Anda di halaman 1dari 10

Nama ; Adinda Putri Aprilianti

NIM : 19520012

Kelas : Sistem Pengendalian Manajemen – C


Tugas 1
Tingkat manajemen strategi dibagi menjadi tiga level, yakni strategi di tingkat korporasi (corporate
strategy), strategi pada tingkat bisnis (strategic business unit), dan strategi operasional. Menurut
Wheelen & Hunger (1987), bisa digambarkan sebagai berikut:

Corporate Strategy

Business Strategy

Functional Strategy

• STRATEGI KORPORAT (CORPORATE STRATEGY)


Menurut Andrews (1980: 18-19), strategi korporat adalah strategi yang disusun dalam
suatu bisnis, ketika perusahaan akan bersaing dengan cara mengubah distinctive
competence menjadi competitive advantage. Strategi korporat mencerminkan seluruh arah
perusahaan yang bertujuan menciptakan pertumbuhan bagi perusahaan secara keseluruhan
dan bagi manajemen berbagai macam bisnis lini produk.

Strategi pada level puncak berupaya untuk menentukan arah dan keterpaduan dari
perusahaan. Arah dan strategi korporasi merupakan pembangkit minat terhadap tujuan dan
misi yang diemban. Dalam proses strategi korporat, terdapat kegiatan strategic profiling
yaitu proses untuk menggambarkan sosok perusahaan yang mencakup tiga unsur utama:
a. Bagaimana suatu perusahaan mendefinisikan bisnisnya?
b. Bagaimana suatu perusahaan mendefinisikan sosok persaingannya?
c. Bagaimana suatu perusahaan mendefinisikan konsep diri?

Strategi korporat tersebut juga menggambarkan bagaimana perusahaan mengembangkan


suatu strategi portofolio yang tepat untuk berbagai aktivitas perusahaan.
Contoh : Berdasarkan analisis portofolio, laju pertumbuhan industri alat pertanian
senantiasa mengalami penurunan. Sementara itu, aktivitas perusahaan di bidang industri
alat pertanian sangat kuat atau bahkan menguasai pangsa pasar yang cukup luas. Dalam
situasi demikian, pihak perusahaan harus membuat suatu keputusan tentang strategi apa
yang tepat untuk dilakukan.
Serta ada tiga jenis strategi yang dapat dipakai pada tingkat strategi ini, yaitu:
a. Strategi pertumbuhan (growth strategy)
Strategi yang berdasarkan pada tahap pertumbuhan yang sedang dilalui
perusahaan
b. Strategi stabilitas (stability strategy)
Strategi dalam menghadapi kemerosotan penghasilan yang sedang dihadapi oleh
suatu perusahaan
c. Retrenchment strategy
Strategi yang diterapkan untuk memperkecil atau mengurangi usaha yang
dilakukan perusahaan

• STRATEGI BISNIS (BUSINESS STRATEGY)


Strategi unit bisnis sering juga disebut dengan strategi bersaing. strategi bisnis berfokus
pada peningkatan posisi bersaing produk dan jasa perusahaan dalam industri atau segmen
pasar tertentu yang dilayani perusahaan. Jenis strategi unit bisnis ada dua yaitu Kompetitif
dan Korporasi. Strategi pada level unit bisnis ini juga dikenal dengan istilah SBU (strategic
business unit) merupakan strategi yang ditetapkan pada peringkat divisi perusahaan.

Divisionalisasi organisasi perusahaan ini diperlukan dengan adanya pertumbuhan usaha.


Divisi yang dibentuk bisa berdasarkan ragam produk yang dihasilkan, ragam usaha yang
dijalankan, atau ragam wilayah yang dijangkau perusahaan.

