BIDANG KEGIATAN:
PRAKTIKUM MANAJEMEN OPERASI LANJUTAN
Diusulkan oleh:
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah Manajemen Operasi dengan
judul “ Management Inventory ”. Penulisan makalah ini disusun dengan tujuan untuk
memenuhi tugas praktikum mata kuliah yang bersangkutan.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak lepas dari kekurangan baik
dari segi kualitas maupun kuantitas materi yang disajikan dikarenakan keterbatasan
pengetahuan yang kami miliki sehingga kami membutuhkan kritik dan saran yang bersifat
membangun. Dalam pengerjaan penyusunan makalah, kami mendapatkan dorongan dan
masukan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu kami
mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada :
1. Allah SWT yang selalu memberikan rahmat-Nya kepada setiap hamba-Nya yang
selalu berusaha untuk mengubah nasibnya menjadi lebih baik
2. Nabi Muhammad SAW
3. Kedua orang tua yang telah memberikan dukungan
4. Para Teaching Assistant yang membantu kami selama inivdalam proses pembelajaran
5. Teman-teman yang membantu dalam penyusunan makalah ini
Akhir kata, kami memohon maaf atas segala kekurangan. Semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi siapapun yang membacanya.
Penyusun
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejalan dengan laju perkembangan yang terus berkembang di Indonesia, maka banyak
bermunculan usaha-usaha, baik usaha kecil maupun usaha besar. Tujuan utama suatu
perusahaan yaitu memperoleh laba seoptimal mungkin dan mengawasi berjalannya
perusahaan serta berkembangnya perusahaan. Namun di dalam suatu perusahaan perlu dilihat
persediaan-persediaannya, persediaan merupakan salah satu aset yang paling mahal di banyak
perusahaan, mencerminkan sebanyak 40% dari total modal yang diinvestasikan. Selain itu
persediaan termasuk fungsi manajerial yang penting untuk UMKM karena persediaan di
seluruh UMKM melibatkan investasi rupiah terbesar dalam pos aktiva lancar.
Di satu pihak, suatu perusahaan dapat mengurangi biaya dengan cara menurunkan
tingkat persediaan di tangan. Di pihak lain, konsumen akan merasa tidak puas bila suatu
produk stoknya habis, maka dari itu persediaan dilakukan untuk menyediakan sebuah barang
produksi di dalam suatu UMKM agar dapat memenuhi permintaan kebutuhan konsumen.
Dalam hal ini penulis merasa tertarik untuk lebih mengetahui dan memahami bagaimana
persediaan dimanage secara benar yang diterapkan dalam suatu UMKM. UMKM yang
penulis gunakan yaitu Makeupwanted.id. Agar Makeupwanted.id dapat membawa manfaat
yang baik dalam pencapaian laba yang diinginkan.
1.4 Manfaat
Makalah ini diharapkan memberikan manfaat bagi penulis khususnya dan bagi
pembaca pada umumnya berupa ilmu mengenai pengelolaan persediaan pada UMKM.
Semoga makalah ini dapat digunakan sebagai referensi bagi pihak yang ingin mempelajari
hal yang berkaitan dengan persediaan.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Secara umum, Persediaan atau Inventory dapat didefinisikan sebagai segala sesuatu
atau sumber-sumber daya organisasi yang disimpan dalam antisipasinya terhadap pemenuhan
permintaan. Persediaan dapat juga diartikan sebagai sumber daya yang menganggur (idle
resource) pada suatu organisasi. Di Produksi, Persediaan dapat didefinisikan juga sebagai
sekumpulan produk fisik pada berbagai tahap proses transformasi, mulai dari bahan mentah
ke barang dalam proses hingga pada barang jadi yang siap untuk dikirimkan ke pelanggan.
Manajemen persediaan menentukan jumlah persediaan yang optimal dengan biaya total
yang minimal. Persediaan atau inventory meliputi bahan mentah atau bahan baku, bahan
pembantu, bahan dalam proses atau work in process, suku cadang, dan barang jadi atau
finished good. Alasan perlunya manajemen persediaan adalah karena timbulnya
ketidakpastian permintaan, ketidakpastian pasokan supplier, dan ketidakpastian waktu
pemesanan.
2
2.3 Jenis-Jenis Inventory Management
Inventori diklasifikasikan dalam empat bentuk utama, yaitu
2. Intermediatries
Biasanya berupa bagian mesin, yang sangat penting untuk produksi, juga dapat berupa
“suplai” yang berupa stok yang akan digunakan untuk produksi tetapi secara langsung tidak
terkait dengan produk jadi.
3. Work-in-Process
Terdiri dari seluruh bahan baku, bagian, rakitan yang sedang dikerjakan atau dalam proses
tunggu untuk diproses dalam sistem produksi
4. Barang jadi
Sstok dari produk yang telah lengkap.
