Anda di halaman 1dari 16

MANAGEMENT INVENTORY

MENGHITUNG INVENTORY MAKEUPWANTED

BIDANG KEGIATAN:
PRAKTIKUM MANAJEMEN OPERASI LANJUTAN

Diusulkan oleh:

Nindya Fauzia Kamila 120310150043 Angkatan 2015


Chairunnisa 120310150059 Angkatan 2015
Karina Bestari 120310150064 Angkatan 2015

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PADJADJARAN
TAHUN AJARAN 2017/201
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah Manajemen Operasi dengan
judul “ Management Inventory ”. Penulisan makalah ini disusun dengan tujuan untuk
memenuhi tugas praktikum mata kuliah yang bersangkutan.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak lepas dari kekurangan baik
dari segi kualitas maupun kuantitas materi yang disajikan dikarenakan keterbatasan
pengetahuan yang kami miliki sehingga kami membutuhkan kritik dan saran yang bersifat
membangun. Dalam pengerjaan penyusunan makalah, kami mendapatkan dorongan dan
masukan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu kami
mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada :
1. Allah SWT yang selalu memberikan rahmat-Nya kepada setiap hamba-Nya yang
selalu berusaha untuk mengubah nasibnya menjadi lebih baik
2. Nabi Muhammad SAW
3. Kedua orang tua yang telah memberikan dukungan
4. Para Teaching Assistant yang membantu kami selama inivdalam proses pembelajaran
5. Teman-teman yang membantu dalam penyusunan makalah ini
Akhir kata, kami memohon maaf atas segala kekurangan. Semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi siapapun yang membacanya.

Bandung, 18 November 2017

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................................... X


BAB I ...................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulis ........................................................................................................................ 1
1.4 Manfaat ................................................................................................................................... 1
BAB II..................................................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN ..................................................................................................................................... 2
2.1 Pengertian Inventory Management ......................................................................................... 2
2.2 Tujuan Inventory Management ............................................................................................... 2
2.3 Jenis-Jenis Inventory Management ......................................................................................... 3
2.4 Biaya yang terkait dalam permasalahan Inventory ................................................................. 3
2.5 Sistem Inventory ..................................................................................................................... 4
2.5.1 Sistem periode tetap (Fixed Period System – P System) ................................................ 4
2.5.2 Sistem kuantitas tetap (Fixed Quantity System – Q System).......................................... 4
2.6 Model-Model Inventory .......................................................................................................... 4
2.6.1 Model Deterministik ....................................................................................................... 4
2.6.1.1 Economic Order Quantity – EOQ ................................................................................... 4
2.6.1.2 Production Order Quantity – POQ .................................................................................. 6
2.6.2 Model Probalistik ............................................................................................................ 7
2.6.3 Just In Time Inventory .................................................................................................... 7
BAB III ................................................................................................................................................... 9
STUDI KASUS ....................................................................................................................................... 9
3.1 Company Profile ..................................................................................................................... 9
3.2 Pembahasan............................................................................................................................. 9
BAB IV ................................................................................................................................................. 12
PENUTUP ............................................................................................................................................ 12
4.1 Kesimpulan ........................................................................................................................... 12
4.2 Rekomendasi ......................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 13
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejalan dengan laju perkembangan yang terus berkembang di Indonesia, maka banyak
bermunculan usaha-usaha, baik usaha kecil maupun usaha besar. Tujuan utama suatu
perusahaan yaitu memperoleh laba seoptimal mungkin dan mengawasi berjalannya
perusahaan serta berkembangnya perusahaan. Namun di dalam suatu perusahaan perlu dilihat
persediaan-persediaannya, persediaan merupakan salah satu aset yang paling mahal di banyak
perusahaan, mencerminkan sebanyak 40% dari total modal yang diinvestasikan. Selain itu
persediaan termasuk fungsi manajerial yang penting untuk UMKM karena persediaan di
seluruh UMKM melibatkan investasi rupiah terbesar dalam pos aktiva lancar.
Di satu pihak, suatu perusahaan dapat mengurangi biaya dengan cara menurunkan
tingkat persediaan di tangan. Di pihak lain, konsumen akan merasa tidak puas bila suatu
produk stoknya habis, maka dari itu persediaan dilakukan untuk menyediakan sebuah barang
produksi di dalam suatu UMKM agar dapat memenuhi permintaan kebutuhan konsumen.
Dalam hal ini penulis merasa tertarik untuk lebih mengetahui dan memahami bagaimana
persediaan dimanage secara benar yang diterapkan dalam suatu UMKM. UMKM yang
penulis gunakan yaitu Makeupwanted.id. Agar Makeupwanted.id dapat membawa manfaat
yang baik dalam pencapaian laba yang diinginkan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu pengertiaan Inventory Management?
2. Apa tujuan dari Inventory Management?
3. Apa saja jenis-jenis Inventory Management yang ada?
4. Apa saja biaya – biaya yang terkait dalam permasalahan Inventory?
5. Apa saja Sistem Inventory yang ada?
6. Apa saja model persediaan yang ada?

