Anda di halaman 1dari 21

Inventory Management |

Manajemen Persediaan
Inventory Management

oleh
S1 AKUNTANSI NONREG B 2011

Dwi Yunita S, 8335116615
Annisa Sharafina, 8335116617
Ardilla Hasni, 8335116618
Fella Distiara, 8335116619
M Izzan Mursyidan, 8335116620
Makalah ini dibuat untuk memenuhi
tugas mata kuliah
Manajemen Operasional
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2012
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala rahmat dan berkatnya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik. Laporan ini merupakan
laporan tertulis dari kelompok Manajemen Operasional Jurusan Akuntansi 2011 Universitas
Negeri Jakarta.
Laporan ini ditujukan kepada Ibu Destria sebagai Dosen Mata Kuliah Manajemen Operasional.
Makalah ini membahas tentang Manajemen Persediaan (Inventory Management) yang terdiri dari
Fungsi Persediaan, Manajemen Persediaan, Model-model Persediaan, dan Sistem Periode Tetap
Pada kesempatan ini kami selaku mahasiswa menyampaikan ucapan terima kasih kepada Ibu
Destria selaku Dosen Mata Kuliah Manajemen Operasional yang telah memberikan arahan dan
bimbingan dalam menyempurnakan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam laporan ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna,
sehingga penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca
untuk perbaikan penulis dimasa yang akan datang. Semoga laporan ini bermanfaat bagi semua
pihak.
Jakarta, 3 November 2012
Penulis










DAFTAR ISI

Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab I. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
Bab II. Pembahasan
2.1 Fungsi Persediaan
2.2 Manajemen Persediaan
2.3 Model-Model Persediaan
2.4 Model Probabilistik dan Pengaman Persediaan
2.5 Sistem Periode Tetap
Bab III. Penutup
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Daftar Pustaka



















BAB I
PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang
Pembuatan makalah ini didasari untuk memenuhi tugas kuliah Manajemen Operasional sebagai
Mata Kuliah wajib yang memiliki bobot 2 SKS. Tujuan dari tugas ini adalah mengerti dan
memahami tentang Inventory Management
1.2 Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari Manajemen persediaan dan fungsinya
2. Mengetahui apa saja Model-model yang ada di Manajemen persediaan
3. Mengetahui tentang Sistem periode tetap
1.3 Manfaat
Makalah ini dibuat dengan tujuan menjelaskan secara lebih rinci dan detail mengenai manajemen
persediaan, fungsi, serta model-model di dalam manajemen persediaan. Dengan mengetahui hal
tersebut, kita dapat mempraktek kan konsep manajemen persediaan di dalam perusahaan.






















BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Fungsi Fungsi Persediaan
Tujuan manajemen persediaan adalah menentukan keseimbangan antara investasi persediaan
dengan pelayanan pelanggan. Keempat fungsi persediaan antara lain :
Decouple atau memisahkan beberapa tahapan dari proses produksi. Sebagai contoh,
jika persediaan sebuah perusahaan berfluktuasi, persediaan tambahan mungkin
diperlukan untuk melakukan decouple proses produksi dari pemasok
Melakukan decouple perusahaan dari fluktuasi permintaan dan menyediakan
persediaan barang-barang yang akan memberikan pilihan bagi pelanggan
Mengambil keuntungan dari diskon kuantitas karena pembelian dalam jumlah besar dapat
mengurangi biaya pengiriman barang
Melindungi terhadap inflasi dan kenaikan harga
Untuk mengakomodasi fungsi-fungsi persediaan tersebut, perusahaan harus memelihara empat
jenis persediaan yaitu pertama, Persediaan barang mentah (raw material inventory) , persediaan
ini dapat digunakan untuk melakukan decaople (memisahkan ) pemasok dari proses produksi.
Pendekatan yang dipilih adalah menghilangkan variabilitas pemasok akan kualiatas, kuantitas,
atau waktu pengantaran sehingga tidak diperlukan pemisahan.
Kedua, persediaan barang setengah jadi (work in process-WIP inventory), adalah komponen
komponen atau bahan mentah yang telah melewati beberapa proses perubahan,tetapi belum
selesai. WIP adalah waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu produk (disebut waktu
siklus). mengurangi waktu siklus akan mengurangi persediaan
Ketiga, MRO (maintenance, repair, operating), persediaan persediaan yang disedikan untuk
persediaan pemeliharaan, perbaikan dan operasi yang dibutuhkan untuk menjaga agar mesin
mesin dan proses proses tetap produktif. MRO ada karena kebutuhan serta waktu untuk
pemeliharaan dan perbaikan dari beberapa perlengkapan tidak di ketahui. Keempat, persediaan
barang jadi, adalah produk ynag telah selesai dan tinggal menunggu pengiriman. Barang jadi
dapat dimasukan ke persediaan karena permintaan pelanggan dimasa mendatang tidak diketahui.
2.2 Manajemen Persediaan
Manajer operasi membuat sistem-sistem untuk mengelola persediaan. ada dua unsur dari sistem
tersebut yaitu (1) bagaimana barang barang persediaan dapat diklasifikasikan (analisis ABC) dan
(2) seberapa akurat catatan persediaan dapat dijaga. Kemudian kita akan mengamati kontrol
persediaan dalam sektor pelayanan
Analisis ABC
Analisis ABC membagi persediaan yang ada menjadi tiga klasifikasi dengan basis volume dolar
tahunan. Analisis ABC adalah sebuah aplikasi persediaan dari prinsip pareto. Prinsip pareto
menyatakan terdapat sedikit hal yang kritis dan banyak yang sepele. Gagasannya adalah untuk
membuat kebijakan kebijakan persediaan yang memfokuskan persediaan pada bagian-bagian
persediaan kritis yang sedikit dan tidak pada banyak yang sepele. Untuk menentukan volume
dolar tahunan dari analisis ABC, kita mengukur permintaan tahunan dari setiap barang
persediaan dikalikan biaya perunitnya.

