Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PENILAIAN PERSEDIAAN

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok

Mata Kuliah : Akuntansi Keungan

Dosen Pengampu : Ali Fikri Hasibuan, SE., M. Si

Disusun oleh :

Kelompok 2 / Pendidikan Akuntansi B

Nadia Apira (7212342002)

Mutiara Addina (7213342016)

Malika Auliya Putri (7213142008)

Ade Novika Husna MS (7213142010)

Agustina Novita Sari Silaban (7213142009)

Yesi Mila Wati Magdalena Panggabean (7213342012)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya. Makalah ini berjudul “Penliaian Persediaan”.

Pemilihan tema makalah di dasari atas tugas kelompok yang sudah ditentukan oleh
dosen mata kuliah Akuntansi Keungan I juga sebagai pengenalan kepada mahasiswa tentang
Penilaian Persediaan. Semoga dengan adanya makalah tugas kelompok ini menambah
pengetahuan dan pemahaman tim penulis dan pembaca umunya.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun, selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini. Semoga dengan adanya makalah ini dapat menambah
pengetahuan serta wawasan kita semua tentang Penilaian Persediaan. Mohon maaf apabila
terdapat kesalahan serta kekhilafan dari kami baik dari segi pemikiran ataupun penulisan.

Akhir kata, kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak. Semoga Tuhan
senantiasa meridhoi segala usaha kita. Amin.

Medan, April 2022

Kelompok 2

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3

BAB I.........................................................................................................................................4

PENDAHULUAN......................................................................................................................4

A. Latar Belakang................................................................................................................4

B. Rumusan Masalah...........................................................................................................4

C. Tujuan.............................................................................................................................5

D. Manfaat Penyusunan.......................................................................................................5

BAB II........................................................................................................................................6

PEMBAHASAN........................................................................................................................6

A. Pengertian Persediaan..................................................................................................6

B. Metode Pencatatan Persediaan Barang........................................................................7

C. Metode Penentuan Harga Pokok Penjualan................................................................9

D. Penilaian Persediaan Barang.....................................................................................17

BAB III.....................................................................................................................................18

PENUTUP................................................................................................................................18

Kesimpulan...............................................................................................................................18

Daftar Pustaka..........................................................................................................................19

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada tahun-tahun terakhir ini penilaian persediaan mendapat perhatianlebih besar


karena laju inflasi yang tinggi. Pemilihan prinsip atau metode penilaian persediaan
mempunyai suatu pengaruh penting pada pendapatanyang dilaporkan dan posisi keuangan
perusahaan tertentu. Oleh karena persediaan biasanya merupakan harta lancar yang
terpenting, maka metode penilaian persediaan merupakan suatu faktor yang penting dalam
menetapkanhasil operasi dan kondisi keuangan.

Salah satu tujuan dari akuntansi persediaan, termasuk penilaian persediaan adalah
untuk menetapkan penghasilan yang wajar denganmembebankan biaya yang bersangkutan
terhadap penghasilan perusahaan.Dalam proses penjualan dan pembelian dapat dilihat bahwa
persediaanmerupakan nilai yang tersisa setelah jumlah biaya telah dibebankan terhadap
penjualan atau sebagai jumlah biaya yang tersisa untuk dibebankan terhadap penjualan di
masa yang akan datang.

Tujuan dari penilaian persediaan adalah untuk menyajikan secarawajar posisi


keuangan perusahaan sebagai suatu going concern dan bukansebagai perusahaan yang sedang
menuju pembubaran atau dalam kondisilikuidasi.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut ini :

1. Apa pengetian persediaan?


2. Bagaimanakah penilaian persediaan itu?
3. Bagaimana cara menghitung nilai persediaan akhir dengan sistem periodik dan
perpetual?
4. Bagaimana perhitungan harga pokok dan laba kotor?

4
C. Tujuan

Tujuan penyususnan makalah ini adalah sebagai berikut ini :

1. Menjelaskan pengertian persediaan.


2. Menjelaskan bagaimana persediaan dinilai.
3. Menghitung nilai persediaan akhir sistem periodik dan sistem perpetualdengan
metode FIFO, LIFO dan rata-rata (average).
4. Menjelaskan perhitungan harga pokok penjualan dan laba kotor.

