Anda di halaman 1dari 24

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT. karena dengan rahmat,

karunia, serta taufiq dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan

miniriset dengan judul Persediaan ini dengan baik meskipun masih banyak

kekurangan di dalam miniriset ini. Dan juga kami berterima kasih pada Ibu

Linzzy Pratami Putri., SE., MM. selaku Dosen mata kuliah Manajemen Produksi

UMSU yang telah memberikan tugas ini kepada kami.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka memahami

materi yang kami bahas lebih mudah serta pengetahuan kita mengenai judul

miniriset kami. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam miniriset ini

masih terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna.

Semoga miniriset sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang

membacanya. Sekiranya miniriset ini dapat berguna bagi kami yang

mendiskusikan maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf

apabila terdapat kesalahan kata – kata yang kurang berkenan dan kami memohon

kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Medan,01 Desember 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................... ii

DAFTAR ISI...................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ......................................................................... 2

C. Tujuan dan Manfaat....................................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................... 4

BAB III METODE PENELITIAN............................................................ 7

A. Jenis Penelitian dan Sumber Data.................................................... 7

B. Teknik Pengumpulan Data............................................................... 7

C. Metode Analisis............................................................................... 8

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN................................ 9

BAB V PENUTUP..................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Perusahaan dagang dapat didefinisikan sebagai organisasi yang melakukan

kegiatan usaha dengan membeli barang dari pihak atau perusahaan lain kemudian

menjualnya lagi ke masyarakat. Setiap perusahaan pasti bertujuan untuk

menghasilkan laba optimal agar dapat mempertahankan kelangsungan

hidupnya,memajukan,serta mengembangkan usahanya ketingkat yang lebih

tinggi .Unsur yang paling aktif dalam perusahaan dagang adalah persediaan.

T.Hani Handoko (2015:333) Persediaan adalah suatu istilah umum yang

menunjukkan segala sesuatu atau sumber daya-sumber daya organisasi yang

disimpan dalam antisipasinya terhadap pemenuhan permintaan.

Persediaan merupakan aktiva perusahaan yang menempati posisi yang

cukup penting dalam suatu perusahaan ,baik itu perusahaan dagang maupun

perusahaan industri (manufaktur),apalagi perusahaan yang bergerak dibidang

kontruksi,hampir 50% dana perusahaan akan tertanam dalam persediaan

yaituuntuk membeli bahan-bahan bangunan.persediaan merupakan salah satu aset

yang paling penting bagi suatu perusahaan dalam menjalankan operasional

perusahaannya.Bagi sebagian perusahaan ,persediaan mewakili elemen yang

paling aktif dalam operasional perusahaan,yang selalu dibutuhkan atau diproduksi

dan dijual kembali.

Persediaan barang dagang merupakan hal yang sangat penting bagi

perusahaan dagang dan perusahaan manufaktur. Persediaan diperlukan untuk

menciptakan penjualan untuk menghasilkan laba. Persediaan merupakan aktiva

1
2

lancar yang memilik resiko cukup tinggi dalam kegiatan perusahaan jika tidak

diperhatikan dengan benar. Resiko yang mungkin ditimbulkan dapat berupa resiko

fisik atau resiko keuangan. Misalnya dari segi fisik yaitu apabila terjadi

kecurangan terhadap persediaan yang ada digudang karena kurangnya

pengawasan dan terjadinya kerusakan barang yang mengakibatkan konsumen

kecewa. Dan dari segi keuangan yaitu apabila terjadi kesalahan dalam pencatatan

yang mengakibatkan kerugian perusahaan pada periode akuntansi.Dalam

perusahaan industri istilah persediaan meliputi persediaan bahan baku, barang

dalam proses, dan barang jadi. Persediaan memiliki dua karakteristik penting yaitu

(1) persediaan tersebut milik perusahaan, dan (2) persediaan tersebut siap dijual

kepada konsumen. Oleh karena itu didalam perusahaan dagang dikenal hanya satu

jenis persediaan yang disebut persediaan barang dagang.

