Anda di halaman 1dari 19

MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN

“MANAJEMEN SAHAM & KEBIJAKAN SAHAM”


Study Kasus PT Aneka Tambang Tbk

Disusun oleh :
Aprilia Dewi Almaulum / 2010411090

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


PROGRAM STUDI MANAJEMEN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Manajemen Saham & Kebijakan “ dengan tepat
waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah ‘Manajemen Keuangan Lanjutan’.
Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen Ibu Dr. Ni Nyoman Putu Martini, MM.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu
diselesaikannya makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik
yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

STUDY KASUS PT ANEKA TAMBANG Tbk……………………………………………

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………….…ii

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………..iii

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang……………………………………………………………………………….…4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Dividen…………………………………………………………………………………6
B. Jenis-jenis Dividen………………………………………………………...……………6
C. Kebijakan Dividen…………………………………………………………………...…8
D. Jenis Kebijakan Dividen……………………………………………………………..…9
E. Teori Kebijakan Dividen………………………………………………………………10
F. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividen……………………………………..……11

BAB III PEMBAHASAN

Sejarah Perusahaan……………………………………………………………………………15

Studi Kasus……………………………………………………………………………………15

Penyelesaian…………………………………………………………………………...………17

BAB IV PENUTUP

A. KESIMPULAN………………………………………………………………..………18
B. SARAN………………………………………………………………………………18

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………19

iii
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Dividen merupakan salah satu bentuk peningkatan wealth para pemegang saham (Kadir,
2010: 10). Investor akan sangat senang apabila mendapatkan tingkat pengembalian
investasinya semakin tinggi dari waktu ke waktu. Oleh Karena itu investor potensial memiliki
kepentingan untuk mampu memprediksi berapa besar tingkat pengembalian investasi yang
mereka lakukan. Tingkat pengembalian investasi berupa pendapatan dividen tidak mudah
diprediksi. Hal tersebut disebabkan oleh kebijakan dividen adalah kebijakan yang sulit dan
dilematis bagi pihak manajemen perusahaan. Kebijakan dividen tersebut dianalogikan sebagai
sebuah puzzle yang berkelanjutan. Kebijakan dividen merupakan teka-teki yang sulit untuk
dijelaskan dan selalu menimbulkan tanda tanya besar bagi investor, kreditor, bahkan bagi para
akademisi.

Saat indonesia mengalami krisis ekonomi, terjadi resesi, inflasi dan kenaikan suku
bunga, yang mengakibatkan daya beli masyarakat menjadi menurun dan banyak perusahaan
yang kinerjanya sangat tidak menggembirakan termasuk perusahaan yang terdaftar di BEJ
yang sekarang udah bergabung dengan BEI. Banyak perusahaan yang tidak sanggup
membiayai operasional usahanya yang pailit. Menurunnya laba dan meningkatnya hutang
yang harus dibayar membuat perusahaan menjadi tidak lancar dalam membagikan dividen
kepada para pemegang sahamnya.

Dalam melakukan penilaian terhadap perusahaan-perusahaan, investor sangat


membutuhkaan informasi-informasi yang berkaitan dengan perusahaan tersebut. Salah satunya
adalah informasi mengenai kebijakan dividen. Perubahan pengumuman pembayaran dividen
mengandung informasi yang dapat digunakan para investor untuk mengambil keputusan dalam
berinvestasi dan memprediksi prospek perusahaan di masa mendatang. Keputusan perusahaan
mengenai dividen terkadang diintegrasikan dengan keputusan pendanaan dan keputusan
investasinya. Dalam kasus perusahaan membukukan laba namun pembagian dividen rendah,
mungkin disebabkan karena manajemen concern tentang kelangsungan hidup perusahaan

4
melakukan penahanan (retained) laba untuk melakukan ekspansi atau membutuhkan kas untuk
operasi perusahaan.