Strategi pada level divisional hendaknya bisa mengintegrasikan berbagai aktivitas


fungsional dalam rangka mencapai tujuan divisi.
Misalnya, kemampuan untuk mengintegrasikan berbagai kegiatan di antara R & D dengan
kegiatan produksi dan pemasaran. Untuk itu, diperlukan upaya untuk membina hubungan
antardepartemen, menerjemahkan tujuan pada tingkat divisional, serta menerjemahkan
standar kinerja yang ingin dicapai ataupun kejelasan tentang wewenang dan tanggung
jawab masing-masing departemen.
• STRATEGI FUNGSIONAL (FUNCTIONAL STRATEGY)
Strategi ini digunakan pada level fungsional seperti operasional, pemasaran, keuangan, dan
sumber daya manusia. Kemudian memfokuskan perhatiannya pada pemanfaatan atau
maksimalisasi sumber daya secara produktif. Strategi ini lebih bersifat operasional karena
disusun dan dikembangkan oleh para manajer di masing- masing departemen.
Contoh : berdasarkan analisis, departemen pemasaran perlu melakukan promosi sebagai
kiat untuk memasuki pasar produk di daerah tertentu. Keputusan ini merupakan strategi
pada peringkat fungsional dalam rangka mengembangkan pemasaran produk perusahaan.

Ketiga level strategi diatas (korporat, bisnis, dan fungsional) membangun suatu hierarki
atau jenjang strategi dari suatu perusahaan skala besar. Antara jenjang strategi yang satu
hendaknya terkait dengan jenjang strategi yang lain. Di samping itu, ketiga level tersebut
harus terintegrasi sepenuhnya agar perusahaan berhasil mencapai tujuannya secara
keseluruhan.

Dunia bisnis pastilah tak lepas dari persaingan antar perusahaan. Sebab itu, setiap perusahaan
dituntut untuk mampu menganalisis kekuatan kompetitifnya. Salah satu model yang digunakan
untuk mengukur kekuatan kompetitif bisnis adalah lima kekuatan Porter (Porter Five Force).

• LIMA KEKUATAN PORTER (PORTER FIVE FORCE).


Lima kekuatan Porter (Porter five force) merupakan suatu model atau metode yang
digunakan untuk mengidentifikasi dan menganalisis kekuatan kompetitif dalam suatu
industri, yang dapat membantu menentukan kelemahan dan kekuatan industry.

Porter mengidentifikasi lima faktor yang menjadi kekuatan bisnis, yang membentuk
lingkungan kompetitif, yaitu sebagai berikut :
1. Persaingan yang kompetitif
Kekuatan pertama mengacu pada jumlah pesaing dan kemampuan mereka untuk
memperkuat perusahaan. Jumlah pesaing yang semakin banyak, di mana jumlah
produk dan layanan yang mereka tawarkan juga semakin banyak, maka kekuatan
perusahaan akan semakin rendah.

Untuk menganalisis faktor persaingan yang kompetitif, pastikan perusahaan


mengetahui jumlah dan kekuatan dari pesaing. Perusahaan harus tahu betul tentang
jumlah pesaing yang dimiliki dan latar belakang mereka. Tak hanya itu, perusahaan
juga harus mampu mengukur kualitas produk dan layanan dari pesaingnya.

Kemudian jika persaingan masih ketat perusahaan dapat menarik perhatian pembeli
dengan meningkatkan promosi serta menawarkan promo yang agresif.
2. Kekuatan pemasok
Keberadaan pemasok sangatlah penting karena Bisnis yang dijalankan oleh
perusahaan tentu tak lepas dari input barang atau jasa sebagai ‘bahan baku’ untuk
proses produksi.

Pengadaan pasokan input barang atau jasa jelas akan berpengaruh pada biaya
produksi. Semakin mahal input, biaya produksi akan semakin tinggi. Kemudian
semakin banyak pemasok, perusahaan akan memiliki lebih banyak alternatif untuk
mendapatkan input dengan harga yang bersaing. Artinya, perusahaan memiliki
peluang untuk menekan biaya input karena bisa beralih ke yang lebih murah.

3. Kekuatan pelanggan
Kekuatan pelanggan adalah salah satu kunci utama dalam mencapai kesuksesan
bisnis. Semakin banyak pelanggan, kekuatan perusahaan akan semakin besar.
Demikian pula sebaliknya.

Untuk menganalisis kekuatan pelanggan, perusahaan tentu harus mengetahui


seberapa besar basis pelanggan yang dimilikinya. Tak hanya itu, perusahaan juga
perlu mengetahui seberapa loyal pelanggan tersebut dalam membeli produknya, dan
kemungkinan untuk beralih ke produk pesaing. Dengan demikian, perusahaan bisa
menganalisis kekuatan pelanggan dan mengevaluasi system perusahaan.

