Anda di halaman 1dari 25

MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN

“MANAJEMEN PERSEDIAAN”
Studi Kasus PT Aerowisata Catering Service, Jakarta
Tahun 2020

Disusun oleh :
Aprilia Dewi Almaulum / 2010411090

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


PROGRAM STUDI MANAJEMEN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
KATA PENGANTAR

Assalamu‟alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Manajemen Persediaan” dengan tepat waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah „Manajemen Keuangan Lanjutan‟.
Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen Ibu Dr. Ni Nyoman Putu Martini, MM.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu
diselesaikannya makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik
yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Wassalamu‟alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

STUDY KASUS PT AEROWISATA CATERING SERVICE………………………………


KATA PENGANTAR………………………………………………………………………….ii
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………..…iii
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang………………………………………………………………………………….4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Sejarah Maskapai Penerbangan dan Jasa Katering…………………………………..…5


B. Pengertian Manajemen Persediaan………………………………………………..……5
C. Fungsi Manajemen Persediaan…………………………………………………………6
D. Jenis-jenis Manajemen Persediaan………………………………………………..……7
E. Metode Manajemen Persediaan……………………………………………………...…8
BAB III PEMBAHASAN
Sejarah Perusahaan……………………………………………………………………………10
Konsep yang digunakan………………………………………………………………………12
Studi Kasus……………………………………………………………………………………13
Pengambilan Keputusan………………………………………………………………….……14
BAB IV PENUTUP

A. KESIMPULAN……………………………………………………………….………22
B. SARAN……………………………………………………………………….………23

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………25

iii
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Manajemen persediaan merupakan salah satu bagian dari perusahaan. Bagian tersebut
berfungsi untuk menjaga dan mengatur persediaan yang dimiliki perusahaan. Beberapa
aktivitas yang dilakukan dalam manajemen persediaan adalah mulai dari cara memperoleh
persediaan, menyimpan, hingga persediaan tersebut dimanfaatkan.

Persediaan di sini memuat arti beragam. Bisa berupa bahan baku, bahan pembantu,
barang dalam proses, barang jadi, bahkan suku cadang. Mengatur jumlah persediaan tidak
semudah yang diperkirakan. Jika persediaan terlalu banyak, maka akan makin tinggi biaya
untuk penyimpanan. Sebaliknya jika kurang malah bisa menghambat proses produksi.

Belum lagi perusahaan harus menghadapi beragam ketidakpastian. Mulai dari


ketidakpastian permintaan, waktu pemesanan, hingga pasokan dari supplier. Inilah yang
membuat inventory management sangat penting dilakukan.

Persediaan sangat berhubungan dengan produksi dan penjualan perusahaan. Jika


persediaan terganggu, maka produksi dan penjualan akan ikut terganggu dan mempengaruhi
pendapatan perusahaan. Maka, dibutuhkan suatu metode untuk mengontrol dan mengawasi
persediaan yang ada. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat persediaan dalam
perusahaan, yaitu:

1. Jumlah dana perusahaan


2. Waktu tunggu barang
3. Frekuensi penggunaan
4. Daya tahan barang persediaan

Inventory management yang tepat bukanlah hal yang mudah. Apabila jumlah
persediaan terlalu besar mengakibatkan timbulnya dana yang dikeluarkan terlalu besar,
meningkatnya biaya penyimpanan (seperti biaya pegawai, Biaya operasional pabrik, biaya
gedung, dll) dan resiko kerusakan barang yang lebih besar. Namun bila persediaan terlalu
sedikit mengakibatkan resiko terjadinya kekurangan persediaan ( stock out ) karena seringkali
barang persediaan tidak dapat didatangkan secara mendadak yang menyatakan terhentinya
proses produksi, tertundanya keuntungan, bahkan hilangnya pelanggan.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Sejarah Maskapai Penerbangan dan Jasa Katering

Maskapai penerbangan pertama kali dibentuk setelah Perang Dunia I 1914-1918 oleh
kumpulan veteran pilot militer di Amerika dan Eropa. Tujuan utama adalah untuk
menghantar surat-surat dan dokumen-dokumen antar daerah dan negara. Kemudian
berkembang menjadi alat tranportasi untuk penumpang dan dokumen kargo. Pada
awalnya tidak ada tempat khusus untuk penumpang sehingga di dalam pesawat
penumpang harus bersedia untuk bercampur dengan kargo. Setiap penerbangan
penumpang harus berbagi makanan dengan pilot, makannya hanya berupa roti lapis
dan setermos kopi Parrot,1996 Dengan disertai perkembangan teknologi industri
aviasi, pesawat moderen saat ini dilengkapi dengan fasilitas tempat duduk dan toilet
untuk penumpang. Pesawat terbang menjadi alat transpotasi yang umum dipakai oleh
penumpang. Penumpang menjadi prioritas utama karena kondisi ini menjanjikan
keuntungan bagi perusahaan penerbangan. Untuk lebih menarik konsumen, perusahaan
penerbangan melengkapi pelayanan jasa transportasi salah satunya dengan menu
makanan yang menarik menyerupai restoran-restotan terkenal. Dining in the air
Restoran di Udara menjadi tren buat kalangan ekonomi kelas atas. Jasa katering untuk
maskapai penerbangan kemudian dibentuk di akhir tahun 1930-an hampir secara
serentak di Amerika dan Eropa, perusahaan- perusahaan inimuncul karena pihak
maskapai penerbangan menilai bahwa penyediaan makanan ini akan lebih efisien dan
relatif lebih murah apabila dihibahkan ke pihak lain di luar maskapai penerbangan.
Perkembangan industri ini agak terhambat dikarenakan Perang Dunia II 1939-1945,
namun temuan- temuan baru di bidang teknologi penerbangan berkembang pesat yang
pada akhirnya menyokong industri layanan jasa penerbangan pasca perang, yang
menuntut permintaan yang lebih tinggi lahi terhadap penyediaan jasa katering. Haynes,
1992.

B. Pengertian Manajemen Persediaan

Manajemen persediaan adalah sebuah bagian dari perusahaan yang memiliki tugas
untuk mengatur persediaan barang serta biaya terkait yang dimiliki oleh perusahaan.