Menurut,Siti Munawaroh (2006), Dari penelitian yang sudah dilakukan

kesimpulan yang bisa diperoleh sebagai berikut banyak permasalahan pada sistem

persediaan alat tulis kantor yaitu masih menggunakan program aplikasi

excel,sehingga pada waktu yang dibutuhkan (Akreditasi, Ujian formatif ataupun

ujiansumatif) masih kesulitan memperoleh laporan mengenai persediaan alat tulis

kantor ada di Universitas Stikubank Semarang.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana merencanakan

persediaan bahan baku menggunakan metode lot sizing yang sesuai (optimal)

dengan kondisi yang sesungguhnya sehingga dapat meminimalkan biaya

pemesanan dan biaya penyimpanan.


3

C. Tujuan dan Manfaat


Adapun tujuan dan manfaat dari penyusunan makalah ini adalah sebagai

berikut :

1.Bagi perusahaan

Diharapkan dapat memberi gambaran bagi perusahaan mengenai

pengendalian internal persediaan barang dagang yang telah dilakukan perusahaan

dan dapat menjadi bahan evaluasi dan masukan perbaikan terhadap pengendaliaan

persediaan brang dagang.

2.Bagi Universitas

Dapat dijadikan koleksi referensi kepustakaan di Universitas

Muhammadiyah Sumatera Utara dalam bidang pengendalian internal atas

persediaan barang dagang.

3.Bagi penulis

Dapat menjadi sarana penulis dalam menerapkan ilmu yang diperoleh

selama masa perkuliahan.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian
Pengertian persediaan secara termimologi adalah sesuatu atau sumber-

sumber daya organisasi yang disimpan dalam antisipasinya terhadap pemenuhan

permintaan. Persediaan dapat juga diartikan sebagai sumber daya yang

menganggur (idle resource) pada suatu organisasi. Di Produksi, Persediaan dapat

didefinisikan juga sebagai sekumpulan produk fisik pada berbagai tahap proses

transformasi, mulai dari bahan mentah ke barang dalam proses hingga pada

barang jadi yang siap untuk dikirimkan ke pelanggan.

Pengertian persediaan menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut :

1.Persediaan menurut Heriyati Chrisna dan Hernawaty (2018) :

a. Produk yang dihasilkan oleh pabrik sepatu Ferradini dipasarkan melalui

rekanan yang memasok produk sepatu tersebut ke toko – toko sepatu dan

metode produksinya berdasarkan proses cost dan job order cost dimana

produksi ditujukan untuk mengisi toko yang ada di pabrik sendiri dan

juga untuk memenuhi pesanan baik dari rekanan yang merupakan sales

yang membeli dalam jumlah yang cukup banyak maupun pelanggan yang

memesan langsung.

b. Selama ini perusahaan dalam melakukan pemesanan atau pembelian tiap-

tiap jenis bahan baku yang selanjutnya menjadi persediaan guna

kelancaran proses produksi perusahaan, dilakukan sekali pada awal bulan

berdasarkan kebutuhan selama sebulan berdasarkan rencana kerja yang

telah ditetapkan perusahaan dalam menentukan besarnya persediaan

4
5

bahan baku disesuaikandengan kebutuhan produksi selama kebutuhan

dalam sebulan sesuai pada order perusahaan tersebut.

c. Dalam menghitung harga pokok produk sepatu masih sangat sederhana

Elemen biaya yang dihitung dengan menggunakan metode perusahaan

meliputi biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung dan

biaya overhead pabrik (biaya lain-lain).

2.Menurut Handoko (1994) Metoda manajemen persediaan yang paling

terkenal adalah model-model economic order quantity (EOQ) atau

economic lot size (ELS). Metoda-metoda ini dapat digunakan baik untuk

barang-barang yang dibeli maupun yang diproduksi sendiri. Model EOQ

adalah nama yang biasa digunakan untuk barang-barang yang diproduksi

secara internal. Perbedaan pokoknya adalah bahwa, untuk ELS, biaya

pemesanan (ordering cost) meliputi biaya penyiapan mesin-mesin (setup

cost) yang diperlukan untuk mengerjakan pesanan.