Kebijakan dividen tidak hanya diperhatikan oleh investor namun, juga dipandang dari
segi perusahaan. Kebijakan deviden merupakan salah satu kebijakan dalam perusahaan yang
harus diperhatikan dan dipertimbangkan secara seksama. Dalam kebijakan deviden ditentukan
jumlah alokasi laba yang dapat dibagikan kepada para pemegang saham (deviden) dan alokasi
laba yang dapat ditahan perusahaan. Semakin besar laba yang ditahan, semakin kecil laba
yang akan dibagikan pada para pemegang saham. Dalam pengalokasian laba tersebut timbul
lah berbagai masalah yang dihadapi.

Keuntungan perusahaan merupakan faktor pertama yang biasanya menjadi pertimbangan


direksi, walaupun untuk membayar dividen perusahaan rugipun dapat melaksanakannya,
karena adanya cadangan dalam bentuk laba ditahan. Namun demikian hubungan antara
keuntungan perseroan dengan keputusan Dividen masih merupakan suatu hubungan yang vital
(Robert, 1997). Perusahaan selalu berusaha meningkatkan citranya dengan cara setiap
peningkatan laba akan diikuti dengan peningkatan porsi laba yang dibagi sebagai dividen dan
juga dapat mendorong peningkatan nilai saham perusahaan.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Dividen

Deviden adalah pembagian laba kepada pemegang saham yang berdasar pada
banyaknya saham yang dimiliki oleh pemegang saham tersebut. Maksudnya, jika
perusahaan yang sahamnya kamu miliki mengalami laba dan keuntungan, maka kamu
akan mendapatkan ‘cipratan’ dari keuntungan tersebut dalam bentuk dividen.

Tujuan dari pembagian saham adalah memberikan kepuasan pada para investor yang
telah membeli saham perusahaan. Semakin besar deviden, maka semakin besar pula
kekayaan yang dimiliki pemegang saham.

Perusahaan yang bisa membagi dividen dalam jumlah yang besar dan signifikan
tentunya memiliki return of equity atau ROE yang besar. Namun ketika sebuah
perusahaan menahan dividen, biasanya laba yang ditahan akan digunakan untuk
pengembangan usaha atau melunasi yang tujuannya tentu membuat keuangan
perusahaan semakin sehat. Jika ini terjadi, biasanya pemegang saham tidak
mendapatkan pembagian deviden.

B. Jenis-jenis Deviden

Pembagian laba kepada para pemegang saham atau dividen ternyata ada jenis-jenisnya,
lho. Masing-masing memiliki pengertian yang berbeda-beda. Jenis-jenis deviden antara
lain:

 Dividen tunai
 Dividen saham
 Dividen properti
 Dividen interim

6
 Dividen script
 Dividen likuidasi

1. Deviden Tunai

Deviden tunai atau kas adalah dividen yang dibagikan dalam bentuk uang tunai
kepada para pemegang saham. Tentunya besaran deviden tunai yang dibagikan ini
akan dikenakan pajak dari pemerintah setiap tahunnya yang dipotong langsung saat
pembagian.

Setiap akun investor umumnya akan mendapatkan dividen tunai yang dibagikan
perusahaan sebanyak 2 hingga 4 kali setiap tahunnya. Namun frekuensi pembagian
deviden tunai ini tidak baku, tergantung dari performa masing-masing perusahaan.

2. Deviden saham

Deviden saham dibagikan pada investor dalam bentuk saham. Jadi ketika deviden
saham dibagi, maka secara otomatis saham yang akan dimiliki oleh pemegang
saham juga akan bertambah.

Meskipun demikian, dividen saham tidak berarti mengubah kapitalisasi pasar


karena dilakukan dengan menambah jumlah saham yang diiringi dengan
pengurangan nilai dari saham yang ada.

3. Deviden properti

Berbeda dengan jenis deviden sebelumnya, dividen properti dibagian dalam bentuk
aset. Umumnya, deviden properti dibagikan jika perusahaan kekurangan kas.
Namun, dividen ini kurang diminati oleh investor karena memiliki penghitungan
yang cukup rumit.

