“Manajemen Inventori”
Nama Kelompok 5 :
Kelas : IV B
Puji syukur kehadirat Tuhan yang maha kuasa karena telah memberikan kesempatan
kepada kami untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan kasihnya kami dapat
menyelesaikan makalah ini tentang “Manajemen Inventori”
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas Manajemen Operasional pada bidang studi
manajemen di Universitas Nusa Cendana. Selain itu, kami juga berharap agar makalah ini dapat
menambah wawasan bagi pembaca tentang topik makalah ini.
Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak/ibu dosen selaku dosen pengampu mata
kuliah Bisnis Internasional yang telah memberikan tugas ini kepada kami. Sehingga kami dapat
menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang ini. Kami menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami
terima demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
Dapat memahami lebih dalam lagi materi tentang inventori serta kaitannya dengan
permintaan dan nilai tambah dari pengelolaan inventori, penataan infentori dan jutga tentang
biaya inventori.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Inventori & Kaitannya Dengan Permintaan Inventori merupakan barang jadi yang
muncul sebagai akibat dari selisih antara tingkat penjualan / kebutuhan dengan tingkat
pemakaian sesungguhnya. Inventori berupa barang mentah yang kemudian diolah menjado
produk dan sisanya disimpan untuk periode produksi dimasa yang akan dating. Inventori
umumnya dapat mencapai sekitar 10% dari seluruh nilai aset perusahaan dan dikelola hingga
nilainya dapat mencapai 30% dari total biaya produksi. Oleh karena besaran nilai inilah maka
diperlukan system manajemen yang baik untuk mengelola keberadaan inventori pada sebuah
perusahaan.
Dengan permintaan. Hal ini dapat dilihat melalui jenis inventori yang memiliki
hubungan dengan proses dalam perusahaan serta jenis permintaan yang dihadapi oleh
perusahaan. Hal ini dapat digambarkan sebagai berikut.
Pada proses produksi, inventori yang dibutuhkan berupa bahan mentah yang mana hal ini
memiliki hubungan dengan dependend demand.
Pada proses operesional, inventori yang dibutuhkan adalah barang pendukung, mesin
serta alat bantu lainnya, yang mana jenis inventori ini memiliki hubungan dengan independent
demant, sedangkan pada proses Pelayanan konsumen membutuhkan jenis inventori barang jadi
yang mana memiliki hubungan dengan. Independent demand. Hubungan ini menunjukan
bahwa setiap bagian dalam perusahaan memiliki kepentingan tersediri dalam mengelola
inventori, misalkan:
• Bagian pemasaran memandang inventori sebagai barang jadi yang harus mencukupi
dan memenuhipenjualan dalam tenggang waktu tertentu. Hal ini bertujuan untuk
meningkatkan tingkat penjualan pereusahaan.
2
• Bagian pengadaan memandang inventori bahan mentah yang harus cukup
ketersediaanya dari pemasok untuk menunjang kegiatan lainnya seperti produksi dan
menjawan permintaan.
• Bagian produksi dan keuangan ingin mencapai biaya produksi yang seimbang dengan
cara meningkatkan efisiensi produksi dan biaya inventori.
3
bisnisnya terhambat. Dengan demikian maka inventori dalam perusahaan harus ditata
berdasarkan hal-hal berikut:
1. Tingkat Kepentingan Item.
Item yang nilainya paling besar sebaiknya tingkat inventorinya rendah, aar
mengurangi resiko dan beban modal yang harus ditanggung oleh
perusahaan.
2. Jumlah Yang Harus Dipesan dalam 1 Periode Pemesanan.
Hal ini bertujuan untuk meminimalisisr biaya pemesanan, pengiriman,
penyimpanan dan pemeliharaan. Jika jumlah yang dipesan kurang maka
akan mengurangi level pelayanan perusahaan, namun jika jumlahnya
berlebihan maka ada modal perusahaan yang mengendap sebagai inventori.
Sementara itu konsumen tidak perduli dengankelebihan ini dan mereka
tidak bersedia jika nilainya dibebankan kedalam harga jual produk.
3. Lead Time Sejak Pemesanana Inventori Diterima.
Selama Lead Time ini, perusahaan harus menyimpan inventori untuk
menjamin proses terus berjalan. Tujuannya agar pereuahaan dapat terus
beroperasi selama barang dikirim.
4. Perusahaan.
Keretsediaan inventori di gudang dalam bentuk barang mentah, setengah
jadi dan barang jadi pada kota berbeda agar mendukung proses porduksi dan
distribusi serta penjualan barang jadi.
5. Biaya Inventori.
Biaya inventori terdiri dari biaya pesan, biaya simpan dan nilai inventori
tersimpan.
6. Perlakuan Terhadap jenis-Jenis Inventori.
Tentang bagaimana memperlakukan setiap jenis inventori dengan cara
perlakuan masing-masing
7. Proses Kontrol Inventori.
Control stok, stok opname dan audit.
❖ Biaya Inventori.
