Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

MANAJEMEN PERSEDIAAN

Disusun oleh :
1. Angga Fidianto (20612249)

2. Dhonny Frasetio (20612260)

3. Muhammad Rizki Ananda (20612276)

4. Nanda Fikry Wahyudi (20612279)

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PEMBANGUNAN


TANJUNGPINANG

TAHUN AJARAN 2021/2022


KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala rahmat dan berkatnya
sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik. Makalah ini kami susun untuk
melengkapi kolesi atau referensi yang dapat digunakan oleh mahasiswa dalam menambah
koleksi buku untuk menambah wawasan tentang Manajemen Keuangan khususnya yang
berkaitan dengan Manajemen Persediaan.

Penulisan ini diharapkan mahasiswa lebih memahami secara detail tentang pentingnya
Persediaan persediaan, jenis-jenis dan cara menentukan persediaan yang optimal. Dalam
penulisan ini kami mencari referensi dari berbagai buku, jurnal dan informasi-inforasi lain
sehingga lebih menambah wawasan dalam penulisan ini.

Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna,
sehingga penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca
untuk perbaikan penulis dimasa yang akan datang. Semoga laporan ini bermanfaat bagi semua
pihak.

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar i

Daftar Isi ii

Bab I. Pendahuluan 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Tujuan 1

1.3 Manfaat 1

Bab II. Pembahasan 2

2.1 Fungsi Persediaan 2

2.2 Manajemen Persediaan 2

2.3 Model-Model Persediaan 6

2.4 Model Probabilistik dan Pengaman Persediaan 16

2.5 Sistem Periode Tetap 18

Bab III. Penutup 19

3.1 Kesimpulan 19

3.2 Saran 19

Daftar Pustaka 20
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pertumbuhan perusahaan yang meningkat dalam rangka meraih pangsa pasar yang lebih besar
dibutuhkan persediaan yang sangat besar dalam menunjang pertumbuhan penjualan perusahaan.
Pengelolaan persediaan yang baik di perusahaan sangat menentukan keberhasilan pertumbuhan
penjualan. Kekurangan persediaan sangta menggagu jalannya operasional perusahaan yang
selanjutnya akan menggangu strategi pemasaran perusahaan. Persediaan yang terllau banyak
diperusahaan juga akan mengakibatkan adanya kerusakan bahan baku yang menumpuk digudang
dan kemungkinan menimbulkan biaya yang cukup besar Untuk itu dibutuhkan manajemen
persediaan yang efektif agar perusahaan dapat menjalankan usahanya dengan lancer.

1.2 Tujuan

1. Mengetahui pengertian dari Manajemen persediaan dan fungsinya


2. Mengetahui apa saja Model-model yang ada di Manajemen persediaan
3. Mengetahui tentang Sistem periode tetap

1.3 Manfaat

Makalah ini dibuat dengan tujuan menjelaskan secara lebih rinci dan detail mengenai manajemen
persediaan, fungsi, serta model-model di dalam manajemen persediaan. Dengan mengetahui hal
tersebut, kita dapat mempraktek kan konsep manajemen persediaan di dalam perusahaan.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Fungsi Fungsi Persediaan

Tujuan manajemen persediaan adalah menentukan keseimbangan antara investasi persediaan


dengan pelayanan pelanggan. Keempat fungsi persediaan antara lain :

• “Decouple” atau memisahkan beberapa tahapan dari proses produksi. Sebagai contoh,
jika persediaan sebuah perusahaan berfluktuasi, persediaan tambahan mungkin
diperlukan untuk melakukan decouple proses produksi dari pemasok
• Melakukan “decouple” perusahaan dari fluktuasi permintaan dan menyediakan
persediaan barang-barang yang akan memberikan pilihan bagi pelanggan
• Mengambil keuntungan dari diskon kuantitas karena pembelian dalam jumlah besar
dapat mengurangi biaya pengiriman barang
• Melindungi terhadap inflasi dan kenaikan harga

Untuk mengakomodasi fungsi-fungsi persediaan tersebut, perusahaan harus memelihara empat


jenis persediaan yaitu pertama, Persediaan barang mentah (raw material inventory) , persediaan
ini dapat digunakan untuk melakukan decaople (memisahkan ) pemasok dari proses produksi.
Pendekatan yang dipilih adalah menghilangkan variabilitas pemasok akan kualiatas, kuantitas,
atau waktu pengantaran sehingga tidak diperlukan pemisahan.

