Disusun oleh :
Aprilia Dewi Almaulum / 2010411090
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Manajemen Saham & Kebijakan “ dengan tepat
waktu.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah ‘Manajemen Keuangan Lanjutan’.
Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen Ibu Dr. Ni Nyoman Putu Martini, MM.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu
diselesaikannya makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik
yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………….…ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………..iii
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang……………………………………………………………………………….…4
A. Dividen…………………………………………………………………………………6
B. Jenis-jenis Dividen………………………………………………………...……………6
C. Kebijakan Dividen…………………………………………………………………...…8
D. Jenis Kebijakan Dividen……………………………………………………………..…9
E. Teori Kebijakan Dividen………………………………………………………………10
F. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividen……………………………………..……11
Sejarah Perusahaan……………………………………………………………………………15
Studi Kasus……………………………………………………………………………………15
Penyelesaian…………………………………………………………………………...………17
BAB IV PENUTUP
A. KESIMPULAN………………………………………………………………..………18
B. SARAN………………………………………………………………………………18
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………19
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dividen merupakan salah satu bentuk peningkatan wealth para pemegang saham (Kadir,
2010: 10). Investor akan sangat senang apabila mendapatkan tingkat pengembalian
investasinya semakin tinggi dari waktu ke waktu. Oleh Karena itu investor potensial memiliki
kepentingan untuk mampu memprediksi berapa besar tingkat pengembalian investasi yang
mereka lakukan. Tingkat pengembalian investasi berupa pendapatan dividen tidak mudah
diprediksi. Hal tersebut disebabkan oleh kebijakan dividen adalah kebijakan yang sulit dan
dilematis bagi pihak manajemen perusahaan. Kebijakan dividen tersebut dianalogikan sebagai
sebuah puzzle yang berkelanjutan. Kebijakan dividen merupakan teka-teki yang sulit untuk
dijelaskan dan selalu menimbulkan tanda tanya besar bagi investor, kreditor, bahkan bagi para
akademisi.
Saat indonesia mengalami krisis ekonomi, terjadi resesi, inflasi dan kenaikan suku
bunga, yang mengakibatkan daya beli masyarakat menjadi menurun dan banyak perusahaan
yang kinerjanya sangat tidak menggembirakan termasuk perusahaan yang terdaftar di BEJ
yang sekarang udah bergabung dengan BEI. Banyak perusahaan yang tidak sanggup
membiayai operasional usahanya yang pailit. Menurunnya laba dan meningkatnya hutang
yang harus dibayar membuat perusahaan menjadi tidak lancar dalam membagikan dividen
kepada para pemegang sahamnya.
4
melakukan penahanan (retained) laba untuk melakukan ekspansi atau membutuhkan kas untuk
operasi perusahaan.
Kebijakan dividen tidak hanya diperhatikan oleh investor namun, juga dipandang dari
segi perusahaan. Kebijakan deviden merupakan salah satu kebijakan dalam perusahaan yang
harus diperhatikan dan dipertimbangkan secara seksama. Dalam kebijakan deviden ditentukan
jumlah alokasi laba yang dapat dibagikan kepada para pemegang saham (deviden) dan alokasi
laba yang dapat ditahan perusahaan. Semakin besar laba yang ditahan, semakin kecil laba
yang akan dibagikan pada para pemegang saham. Dalam pengalokasian laba tersebut timbul
lah berbagai masalah yang dihadapi.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Dividen
Deviden adalah pembagian laba kepada pemegang saham yang berdasar pada
banyaknya saham yang dimiliki oleh pemegang saham tersebut. Maksudnya, jika
perusahaan yang sahamnya kamu miliki mengalami laba dan keuntungan, maka kamu
akan mendapatkan ‘cipratan’ dari keuntungan tersebut dalam bentuk dividen.
Tujuan dari pembagian saham adalah memberikan kepuasan pada para investor yang
telah membeli saham perusahaan. Semakin besar deviden, maka semakin besar pula
kekayaan yang dimiliki pemegang saham.
Perusahaan yang bisa membagi dividen dalam jumlah yang besar dan signifikan
tentunya memiliki return of equity atau ROE yang besar. Namun ketika sebuah
perusahaan menahan dividen, biasanya laba yang ditahan akan digunakan untuk
pengembangan usaha atau melunasi yang tujuannya tentu membuat keuangan
perusahaan semakin sehat. Jika ini terjadi, biasanya pemegang saham tidak
mendapatkan pembagian deviden.