Inventori mendapat perhatian yang besar dari perusahaan karena biaya yang dikeluarkan
untuk hal ini cukup besar, khususnya dalam menghitung biaya pokok produksi, dan inventori
4
memiliki resiko yang besar apabila terjadi kesalahan dan kelalaian dalam memanagenya.
Inventori menelan biaya yang besar yang secara tidak langsung menunjukan besaran resiko
yang harus ditanggung oleh perusahaan dalam mengelola inventori. Berikut jenis jenis biaya
dalam pengelolaan inventori:
5
Barang yang menjadi fokus kegiatan tim Manajemen Inventory cukup beragam.
Diantaranya adalah bahan baku, barang dalam proses, barang jadi, barang suplai,
dan barang dagangan. Ragam jenis barang inilah yang menjadi konsentrasi mereka
untuk melakukan controlling dan planning dalam rantai persediaan. Bahan baku
yang diperoleh dari pemasok diolah menjadi barang dalam proses (bahan setengah
jadi) untuk kemudian dilakukan fiksasi menjadi barang jadi. Setelah itu, barang
yang telah jadi disimpan sementara dan berubah statusnya menjadi barang suplai.
Jika barang suplai mulai didistribusikan pada rantai distribusi akhir, maka barang
tersebut berstatus barang dagangan.
6
Dalam metode in perusahaan menentukan rata-rata kebutuhan inventori untuk
beberapa periode kedepan, kemudian melakukan pengisian kembali waktu
pengisian kembali inventori adalah sama. Apabila perusahaanmenentukan jumlah
safety stok sekian % dari kebutuhan rata - rata, maka pada saat pengisian kembali
jumlah inventori total harus mencapai:
Kebutuhan rata-rata + (kebutuhan rata-rata x presentase jumlah safety stok yang
ditentukan). Contoh (Martono, 2018: 149).
5. Alat Bantu Visual.
Metode ini digunakan pasa system just in time. Dengan alat bantu visual, perusahaan
suadah menentukan dari awal titik ROP dan proses pemenuhan kembali inventorinya.
Dengan alat bantu visual, maka tidak ada lagi kegiatan menghubungi pihak lain untuk
ememsan inventori, sehingga menguruangi kegiatan dan pemesanan. Keuntungannya
adalah perusahaan tidak selalu perlu menghitung jumlah inventori yang dibutuhkan tapi
cukup dengan menggunakan alat bantu yang mengidentifikasi jenis, nama dan jumlah
inventori. Contoh (Martono, 2018: 150).
❖ Safety Stok
safety stock memiliki peran yang sangat penting dalam dunia perdagangan. Sistem
ini dapat menjadi metode terbaik untuk meminimalisir adanya kecurangan
persediaan dari suatu produk dagang di dalam perusahaan tertentu.
Adakalanya perusahaan mengalami keterlambatan atau hambatan dalam
pengiriman inventori, sehingga dibutuhkan safety strok (stok pengaman) untuk
menunjang kondisi seperti ini. Hal ini berguna mencegah terjadinya minimitas stok
saat terjadi keterlambatan.
beberapa manfaat dari safety stock untuk bisnis dagang, yaitu:
1. Mendapatkan Keuntungan
Tujuan paling utama atas dibentuknya istilah safety stock terkait
persediaan barang ialah untuk mendapatkan keuntungan yang lebih
sesuai harapan di dalam perusahaan yang bersangkutan. Keuntungan
memang akan menjadi faktor terpenting yang harus diperhatikan saat
membangun usaha.
7
2. Mengantisipasi Fluktuasi Permintaan
Beberapa pelaku usaha berpendapat bahwa safety stock di dalam
perusahaan dagang merupakan sejumlah persediaan barang dengan
permintaan awalnya, yang berada di perkiraan total permintaan barang
pada waktu yang akan datang. Jadi, bisa dipastikan bahwa safety stock
dapat memiliki pengaruh yang besar terhadap persediaan barang yang
membutuhkan jangka waktu tertentu sebelum akhirnya tiba. Selain itu,
sistem ini juga akan berguna untuk mencegah terjadinya kekurangan
persediaan saat pasar sedang tidak stabil.
3. Memudahkan Jadwal Produksi
Sebagian besar pelaku usaha tentunya tahu bahwa metode safety stock
itu sendiri sebenarnya memiliki tujuan lain, yaitu untuk memudahkan
jadwal produksi yang berlangsung di dalam perusahaannya.
Dengan adanya metode yang sangat menguntungkan seperti ini, para
pelaku usaha dapat meminimalisir terjadinya kecurangan persediaan
pada suatu produk dagang di dalam perusahaannya. Bahkan, safety
stock ini nantinya juga bisa digunakan untuk menghitung kuantitas
produk tertentu. Oleh karena itu, semua pelaku usaha yang
menggunakan sistem ini di dalam bisnisnya, perlu melakukan
perhitungan khusus untuk memenuhi permintaan konsumen yang sesuai
dan tepat.
