Valuasi
Pendahuluan
Modul 6 ini akan membahas tentang valusi yang terdiri dari BAB konsep valuasi, valuasi
utang dan valuasi saham dan perusahaan. Valuasi pada dasarnya melakukan estimasi berkenaan
dengan nilai wajar (fair value). Terdapat dua pertanyaannya, yakni bagaimana mengukur nilai
wajarnya serta apa yang menjadi ukuran nilai wajar. Pertanyaan pertama berkenaan dengan
metode, sedangkan pertanyaan kedua berkenaan dengan variabel. Secara metode, terdapat tiga
metode yang lazim, yakni metode diskonto (discount model), metode relatif (relative model),
serta metode derivatif (contingent claims). Dalam modul ini, valuasi hanya akan dipelajari dua
mctode. Secara variabel, pada dasarnya terdapat becberapa variabel, tctapi hampir seluruhnya
menunjukkan kas dan earning. Variabel tersebut antara lain dividen, laba, arus kas bebas (free
cash flow), dan utang. Dengan demikian, secara umum valuasi akan mendiskontokan atau
merelatifkan variabel yang disebutkan di atas. Jadi, akan dikenal metode model diskonto dividen
(DividendDiscount Mode; DDM): model earning tidak normal (Abnormal Eaming Mode;AEM);
model arus kas bebas untuk pemegang saham (Free Cash Flow To Equir Model; FCFE); serta
model arus kas bebas untuk perusahaan (Free Cash Flow to Fimm Model; FCFf)." Terdapat juga
metode penilaian relatif, misal Price Earning Ratio(PER) dan Market To Book Value(MBV).
Valuasi berkenaan dengan estimasi nilai ke depan (ex-ante). Untukmendapatkan nilai ke
depan terscbut, dipergunakan data-data historis (ex-post).Jadi, prinsip melakukan valuasi, bukan
menilai masa lalu, telapimempergunakan (data) masa lalu untuk memprediksi masa depan. Hal
inikarena apa yang akan terjadi (penerimaan dan beban) itulah yang memengaruhikekayaan.
Dengan prinsip ini, dapat dilakukan berbagai valuasi (baik bersifatkuantitatif/kcuangan maupun
bukan keuangan).Terdapat juga penilaian untuk variabel yang bensifat tidak nyata(intangible).
Hal ini didasarkan fakta bahwa terdapat banyak faktor kualitatifyang dapat membedakan
kemajuan antarperusahaan. Sebagai contoh, duaproduk sejenis, memiliki harga jual yang
berbeda. Apakah yangmembedakannya? Banyak ahli menduga bahwa penyebabnya adalah
factorintangible. Bagaimana mengukurnya? Hal ini dengan membandingkan kinegjakedua
perusahaan (produk) tersebut.
Setelah mempelajari modul ini secara saksama, Anda diharapkan dapat:
1. Menjelaskan konsep valuasi;
2. Menjelaskan metode valuasi;
3. Menjelaskan kehati-hatian dalam valuasi;
4. Menjelaskan empat substansi dari valuasi:
5. Menjelaskan dan menghitung valuasi obligasi dengan kupon;
6. Menjelaskan dan menghitung valuasi obligasi tanpa kupon:
7. Menjelaskan dan menghitung durasi;
8. Menjelaskan dan menghitung valuasi saham model diskonto dividen;
9. Menjelaskan dan menghitung valuasi saham model diskonto dividen yangtumbuh;
10. Menjelaskan dan menghitung nilai sekarang dari peluang pertumbuhan(PVGO);
11. Menjelaskan dan menghitung kehati-hatian dalam konsep pertumbuhan;
12. Menjelaskan dan menghitung valuasi dengan model diskonto arus kas behasuntuk
perusahaan (FCF));
13. Menjelaskan dan menghitung valuasi dengan mode! diskonto arus kas bebasuntuk
pemegang saham (FCF);