Menurut Handoko (1994) model EOQ dapat diterapkan dengan bila

anggapan – anggapan berikut ini terpenuhi :

a. Permintaan akan produk adalah konstan, seragam dan diketahui

(Deterministik).

b. Harga per unit produk adalah konstan.

c. Biaya penyimpanan per unit per tahun (H) adalah konstan.

d. Biaya pemesanan per pesanan (S) adalah konstan.

e. Waktu antara pesanan dilakukan dan barang – barang diterima (lead time,

L) adalah konstan.

f. Tidak terjadi kekurangan barang atau back orders


6

3.Menurut Elwood S.buffa (1991), Persediaan dianggap sebagai sumber dari

kapasitas jangka pendek. Dalam peranan ini,para manajer dapat

menggunakan persediaan sebagai imbangan (trade-off) terhadap sumber

sumber kapasitas jangka pendek yang lain. Tetapi kini kita ingin

memusatkan perhatian pada persediaan itu sendiri dan meninjau kebijakan

guna pengendaliannya,barang demi barang.

4.Menurut Derashid dan Zhang (2013) menunjukkan bahwa intensitas

persediaan berpengaruh negatif terhadap tarif pajak efektif sehingga dapat

dikatakan bahwa perusahaan semakin agresif dalam menghadapi pajaknya.

B. Konsep Sistem Informasi Akuntansi Persediaan

1. Jenis-jenis Persediaan

Jenis persediaan di dalam perusahaan dagang, perusahaan industri,

dan perusahaan jasa yang dikemukakan oleh Midjan La dan Susanto

(2011:150) adalah :

a. Persediaan bahan baku

b. Persediaan barang dalam proses

c. Persediaan hasil jadi

d. Persediaan suku cadang

e. Persediaan bahan bakar

f. Persediaan barang cetakan dan alat tulis

g. Persediaan barang dagang

2. Sistem Pentatan Persediaan

Sistem akuntansi persediaan bertujuan untuk mencatat setiap jenis

persediaan yang ada di gudang. Sistem ini berhubungan erat dengan sistem
7

penjualan, sistem retur penjualan, sistem pembelian, sistem retur

pembelian dan sistem akuntansi biaya produksi (Wiratna, 2015:131).

Ada dua sistem yang digunakan untuk mencatat persediaan, yang

masing-masing mempengaruhi nilai persediaan. Dua sistem tersebut

adalah sebagai berikut.

a. Sistem Fisik/Periodik, Pencatatan persediaan dalam metode ini

hanya dilakukan pada akhir periode akuntansi melalui ayat jurnal

penyesuaian.

b. Sistem Perpetual, Menurut Sugiono yang dikutip oleh Anwar dan

Karamoy (2014), pada sistem ini setiap melakukan pembelian

barang dagangan berarti menambahkan (mendebet) perkiraan

persediaan dan sebaliknya mengurangi (mengkredit) apabila terjadi

transaksi penjualan.

3. Metode Penentuan Harga

Penentuan harga perolehan persediaan dan harga pokok penjualan

dilakukan berdasarkan asumsi arus biaya (cash flow assumption) bukan

berdasarkan asumsi arus fisik persediaan. Terdapat beberapa metode

penentuan harga perolehan dan harga pokok penjualan yang dapat

diaplikasikan. Dalam Syakur (2015:151), metode-metode tersebut antara

lain sebagai berikut:

a. Metode Rata-rata Sederhana Penggunaan metode ini mengharuskan

dilakukannya penandaan (identifikasi) terhadap setiap barang

dagangan yang dibeli.


8

b. Metode Masuk Pertama Keluar Pertama (MPKP) Metode ini biasa

juga disebut sebagai metode FIFO (First In First Out). Metode ini

dikembangkan berdasarkan asumsi bahwa persediaan barang

dagangan yang pertama dibeli adalah persediaan yang pertama

harus dijual (the first merchandise purchased is the first

merchandise sold).

c. Metode Masuk Terakhir Keluar Pertama (MTKP) Metode

penentuan harga perolehan persediaan ini biasa pula disebut

sebagai metode LIFO (Last In First Out). Metode ini

dikembangkan berdasarkan asumsi bahwa barang dagangan yang

terakhir dibeli adalah barang dagangan yang pertama dijual (the

last merchandise purchased is the first merchandise sold).

d. Metode Rata-rata Tertimbang Barang-barang yang dipakai untuk

produksi atau penjualan akan dibebani harga pokok ratarata.

Perhitungan harga pokok rata-rata dilakukan dengan cara membagi

jumlah harga perolehan dengan kuantitasnya.

