PROPOSAL SKRIPSI
OLEH
FADIA RIMA INAYATNI
BANJARMASIN
2021 M/1442 H
DAFTAR ISI
D. Kegunaan Penelitian..................................................................................... 6
E. Definisi Operasional..................................................................................... 6
C. Retribusi Daerah......................................................................................... 20
i
F. Teknik Analisis Data .................................................................................. 37
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia yang merupakan negara berkembang yang sedang gencar
melakukan pembangunan di segala bidang, baik di bidang ekonomi, sosial budaya,
dan bidang lainnya. Semua pembangunan tersebut tentunya bertujuan untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa dan untuk mencapai kesejahteraan rakyat
Indonesia secara adil dan makmur.
1
2
Tabel 1.1
Pajak daerah dan retribusi daerah merupakan hal yang menarik untuk diteliti
karena merupakan komponen sumber penerimaan pendapatan darah guna
menyelenggarakan dan membangun daerah untuk menjalankan otonomi daerah.
Maka dari itu perlu dianalisis bagaimana sumbangan atau kontribusi dari
penerimaan pajak daerah dan retribusi daerah di Kota Banjarmasin dengan potensi
daerahnya. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka peneliti
tertarik untuk mengangkat kedalam penelitian dengan judul “Analisis Sumbangan
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota
Banjarmasin Periode 2016-2017 Dalam Perspektif Ekonomi Islam”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat
dirumuskan masalah sebagai berikut:
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari Penelitian ini adalah:
D. Kegunaan Penelitian
Kegunaan dari penelitian ini adalah:
1. Secara teoretik-akademik
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan bacaan dan acuan
yang dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya mengenai Pajak Daerah,
Retribusi Daerah dan Pendapatan Asli Daerah, serta mempunyai kegunaan
di bidang pengembangan Ilmu Ekonomi Islam.
2. Secara Praktis
Untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan studi pada
Universitas Islam Negeri Antasari Banjarmasin sehingga memperoleh
Sarjana Ekonomi Islam, dan sebagai penambah wawasan dan pengetahuan
penulis serta pengalaman penulis dalam menyusun suatu karya ilmiah.
E. Definisi Operasional
Untuk mencegah kesalahpahaman dalam penafsiran judul terhadap
pengertian yang dimaksud, penulis mengemukakan definisi operasional dalam
lingkup pembahasan sebagai berikut:
1. Analisis
Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan,
perbuatan, dan sebagainya) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya
(sebab-musabab, duduk perkaranya, dan sebagainya).(Arti kata analisis -
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online, t.t.).
7
2. Sumbangan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian nomor 2, sumbangan
berarti bantuan; sokongan;- manasuka sumbangan sukarela;- wajib sumbangan
berupa uang dan sebagainya yang harus dibayar.(Arti kata sumbang-2 - Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online, t.t.) Dan yang dimaskud dengan
sumbangan disini juga diartikan sebagai kontribusi dari pajak daerah dan
retribusi daerah. Kontribusi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti uang
iuran (kepada perkumpulan dan sebagainya); sumbangan. (Arti kata kontribusi
- Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online, t.t.).
3. Pajak Daerah
Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Pasal 1 Ayat 10 Pajak
Daerah, yang selanjutnya disebut pajak, merupakan kontribusi wajib kepada
daerah yang terutang oleh orang pribadiatau badan yang bersifat memaksa
berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara
langsung dan digunakan untuk keperluaan daerah bagi sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat.
4. Retribusi Daerah
Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Pasal 1 Ayat 64
Retribusi Daerah, yang selanjutnya disebut Retribusi, merupakan pungutan
daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus
disediakan dan/atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan orang
pribadi atau badan.
5. Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004
Pasal 1 ayat 18, Pendapatan Asli Daerah, selanjutnya disebut PAD merupakan
pendapatan yang diperoleh daerah yang dipungut berdasarkan Peraturan
Daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan, yang terdiri dari pajak
daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan yang dipisahkan, lain-lain
pendapatan asli daerah yang sah.
8
6. Ekonomi Islam
Menurut Muhammad Abdul Mannan dalam “Islamic Economics:
Theory and Practice” menjelaskan bahwa Ekonomi Islam adalah ilmu
pengetahuan sosial yang mempelajari masalah-masalah ekonomi masyarakat
yang diilhami oleh nilai-nilai Islam. (Rosyada, 2017, hlm. 3)
F. Penelitian Terdahulu
Tabel 1.2
dengan memenuhi
semua unsur keadilan,
akuntabilitas,
pertanggungjawaban,
transparansi dan
independensi.