14. Menjelaskan dan menghitung valuasi dengan model diskonto abnormal earning;
15. Menjelaskan dan menghitung valuasi dengan model relatif;
16. Menjelaskandan menghitung valuasi untuk perusahaan tertutup;
17. Menjelaskan dan menghitung valuasi dengan metode nilai sisa.
BAB I Konsep Valuasi
+5.250
10.000
Berapakah besarnya biaya bunga? Secara sederhana, dapat dihitung implied biaya bunga
sebagai berikut:
Par
Pᵢ ₜ ₌₀
(1+ k)ᵗ
1000
5250=
(1+ k ) ⁵
k =13,75 %
Dari hasil hitungan tersebut diketahui ZCB dengan nilai par Rp 10.000, hargajual Rp
5.250, dan jatuh tempo lima tahun memberikan pengembalian sebesar13,75% per-tahun. Itu
artinya setiap tahun harga wajar ZCB tersebut harusdisesunikan (naik) sebesar 13.75%, Dengan
demikian, harga wayjar ZCB tersebuthingga tahun kelima (jatuh tempo) dapat dinyatakan
sebagai berikut:
Tahun Harga Rumusan Biaya Bunga
0 Rp 5.250 10.000 (1,1375)5 0
1 Rp 5.973 10.000 (1,1375)4 723
2 Rp 6.974 10.000 (1,1375)3 1001
3 Rp 7.729 10.000 (1,1375)2 755
4 Rp 8.791 10.000 (1,1375)1 1062
5 Rp 10.000 10.000 (1,1375)0 1209
Jumlah 4750
Dari ilustrasi di atas, diketahui ZCB memberikan return berkisar 13.75%, Rutarn ini
dapat dievaluasi apakah lebih menguntungkan jika dibandingkan dengan return pada aset-aset
Iain. Misalnya, suku bunga berlaku 12% sehingga ini memberikan hasil yang lebih baik. Artinya,
jika investor menanam uang Rp 5.250, dalam lima tahun uangnya tidak akan mencapai Rp 1.000,
Tentu saja kadar risiko setiap aset harus tetap dipertimbangkan. Pada investnsi di bank (suku
bunga di atas), misalnya dengan penjaminan LPS, besaran bunga dan pokoknya pasti dibayar.
Namun, pada ZCB, tidak adu 1ovbre kepastian uang tersebut akan dibayar.
C. Harga Pasar Obligasi Dengan Kupon (Coupon Bond)
Sebelumnya, telah dijelaskan obligasi tanpa kupon. Harga obligasi tanpa kupon ini pasti
lebih rendah dibandingkan nilai par/nominal (face value). Terdapat jenis obligasi lain, yakni
obligasi dengan kupon (Coupon Bond; CB). Obligasi ini menawarkan kupon dan dijanjikan
dibayar setiap periode, misal semitahun (enam bulanan). Besarnya kupon bisanya dinyatakan
untuk satu tahun. Berapakah harga pasar wajar obligasi ini? Dapat lebih besar dan atau lebih
kecil dari nilai parnya.
Obligasi dengan kupon mewajibkan emitennya membayar kupon tersebut secara teratur.
Pada saat jatuh tempo, pokok (PAR) harus juga dibayar, kupon yang dibayar secara teratur ini
menjadi pendapatan bagi investor? Pertanyaannya, berapakah harga wajarnya? Untuk menjawab
hul ini, sebenarnya kita mencari nilai sekarangnya, Secara teratur, selama beberapa periode,
investor menerima sejumlah penerimaan (kas) Penerimuan ini perlu didiskontokan dengan satu
tingkat diskonto tertentu.
Harga suatu obligasi dengan kupon dapat dicari dengan membundingkan besaran kupon
(persentase yang dibayarkan) dengan tingkat diskonto yang dipakai. Jika besar kupon (coupon
rate) lebih rendah dibandingkan tingkat diskonto, harga wajarnya mesti lebih rendah dari nilai
PAR. Sebaliknya, jika kupon rate lebih tinggi dibandingkan tingkat diskonto, harga wajarnya
mesti lebih tinggi dari nilai PAR. Jika sama, harga wajarnya akan sebesar nilai PAR.
Misalkan, emiten menerbitkan surat utang scbesar Rp1.000 (nilai PAR) dengan kupon
8% dan jatuh tempo (T=5), Selama lima tahun, perusahaan harus membayar (kupon) sebesar
Rp80 juta/tahun dan tahun kelima wajib membayar sebesar nilai parnya, yakni Rp l00 juta. Biaya
kupon sebesar Rp 80 juta/tahun diperhitungkan sebagai imptied biaya bunga.