4. hajsdhasd
8

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian dan Sumber Data


Jenis penelitian ini adalah menggunakan penelitian deskriptif

kuantitatifyaitu bertujuan membuat gambaran fakta-fakta dan sifat-sifat populasi

atau daerah tertentu secara sistematik, faktual, dan teliti. Variabel –variabel yang

diteliti terbatas atau tertentu saja, tetapi dilakukan secara meluas pada populasi

atau daerah tertentu saja. Penelitian deskriptif kuantitatif merupakan penelitian

yang bertujuan untuk menguraikan atau menggamabarkan tentang sifat-sifat

(karakteristik) dari suatu keadaan atau objek penelitian yang sudah disebutkan ,

hasilnya keudian dipaparkan dalam bentuk penelitian.

Penelitian deskriptif kuantitatif ini dapat dibedakan antara survey

deskriptif yang bertujuan untuk menjelaskan keadaan sekarang saja. Dengan

menurut peruntutan atau perkembangan sebgai fungsi waktu dan sebagai fungsi

ruang yang berbeda. Melalui penelitian ini akan dianalisa mengenai pengaruh

Pengendalian Perencanaan Persediaan Produksi Terhadap Suatu Perusahaan

Barang pada PT. Fajar Indah Kusuma Kabupaten Tolitoli dengan memberikan

saran.

Sifat penelitian ini adalah explanatory research, yaitu merupakan

penelitian yang bermaksud menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti

serta hubungan antara variabel yang satu dengan bariabel yang lainnya. Penjelasan

kedudkan variabel-variabel tersebut dilakukan melalui pengujian hipotesa.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian


9

Penelitian dilaksanakan di kediaman Naufal yang beralamat di Jl. Garu I

Gg. Bakti Abri No. 98 H. Medan Amplas

Waktu penelitian ini pada tanggal 01 Desember 2019

C. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakandalampenelitianiniyaitu :

1. Data Sekunder

Data sekunder yaitu data yang sudah disediakan oleh pihak lain,

yaitu dari Tesis Mahasiswa Universitas Sam Ratulangi Manado.

Sumber Data :

Peneliti menggunakan sumber data dari Tesis Mahasiswa

Universitas SamRatulangi Manado.

D. Metode Analisis
Metode analisis yang digunakan untuk membahas permasalahan dalam

penelitian ini adalah analisis deskriptif. Untuk lebih jelasnya, langkah-langkah

yang ditempuh dalam upaya mengevaluasi sistem informasi akuntansi persediaan

pada PT. Fajar Indah Kusuma Kabupaten Tolitoli Provinsi Sulawesi Tengah

adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui struktur organisasi PT. Fajar Indah Kusuma serta tugas masing-

masing.

2. Mengidentifikasi informasi-informasi yang diperlukan manajemen dari jasa

yang ditawarkan kepada pelanggan. Lebih Khusus pada persediaan pelumas.

3. Melakukan perbandingan antara pemisahan fungsi yaitu dengan cara

mengidentifikasi unsur-unsur pada setiap fungsi yang terjadi dilapangan.


10

4. Berdasarkan hasil penelitian dapat dirancang suatu sistem informasi yang

dibutuhkan oleh pihak manajemen maupun pihak luar.

5. Menarik suatu kesimpulan serta dapat memberikan saran dan masukan

tentang sistem informasi akuntansi persediaan pada PT. Fajar Indah

Kusuma.
BAB IV
HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Analisis
1. Sistem Informasi Akuntansi Pada PT. Fajar Indah Kusuma

Sistem akuntansi persedian yang digunakan pada PT. Fajar Indah

Kusuma masih bersifat manual. Berikut ini merupakan sistem informasi

akuntansi yang digunakan pada PT. Fajar Indah Kusuma :

a. Fungsi-fungsi yang terkait dalam sistem informasi akuntansi

persedian pada PT. Fajar indah kusuma :

1) Pemilik

Dalam sistem informasi akuntansi pemilik bertugas untuk

melakukan pembelian dan transaksi lain yang berhubungan

dengan pemasok.

2)Administrasi

Tugas bagian administrasi dalam sistem informasi akuntansi

persediaan adalah melakukan pencatatan laporan yang

berhubungan dengan pemasok.