Kedua, persediaan barang setengah jadi (work in process-WIP inventory), adalah komponen
komponen atau bahan mentah yang telah melewati beberapa proses perubahan,tetapi belum
selesai. WIP adalah waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu produk (disebut waktu
siklus). mengurangi waktu siklus akan mengurangi persediaan

Ketiga, MRO (maintenance, repair, operating), persediaan persediaan yang disedikan untuk
persediaan pemeliharaan, perbaikan dan operasi yang dibutuhkan untuk menjaga agar mesin
mesin dan proses proses tetap produktif. MRO ada karena kebutuhan serta waktu untuk
pemeliharaan dan perbaikan dari beberapa perlengkapan tidak di ketahui. Keempat, persediaan
barang jadi, adalah produk ynag telah selesai dan tinggal menunggu pengiriman. Barang jadi
dapat dimasukan ke persediaan karena permintaan pelanggan dimasa mendatang tidak diketahui.

2.2 Manajemen Persediaan

Manajer operasi membuat sistem-sistem untuk mengelola persediaan. ada dua unsur dari sistem
tersebut yaitu (1) bagaimana barang barang persediaan dapat diklasifikasikan (analisis ABC) dan
(2) seberapa akurat catatan persediaan dapat dijaga. Kemudian kita akan mengamati kontrol
persediaan dalam sektor pelayanan

• Analisis ABC

Analisis ABC membagi persediaan yang ada menjadi tiga klasifikasi dengan basis volume dolar
tahunan. Analisis ABC adalah sebuah aplikasi persediaan dari prinsip pareto. Prinsip pareto
menyatakan terdapat “sedikit hal yang kritis dan banyak yang sepele”. Gagasannya adalah untuk
membuat kebijakan kebijakan persediaan yang memfokuskan persediaan pada bagian-bagian
persediaan kritis yang sedikit dan tidak pada banyak yang sepele. Untuk menentukan volume
dolar tahunan dari analisis ABC, kita mengukur permintaan tahunan dari setiap barang
persediaan dikalikan biaya perunitnya.

• Akurasi Catatan

Akurasi catatan sangat penting bagi manajemen untuk mengetahui persediaan yang tersedia.
Akurasi catatan adalah sebuah unsur kritis dalam sistem produksi dan persediaan. Akurasi
catatan membuat manajemen fokus pada barang-barang yang diperlukan daripada menetapkan
untuk yakin bahwa “beberapa dari semuanya” berada dalam persediaan. Ketika sebuah
organisasi dapat menentukan secara akurat apa yang dimilikinya sekarang, organisasi tersebut
dapat mengambil keputusan yang tepat mengenai pemesanan, penjadwalan, dan pengiriman.

Sama halnya dengan penyimpanan catatan masuk dan keluar, keamanan ruang penyimpanan
harus baik untuk dapat menjamin akurasi. Sebuah ruang penyimpanan yang tertata dengan baik
akan memiliki akses yang terbatas, housekeeping yang baik, dan area penyimpanan yang
menyimpan persediaan dalam jumlah yang tetap. Wadah-wadah, rak-rak, dan bagian-bagian
akan diberi label secara akurat.
• Perhitungan Siklus

Walaupun sebuah organisasi mungkin telah memuat usaha-usaha besar untuk mencatat
persediaan secara akurat, catatan-catatan ini harus diverifikasi melalui audit berkelanjutan. Audit-
audit semacam ini dikenal dengan perhitungan siklus (cycle counting). Berdasarkan sejarah,
banyak perusahaan melakukan persediaan fisik tahunan. Praktik ini kerap harus dilakukan dengan
menutup fasilitas dan menugaskan orang-orang tidak berpengalaman untuk menghitung bagian-
bagian dan bahan. Catatan-catatan persediaan seharusnya diverifikasi melalui perhitungan siklus.
Perhitungan siklus menggunakan klasifikasi persediaan yang dikembangkan melalui anlisis ABC.
Dengan prosedur-prosedur perhitungan siklus, barang- barang dihitung, catatan-catatan
diverifikasi, dan ketidakakuratan didokumentasikan secara periodik. Kemudian, penyebab
ketidakakuratan dilacak dan diambil tindakan perbaikan yang tepat untuk menjamin integritas
sistem persediaannya. Barang-barang A mungkin akan sering dihitung satu bulan sekali; barang-
barang B mungkin akan dihitung setiap 3 bulan sekali; dan barang-barang C mungkin akan
dihitung setiap 6 bulan sekali. Contoh 2 mengilustrasikan cara menghitung jumlah barang dari
setap klasifikasi untuk dihitung setiap hari.

Contoh 2 Perhitungan Siklus di Sebuah Penghasilan Truk

Cole Trucks, Inc., sebuah produsen truk sampah berkualitas tinggi, memiliki sekitar 5.000
barang dalam persediaannya. Mereka ingin menentukan banyaknya barang untuk dihitung siklus
setiap hari.