2. Analisis Metode Hasil dalam Dinas
Efektivitas analisis penelitian ini adalah Pendapatan
Penerimaan deskriptif tingkat efektivitas Daerah
Retribusi Daerah kuantitatif. untuk retribusi daerah Provinsi
dan Kontribusinya selama 2011-2015 Sulawesi
Terhadap masuk dalam kategori Utara
Peningkatan cukup efektif.
Pendapatan Asli Kontribusi daerah
Daerah (PAD) di PAD Provinsi
Provinsi Sulawesi SULUT 2011-2015
Utara. berkontribusi sedang
Peneliti: Mega tetapi rasio
Ersita, dan kontribusinya
Inggriani Elim cenderung naik setiap
(Universitas Sam tahunnya, hanya pada
Ratulangi) tahun 2015
mengalami
penurunan.
3. Analisis Penelitian Tingkat perolehan Dinas
Efektivitas, deskriptif Pajak Daerah pada Pendapatan
Efisiensi Pajak dengan Kabupaten Bantul Pengelolaan
Daerah dan menerapkan tahun 2009-2014 Keuangan
Retribusi Daerah perhitungan berdasarkan rasio dan Aset
serta Kontribusi rasio efektivitas dinyatakan Daerah
10
G. Sistematika Pembahasan
Untuk lebih terarahnya pembahasan dalam penulisan penelitian ini, maka
disini perlu digunakan sistematika yang dibagi menjadi lima bab, masing-masing
bab terdiri dalam beberapa sub bab, yang sistematika tersebut sebagai berikut:
Bab kedua, berisi landasan teori yang berisikan topik pembahasan, bab ini
menjelaskan dan menguraikan tentang landasan teori yang berhubungan dengan
masalah yang diteliti yaitu Pajak Daerah, Retribusi Daerah, dan Pendapatan Asli
Daerah serta keterkaitannya mengenai tinjauan syariah Islam.
Bab ketiga, berisi metode penelitian yang berisikan jenis dan pendekatan
penelitian, lokasi penelitian, subjek dan objek penelitian, data dan sumber data,
metode pengumpulan data, dan teknik analisis data.
Bab keempat, berisi penyajian dan analisis tentang keefektifan Pajak Daerah
dan Retribusi Daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Banjarmasin periode
2016-2020 serta tinjauannya dengan syariah Islam.
Bab kelima adalah penutup yang berisi simpulan dan saran tentang
pemahaman peneliti tentang masalah yang diteliti berupa kesimpulan secara
keseluruhan sebagai jawaban atas rumusan masalah yang mengenai tentang
permasalahan dan tujuan dari penelitian. Saran juga diberikan sebagai acuan untuk
bahan evaluasi kepada yang terkait seperti pembaca serta Pemerintah Kota
Banjarmasin dengan permasalahan yang ada dalam penelitian ini dan dilengkapi
dengan daftar pustaka sebagai bahan rujukan.
BAB II
LANDASAN TEORI
13
14
B. Pajak Daerah
1. Pengertian Pajak.
Ada beberapan pengertian atau istilah yang terkait dengan Pajak Daerah
menurut Undang-Undang No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah, antara lain:
a. Daerah Otonom, selanjutnya disebut daerah, adalah kesatuan
masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah yang
berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan
kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan
aspirasi masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.
b. Pajak Daerah, yang selanjutnya disebut Pajak, adalah kontribusi wajib
kepada Daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang
16
2. Jenis Pajak.
Jenis pajak yang terdapat di kabupaten/kota terdiri dari:
a. Pajak Hotel.
Dalam Undang-Undang No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah
dan Retribusi Daerah, mengemukakan pengertian pajak hotel adalah pajak
atas pelayanan yang disediakan oleh hotel. Hotel adalah fasilitas penyedia
jasa penginapan/peristirahatan termasuk jasa terkait lainnya dengan
dipungut bayaran, yang mencakup juga motel, losmen, gubuk pariwisata,
wisma pariwisata, pesanggrahan, rumah penginapan dan sejenisnya, serta
rumas kos dengan jumlah kamar lebih dari 10 (sepuluh).
Objek dari pajak hotel merupakan pelayanan yang disediakan oleh
hotel dengan pembayaran, termasuk jasa penunjang sebagai kelengkapan
17
b. Pajak Restoran.
