Perimbangan keuangan antara Pemerintah dan Pemerintah Daerah adalah suatu sistem
pembagian keuangan yang adil, proporsional, demokratis, transparan, dan efisien dalam
rangka pendanaan penyelenggaraan Desentralisasi, dengan mempertimbangkan potensi,
kondisi, dan kebutuhan daerah, serta besaran pendanaan penyelenggaraan Dekonsentralisasi
dan Tugas Pembantuan.
Sesuai dengan undang-undang Nomor 32 dan 33 tahun 2004, tentang pokok-pokok Pemerintahan
di Daerah , Pajak dan Retribusi merupakan sumber pendapatan daerah agar daerah dapat
melaksanakan otonominya
Otonomi daerah dapat mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri disamping penerimaan
yang berasal dari pemerintahan berupa subsidi/bantuan dan bagi hasil pajak dan bukan pajak
Dilain pihak, dengan adanya krisis ekonomi, pemerintah pusat sedang berada dalam keadaan defisit anggaran, antara lain karena
tekanan nilai tukar rupiah. Hal ini tercermin dari adanya revisi APBN yang terus menerus dilakukan untuk menekan defisit APBN. Salah
satu opsi dari revisi ini adalah menarik kembali kelebihan DAU yang telah ditransfer kepada pemerintah daerah, yang apabila dijumlahkan
hanya 2,3 triliun. Penarikan kelebihan DAU dilakukan dengan menjual obligasi pemerintah pusat
Hal ini tidak menjadi masalah untuk Kabupaten/Kota yang memiliki PAD
yang tinggi
· Untuk Propinsi Jawa Barat, rata-rata kontribusi PAD terhadap APBD hanya 12 persen,
sementara Kota Bandung sudah mencapai 27 persen.
Untuk itu pemerintah daerah banyak yang mulai melakukan evaluasi PAD mereka, bahkan beberapa diantaranya sudah mulai
mengumumkan cara-cara meningkatkan PAD dengan menambah jenis Pajak dan Retribusi Baru.
Sebagai contoh, Kota Solo akan melakukan uji laik setiap kendaraan, bukan hanya kendaraan niaga saja dan Pemda DKI
menaikkan pajak kendaraan. Hal ini sangat mudah dilaksanakan karena hanya tinggal membuat Perda yang disahkan DPRD
setempat
Cara-cara seperti ini akan membebani masyarakat, padahal pemerintah pusat juga berancang-ancang untuk
menaikkan berbagai pajak mereka, sehingga tujuan utama dilaksanakannya otonomi daerah untuk meninkatkan
kesejahteraan masyarakat tidak tercapai
SUMBER PENERIMAAN DAERAH
A. Pendapatan Asli Daerah
Ialah Penerimaan yang diperoleh Daerah dari Sumber-sumber dalam wilayahnya sendiri yang dipungut berdasarkan UU, terdiri dari :
A.I. Pajak Daerah
Iuran wajib yang dilakukan oleh pribadi atau badan kepala Daerah tanpa imbalan langsung yang dipaksakan dan digunakan untuk
membiayai Penyelenggaraan Pemerintah Daerah, dibagi menjadi 2 (dua) kewenangan :
a. Pajak Propinsi
1. Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di atas air (PKB).
2. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di atas air (BBNKB).
3. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB).
4. Pajak Pengambilan dan Pemamfaatan Air Bawah Tanah dan air Permukaan.
b. Pajak Kabupaten/Kota
5. Pajak Hotel
6. Pajak Restauran/Rumah makan
7. Pajak Hiburan
8. Pajak Reklame
9. Pajak Penerangan Jalan
10. Pajak Pengambilan dan Pengolahan Bahan Galian Golongan C
11. Pajak Parkir
A.II. Retribusi Daerah
Iuaran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah dengan imbalan langsung dan
tidak dapat dipaksakan dan digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah, dibagi ke
dalam 3 (tiga) jenis :
1. Retribusi Jasa Umum
2. Retribusi Jasa Usaha
3. Retrubusi Perijinan Tertentu
A.III. Hasil Perusahaan Milik Daerah dan Pengelolaan Kekayaan Daerah lainnya yang Dipisahkan
No Indikator Pajak
1 Pajak Hotel
2 Pajak Restoran
3 Pajak Hiburan
4 Pajak Reklame
5 Pajak Penerangan Jalan
6 Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan/Gol C
7 Pajak Air Tanah
8 Pajak Parkir
9 Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
10 Pajak Sarang Burung Walet
11 Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan
Struktur Anggaran Pendapatan
Belanja Daerah
Struktur APBD
APBD merupakan rencana keuangan tahunan pemerintahan
daerah yang disetujui oleh DPRD dan ditetapkan dengan
peraturan daerah. APBD mempunyai fungsi otorisasi,
perencanaan, pengawasan, alokasi, distribusi, dan stabilisasi.