1.3 Tujuan Penulis


Tujuan yang diharapkan adalah agar mahasiswa mengetahui bagaimana mengelola
persediaan dengan mengunakan metode–metode manajemen persediaan yang ada dan
mengetahui persediaan yang diterapkan di UMKM Makeupwanted.id

1.4 Manfaat
Makalah ini diharapkan memberikan manfaat bagi penulis khususnya dan bagi
pembaca pada umumnya berupa ilmu mengenai pengelolaan persediaan pada UMKM.
Semoga makalah ini dapat digunakan sebagai referensi bagi pihak yang ingin mempelajari
hal yang berkaitan dengan persediaan.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Inventory Management


Pengendalian persediaan atau Inventory Control merupakan salah satu fungsi yang
sangat penting dalam manajemen, khususnya pada manajemen produksi dan operasi.
Persediaan yang berlebihan akan menyebabkan pengeluaran biaya yang tinggi seperti biaya
beban bunga pinjaman, biaya penyimpanan, risiko kerusakan pada persediaan. Sedangkan
persediaan yang tidak cukup akan menyebabkan terhambatnya kelancaran produksi sehingga
memiliki risiko hilangnya penjualan dan ketidakpuasan pelanggan akibat produk yang
diinginkannya tidak dapat diterima pada waktu yang tepat. Manajemen Persediaan yang baik
adalah Manajemen persediaan yang dapat menjaga keseimbangan antara investasi persediaan
dengan tingkat pelayanan kepada konsumen.

Secara umum, Persediaan atau Inventory dapat didefinisikan sebagai segala sesuatu
atau sumber-sumber daya organisasi yang disimpan dalam antisipasinya terhadap pemenuhan
permintaan. Persediaan dapat juga diartikan sebagai sumber daya yang menganggur (idle
resource) pada suatu organisasi. Di Produksi, Persediaan dapat didefinisikan juga sebagai
sekumpulan produk fisik pada berbagai tahap proses transformasi, mulai dari bahan mentah
ke barang dalam proses hingga pada barang jadi yang siap untuk dikirimkan ke pelanggan.
Manajemen persediaan menentukan jumlah persediaan yang optimal dengan biaya total
yang minimal. Persediaan atau inventory meliputi bahan mentah atau bahan baku, bahan
pembantu, bahan dalam proses atau work in process, suku cadang, dan barang jadi atau
finished good. Alasan perlunya manajemen persediaan adalah karena timbulnya
ketidakpastian permintaan, ketidakpastian pasokan supplier, dan ketidakpastian waktu
pemesanan.