3)Gudang

Bagian gudang bertugas untuk mengelolah persediaan barang

dagang yang ada di perusahaan, serta mencatat mutasi barang

yang keluar dan masuk gudang.

4)Teknisi dan Transportasi

Teknisi dan Transportasi bertugas untuk merakit barang dagang

yang memerlukan perakitan. Tugas teknisi dan transportasi

9
10

selanjutnya adalah mengantarkan barang dagang kepada

konsumen.

b. Dokumen-dokumen yang berkaitan dalam Sistem Informasi

Akuntansi Persediaan pada PT. Fajar indah Kusuma :

1)Surat Order Pembelian

Dokumen yang digunakan untuk melakukan order barang kepada

pemasok.

2)Nota pembelian

Nota pembelian adalah nota yang digunakan dalam mencatat

transaksi pembelian. Dokumen ini diperoleh perusahaan dari

pemasok, jadi format nota pembelian berbeda-beda tergantuk

pemasok, namun didalam biasanya memuat kuantitas barang.

3)Surat Pengantaran Pengiriman

Surat pengantaran pengiriman adalah surat yang digunakan untuk

mengecek jumlah barang yang dikirim, apakah sudah sesuai

dengan barang yang telah dipesan oleh pemesan.

4)Surat Terima Barang

Surat terima barang adalah surat yang digunakan sebagai bentuk

tertulis nyata /bukti untuk menghindari hal-hal yang tidak

diinginkan seperti barang yang hilang.

c. Catatan-catatan yang terkait dalam Sistem Informasi Akuntansi

Persediaan pada PT. Fajar indah Kusuma :

1)Catatan pembelian
11

Catatan pembelian di PT. Fajar Indah kusuma digunakan untuk

mencatat transaksi pembelian setiap hari, dalam hal ini catatan

pembelian ditulis dalam sebuah buku.

2)Rekapitulasi Persediaan

Rekapitulasi persediaan di PT. Fajar Indah Kusuma digunakan

untuk mencatat semua persediaan pelumas. Di PT. Fajar Indah

Kusuma rekapitulasi persediaan dicatat dalam sebuah catatan

persediaan.

3)Kartu Persediaan

Catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat kuantitas dan

harga pokok barang yang disimpan di gudang yang tercantum

dalam kartu persediaan oleh bagian kartu persediaan, berdasarkan

hasil penghitungan fisik persediaan

4)Kartu Gudang

Kartu gudang ini berfungsi sebagai identitas barang yang

disimpan, untuk memudahkan pencarian barang dan sekaligus

untuk mencatat mutasi kuantitas barang yang tercantum dalam

kartu gudang yang diselenggarakan oleh bagian gudang,

berdasarkan hasil penghitungan fisik persediaan.

2. Pengendalian Internal Dalam Sistem Akuntansi Persediaan Pada PT. Fajar

Indah

Sistem yang digunakan dalam pengendalian intern sistem

pengendalian di PT. Fajar Indah Kusuma berdasarkan unsur-unsurnya

sebagai berikut :
12

a. Organisasi

Perhitungan persedian barang dagang secara fisik pada PT. Fajar

Indah Kusuma dilakukan oleh semua karyawan, baik itu keryawan

yang ada di bagian gudang.

b. Sistem Otoritas dan Prosedur Pencatatan.

Rakapitulasi persediaan barang dagang dibuat dalam sebuah

catatan persediaan kemudian disimpan dan digunakan sebagai arsip

perusahaan.

c. Praktik Yang Sehat

Pengelolaan persediaan barang dagang pada PT. Fajar Indah

Kusuma telah menggunakan kartu persediaan. Pencatatan

persediaan barang dagang juga dilakukan dalam rekapitulasi

persediaan barang dagang. Perhitungan persediaan barang dagang

dilakukan satu bulan sekali.

3. Prosedur Sistem Informasi Akuntansi Persedian Pada PT. Fajar Indah

Kusuma

Secara luas prosedur sistem informasi akuntansi pada persediaan

meliputi pengarahan arus dan penanganan barang mulai dari penerimaan,

penyimpanan, sampai saat barang-barang yang siap untuk dijual. Prosedur

sistem informasi akuntansi persediaan yang dijalankan oleh PT. Fajar

Indah Kusuma adalah sebagai berikut :

a. Prosedur Pembelian / Order pada PT. Fajar Indah Kusuma kepada

PT. Pertamina Lubrikants :


13

1)Melakukan order via telfon, maka akan kluar perintah penyetoran

barang.