Akurasi Catatan
Akurasi catatan sangat penting bagi manajemen untuk mengetahui persediaan yang tersedia.
Akurasi catatan adalah sebuah unsur kritis dalam sistem produksi dan persediaan. Akurasi
catatan membuat manajemen fokus pada barang-barang yang diperlukan daripada menetapkan
untuk yakin bahwa beberapa dari semuanya berada dalam persediaan. Ketika sebuah
organisasi dapat menentukan secara akurat apa yang dimilikinya sekarang, organisasi tersebut
dapat mengambil keputusan yang tepat mengenai pemesanan, penjadwalan, dan pengiriman.
Sama halnya dengan penyimpanan catatan masuk dan keluar, keamanan ruang penyimpanan
harus baik untuk dapat menjamin akurasi. Sebuah ruang penyimpanan yang tertata dengan baik
akan memiliki akses yang terbatas, housekeeping yang baik, dan area penyimpanan yang
menyimpan persediaan dalam jumlah yang tetap. Wadah-wadah, rak-rak, dan bagian-bagian
akan diberi label secara akurat.
Perhitungan Siklus
Walaupun sebuah organisasi mungkin telah memuat usaha-usaha besar untuk mencatat
persediaan secara akurat, catatan-catatan ini harus diverifikasi melalui audit berkelanjutan.
Audit-audit semacam ini dikenal dengan perhitungan siklus (cycle counting). Berdasarkan
sejarah, banyak perusahaan melakukan persediaan fisik tahunan. Praktik ini kerap harus
dilakukan dengan menutup fasilitas dan menugaskan orang-orang tidak berpengalaman untuk
menghitung bagian-bagian dan bahan. Catatan-catatan persediaan seharusnya diverifikasi
melalui perhitungan siklus. Perhitungan siklus menggunakan klasifikasi persediaan yang
dikembangkan melalui anlisis ABC. Dengan prosedur-prosedur perhitungan siklus, barang-
barang dihitung, catatan-catatan diverifikasi, dan ketidakakuratan didokumentasikan secara
periodik. Kemudian, penyebab ketidakakuratan dilacak dan diambil tindakan perbaikan yang
tepat untuk menjamin integritas sistem persediaannya. Barang-barang A mungkin akan sering
dihitung satu bulan sekali; barang-barang B mungkin akan dihitung setiap 3 bulan sekali; dan
barang-barang C mungkin akan dihitung setiap 6 bulan sekali. Contoh 2 mengilustrasikan cara
menghitung jumlah barang dari setap klasifikasi untuk dihitung setiap hari.
Contoh 2 Perhitungan Siklus di Sebuah Penghasilan Truk
Cole Trucks, Inc., sebuah produsen truk sampah berkualitas tinggi, memiliki sekitar 5.000
barang dalam persediaannya. Mereka ingin menentukan banyaknya barang untuk dihitung siklus
setiap hari.
Pendekatan: Setelah menyewa Matt Clark, seorang mahasiswa MO yang cerdas, perusahaan
menentukan bahwa mereka memiliki 500 barang A, 1.750 barang B, dan 2.750 barang C selama
musim panas. Kebijakan perusahaan yang berlaku adalah untuk menghitung semua barang A
setiap bulan (setiap 20 hari kerja), semua barang B setiap 3 bulan (setiap 60 hari kerja), dan
semua barang C setiap 6 bulan (setiap 120 hari kerja). Kemudian, perusahaan mengalokasikan
beberapa barang untuk dihitung setiap hari.
Solusi :
Kelas Barang Kuantitas Kebijakan Perhitungan Siklus Jumlah barang Dihitung per
Hari
A 500 Setiap bulan (setiap 20 hari kerja) 500/20 = 25/hari
B 1.750 Setiap 3 bulan (setiap 60 hari kerja) 1.750/60 = 29/hari
C 2.750 Setiap 6 bulan (setiap 120 hari
kerja)
2.750/120 = 23/hari
Tujuh puluh tujuh barang dihitung setiap harinya.
Pemahaman : audit harian dari 77 barang ini jauh lebih efisien dan akurat dibandingkan
melakukan sebuah perhitungan persediaan besar-besaran setahun sekali.
Pada contoh di atas, barang tertentu yang akan dihitung secara siklus dapat dpilih setiap hari
secara berurutan atau acak. Pilihan lainnya adalah untuk menghitung siklus barang-barang setiap