Pendekatan: Setelah menyewa Matt Clark, seorang mahasiswa MO yang cerdas, perusahaan
menentukan bahwa mereka memiliki 500 barang A, 1.750 barang B, dan 2.750 barang C selama
musim panas. Kebijakan perusahaan yang berlaku adalah untuk menghitung semua barang A
setiap bulan (setiap 20 hari kerja), semua barang B setiap 3 bulan (setiap 60 hari kerja), dan
semua barang C setiap 6 bulan (setiap 120 hari kerja). Kemudian, perusahaan mengalokasikan
beberapa barang untuk dihitung setiap hari.
Solusi :

Kelas Kuantit Kebijakan Perhitungan Siklus Jumlah barang Dihitung


Barang as per Hari
A 500 Setiap bulan (setiap 20 hari 500/20 = 25/hari
kerja)
B 1.750 Setiap 3 bulan (setiap 60 hari 1.750/60 = 29/hari
kerja)
C 2.750 Setiap 6 bulan (setiap 120 2.750/120 = 23/hari
hari kerja)

Tujuh puluh tujuh barang dihitung setiap harinya.

Pemahaman : audit harian dari 77 barang ini jauh lebih efisien dan akurat dibandingkan
melakukan sebuah perhitungan persediaan besar-besaran setahun sekali.

Pada contoh di atas, barang tertentu yang akan dihitung secara siklus dapat dpilih setiap hari
secara berurutan atau acak. Pilihan lainnya adalah untuk menghitung siklus barang-barang setiap
kali barang tersebut dipesan ulang.

Perhitungan siklus juga memiliki berbagai keuntungan berikut:

1. Menghindarkan penutupan dan interupsi produksi yang diperlukan untuk inventarisasi


fisik tahunan.
2. Menghilangkan penyesuaian persediaan tahunan.
3. Audit akurasi persediaan dilakukan oleh pegawai terlatih
4. Mempermudah pengidentifikasian dan penanggulangan atas penyebab kesalahan
5. Menjaga akurasi catatan-catatan persediaan.

• Kontrol Persediaan Pelayanan

Manajemen dari persediaan pelayanan layak mendapatkan pertimbangan khusus. Sebagai contoh,
persediaan ekstensif yang disimpan dalam bisnis grosir dan eceran membuat manajemen
persediaan sangat penting dan seriing menjadi faktor penentu dalam kemajuan manajer. Dalam
bisnis pelayanan makanan, contohnya, kontrol persediaan dapat membuat perbedaaan antara
kesuksesan dan kegagalan. Lebih dari itu, persediaan yang berada dalam posisi transit atau tidak
digunakan dalam gudang sama saja dengan nilai yang hilang. Sama halnya, kerusakan atau
pencurian sebelum terjual adalah kerugian. Dalam bisnis eceran, persediaan yang tidak tercatat
dlam kuitansi saat penjualan dikenal dengan penyusutan. Penyusutan muncul dari kerusakan
dan pencurian, juga dari administrasi yang ceroboh. Pencurian persediaan juga dikenal dengan
pilferage. Kerugian persediaan eceran sebesar 1% dari penjualan dapat dianggap baik dengan
mempertimbangkan ahwa kerugian di banyak toko melebihi 3%. Beriku teknik-teknik dalam
akurasi dan kontrol persediaan.

1. Pemilhan, pelatihan, dan pendisiplinan yang baik

Hal-hal ini tidaklah mudah, tetapi sangat diperlukan dalm operasi-operasi pelayanan makanan,
grosir, dan eceran di mana pegawai memiliki akses ke barang yang langsung dikonsumsi.

2. Kontrol yang ketat dari pengiriman yang datang

Tugas ini diselesaikan oleh banyak perusahaan melalui penggunaan barcode dan sistem radio
frequency ID (RFID) yang membaca setiap pengiriman yang datang dan memeriksa jumlah
hitungan terhadap pesanan pembelian secara otomatis. Jika dirancang dengan tepat, sistem ini
sulit dikalahkan. Setiap barang memiliki stock keeping unit yang unik.

3. Kontrol yang efektif atas semua barang yang meninggalkan fasilitas

Tugas ini diselesaikan dengn barcode pada barang yang dikirimkan, pita magnetis pada barang,
atau melalui observasi langsung. Observasi langsung dapat dijaga oleh pegawai pada pintu
keluar dan dlam daerah-daerah yang berpotensi kerguian tinggi atau dapat berbentuk cermin satu
arah dan pengawasan video. Operasi eceran yang sukses memerlukan kontrol tingkat toko yang
sangat baik dengan persediaan yang akurat di lokasinya yang sesuai. Baru-baru ini, sebuah studi
menemukan bahwa konsumen dan pelayan toko tidak dapat menemukan 16% dari barang-barang
di salah satu pengecer terbesar Amerika Serikat –bukan karena barangnya habis, melaiinkan
mereka salah meletakkannya (dalam ruangan belakang, daerah penyimpanan, atau di lorong yang
salah). Melalui perkiraaan peneliti, pengecer-pengecer besar kehilangan 10% sampai 25% dari
keuntungan totalnya karena catatan-catatan persediaan yang buruk atau tidak akurat.