Fungsi otorisasi mengandung arti bahwa Perda tentang APBD
menjadi dasar untuk melaksanakan pendapatan dan belanja
pada tahun yang bersangkutan
Struktur APBD
Secara garis besar, struktur APBD terdiri atas pendapatan daerah,
belanja daerah, dan pembiayaan daerah
• Pendapatan daerah adalah semua penerimaan uang melalui rekening kas
umum daerah, yang menambah ekuitas dana, merupakan hak daerah dalam
satu tahun anggaran dan tidak perlu dibayar kembali oleh daerah.
• Belanja daerah adalah semua pengeluaran dari rekening kas umum daerah
yang mengurangi ekuitas dana, merupakan kewajiban daerah dalam satu
tahun anggaran
• Pembiayaan Daerah adalah semua kegiatan pemerintah untuk menutup
defisit anggaran atau memanfaatkan surplus
Struktur APBD
Pendapatan daerah terdiri atas pendapatan asli daerah (PAD), dana
perimbangan, dan lain-lain pendapatan daerah yang sah.
– PAD mencakup pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan
daerah yang dipisahkan, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah.
– Dana Perimbangan mencakup Dana Bagi Hasil (Pajak dan Sumber Daya
Alam), Dana Alokasi Umum (DAU), dan Dana Alokasi Khusus (DAK).
– Lain-lain pendapatan daerah yang sah mencakup hibah (barang atau uang
dan/atau jasa), dana darurat, dana bagi hasil pajak dari provinsi kepada
kabupaten/kota, dana penyesuaian dan dana otonomi khusus, serta bantuan
keuangan dari provinsi atau pemerintah daerah lainnya.
Struktur APBD
Belanja daerah dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu belanja tidak
langsung dan belanja langsung.
– Belanja Tidak Langsung
Yaitu belanja yang dianggarkan tidak terkait secara langsung dengan pelaksanaan
program dan kegiatan. Kelompok belanja tidak langsung ini terdiri atas belanja
pegawai, bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial, belanja bagi hasil, bantuan keuangan,
dan belanja tidak terduga.
– Belanja Langsung
Merupakan belanja yang dianggarkan terkait secara langsung dengan pelaksanaan
program dan kegiatan. Belanja langsung dari suatu kegiatan terdiri dari belanja
pegawai (honorarium/upah), belanja barang dan jasa, dan belanja modal.
Struktur APBD
Surplus APBD
Surplus APBD dapat dimanfaatkan antara lain:
• Untuk pembayaran pokok utang
• Penyertaan modal (investasi) daerah
• Pemberian pinjaman kepada pemerintah pusat/pemerintah daerah
lain
• Pendanaan belanja peningkatan jaminan sosial, yang diwujudkan
dalam bentuk program dan kegiatan pelayanan dasar masyarakat
yang dianggarkan pada SKPD. Pembentukan dana cadangan juga
dapat dilakukan ketika terjadi surplus
Defisit APBD
Dalam hal APBD diperkirakan defisit, ditetapkan pembiayaan untuk
menutup defisit tersebut yang diantaranya dapat bersumber dari:
• Sisa lebih perhitungan anggaran (SiLPA) tahun anggaran sebelumnya,
• Pencairan dana cadangan,
• Hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan,
• Penerimaan pinjaman,
• Penerimaan kembali pemberian pinjaman atau penerimaan piutang
Klasifikasi APBD
Untuk kepentingan administratif, monitoring, dan evaluasi,
struktur APBD diklasifikasikan menurut
• urusan pemerintahan daerah
– 25 (dua puluh lima) urusan wajib pemerintahan daerah
– 8 (delapan) urusan pilihan pemerintahan daerah
• organisasi yang bertanggung jawab melaksanakan urusan
pemerintahan tersebut sesuai dengan peraturan perundang-
undangan
Struktur APBD
A.Pendapatan Daerah
Pendapatan daerah didefinisikan sebagai semua penerimaan uang melalui rekening
kas umum daerah, yang menambah ekuitas dana, merupakan hak daerah dalam
satu tahun anggaran dan tidak perlu dibayar kembali oleh daerah. Pendapatan
daerah dikelompokkan atas:
– pendapatan asli daerah
– dana perimbangan
– lain-lain pendapatan daerah yang sah
Pendapatan Asli Daerah
Kelompok pendapatan asli daerah (PAD) dibagi menurut jenis pendapatan yang terdiri atas
– pajak daerah,
– retribusi daerah,
– hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan,
– dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah.
