Anda di halaman 1dari 19

PERSEDIAAN

Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengantar Akuntansi


Jurusan Perbankan Syariah

Dibuat Oleh:

Adetya Rahma (200603021)


Muhammad Naim (200603090)
Juliansyah Putra (200603108)
M. Alhudhari (200603099)

Dosen Pengampu : Sufitrayati, S.E., M.Si.

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM


UNIVERSITAS ISLAM NEGRI AR-RANIRY
DARUSSALAM-BANDA ACEH
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah ini
tepat pada waktunya. Makalah ini berjudul “Persediaan”.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun, selalu
kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.

Demikian apa yang dapat saya sampaikan. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat untuk kalian semua, dan untuk kami sendiri khususnya.

Banda Aceh, 19 Mei 2021

Kelompok VI

2
DAFTAR ISI
Contents
KATA PENGANTAR............................................................................................2

DAFTAR ISI...........................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................4

1.1. Latar Belakang...........................................................................................4

1.2. Rumusan Masalah......................................................................................5

1.3. Tujuan.........................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................6

2.1. Pengertian Persediaan.............................................................................6

2.2. Pentingnya Pengendalian Dalam Persediaan..........................................7

2.4. Asumsi Arus Biaya Persediaan.................................................................9

2.5. Sistem Pencatatan Persediaan …………………………………………


12

BAB III PENUTUP……………………………………………………………..16

3.1. Kesimpulan ……………………………………………………………..16

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................17

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Persediaan merupakan fungsi manajerial yang sangat penting, karena


persediaan fisik banyak perusahaan melibatkan investasi rupiah terbesar
dalam pos aktiva lancer. Bila perusahaan menanamkan terlalu banyak
dananya dalam persediaan, menyebabkan biaya penyimpanan yang
berlebihan, dan mungkin mempunyai “opportunity cost” yang lebih besar.
Demikian pula, bila perusahaan tidak mempunyai persediaan yang
mencukupi, dapat mengakibatkan biaya – biaya terjadinya kekurangan
bahan.

Persediaan salah satu asset yang paling mahal dibanyak perusahaan,


mencerminkan sebanyak 40% dari total modal yang diinvestasikan. Manajer
operasi diseluruh dunia telah lama menyadari bahwa manajement persediaan
yang baik itu sangatlah penting disatu pihak, suatu perusahaan dapat
mengurangi biaya dengan cara menurunkan tiket persediaan ditangan.
Dipihak lain, konsumen akan merasa tidak puas bila suatu produk stoknya
habis. Oleh karena itu, perusahaan harus mencapai keseimbangan antara
investasi persediaan dan tingkat pelayanan konsumen.

Semua organisasi mempunyai beberapa jenis system perencanaan dan


pengendalian persediaan. Dalam hal produk-produk fisik, organisasi harus
menentukan apakah akan membeli atau membuat sendiri produk mereka.
Setelah hal ini diterapkan, langkah berikutnya adalah meramalkan
permintaan. Kemudian manajer operasi menetapkan persediaan yang
diperlukan untuk melayani permintaan tersebut.

4
1.2. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan persediaan dan tujuannya ?


2. Apa pentingnya pengendalian dalam persediaan ?
3. Apa pengaruh salah catat persediaan pada laporan keuangan ?
4. Apa saja asusmsi arus biaya persediaan dan bagaimana pengaruhnya
terhadap laporan laba rugi dan neraca ?
5. Bagaiamana cara menghitung biaya persediaan ?

1.3. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian dan tujuan dari persediaan

2. Untuk mengetahui pentingnya pengendalian dalam persediaan

3. Untuk mengetahui pengaruh salah catat pada persediaan

4. Unguk mengetahui apa saja arus biaya persediaan dan pengaruhnya

5. Untuk mengetahui cara menghitung biaya persediannya

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Persediaan

Persediaan (Inventory) adalah pos-pos aktiva yang dimiliki oleh


perusahaan untuk dijual dalam proses operasi bisnis normal, atau barang
yang akan digunakan atau dikonsumsi dalam membuat barang yang akan
dijual.

Schroeder (2000:4) menyatakan bahwa persediaan sebagai stok


bahan yang digunakan untuk memudahkan produksi atau untuk memuaskan
permintaan pelanggan. Rangkuti (2004:1) juga memberikan pandangannya
terkait persediaan yaitu persediaan barang-barang yang masih dalam
pengerjaan atau proses produksi maupun persediaan bahan baku yang
menunggu penggunaannya dalam suatu proses produksi. Menambahkan
pengertian ahli sebelumnya, Prawirosentono (2005:83) menyatakan
pengertian persediaan dalam dua sudut pandang tergantung perusahaan itu
sendiri. Dari sudut pandang perusahaan manufaktur, persediaan dipahami
sebagai simpanan bahan baku dan barang setengah jadi (work in proses)
untuk diproses menjadi barang jadi (finished goods) yang mempunyai nilai
tambah lebih besar secara ekonomis untuk selanjutnya dijual kepada pihak
ketiga atau konsumen. Sedangkan dari sudut pandang perusahaan dagang,
persediaan merupakan simpanan sejumlah barang jadi yang siap dijual
kepada konsumen.