D. Manfaat Penyusunan

Adapun manfaat penyusunan makalah ini adalah agar pembaca dapatmengerti dan
memahami hal-hal yang berhubungan dengan persediaan dan penilaian persediaan barang
dengan beberapa sistem dan berbagai metode.

5
BAB II

PEMBAHASAN

E. Pengertian Persediaan
1. Pengertian Umum
Persediaan (inventory), adalah meliputi semua barang yang dimiliki perusahaan pada
saat tertentu, dengan tujuan untuk dijual atau dikonsumsidalam siklus operasi normal
perusahaan. Aktiva lain yang dimiliki perusahaan, tetapi tidak untuk dijual atau
dikonsumsi tidak termasukdalam klasifikasi persediaan. Persediaan merupakan aktiva
perusahaanyang menempati posisi yang cukup penting dalam suatu perusahaan,
baikitu perusahaan dagang maupun perusahaan industri (manufaktur), apalagi
perusahaan yang bergerak dibidang konstruksi, hampir 50% dana perusahaan akan
tertanam dalam persediaan yaitu untuk membeli bahan-bahan bangunan.
2. Inventory Perusahaan Dagang
Persediaan merupakan barang-barang yang dibeli oleh perusahaan dengantujuan
untuk dijual kembali dengan tanpa mengubah bentuk dan kualitas barang, atau dapat
dikatakan tidak ada proses produksi sejak barang dibelisampai dijual kembali oleh
perusahaan.
3. InventoryPerusahaan Industri
Pengertian persediaan untuk perusahaan industri adalah barang-barangatau bahan
yang dibeli oleh perusahaan dengan tujuan untuk diproseslebih lanjut menjadi barang
jadi atau setengah jadi atau mungkin menjadi bahan baku bagi perusahaan lain, hal ini
tergantung dari jenis dan prosesusaha utama perusahaan.

Misalnya : Perusahaan industri permintaan kapas, bahan bakunya adalahkapas dari


petani atau perkebunan, diolah menjadi benang, benangmerupakan barang jadi
baginya. Sedangkan perusahaan industri kain bahan bakunya adalah benang yang
diolah menjadi kain sebagai barang jadi, dan perusahaan industri pakaian jadi
membutuhkan bahan baku kaindan seterusnya.

Dengan gambaran diatas maka persediaan untuk perusahaan- perusahaan manufaktur


pada umumnya mempunyai tiga jenis persediaanyaitu:

6
a. Bahan baku (direct material )
Barang persediaan milik perusahaan yang akan diolah lagi melalui proses produksi,
sehingga akan menjadi barang setengah jadi atau barang jadisesuai dengan kegiatan
perusahaan. Besarnya persediaan bahan bakudipengaruhi oleh perkiraan produksi,
sifat musiman produksi, dapatdiandalkannya pihak pemasok serta tingkat efisiensi
penjadwalan pembelian dan kegiatan produksi.
b. Barang dalam proses (work in proses)
Adalah barang yang masih memerlukan proses produksi untuk menjadi barang jadi,
sehingga persediaan barang dalam proses sangat dipengaruhioleh lamanya produksi,
yaitu waktu yang dibutuhkan sejak saat bahan baku masuk keproses produksi sampai
dengan saat penyelesaian barang jadi. Perputaran persediaan bisa ditingkatkan dengan
jalanmemperpendek lamanya produksi. Dalam rangka memperpendek waktu produksi
salah satu cara adalah dengan menyempurnakan teknik-teknik rekayasa, sehingga
dengan demikian proses pengolahan bisadipercepat. Cara laian adalah dengan
membeli bahan-bahan dan bukanmembuatnya sendiri.
c. Barang jadi (finished goods)
Adalah barang hasil proses produksi dalam bentuk final sehingga dapatsegera dijual,
pada persediaan ini besar kecilnya persediaan barang jadisebenarnya merupakan
masalah koordinasi produksi dan penjualan.Manajer keuangan dapat merangsang
peningkatan penjualan dengan caramengubah persyaratan kredit atau dengan
memberikan kredit untukresiko yang kecil (marginal risk ). Tetapi tidak peduli apakah
barang-barang tercatat sebagai persediaan atau sebagai piutang dagang,
manajerkeuangan harus tetap membiayainya. Sebenarnya perusahaan lebih
sukamenjualnya (dan tercatat sebagai piutang dagang), karena dengandemikian untuk
menuju realisasi kas tinggal satu langkah saja. Dan laba potensial dapat menutup
tambahan resiko penagihan piutang.