3
2.5 Sistem Inventory
4
dapat dihindari, oleh sebab itu tidak perlu dipertimbangkan ongkos kekurangan
persediaan.
b) Barang yang dipesan akan datang secara serentak pada saat pemesanan dilakukan,
berarti lead timenya sama dengan nol.
c) Harga barang yang dipesan tidak tergantung pada jumlah barang yang dipesan/beli,
sehingga ongkos pembelian barang tidak perlu dimasukan ke dalam perhitungan
didalam ongkos total. Hal ini disebabkan nilainya konstan sehingga tidak akan
mempengaruhi solusi optimal.
Dengan asumsi seperti tersebut diatas, maka tahapan untuk mencari jumlah
pemesanan yang menyebabkan biaya minimal adalah sebagai berikut :
1. Mengembangkan pesamaan untuk biaya pemasangan atau pemesanan.
2. Mengembangkan persamaan untuk biaya penahanan atau penyimpanan
3. Menetapkan biaya pemasangan sama dengan biaya penyimpanan
4. Menyelesaikan persamaan dengan hasil angka jumlah pemesanan yang optimal.
Notasi yang digunakan:
Q = Jumlah barang setiap pemesanan
Q* = Jumlah optimal barang per pemesanan (EOQ)
D = Permintaan tahunan barang persediaan dalam unit
S = Biaya pemasangan atau pemesanan setiap pesanan
H = Biaya penahan atau penyimpanan per unit per tahun
Dengan menggunakan notasi diatas, maka penentuan rumus EOQ adalah :
D
a. Biaya pemesanan tahunan = S
Q
Q
b. Biaya penyimpanan tahunan = H
2
D Q
c. Biaya total per tahun = S+ H
Q 2
d. Biaya pemesanan = Biaya penyimpanan
D Q
S= 2H
Q
e. Untuk mendapatkan Q* maka 2DS = Q2 H
2DS
Q2 = H
2DS
Q∗ = √ H
Permintaan D
Jumlah Pemesanan dalam satu tahun (N) = =
Jumlah unit yang dipesan Q
5
D
d = permintaan per hari = Jumlah hari kerja per tahun
L = lead time
2DS
Q2 = d
HQ(1− )
p
2DS
Qp* = √ d
HQ[1−( )]
p
6
S = Biaya Pemesanan per pesanan
P = Harga per unit
H = Biaya Penyimpanan per unit per tahun
2.6.2 Model Probalistik
Model statistik yang dapat digunakan ketika permintaan produk atau variabel lainnya
tidak diketahui, tetapi dapat ditemukan dengan menggunakan distribusi probabilitas. Jadi,
model-model probabilistik adalah penyesuaian di dunia nyata karena permintaan dan waktu
tunggu tidak selalu diketahui dan bersifat konstan.
Hal penting yang peru diperhatikan oleh manajemen adalah menjaga tingkat pelayanan
yang cukup dalam menghadapi permintaan tidak pasti. Tingkat pelayanan adalah pelengkap
dari probabilitas kehabisan persedian. Salah satu metode untuk mengurangi kehabisan
persedian adalah menyimpan unit-unit tambahan dalam persediaan, persediaan seperti ini
disebut dengan persediaan pengaman. Persediaan pengaman melibatkan penambahan
sejumlah unit sebagai penyangga sampai titik pemesanan ulang.
Titik pemesanan ulang = ROP = d x L
Dimana d = Permintaan harian
L = Waktu tunggu pesanan, atau jumlah hari kerja yang
dibutuhkan untuk mengantarkan sebuah pesanan.
Disertakannya persediaan pengaman (ss) mengubah persamaannya menjadi:
ROP = d x L + ss
Jumlah persediaan pengaman yang dijaga bergantung pada biaya yang ditimbulkan
apabila terjadi kehabisan persediaan dan biaya penyimpanan persediaan tambahan. Biaya
kehabisan persediaan tahunan dihitung sbb :
Biaya kehabisan persediaan tahunan
Jumlah kekurangan unitnya untuk setiap tingkat permintaan x Probabilitas tingkat permintaan
tersebut x Biaya kehabisan persediaan per unit x Jumlah pesanan per tahun.
2.6.3 Just In Time Inventory
Secara harfiah Just In Time artinya tepat waktu. Secara umum Istilah Just In-Time
(JIT) adalah usaha-usaha untuk meniadakan pemborosan dalam segala bidang produksi,
sehingga dapat menghasilkan dan mengirimkan produk akhir tepat waktu untuk dijual
(Yamit,2005:193).
Konsep just in-time memiliki tujuan yaitu untuk meminimumkan tingkat persediaan,
dengan demikian akan meminimalkan biaya penyimpanan. Dengan demikian apabila tingkat
persediaan lebih rendah dari tingkat EOQ, maka ordering cost akan meningkat dan total biaya
akan lebih tinggi daripada optimal. Dengan demikian, untuk mengimplementasikan konsep
Just In-Time, sangat penting untuk biaya pemesanan atau set-up lebih rendah dari pada nilai
sebelumnya. Dalam mengimplementasikan model sistem Just In-Time digunakan pendekatan
model deterministik atau model probabilistik sebagai masukan dalam penrhitungannya.