Manajemen persediaan adalah pendekatan sistematis untuk memperoleh, menyimpan,


dan mengambil keuntungan dari aset non-modal (bahan baku dan barang jadi) dengan
jumlah stok yang tepat, di tempat yang tepat, pada waktu yang tepat, dan dengan biaya
yang tepat.

5
Sederhananya, perusahaan akan dapat mengontrol bahan baku serta produksi pada
level yang sesuai agar tidak menimbulkan kelebihan atau kekurangan stok yang
berakibat pada kerugian.

Persediaan merupakan salah satu aset perusahaan yang sangat berhubungan dengan
penjualan maupun tingkat produksi. Sehingga, jika ada masalah menyangkut mengenai
persediaan akan langsung berpengaruh terhadap kerugian bisnis.

C. Fungsi Manajemen Persediaan

Manajemen persediaan sangat penting bagi perusahaan. Hal ini karena fungsi dari
aktivitas tersebut cukup beragam. Berikut apa saja fungsi dari manajemen persediaan.
1. Mengantisipasi Kekurangan Persediaan

Hal ini harus diperhatikan terutama bagi perusahaan yang berfokus dalam
memproduksi barang. Meskipun pada umumnya supply bahan memang sudah pasti
datang sesuai jadwal, langkah antisipasi tetap penting untuk dilakukan. Untuk
berjaga-jaga jika seumpama persediaan datang terlambat dan akan berpotensi
mengganggu proses produksi.
2. Mengantisipasi Pesanan Persediaan Ternyata Tidak Sesuai Dengan Kebutuhan

Kondisi seperti pesanan yang tidak sesuai mungkin jarang terjadi. Namun bukan
tidak mungkin bisa terjadi. Perusahaan selalu harus memastikan pesanan
persediaan yang diterima apakah sudah sesuai yang dibutuhkan untuk proses
produksi.
3. Berjaga-jaga Jika Persediaan Yang Dibutuhkan Ternyata Tidak Ada Di Pasaran

Fungsi utama dilakukan manajemen persediaan adalah untuk memastikan


persediaan bahan selalu tersedia. Langkah ini untuk mengantisipasi jikalau bahan
yang biasa digunakan tidak ditemukan di pasaran. Bisa karena stok habis, atau hal
lain.
4. Menjamin Lancarnya Proses Produksi

Terutama bagi perusahaan yang berfokus dalam memproduksi barang, proses


produksi harus dipastikan tetap berjalan. Hal ini dilakukan supaya tetap bisa meraih
keuntungan dan menyediakan kebutuhan bagi konsumen. Oleh karena itu inventory
management ini sangat penting demi menjaga ketersediaan persediaan supaya tetap
bisa produksi.

6
D. Jenis-jenis Manajemen Persediaan

Sebuah kegiatan manajemen persediaan harus menerapkan standar khusus berupa KPI
(Keep Performance Indicator) agar Anda mengetahui apa saja kegiatan serta jenis-jenis
dalam manajemen persediaan tersebut yang tidak semudah dibayangkan, simak
penjelasan mengenai jenisnya berikut ini:
1. Barang Mentah ( Bahan Baku )

Jenis manajemen yang pertama ini adalah berupa bahan bakku atau dapat disebuut
dengan barang mentah. Bahan mentah ini adalah sebagai bahan dasar dan bahan
yang wajib dipakai karena jika tidak ada bahan baku maka bahan jadi tersebut tidak
ada aka nada. Dalam manajemen persediaan ini juga harus memastikan adanya stok
bahan baku.
2. Barang setengah jadi (barang dalam proses)

Barang setengah jadi adalah jenis kedua yang dibutuhkan dalam manajemen
persediaan. Terkait dengan proses produksi, barang setengah jadi selalu akan
didistribusikan ke pabrik lain untuk dilanjutkan menjadi barang jadi. Pengelolaan
persediaanlah yang digunakan untuk menentukan sejumlah banyaknya barang yang
diperlukan untuk didistribusi agar bisa mencukupi permintaan pasar dan menurut
jadwal produksi.
3. Barang Jadi

Barang jadi termasuk barang dalam proses yang telah selesai di tahap akhir dan
siap untuk dijual, dan barang jadi ini harus dikontrol dalam sebuah manajemen
resiko karena bisa dipengaruhi oleh penjualan yang mana semakin banyak
penjualan, semakin sedikit barang jadi yang disimpan.
4. Barang Supply

Seseorang yang melakukan tugas untuk dapat mengontrol persediaan tentunya


harus cerdas untuk mengelola semua persediaan yang dibutuhkan untuk produksi
ataupun yang tidak dibutuhkan untuk produksi. Jika dilihat dari bagian permintaan
maka manajemen persediaan terbagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut :
1. Barang Mentah Dan Barang Setengah Jadi

Barang jenis tersebut ditentukan oleh sebuah proses produksi bukan karena
adanya permintaan pasar atau istilahnya dependent demand inventory.
2. Barang Jadi

7
Barang ini dapat ditentukan oleh permintaan pasar atau Bahasa istilahnya
independent demand inventory. Sedangkan dalam ilmu manajemen persediaan
tidak hanya untuk mengontrol beberapa persediaan saja melainkan barang cacat
atau tidak sesuai SOP, suku cadang dan memo persediaan.

E. Metode Manajemen Persediaan

Terdapat empat metode yang dapat digunakan untuk melakukan manajemen


persediaan, yaitu economic order quantity, periodic review, material requirement
planning, just in time, dan analisis ABC. Berikut uraian singkatnya.
1. Metode Economic Order Quantity (EOQ)

Economic Order Quantity merupakan salah satu metode manajemen persediaan.


EOQ adalah jumlah pemesanan paling ekonRevie

Maksudnya jumlah pembelian barang yang dilakukan oleh perusahaan adalah


sesuai dengan pesanan yang diterima. Jadi dapat meminimumkan jumlah
pemeliharaan barang dan biaya pemesanannya.
2. Metode Periodic Review

Pada metode ini yang harus Anda lakukan adalah memesan barang persediaan
dengan jangka waktu (interval) yang sama.