Artinya persediaan tidak dimiliki langsung oleh perusahaan jasa.


Sedangkan perusahaan dagang hanya memiliki persediaan barang dagang
dan perusahaan manufaktur memiliki 3 jenis persediaan yaitu persediaan
bahan baku, persediaan barang dalam proses, dan persediaan barang jadi.

Klasifikasinya :

6
1. Barang yang disimpan perusahaan untuk dijual kemudian. Misalnya,
perusahaan Toyota memproduksi mobil dan akan dijual kembali.

2. Barang yang digunakan untuk produksi barang jadi yang kemudian akan
dijual. Perusahaan yang memiliki persediaan ini yaitu perusahaan dagang,
contohnya alfrmart yang mempunyai persediaan barang dagang yang dibeli
dan disimpan kemudian dijual

Sedangkan perusahaan manufaktur ini memproduksi misalkan pabrik


elektronik dengan cara membeli bahannya kemudian proses menjadi produk
jadi. Sehingga ada 3 macam persediaan, yaitu persedian bahan baku, barang
dalam proses, dan barang jadi

Salah satu tujuannya persediaan adalah menjaga keberlangsungan


produksi agar tidak terjadinya perhentian produksi yang diakibatkan
persediaan habis.

2.2. Pentingnya Pengendalian Dalam Persediaan

1. Persediaan adalah aset yang signifikan dan untuk kebanyakan perusahaan


merupakan aset terbesar. Kalau dilihat dari neraca persediaan ini ada di
aset lancar

2. Persediaan merupakan pusat aktivitas utama dari perusahaan dagang dan


manufaktur

3. Melindungi persediaan dari kerusakan atau pencurian dengan cara :

- Menyiapkan dokumen sebagai pencatatan persediaan sampai dengan


pelaporan persediaan

- Menggunakan system persediaan perpetual

- Tindakan pengamatan terhadap persediaan

7
4. Melaporkan persediaan dalam laporan keuangan, kesalahan dalam
menentukan biaya persediaan bisa menimbulkan kesalahan pada laporan
keuangan. Dengan cara :

- Melakukan perhitungan fisik persediaan

- Melaporkan hasil perhitungan fisik perusahaan

2.3. Pengaruh Salah Catat Persediaan Pada Laporan Keuangan

Pengaruhnya terhadap laporan keuangan terutama pada persediaan


di neraca. Misalkan perusahaannya manufaktur yaitu persediaan barang jadi
ada di harga pokok penjualan dan akan masuk ke laba rugi/ income statement
pengaruhnya jika ada kesalahan catat pada persediaan itu akan berpengaruh
ke neraca dan lapora laba rugi

1. Dampak encatatan Kesalahan Persediaan Akhir Terlalu Rendah

Bila terjadi kesalahan persediaan akhir dihitung terlalu rendah, akan


berdampak dalam laporan posisi keuangan (neraca) yaitu jumlah persediaan,
aset lancar, total aset, saldo laba akan menjadi dinyatakan terlalu rendah, dan
modal kerja bersih serta saldo lancar akan menjadi lebih rendah pula dari
seharusnya. Dalam laporan laba-rugi hasil perhitungan harga pokok
penjualan, laba kotor, dan laba bersih bisnis menjadi dinyatakan terlalu
tinggi.

8
2. Kesalahan Perhitungan Persediaan Akhir Terlalu Tinggi

Karena persediaan awal suatu periode akan terbawa menjadi persediaan


akhir pada periode berikutnya, maka kesalahan perhitungan persediaan akhir
juga akan berdampak pada periode berikutnya.

2.4. Asumsi Arus Biaya Persediaan

1. Metode FIFO (first in, first out),

Metode masuk pertama keluar pertama yang mana stok persediaan yang
dibeli atau diproduksi pertama akan dijual terlebih dulu. Metode FIFO ini
biasa digunakan pada perusahaan yang menjual barang mudah rusak atau
harus sering diperbaharui.

Misalnya bisnis makanan dan minuman, stok roti dan susu yang dibeli
pertama, dipajang di rak urutan paling depan, atau berdasarkan tanggal
kadaluarsa yang terdekat.

9
Contoh, pada hari Senin, sebuah toko membeli persediaan susu kemasan
100 kotak seharga Rp. 10.000. Hari selasa, membeli lagi susu 100 kotak
seharga Rp. 12.000. Hari rabu ada pengunjung yang membeli 100 kotak,
maka HPP yang dicatat pada laporan laba rugi sebesar Rp. 10.000. Sisa
stok susu seharga Rp. 12.000 akan dicatat sebagia persediaan akhir
di neraca.

2. Metode LIFO (last in, first out)

Metode masuk terakhir keluar pertama. Tidak digunakan lagi pada


perusahaan sekarang karen tidak bisa diterapkan lagi pada zaman
sekarang. Metode persediaan yang masuk terakhir akan dijual terlebih
dulu. Jadi susu yang terjual pada hari rabu dicatat HPP nya seharga Rp.
12.000. Harga Rp. 10.000 akan digunakan untuk menghitung persediaan
akhir.