F. Metode Pencatatan Persediaan Barang


Metode yang dapat digunakan dalam hubungannya dengan pencatatan persediaan ada
dua, yaitu sebagai berikut ini :

1. MetodeStock Opname atau Metode Periodik (Fisik)

7
Metode pencatatan ini dilakukan pada akhir periode penjualan. Jadi, persediaan
barang dagang tidak langsung dicatat saat terjadi transaksi. Metode periodik juga
disebut sebagai metode ‘fisik’ karena pencatatannya dilakukan dengan cara mengecek
langsung persediaan barang dagang. Perlu diingat bahwa meskipun jumlah persediaan
barang hanya dicatat pada akhir periode, tetapi transaksi penjualan tetap dicatat tiap
kali terjadi transaksi penjualan. Perhitungan harga pokok penjualan dilakukan dengan
cara sebagai berikut :
Persediaan barang awal Rp. Xxx
Pembelian Rp. Xxx (+)
Barang tersedia untuk dijual Rp. Xxx
Persediaan barang akhir Rp. Xxx (-)
Harga Pokok Penjualan Rp. Xxx

2. Metode Perpetual
Berbeda dengan metode periodik yang hanya melakukan pencatatan persediaan pada
akhir periode penjualan, metode permanen (perpetual) justru mencatat transaksi
penjualan pada saat transaksi tersebut terjadi. Gampangnya, jika terjadi transaksi
penjualan yang mempengaruhi jumlah persediaan barang, maka rekening persediaan
barang pun ikut dicatat saat itu juga. Jadi dapat disimpulkan bahwa dalam pencatatan
sistem perpetual baik transaksi pembelian, maupun barang dicatat ke dalam
akun”Persediaan”. Dengan kata lain mutasi (keluar masuknya) barang akan tampak
dalam akun ‘Persediaan”. Perbedaan perhitungan atau pencatatn antara metode stock
opname (metode fisik) dengan metode perpetual dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

TRANSAKSI METODE FISIK METODE PERPETUAL


Pada saat Pembelian xx Persediaan brg dgng xx
pembelian barang Kas/Utang xx Kas/Utang xx
dagangan.
Pada saat penjualan Kas/Piutang xx Kas/Piutang xx
barang dagang Penjualan xx Penjualan xx

Harga perolehan xx
Persediaan brg dgng xx
Retur Penjualan Retur penjualan xx Retur penjualan xx

8
Piutang xx Piutang xx

Persediaan brg dgng xx


Harga perolehan xx
Retur pembelian Utang dagang xx Utang dagang xx
Retur pembelian xx Retur pembelian xx
Penyesuaian Ikhtisar L/R xx -
Persediaan brg dgng xx

Persediaan brg dgng xx


Ikhtisar L/R xx

G. Metode Penentuan Harga Pokok Penjualan


1. Penilaian dengan pendekatan arus harga pokok (cost basic flowapproach) ini terdapat
dua sistem pencatatan persediaan yaitu sistem periodik dan sistem perpetual yang
masing-masing ada tiga cara penilaian persediaan, yaitu:
a) FIFO (First in First Out ), masuk pertama keluar pertama (MPKP)Metode ini
menyatakan bahwa persediaan dengan nilai perolehanawal (pertama) masuk akan
dijual (digunakan) terlebih dahulu.
b) LIFO (Last In First Out ), masuk terakhir keluar pertama (MTKP)Metode ini
menyatakan bahwa persediaan dengan nilai perolehanterakhir masuk akan dijual
(digunakan) terlebih dahulu.
c) Metode Rata-rata (average method ). Dengan menggunakan metode ini nilai
persediaan akhir akanmenghasilkan nilai antara nilai persediaan metode FIFO dan
nilai persediaan LIFO.
2. Penilaian Persediaan Selain Arus Harga PokokDalam pendekatan ini ada tiga metode
yang digunakan, yaitu:
a) Lower Cost of Market
Yaitu metode harga terendah antara harga pokok dan harga pasar.Metode ini dapat
diterapkan dalam kondisi persediaan tidaknormal, misalnya cacat, rusak dan
kadaluarsa. Pokok dari metodeini adalah membandingkan nilai yang lebih rendah
antara nilaipasar (replacement value) dan nilai perolehan (cost ). Nilai pasaryang