Pertama yang harus Anda lakukan adalah membuat jadwal pemesanan barang.
Pemesanan barang dilakukan sesuai dengan jadwal yang telah dibuat.
Sehingga biaya yang akan dikeluarkan dapat diperkirakan sebelumnya.
3. Metode Material Requirement Planning (MRP)

Metode MRP atau metode perencanaan kebutuhan material yaitu perencanaan dan
pengendalian persediaan untuk menjamin material atau bahan baku selalu tersedia
untuk memenuhi kebutuhan.

Metode MRP bertujuan untuk menjaga persediaan dalam jumlah yang sedikit.
Karena jumlah persediaan sedikit maka biaya persediaan juga menjadi kecil.

Perencanaan yang dimaksud pada metode ini meliputi rencana penjadwalan


pembelian, jadwal produksi dan pengiriman material.
4. Metode Just In Time (JIT)

8
Metode ini merupakan metode di mana perusahaan tidak menyetok atau tidak
memiliki persediaan. Just in time berasumsi jika perusahaan tidak memiliki
persediaan, maka perusahaan tidak memiliki biaya/ beban atas persediaan.

Perusahaan mendatangkan bahan baku hanya pada saat dibutuhkan saja. Caranya
adalah dengan bekerja sama dengan supplier/ pemasok bahan baku
5. Metode Analisis ABC

Metode analisa ABC adalah metode dimana kamu melakukan penggolongan


persediaan berdasarkan total dari persediaan. Jadi, setiap item persediaan akan
diberikan label sesuai kelasnya masing-masing.

9
BAB III
PEMBAHASAN

1. Sejarah Perusahaan

PT Aerowisata Catering Service merupakan anak perusahaan PT Garuda Indonesia.


Usaha jasa katering penerbangan ini dimulai pertama kali pada tahun 1970 dimana
pada awalnya ditujukan hanya untuk melayani penerbangan Garuda Indonesia di
Bandar Udara Kemayoran Jakarta dengan nama Garuda Airline Flight Kitchen dan
usaha jasa boga ini terus aktif beroperasi sampai dengan tahun 1974. Pada September
1974 kegiatan operasional perusahaan dipindahkan ke Bandar Udara Halim
Perdanakusumah, seiring dengan perpindahan tersebut terbentuk pula kerja sama
antara PT Garuda Indonesia dengan Dairy Farm Hong Kong pada tanggal 23
Desember 1974, Garuda Airline Flight Kitchen berganti nama menjadi Aero Garuda
Dairy Farm Catering Service. Pada tanggal 23 Desember 1981 Garuda mengambil alih
kepemilikan seluruh saham Aero Garuda Dairy Farm Catering Service dan berperan
menjadi pemilik tunggal perusahaan yang selanjutnya berganti nama menjadi PT Aero
Garuda Catering Service dengan nama dagang PT Aerowisata Catering Service ACS.
Pada saat Bandar Udara Internasional Jakarta Soekarno Hatta yang berlokasi di
Cengkareng dibuka, seluruh kegiatan operasional ACS pun dipindahkan ke
Cengkareng pada tanggal 20 Maret 1985.

Bidang usaha yang dilakukan oleh inflight catering adalah melayani jasa boga dan
kebutuhan Inflight Service material untuk baik penerbangan domestik maupun
internasional, jenis jasa yang ditawarkan adalah:

 Makanan : hot meal, cold meal, buah-buahan, sayuran segar, snack dan lain-
lain.
 Minuman : jus buah-buahan, minuman ringan, minuman mengandung alkohol,
es batu dan penyediaan air minum alami.
 Inflight Service material: barang-barang keperluan toilet, majalah .
 Galley service: pengangkutan makanan ke dalam pesawat dan penyimpanan
makanan di dalam pesawat serta sebaliknya.
 Bar exchange: melakukan pergantian dan penambahan kebutuhan minuman
beralkohol pada penerbangan sesuai dengan kebutuhan atau permintaan
perusahaan penerbangan.
 Laundry jasa binatu: menyediakan jasa pencucian seperti selimut, alas nampan,
handuk kecil, taplak meja dan napkin serbet

10
 Cabin setting: mempersiapkan seluruh kebutuhan kabin pesawat seperti, alat
pendengar, dokumen penerbangan, majalah, bunga hiasan dalam pesawat.
 Aircraft cleaning: meliputi kegiatan penggantian alas sandaran kepala, sarung
bantal, pembuangan sampah, pembersihan toilet dan galley.
 On ground service: meliputi penyediaan makanan di ruang tunggu penumpang
kelas eksekutif.
 Kegiatan di luar Inflight catering seperti: penyediaan jasa boga untuk gedung-
gedung pertemuan rapat dan hotel.

Begitu luasnya cakupan jasa layanan yang ditawarkan maka ACS membentuk strategic
business unit SBU :
1. Inflight Catering Service : unit usaha ini lebih memprioritaskan kepada layanan
jasa boga bagi perusahaan penerbangan.
Unit ini beroperasi hampir di seluruh bandar udara besar Indonesia. Layanan
yang ditawarkan meliputi penerbangan domestiok, internasional, penerbangan
khusus seperti penerbangan carter, VVIP dan haji.
2. Industrial catering : unit usaha ini bergerak di bidang layanan jasa boga dan
jasa terkait lainnya diluar pelayanan maskapai penerbangan.
Layanan yang ditawarkan ditujukan bagi perusahaan-perusahaan besar dengan
banyak sumber daya manusia misalnya lokasi-lokasi pemondokan karyawan
pengeboran minyak dan gas bumi, pengelolaan kantin karyawan pabrik, kantin
sekolah atau universitas, juga layanan kebutuhan jasa boga untuk rumah sakit,
baik menu normal untuk karyawan maupun makanan dengan diet khusus untuk
pasien. Unit usaha ini juga menawarkan jasa binatu dan jasa pengelolaan dan
perawatan wisma house keeping dan maintance.
3. Inflight logistic: Unit usaha ini memberikan layanan pengelolaan logistik untuk
pelayanan dalam penerbangan.
Layanan ini meliputi jasa konsultasi perencanaan dan pengelolaan barang
penerbangan airlines equipment handle serta cabin services, pengadaan barang
untuk penerbangan seperti barang sekali pakai baik dry goods, minuman
beverages, peralatan pecah belah, dan bahan bacaan; jasa penyimpanan barang
penerbangan bonded strores , dan jasa pengiriman barang penerbangan Saat ini
ACS memiliki beberapa cabang yang dimiliki sepenuhnya oleh Garuda
Indonesia di: Denpasar Bali, Medan Sumatera Utara, Balikpapan Kalimantan
Tengah, Surabaya Jawa Timur.
Sedangkan cabang di Batam merupakan kerjasama ACS dengan PT Nurthi
Falta Sakti perusahaan katering ini bernama PT Aeronurthi Catering Service, di
Makasar merupakan kerjasama dengan PT Mandai Prima bernama PT