2.3 Model-model Persediaan

Sekarang, kita melihat bergam model persediaan dan biaya terkait dengan persediaan.

• Permintaan Independen versus Permintaan Dependen


Model-model kontrol persediaan mengasumsikan bahwa permintaan untuk sebuah barang
independen dari atau dependen pada permintaan akan barang lain. Sebagai contoh, permintaan
untuk kopi independen terhadap permintaan untuk garam. Akan tetapi, permintaan gula
dependen terhadap permintaan kopi.

• Biaya Penyimpanan, Pemesanan, dan Penyetelan

Biaya penyimpanan (holding cost) mencakup biaya dengan menyimpan persediaan selama
waktu tertentu. Oleh karena itu, biaya penyimpanan juga mencakup biaya barang usang dan
biaya yang terkait dengan penyimpanan, seperti asuransi, pegawai tambahan, dan pembayaran
bunga. Tabel di bawah ini akan menunjukkan jenis-jenis biaya yang harus dievaluasi untuk
menentukan besarnya biaya penyimpanan. Banyak perusahaan yang tidak berhasil menyertakan
semua biaya penyimpanan persediaan. Akibatnya, biaya penyimpanan persediaan sering
ditetapkan kurang dari sebenarnya.

• Menentukan Biaya Penyimpanan Persediaan

Biaya pemesanan(ordering cost) mencakup biaya dari persediaan, formulir, proses pesanan,
pembelian, dukungan administrasi, dan seterusnya. Ketika pesanan sedang diproduksi, biaya
pesanan juga ada, tetapi mereka adalah bagan dari biaya penyetelan. Biaya penyetelan (setup
cost) adalah biaya untuk mempersiapkan sebuah mesin atau proses untuk membuat sebuah
pesanan. Ini menyertakan waktu dan tenaga kerja untuk membersihkan serta mengganti peralatan
atau alat penahan. Manajer operasi dapat menurunkan biaya pemesanan dengan mengurangi
biaya penyetelan serta menggunakan prosedur yang efisien, seperti pemesanan dan pembayaran
elektronik.

Dalam banyak lingkungan kerja, biaya penyetelan sangatlah berkatan dengan waktu penyetelan
(setup time). Penyetelan biasanya memerlukan sejumlah pekerjaan yang harus dilakukan
sebelum penyetelan benar-benar dimulai di pusat kerja. Dengan perencanaan yang tepat, banyak
persiapan yang diperlukan untuk melakukan sebuah penyetelan dapat dilakukan tanpa harus
mematikan mesin atau proses. Dengan demikian, waktu penyetelan cukup banyak yang
dikurangi. Mesin-mesin dan proses-proses yang secara tradisional akan memakan waktu berjam-
jam untuk dipasang, sekarang dapat dipasang dalam waktu kurang dari satu menit seiring dengan
semakin imajinatifnya pabrik-pabrik kelas dunia. Mengurangi waktu penyetelan adalah cara
yang sangat baik untuk mengurangi investasi persediaan dan meningkatkan produktivitas.

2.4 Model-Model Persediaan Untuk Permintaan Independen

Berikut ini adalah tiga model permintaan independen:

1. Model kuantitas pesanan ekonomis yang mendasar.


2. Model kuantitas pesanan produksi.
3. Model diskon kuantitas.

• Model Kuantitas Pesanan Ekonomis

Adalah salah satu teknik control persediaan yang tertua dan paling dikenal. Teknik ini relatif
mudah digunakan, tetapi berdasarkan pada beberapa asumsi:

- Jumlah permintaan diketahui, konstan, dan independen.

- Waktu tunggu diketahui dan konstan.

- Penerimaan persediaan bersifat instan dan selesai seluruhnya.

- Tidak tersedia diskon kuantitas.

- Biaya variabel hanya biaya untuk menyiapakan atau melakukan pemesanan dan biaya
menyimpan persediaan dalam waktu tertentu.