4. Ancaman produk pengganti


Ketika perusahaan memproduksi barang atau jasa yang tidak memiliki substitusi
dekat, maka kekuatan perusahaan untuk menaikkan harga dan mengunci persyaratan
yang menguntungkan menjadi lebih besar. Berbeda kondisinya apabila produk atau
jasa perusahaan memiliki substitusi yang dekat.

Sehingga Setiap perusahaan harus berhati-hati tidak hanya pada pesaing secara nyata
saja, yang bermain dalam industri yang sama, tetapi juga dengan kehadiran dan
keberadaan perusahaan yang menciptakan produk pengganti atau substitusi.

5. Ancaman pendatang baru


Perusahaan harus bijak dalam menghadapi pendatang baru dalam bisnis. Karena
pendatang baru bisa jadi memiliki pengalaman yang masih minim atau terbatas.
Namun, tidak tertutup kemungkinan mereka unggul dalam hal lain seperti kesiapan
kualitas produk, tim manajemen yang andal, strategi pemasaran yang jitu, atau yang
lainnya.
Faktor ancaman pendatang baru menjadi salah satu kekuatan bisnis yang harus
dianalisis agar perusahaan senantiasa dapat memastikan bahwa posisinya tidak goyah
dengan hadirnya pendatang baru. Dengan menganalisis kekuatan dari ancaman ini,
perusahaan dapat mempertahankan posisi agar tetap menguntungkan.

• TIGA STRATEGI GENERIC PORTER


Porter (1980) menyatakan bahwa ada 3 generik competitive strategy yang diyakini dapat
digunakan oleh sebuah institusi untuk mencapai keunggulan bersaing/competitive
advantage. Tiga strategi tersebut sebagai berikut :
1. Differentiation
Strategi differentiation adalah strategi bisnis dimana suatu institusi berusaha untuk
mendapatkan keunggulan bersaing dengan cara meningkatkan nilai produk dan
layanan mereka diatas institusi lain.

Strategi differentiation menciptakan nilai pelanggan melalui beberapa cara, yaitu


inovasi produk, kualitas dan teknologi yang paling unggul, gambaran pencitraan yang
unik, pelayanan yang baik yang membedakan sebuah institusi dengan institusi lain.
Ciri - ciri Strategi differentiation
Basis dari keunggulan Kemampuan menawarkan sesuatu yang berbeda
kompetitif dari pesaing-pesaingnya

Target strategis Pangsa pasar yang luas


Lini Produk Banyak variasi produk, pilihan produk lebar,
penekanan pilihan pada fitur yang berbeda
Penekanan Produksi Menemukan cara-cara untuk menciptakan nilai
kepada masyarakat dan mendorong kepada produk
yang berkualitas
Penekanan Pemasaran Membangun fitur-fitur yang dapat membuat
masyarakat bersedia membayar dengan harga yang
tinggi untuk menutupi biaya ekstra dari fitur-fitur
yang berbeda
Mempertahankan Strategi Mengkomunikasikan sesuatu yang berbeda dengan
cara menguntungkan. Menekankan inovasi-inovasi
untuk selalu berada di depan pesaing-pesaing yang
meniru

2. Low-cost Leadership
strategi ini dicirikan dengan konsentrasi pada harga jual produk yang murah. Untuk
mendapatkannya bisa dilakukan dengan cara menekan biaya produksi, promosi, dan
riset. Strategi low-cost leadership sangat memikirkan masalah biaya sehingga
bertolak belakang dengan strategi differentiation yang tidak memusingkan masalah
biaya demi mendapatkan kualitas produk dan layanan yang berbeda dan unggul.
Ciri - ciri Strategi differentiation
Basis dari keunggulan Biaya-biaya lebih rendah bila dibandingkan dengan
kompetitif pesaing-pesaing
Target strategis Pangsa pasar yang luas
Lini Produk Produk dasar yang baik dengan kualitas yang diterima
dengan produk terbatas
Penekanan Produksi Pencarian menerus untuk pengurangan biaya tanpa
mengurangi kualitas yang diterima dan fitur-fitur
yang penting
Penekanan Pemasaran Mencoba membuat fitur-fitur produk lebih baik yang
ditawarkan dengan harga rendah
Mempertahankan Harga-harga yang ekonomis. Kuncinya adalah
Strategi mengelola biaya-biaya menurun setiap tahun dalam
setiap aspek