7
4. Deviden Interim

Dividen interim merupakan dividen yang dibagikan kepada investor sebelum


perusahaan melakukan pembukuan tahunan. Dividen ini biasanya dibagikan pada
pertengahan tahun. Namun tidak menutup kemungkinan investor akan
mendapatkan dividen final lagi di tahun yang sama.

5. Deviden Script

Dividen script kerap disebut sebagai dividen utang karena diterbitkan dalam bentuk
surat utang ke para investor. Isinya menyatakan bahwa perusahaan akan
membayarkan dividen dalam jangka waktu tertentu. Dalam hal ini, utang atau
liabilitas perusahaan akan bertambah karena ada penerbitan utang baru dan
pastinya utang ini juga berbunga.

6. Deviden Likuidasi

Dividen likuidasi merupakan dividen yang dibagikan ketika perusahaan bangkrut


atau pailit. Nantinya modal perusahaan akan dibagikan ke investor akibat likuidasi.
Hal ini terjadi karena perusahaan tidak memiliki cadangan kas yang cukup.

C. Kebijakan Dividen

Kebijakan dividen merupakan sebuah keputusan yang diambil oleh perusahaan terkait
dengan dividen, apakah laba akan diberikan kepada pemegang saham atau investor
dalam bentuk dividen atau laba akan ditahan sebagai laba yang ditahan untuk
pembiayaan investasi di masayang akan datang. Menurut Van Horne dalam Harmono
(2014) kebijakan dividen adalah persentase laba yang dibayarkan para pemegang
saham dalam bentuk dividen tunai, penjagaan stabilitas dividen dari waktu ke waktu,
pembagian dividen saham, dan pembelian kembali saham.

8
Kebijakan dividen memiliki pengaruh bagi pemegang saham dan perusahaan yang
membayarkan dividen. Para pemegang saham umumnya menginginkan pembagian
dividen yang relatif stabil karena hal tersebut mengurangi ketidakpastian akan hasil
yang diharapkan dari investasi yang mereka lakukan dan juga dapat meningkatkan
kepercayaan pemegang saham terhadap perusahaan sehingga nilai saham juga dapat
meningkat. Sedangkan apabila perusahaan tidak membagikan labanya sebagai dividen
akan bisa memperbesar sumber dana intern pada perusahaan dan akan meningkatkan
kemampuan perusahaan dalam mengembangkan perusahaan.

D. Jenis Kebijakan Dividen

Ada tiga jenis kebijakan dividen yang dikemukan oleh Barlian (2007), yaitu:

1. Kebijakan dividen rasio pembayaran konstan

Kebijakan dividen yang didasarkan pada presentase tertentu dari pendapatan.


Rasio pembayaran dividen adalah persentase dari setiap rupiah yang dihasilkan
dibagikan kepada pemilik dalam bentuk tunai, dihitung dengan membagi
dividen kas per saham dengan laba per saham. Masalah pada kebijakan ini
adalah jika pendapatan suatu perusahaan menurun atau rugi pada suatu periode
tertentu maka dividen menjadi rendah atau tidak ada. Karena dividen
merupakan indikator dari kondisi perusahaan yang akan datang maka mungkin
dapat berdampak buruk terhadap harga saham.

2. Kebijakan dividen teratur

Kebijakan dividen yang didasarkan atas pembayaran dividen dengan rupiah


yang tetap dalam satu periode. Seringkali kebijakan dividen teratur digunakan
dengan memakai target rasio pembayaran dividen. Target rasio pembayaran
dividen adalah kebijakan dimana perusahaan mencoba membayar dividen
dalam persentase tertentu seperti dividen yang dinyatakan dalam rupiah serta
disesuaikan terhadap target pembayaran.