11
Aeroprima. PT ACS memiliki visi untuk menjadi market leader di bidang
industri jasa boga untuk perusahaan penerbangan di Indonesia dan menjadi
salah satu usaha jasa boga terbaik di Asia Tenggara. Aerowisata Catering
Service is the market leader in inflight catering industry in Indonesia and
among the best in South East Asia Region . Usaha PT ACS yang bersetifikat
Halal ini untuk mengembangkan dan memajukan perusahaan dibuktikan
dengan diraihnya ISO 9002 pada tahun 1997 yang diperbaharui pada tahun
2000. Pada tahun 2000 juga PT ACS mendapatkan sertifikat HACCP. PT
Aerowisata Catering Service Jakarta berlokasi diperbatasan antara Jakarta
Utara dengan Kabupaten Tanggerang , tepatnya di area bisnis Bandar Udara
Internasional Soekarno Hatta, Jakarta.

2. Konsep yang digunakan

Dengan meningkatnya jumlah penduduk dan kebutuhan akan transportasi udara setiap
tahun menyebabkan peningkatan akan kebutuhan penyedia jasa Katering. PT
Aerowisata Catering Service merupakan perusahaan yang berhasil dalam penyediaan
jasa ini dan merupakan perusahaan jasa katering terbesar di Indonesia. Untuk menjadi
yang terbaik di bidangnya perusahaan harus menjadi pilihan konsumen dalam
pembelian produk. Pembelian berulang terjadi apabila konsumen merasa puas dengan
layanan yang diberikan oleh perusahaan. Unsur-unsur yang harus diperhatikan oleh
perusahaan untuk menjamin kepuasan konsumen adalah mutu dan ketersediaan produk
setiap kali konsumen mengadakan pembelian.

Agar perusahaan dapat mempertahankan posisinya dan bahkan memperluas pangsa


pasarnya, perusahaan perlu memiliki sistem pengadaan produk yang baik. Studi kasus
ini mengkaji majemen persediaan bahan baku PT Aerowisata Catering Service. Alur
studi kasus ini akan dimulai dengan menganalisa kondisi yang ada di PT Aerowisata
Catering Service. Adapun kondisi yang dikaji berupa pola produksi, bahan baku yang
dipakai dan produk yang dihasilkan, perencanaan produksi dan pengendalian
persediaan, dan sekilas mengenai sistem pemasaran (yaitu bagaimana perusahaan
meramalkan kebutuhan dan permintaan pasar).

Selanjutnya, dari hasil analisa penerapan manajemen persediaan pada perusahaan akan
dirumuskan karakteristik umum perusahaan sesuai dengan Aspek-aspek yang dibahas
dalam teori-teori manajemen persediaan yang ada. Teori-teori manajemen persediaan
yang digunakan adalah ;

(1) Sistem klasifikasi Persediaan (dengan fokus ABC analysis)


(2) Sistem perencanaan Material Requirement Planning (MRP)
(3) Metode Just-in-time.

12
3. Studi kasus

PT Aerowisata Catering Service (PT ACS) merupakan perusahaan penyedia jasa


katering pertama dan terbesar di Indonesia. PT ACS menyediakan pelayanan jasa
katering untuk perusahaan penerbangan domestik maupun Internasional. Berbeda
dengan perusahaan katering yang lain, PT ACS tidak berhadapan langsung dengan
konsumen yang mengkonsumsi makanan yang diproduksi. Sebagai inflight caterer,
konsumen yang dihadapi PT ACS adalah Maskapai penerbangan yang menyewa jasa
PT ACS. Sedangkan yang mengkonsumsi produk makanan yand diproduski oleh PT
ACS adalah konsumen yang menggunakan jasa maskapai penerbangan.

Makanan yang diproduksi PT ACS tidak langsung dikonsumsi oleh penumpang


maskapai penerbangan, melainkan disimpan dahulu dalam jangka waktu tertentu
tergantung dengan jadwal penerbangan perusahaan pelanggan. PT ACS mengadakan
perjanjian kontrak dengan perusahaan penerbangan yang menjadi pelanggan untuk
jangka waktu tertentu atas menu makanan yang sudah disetujui. Menu makanan ini
berbeda-beda untuk setiap pelanggan dan dapat berubah-ubah setelah jangka waktu
tertentu sesuai dengan permintaan maskapai penerbangan. Jumlah makanan yang
diproduksi pun setiap saat dapat berubah-ubah jumlahnya. Hal ini disebabkan karena
jumlah penumpang yang menggunakan jasa transportasi perusahaan penerbangan
setiap harinya berubah. Menu makanan yang telah disetujui menjadi landasan dalam
perencanaan bahan baku.

Karena menu berubah-ubah, maka bahan baku yang dibutuhkan untuk proses produksi
pun berubah-ubah secara berkala. Penyediaan bahan baku memegang peranan penting
dalam proses produksi. Kekurangan bahan baku menghambat jalannya proses produksi
dan mengakibatkan permintaan konsumen tidak terpenuhi. Bahan baku makanan
merupakan produk yang bersifat tidak tahan lama (perishable) akibatnya perusahaan
harus memiliki sistem penyimpanan dan pengolahan yang baik. Selain itu perusahaan
juga harus bisa menawarkan harga yang sesuai dengan anggaran konsumen untuk tetap
berada dalam pasar.

Perencanaan bahan baku membantu perusahaan untuk memastikan agar perusahaan


tidak kekurangan bahan baku selama menu yang diinginkan konsumen berjalan. Saat
menu tidak dipakai lagi maka bahan baku pun tidak dibutuhkan lagi, perencanaan
bahan baku membantu perusahaan agar tidak mengalami kelebihan bahan baku. Jeda
waktu antara setelah makanan di produksi sampai makanan dikonsumsi panjang,
makanan yang diproduksi harus memiliki daya tahan khususnya terhadap bakteri.