B. Jenis-jenis Deviden
Pembagian laba kepada para pemegang saham atau dividen ternyata ada jenis-jenisnya,
lho. Masing-masing memiliki pengertian yang berbeda-beda. Jenis-jenis deviden antara
lain:
Dividen tunai
Dividen saham
Dividen properti
Dividen interim
6
Dividen script
Dividen likuidasi
1. Deviden Tunai
Deviden tunai atau kas adalah dividen yang dibagikan dalam bentuk uang tunai
kepada para pemegang saham. Tentunya besaran deviden tunai yang dibagikan ini
akan dikenakan pajak dari pemerintah setiap tahunnya yang dipotong langsung saat
pembagian.
Setiap akun investor umumnya akan mendapatkan dividen tunai yang dibagikan
perusahaan sebanyak 2 hingga 4 kali setiap tahunnya. Namun frekuensi pembagian
deviden tunai ini tidak baku, tergantung dari performa masing-masing perusahaan.
2. Deviden saham
Deviden saham dibagikan pada investor dalam bentuk saham. Jadi ketika deviden
saham dibagi, maka secara otomatis saham yang akan dimiliki oleh pemegang
saham juga akan bertambah.
3. Deviden properti
Berbeda dengan jenis deviden sebelumnya, dividen properti dibagian dalam bentuk
aset. Umumnya, deviden properti dibagikan jika perusahaan kekurangan kas.
Namun, dividen ini kurang diminati oleh investor karena memiliki penghitungan
yang cukup rumit.
7
4. Deviden Interim
5. Deviden Script
Dividen script kerap disebut sebagai dividen utang karena diterbitkan dalam bentuk
surat utang ke para investor. Isinya menyatakan bahwa perusahaan akan
membayarkan dividen dalam jangka waktu tertentu. Dalam hal ini, utang atau
liabilitas perusahaan akan bertambah karena ada penerbitan utang baru dan
pastinya utang ini juga berbunga.
6. Deviden Likuidasi
C. Kebijakan Dividen
Kebijakan dividen merupakan sebuah keputusan yang diambil oleh perusahaan terkait
dengan dividen, apakah laba akan diberikan kepada pemegang saham atau investor
dalam bentuk dividen atau laba akan ditahan sebagai laba yang ditahan untuk
pembiayaan investasi di masayang akan datang. Menurut Van Horne dalam Harmono
(2014) kebijakan dividen adalah persentase laba yang dibayarkan para pemegang
saham dalam bentuk dividen tunai, penjagaan stabilitas dividen dari waktu ke waktu,
pembagian dividen saham, dan pembelian kembali saham.
8
Kebijakan dividen memiliki pengaruh bagi pemegang saham dan perusahaan yang
membayarkan dividen. Para pemegang saham umumnya menginginkan pembagian
dividen yang relatif stabil karena hal tersebut mengurangi ketidakpastian akan hasil
yang diharapkan dari investasi yang mereka lakukan dan juga dapat meningkatkan
kepercayaan pemegang saham terhadap perusahaan sehingga nilai saham juga dapat
meningkat. Sedangkan apabila perusahaan tidak membagikan labanya sebagai dividen
akan bisa memperbesar sumber dana intern pada perusahaan dan akan meningkatkan
kemampuan perusahaan dalam mengembangkan perusahaan.
Ada tiga jenis kebijakan dividen yang dikemukan oleh Barlian (2007), yaitu:
9
3. Kebijakan dividen rendah teratur dan ditambah ekstra
Kebijakan dividen rendah teratur dan ditambah ekstra adalah kebijakan dividen
yang didasarkan pada pembayaran dividen rendah yang teratur, dan akan
ditambah dengan dividen ekstra jika ada jaminan pendapatan. Jika pendapatan
pada suatu periode tertentu lebih tinggi dari biasanya, maka perusahaan boleh
membayarkan tambahan dividen, yang disebut dividen ekstra.
Teori ini didasarkan pada perbedaan pajak antara dividen dengan keuntungan
modal (capital gain). Pajak atas dividen harus dibayarkan pada tahun saat dividen
10
tersebut diterima, sedangkan pajak atas capital gain tidak dibayarkan sampai saham
dijual. Adanya keunggulan pajak tersebut maka membuat investor lebih menyukai
capital gain karena dapat menunda pembayaran pajak dibandingkan dengan
dividen.
Di dalam teori ini Modigliani dan Miller berpendapat bahwa suatu kenaikan
dividen yang diatas kenaikan normal biasanya merupakan suatu sinyal kepada para
investor bahwa manajemen perusahaan meramalkan suatu penghasilan yang baik di
masa yang akan datang. Sebaliknya, suatu penurunan dividen yang dibawah
penurunan normal diyakini oleh para investor sebagai suatu sinyal bahwa
perusahaan mengalami masa sulit di masa mendatang. Namun demikian sulit
dikatakan apakah kenaikan atau penurunan harga setelah adanya kenaikan atau
penurunan dividen semata-mata disebabkan oleh efek sinyal atau mungkin
preferensi terhadap dividen.