- Kehabisan persediaan dapat sepenuhnya dihindari jika pemesanan dilakukan pada waktu
yang tepat.
Gambar: Penggunaan Persediaan dalam Waktu Tertentu

Kuantitas Tingkat penggunaan pesanan = Q Persediaan rata-rata yang tersedia Persediaan


minimum Waktu Pada gambar diatas, Q mempresentasikan jumlah yang dipesan. Jika jumlah ini
sebanyak X buah, maka sejumlah X buah itu tiba pada satu waktu (ketika pesanan diterima). Jadi,
tingkat persediaan melompat dari 0 ke X buah dalam waktu sesaat. Secara umum, sebuah tingkat
persediaan meningkat dari 0 ke Q unit ketika suatu pesanan tiba.Karena permintaan bersifat
konstan sepanjang waktu, persediaan menurun pada laju yang sama sepanjang waktu. Setiap kali
persediaan mencapai 0, pesanan varu dibuat serta diterima, dan tingkat persediaan melompat lagi
ke Q unit. Proses ini terus berputar sepanjang waktu.
• Meminimalkan Biaya

Model persediaan umumnya meminimalkan biaya total. Biaya paling signifikan adalah biaya
penyetelan dan biaya penyimpanan. Jadi, jika kita meminimalkan biaya penyetelan dan biaya
penyimpanan maka biaya total akan menjadi minimal. Seiring dengan meningkatnya kuantitas
yang dipesan, maka jumlah pemesanan per tahunnya akan menurun. Namun, seiring dengan
meningkatnya kuantitas pesanan, biaya penyimpanan akan meningkat karena jumlah persediaan
rata-rata yang harus diurus lebih banyak.

Dengan model EOQ, kuantitas pesanan optimal akan muncul pada satu titik dimana biaya
penyetelan totalnya sama dengan biaya penyimpanan total. Dengan menggunakan variabel-
variabel berikut kita dapat menentukan biaya penyetelan dan penyimpanan dan menyelesaikan
untuk Q*.

Q = Jumlah unit per pesanan

Q = Jumlah optimum unit per pesanan (EOQ)


*
D = Permintaan tahunan dalam unit untuk barang
persediaan
S = Biaya penyetelan atau pemesanan untuk setiap
pesanan
H = Biaya penyimpanan atau penyimpana per unit per
tahun

1. Biaya penyetelan per tahun = 1. Biaya penyimpanan tahunan

= (Tingkat persediaan rata-rata) (Biaya penyimpanan per unit per tahun)

= (Biaya penyimpanan per unit per tahun)

= (H) = 1. Kuantitas pesanan optimal ditemukan saat biaya penyetelan tahunan sama dengan biaya
penyimpanan tahunan, yaitu:

(S) = 1. Untuk menyelesaikan Q* 2DS =


Contoh: Menemukan Ukuran Pesana Optimal

Pendekatan : Permintaan tahunan Perusahaan X adalah sebanyak 1.000 unit;

Biaya penyetelan atau pemesanan adalah Rp 10.000,00 per pesanan;


Biaya penyimpanan per unit per tahun adalah Rp 500,00.

Solusi : Jumlah optimum unit per pesanan?

= 200 unit
• Model Robust

Salah satu keuntungan model EOQ adalah model Robust. Model ini memberikan jawaban yang
memuaskan, bahkan dengan variasi yang cukup besar dalam parameter-parameternya. Dalam
model ini, biaya total dari EOQ hanya mengalami sedikit perubahan di sekitar nilai minimumnya.
Variasi dalam biaya penyetelan, biaya penyimpanan, permintaan atau bahkan EOQ
menghasilkan selisih yang relatif kecil dalam biaya total.

Contoh:

EOQ adalah sebuah model yang Robust

Pihak manajemen Perusahaan X menaksir permintaan tahunan totalnya lebih rendah 50%
(misalnya permintaan actual untuk jarum adalah 1.500) dengan menggunakan Q yang sama.
Bagaimana dampaknya terhadap biaya persediaan tahunannya?

Jika kita mengetahui bahwa permintaannya adalah 1.500 dengan EOQ 244,9 unit, kita akan
mengeluarkan:

Biaya tahunan = (S) (H)

= (Rp 10.000,00) + (Rp 500,00)

= (6,125) (Rp 10.000,00) + (122,45)(Rp 500,00)

= (Rp 61.250,00) + (Rp 61.225,00)

= Rp 122.475,00

• Titik-titik Pemesanan Ulang

Waktu antara penempatan dan penerimaan sebuah pesanan, disebut waktu tunggu atau waktu
pengantaran, bisa selama beberapa jam atau beberapa bulan. Jadi keputusan kapan harus
memesan biasanya dinyatakan dengan sebuah titik pemesanan ulang (reoder point-ROP), yaitu
tingkat persediaan dimana ketika persediaan telah mencapai tingkat tersebut, pemesanan harus
dilakukan.