2.2 Tujuan Inventory Management


 Memperlancar proses produksi,
 Mengantisipasi kekurangan persediaan (stock out),
 Memastikan adanya persediaan melalui safety stock
 Mengantisipasi perubahan permintaan dan penawaran.
 Menghilangkan atau mengurangi risiko keterlambatan pengiriman barang
 Menghilangkan atau mengurangi resiko kenaikan harga
 Menjaga persediaan bahan yang dihasilkan secara musiman
 Mendapatkan keuntungan dari quantity discount
 Komitmen terhadap pelanggan.
 Menghilangkan resiko dan material yang dipesan tidak baik sehingga harus
dikembalikan.

2
2.3 Jenis-Jenis Inventory Management
Inventori diklasifikasikan dalam empat bentuk utama, yaitu

1. Bahan baku/raw material


Komoditi, elemen, dan jenis barang yang diterima/dibeli dari perusahaan lain yang akan
digunakan secara langsung pada produksi dari produk akhir.

2. Intermediatries
Biasanya berupa bagian mesin, yang sangat penting untuk produksi, juga dapat berupa
“suplai” yang berupa stok yang akan digunakan untuk produksi tetapi secara langsung tidak
terkait dengan produk jadi.

3. Work-in-Process
Terdiri dari seluruh bahan baku, bagian, rakitan yang sedang dikerjakan atau dalam proses
tunggu untuk diproses dalam sistem produksi

4. Barang jadi
Sstok dari produk yang telah lengkap.

2.4 Biaya yang terkait dalam permasalahan Inventory


 Biaya Pemesanan (Ordering Cost)
Biaya yang ditimbulkan oleh adanya kegiatan pemesanan persediaan dalam sekali pesan,
misal: formulir, supplies, proses pemesanan dan administrasi; selama bahan/barang belum
tersedia untuk diproses lebih lanjut.
 Biaya Penyimpanan (Holding Cost)
Biaya yang ditimbulkan oleh penyimpanan persediaan dalam gudang pada periode waktu
tertentu, termasuk pula di dalamnya biaya asuransi, penyusutan, bunga dan lain-lainnya.
 Biaya Pemasangan (Set Up Cost)
Biaya-biaya untuk mempersiapkan mesin-mesin atau proses manufaktur dari suatu rencana
produksi
 Biaya Capital (Capaital Cost)
Termasuk biaya bunga dari uang yang ditanamkan dalam inventory dan pada tanah,
bangunan, dan peralatan yang diperlukan untuk menyimpan dan memelihara inventory.
 Biaya Resiko (Risk Cost)
Termasuk biaya karena adanya inventory yang sudah kadaluwarsa, asuransi inventory,
rusaknya inventory.
 Biaya Stockout
Seandainya inventori tidak tersedia ketika pelanggan membutuhkannya, atau inventori tidak
ada dalam proses produksi, terjadilah stockout (tidak adanya stok). Beberapa biaya terkait
dengan tipe-tipe dari stockout, stockout pada jenis barang yang diminta konsumen dapat
berupa hilangnya penjualan atau permintaan, dan biaya yang berhubungan dengan proses
pemesanan kembali barang (tambahnya pekerjaan, biaya pengiriman, dll).