kali barang tersebut dipesan ulang.
Perhitungan siklus juga memiliki berbagai keuntungan berikut:
1. Menghindarkan penutupan dan interupsi produksi yang diperlukan untuk inventarisasi
fisik tahunan.
2. Menghilangkan penyesuaian persediaan tahunan.
3. Audit akurasi persediaan dilakukan oleh pegawai terlatih
4. Mempermudah pengidentifikasian dan penanggulangan atas penyebab kesalahan
5. Menjaga akurasi catatan-catatan persediaan.
Kontrol Persediaan Pelayanan
Manajemen dari persediaan pelayanan layak mendapatkan pertimbangan khusus. Sebagai
contoh, persediaan ekstensif yang disimpan dalam bisnis grosir dan eceran membuat manajemen
persediaan sangat penting dan seriing menjadi faktor penentu dalam kemajuan manajer. Dalam
bisnis pelayanan makanan, contohnya, kontrol persediaan dapat membuat perbedaaan antara
kesuksesan dan kegagalan. Lebih dari itu, persediaan yang berada dalam posisi transit atau tidak
digunakan dalam gudang sama saja dengan nilai yang hilang. Sama halnya, kerusakan atau
pencurian sebelum terjual adalah kerugian. Dalam bisnis eceran, persediaan yang tidak tercatat
dlam kuitansi saat penjualan dikenal dengan penyusutan. Penyusutan muncul dari kerusakan
dan pencurian, juga dari administrasi yang ceroboh. Pencurian persediaan juga dikenal dengan
pilferage. Kerugian persediaan eceran sebesar 1% dari penjualan dapat dianggap baik dengan
mempertimbangkan ahwa kerugian di banyak toko melebihi 3%. Beriku teknik-teknik dalam
akurasi dan kontrol persediaan.
1. Pemilhan, pelatihan, dan pendisiplinan yang baik
Hal-hal ini tidaklah mudah, tetapi sangat diperlukan dalm operasi-operasi pelayanan makanan,
grosir, dan eceran di mana pegawai memiliki akses ke barang yang langsung dikonsumsi.
1. Kontrol yang ketat dari pengiriman yang datang
Tugas ini diselesaikan oleh banyak perusahaan melalui penggunaan barcode dan sistem radio
frequency ID (RFID) yang membaca setiap pengiriman yang datang dan memeriksa jumlah
hitungan terhadap pesanan pembelian secara otomatis. Jika dirancang dengan tepat, sistem ini
sulit dikalahkan. Setiap barang memiliki stock keeping unit yang unik.
1. Kontrol yang efektif atas semua barang yang meninggalkan fasilitas
Tugas ini diselesaikan dengn barcode pada barang yang dikirimkan, pita magnetis pada barang,
atau melalui observasi langsung. Observasi langsung dapat dijaga oleh pegawai pada pintu
keluar dan dlam daerah-daerah yang berpotensi kerguian tinggi atau dapat berbentuk cermin satu
arah dan pengawasan video. Operasi eceran yang sukses memerlukan kontrol tingkat toko yang
sangat baik dengan persediaan yang akurat di lokasinya yang sesuai. Baru-baru ini, sebuah studi
menemukan bahwa konsumen dan pelayan toko tidak dapat menemukan 16% dari barang-barang
di salah satu pengecer terbesar Amerika Serikat bukan karena barangnya habis, melaiinkan
mereka salah meletakkannya (dalam ruangan belakang, daerah penyimpanan, atau di lorong yang
salah). Melalui perkiraaan peneliti, pengecer-pengecer besar kehilangan 10% sampai 25% dari
keuntungan totalnya karena catatan-catatan persediaan yang buruk atau tidak akurat.
2.3 Model-model Persediaan
Sekarang, kita melihat bergam model persediaan dan biaya terkait dengan persediaan.
Permintaan Independen versus Permintaan Dependen
Model-model kontrol persediaan mengasumsikan bahwa permintaan untuk sebuah barang
independen dari atau dependen pada permintaan akan barang lain. Sebagai contoh, permintaan
untuk kopi independen terhadap permintaan untuk garam. Akan tetapi, permintaan gula
dependen terhadap permintaan kopi.