ROP = (Permintaan per hari) x (Waktu tunggu untuk pesanan baru dalam hari)
=dxL

Persamaan ini mengasumsikan permintaan selama waktu tunggu dan waktu tunggu itu sendiri
adalah konstan. Ketika kasusnya tidak seperti ini, persediaan tambahan (persediaan
pengaman/safety stock) haruslah ditambahkan.

Contoh soal

Sebuah distributor Apple melayani permintaan 8.000 iPad setiap tahun. Perusahaan beroperasi
selama 250 Hari kerja dalam setahun. Rata-ratanya, pengantaran sebuah pesanan memakan 3 hari
kerja. Perusahaan ingin menghitung ROP-nya.

d = 32 unit

ROP = titik pemesanan ulang = d x L = 32 unit per hari x 3 hari = 96 unit

Jadi, ketika persediaan iPad turun sampai 96 unit, pemesanan harus dilakukan. Pesanannya akan
tiba 3 hari kemudian, tepat saat persediaan distributornya habis.

• Model Kuantitas Pesanan Produksi

Model kuantitas pesanan produksi adalah sebuah teknik kuantitas pesanan yang diterapkan untuk
pesanan-pesanan produksi. Model ini berguna ketika persediaan menumpuk secara berkelanjutan
selama waktu tertentu, dan saat asumsi kuantitas peranan ekonomi tradisional.

Q = jumlah unit per pesanan

H = biaya penyimpanan per unit per tahun

p = laju produksi harian

d = laju permintaan harian atau laju penggunaan

t = lamanya produksi berjalan dalam hari

S = biaya pemesanan atau penyetelan per pesanan atau per penyetelan

Biaya penyetelan = (D/Q)S


Biaya penyimpanan = ½ HQ[1 – (d/p)]

Biaya pemesanan dibuat sama dengan biaya penyimpanan untuk mendapatkan Qp :

Q² =

Qp =

Contoh soal

Monster, Inc. membuat dan menjual dop special untuk pasar purnajual mobil eceran. Peramalan
Monster untuk rodanya adalah 1.000 unit tahun depan dengan permintaan harian rata-rata 4 unit.
Bagaimanapun juga, proses produksinya paling efisien pada 8 unit per hari. Perusahaan ingin
menyelesaikan untuk jumlah optimum jumlah unit per pesanan. Pabrik ini menjadwalkan
produksi hanya sperlunya selama 250 hari kerja per tahun.

Permintaan tahunan = D = 1.000 unit

Biaya penyetelan = S = $10

Biaya penyimpanan = H = $0,50 per unit per tahun

Laju produksi harian = p = 8 unit per hari

Laju permintaan harian = d = 4 unit per hari

Qp =

Perbedaan antara model kuantitas pesanan produksi dan model EOQ dasar adalah biaya
penyimpanan tahunan yang dikurangi dalam model kuantitas pesanan produksi.

• Model Diskon Kuantitas

Diskon kuantitas adalah potongan harga untuk barang yang dibeli dalam jumlah besar.
Pertukaran utama ketika mempertimbangkan diskon kuantitas adalah antara biaya produk yang
berkurang dan biaya penyimpanan yang bertambah.

Biaya total = Biaya penyetelan + Biaya penyimpanan + Biaya produk

TC = S + + PD
Q = kuantitas yang dipesan

D = permintaan tahunan dalam unit

S = biaya pemesanan atau penyetelan per pesanan atau per penyetelan

P = biaya per unit

H = biaya penyimpanan per unit per tahun

Karena ada beberapa diskon, ada 4 langkah yang dilibatkan dalam menentukan kuantitas yang
akan meminimalkan biaya persediaan tahunan totalnya.

Langkah 1: untuk setiap diskon hitunglah nilai untuk ukuran pesanan optimal Q* dengan
menggunakan persamaan berikut.

Q* =

Langkah 2 : untuk diskon berapa pun, jika kuantitas pesanannya terlalu rendah untuk
mendapatkan diskon, sesuaikan kuantitas pesanan ke atas ke kuantitas terendah yang akan
memenuhi dsikonnya.

Angka Kuantitas Diskon Diskon % Harga Diskon (P)


Diskon
1 0 sampai 999 Tdk ada diskon $5,00
2 1.000 sampai 1.999 4 $4,80
3 2.000 dan selebihnya 5 $4,75

Langkah 3 : DEngan menggunakan persamaan biaya total sebelumnya, hitung biaya total untuk
setiap Q* yang ditentukan pada langkah 1 dan 2. Jika harus menyesuaikan Q* ke atas karena Q*
berada di bawah rentang kuantitas yang diizinkan, pastikan menggunakan nilai yang telah
disusaikan untuk Q*.