3
2.5 Sistem Inventory

2.5.1 Sistem periode tetap (Fixed Period System – P System)


Pada sistem ini merupakan sistem pemesanan dengan interval pemesanan yang
tetap (Fixed Order Interval), tapi ukuran pemesanan bervariasi. Pada sistem ini safety
stock (pengaman) digunakan untuk meredam fluktuasiselama interval pemesanan.
Ciri dari sistem persediaan dengan P adalah sebagai berikut :
1) Ukuran pemesanan bervariasi tergantung jumlah persediaan yang ada di gudang
pada saat dilakukan pemesanan kembali.
2) Safety stock digunakan untuk meredam fluktuasi kebutuhan selama periode
tertentu.
3) Selang waktu pemesanan berturut-turut tetap.
4) Tidak ada waktu pemesanan kembali pada interval waktu yang sama.
Kelebihan dari tipe ini adalah tidak perlu pemeriksaan terus menerus, sehingga dapat
mengurangi pekerjaan, dan sangat baik jika banyak jenis barang dengan gudang tapi
sedikit pesanan. Sedangkan kelemahannya adalah harus mempunyai safety stock yang
dapat melindungi selama satu periode penuh, Ukuran pesanan tidak tetap dan harus selalu
melakukan perhitungan setiap akhir periode.
2.5.2 Sistem kuantitas tetap (Fixed Quantity System – Q System)
Pada sistem ini ukuran pemesanan tetap (Fixed Order Quantity) , tapi periode pesanan
yang bervariasi. Safety stock digunakan untuk meredam fluktuasi kebutuhan selama
ancang-ancang. Pemesanan kembalidilakukan ketika persediaan mencapai tingkat
tertentu, yaitu titik kembali (Reorder Point). Reorder point merupakan saat dimana
persediaan hanya dapat memenuhi tingkat penggunaan maksimum selama lead time. Di
sini lead time harus berdistribusi normal.
Kelebihan dari sistem ini adalah sedikit modal yang tertanam untuk persediaan,
karena kegunaan persediaan hanya pada waktu ancang-ancang(lead time). Sedangkan
kelemahannya adalah diperlukan pemeriksaan terus menerus yang menimbulkan banyak
pekerjaan apalagi kalau variasi jenis dan jumlah pesanan banyak. Tidak cocok untuk
kebutuhan produksi yang tinggi.
2.6 Model-Model Inventory

2.6.1 Model Deterministik


2.6.1.1 Economic Order Quantity – EOQ
Model ini digunakan dalam situasi dimana variabel yang berpengaruh terhadap sistem
persediaan bersifat deterministik ( dapat diketahui dengan pasti). Variabel yang dimaksud
meliputi :
1) Jumlah permintaan suatu barang untuk suatu Horizon waktu tertentu,
2) waktu ancang-ancang (Lead Time).
Oleh karena itu tidak dimungkinkan terjadinya kekurangan persediaan, karena pengendalian
dapat dilakukan sedemikian rupa, sehingga resiko kekurangan barang tidak akan terjadi.
Dengan asumsi :
a) Permintaan barang selama horizon waktu perencanaan (satu tahun) diketahui dengan
pasti dan akan datang secara kontinue sepanjang waktu. maka kekurangan persediaan

4
dapat dihindari, oleh sebab itu tidak perlu dipertimbangkan ongkos kekurangan
persediaan.
b) Barang yang dipesan akan datang secara serentak pada saat pemesanan dilakukan,
berarti lead timenya sama dengan nol.
c) Harga barang yang dipesan tidak tergantung pada jumlah barang yang dipesan/beli,
sehingga ongkos pembelian barang tidak perlu dimasukan ke dalam perhitungan
didalam ongkos total. Hal ini disebabkan nilainya konstan sehingga tidak akan
mempengaruhi solusi optimal.
Dengan asumsi seperti tersebut diatas, maka tahapan untuk mencari jumlah
pemesanan yang menyebabkan biaya minimal adalah sebagai berikut :
1. Mengembangkan pesamaan untuk biaya pemasangan atau pemesanan.
2. Mengembangkan persamaan untuk biaya penahanan atau penyimpanan
3. Menetapkan biaya pemasangan sama dengan biaya penyimpanan
4. Menyelesaikan persamaan dengan hasil angka jumlah pemesanan yang optimal.
Notasi yang digunakan:
Q = Jumlah barang setiap pemesanan
Q* = Jumlah optimal barang per pemesanan (EOQ)
D = Permintaan tahunan barang persediaan dalam unit
S = Biaya pemasangan atau pemesanan setiap pesanan
H = Biaya penahan atau penyimpanan per unit per tahun
Dengan menggunakan notasi diatas, maka penentuan rumus EOQ adalah :
D
a. Biaya pemesanan tahunan = S
Q
Q
b. Biaya penyimpanan tahunan = H
2
D Q
c. Biaya total per tahun = S+ H
Q 2
d. Biaya pemesanan = Biaya penyimpanan
D Q
S= 2H
Q
e. Untuk mendapatkan Q* maka 2DS = Q2 H
2DS
Q2 = H
2DS
Q∗ = √ H
Permintaan D
Jumlah Pemesanan dalam satu tahun (N) = =
Jumlah unit yang dipesan Q