Harga P akan lebih rendah dari nilai par (1000 juta) jika c coupon rate lebih rendah dari
tingkat diskonto (k). Tingkat diskonto yang berlaku diasumsikan adalah suku bunga yang
berlaku. Untuk contoh di atas, artinya jika investor membeli obligasi dia mendapatkan
penghasilan sebesar 8%,
Berapakah harga wajar obligasi tersebut (dijual pada saat T0) jika tingkat diskonto yang
dipakai 12%: 8%; serta 4%? Karena arus kasnya tertentu (sama), dapat digunakan PVIFA.
Dengan demikian, dapat dihitung sebagai berikut:
Pi t=0 = 80* PVIFA (5,12%) + 1000 (1,12)5 = 945,7
Pi t=0 = 80* PVIFA (5,8%) + 1000 (1,08)5 = 1.000
Pi t=0 = 80* PVIFA (5,4%) + 1000 (1,04)5 = 2465,7
1. Satuan Harga. Harga jual sebuah bond diberi standar 100. Harga ini menunjukkan
sesuaidengan nilai parnya. jika harga di atas 100, misal 107, berarti bond dijualdengan
harga premium 7%. SEbaliknya, jika harga jual 95, berarti bond dijualdengan diskon
sebesar 5%.
2. Yield to Maturiry (YTM). YTM adalah istilah yang sering kali dipakai pada surat utang.
Istilah ringkasnya yield. YTM ini sebenarnya semacam IRR pada keputusan investasi.
Jadi, dicari tingkat diskonto (YTM) yang menyamakanantara harga pasar obligasi dan
estimasi arus kas yang berlaku. YTM adalah keuntungan yang diperoleh oleh seorang
investor dalam membeli commercial paper yaitu obligasi tersebut. Hingga waktu deadline
atau jatuh tempo tiba.
C₁ Cn
P= + …+
( 1+Y ) ¹ (1+Y )ⁿ
Keterangan:
P = harga obligasi saat ini
C = pembayaran kupon untuk setiap tahunnya
Y = Yield to maturiry
Tn = nilai jatuh tempo
3. Spot Interest Rate
Spot Interest Rate merupakan tingkat bunga dari obligasi yang hanya mempunyai satu
arus kas bagi pembeli obligasi tersebut. Obligasi dengan satu arus kas seperti ini sering
disebut juga degan zero coupon bond dan pure discount bond dapat dilihat diatas.
C. Rating
Sebuah obligasi biasanya diberi peringkat (rating) oleh lembaga yangmemberikan
sertifikasi. Peringkat ini dijadikan sebagai acuan bagi investor. Bagi emiten, peringkat ini
ditujukan sebagai acuan untuk memberikan coupon rate. Makin bagus peringkatnya, makin
diharapkan emiten karena coupon rateyang ditawarkan makin kecil. Artinya, biaya utang makin
rendah.Peringkat yang bagus tentu saja melalui sebuah penilaian oleh lembagapemeringkat.
Penilaian ini melingkupi aspek keuangan dan aspek lainnya.Namun, aspek apa saja yang akan
dinilai, tidaklah dikemukakan oleh lembaga pemeringkat. Secara riset, biasanya peneliti
menduga berbagaivariabel (keuangan) sebagai faktor yang menyebabkan rating. Beberapa factor
yang sering dipertimbangkan adalah leverage, profit rate, total aset, danfluktuasi laba.
Table 6.1 : Arti dan Peringkat Obligasi
Moody’s S&P Arti
Aaa AAA Kualitas terbaik, dengan risiko terkecil, penerbitannya stabil
dan dapat diandalkan
Aa AA Kualitas tinggi, denga risiko jangka panjang yang sedikit lebih
tinggi.
A A Kualitas tinggi hingga menengah, dengan banyak atribut kuat,
tetapi agak rentan terhadap kondisi perkonomian.
Baa BBB Kualitas menengah, jangka pendek memadai, tetapi kurang
dapat diandalkan untuk jangka panjang.