Langkah 4 : Pilih Q* yang menghasilkan biaya total terendah yang telah dihitung pada langkah 3.
Ini adalah kuantitas yang akan meminimalkan biaya totalnya.

Contoh soal
Ann’s Discount Store menyimpan mobil balap mainan. Akhir-akhir ini, took memberikan daftrar
diskon kuantitas untuk mobil-mobil ini. Daftar kuantitas ini ditunjukkan pada tabal 12.2. jadi
biaya normal untuk mobil balap mainan adalah $5,00. Untuk pesanan di antara 1.000 dan 1.999
unit, biaya unitnya turun menjadi $4,80, untuk pesanan 2.000 unit atau lebih, biaya unitnya
hanya $4,75. Lebih lanjut lagi, biaya pemesanan adalah $49,00 per pesanan, sebagai persen dari
biaya, I, adalah 20% atau 0,2. Berapa kuantitas pesanan yang akan meminimalkan biaya
persediaan totalnya?

Langkah pertama :

Q₁* = = 700 mobil per pesanan

Q₂* = = 714 mobil per pesanan

Q₃* = = 718 mobil per pesanan

Langkah kedua : menyesuaikan ke atas ke nilai-nilai Q* yang berada di bawah rentang diskon
yang diizinkan

Q₁* = 700

Q₂*= 1.000 disesuaikan

Q₃* = 2.000 disesuaikan

Langkah ketiga : perhitungan biaya total

Ang Harg Kuantit Biaya Biaya Biaya Total


ka a as Produ Pemesan Penyimpan
Disk Satu Pesana k an an
on an n Tahun Tahunan Tahunan
an
1 $5,00 700 $25.000 $350 $25.70
0
2 $4,80 1.000 $24.000 $245 $24.72
5
3 $4,75 2.000 $23.750 $122,50 $24.82
2,5

Langkah keempat : memilih kuantitas pesanan dengan biaya total terendah. Dari table diatas
dapat dilihat bahwa kuantitas pesanan 1.000 mobil balap mainan akan meminimalkan biaya
totalnya. Perlu dilihat juga biaya total untuk memesan 2.000 mobil hanyalah sedikit lebih besar
dari biaya total untuk pemesanan 1.000 mobil. Jadi, jika biaya diskon ketifa ditutnkan menjadi
$4,65 sebagai contoh, maka kuantitas ini mungkin akan meminimalkan biaya persediaan total.
Faktor biaya ketiga dari model diskon kuantitas, biaya produk tahunan, sekarang merupakan
variable oenting dengan dampak pada biaya dan keputusan terakhit. Diperlukan peningkatan
yang cukup besar pada biaya pesenan dan penyimpanan untuk mengompensasi batas harga
kuantitas besar.

2.5 Model Probabilistik dan Persediaan Pengaman

Model probabilistik adalah sebuah model statistik yang dapat digunakan ketika permintaan
produk atau variabel lainnya tidak dikietahui, tetapi dapat di spesifikasikan dengan menggunakan
sebuah distribusi probabilitas.

Hal yang perlu diperhatikan dalam manajemen adalah menjaga tingkat pelayanan yang cukup
dalam menghadapi permintaan yang tidak pasti. Tingkat pelayanan adalah komplemen dari
probabilitas kehabisan persediaan. Permintaan yang tidak pasti meningkatkan kemungkinan
kehabisan persediaan. Salah satu metode untuk mengurangi kehabisan persediaan adalah
menyimpan unit-unit tambahan dalam persediaan. Persediaan seperti ini biasanya disebut
persediaan pengaman. Ini melibatkan penambahan sejumlah unit sebagai penyangga sampai
ROP.

Disertakannya persediaan pengaman (ss) mengubah persamaannya menjadi :

ROP = d xL + ss

d = permintaan harian

L = waktu tunggu pesanan, atau jumlah hari kerja yang dibutuhkan untuk mengantarkan sebuah
pesanan

Jumlah persediaan pengaman yang dijaga bergantung pada biaya yang ditimbulkan jika terjadi
kehabisan persediaan dan biaya penyimpanan persediaan tambahan. Biaya kehabisan persediaan
tahunan dihitung sebagai berikut.