3. Focus
Strategi focus, baik yang didasarkan pada low-cost leadership ataupun
differentiation, berusaha untuk menemui kebutuhan pelanggan dari segmentasi pasar
tertentu. Misalnya, institusi mobil Lamborghini yang membatasi target pasar mereka,
yaitu kalangan menengah keatas.
Ciri - ciri Strategi differentiation
Basis dari keunggulan Biaya rendah dalam melayani kelompok tertentu atau
kompetitif kemampuan menawarkan sesuatu yang disesuaikan
dengan kebutuhan dan selera dari kelompok tersebut
Target strategis Segmen pasar sempit (kelompok tertentu), dimana
kebutuhan dan preferensi pembeli berbeda dengan
sisa pasar lainnya
Lini Produk Diskostumisasi yang supaya sesuai dengan kebutuhan
khusus dari segmen pasar
Penekanan Produksi Dibuat khusus untuk segmen tertentu
Penekanan Mengkomunikasikan kemampuan unik produk untuk
Pemasaran memuaskan kebutuhan khusus dari pembeli
Mempertahankan Secara penuh melayani pelanggan dengan lebih baik dari
Strategi pesaing-pesaingnya
• STRATEGI INTEGRASI VERTICAL
Integrasi vertikal (vertical integration) adalah strategi untuk memperluas bisnis dengan
masuk tahap lain dalam rantai pasokan saat ini di bawah kepemilikan atau kendali sebuah
perusahaan. Dengan kata lain, perusahaan masuk ke bisnis hilir atau bisnis hulu. Caranya
mungkin melalui merger, akuisisi, atau pertumbuhan internal. Contoh integrasi vertikal
adalah sebuah perusahaan manufaktur yang mengakuisisi distributor atau pemasok bahan
bakunya.

Berikut beberapa keuntungan untuk strategi integrasi vertikal, seperti:

a. Pengurangan biaya produksi: Tanpa perlu adanya inflasi, perusahaan dapat


memotong biaya produksi dan distribusi dengan menyimpannya di rumah.
b. Kemampuan untuk mengakses saluran distribusi baru: Kemampuan untuk
mendistribusikan produknya sendiri memungkinkan perusahaan menjangkau pasar
baru.
c. Peningkatan efisiensi produksi: Integrasi vertikal berarti bahwa ada lebih sedikit
penundaan dan kesalahan saat produk bertukar tangan.
d. Penurunan biaya karena skala ekonomi: Ini mengacu pada penurunan biaya per
unit dengan dapat membeli bahan baku dalam jumlah besar atau dengan
merampingkan proses produksi.
e. Peningkatan keuntungan: Menurunkan biaya produksi dan distribusi menyebabkan
peningkatan profitabilitas bagi perusahaan.
f. Penurunan penundaan distribusi: Distribusi menjadi lebih efisien tanpa
menggunakan perusahaan pihak ketiga.
g. Pengembangan pasar yang lebih kompetitif: Perusahaan yang berintegrasi secara
vertikal dapat menawarkan produk mereka dengan harga lebih rendah, menyediakan
pasar yang lebih kompetitif bagi konsumen.

• ANALISIS INTERNAL
Analisis internal adalah analisis yang berfokus pada faktor kekuatan dan kelemahan
internal yang memberikan keunggulan dan kekurangan tertentu bagi organisasi/perusahaan
dalam memenuhi kebutuhan target pasarnya. Analisis internal melibatkan identifikasi dan
analisis kemampuan bisnis untuk merencanakan pengembangan atau produksi produk, dan
promosi. Analisis internal cenderung berfokus pada isu-isu mikro yang dapat
mempengaruhi perusahaan (seperti hubungan dengan pelanggan, pemasok, dll.).

Dalam analisis SWOT, analisis internal adalah diantara bagian selain analisis eksternal,
yang memeriksa lingkungan eksternal bisnis untuk menentukan setiap ancaman dan
peluang. Dengan mengidentifikasi lingkungan eksternal dan eksternal, perusahaan dapat
mengidentifikasi cara yang paling efektif untuk memanfaatkan setiap peluang bisnis
menggunakan kekuatan internal dan menghindari atau meminimalisir dampak ancaman
eksternal terhadap kelemahan perusahaan.