2)Membuat slip penyetoran / OPBS (operational system), dan

SPSH (Kode bayar kode identitas yang dibayar).

3)Melakukan pembayaran dibank.

4)Secara otomatis kode SPSH masuk di sistem pertamina,

menunggu kiriman, barang yang sudah di siapkan / di setujui

5)Barang diantar oleh pertamina lubrikants melalui transportir

pelumas ke gudang pembeli PT. Fajar Indah Kusuma.

b. Bagian Gudang

1)Mengecek barang, mencocokan surat jalan dengan surat tanda

terima barang.

2)Setelah setoran dicek / dicocokan dari bukti pembayaran dengan

OPBS (surat pengantar pengiriman barang) maka barang

dibongkar.

3)Setelah dibongkar, dicocokan dari surat pengiriman barang

dengan barang factual / barang yang ada (cross cek).

4)Setelah dicocokan, bagian gudang mentandatangani surat berita

acara serah terima (BAST).

c. Bagian Administrasi :

1)Memasukan semua data pembelian oli ke sistem pertamina

Mforse, pakai sistem manual

2)Mengarsipkan SPP dari bagian pembelian

3)Membuat surat SPP dan BAST


14

d. Bagian penjualan Terdapat 2 bagian penjualan :

1) Industri, kemasan dalam bentuk drum

a) Buat P.O dari pembeli.

b) Perusahaan buat penawan harga, mengenai oli, jenis oli,

metode pembayaran, harga, barang diantar atau tidak,

disesuaikan dengan kesepakatan bersama

c) Jika sudah sepakat, maka barang akan diantar dengan

menyetorkan BAST dan SPP ( Surat Pengantar Pengiriman).

Jika barang tidak diantar / diambil sendiri maka pembeli akan

menerima BAST.

2)Retail, kemasan dalam bentuk kemasan dos

a) Sales jalan menggunakan sistem Mforce

b) Sales ke kantor

c) Perusahaan buat SPP dan BAST.

B. Pembahasan

1. Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Yang Diterapkan Pada PT.

Fajar Indah Kusuma

Berdasarkan hasil penelitian, sistem informasi akuntansi

persediaan yang diterapkan di PT. Fajar Indah Kusuma masih bersifat

manual dan sederhana, perusahaan kecil dan menengah cenderung masih

menggunakan sistem informasi akuntansi yang manual dan sederhana.

Sistem persediaan yang diterapkan di PT. Fajar Indah Kusuma

masih memeiliki kelemahan terutama dalam hal kinerja dalam


15

menghasilkan informasi persediaan dan efisiensi. Untuk mengatasi

kelemahan yang terdapat pada sistem tersebut, salah satu solusi yang dapat

dilakukan oleh PT. Fajar Indah Kusuma adalah dengan mengganti sistem

lamanya dengan sistem yang baru. Sistem yang baru tersebut berupa

sistem informasi akuntansi persediaan yang sederhana tapi dapat lebih lagi

meningkatkan kinerja dan mengatasi kelemahan sistem yang lama.

2. Pengendalian Internal Dalam Sistem Akuntansi Persediaan Pada PT.

Fajar Indah Kusuma

Sistem pengendalian internal di PT. Fajar Indah Kusuma masih

lemah. Hal ini disebabkan karena perusahaan ini masih belum melakukan

standar perusahaan yang tepat. Metode penghitungan persediaan masih

dilakukan oleh semua karyawan, termasuk bagian gudang yang mengelola

persediaan. Jika karyawan bagian gudang yang melakukan penghitungan

persediaan, sama saja karyawan tersebut mengevaluasi pekerjaannya

sendiri. Pemilik hanya cukup mengetahui bahwa rekapitulasi persediaan

telah selesai dibuat dan tanpa melakukan pengecekan lebih lanjut.

Perusahaan seringkali mengacaukan dan mengabaikan fungsi masing-

masing bagian sehingga pengendalian internal menjadi lemah.