Biaya Penyimpanan, Pemesanan, dan Penyetelan
Biaya penyimpanan (holding cost) mencakup biaya dengan menyimpan persediaan selama
waktu tertentu. Oleh karena itu, biaya penyimpanan juga mencakup biaya barang usang dan
biaya yang terkait dengan penyimpanan, seperti asuransi, pegawai tambahan, dan pembayaran
bunga. Tabel di bawah ini akan menunjukkan jenis-jenis biaya yang harus dievaluasi untuk
menentukan besarnya biaya penyimpanan. Banyak perusahaan yang tidak berhasil menyertakan
semua biaya penyimpanan persediaan. Akibatnya, biaya penyimpanan persediaan sering
ditetapkan kurang dari sebenarnya.
Menentukan Biaya Penyimpanan Persediaan

Biaya pemesanan(ordering cost) mencakup biaya dari persediaan, formulir, proses pesanan,
pembelian, dukungan administrasi, dan seterusnya. Ketika pesanan sedang diproduksi, biaya
pesanan juga ada, tetapi mereka adalah bagan dari biaya penyetelan. Biaya penyetelan (setup
cost) adalah biaya untuk mempersiapkan sebuah mesin atau proses untuk membuat sebuah
pesanan. Ini menyertakan waktu dan tenaga kerja untuk membersihkan serta mengganti peralatan
atau alat penahan. Manajer operasi dapat menurunkan biaya pemesanan dengan mengurangi
biaya penyetelan serta menggunakan prosedur yang efisien, seperti pemesanan dan pembayaran
elektronik.
Dalam banyak lingkungan kerja, biaya penyetelan sangatlah berkatan dengan waktu penyetelan
(setup time). Penyetelan biasanya memerlukan sejumlah pekerjaan yang harus dilakukan
sebelum penyetelan benar-benar dimulai di pusat kerja. Dengan perencanaan yang tepat, banyak
persiapan yang diperlukan untuk melakukan sebuah penyetelan dapat dilakukan tanpa harus
mematikan mesin atau proses. Dengan demikian, waktu penyetelan cukup banyak yang
dikurangi. Mesin-mesin dan proses-proses yang secara tradisional akan memakan waktu berjam-
jam untuk dipasang, sekarang dapat dipasang dalam waktu kurang dari satu menit seiring dengan
semakin imajinatifnya pabrik-pabrik kelas dunia. Mengurangi waktu penyetelan adalah cara
yang sangat baik untuk mengurangi investasi persediaan dan meningkatkan produktivitas.
2.4 Model-Model Persediaan Untuk Permintaan Independen
Berikut ini adalah tiga model permintaan independen:
1. Model kuantitas pesanan ekonomis yang mendasar.
2. Model kuantitas pesanan produksi.
3. Model diskon kuantitas.
Model Kuantitas Pesanan Ekonomis
Adalah salah satu teknik control persediaan yang tertua dan paling dikenal. Teknik ini relatif
mudah digunakan, tetapi berdasarkan pada beberapa asumsi:
- Jumlah permintaan diketahui, konstan, dan independen.
- Waktu tunggu diketahui dan konstan.
- Penerimaan persediaan bersifat instan dan selesai seluruhnya.
- Tidak tersedia diskon kuantitas.
- Biaya variabel hanya biaya untuk menyiapakan atau melakukan pemesanan dan biaya
menyimpan persediaan dalam waktu tertentu.
- Kehabisan persediaan dapat sepenuhnya dihindari jika pemesanan dilakukan pada waktu
yang tepat.
Gambar: Penggunaan Persediaan dalam Waktu Tertentu
Kuantitas Tingkat penggunaan
pesanan = Q
Persediaan rata-rata
yang tersedia
Persediaan
minimum
0
Waktu
Pada gambar diatas, Q mempresentasikan jumlah yang dipesan. Jika jumlah ini sebanyak X
buah, maka sejumlah X buah itu tiba pada satu waktu (ketika pesanan diterima). Jadi, tingkat
persediaan melompat dari 0 ke X buah dalam waktu sesaat. Secara umum, sebuah tingkat
persediaan meningkat dari 0 ke Q unit ketika suatu pesanan tiba.
Karena permintaan bersifat konstan sepanjang waktu, persediaan menurun pada laju yang sama
sepanjang waktu. Setiap kali persediaan mencapai 0, pesanan varu dibuat serta diterima, dan