Dalam Undang-Undang No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah
dan Retribusi Daerah, mengemukakan pengertian Pajak Restoran adalah
pajak atas pelayanan yang disediakan oleh restoran. Restoran adalah
fasilitas penyedia makanan dan/atau minuman dengan dipungut bayaran,
yang mencakup juga rumah makan, kafetaria, kantin, warung, bar, dan
sejenisnya termasuk jasa boga/ katering.
Objek dari pajak restoran adalah pelayanan yang disediakan oleh
restoran. Pelayanan yang disediakan restoran meliputi pelayanan penjualan
makanan dan/atau minuman yang dikondisikan oleh pembeli, baik
dikonsumsi di tempat pelayanan maupun ditempat lain. Berdasarkan hal ni,
layanan antar atau pemesanan dibawa akan tetap dikenakan pajak restoran
walaupun tidak menikmati fasilitas sarana restoran.
c. Pajak Hiburan.
Dalam Undang-Undang No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah
dan Retribusi Daerah, mengemukakan pengertian Pajak Hiburan adalah
pajak atas penyelenggaraan hiburan. Hiburan adalah semua jenis tontoanan,
pertunjukkan, permainan, dan/atau keramaian yang dinikmati dengan
dipungut bayaran.
Objek dari pajak hiburan adalah jasa penyelenggaraan hiburan
dengan dipungut bayaran, seperti tontonan film, pagelaran kesenian, musik,
tari, dan/atau busana, kontes kecantikan, binaraga, dan sejenisnya, pameran,
diskotik, karaoke, klab malam, dan sejenisnya, sirkus, akrobat, dan sulap,
permainan bilyar, golf, dan boling, pacuan kuda, kendaraan bermotor, dan
18
d. Pajak Reklame
Dalam Undang-Undang No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah
dan Retribusi Daerah, mengemukakan pengertian Pajak Reklame adalah
pajak atas penyelenggaraan reklame. Reklame merupakan benda, alat,
perbuatan, atau media yang bentuk dan corak ragamnya dirancang untuk
tujuan komersial memperkenalkan, menganjurkan, mempromosikan, atau
untuk menarik perhatian umum terhadap barang, jasa, orang, atau badan,
yang dapat dilihat, dibaca, didengar, dirasakan, dan/atau dinikmati oleh
umum.
Objek dari pajak reklame adalah semua penyelenggaraan reklame,
seperti reklame papan, reklame kain, reklame melekat, stiket, reklame
selebaran, reklame berjalan termasuk pada kendaraan, reklame udara,
apung, suara, reklame film, dan reklame peragaan.
Bahan galian golongan C terdiri dari, asbes, batu tulis, batu setengah
permata, batu kapur, batu apung, batu permata, bentonit, dolomit, feldspar,
garam batu, grafit, granit, gips, kalsit, kaolin, leusit, magnesit, mika,
marmer, nitrat, opsidien, oker, pasir dan kerikil, pasir kuarsa, perlit, dan
phospat. (Arnetti & Valia, 2014, hlm. 13)
g. Pajak Parkir.
Dalam Undang-Undang No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah
dan Retribusi Daerah, mengemukakan pengertian Pajak Parkir adalah pajak
atas penyelenggaraan tempat parkir di luar badan jalan, baik yang
disediakan berkaitan dengan pokok usaha maupun yang disediakan sebagai
suatu usaha, termasuk penyediaan tempat penitipan kendaraan bermotor.
Parkir adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang tidak bersifat
sementara.
Yang menjadi objek parkir adalah penyelenggaraan tempat Parkir di
luar badan jalan, baik yang disediakan berkaitan dengan pokok usaha
maupun yang disediakan sebagai suatu usaha, termasuk penyediaan tempat
penitipan kendaraan bermotor. (Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009,
t.t.)