9
3. Kebijakan dividen rendah teratur dan ditambah ekstra

Kebijakan dividen rendah teratur dan ditambah ekstra adalah kebijakan dividen
yang didasarkan pada pembayaran dividen rendah yang teratur, dan akan
ditambah dengan dividen ekstra jika ada jaminan pendapatan. Jika pendapatan
pada suatu periode tertentu lebih tinggi dari biasanya, maka perusahaan boleh
membayarkan tambahan dividen, yang disebut dividen ekstra.

E. Teori Kebijakan Dividen

Berikut ini terdapat beberapa teori kebijakan dividen menurut Brigham

Dan Houston (2001) yaitu :

1. Dividend Irrelevance Theory

Teori ini menyatakan bahwa kebijakan dividen perusahaan tidak mempunyai


pengaruh terhadap nilai suatu perusahaan maupun biaya modalnya. Teori ini
dikemukakan oleh Miller dan Modigliani (MM). Mereka berpendapat bahwa nilai
suatu perusahaan tidak ditentukan oleh besarnya dividen yang diberikan, namun
nilai perusahaan hanya ditentukan oleh kemampuan dasarnya dalam menghasilkan
laba dan resiko bisnisnya.

2. Teori Bird In The Hand (Bird In The Hand Theory)

Gordon dan Linther dalam Hadiwidjaya (2007) berpendapat bahwa sesungguhnya


investor lebih menghargai pendapatan yang berupa dividen daripada pendapatan
yang diharapkan dari keuntungan modal (capital gain) yang akan dihasilkan dari
laba ditahan. Pendapat Gordon dan Linther diberi nama oleh MM bird in the hand
fallacy. Gordon dan Linther beranggapan bahwa satu burung ditangan lebih
berharga dari pada seribu burung diudara.

3. Teori Preferensi Pajak (Tax Preference Theory)

Teori ini didasarkan pada perbedaan pajak antara dividen dengan keuntungan
modal (capital gain). Pajak atas dividen harus dibayarkan pada tahun saat dividen

10
tersebut diterima, sedangkan pajak atas capital gain tidak dibayarkan sampai saham
dijual. Adanya keunggulan pajak tersebut maka membuat investor lebih menyukai
capital gain karena dapat menunda pembayaran pajak dibandingkan dengan
dividen.

4. Teori Signaling Hypothesis

Di dalam teori ini Modigliani dan Miller berpendapat bahwa suatu kenaikan
dividen yang diatas kenaikan normal biasanya merupakan suatu sinyal kepada para
investor bahwa manajemen perusahaan meramalkan suatu penghasilan yang baik di
masa yang akan datang. Sebaliknya, suatu penurunan dividen yang dibawah
penurunan normal diyakini oleh para investor sebagai suatu sinyal bahwa
perusahaan mengalami masa sulit di masa mendatang. Namun demikian sulit
dikatakan apakah kenaikan atau penurunan harga setelah adanya kenaikan atau
penurunan dividen semata-mata disebabkan oleh efek sinyal atau mungkin
preferensi terhadap dividen.

5. Teori Clientele Effect

Menyatakan bahwa pemegang saham yang berbeda akan memiliki preferensi yang
berbeda terhadap kebijakan dividen perusahaan. Kelompok Investor yang
membutuhkan penghasilan saat ini lebih menyukai dividen yang tinggi, sebaliknya
kelompok investor yang tidak begitu membutuhkan uang saat ini lebih senang jika
perusahaan menahan sebagian besar laba bersih perusahaan.

F. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen

Faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen suatu perusahaan diantaranya


adalah sebagai berikut :

1. Kebutuhan Dana Untuk Membayar Utang

Apabila suatu perusahaan akan memperoleh utang baru atau menjual obligasi untuk
membiayai perusahaan, sebelumnya harus sudah direncanakan bagaimana caranya

11
untuk membayar kembali utang tersebut. Utang dapat dilunasi pada hari jatuhnya
dengan mengganti utang tersebut dengan utang baru. Atau alternatif lain ialah
perusahaan harus menyediakan dana sendiri yang berasal dari keuntungan untuk
melunasi utang tersebut.