Ba BB Ada unsur spekulatif, dengan tingkat keamanan yang moderat,
tetapi tidak ada jaminan keamanan.
B B Mampu membayar sekarang, tetapi dengan risiko macet dimasa
yang akan datang.
Caa CCC Kualitas rendah, bahaya nyata kegagalan dimasa yang akan
datang.
Ca CC Kualitas yang berspekulasi tinggi, acapkali gagal
C C Urutan terendah, prospek pembayaran kembali rendah
meskipun mungkin masih bisa terbayar.
K K Tidak mampu membayar bunga
Sumber: Kavaljit Singh
BAB III Valuasi Saham dan Perusahaan
A. Pengertian Saham
Saham adalah :
a. Tanda bukti penyertaan kepemilikan modal/dana pada suatu perusahaan;
b. Kertas yang tercantum dengan jelas nilai nominal, nama perusahaa ikuti dengan hak dan ke
wajiban yang dijelaskan kepada setiap pemegangnya;
c. Persediaan yang slap untuk dijual.
Pengertian Common Stock dan Preferred Stock.
Dalam pasar modal ada dua jenis saham yang paling umum dikenal oleh publik yaitu sah
am biasa (common stock) dan saham istimewa (preference stock). Dimana kedua jenis saham ini
memiliki arti dan aturannya masing-masing.
1. Common Stock (saham biasa), adalah suatu surat berharga yang dijual oleh suatu perusahaan
yang menjelaskan nilai nominal (rupiah, dolar, yen, dan sebagainya) dimana pemegangnya
diberi hak untuk mengikuti Rapat Umum Pemegang Saham(RUPS) dan Rapat Umum Peme
gang Saham Luar Biasa (RUPSLB) serta berhak untuk menentukan membeli right issue (pen
jualan saham terbatas) atau tidak, yang selanjutnya diakhir tahun akan memperoleh keuntun
gan dalam bentuk deviden.
2. Preferred Stock (saham istimewa), adalah suatu surat berharga yang dijual oleh suatu perusa
haan yang menjelaskan nilai nominal (rupiah, dolar, yen, dan sebagainya) dimana pemegang
nya akan memperoleh pendapatan tetap dalam bentuk deviden yang biasanya akan diterima s
etiap kuartal (tiga bulanan).
Sebagai catatan keuntungan diperoleh dari common stock adalah lebih tinggi dibandingka
n dari preferred stock. Perolehan keuntungan tersebut juga dikuti oleh tingginya risiko yang akan
diterima nantinya. Ini bagaimana dikatakan oleh Haryajid, dkk : "Investor yang ingin memperole
h penghasilan yang tinggi lebih baik untuk melakukan investasi di saham biasa karena perputara
n yang diperoleh dari saham tersebut sangat tinggi. Apabila investor menginvestasikan dananya
di saham preferen, maka hanya pada waktu tertentu saham-saham itu dapat diuangkan."
150.000.000
Rate of Return= =0,3571=35,71 %
420.000.00
Maka rate of return yang diperoleh adalah 35, 71%.
Rate of return adalah rata-rata pengembalian investasi yang diperoleh dari suatu investasi
yang ditanamkan. Bagi para investor ukuran rate of return menjadi salah satu alasan dalam mend
ukung pengambilan keputusan, tentunya disamping berbagai alasan keputusan lainnya.
Penentuan besarnya rate of return dan nilai dari saham biasa (common stock) lebih sukar
dibandingkan dengan obligasi dan saham preferen, karena :
a. Forecasting dari pendapatan, dividen dan harga saham di waktu yang akan datang adalah su
kar;
b. Tidak seperti halnya dengan bunga dan dividen preferen, pendapatan dan dividen saham bias
a diharapkan meningkat setiap tahunnya, dan tidak tetap konsisten.