tingkat persediaan melompat lagi ke Q unit. Proses ini terus berputar sepanjang waktu.
Meminimalkan Biaya
Model persediaan umumnya meminimalkan biaya total. Biaya paling signifikan adalah biaya
penyetelan dan biaya penyimpanan. Jadi, jika kita meminimalkan biaya penyetelan dan biaya
penyimpanan maka biaya total akan menjadi minimal. Seiring dengan meningkatnya kuantitas
yang dipesan, maka jumlah pemesanan per tahunnya akan menurun. Namun, seiring dengan
meningkatnya kuantitas pesanan, biaya penyimpanan akan meningkat karena jumlah persediaan
rata-rata yang harus diurus lebih banyak.
Dengan model EOQ, kuantitas pesanan optimal akan muncul pada satu titik dimana biaya
penyetelan totalnya sama dengan biaya penyimpanan total. Dengan menggunakan variabel-
variabel berikut kita dapat menentukan biaya penyetelan dan penyimpanan dan menyelesaikan
untuk Q*.
Q = Jumlah unit per pesanan
Q* = Jumlah optimum unit per pesanan (EOQ)
D = Permintaan tahunan dalam unit untuk barang persediaan
S = Biaya penyetelan atau pemesanan untuk setiap pesanan
H = Biaya penyimpanan atau penyimpana per unit per tahun
1. Biaya penyetelan per tahun =
=
= (S) =
1. Biaya penyimpanan tahunan
= (Tingkat persediaan rata-rata) (Biaya penyimpanan per unit per tahun)
= (Biaya penyimpanan per unit per tahun)
= (H) =
1. Kuantitas pesanan optimal ditemukan saat biaya penyetelan tahunan sama dengan biaya
penyimpanan tahunan, yaitu:
(S) =
1. Untuk menyelesaikan Q*
2DS =
=
=
Contoh: Menemukan Ukuran Pesana Optimal
Pendekatan : Permintaan tahunan Perusahaan X adalah sebanyak 1.000 unit;
Biaya penyetelan atau pemesanan adalah Rp 10.000,00 per pesanan;
Biaya penyimpanan per unit per tahun adalah Rp 500,00.
Solusi : Jumlah optimum unit per pesanan?
=
=
= = 200 unit
Model Robust
Salah satu keuntungan model EOQ adalah model Robust. Model ini memberikan jawaban yang
memuaskan, bahkan dengan variasi yang cukup besar dalam parameter-parameternya. Dalam
model ini, biaya total dari EOQ hanya mengalami sedikit perubahan di sekitar nilai
minimumnya. Variasi dalam biaya penyetelan, biaya penyimpanan, permintaan atau bahkan
EOQ menghasilkan selisih yang relatif kecil dalam biaya total.
Contoh:
EOQ adalah sebuah model yang Robust
Pihak manajemen Perusahaan X menaksir permintaan tahunan totalnya lebih rendah 50%
(misalnya permintaan actual untuk jarum adalah 1.500) dengan menggunakan Q yang sama.
Bagaimana dampaknya terhadap biaya persediaan tahunannya?
Solusi:
Jika kita mengetahui bahwa permintaannya adalah 1.500 dengan EOQ 244,9 unit, kita akan
mengeluarkan:
Biaya tahunan = (S) (H)
= (Rp 10.000,00) + (Rp 500,00)
= (6,125) (Rp 10.000,00) + (122,45)(Rp 500,00)
= (Rp 61250,00) + (Rp 61225,00)
= Rp 122.475,00
Titik-titik Pemesanan Ulang
Waktu antara penempatan dan penerimaan sebuah pesanan, disebut waktu tunggu atau waktu
pengantaran, bisa selama beberapa jam atau beberapa bulan. Jadi keputusan kapan harus
memesan biasanya dinyatakan dengan sebuah titik pemesanan ulang (reoder point-ROP), yaitu
tingkat persediaan dimana ketika persediaan telah mencapai tingkat tersebut, pemesanan harus
dilakukan.
ROP = (Permintaan per hari) x (Waktu tunggu untuk pesanan baru dalam hari)
= d x L
Persamaan ini mengasumsikan permintaan selama waktu tunggu dan waktu tunggu itu sendiri
adalah konstan. Ketika kasusnya tidak seperti ini, persediaan tambahan (persediaan
pengaman/safety stock) haruslah ditambahkan
d =
Contoh soal
Sebuah distributor Apple melayani permintaan 8.000 iPad setiap tahun. Perusahaan beroperasi
selama 250 Hari kerja dalam setahun. Rata-ratanya, pengantaran sebuah pesanan memakan 3 hari