Apabila perusahaan menetapkan bahwa pelunasan utangnya akan diambilkan dari laba
ditahan, berarti perusahaan harus menahan sebagian besar dari pendapatannya untuk
keperluan tersebut, ini berarti bahwa hanya sebagian kecil saja dari pendapatan
atauearning yang dibayarkan sebagai dividen. Dengan kata lain perusahaan harus
menetapkan dividend payout ratio yang rendah.

2. Likuiditas

Likuiditas perusahaan merupakan pertimbangan utama dalam banyak kebijakan


dividen. Karena dividen bagi perusahaan merupakan kas keluar, maka semakin besar
posisi kas dan likuiditas perusahaan secara keseluruhan akan semakin besar
kemampuan perusahaan untuk membayar dividen. Perusahaan yang sedang mengalami
pertumbuhan dan profitable akan memerlukan dana yang cukup besar untuk
membiayai investasinya, oleh karena itu mungkin akan kurang likuid karena dana yang
diperoleh lebih banyak diinvestasikan pada aktiva tetap dan aktiva lancar yang
permanen. Likuiditas perusahaan sangat besar pengaruhnya terhadap investasi
perusahaan dan kebijakan pemenuhan kebutuhan dana. Keputusan investasi akan
menentukan tingkat ekspansi dan kebutuhan dana perusahaan, sementara itu keputusan
pembelanjaan akan menentukan pemilihan sumber dana untuk membiayai investasi
tersebut.

3. Pertumbuhan Perusahaan

Makin cepat tingkat pertumbuhan suatu perusahaan, makin besar kebutuhan akan dana
untuk membiayai pertumbuhan perusahaan tersebut. Makin besar kebutuhan dana
untuk waktu mendatang untuk membiayai pertumbuhannya, perusahaan tersebut
biasanya lebih senang untuk menahan earning nya daripada dibayarkan sebagai dividen
kepada para pemegang saham dengan mengingat batasan-batasan biayanya. Dengan
demikian dapatlah dikatakan bahwa makin cepat tingkat pertumbuhan perusahaan

12
makin besar dana yang dibutuhkan, makin besar kesempatan untuk memperoleh
keuntungan, makin besar bagian dari pendapatan yang ditahan dalam perusahaan, yang
ini berarti makin rendah dividend payout rationya.

4. Apabila perusahaan telah mencapai tingkat pertumbuhan sedemikian rupa sehingga


perusahaan telah well established, dimana kebutuhan dananya dapat dipenuhi dengan
dana yang berasal dari pasar modal atau sumber dana eksteren lainnya, maka
keadaannya adalah berbeda. Dalam hal yang demikian perusahaan dapat menetapkan
dividend payout ratio yang tinggi.

5. Keadaan Pemegang Saham

Jika perusahaan itu kepemilikan sahamnya relatif tertutup, manajemen biasanya


mengetahui dividen yang diharapkan oleh pemegang saham dan dapat bertindak
dengan tepat. Jika hampir semua pemegang saham berada dalam golonganhigh tax dan
lebih suka memperoleh capital gains, maka perusahaan dapat mempertahankan
dividend payout ratioyang rendah. Dengan dividend payout ratio yang rendah tentunya
dapat diperkirakan apakah perusahaan akan menahan laba untuk kesempaan investasi
yang profitable. Untuk perusahaan yang jumlah pemegang sahamnya besar hanya
dapat menilai dividen yang diharapkan pemegang saham dalam konteks pasar.

6. Pembatasan Hukum, Pembatasan hukum tertentu bisa membatasi jumlah dividen


yang bisa dibayarkan perusahaan.

Menurut Arthur J Keown, at al menyatakan bahwa batasan hukum yaitu Pembatasan


menurut Undang-Undang, dapat mengahalangi perusahaan dalam membayar dividen.