Menyatakan bahwa pemegang saham yang berbeda akan memiliki preferensi yang
berbeda terhadap kebijakan dividen perusahaan. Kelompok Investor yang
membutuhkan penghasilan saat ini lebih menyukai dividen yang tinggi, sebaliknya
kelompok investor yang tidak begitu membutuhkan uang saat ini lebih senang jika
perusahaan menahan sebagian besar laba bersih perusahaan.
Apabila suatu perusahaan akan memperoleh utang baru atau menjual obligasi untuk
membiayai perusahaan, sebelumnya harus sudah direncanakan bagaimana caranya
11
untuk membayar kembali utang tersebut. Utang dapat dilunasi pada hari jatuhnya
dengan mengganti utang tersebut dengan utang baru. Atau alternatif lain ialah
perusahaan harus menyediakan dana sendiri yang berasal dari keuntungan untuk
melunasi utang tersebut.
Apabila perusahaan menetapkan bahwa pelunasan utangnya akan diambilkan dari laba
ditahan, berarti perusahaan harus menahan sebagian besar dari pendapatannya untuk
keperluan tersebut, ini berarti bahwa hanya sebagian kecil saja dari pendapatan
atauearning yang dibayarkan sebagai dividen. Dengan kata lain perusahaan harus
menetapkan dividend payout ratio yang rendah.
2. Likuiditas
3. Pertumbuhan Perusahaan
Makin cepat tingkat pertumbuhan suatu perusahaan, makin besar kebutuhan akan dana
untuk membiayai pertumbuhan perusahaan tersebut. Makin besar kebutuhan dana
untuk waktu mendatang untuk membiayai pertumbuhannya, perusahaan tersebut
biasanya lebih senang untuk menahan earning nya daripada dibayarkan sebagai dividen
kepada para pemegang saham dengan mengingat batasan-batasan biayanya. Dengan
demikian dapatlah dikatakan bahwa makin cepat tingkat pertumbuhan perusahaan
12
makin besar dana yang dibutuhkan, makin besar kesempatan untuk memperoleh
keuntungan, makin besar bagian dari pendapatan yang ditahan dalam perusahaan, yang
ini berarti makin rendah dividend payout rationya.
13
mempertahankan control terhadap perusahaan, berarti mengurangi dividen payout ratio
nya.
14
BAB III
PEMBAHASAN
Sejarah Perusahaan
PT Aneka Tambang Tbk, didirikan sejak 5 Juli 1968, yang bergerak dibidang
pertambangan. Antam telah mengalami berbagai pasang-surut sebagai sebuah perusahaan,
namun sebuah tantangan telah menimbulkan berbagai dinamika perkembangan yang pada
akhirnya mengantarkan Antam menjadi perusahaan pertambangan yang terkemuka di
IndJakarta Hadianto Martosubroto, M.Sc. ditunjuk sebagai direktur utama Antam yang
pertama. Jajaran direksi pertama Antam didukung oleh Ir. Ngakan Ketut Suta sebagai direktur
produksi eksplorasi, Ir. Ahmad Prayono sebagai direktur teknik, Jani Arsadjadja, SH. Sebagai
direktur keuangan dan Drs. SGB Tampubulon sebagai direktur pemasaran.
Kantor pusat Antam yang pertama kali berdiri berada di Jalan Bungur Besar 24-26,
Jakarta yang fisilitasnya jauh dari mewah dan serba terbatas. Antam baru pindah kekantor baru
di Jalan TB. Simatupang pada bulan November 1992, sebuah kantor megah berlantai 8 yang
lebih representatif dan memiliki fasilitas yang jauh lebih memadai. PT Antam memiliki 5 unit
bisnis pertambangan (UBP) yaitu, UBP emas di Pongkor (Bogor), UBP nikel di Pomala
(Sulawesi Tenggara), UBP logam mulia di Pulogadung (Jakarta), UBP bauksit kijang
(Kepulauan Riau), UBP geomin di Pulogadung (Jakarta).
Studi Kasus
15
5 13150 4075
6 13200 4000
7 13400 3975
8 13550 4800
9 13300 4950
10 13050 5250
11 13350 5000
12 13200 5000
13 12750 5600
14 13000 5650
15 13300 5550
Aneka Tambang (Persero) Tbk berdasarkan Tabel di atas dapat diketahui bahwa harga
saham rata-rata tertinggi PT Aneka Tambang (Persero) Tbk terjadi di Tahun 2019 dan harga
rata-rata terendah berada pada tahun 2020 dimana nilai harga saham tertinggi terjadi pada
tahun 2019 sebesar Rp13550 dan nilai terendah terjadi pada tahun 2020 sebesar Rp 3125.