3. Prosedur Sistem Informasi Akuntansi Persedian Pada PT. Fajar

Indah Kusuma

Prosedur-prosedur yang digunakan dalam sistem informasi

akuntansi persediaan di PT. Fajar Indah Kusuma terdiri dari prosedur


16

penerimaan barang, penyimpanan barang, dan pengeluaran barang.

Pembuatan catatan dilakukan berdasarkan dokumen transaksi yang ada.


BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
PT. Fajar Indah Kusuma belum menerapkan sistem informasi akuntansi

persediaan secara mamadai, karena terdapat beberapa kekurangan pada bagian

pemisah fungsi khususnya pada bagian gudang dimana perusahaan hanya

memiliki satu karyawan yang merangkap pekerjaan yang dapat beresiko

menimbulkan kekeliruan dan pengendalian internal yaitu masih dilakukannya

perhitungan persediaan barang oleh semua karyawan termaksud bagian gudang,

yang beresiko melakukan manipulasi data karena tidak adanya pengawasan.

Unsur yang paling aktif dalam perusahaan dagang adalah persediaan.

Persediaan merupakan aktiva perusahaan yang menempati posisi yang cukup

penting dalam suatu perusahaan ,baik itu perusahaan dagang maupun perusahaan

industri (manufaktur).

Tujuan utama setiap perusahaan adalah untuk mengoptimalkan laba

perusahaan karena akan berdampak pada kelangsungan usaha. Salah satu unsur

yang paling penting dalam pencapaian laba perusahaan adalah persediaan. Apa

yang dimaksud dengan persediaan dan apa saja yang termasuk persediaan?

Persediaan merupakan aset perusahaan yang dapat berupa persediaan bahan baku,

persediaan barang-barang dalam proses produksi, dan barang jadi yang siap dijual.

Penjualan akan menurun apabila barang/persediaan yang dibutuhkan tidak

sesuai dengan spesifikasi, mutu, dan jumlah yang diminta oleh pelanggan. Begitu

pula dengan pembelian, jika pembelian tidak dilakukan dengan baik akan

mengakibatkan meningkatnya biaya-biaya. Karena pembelian erat kaitannya

16
dengan persediaan. Contohnya seperti biaya pembelian, sewa gudang, biaya

administrasi pergudangan, gaji petugas gudang, biaya pemeliharaan persediaan,

dan biaya kerusakan/kehilangan.

Demikian pula dengan produksi harus melakukan pengendalian persediaan

dengan cara merencanakan jumlah barang yang akan diproduksi sesuai dengan

forecast penjualan. Jika jumlah barang yang diproduksi terlalu sedikit

dibandingkan dengan jumlah permintaan konsumen, maka perusahaan akan

kehilangan peluang dalam memenuhi omzet. Namun sebaliknya, jika jumlah

permintaan dari konsumen jauh lebih kecil dari jumlah barang yang diproduksi,

maka perusahaan juga mengalami kerugian karena adanya biaya tambahan dalam

penyimpanan barang.

B. Saran

Saran yang dapat diberikan oleh peneliti pada PT.Fajar Indah Kusuma adalah :

1. PT. Fajar Indah kusuma sebaikanya menambah karyawan khususnya pada

bagian gudang, agar pemisah fungsi dapat berjalan sesuai standar.

2. PT. Fajar Indah Kusuma sebaiknya memperbaiki sistem pengendalian

internal pada perusahaan agar penghitungan persediaan dan fungsi masing-

masing bagian pada perusahaan dapat berjalan secara efisien.

17
DAFTAR PUSTAKA

T.Hani Handoko,2015 , “Dasar-dasar manajemen produksi dan

operasi”,Yogyakarta

Heriyati Chrisna, SE,MSi. Hernawaty, SE,MM. 2018, “Persediaan dalam

memaksimalkan pengendalian internal persediaan pada pabrik

sepatuferradini Medan”

Handoko,1994,”persediaan bahan baku denganmenggunakan metode Eoq pada

Ud Adi mabel”

Elwood S.buffa,1991 , “manajemen produksi/operasi”

Siti Munawaroh,2006 , “perancangan sistem informasi persediaan barang”

Derashid, Chek, dan Hao Zhang. (2003). Effective tax rates and the "industrial"

policy hypotesis: Evidence from Malaysia.Journal of International

Accounting & Taxation, 12, 45-62.

17

Anda mungkin juga menyukai