9
akan dipilih harus dibatasi, yaitu tidak boleh lebih rendah dari batas bawah (floor
limit ) dan tidak boleh lebih tinggi dari batas atas(ceiling limit).

b) Gross Profit Method


Metode laba kotor ini bersifat estimasi dalam penilaian persediaannya. Biasanya
diterapkan karena keterbatasan dokumenyang terkait dengan persediaan, misalnya
karena terjadi bencanakebakaran dan banjir. Dasar penilaian persediaannya adalah
pada persentase laba kotor perusahaan tahun berjalan atau rata-rataselama
beberapa tahun. Langkah-langkah yang dilakukan adalah:
1) Mengestimasi nilai penjualan tahun berjalan
2) Menghitung nilai harga pokok penjualan berdasarkan pada persentase laba
kotor yang telah diketahui, dan
3) Menghitung estimasi nilai persediaan akhir denganmengurangkan harga pokok
penjualan terhadap penjualan.
c) Retail Method
Metode eceran ini menilai persediaan akhir dengan caramenghitung terlebih
dahulu nilai persediaan akhir berdasarkaneceran. Nilai persediaan akhir dengan
harga pokok akan diketahuidengan cara menghitung rasio antara nilai persediaan
yang tersediauntuk dijual dengan pendekatan harga pokok dibandingkan dengan
pendekatan ritel. Kemudian rasio yang diperoleh dikalikan dengan persediaan
akhir yang dinilai dengan pendekatan eceran dapatdirumuskan sebagai berikut:

Contoh kasus :

Tanggal Keterangan Kuantitas Harga


2 Jan Persediaan awal 200 unit Rp. 9.000

10
10 Maret Pembelian 300 unit Rp. 10.000
5 April Penjualan 200 unit Rp. 15.000
7 Mei Penjualan 100 unit Rp. 15.000
21 Sept Pembelian 400 unit Rp. 11.000
18 Nov Pembelian 100 unit Rp. 12.000
20 Nov Penjualan 200 unit Rp. 17.000
10 Des Penjualan 200 unit Rp. 18.000

Diminta :

1. Hitunglah nilai persediaan akhir (per 31 Desember 2001) sistem periodik dansistem
perpetual dengan metode FIFO, LIFO dan rata-rata (average)
2. Hitunglah harga pokok penjualan dan laba kotor

Jawaban :
Persediaan Akhir :
1. Sistem Periodik
Persediaan awal (2 Jan 2001) 200 unit
Pembelian 800 unit
Barang tersedia untuk dijual 1.000 unit
Penjualan 700 unit
Persediaan akhir (31 Des 2001) 300 unit

Barang tersedia untuk di jual:

Tanggal Keterangan Unit Harga/unit Total harga (Rp)


02/01 Persediaan awal 200 Rp. 9.000 Rp. 1.800.000
10/03 Pembelian 300 Rp. 10.000 Rp. 3.000.000
21/09 Pembelian 400 Rp. 11.000 Rp. 4.400.000
18/11 Pembelian 100 Rp. 12.000 Rp. 1.200.000
1000 Rp. 10.400.000

a) FIFO (masuk pertama keluar pertama)

11
Persediaan akhir

Tanggal Unit Harga/unit Total harga (Rp)


21/09 200 Rp. 11.000 Rp. 2.200.000
18/11 100 Rp. 12.000 Rp. 1.200.000
Jumlah 300 Rp. 3.400.000

b) LIFO (masuk terakhir keluar pertama)


Persediaan akhir

Tanggal Unit Harga/unit Total harga


01/02 200 Rp. 9.000 Rp. 1.800.000
10/03 100 Rp. 10.000 Rp. 1.000.000
Jumlah 300 Rp. 2.800.000

c) Rata-rata (average)
Harga rata-rata per unit = Rp. 10.400.000/1.000 unit
= Rp. 10.400
Persediaan akhir = 300 unit x Rp. 10.400
= Rp. 3.120.000
2. Sistem perpetual
a) Metode FIFO (MPKP)

12
b) Metode LIFO (MTKP)

13
c) Metode rata-rata (average)

Harga Pokok Penjualan

1. Sistem periodik

Keterangan FIFO (Rp) LIFO (Rp) Rata-rata (Rp)


