit yang diperlukan untuk membuat unit output.
Ketika auditor memverifikasi biaya tenaga kerja, kondisi yang sama juga
berlaku seperti untuk akuisisi. Dalam sebagian besar kasus, catatan akuntansi
biaya untuk biaya tenaga kerja langsung dan tidak langsung dapat diuji sebagai
bagian dari audit siklus penggajian dan personalia.