C. Retribusi Daerah
1. Pengertian Retribusi Daerah.
Berikut ini beberapa istilah yang berkaitan dengan Retribusi Daerah
dalam Undang-Undang No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah:
21
2. Jenis Retribusi
Yang menjadi objek retribusi daerah adalah jasa umum, jasa usaha, dan
perizinan tertentu.
a. Retribusi Jasa Umum
Objek dari Retribusi Jasa Umum adalah pelayanan yang disediakan
atau diberikan oleh pemerintah daerah dengan tujuan untuk kepentingan
dan kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau
badan. Sedangkan yang menjadi subjek retribusi jasa umum adalah orang
pribadi atau badan yang menggunakan pelayanan jasa umum yang
bersangkutan. Jenis-jenis retribusi jasa umum adalah:
22
D. Ekonomi Islam
1. Pengertian Ekonomi Islam
Ekonomi berasal dari bahasa Yunani, yaitu oikos dan nomos. Kata oikos
berarti rumah tangga, sedangkan kata nomos berarti mengatur. Secara garis
besar, ekonomi diartikan sebagai aturan rumah tangga, atau manajemen rumah
tangga, namun kenyataannya ekonomi bukan sebatas rumah tangga suatu
keluarga, melainkan berarti ekonomi suatu desa, kota, bahkan negara.
Dalam pandangan Islam, ekonomi atau iqtishad berasal dari kata
qosdun yang berarti keseimbangan (equilibrium) dan keadilan (equally
balanced). Adapun Islam berarti juga damai ataupun selamat. Ekonomi Islam
dibangun atas dasar agama Islam, karena ekonomi sendiri merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari agama Islam. (Fauzia, 2014, hlm. 2)
25
2. Zakat
Zakat dapat dikumpulkan dalam bentuk uang tunai, hasil peternakan,
dan hasil pertanian. Penarikan zakat dalam bentuk mata uang menyebabkan
munculnya penarikan terhadap zakat pendapatan yang berasal dari kegiatan
komersial seperti kerajinan tangan. Sedangkan untuk pendapatan dari kegiatan
pertanian lebih berbentuk barang berupa hasil pertanian itu sendiri, tidak dalam
bentuk uang tunai.(Karim, 2012, hlm. 112)
3. Khums
Khums merupakan salah satu pajak wajib dalam Islam yang diambil
dari harta orang-orang kaya. Banyaknya adalah seperlima dari keuntungan
yang didapat setelah dikurangi biaya-biaya, atau disebut dengan keuntungan
bersih. Contohnya seperti barang-barang rampasan perang, harta karun, atau
barang-barang tambang.
4. Jizyah
Jizyah merupakan pajak yang dibayar orang-orang non muslim yang
tinggal di wilayah kekuasaan muslim sebagai ganti fasilitas sosial ekonomi dan
layanan kesejahteraan lainnya dan untuk mendapatkan perlindungan keamanan
dari negara Islam. Jumlah yang harus dibayar sama dengan jumlah minimum
yang dibayar oleh orang Islam.
5. Penerimaan Lain
Penerimaan lain yang dimaksud disini bisa berupa Kaffarah, yaitu
denda misalnya denda yang dikenakan kepada suami istri yang berhubungan di
siang hari pada bulan puasa. Mereka harus membayar denda dan denda tersebut
masuk dalam pendapatan negara.(Karim, 2013, hlm. 266)
28
س ِم ْي ٌل َع ِل ْي ٌم
َ ُاَّلل َ َص ٰلوتَك
ٰ سك ٌَن لَّ ُه ْۗ ْم َو َ ص ِل َعلَ ْي ِه ْۗ ْم ا َِّن َ ُ صدَقَةً ت
َ ط ِه ُر ُه ْم َوتُزَ ِك ْي ِه ْم ِب َها َو َ ُخذْ ِم ْن ا َ ْم َوا ِل ِه ْم
2. Jizyah
a. Pengertian
Jizyah berasal dari kata Jaza yang berarti kompensasi. Jizyah
merupakan kewajiban atas penduduk non-muslim di negara Islam sebagai
pengganti biaya perlindungan atas hidup dan properti dan kebebasan untuk
menjalani agama masing-masing.
b. Subjek dan Objek Jizyah
Jizyah dikenakan atas diri setiap orang kafir, bukan atas harta
mereka. Jizyah sebagai pajak individu (kepala) hanya dipungut dari orang-
orang yang memiliki kemampuan untuk membayar. Jizyah tidak diambil
selain dari orang yang mampu membayarkannya dan tidak dari kaum selain
pria. Jizyah diwajibkan atas laki-laki dewasa yang berakal, dan memiliki
kemampuan.
Sedangkan objek jizyah adalah jiwa (diri) kaum kafir karena
kekafirannya. Oleh sebab itu, ia tidak dikenakan terhadap kaum muslimin.
Mereka membayar sesuai dengan kondisi (misalnya jenis pekerjaan)
mereka, dan tidak melihat banyaknya harta mereka.