Jumlah hari kerja perhari


Waktu antar pemesanan = T = Jumlah pemesanan dalam satu tahun

Biaya Total Persediaan = Biaya Pemesanan + Biaya Penyimpanan


= D/Q . S + Q/2 . H
Titik Pemesanan Ulang (Reorder Point) atau ROP = dxL

Jika ada stok pengaman atau buffer stok maka :


ROP = (d x L) + buffer stock

5
D
d = permintaan per hari = Jumlah hari kerja per tahun

L = lead time

2.6.1.2 Production Order Quantity – POQ


Pada model EOQ kita mengasumsikan bahwa seluruh pemesanan persediaan diterima
pada satu waktu. Meski demikian ada saat-saat tertentu dimana perusahaan dapat menerima
persediaanya sepanjang periode. Keadaan seperti ini mengharuskan model lain yang disebut
POQ yang mana dalam model ini produk diproduksi dan dijual pada saat yang
bersamaan.
Notasi yang digunakan sama dengan yang digunakan pada model EOQ tetapi
ditambah dengan : p = Tingkat produksi tahunan dan
t = Lama jalannya produksi, dalam satuan hari .
Dengan menggunakan notasi diatas, maka penentuan rumus POQ adalah :
DS
a. Biaya pemesanan = Q
1 d
b. Biaya penyimpanan = 2 HQ[1 − (p)]

Jumlah optimal per pemesanan dalam model ini dengan notasi


DS HQ d
Qp* = = [1 − (p)]
Q 2

2DS
Q2 = d
HQ(1− )
p

2DS
Qp* = √ d
HQ[1−( )]
p

2.6.1.3 Quantity Discount


Untuk meningkatkan penjualan, banyak perusahaan menawarkan potongan harga
kepada para pelanggannya, semakin banyak jumlah yang dibeli akan mendapatkan potongan
harga semakin besar. Dengan demikian perusahaan yang membutuhkan bahan baku akan
menghadapi penawaran dari banyak pemasok yang biasanya dalam paket-paket tertentu,
harga per unit produk yang ditawarkan bervariasi sesuai potongan harga yang diberikan.
Menghadapi hal yang demikian maka agar supaya perusahaan tidak terkecoh dalam memilih
paket mana yang paling optimal biayanya, maka konsep persediaan dengan quantity discount
perlu dipelajari.
Dalam menentukan pilihan mana yang paling tepat adalah mempertimbangkan biaya
persediaan total yang paling kecil diantara alternatif yang ada.
Biaya Persediaan total = Biaya Pemesanan + Biaya Penyimpanan + Biaya Produk
= D/Q .S + QH/2 + PD
DS QH
TC = + + PD
Q 2
Dimana : Q = Jumlah unit yang dipesan
D = Permintaan tahunan dalam satuan