7. Pengawasan Terhadap Perusahaan

Ada perusahaan yang mempunyai kebijakan hanya membiayai ekspansinya dengan


dana yang berasal dari sumber interen saja. Kebijakan tersebut dijalankan atas dasar
pertimbangan bahwa kalau ekspansi dibiayai dengan dana yang berasal dari hasil
penjualan saham baru akan melemahkan control dari kelompok dominan di dalam
perusahaan. Demikian pula kalau membiayai ekspansi dengan uang akan memperbesar
risiko financialnya. Mempercayakan pada pembelanjaan interen dalam usaha

13
mempertahankan control terhadap perusahaan, berarti mengurangi dividen payout ratio
nya.

14
BAB III

PEMBAHASAN

Sejarah Perusahaan

PT Aneka Tambang Tbk, didirikan sejak 5 Juli 1968, yang bergerak dibidang
pertambangan. Antam telah mengalami berbagai pasang-surut sebagai sebuah perusahaan,
namun sebuah tantangan telah menimbulkan berbagai dinamika perkembangan yang pada
akhirnya mengantarkan Antam menjadi perusahaan pertambangan yang terkemuka di
IndJakarta Hadianto Martosubroto, M.Sc. ditunjuk sebagai direktur utama Antam yang
pertama. Jajaran direksi pertama Antam didukung oleh Ir. Ngakan Ketut Suta sebagai direktur
produksi eksplorasi, Ir. Ahmad Prayono sebagai direktur teknik, Jani Arsadjadja, SH. Sebagai
direktur keuangan dan Drs. SGB Tampubulon sebagai direktur pemasaran.

Kantor pusat Antam yang pertama kali berdiri berada di Jalan Bungur Besar 24-26,
Jakarta yang fisilitasnya jauh dari mewah dan serba terbatas. Antam baru pindah kekantor baru
di Jalan TB. Simatupang pada bulan November 1992, sebuah kantor megah berlantai 8 yang
lebih representatif dan memiliki fasilitas yang jauh lebih memadai. PT Antam memiliki 5 unit
bisnis pertambangan (UBP) yaitu, UBP emas di Pongkor (Bogor), UBP nikel di Pomala
(Sulawesi Tenggara), UBP logam mulia di Pulogadung (Jakarta), UBP bauksit kijang
(Kepulauan Riau), UBP geomin di Pulogadung (Jakarta).

Studi Kasus

Harga Saham PT Aneka Tambang Tbk

Hari ANTM 2019 ANTM 2020


1 12850 4225
2 12950 4450
3 12850 4575
4 13150 4425

15
5 13150 4075
6 13200 4000
7 13400 3975
8 13550 4800
9 13300 4950
10 13050 5250
11 13350 5000
12 13200 5000
13 12750 5600
14 13000 5650
15 13300 5550

Descriptive Statistic PT Aneka Tambang (Persero) Tbk

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation


ANTM 15 12750 13550 13136,67 227,146
2019
ANTM 15 3975 5650 4768,33 579,753
2020

Aneka Tambang (Persero) Tbk berdasarkan Tabel di atas dapat diketahui bahwa harga
saham rata-rata tertinggi PT Aneka Tambang (Persero) Tbk terjadi di Tahun 2019 dan harga
rata-rata terendah berada pada tahun 2020 dimana nilai harga saham tertinggi terjadi pada
tahun 2019 sebesar Rp13550 dan nilai terendah terjadi pada tahun 2020 sebesar Rp 3125.

Nilai harga saham PT Aneka Tambang (Persero) Tbk mengalami peningkatan pada
tahun 2019. Hal ini dikarenakan pengaruh krisis moneter yang melanda Amerika Serikat (AS),
Eropa dan negara maju lainnya sehingga mengakibatkan terjadinya inflasi di dalam negeri
sehingga harga saham mengalami penurunan.