13
4. Pengambilan keputusan
1. Perencanaan Produksi dan Pengendalian Persediaan

Manajemen persediaan PT Aerowisata Catering Service merupakan tanggung


jawab Kitchen Planning di bawah bagian Kitchen Administration. Kitchen
Planning adalah bagian yang merencanakan, mengatur pengadaan bahan baku
sesuai dengan rencana produksi, dengan mempertimbangkan beberapa faktor.

Pola perencanaan material secara menyeluruh dengan Kitchen Planning sebagai


koordinator. Perencanaan menu atau menu Planning selalu disesuaikan dengan
permintaan pelanggan dan jangka waktu pemakaian bahan yang diperuntukan
memproduksi suatu menu yang telah diperjanjikan dengan pelanggan.
Umumnya menu dipakai selama 3 bulan. Menu ini diterjemahkan oleh Kitchen
Planning menjadi rencana pengadaan bahan baku dengan mempertimbangkan
trend dan fluktuasi pesanan makanan baik secara harian, mingguan, bulanan
serta mengevaluasi pula trend yang sedang berkembang dan terjadi diluar.
Pertimbangan lainnya adalah kapasitas gudang, stok awal dan master
schedulling.

Material planning akan diberikan kepada bagian pembelian (purchasing) untuk


kemudian dilakukan pemesanan dan pembelian. Sedangkan permintaan
produksi diberikan kepada bagian produksi yang kemudiaan
menterjemahkannya menjadi jadwal produksi. Dalam kegiatannya kitchen
planning dibantu oleh perangkat komputer ACCPAC dan InFlite Manager.
ACCPAC merupakan sistem back office yang lebih banyak berkaitan dengan
accounting, masalah keuangan/biaya dan pemesanan. Sedangkan InFlite
Manager merupakan program komputer yang berkaitan dengan peramalan
jumlah penumpang, ramalan kebutuhan bahan baku dan rancangan pembuatan
PO.

2. Seleksi Pemasok Bahan Baku

Calon suplier atau pemasok akan diseleksi terlebih dahulu sebelum terpilih
menjadi pemasok. PT ACS menetapkan beberapa persyaratan (terutama yang
menyangkut kualitas) untuk pemilihan suplier, pihak kitchen Administration
bersama dengan pihak purchasing memutuskan suplier mana yang kan dipilih.
Sebelumnya diadakan negosiasi harga antara purchasing dengan para suplier.
Selama tidak ada perubahan harga yang ditawarkan oleh suplier, atau
perubahan harga pasar maka pembelian kepada suplier tersebut akan

14
berlangsung terus. Apabila ada perubahan harga, maka akan dilakukan
negosiasi kembali oleh pihak purchasing.

3. Penetapan Kualitas dan Perencanaan Produksi

Sebelum melakukan pemesanan/pembelian, pihak kitchen administration


terlebih dahulu menetapkan kualitas bahan baku yang dibutuhkan untuk
periode produksi yang akan datang. Mekanisme perencanaannya adalah sebagai
berikut:

Pertama pihak kitchen administration menentukan produksi berdasarkan


kondisi permintaan bulan sebelumnya dan ramalan terhadap kebutuhan
transportasi udara di bulan yang akan datang.

Setelah mendapatkan informasi ini ditambah dengan mempertimbangkan


beberapa faktor, kitchen administrator menentukan kuantitas bahan baku yang
dibutuhkan dan mengeluarkan Permintaan Pembelian (Purchasing Order)
kepada bagian purchasing. Karena kondisi permintaan yang selalu berubah-
ubah maka penentuan kualitas pembelian bahan baku masih dilakukan secara
manual.

4. Sistem Pembelian dan Penyimpanan Bahan Baku (Raw Material)

Waktu rata-rata yang dibutuhkan mulai pembuatan permintaan pembelian oleh


kitchen administrator sampai pemasok siap mengirimkan bahan, kurang lebih
satu bulan. Ketika bahan baku sampai di gudang (bagian penerimaan), bagian
Quality Control langsung memeriksa surat jalan yang dibawa oleh pengantar.
Bahan diperiksa baik kuantitas maupun kualitas. Kualitas yang dicari adalah
patokan syarat bahan yang sudah disetujui oleh pemasok berdasarkan
permintaan PT ACS.

Sampel yang diperiksa, dipilih dan diambil secara acak. Pengecekan dilakukan
berdasarkan PO yang telah dibuat bagian purchasing. Bahan baku yang tidak
sesuai dengan standar akan langsung dikembalikan ke pihak pemasok. Apabila
sudah memenuhi ketentuan yang berlaku, maka gudang akan mengeluarkan
Surat Terima Barang (STB). Pihak kitchen administratior nantinya juga akan
ikut mengecek barang setelah barang sampai di gudang. Apabila saat dicek di
gudang kuantitas barang tidak sesuai dengan yang dipesan, maka pihak Kitchen
administration harus mengawasi dari dekat agar barang yang kurang akhirnya

15
diterima, untuk itu pihak kitchen administration harus bekerja sama dengan
pihak purchasing.

Dalam keadaan terdesak, dimana barang yang dikirim tidak dapat diterima
karena kualitas barang atau karena kuantitas kurang, maka pihak kitchen
Administration dan bagian produksi harus memutuskan solusinya dengan
mencari alternatif barang. Bagian produksi mengeluarkan Bon Permintaan
Barang ke gudang beberapa kali dalam satu hari, untuk mendapatkan bahan
baku sesuai dengan kebutuhan produksi hari itu. Setelah gudang mengeluarkan
surat penyerahan maka bahan akan dikirimkan ke bagian produksi. Pengawasan
jumlah Kuantitas bahan baku dilakukan setiap minggu, kecuali untuk bahan
baku segar, pengawasannya dilakukan setiap hari.

5. Persediaan Bahan Baku


a. Bahan Baku

Bahan baku pada PT Aerowisata Catering Service, sesuai dengan


karakteriktik barang dibagi atas tiga jenis, yaitu: bahan baku
segar/mentah, bahan baku kering dan bahan baku beku. Bahan baku
mentah terdiri dari bahan baku segar seperti sayur-mayur, buah-buahan,
telur dan produk susu. Bahan baku kering contohnya adalah beras putih,
kacang-kacangan, tepung dan bumbu.