4. Mengantisipasi Terjadinya Perubahan Kondisi Pasar
Istilah safety stock terkait persediaan barang juga memiliki manfaat lain,
yaitu untuk mengantisipasi terjadinya perubahan kondisi pasar di
beberapa waktu tertentu. Pada dasarnya, kondisi pasar akan
mempengaruhi hukum persediaan dan permintaan yang terkait di dalam
suatu perusahaan dagang tertentu. Maka dari itu, tak jarang dari
beberapa perusahaan dagang di Indonesia yang menerapkan sistem ini
untuk mengantisipasi terjadinya perubahan kondisi pasar.
Umumnya, pelaku usaha akan menerapkan sistem ini ketika
kondisi pasar sedang berada di tingkat yang dinamis. Mengapa
demikian? Karena perusahaan berencana untuk mengambil keuntungan
yang lebih banyak, dengan memanfaatkan kesempatan yang ada
tersebut.
8
5. Menentukan Inventory yang Tepat
Perlu kita ketahui bahwa ketika inventory berada di tingkat yang terlalu
besar, maka hal ini dapat menjadikan perputaran uang berhenti dalam
modal dagang. Ketika hal ini terjadi, maka perusahaan tidak akan
mengalami kerugian yang cukup besar.
Sementara itu, salah satu cara yang bisa Anda lakukan untuk
menentukan inventory yang tepat di dalam perusahaan dagang itu
sendiri adalah dengan menerapkan sistem safety stock
❖ Control & Audit Inventori.
Dalam melakukan control dan audit inventori, peruahan dapat menggunakan
system berikut:
1. Sistem Periodik
Dilaksanakan sekali dalam setahun, sebulan atau per triwulan. Control
dilakukan untuk semua jenis inventori. Tujuan utamanya adalah melakukan
verivikasi nilai keuangan yang termasuk dalam inventori perusahaan. Ciri
dari system ini adalah:
• Semua inventori dihitung
• Selang waktu control yang dilakukan adalah sama
• Proses operasi atau produksi dihentikan selama pelaksanaan
• Control atau perbedaan antra jumlah inventori pada catatan lapangan
dengan system.
• Sulit dilakukan perbaikan akibat perbedaan pencatatan karena
control dilakukan dalam selang waktu yang lama.
• Inventori mudah rusak atau kadaluarsa
9
• Semakin sering dilakukan semakin menunjukan bahwa inventori
yang di control dan audit adalah inventori yang penting.
Berkaitan dengan kedua system ini, peruahaan harus tau dan tepat dalam
menentukan kapan menggunakan system periodic dan kapan harus
menggunakan cycle system dalam leakukan control dan audit. Hal ini dapat
dilakukan dengan menyeimbangkan antara sumber daya yang dimiliki
dengan nilai inventori bagi perusahaan.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa manajemen inventori adalah pentingnya pengelolaan inventori
yang efisien dalam memastikan ketersediaan barang yang tepat pada waktu yang tepat,
mengurangi biaya persediaan, meningkatkan layanan pelanggan, dan meningkatkan
profitabilitas perusahaan. Dengan menerapkan strategi manajemen inventori yang tepat,
perusahaan dapat mengoptimalkan penggunaan sumber daya dan mengurangi risiko
kekurangan atau kelebihan persediaan. Dan juga Pada proses operesional, inventori yang
dibutuhkan adalah barang pendukung, mesin serta alat bantu lainnya, yang mana jenis inventori
ini memiliki hubungan dengan independent demant, sedangkan pada proses Pelayanan
konsumen membutuhkan jenis inventori barang jadi yang mana memiliki hubungan dengan.
Independent demand.
System Cycle Counting dan sitem periodik ini, peruahaan harus tau dan tepat dalam
menentukan kapan menggunakan system periodic dan kapan harus menggunakan cycle system
dalam leakukan control dan audit. Hal ini dapat dilakukan dengan menyeimbangkan antara
sumber daya yang dimiliki dengan nilai inventori bagi perusahaan.
3.2 Saran
1. Berikan pelatihan kepada tim pengelola inventori untuk meningkatkan pemahaman
mereka tentang praktik terbaik dalam pengelolaan inventori, penggunaan teknologi, dan
analisis data. Karyawan yang terampil dapat membantu mengoptimalkan pengelolaan
inventori dan mengurangi biaya yang terkait dengan kesalahan manusia.
2. Identifikasi dan kurangi biaya persediaan yang tidak perlu, seperti biaya penyimpanan,
kerusakan, atau kelebihan stok. Terapkan strategi seperti Just-in-Time (JIT) atau
pengelolaan siklus hidup produk untuk mengoptimalkan biaya persediaan.
11
DAFTAR PUSTAKA
Martono Ricky Virona, 2018, Manajemen operasi & Aplikasi ,jakarta, Salemba Empat
https://www.jurnal.id/id/blog/istilah-safety-stock-terkait-persediaan-barang-sbc/
12