16
Deviasi standar tertinggi PT Aneka Tambang (Persero) Tbk terjadi di tahun 2019
sebesar 579,753 dan deviasi standar terendah terjadi di tahun 2020 yaitu sebesar 66,592.

Penyelesaian

PT Aneka Tambang Tbk melihat riwayat harga saham. Ketika pasar saham atau harga
saham mengalami penurunan, PT Aneka Tambang Tbk tidak buru-buru menjualnya karena
ada kemungkinan harganya naik. Apalagi jika secara historis harga saham pernah berada di
pucuk.

Kemudian PT Aneka Tambang Tbk juga fokus pada saham fundamental baik. Saham-
saham dengan fundamental atau kinerja bagus, baik melalui laporan keuangan maupun
prospek yang dimiliki ke depan. Untuk mengetahui saham apa saja yang memiliki
fundamental kuat, PT Aneka Tambang Tbk mengecek di situs resmi IDX atau Bursa Efek
Indonesia (BEI).

PT Aneka Tambang Tbk memantau harga saham dan membaca isu yang berhubungan
dengan sektor saham yang dibeli. Dari sini, PT Aneka Tambang Tbk bisa membangun strategi
investasi terbaik sebelum akhirnya take profit.

17
BAB IV

PENUTUP

KESIMPULAN

Harga saham rata-rata tertinggi PT Aneka Tambang (Persero) Tbk terjadi di Tahun 2019
dan harga rata-rata terendah berada pada tahun 2020 dimana nilai harga saham tertinggi terjadi
pada tahun 2019 sebesar Rp13550 dan nilai terendah terjadi pada tahun 2020 sebesar Rp 3125.
Ketika pasar saham atau harga saham mengalami penurunan, PT Aneka Tambang Tbk tidak
buru-buru menjualnya karena ada kemungkinan harganya naik. Apalagi jika secara historis
harga saham pernah berada di pucuk. Kemudian PT Aneka Tambang Tbk juga fokus pada
saham fundamental baik. Saham-saham dengan fundamental atau kinerja bagus, baik melalui
laporan keuangan maupun prospek yang dimiliki ke depan. Sebelum saham yang mengalami
gejolak naik turun adalah hal yang sangat wajar. Maka dari itu, memiliki sikap tenang dan
sabar saat menghadapi kejadian tersebut sangatlah penting.

SARAN

Cara lain yang dapat PT Aneka Tambang Tbk lakukan adalah dengan menyimpan saham
yang sudah PT Aneka Tambang Tbk miliki. Terlebih lagi jika sudah memiliki saham big cap
atau blue chips, yaitu saham berkapitalisasi pasar besar dengan fundamental yang baik. Saham
big cap masih bisa disimpan dulu karena biasanya saham jenis ini paling cepat rebound setelah
penurunan IHSG. Perlu dicatat, cara ini hanya berlaku untuk perusahaan yang berinvestasi
saham menggunakan dana idle karena tentunya butuh waktu untuk portofolio saham yang
perusahaan miliki untuk kembali ke level harga pembelian awal atau harga wajarnya.

18
DAFTAR PUSTAKA

https://www.harmony.co.id/blog/pengertian-dividen-jenis-dan-contohnya-dalam-bisnis
https://dspace.uii.ac.id ›
https://opipriliaofiani.wordpress.com › ...
KEBIJAKAN DIVIDEN | opipriliaofiani
https://www.qoala.app › investasi
https://britama.com/index.php/2012/05/sejarah-dan-profil-singkat-antm/
https://www.mncsekuritas.id/pages/cara-bijak-hadapi-saham-yang-turun-drastis
https://id.investing.com/equities/aneka-tambang
Edi Susanto (2002). ―Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi Kebijakan
Dividen di BEJ Periode 1999‖
Hatta, Atika J 2002. ―Faktor-faktor yang mempengaruhi Kebijakan Dividen :
Investasi Pengaruh Teori Stakeholder. JAAI Vol.6 No.2 Desember 2002.

19

Anda mungkin juga menyukai