Tujuan dari Just In-Time adalah untuk mendapatkan kesempurnaan dengan
melakukan perbaikan terus menerus untuk mendapatkan yang terbaik, menghilangkan
pemborosan dan ketidak pastian. Tujuan utama dari JIT adalah menghilangkan pemborosan
7
dan konsitens dalam meningkatkan produktivitas. Oleh karena itu istilah JIT disebut juga
dengan ”zero inventories” (Yamit,2005:193).
Untuk mencapai tujuan JIT diperlukan asumsi sebagai berikut :
1. Ukuran lot kecil,
2. Konsisten kualitas tinggi,
3. Pekerja dapat diandalkan,
4. Persediaan menjadi minimum,
5. Mesin dapat diandalkan,
6. Rencana produksi stabil,
7. Kepastian jadwal operasi, dan
8. Keseragaman.
JIT mengidentifikasi permasalahan – permasalahan dan menghilangkan pemborosan
dengan beberapa strategi :
1. Mengurangi inventory dan variability
2. Mengurangi Lot Size
3. Mengurangi biaya penyetelan
4. Level Schedule
5. Kanban (“sinyal” kebutuhan untuk material selanjutnya)
8
BAB III
STUDI KASUS
3.1 Company Profile
Makeupwanted.id adalah salah satu dari banyaknya onlineshop yang cukup dikenal masyarakat
Indonesia khusunya para wanita. Makeupwanted.id didirikan pada Juli 2016 oleh mahasiswi
Universitas Padjajaran, Soraya Khairati Hisana. Soraya memulai bisnis ini karena dia melihat semakin
meningkatnya kebutuhan dan keinginan wanita akan berbagai make-up dan skin care untuk menjaga
penampilan dan kulit mereka.
Makeupwanted.id merupakan usaha yang sistem penjualan dan pemasarannya melalui media
sosial yaitu instagram dengan id user @makeupwanted.id yang sudah memiliki 32,8k followers.
Makeupwanted.id adalah onlineshop yang menjual skin care dan make-up dari berbagai merek yang
ada di Korea dan Eropa seperti Etude House, Laneige, Innisfree, Benefit, The Balm, L.A Girl dan
merek lainnya.
3.2 Pembahasan
Inventory management dibutuhkan dalam usaha Makeupwanted.id untuk memenuhi permintaan
dari konsumen atau pelanggan setiap waktu. Dengan sistem persediaan menggunakan model
deterministic, yaitu model kuantitas pesanan ekonomis (Economic Order Quantity-EOQ) diharapkan
Makeupwanted.id dapat meminimalkan biaya total dari pemesanan dan penyimpanan barang
persediaan.
Pada kesempatan ini, kami akan menganalisis Inventory Management dari 5 produk terlaris
Makeupwanted.id menggunakan Model Kuantitas Pesanan Ekonomis (Economic Order Quantity-
EOQ), yaitu:
Soal
Dengan data yang tersedia dibawah ini, tentukanlah biaya total yang harus dikeluarkan owner untuk
penyediaan persediaan barang dan titik pemesana ulang (ROP)!
9
Permintaan bulanan untuk barang persediaan (Unit) - D
o Nature Republic Aloevera : 38 unit
o Laneige Water Sleeping Mask : 13 unit
o Tonymoly Delight Tony Tint : 17 unit
o Benefit Feelin’ Cheeky : 18 unit
o Etude Drawing Eyebrow : 36 unit
Total : 122 unit
𝑅𝑝 267.000
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑃𝑒𝑛𝑦𝑖𝑚𝑝𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟 − 𝑈𝑛𝑖𝑡 = = 𝑅𝑝 1.963,235 ≈ 𝑅𝑝 2.000
136 𝑢𝑛𝑖𝑡
10
2𝐷𝑆 2 𝑥 122 𝑥 120.000
𝐸𝑂𝑄 = √ 𝐻
=√ 2.000
=120,9958677 ≈ 121 unit
Kesimpulan :
Jadi, Makeupwanted.id sebaiknya memesan 121 unit setiap kali melakukan pemesanan.
Frekuensi Pemesanan 1
𝐷 122
𝑁= = = 1,00826
𝐸𝑂𝑄 121
Kesimpulan : 2
Setiap 1 bulan, Makeupwanted.id sebaiknya hanya melakukan 1 kali pemesanan persediaan.
11
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Inventory Management dibutuhkan dalam melakukan usaha untuk memenuhi permintaan
pelanggan, mengantisipasi kelangkaan produk dan kenaikan harga secara tiba-tiba berdasarkan
inventory control sehingga dapat memaksimalkan pelayanan dengan menyediakan persediaan
sesuai kebutuhan dan dapat meminimalkan biaya keseluruhan persediaan.
4.2 Rekomendasi
Dalam studi kasus inventory management pada Makeupwanted.id, Makeupwanted.id
sebaiknya melakukan 1 kali pemesanan produk persediaan dalam 1 bulan dengan jumlah
pemesanan yang ekonomis (EOQ) sebanyak 121 unit dan titik pemesanan ulang dilakukan ketika
persediaan tersisa 17 unit karena biaya total yang dikeluarkan dapat di minimalisir yaitu dengan
biaya Rp 242.000,00.
12
DAFTAR PUSTAKA
13