Sedangkan bahan baku beku adalah daging, ikan dan seafood. Hampir
semua emasok bahan baku adalah pemasok lokal, kecuali untuk bahan-
bahan menu tertentu yang harus diimpor untuk memenuhi permintaan
menu oleh pihak maskapai penerbangan.

b. Pengawasan mutu bahan baku

Pengawasan mutu bahan baku, baik kualitas dan kuantitas dimulai sejak
bahan tiba dibagian penerimaan sebelum masuk ke gudang. Sebelum
bagian gudang memberikan tanda terima kepada pemasok, bagian
Quality Control (QC) akan memeriksa terlebih dahulu kualitas dan
kuantitas bahan. Bila sudah sesuai dengan standar perusahaan, atau
tidak penyimpangannya masih dalan kondisi yang dapat ditolerir,
bagian gudang akan mengeluarkan surat terima barang.

Tetapi bila bahan yang dikirim oleh pemasok dinyatakan tidak


memenuhi syarat oleh QC, maka barang tersebut akan dikembalikan

16
pada pemasok. Bagian penerimaan merupakan critical control point PT
ACS, untuk pemeriksaan temperatur bahan baku, bagian penerimaan
menggunakan gun point yang langsung dapat menunjukkan temperatur
bahan saat diarahkan ke bahan.

c. Klasifikasi Jenis-jenis Persediaan


Sistem klasifikasi yang dipakai oleh PT ACS adalah sebagai berikut:
a. Setiap jenis persediaan mendapat perlakuan khusus

b. Faktor-faktor yang menentukan besarnya kuantitas pemesanan


adalah kebutuhan masing-masing jenis persediaan dan kemampuan
pemasok

c. Pemasok akan menentukan batas minimum pemesanan dan juga


batas waktu pemesanan.

d. Hal ini akan mempengaruhi waktu tunggu dari tiap jenis


persediaan akan berbeda satu sama lain

e. Sedangkan safety stock dihitung dengan perkiraan atas kondisi


yang akan datang (dihitung secara manual, berdasarkan kondisi bulan
yang lalu)

f. Semua jenis persediaan dicatat, dikendalikan dan dievaluasi


dengan cara dan frekuensi yang sama.

g. Pengecekan dan pencatatan persediaan yang dipakai PT ACS


menggunakan sistem bin card. Pengecekan dan pencatatan masih
dilakukan secara manual.

6. Manajemen Persediaan PT ACS

Manajemen persediaan yang di lakukan oleh PT Aerowisata Catering Service


dapat dijabarkan sebagai berikut:
a. Merupakan perusahaan yang bergerak di bidang agroindustri makanan
b. Menggunakan input yang berasal dari produk pertanian
c. Menghasilkan produk jadi yang sangat bervariasi
d. Produk yang dihasilkan tersusun dari beberapa bahan baku

17
e. Menjadikan pola permintaan produk sebagai dasar penentuan
pengadaan bahan baku

f. Menggunakan konsep perencanaan yang terintegrasi anatara bagian


kitchen Planning, kitchen, pengadaan bahan baku dan keuangan.

g. Pada perencanaan ada umpan balik (feed back) yang memungkinkan


terjadinya perubahan rencana
h. Melakukan seleksi terhadap pemasok

i. Penentuan persediaan pengaman berdasarkan waktu dan kapasitas


gudang

j. Penyusunan rencana pembelanjaan sebagian besar dilakukan secara


manual di nantu dengan program komputer ACCPAC dan InFlite Manager.
Penggunaan bahan yang bervariasi membutuhkan penanganan yang lebih
canggih, karena keterkaitan kebutuhan bahan menjadikan manajemen
persediaan lebih kompleks, oleh karena itu fasilitas komputer sangat
dibutuhkan. Penyusunan rencana yang dibantu oleh komputer mempermudah
pengolahan dan penyimpanan data, selain itu penyimpangan pengolahan data
dapat terdeteksi dengan mudah
k. Pola perencanaan yang dilakukan PT ACS merupakan pola perencanaan
mundur berdasarkan permintaan/rencana produksi. Pola ini seperti pola MRP
yang dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan manajemen perusahaan

l. Biaya penyimpanan variabel di PT ACS relatif lebih besar dari pada


biaya pemesanan variabelnya, maka manajemen persediaan lebih menekankan
pada pengendalian biaya penyimpanan. Biaya penyimpanan di PT ACS
dianggap penting karena;
(1) Prosedur pemilihan supplier kurang fleksibel,

(2) Kuantitas kebutuhan bahan baku PT ACS relatif besar, sehingga untuk
mengantisipasi kehabisan bahan baku relatif sulit, dan

(3) Biaya pemesanan variabel sangat tidak signifikan untuk dikendalikan.


Pertimbangan mengenai opportunity cost dan kapasitas gudang menjadi
pertimbangan yang penting dalam pengadaan perencanaan persediaan.

Metode penyelesaian
MRP dan MRP II

18
PT Aerowisata Catering Service menyusun rencana pengadaan bahan bakunya
(permintaan terikat) dengan sistem penjadwalan mundur yang dimulai dengan
merencanakan produksi produk jadi. Perencanaan ini disusun secara manual dibantu
oleh komputer. Dalam perencanaan persediaan, PT Aerowisata Catering Service
menggunakan pola yang terintegrasi antara departemen produksi, keuangan dan
pengadaan bahan baku dalam perencanaannya. Kitchen Planning menjadi pusat
informasi dan bagian yang mengkoordinir keterkaitan antar departemen tersebut.
Proses perencanaan ini sudah sesuai dengan konsep MRP.

Economic Order Quantity

Penetapan kuantitas dan frekuensi persediaan di PT ACS, mengikuti pola Order point
system dan order cycle system sekaligus secara bersamaan. PT ACS
mengkombinasikan antara kedua sistem ini, sehingga pengadaan bahan baku dilakukan
dengan kuantitas dan frekuensi yang sama. Biaya persediaan variabel yang terdapat
pada PT ACS hanya biaya bunga saja. Biaya ini termasuk biaya penyimpanan, yang
akan meningkat sesuai dengan peningkatan kuantitas persediaan yang disimpan. PT
ACS memiliki sendiri gudang-gudangnya sehingga tidak ada biaya sewa. Sebagian
besar persediaan yang dibeli dan disimpan oleh PT ACS adalah komoditi pertanian
yang dapat menimbulkan penurunan kualitas atau kerusakan akibat disimpan terlalu
lama, tetapi hal ini telah dipertimbangkan oleh perusahaan.