kerja. Perusahaan ingin menghitung ROP-nya.
d = = = 32 unit
ROP = titik pemesanan ulang = d x L = 32 unit per hari x 3 hari = 96 unit
Jadi, ketika persediaan iPad turun sampai 96 unit, pemesanan harus dilakukan. Pesanannya akan
tiba 3 hari kemudian, tepat saat persediaan distributornya habis.
Model Kuantitas Pesanan Produksi
Model kuantitas pesanan produksi adalah sebuah teknik kuantitas pesanan yang diterapkan untuk
pesanan-pesanan produksi. Model ini berguna ketika persediaan menumpuk secara berkelanjutan
selama waktu tertentu, dan saat asumsi kuantitas peranan ekonomi tradisional.
Q = jumlah unit per pesanan
H = biaya penyimpanan per unit per tahun
p = laju produksi harian
d = laju permintaan harian atau laju penggunaan
t = lamanya produksi berjalan dalam hari
S = biaya pemesanan atau penyetelan per pesanan atau per penyetelan
Biaya penyetelan = (D/Q)S
Biaya penyimpanan = HQ[1 (d/p)]
Biaya pemesanan dibuat sama dengan biaya penyimpanan untuk mendapatkan Qp :
Q =
Qp =
Contoh soal
Monster, Inc. membuat dan menjual dop special untuk pasar purnajual mobil eceran. Peramalan
Monster untuk rodanya adalah 1.000 unit tahun depan dengan permintaan harian rata-rata 4 unit.
Bagaimanapun juga, proses produksinya paling efisien pada 8 unit per hari. Perusahaan ingin
menyelesaikan untuk jumlah optimum jumlah unit per pesanan. Pabrik ini menjadwalkan
produksi hanya sperlunya selama 250 hari kerja per tahun.
Permintaan tahunan = D = 1.000 unit
Biaya penyetelan = S = $10
Biaya penyimpanan = H = $0,50 per unit per tahun
Laju produksi harian = p = 8 unit per hari
Laju permintaan harian = d = 4 unit per hari
Qp =
Perbedaan antara model kuantitas pesanan produksi dan model EOQ dasar adalah biaya
penyimpanan tahunan yang dikurangi dalam model kuantitas pesanan produksi.
Model Diskon Kuantitas
Diskon kuantitas adalah potongan harga untuk barang yang dibeli dalam jumlah besar.
Pertukaran utama ketika mempertimbangkan diskon kuantitas adalah antara biaya produk yang
berkurang dan biaya penyimpanan yang bertambah.
Biaya total = Biaya penyetelan + Biaya penyimpanan + Biaya produk
TC = S + + PD
Q = kuantitas yang dipesan
D = permintaan tahunan dalam unit
S = biaya pemesanan atau penyetelan per pesanan atau per penyetelan
P = biaya per unit
H = biaya penyimpanan per unit per tahun
Karena ada beberapa diskon, ada 4 langkah yang dilibatkan dalam menentukan kuantitas yang
akan meminimalkan biaya persediaan tahunan totalnya.
Langkah 1: untuk setiap diskon hitunglah nilai untuk ukuran pesanan optimal Q* dengan
menggunakan persamaan berikut.
Q* =
Langkah 2 : untuk diskon berapa pun, jika kuantitas pesanannya terlalu rendah untuk
mendapatkan diskon, sesuaikan kuantitas pesanan ke atas ke kuantitas terendah yang akan
memenuhi dsikonnya.
Angka Diskon Kuantitas Diskon Diskon % Harga Diskon (P)
1 0 sampai 999 Tdk ada diskon $5,00
2 1.000 sampai 1.999 4 $4,80
3 2.000 dan selebihnya 5 $4,75
Langkah 3 : DEngan menggunakan persamaan biaya total sebelumnya, hitung biaya total untuk
setiap Q* yang ditentukan pada langkah 1 dan 2. Jika harus menyesuaikan Q* ke atas karena Q*
berada di bawah rentang kuantitas yang diizinkan, pastikan menggunakan nilai yang telah
disusaikan untuk Q*.
Langkah 4 : Pilih Q* yang menghasilkan biaya total terendah yang telah dihitung pada langkah
3. Ini adalah kuantitas yang akan meminimalkan biaya totalnya.
Contoh soal
Anns Discount Store menyimpan mobil balap mainan. Akhir-akhir ini, took memberikan daftrar
diskon kuantitas untuk mobil-mobil ini. Daftar kuantitas ini ditunjukkan pada tabal 12.2. jadi