6
S = Biaya Pemesanan per pesanan
P = Harga per unit
H = Biaya Penyimpanan per unit per tahun
2.6.2 Model Probalistik
Model statistik yang dapat digunakan ketika permintaan produk atau variabel lainnya
tidak diketahui, tetapi dapat ditemukan dengan menggunakan distribusi probabilitas. Jadi,
model-model probabilistik adalah penyesuaian di dunia nyata karena permintaan dan waktu
tunggu tidak selalu diketahui dan bersifat konstan.
Hal penting yang peru diperhatikan oleh manajemen adalah menjaga tingkat pelayanan
yang cukup dalam menghadapi permintaan tidak pasti. Tingkat pelayanan adalah pelengkap
dari probabilitas kehabisan persedian. Salah satu metode untuk mengurangi kehabisan
persedian adalah menyimpan unit-unit tambahan dalam persediaan, persediaan seperti ini
disebut dengan persediaan pengaman. Persediaan pengaman melibatkan penambahan
sejumlah unit sebagai penyangga sampai titik pemesanan ulang.
Titik pemesanan ulang = ROP = d x L
Dimana d = Permintaan harian
L = Waktu tunggu pesanan, atau jumlah hari kerja yang
dibutuhkan untuk mengantarkan sebuah pesanan.
Disertakannya persediaan pengaman (ss) mengubah persamaannya menjadi:
ROP = d x L + ss
Jumlah persediaan pengaman yang dijaga bergantung pada biaya yang ditimbulkan
apabila terjadi kehabisan persediaan dan biaya penyimpanan persediaan tambahan. Biaya
kehabisan persediaan tahunan dihitung sbb :
Biaya kehabisan persediaan tahunan
Jumlah kekurangan unitnya untuk setiap tingkat permintaan x Probabilitas tingkat permintaan
tersebut x Biaya kehabisan persediaan per unit x Jumlah pesanan per tahun.
2.6.3 Just In Time Inventory
Secara harfiah Just In Time artinya tepat waktu. Secara umum Istilah Just In-Time
(JIT) adalah usaha-usaha untuk meniadakan pemborosan dalam segala bidang produksi,
sehingga dapat menghasilkan dan mengirimkan produk akhir tepat waktu untuk dijual
(Yamit,2005:193).
Konsep just in-time memiliki tujuan yaitu untuk meminimumkan tingkat persediaan,
dengan demikian akan meminimalkan biaya penyimpanan. Dengan demikian apabila tingkat
persediaan lebih rendah dari tingkat EOQ, maka ordering cost akan meningkat dan total biaya
akan lebih tinggi daripada optimal. Dengan demikian, untuk mengimplementasikan konsep
Just In-Time, sangat penting untuk biaya pemesanan atau set-up lebih rendah dari pada nilai
sebelumnya. Dalam mengimplementasikan model sistem Just In-Time digunakan pendekatan
model deterministik atau model probabilistik sebagai masukan dalam penrhitungannya.
Tujuan dari Just In-Time adalah untuk mendapatkan kesempurnaan dengan
melakukan perbaikan terus menerus untuk mendapatkan yang terbaik, menghilangkan
pemborosan dan ketidak pastian. Tujuan utama dari JIT adalah menghilangkan pemborosan

7
dan konsitens dalam meningkatkan produktivitas. Oleh karena itu istilah JIT disebut juga
dengan ”zero inventories” (Yamit,2005:193).
Untuk mencapai tujuan JIT diperlukan asumsi sebagai berikut :
1. Ukuran lot kecil,
2. Konsisten kualitas tinggi,
3. Pekerja dapat diandalkan,
4. Persediaan menjadi minimum,
5. Mesin dapat diandalkan,
6. Rencana produksi stabil,
7. Kepastian jadwal operasi, dan
8. Keseragaman.
JIT mengidentifikasi permasalahan – permasalahan dan menghilangkan pemborosan
dengan beberapa strategi :
1. Mengurangi inventory dan variability
2. Mengurangi Lot Size
3. Mengurangi biaya penyetelan
4. Level Schedule
5. Kanban (“sinyal” kebutuhan untuk material selanjutnya)

8
BAB III

STUDI KASUS
3.1 Company Profile
Makeupwanted.id adalah salah satu dari banyaknya onlineshop yang cukup dikenal masyarakat
Indonesia khusunya para wanita. Makeupwanted.id didirikan pada Juli 2016 oleh mahasiswi
Universitas Padjajaran, Soraya Khairati Hisana. Soraya memulai bisnis ini karena dia melihat semakin
meningkatnya kebutuhan dan keinginan wanita akan berbagai make-up dan skin care untuk menjaga
penampilan dan kulit mereka.

Makeupwanted.id merupakan usaha yang sistem penjualan dan pemasarannya melalui media
sosial yaitu instagram dengan id user @makeupwanted.id yang sudah memiliki 32,8k followers.
Makeupwanted.id adalah onlineshop yang menjual skin care dan make-up dari berbagai merek yang
ada di Korea dan Eropa seperti Etude House, Laneige, Innisfree, Benefit, The Balm, L.A Girl dan
merek lainnya.