3. Metode biaya rata-rata (Avarage cost)

10
Metode Average adalah metode penilaian persediaan, dengan
menggunakan harga rata-rata dari seluruh persediaan yang siap
dijual pada satu periode akuntansi. Jadi harga susu yang dicatat
sebagai harga pokok penjualan di akhir periode adalah (100×10.000)
+ (100×12.000) / 200 = Rp. 11.000.

Contoh dari FIFO, LIFO, dan Avarange Cost :

Metode FIFO

11
Metode LIFO

Metode Averange Cost

12
2.5. Sistem Pencatatan Persediaan

Ada dua sistem pencatatan persediaan :

1. Sistem perpetual, disebut juga metode buku adalah sistem dimana setiap
persediaan yang masuk dan keluar dicatat di pembukuan.

2. Sistem priodik, dilakukan dengan menghitung jumlah persediaan di akhir


suatu periode untuk melakukan pembukuannya.

13
14
me
nghitung harga pokok penjualan

sistem periodik

15
16
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Dalam perusahaan manufaktur, persediaan terdiri dari produk jadi,


persediaan produk dalam proses, bahan baku, bahan penolong, bahan habis pakai
pabrik, dan persediaan suku cadang. Dalam perusahaan dagang persediaannya
hanya terdiri dari satu golongan yaitu persediaan barang dagang yang merupakan
barang yang dibeli kemudian dijual kembali tanpa ada proses pengolahannya
terlebih dahulu. Metode pencatatan dari persediaan sada dua macam yaitu metode
mutasi persediaan (perpectual inventorymethod) dan metode persediaan fisik
(physical inventory method). Dari kedua metode tersebut dalam pencatatan
akuntansinya dibedakan lagi menjadi beberapa metode yaitu FIFO, LIFO,
Average.

Sistem dan prosedur yang bersangkutan dengan sistem akuntansi


persediaan sangat banyak, diantaranya yaitu prosedur pencatatan produk
jadi, prosedur pencatatan harga pokok produk jadi yang dijual, prosedur pencatata
n produk jadi yang diterima lagi dari pembeli, prosedur pencatatan tambahan dan 
penyesuaian kembali harga pokok persediaan produk dalam proses, prosedur penc
atatan harga pokok persediaan yang dibeli, prosedur pencatatan harga pokok perse
diaan yang dikembalikan kepada pemasok, prosedur permintaan dan pengeluaran
barang dari gudang, prosedur pencatatan tambahan harga pokok persediaan karena
pengembalian barang gudang, dan sistem perhitungan fisik persediaan.

17
DAFTAR PUSTAKA

Hasan, Irmayanti. (2011). Manajemen Operasional: Perspektif Integratif.


Malang: UIN-Maliki Press

Heizer, Jay., Render, Barry. (2001). Prinsip-prinsip Manajemen Operasi.


Jakarta: Salemba Empat

Heizer, Jay., Render, Barry. (2010). Manajemen Operasi (jilid 2, ed. 9).
Jakarta: Salemba Empat

Kurniasari. (2000). Analisis Persediaan Bahan Baku Kulit di PT


Indricipta Aditama Jakarta Timur, Skripsi (tidak
dipublikasikan). Fakultas Pertanian Institut Pertanian, Bogor

Rangkuti, Freddy. (2004). Manajemen Persediaan. Jakarta: Raja


Grafindo Persada

Zulfikarijah, Fien. (2005). Manajemen Persediaan. Malang:


Universitas Muhammadiyah Malang

Wibisono, Dermawan. (2006). Manajemen Kinerja. Jakarta: Erlangga

Haming, Murdifin., Mahfud, Nurnajamuddin. (2007). Manajemen


Produksi Modern. Jakarta: Bumi Aksara

Handoko, T. Hani. (2011). Dasar-dasar Manajemen Produksi dan


Operasi. Yogyakarta: BPFE

Adisaputro, Gunawan., Yunita, Anggraeni. (2007). Anggaran Bisnis:


Analisis, Perencanaan dan Pengendalian Laba. Yogyakarta: UPP
STIM YKPN

Sibarani, Elisabeth., Bu’ulolo Faigiziduhu., Sebayang Djakaria.


(2013).
Penggunaan Metode EOQ dan EPQ dalam Meminimumkan
Biaya Persediaan Minyak Sawit Mentah di PT. XYZ. Saintia
Matematika, 1 (4), 337-347

Siswanto. (2007). Operations Research. Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Heizer, Jay., Render, Barry. (2010). Manajemen Operasi (jilid 2, ed. 9).
Jakarta: Salemba Empat

18
Schroeder, Roger. (2003). Pengembilan Keputusan Dalam Suatu
Fungsi Operasi.Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga.
Tunggal, Amin Widjaja. (2000). Akuntansi Manajemen Kontemporer.
Jakarta: Rineka Cipta.

YKPN. Surakhmad. (2004). Pengantar Penelitian Ilmiah, Dasar,

Metode dan Teknik. Bandung: Tarsito

19

Anda mungkin juga menyukai