biaya normal untuk mobil balap mainan adalah $5,00. Untuk pesanan di antara 1.000 dan 1.999
unit, biaya unitnya turun menjadi $4,80, untuk pesanan 2.000 unit atau lebih, biaya unitnya
hanya $4,75. Lebih lanjut lagi, biaya pemesanan adalah $49,00 per pesanan, sebagai persen dari
biaya, I, adalah 20% atau 0,2. Berapa kuantitas pesanan yang akan meminimalkan biaya
persediaan totalnya?
Langkah pertama :
Q* = = 700 mobil per pesanan
Q* = = 714 mobil per pesanan
Q* = = 718 mobil per pesanan
Langkah kedua : menyesuaikan ke atas ke nilai-nilai Q* yang berada di bawah rentang diskon
yang diizinkan
Q* = 700
Q*= 1.000 disesuaikan
Q* = 2.000 disesuaikan
Langkah ketiga : perhitungan biaya total
Angka
Diskon
Harga
Satuan
Kuantitas
Pesanan
Biaya
Produk
Tahunan
Biaya
Pemesanan
Tahunan
Biaya
Penyimpanan
Tahunan
Total
1 $5,00 700 $25.000 $350 $25.700
2 $4,80 1.000 $24.000 $245 $24.725
3 $4,75 2.000 $23.750 $122,50 $24.822,5
Langkah keempat : memilih kuantitas pesanan dengan biaya total terendah. Dari table diatas
dapat dilihat bahwa kuantitas pesanan 1.000 mobil balap mainan akan meminimalkan biaya
totalnya. Perlu dilihat juga biaya total untuk memesan 2.000 mobil hanyalah sedikit lebih besar
dari biaya total untuk pemesanan 1.000 mobil. Jadi, jika biaya diskon ketifa ditutnkan menjadi
$4,65 sebagai contoh, maka kuantitas ini mungkin akan meminimalkan biaya persediaan total.
Faktor biaya ketiga dari model diskon kuantitas, biaya produk tahunan, sekarang merupakan
variable oenting dengan dampak pada biaya dan keputusan terakhit. Diperlukan peningkatan
yang cukup besar pada biaya pesenan dan penyimpanan untuk mengompensasi batas harga
kuantitas besar.
2.5 Model Probabilistik dan Persediaan Pengaman
Model probabilistik adalah sebuah model statistik yang dapat digunakan ketika permintaan
produk atau variabel lainnya tidak dikietahui, tetapi dapat di spesifikasikan dengan menggunakan
sebuah distribusi probabilitas.
Hal yang perlu diperhatikan dalam manajemen adalah menjaga tingkat pelayanan yang cukup
dalam menghadapi permintaan yang tidak pasti. Tingkat pelayanan adalah komplemen dari
probabilitas kehabisan persediaan. Permintaan yang tidak pasti meningkatkan kemungkinan
kehabisan persediaan. Salah satu metode untuk mengurangi kehabisan persediaan adalah
menyimpan unit-unit tambahan dalam persediaan. Persediaan seperti ini biasanya disebut
persediaan pengaman. Ini melibatkan penambahan sejumlah unit sebagai penyangga sampai
ROP.
Disertakannya persediaan pengaman (ss) mengubah persamaannya menjadi :
ROP = d xL + ss
d = permintaan harian
L = waktu tunggu pesanan, atau jumlah hari kerja yang dibutuhkan untuk mengantarkan sebuah
pesanan
Jumlah persediaan pengaman yang dijaga bergantung pada biaya yang ditimbulkan jika terjadi
kehabisan persediaan dan biaya penyimpanan persediaan tambahan. Biaya kehabisan persediaan
tahunan dihitung sebagai berikut.
Biaya kehabisan persediaan tahunan = Jumlah kekurangan unitnya untuk setiap tingkat
permintaan x Probabilitas tingkat permintaan tersebut x Biaya kehabisan persediaan/unit
x Jumlah pesanan per tahun
Ketika kita sulit atau tidak mungkin menentukan biaya karena kehabisan persediaan, seorang
manajer mungkin memutuskan untuk mengikuti kebijakan menjaga persediaan pengaman yang
cukup untuk memenuhi tingkat pelayanan pelanggan yang telah ditentukan. Dengan
mengasumsikan bahwa permintaan selama waktu tunggu (periode pemesanaan ulang) mengikuti
kurva normal, hanya mean dan standar deviasi yang diperlukan untuk menentukan kebutuhan