Persediaan awal 1.800.000 1.800.000 1.800.000
Pembelian 8.600.000 8.600.000 8.600.000
Brg tersedia utk di jual 10.400.000 10.400.000 10.400.000
Persediaan akhir (3.400.000) (2.800.000) (3.120.000)
Harga pokok penjualan 7.000.000 7.600.000 7.280.000

2. Sistem perpetual

14
Penjualan

Tanggal Unit Harga/unit Total harga


05/04 200 Rp. 15.000 Rp. 3.000.000
07/05 100 Rp. 15.000 Rp. 1.500.000
20/11 200 Rp. 17.000 Rp. 3.400.000
10/12 200 Rp. 18.000 Rp. 3.600.000
Total 700 Rp. 11.500.000

Laba Kotor

Jurnal

1. Periodik (FIFO)
Mencatat pembelian :
Pembelian Rp. 8.600.000
Utang usaha/Kas Rp. 8.600.000

15
Mencatat penjualan :

Piutang usaha/kas Rp. 11.500.000

Penjualan Rp. 11.500.000

Penyesuaian untuk persediaan :

Ikhtisar rugi laba Rp. 1.800.000

Persediaan Rp. 1.800.000

Persediaan Rp. 3.400.000

Ikhtisar rugi laba Rp. 3.400.000

2. Perpetual (FIFO)

Mencatat pembelian :

Persediaan Rp. 8.600.000

Utang usaha/kas Rp. 8.600.000

Mencatat penjualan :

Piutang usaha Rp. 11.500.000

Penjualan Rp. 11.500.000

Harga Pokok Penjualan Rp. 7.000.000

Persediaan Rp. 7.000.000

H. Penilaian Persediaan Barang


Yang dimaksud dengan penilaian persediaan barang dagang adalahmenentukan nilai
persediaan yang dicantumkan dalam neraca. Persediaanakhir bisa dihitung harga pokoknya
menggunakan beberapa cara penentuanharga pokok persediaan akhir, tetapi nilai ini tidak

16
terlalu nampak dalamneraca, jumlah yang ditampilkan dalam neraca tergantung pada metode
penilaian yang digunakan.

BAB III

PENUTUP

I. Kesimpulan

Persediaan (inventory), adalah meliputi semua barang yang dimiliki perusahaan pada
saat tertentu, dengan tujuan untuk dijual atau dikonsumsi dalamsiklus operasi normal
perusahaan. Aktiva lain yang dimiliki perusahaan, tetapitidak untuk dijual atau dikonsumsi
tidak termasuk dalam klasifikasi persediaan.Persediaan merupakan aktiva perusahaan yang
menempati posisi yang cukup penting dalam suatu perusahaan.Dengan gambaran tersebut
maka persediaan untuk perusahaan-perusahaanmanufaktur pada umumnya mempunyai tiga
jenis persediaan yaitu:

1. Bahan baku (direct material )


2. Barang dalam proses (work in proses)
3. Barang jadi (finished goods).

Metode yang dapat digunakan dalam hubungannya dengan pencatatan persediaan ada
dua, yaitu:

1. MetodeStock Opname atau Metode Periodik (Fisik)


2. Metode Perpetual

17
Masalah kepemilikan barang dalam perjalanan (Goods in transit) sangattergantung
dari perjanjian yang disepakati oleh penjual dan pembeli. 2 syarattersebut adalah (1)Fob
Shipping Point dan (2)Fob Destination.Tidak semua barang yang berada di gudang/toko bisa
diakui menjadi milik perusahaan,misalnya barang titipan (barang konsinyasi) dari pihak lain
dengan tujuan akandijual untuk dan atas nama pihak lain tersebut dengan mendapatkan
sejumlahkomisi (consignment in) tidak dapat diakui sebagai milik perusahaan.
Sebaliknyauntuk barang yang sifatnya consigment out, yang sampai dengan tanggal neraca
belum terjual harus dicantumkan di Neraca.

Sistem pencatatan (administrasi) persediaan ada dua, yang pertama


sistemfisik/periodik (periodic inventory system), berdasarkan sistem ini persediaanditentukan
dengan melakukan menghitung fisik terhadap persediaan.

Daftar Pustaka

https://www.rusdionoconsulting.com/persediaan-barang-dagang-dan-metode-pencatatannya/

https://konsultanku.co.id/blog/pahami-2-metose-dalam-mencatat-persediaan-barang-dagang

18

Anda mungkin juga menyukai