Jenis pajak daerah dan retribusi daerah dirinci menurut obyek pendapatan sesuai dengan
undang-undang tentang pajak daerah dan retribusi daerah. Sedangkan jenis hasil pengelolaan
kekayaan daerah yang dipisahkan dirinci menurut obyek pendapatan yang mencakup:
• bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik daerah/BUMD
• bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik pemerintah/ BUMN
• bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik swasta atau kelompok usaha masyarakat
Penerimaan daerah yang tidak termasuk dalam jenis pajak daerah, retribusi daerah, dan
hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dimasukkan ke dalam jenis lain-lain
pendapatan asli daerah yang sah, antara lain:
– hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan
– jasa giro
– pendapatan bunga
– penerimaan atas tuntutan ganti kerugian daerah
– penerimaan komisi, potongan ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan dan/atau pengadaan barang dan/atau jasa
oleh daerah
– penerimaan keuntungan dari selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing
– pendapatan denda atas keterlambatan pelaksanaan pekerjaan
– pendapatan denda pajak
– pendapatan denda retribusi
– pendapatan hasil eksekusi atas jaminan
– pendapatan dari pengembalian
– fasilitas sosial dan fasilitas umum
– pendapatan dari penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan
– pendapatan dari angsuran/cicilan penjualan
Dana Perimbangan
Kelompok pendapatan daerah yang kedua adalah Dana Perimbangan,
yaitu dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan
kepada daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka
pelaksanaan Desentralisasi. Kelompok ini dibagi menurut jenis
pendapatan yang terdiri atas:
– dana bagi hasil (DBH)
– dana alokasi umum (DAU)
– dana alokasi khusus (DAK)
Lain-lain Pendapapatan yang Sah
Kelompok ini dibagi menurut jenis pendapatan yang mencakup:
hibah berasal dari pemerintah, pemerintah daerah lainnya, badan/lembaga/ organisasi swasta
dalam negeri, kelompok masyarakat/perorangan, dan lembaga luar negeri yang tidak mengikat
dana darurat dari pemerintah dalam rangka penanggulangan korban/ kerusakan akibat bencana
alam
dana bagi hasil pajak dari provinsi kepada kabupaten/kota
dana penyesuaian dan dana otonomi khusus yang ditetapkan oleh pemerintah
bantuan keuangan dari provinsi atau dari pemerintah daerah lainnya
Struktur APBD
B.Belanja Daerah
Untuk mendanai pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan
provinsi atau kabupaten/kota, pemerintah daerah membuat anggaran belanja setiap
tahunnya. Belanja daerah ini meliputi semua pengeluaran dari rekening kas umum
daerah yang mengurangi ekuitas dana, merupakan kewajiban daerah dalam satu
tahun anggaran dan tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh daerah.
Struktur APBD
Dalam APBD, belanja daerah dirinci menurut
– urusan pemerintahan
(urusan wajib atau urusan pilihan)
– organisasi
– program
– kegiatan
– kelompok
– jenis
– obyek dan rincian obyek belanja
Belanja Daerah
Belanja menurut kelompok belanja terdiri atas belanja tidak
langsung dan belanja langsung,
– Belanja Tidak Langsung
Yaitu belanja yang dianggarkan tidak terkait secara langsung dengan
pelaksanaan program dan kegiatan. Kelompok belanja tidak langsung
dibagi menurut jenis belanja yang terdiri dari belanja pegawai, bunga,
subsidi, hibah, bantuan sosial, belanja bagi hasil, bantuan keuangan,
dan belanja tidak terduga.
Belanja Langsung
Merupakan belanja yang dianggarkan terkait secara langsung dengan
pelaksanaan program dan kegiatan
Kelompok belanja langsung dari suatu kegiatan dibagi menurut jenis belanja
yang terdiri dari:
belanja pegawai,
belanja barang dan jasa, dan
belanja modal
Ketiga jenis belanja langsung untuk melaksanakan program dan kegiatan
pemerintahan daerah ini dianggarkan pada belanja SKPD bersangkutan.
Belanja Daerah
Klasifikasi belanja menurut fungsi, bertujuan untuk keselarasan dan keterpaduan pengelolaan
keuangan negara. Pengklasifikasian menurut fungsi ini terdiri dari:
pelayanan umum
ketertiban dan ketentraman
ekonomi
lingkungan hidup
perumahan dan fasilitas umum
kesehatan
pariwisata dan budaya
pendidikan
perlindungan sosial
Struktur APBD
C.Pembiayaan Daerah
Pembiayaan daerah meliputi semua transaksi keuangan untuk
menutup defisit atau untuk memanfaatkan surplus. Dalam
APBD, pembiayaan daerah dirinci menurut urusan
pemerintahan daerah, organisasi, kelompok, jenis, obyek dan
rincian obyek pembiayaan.
Pembiayaan Daerah
Pembiayaan terdiri atas:
– Penerimaan pembiayaan adalah semua penerimaan yang perlu
dibayar kembali baik pada tahun anggaran yang bersangkutan
maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya.