persediaan untuk tingkat pelayanan yang ditentukan. Data penjualan biasanya cukup untuk
menghitung mean dan standar deviasinya.
ROP = permintaan yang diperkirakan selama waktu tunggu + Z
Z = jumlah standar deviasi
= standar deviasi dari permintaan selama waktu minggu
Model-model Probabilistik Lainnya
Jika data pada waktu tunggu tidak diketahui, rumus-rumus tersebut tidak dapat
digunakan. Walaupun demikian, ada tiga model yang dapat digunakan. Kita perlu menentukan
model yang harus digunakan untuk tiga situasi :
1. Permintaannya variabel dan waktu tunggunya konstan
2. Waktu tunggunya variabel dan permintaannya konstan
3. Permintaan dan waktu tunggunya variabel
Rumus :
1. Permintaan Variabel dan Waktu Tunggunya Konstan (ketika hanya ppermintaannya yang
bersifat variabel), maka:
ROP = (Permintaan harian rata-rata x Waktu tunggu dalam hari) + Z
= Standar deviasi dari permintaan selama waktu tunggu
=
= Waktu tunggu
= Standar deviasi dari permintaan perhari
2. Waktu Tunggunya Variabel dan Permintaannya Konstan (ketika permintaannya konstan dan
hanya waktu tunggunya yang variabel), maka :
ROP = (Permintaan harian x Waktu tunggu rata-rata dalam hari) + Z (Permintaan hari) x
= Standar deviasi dari waktu tunggu dalam hari
3. Permintaan dan Waktu Tunggunya Variabel (ketika permintaan dan waktu tunggunya
variabel), maka :
ROP = (Permintaan harian rata-rata x Waktu tunggu rata-rata) + Z
= Standar deviasi dari permintaan per hari
= Standar deviasi dari waktu tunggu dalam hari
=
2.6 Sistem Periode Tetap
Model-model persediaan yang telah kita pertimbangkan sejauh ini adalah sistem kuantitas tetap
atau sistem Q. Artinya, jumlah tetap yang sama ditambahkan pada persediaan setiap kali sebuah
pesanan untuk sebuah barang ditempatkan.
Untuk menggunakan model kuantitas tetap, persediaan harus dipantau secara berkelanjutan. Ini
disebut sistem persediaan perpetual. Setiap kali barang ditambahkan atau diambil dari
persediaan, catatan harus diperbarui untuk menjamin ROPnya belum tercapai.
Pada sistem periode tetap atau sistem P, di lain pihak, persediaan di pesan pada akhir periode
tertentu. Barulah dan hanya jika demikian, persediaan yang akan dihitun. Jumlah yang dipesan
hanyalah sebanyak yang diperlukan untuk mencapai tingkat target yang telah ditentukan.
Sistem-sistem periode tetap memiliki beberapa asumsi yang sama seperti sistem kuantitas tetap
EOQ dasar.
Biaya biaya yang relevan hanya biaya pemesanan dan biaya penyimpanan
Waktu tunggu diketahui
Barang-barang saling independen.











BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Dari pembuatan makalah ini kami dapat mengambil kesimpulan antara lain: ada empat
fungsi persediaan yaitu: (1) memisahkan beberapa tahapan dari proses produksi (2) perusahaan
dari fluktuasi permintaan dan menyediakan persediaan barang-barang yang akan memberikan
pilihan bagi pelanggan (3) Mengambil keuntungan dari diskon kuantitas karena pembelian dalam
jumlah besar dapat mengurangi biaya pengiriman barang (4) Melindungi terhadap inflasi dan
kenaikan harga. serta model-model persediaan yang sangat beragam.
3.2 SARAN
Adapun saran yang bisa kami berikan antara lain :
1. Dalam membuat makalah sebaiknya menggunakan berbagai referensi dari berbagai
sumber untuk menambah informasi tentang Inventory Management
2. Dalam membuat makalah sebaiknya menggunakan bahasa yang baku sesuai dengan EYD



DAFTAR PUSTAKA



- Jay Heizer dan Barry Render, 2009, Operations Management, 9th ed, Pearson Intl
- Chase, Jaqobas, Aquilano, 2007, Operations Management for Competitive Advantage, 10th ed,
Mc Graw Hill

Anda mungkin juga menyukai