Manajemen sudah memperhitungkan kuantitas dan jadwal pemesanan, sehingga


kerugian akibat persediaan terlalu lama disimpan tidak pernah terjadi. Biaya
penyimpanan yang meningkat sesuai dengan besarnya kuantitas, snagat kecil
proporsinya. Biaya penyimpanan lainnya merupakan biaya tetap yang tidak
terpengaruh oleh kuatitas persediaan, misalanya biaya keamanan, biaya pemeliharaan
gudang, biaya tenaga kerja dan sebagainya. Selain karena konsep biaya yang ada pada
EOQ tidak memungkinkan untuk diterapkan pada PT Aerowisata Catering Service, ada
beberapa hal lain yang kurang memungkinkannya penerapan konsep EOQ sepenuhnya
di Perusahaan ini, antara lain asumsi harga yang stabil.

Just-in-time (JIT)
Dalam proses produksi, PT ACS telah menerapkan konsep Just-in-time yang
memungkinkan adanya efisiensi produksi dan produkstivitas yang tinggi. Hal ini
terbukti dengan tidak adanya persediaan bahan setengah jadi (work in Process) yang
menunggu proses berikutnya. Sedangkan untuk pengadaan bahan baku, PT ACS
mengusahakan agar pengadaan bahan baku segar seperti sayur-sayuran dan buah-

19
buahan menerapkan konsep JIT, namun hal ini sangat dipengaruhi kondisi pemasok
bahan baku pertanian.pengaplikasian sistem JIT belum optimal. Berikut ini adalah
hasil simulasi Just-in-time di PT Aerowisata catering Service.
Asumsi :

- Bahan baku yang dimasukan, ke dalam mesin sebesar 200 kg dan produk jadi
yang dihasilkan akan keluar juga 200 kg.
- Mesin beroperasi selama 24 jam
- Line yang dianalisis hanya 1

Set up time :
a. Pembongkaran daging ayam beku dari truk memakan waktu 1 jam atau 60
menit.

b. Pemeriksaaan kualitas daging ayam beku dengan sistem sampel oleh pihak
Quality control selama 30 menit.

c. Persiapan bahan-bahan tambahan untuk diolah bersama bahan utama sebelum


pengadukan memakan waktu 30 menit

d. Pemuatan produk jadi dari ruang setting meal ke truk pengangkut memakan
waktu 30 menit.

Operation time:

a. Pelunakan daging ayam (thawing) dilakukan 19 sampai 24 jam sebelum


estimasi keberangkatan pesawat terbang (Estimated Time of Departure).

b. Daging ayam yang sudah lunak ini di campur bersama dengan bumbu-bumbu
lain dan proses pemasakan dilakukan 13 jam sebelum ETD.

c. Makanan dibagi-bagi ke piring makan (dishing) dilakukan 7 jam sebelum ETD


dan proses ini harus selesai dalam waktu 45 menit, dan suhu makanan dipertahankan
pada suhu – 13°C.

ABC Analysis

ABC analysis tidak mungkin diterapkan pada PT Aerowisata Catering Service di


bagian persediaan karena kemungkinan akan ada kebutuhan yang tidak terpenuhi. Hal

20
ini disebabkan karena jenis-jenis persediaan atau komponen-komponen tersebut saling
berkaitan dan berintegrasi sebagai penyusun suatu produk jadi. ABC analysis lebih
cocok diterapkan untuk manajemen persediaan suatu Perusahaan dagang, atau retailer,
dimana jenis-jenis persediaannya tidak saling berkaitan. Atau perusahaan yang selain
menjual produk jadi juga menyediakan suku cadang atau perlengkapan aksesoris,
seperti perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang industri otomotif atau
komputer. ABC analysis kurang tepat diterapkan pada PT ACS karena perlakuan
pengadaan dan pengendalian persediaan yang berbeda lebih disebabkan karena sifat
bahan-bahan yang berlainan. Sifat-sifat ini misalnya umur bahan, kebutuhan akan
bahan, perputarannya dan sebagainya.

21
BAB IV
PENUTUP

KESIMPULAN

Manajemen persediaan PT Aerowisata Catering Service dibangun berdasarkan kondisi dan


permasalahan yang dihadapai perusahaan (bottom up) bukan hanya berdasarkan teori. Teori
yang ada dijadikan garis besar dan panduan yang disesuaikan dengan kondisi perusahaan.
Manajemen persediaan yang memberikan hasil optimal dan efektif dalam penerapannya,
adalah manajemen persediaan yang selalu berubah mengikuti perkembangan kondisi eksternal
dan Internal perusahaan, karena sejalan dengan perubahan tersebut, bentuk manajemen
persediaan yang dibutuhkan oleh perusahaan juga akan berubah.

PT Aerowisata Catering Service dalam perencanaannya, menggunakan sistem perencanaan


manual dibantu dengan program komputer (sistem Perencanaan mundur). Walaupun skala
usahanya besar, namun dengan jumlah permintaan produksi yang bisa dikatakan berubah-ubah
setiap harinya, PT ACS membutuhkan fleksibilitas apabila ada perubahan perencanaan.
Variasi jenis persediaan yang saling berkaitan dan struktur organisasi yang kompleks lebih
mudah diikuti perkembangannya dengan sistem perencanaan manual. Demikian juga apabila
ada umpan balik yang diterima dari pihak produksi maka perubahan perencanaan sangat
mudah untuk dilakukan.

Proses pembelanjaan bahan baku yang dilakukan perusahaan disesuaikan dengan peramalan
penggunaan bahan baku, yang didasarkan pada perjanjian kontrak penggunaan menu antara
perusahaan dengan maskapai penerbangan. Proses pembelanjaan yang dilakukan perusahaan
meliputi kegiatan pemilihan mutu bahan baku, pemilihan pemasok bahan baku, penetapan
kuantitas dan jadwal kedatangan bahan baku. Proses pembelanjaan bahan baku melibatkan
pihak bagian produksi, bagian perencanaan (kitchen planning/administrator), pihak Purchasing
dan gudang.

Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang makanan, PT ACS lebih mengutamakan mutu
produk yang dihasilkan, ketimbang rasa. Pengawasan mutu dilakukan sejak awal perencanaan
pembelanjaan dimana dalam perencanaan pihak Kitchen planning sudah menentukan jenis,
rasa, bentuk dan warna bahan baku yang akan dibeli. Pengawasan mutu juga dilakukan pada
saat bahan baku diterima, disimpan di dalam gudang, sebelum dimasak samapi bahan baku
menjadi produk makanan. Setelah menganalisis manajemen persediaan PT Aerowisata
Catering Service, maka karakteristik umum perusahaan dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Perusahaan berskala internasional
2. Merupakan anak perusahaan

22
3. Pembuatan keputusan-keputusan melibatkan banyak pihak
4. Toleransi terhadap kesalahan dalam pembuatan perencanaan sangat kecil
5. Memiliki struktur organisasi yang sangat kompleks
6. Pengawasan manajemen terdiri dari beberapa tingkatan
7. Manajemen tidak ditangani oleh pemilik
8. Menghasilkan produk jadi yang bervariasi dengan bahan baku yang juga bervariasi
9. Mutu merupakan hal yang sangat penting bagi kelangsungan hidup perusahaan.

Manajemen yang diterapkan oleh PT ACS memiliki keunggulan dan kelemahan. Model
manajemen persediaan ini dapat diterapkan di perusahaan-Perusahaan yang memiliki
karakteristik-karakteristik umum yang serupa. Namun keefektifan dan hasil optimal yang
dicapai dalam manajemen persediaan tetap bergantung kepada adaptasi yang dilakukan
perusahaan terhadap model manajemen persediaan. Begitu pula dengan teori-teori manajemen
persediaan, tidak semua teori dapat diaplikasikan pada suatu perusahaan. Kemungkinan
penerapan teori, selain tergantung dari kondisi dan masalah yang dihadapi perusahaan juga
tergantung dari asumsi-asumsi yang mengikat teori dan tergantung pula pada karakteristik
yang dimiliki perusahaan, baik karakteristik manjemennya maupun karakteristik produk dan
bahannya.

SARAN

Saran bagi PT Aerowisata Catering Service, yang pertama terus menerus mengadakan
perbandingan dengan perusahaan inflight catering manca negara lain dalam efisiensi
manajemen persediaan. Dengan menganalisa kembali manajemen persediaan dalam jangka
waktu tertentu, maka inovasi-inovasi baru yang lebih efektif dapat membantu PT ACS dalam
perkembangannya di masa mendatang.
Kedua, efisiensi prosedur pembuatan purchase request (PR) dengan
mengurangi/memperpendek rantai pihak-pihak yang menyetujui pembuatan PR. Pihak Cost
Controller dan Store Manager perlu mendapat informasi mengenai bahan baku yang dipesan
dan yang akan diterima namun tidak perlu terlibat dalam penyetujuan pembuatan PR (PR
approval). Pada akhir bulan pihak Cost Controller akan mengadakan pengecekkan mengenai
biaya-biaya, dari informasi yang sudah ada akan dibandingkan dengan kondisi yang
sebenarnya. Demikian juga pihak Store Manager hanya akan membutuhkan informasi
mengenai jumlah bahan baku yang dipesan untuk dibandingkan dengan jumlah bahan baku
yang sebenarnya diterima di gudang.

23
Ketiga, pihak Purchasing seharusnya memiliki tanggung jawab untuk menindaklanjuti
pemesanan bahan baku yang tidak sesuai dengan jumlah yang dipesan (sesuai dengan PR dan
PO), sehingga pihak kitchen planning lebih berkonsentrasi kepada perencanaan pembelian dan
memenuhi feed back dari bagian produksi. Pihak purchasing seharusnya bertindak lebih aktif
dalam menindaklanjuti perbedaan jumlah pesanan dan jumlah bahan baku yang sebenarnya
diterima.

Keempat, sebaiknya persediaan di gudang, dipisahkan antara persediaan PT ACS inflight


catering dengan persediaan milik PT Garuda Indonesia. Hal ini memudahkan proses audit.
Dengan pemisahan manajemen gudang, PT ACS Inflight catering akan lebih mudah melihat
perkembangan perusahaan secara finansial (jumlah pengeluaran/ biaya belanja perusahaan
untuk bahan baku dan jumlah bahan baku yang sebernarnya digunakan PT ACS inflight
catering dalam proses produksi). Dalam hal ini PT ACS sungguh-sungguh berlaku sebagai
Strategic business unit dan beroperasi sepenuhnya sebagai SBU.

Kelima, untuk kelebihan bahan baku (bahan baku yang sudah ada di gudang tetapi tidak dapat
dipergunakan karena perubahan menu) sebaiknya dikelola oleh SBU Industrial Catering
dengan pembukuan yang jelas. Apabila dikelola oleh SBU lain dan dikelola sebagai bahan
baku untuk produksi Industrial Catering, selain menghasilkan pemasukan juga mengurangi
kepadatan kapasitas gudang inflight catering PT ACS.

24
DAFTAR PUSTAKA

https://accurate.id/marketing-manajemen/pengertian-manajemen-persediaan/
https://www.jurnal.id/id/blog/manajemen-persediaan/
https://surabaya.proxsisgroup.com/apa-itu-manajemen-persediaan-inventory-management/
https://www.google.com/amp/s/www.linovhr.com/manajemen-persediaan/amp/

https://www.harmony.co.id/blog/apa-itu-manajemen-persediaan-simak-penjelasan-
lengkapnya#:~:text=Harding%20(2001%3A77)%2C,berkelanjutan%20pada%20biaya%20yan
g%20minimum.%E2%80%9D

https://text-id.123dok.com/document/wq2er1r2q-sejarah-maskapai-penerbangan-dan-jasa-
katering-gambaran-umum-inflight-caterer-jasa-katering-maskapai-penerbangan.html

https://text-id.123dok.com/document/nq73j9vry-sejarah-umum-gambaran-umum-
perusahaan.html
http://www.aerowisata.com
http://www.ekflightcatering.com

25

Anda mungkin juga menyukai