3.2 Pembahasan
Inventory management dibutuhkan dalam usaha Makeupwanted.id untuk memenuhi permintaan
dari konsumen atau pelanggan setiap waktu. Dengan sistem persediaan menggunakan model
deterministic, yaitu model kuantitas pesanan ekonomis (Economic Order Quantity-EOQ) diharapkan
Makeupwanted.id dapat meminimalkan biaya total dari pemesanan dan penyimpanan barang
persediaan.

Pada kesempatan ini, kami akan menganalisis Inventory Management dari 5 produk terlaris
Makeupwanted.id menggunakan Model Kuantitas Pesanan Ekonomis (Economic Order Quantity-
EOQ), yaitu:

1. Nature Republic Aloevera


2. Laneige Water Sleeping Mask
3. Tonymoly Delight Tony Tint
4. Benefit Feelin’ Cheeky
5. Etude Drawing Eyebrow

 Soal

Dengan data yang tersedia dibawah ini, tentukanlah biaya total yang harus dikeluarkan owner untuk
penyediaan persediaan barang dan titik pemesana ulang (ROP)!

Data penyediaan persediaan Makeupwanted.id, yaitu :

 Jumlah persediaan yang di pesan tiap bulan (Unit) - Q


o Nature Republic Aloevera : 40 unit
o Laneige Water Sleeping Mask : 16 unit
o Tonymoly Delight Tony Tint : 20 unit
o Benefit Feelin’ Cheeky : 20 unit
o Etude Drawing Eyebrow : 40 unit
 Total : 136 unit

9
 Permintaan bulanan untuk barang persediaan (Unit) - D
o Nature Republic Aloevera : 38 unit
o Laneige Water Sleeping Mask : 13 unit
o Tonymoly Delight Tony Tint : 17 unit
o Benefit Feelin’ Cheeky : 18 unit
o Etude Drawing Eyebrow : 36 unit
 Total : 122 unit

 Biaya pemesanan untuk setiap pesanan persediaan - S


Pengiriman persediaan melalui JNE seharga Rp 6.000,00/kg dengan waktu tunggu (Lead
Time –LT) 4 hari.
o Nature Republic Aloevera : 40 unit (4 unit = 1kg)
o Laneige Water Sleeping Mask : 16 unit (6 unit = 1kg)
o Tonymoly Delight Tony Tint : 20 unit (10 unit = 1kg)
o Benefit Feelin’ Cheeky : 20 unit (6 unit = 1kg)
o Etude Drawing Eyebrow : 40 unit (20 unit = 1 kg)

𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑃𝑒𝑚𝑒𝑠𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑆𝑒𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑃𝑒𝑚𝑒𝑠𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛


40 16 20 20 40
= ( 𝑥6000) + ( 𝑥6000) + ( 𝑥6000) + ( 𝑥6000) + ( 𝑥6000) = 𝑅𝑝 120.000
4 6 10 6 20
 Biaya Penyimpanan per-unit dalam 1 bulan - H
No. Produk Jumlah Unit Harga per- Masa Pakai Depresiasi
Unit
1. Nature Republic 40 Rp 36 bulan Rp
Aloevera 70.000 78.000
2. Laneige Water 16 75.000 24 bulan 50.000
Sleeping Mask
3. Tonymoly Delight 20 45.000 36 bulan 25.000
Tony Tint
4. Benefit Feelin’ 20 135.000 36 bulan 75.000
Cheeky
5. Etude Drawing 40 35.000 36 bulan 39.000
Eyebrow
Total Rp
267.000

𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑝𝑒𝑟 𝑈𝑛𝑖𝑡 𝑥 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑟 𝑈𝑛𝑖𝑡