– Pengeluaran pembiayaan adalah pengeluaran yang akan diterima
kembali balk pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada
tahun-tahun anggaran berikutnya.
Penerimaan Pembiayaan
Penerimaan pembiayaan mencakup:
– sisa lebih perhitungan anggaran tahun anggaran sebelumnya (SiLPA)
– pencairan dana cadangan
– hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan
– penerimaan pinjaman daerah
– penerimaan kembali pemberian pinjaman
– penerimaan piutang daerah
Pengeluaran Pembiayaan
Sedangkan pengeluaran pembiayaan mencakup:
– pembentukan dana cadangan
– penerimaan modal (investasi) pemerintah daerah
– pembayaran pokok utang
– pemberian pinjaman daerah
Proses Penyusunan
Anggaran Pendapatan Belanja Daerah
(APBD)
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
6. Pembahasan
RAPBD
• Review dan Ranking
APBD
Proses Penyusunan APBD
• Langkah penyusunan APBD dilakukan dengan berdasar pada
Rencana Strategis Daerah (RENSTRADA) dokumen strategi
jangka panjang (strategic planning) yang dimiliki Pemda
• Siklus RENSTRADA biasanya lima tahunan yang akan
dijabarkan dalam bentuk tujuan operasional yang bersifat
tahunan
•
1. Kegiatan Pendahuluan
Penjaringan aspirasi masyarakat sebagai bentuk partisipasi
masyarakat dalam mewujudkan transparansi dan akuntabilitas
publik
• Evaluasi kinerja tahun lalu untuk mendapat feedback bagi
penyusunan APBD sekarang
• Hasil penjaringan masyarakat dan feedback dan penjabaran
Renstrada sebagai dasar penentuan arah dan kebijakan umum
APBD
2. Arah dan Kebijakan Umum APBD
Kebijakan RENSTRADA
Pemerintah
Pusat
MASYARAKAT
(Tokoh,LSM,Ormas, dll
Evaluasi
kinerja
masa lalu
Pokok
pikiran
DPRD
Arah dan
Kebijakan umum
APBD
Kesepakatan
2. Arah dan Kebijakan Umum APBD
Arah dan kebijakan umum APBD dapat disusun berdasarkan kriteria sebagai berikut :
– Sesuai dengan visi, misi, tujuan, sasaran dan kebijakan yang ditetapkan dalam Rencana Strategis
Daerah dan dokumen perencanaan lainnya.
– Sesuai aspirasi masyarakat dan mempertimbangkan kondisi dan kemampuan daerah.
– Memuat arah yang diinginkan dan kebijakan umum yang sebagai pedoman penyusunan strategi dan
prioritas APBD serta penyusunan rancangan APBD dalam satu tahun anggaran.
– Disusun dan disepakati bersama antara DPRD dengan Pemerintah Daerah.
3. Strategi & Prioritas APBD
• Merupakan penjabaran lebih lanjut dari arah dan kebijakan
umum
• Merupakan strategi operasional jangka pendek, sedangkan
RENSTRADA merupakan strategi jangka panjang
• Strategi dan prioritas APBD adalah pendekatan (metode) yang
diprioritaskan dalam rangka pemanfaatan sumber daya yang
dimiliki pemerintah untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan
3. Strategi & Prioritas APBD
Contoh arah dan kebijakan umum APBD:
- Peningkatan rasio guru dengan siswa menjadi 1:30
- Peningkatan jumlah guru berkeahlian pada tingkat pencapaian
10%
Contoh Strategi dan Prioritas APBD:
- Pengangkatan dan penempatan guru
- Pembinaan dan pengembangan karier guru
4. Rencana Anggaran Satuan Kerja (RASK)
• Aktivitas dalam penyusunan APBD dijelaskan dalam RASK
• RASK dibuat oleh unit-unit kerja pemerintah, sehingga sifatnya
usulan yang akan dibahas dan dibuat penetapan oleh panitia
anggaran yang dibentuk oleh Kepala Daerah bersama DPRD
4. Rencana Anggaran Satuan Kerja (RASK)
• RASK dibagi menjadi 3, yaitu :
S.1 : berisi tentang pernyataan strategi organisasi (visi, misi, tujuan, dsb)
S.2 : berisi tentang rincian program dan kegiatan
S.3 : berisi tentang anggaran atas program dan kegiatam yang direncanakan
VISI
MISI
Restrukturisasi
Organisasi MENCIPTAKAN STRUKTUR BIROKRASI YANG EFISIEN DAN EFEKTIF
Restrukturisasi
Kesehatan
Organisasi
Perspektif Masyarakat
Perspektif Keuangan
Meningkatkan Meningkatkan
Produktivitas Kerja kualitas layanan
INDEX KESEHATAN 60
SCORE KINERJA
NO INDIKATOR SCORE SEBELUM SCORE SESUDAH TARGET