30
3. Kharaj
a. Pengertian
Kharaj berarti kontrak, sewa menyewa atau menyerahkan. Dalam
terminologi keuangan Islam, Kharaj adalah pajak atas tanah atau hasil tanah
dimana para pengelola wilayah taklukan harus membayar kepada negara
Islam. Negara Islam adalah pemilik atas wilayah yang ditaklukkan dan
pengelola harus membayar sewa kepada negara Islam. Para penyewa ini
menanami tanah untuk pembayaran tertentu dan memelihara sisa hasil
panennya untuk diri mereka sendiri.
b. Subjek dan Objek Kharaj
Dari sisi subjek (wajib subjeknya), kharaj dikenakan atas orang kafir
dan juga muslim (karena membeli tanah kharajiyah). Apabila orang kafir
yang mengelola tanah kharaj masuk Islam, maka ia tetap dikenakan kharaj.
Jika ia seorang kafir masuk Islam, maka tanah itu menjadi miliknya, dan
mereka wajib membayar 10% dari hasil buminya sebagai zakat, bukan
kharaj.
Sedangkan yang menjadi objek kharaj adalah tanah (pajak tetap) dan
hasil tanah (pajak proporsional) yang terutama ditaklukan oleh kekuatan
senjata, terlepas apakah si pemilik itu seorang yang dibawah umur, seorang
dewasa, bebas, budak, muslim ataupun non muslim. Kharaj dikenakan atas
seluruh tanah yang ditaklukan dan tidak dibagikan kepada anggota pasukan
perang, oleh negara dibiarkan dimiliki oleh pemilik awal atau dialokasikan
kepada petani non muslim darimana saja. (Gusfahmi, 2011a, hlm. 106)
1. Pajak
a. Pengertian
Secara etimologi, dalam bahasa Arab Pajak dikenal dengan istilah
Adh-dharibah, yang berasal dari kata dharba, yadhribu, dharban dimana
31
3) Teori Persaudaraan
Dalam Islam dikenal 2 macam persaudaraan, yaitu persaudaraan
yang asasnya adalah sama-sama sebagai manusia dan persaudaraan yang
asasnya sama-sama dalam warna kulit yang berbeda-beda, dan berbeda-
beda pula tingkat dan derajatnya, dan Allah memanggil mereka “Hai
anak cucu Adam”, sebagaimana memanggilnya “Hai semua manusia”.
Apabila persaudaraan itu ciri hubungan antar sesama manusia,
maka persaudaraan itu menghendaki adanya bukti punya tuntutan-
tuntutan. Diantara tuntutannya adalah janganlah manusia mau hidup
senang sendiri, tanpa mempedulikan saudara sesama manusia.
33
B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Badan Keuangan Daerah Kota Banjarmasin
(BAKEUDA), yang berlokasi di Jalan Pramuka Tirta Dharma Komp. PDAM
Bandarmasih Banjarmasin No. 17 RT. 9
35
36
menjadi objek penelitian ini adalah Pendapatan Asli Daerah Kota Banjarmasin yang
bersumber dari Pajak Daerah dan Retribusi Daerah tahun anggaran 2016 sampai
dengan 2020.
b. Retribusi Daerah
Untuk mengetahui seberapa besar persentase kontribusi dari
retribusi daerah terhadap PAD kota Banjarmasin, digunakan perhitungan
sebagai berikut:(Ersita & Elim, 2016, hlm. 893)
𝑅𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 𝑅𝑒𝑡𝑟𝑖𝑏𝑢𝑠𝑖 𝐷𝑎𝑒𝑟𝑎ℎ 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑘𝑒 𝑛
𝐾𝑜𝑛𝑡𝑟𝑖𝑏𝑢𝑠𝑖 = × 100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝐴𝑠𝑙𝑖 𝐷𝑎𝑒𝑟𝑎ℎ 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑘𝑒 𝑛
38
Tabel 3.1
Klasifikasi Untuk Kriteria Nilai Suatu Kontribusi dari Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah
Persentase Kriteria
0,00% - 10% Sangat Kurang
10,00% - 20% Kurang
20,00% - 30% Sedang
30,00% - 40% Cukup Baik
40,00% - 50% Baik
Diatas 50% Sangat Baik
Sumber: Depdagri, Kepmendagri No. 690.900.327 Tahun 1996
DAFTAR PUSTAKA
39
40