𝐷𝑒𝑝𝑟𝑒𝑠𝑖𝑎𝑠𝑖 =
𝑀𝑎𝑠𝑎 𝑃𝑎𝑘𝑎𝑖

𝑅𝑝 267.000
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑃𝑒𝑛𝑦𝑖𝑚𝑝𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟 − 𝑈𝑛𝑖𝑡 = = 𝑅𝑝 1.963,235 ≈ 𝑅𝑝 2.000
136 𝑢𝑛𝑖𝑡

Perhitungan Model Kuantitas Pesanan Ekonomis (Economic Order Quality- EOQ)

 Jumlah Pemesanan yang Ekonomis (EOQ)

10
2𝐷𝑆 2 𝑥 122 𝑥 120.000
𝐸𝑂𝑄 = √ 𝐻
=√ 2.000
=120,9958677 ≈ 121 unit

Kesimpulan :

Jadi, Makeupwanted.id sebaiknya memesan 121 unit setiap kali melakukan pemesanan.

 Frekuensi Pemesanan 1
𝐷 122
𝑁= = = 1,00826
𝐸𝑂𝑄 121
Kesimpulan : 2
Setiap 1 bulan, Makeupwanted.id sebaiknya hanya melakukan 1 kali pemesanan persediaan.

 Total Cost (TC)


122
𝑄 1
TC 1 = 𝑁 𝑥 𝑆 + 2
𝑥 𝐻 = 1 𝑥 120.000 + 2
𝑥 2.000 = 𝑅𝑝 242.000
122
𝑄 2
TC2 = 𝑁 𝑥 𝑆 + 2
𝑥 𝐻 = 2 𝑥 120.000 + 2
𝑥 2.000 = 𝑅𝑝 301.000
𝐷
Catatan : 𝑄 = 𝑁
Kesimpulan :
Total Cost terkecil yabg dibutuhkan untuk melakukan pemesanan yaitu Rp 242.000 untuk 1
kali pemesanan persediaan dalam 1 bulan.

 Titik Pemesanan Ulang (ROP)


𝐷 122
ROP = Usage x Lead Time = 𝑥 𝐿𝑇 = 𝑥 4 = 16,267 ≈ 17 unit
𝐻𝑎𝑟𝑖 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎 30
Kesimpulan :
Jadi Makeupwanted.id harus melakukan pemesanan persediaan kembali jika barang
persediaan sudah tersisa 17 unit.

11
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Inventory Management dibutuhkan dalam melakukan usaha untuk memenuhi permintaan
pelanggan, mengantisipasi kelangkaan produk dan kenaikan harga secara tiba-tiba berdasarkan
inventory control sehingga dapat memaksimalkan pelayanan dengan menyediakan persediaan
sesuai kebutuhan dan dapat meminimalkan biaya keseluruhan persediaan.

4.2 Rekomendasi
Dalam studi kasus inventory management pada Makeupwanted.id, Makeupwanted.id
sebaiknya melakukan 1 kali pemesanan produk persediaan dalam 1 bulan dengan jumlah
pemesanan yang ekonomis (EOQ) sebanyak 121 unit dan titik pemesanan ulang dilakukan ketika
persediaan tersisa 17 unit karena biaya total yang dikeluarkan dapat di minimalisir yaitu dengan
biaya Rp 242.000,00.

12
DAFTAR PUSTAKA

1. Assauri,1999, Manajemen Produksi dan Operasi, LPEE-UI, Jakarta.


2. Biegel, 1992, Pengendalian Produksi Suatu pendekatan Kuantitatif
3. Buffa Elwood S. -------, Operation Manajemen, Second Edition, New York, John Wiley & Sons, Inc.
4. Smith. B.Spencer, 1989, Computer-Base Production And Inventory Control, Prentice Hall
International United States of America
5. Sutalaksana.I, 1979, Teknik Tatacara Kerja, Jurusan Teknik Industri, ITB, Bandung.
6. Wignojosoebroto, 1996, Tataletak Pabrik dan pemindahan Bahan, Guna Widya, Jakarta

13

Anda mungkin juga menyukai