Nilai harga saham PT Aneka Tambang (Persero) Tbk mengalami peningkatan pada
tahun 2019. Hal ini dikarenakan pengaruh krisis moneter yang melanda Amerika Serikat (AS),
Eropa dan negara maju lainnya sehingga mengakibatkan terjadinya inflasi di dalam negeri
sehingga harga saham mengalami penurunan.
16
Deviasi standar tertinggi PT Aneka Tambang (Persero) Tbk terjadi di tahun 2019
sebesar 579,753 dan deviasi standar terendah terjadi di tahun 2020 yaitu sebesar 66,592.
Penyelesaian
PT Aneka Tambang Tbk melihat riwayat harga saham. Ketika pasar saham atau harga
saham mengalami penurunan, PT Aneka Tambang Tbk tidak buru-buru menjualnya karena
ada kemungkinan harganya naik. Apalagi jika secara historis harga saham pernah berada di
pucuk.
Kemudian PT Aneka Tambang Tbk juga fokus pada saham fundamental baik. Saham-
saham dengan fundamental atau kinerja bagus, baik melalui laporan keuangan maupun
prospek yang dimiliki ke depan. Untuk mengetahui saham apa saja yang memiliki
fundamental kuat, PT Aneka Tambang Tbk mengecek di situs resmi IDX atau Bursa Efek
Indonesia (BEI).
PT Aneka Tambang Tbk memantau harga saham dan membaca isu yang berhubungan
dengan sektor saham yang dibeli. Dari sini, PT Aneka Tambang Tbk bisa membangun strategi
investasi terbaik sebelum akhirnya take profit.
17
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
Harga saham rata-rata tertinggi PT Aneka Tambang (Persero) Tbk terjadi di Tahun 2019
dan harga rata-rata terendah berada pada tahun 2020 dimana nilai harga saham tertinggi terjadi
pada tahun 2019 sebesar Rp13550 dan nilai terendah terjadi pada tahun 2020 sebesar Rp 3125.
Ketika pasar saham atau harga saham mengalami penurunan, PT Aneka Tambang Tbk tidak
buru-buru menjualnya karena ada kemungkinan harganya naik. Apalagi jika secara historis
harga saham pernah berada di pucuk. Kemudian PT Aneka Tambang Tbk juga fokus pada
saham fundamental baik. Saham-saham dengan fundamental atau kinerja bagus, baik melalui
laporan keuangan maupun prospek yang dimiliki ke depan. Sebelum saham yang mengalami
gejolak naik turun adalah hal yang sangat wajar. Maka dari itu, memiliki sikap tenang dan
sabar saat menghadapi kejadian tersebut sangatlah penting.
SARAN
Cara lain yang dapat PT Aneka Tambang Tbk lakukan adalah dengan menyimpan saham
yang sudah PT Aneka Tambang Tbk miliki. Terlebih lagi jika sudah memiliki saham big cap
atau blue chips, yaitu saham berkapitalisasi pasar besar dengan fundamental yang baik. Saham
big cap masih bisa disimpan dulu karena biasanya saham jenis ini paling cepat rebound setelah
penurunan IHSG. Perlu dicatat, cara ini hanya berlaku untuk perusahaan yang berinvestasi
saham menggunakan dana idle karena tentunya butuh waktu untuk portofolio saham yang
perusahaan miliki untuk kembali ke level harga pembelian awal atau harga wajarnya.
18
DAFTAR PUSTAKA
https://www.harmony.co.id/blog/pengertian-dividen-jenis-dan-contohnya-dalam-bisnis
https://dspace.uii.ac.id ›
https://opipriliaofiani.wordpress.com › ...
KEBIJAKAN DIVIDEN | opipriliaofiani
https://www.qoala.app › investasi
https://britama.com/index.php/2012/05/sejarah-dan-profil-singkat-antm/
https://www.mncsekuritas.id/pages/cara-bijak-hadapi-saham-yang-turun-drastis
https://id.investing.com/equities/aneka-tambang
Edi Susanto (2002). ―Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi Kebijakan
Dividen di BEJ Periode 1999‖
Hatta, Atika J 2002. ―Faktor-faktor yang mempengaruhi Kebijakan Dividen :
Investasi Pengaruh Teori Stakeholder. JAAI Vol.6 No.2 Desember 2002.
19