Biaya kehabisan persediaan tahunan = Jumlah kekurangan unitnya untuk setiap tingkat
permintaan x Probabilitas tingkat permintaan tersebut x Biaya kehabisan persediaan/unit
x Jumlah pesanan per tahun
Ketika kita sulit atau tidak mungkin menentukan biaya karena kehabisan persediaan, seorang
manajer mungkin memutuskan untuk mengikuti kebijakan menjaga persediaan pengaman yang
cukup untuk memenuhi tingkat pelayanan pelanggan yang telah ditentukan. Dengan
mengasumsikan bahwa permintaan selama waktu tunggu (periode pemesanaan ulang) mengikuti
kurva normal, hanya mean dan standar deviasi yang diperlukan untuk menentukan kebutuhan
persediaan untuk tingkat pelayanan yang ditentukan. Data penjualan biasanya cukup untuk
menghitung mean dan standar deviasinya.

ROP = permintaan yang diperkirakan selama waktu tunggu + Z

Z = jumlah standar deviasi

= standar deviasi dari permintaan selama waktu minggu

Model-model Probabilistik Lainnya

Jika data pada waktu tunggu tidak diketahui, rumus-rumus tersebut tidak dapat
digunakan. Walaupun demikian, ada tiga model yang dapat digunakan. Kita perlu menentukan
model yang harus digunakan untuk tiga situasi :

1. Permintaannya variabel dan waktu tunggunya konstan


2. Waktu tunggunya variabel dan permintaannya konstan
3. Permintaan dan waktu tunggunya variabel

1. Permintaan Variabel dan Waktu Tunggunya Konstan (ketika hanya ppermintaannya yang
bersifat variabel), maka:

ROP = (Permintaan harian rata-rata x Waktu tunggu dalam hari) + Z

= Standar deviasi dari permintaan selama waktu tunggu

= Waktu tunggu

= Standar deviasi dari permintaan perhari

2. Waktu Tunggunya Variabel dan Permintaannya Konstan (ketika permintaannya konstan dan
hanya waktu tunggunya yang variabel), maka :

ROP = (Permintaan harian x Waktu tunggu rata-rata dalam hari) + Z (Permintaan hari) x
= Standar deviasi dari waktu tunggu dalam hari

3. Permintaan dan Waktu Tunggunya Variabel (ketika permintaan dan waktu tunggunya
variabel), maka :

ROP = (Permintaan harian rata-rata x Waktu tunggu rata-rata) + Z

= Standar deviasi dari permintaan per hari

= Standar deviasi dari waktu tunggu dalam hari

2.6 Sistem Periode Tetap

Model-model persediaan yang telah kita pertimbangkan sejauh ini adalah sistem kuantitas tetap
atau sistem Q. Artinya, jumlah tetap yang sama ditambahkan pada persediaan setiap kali sebuah
pesanan untuk sebuah barang ditempatkan.

Untuk menggunakan model kuantitas tetap, persediaan harus dipantau secara berkelanjutan. Ini
disebut sistem persediaan perpetual. Setiap kali barang ditambahkan atau diambil dari persediaan,
catatan harus diperbarui untuk menjamin ROPnya belum tercapai.

Pada sistem periode tetap atau sistem P, di lain pihak, persediaan di pesan pada akhir periode
tertentu. Barulah dan hanya jika demikian, persediaan yang akan dihitun. Jumlah yang dipesan
hanyalah sebanyak yang diperlukan untuk mencapai tingkat target yang telah ditentukan.

Sistem-sistem periode tetap memiliki beberapa asumsi yang sama seperti sistem kuantitas tetap
EOQ dasar.

• Biaya biaya yang relevan hanya biaya pemesanan dan biaya penyimpanan
• Waktu tunggu diketahui
• Barang-barang saling independen.
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Dari pembuatan makalah ini kami dapat mengambil kesimpulan antara lain: ada empat
fungsi persediaan yaitu: (1) memisahkan beberapa tahapan dari proses produksi (2) perusahaan
dari fluktuasi permintaan dan menyediakan persediaan barang-barang yang akan memberikan
pilihan bagi pelanggan (3) Mengambil keuntungan dari diskon kuantitas karena pembelian dalam
jumlah besar dapat mengurangi biaya pengiriman barang (4) Melindungi terhadap inflasi dan
kenaikan harga. serta model-model persediaan yang sangat beragam.

3.2 SARAN

Adapun saran yang bisa kami berikan antara lain :

1. Dalam membuat makalah sebaiknya menggunakan berbagai referensi dari berbagai


sumber untuk menambah informasi tentang Inventory Management
2. Dalam membuat makalah sebaiknya menggunakan bahasa yang baku sesuai dengan EYD
DAFTAR PUSTAKA

- Chase, Jaqobas, Aquilano, 2007, Operations Management for Competitive Advantage, 10th ed,
Mc Graw Hill

- Jay Heizer dan Barry Render, 2009, Operations Management, 9th ed, Pearson Int’l

- Riyanto, Bambang, 1995, Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, BPFE, Yogjakarta

Anda mungkin juga menyukai