E. Faktor yang Menentukan Saham Naik dan Turun
Ada beberapa kondisi dan situasi yang menentukan suatuakan mengalami fluktuasi, yaitu;
1. Kondisi mikro dan makro ekonomi;
2. Kebijakan perusahaan dalam memutuskan untuk ekspansi (perluasamusaha), seperti membu
ka kantor cabang (brand office), kantor cabangpembantu (sub brand office) baik yang dibuk
a di domestik maupun luarnegeri;
3. Pergantian direksi secara tiba-tiba;
4. Adanya direksi atau pihak komisaris perusahaan yang terlibat tindakpidana dan kasusnya su
dah masuk ke pengadilan;
5. Kinerja perusahaan yang terus mengalami penurunan dalam setiapwaktunya;
6. Risiko sistematis, yaitu suatu bentuk risiko yang terjadi secara menyeluruh dan telah ikut me
nyebabkan perusahaan ikut terlibat;
7. Efek dari psikologi pasar yang ternyata mampu menekan kondisi teknikaljual beli saham.
Soal 1
Jelaskan konsep valuasi!
Soal 2
Mengapa suatu perusahaan lebih cenderung menerbitkan obligasi dari pada meminjam ke
perbankan. Jelaskan menerut pendapat anda?!
Soal 3
Ada asumsi mengatakatan bahwa risiko bagi suatu bank yang menerbitkan commercial
paper adalah memiliki suatu titik yang lebih berbahaya dibandingkan dengan perusahaan jenis
kategori lain. Jika anda setuju dan tidak setuju dengan pendapat ini berikan alasannya?!
Soal 4
Jelaskan bagaimana seorang investor menilai suatu saham?!
Soal 5
Mengapa jual beli saham lebih memiliki risiko dibandingkan dengan membeli obligasi,
jelaskan menurut pendapat anda?
Valuasi utang merupakan valuasi penting karena surat utang banyak beredar di pasaran.
Valuasi ini sangat penting diketahui karena selain merupakan aset yang banyak beredar, (saham)
secara aktif diperjual-belikan oleh investor. Valuasi saham, meskipun tidak selalu, sering juga
dinyatakan sebagai valuasi perusahaan, Meskipun tidak terlalu tepal, ada benarnya juga. Kita
sering menyebutkan perusahaan sebagai millik pemegang saham dan yang diperjual-belikan
adalah kepemilikan (dan ditunjukkan oleh saham). Namun, pemilik dari perusahaan sebenarnya
bukan hanya pemegang saham.
Ada tiga metode umum yang dipakai untuk memvaluasi saham/perusahaan. Ketiga
metode tersebut adalah metode diskonto, metode relatif, serta metode contingent claim (opsi).
Metode diskonto pada dasarnya mencari nilai sekarang dari estimasi arus kas yang akan
didapatkan pada periode-periode ke depan, Dalam hal ini, ada tiga komponen penting, yakni arus
kas, tingkat diskonto yang dipakai, serta nilai terminal (akhir). Estimasi arus kas merupakan
dasar utamanya karena nilai inilah yang akan dicari nilai sekarangnya, Arus kas ini bizsanya
dapat dibedakan menjadi tiga arus kas, yaitu dividen, arus kas hebas (free cash flowy, serta
earning. Tingkat diskonto menunjukkan kadar risiko yang ditanggung oleh pemegang saham.
Semakin tinggi kadar risikonya, semakin besar tingkat diskontonya.
Besarnya tingkat diskonto yang dipakai akan disesuaikan apakah untuk perusahaan atau
untuk pemegang saham. Nilai terminal diasumsikan sebagai nilai sisa. Jadi, setelah beberapa
tahun (biasanya 5-7 tahun), dianggap tahun-tahun setelahnya sebagai nilai sisa, yaitu nilai
tersebut tumbuh dengan tingkat pertumbuhan (growth) tertentu. Besaran pertumbuhan ini akan
sangat menentukan besaran estimasinya. Metode relatif merupakan metode yang sangat praktis
(terbanyak dipakai) karena cukup membandingkan dua variabel. Metode penilaian relatif pada
dasarnya dilakukan dengan membandingkan suatu besaran akuntansi berdasarkan harga buku
(misal earting, asset) dengan harga pasar perusahaanatau membandingkan suatu perusahaan
dengan benchmark-nya. Dari perbandingan tersebut, dapat dievaluasi kinerja perusahaan atau
penilaian apakah perusahaan lebih baik dibandingkan benchmark.