• ANALISIS RANTAI NILAI


Rantai nilai adalah serangkaian kegiatan organisasi untuk menciptakan nilai bagi
pelanggan. Rantai Nilai (value chain) menggambarkan keseluruhan aktivitas yang
dibutuhkan untuk menghasilkan barang atau jasa, mulai dari proses perancangan, input
bahan mentah, proses produksi, sampai dengan distribusi ke konsumen akhir serta
pelayanan dan pemasaran.

Konsep rantai nilai pertama kali dikenalkan oleh Michael Porter untuk menciptakan model
menganalisis rantai nilai perusahaan untuk memeriksa semua aktivitas dan melihat
bagaimana mereka terhubung.

Aktivitas – aktivitas tersebut ada 2, yaitu :


1. Aktivitas Utama
Kegiatan yang berhubungan langsung dengan penciptaan fisik, penjualan,
pemeliharaan, dan dukungan produk atau layanan, contohnya:
a. Inbound Logistics – semua proses yang berkaitan dengan penerimaan,
penyimpanan, dan pendistribusian input secara internal. Faktor utama untuk
menciptakan nilai di proses ini adalah menciptakan hubungan baik dengan
pemasok.
b. Operations – kegiatan yang mengubah input menjadi output yang dijual.
c. Outbound Logistics – kegiatan memberikan produk atau layanan Anda kepada
pelanggan. Kegiatan ini meliputi pengumpulan, penyimpanan, dan sistem
distribusi.
d. Marketing & Sales – proses menarik pelanggan agar tertarik membeli produk
Anda dibandingkan pesaing. Manfaat yang ditawarkan dan seberapa baik Anda
mengomunikasikannya merupakan sumber nilai di sini.
e. Service– kegiatan yang berkaitan dengan mempertahankan nilai produk atau
layanan.

2. Aktivitas Pendukung
Aktivitas ini mendukung kegiatan utama yang dijelaskan sebelumnya. Berdasarkan
gambar di atas, garis putus-putus menunjukkan bahwa aktivitas pendukung ini
memiliki peran dalam setiap aktivitas utama.
a. Procurement – merupakan proses mendapatkan sumber daya untuk beroperasi,
contohnya menemukan vendor dan menegosiasikan harga terbaik.
b. Human Resource Management – seberapa baik perusahaan merekrut, melatih,
memotivasi, memberi penghargaan, dan mempertahankan karyawannya.
c. Technology Development – kegiatan mengelola, memproses informasi, dan
melindungi basis pengetahuan perusahaan. Meminimalkan biaya teknologi
informasi, mengikuti perkembangan teknologi, dan mempertahankan
keunggulan teknis adalah sumber penciptaan nilai.
d. Infrastructure – Merupakan sistem pendukung kegiatan operasional
perusahaan, contohnya seperti kegiatan akuntansi, hukum, administrasi, dan
manajemen umum.

• MATRIX BOSTON CONSULTING GROUP


Matriks BCG adalah alat analisis bisnis yang digunakan untuk membantu perusahaan
dalam mempertimbangkan peluang pertumbuhan dan meninjau portofolio produk
perusahaan tersebut agar dapat mengambil keputusan untuk berinvestasi, mengembangkan
atau menghentikan produknya.

Model tersebut didasarkan pada pengamatan bahwa unit bisnis suatu perusahaan dapat
diklasifikasikan menjadi empat kategori:
a. Stars
(Pertumbuhan Tinggi, Pangsa Pasar Tinggi), produk star ini menjadi cash
cows yang memegang pangsa pasar besar di pasar dengan pertumbuhan rendah.
Lini produk cash cows bisa digunakan untuk mendanai produk inovatif lainnya
untuk mengembangkan bintang baru.
b. Cash Cows
(Pertumbuhan Rendah, Pangsa Pasar Tinggi), Cash cows adalah produk dengan
ROI yang signifikan tetapi beroperasi di pasar yang matang yang tidak memiliki
inovasi dan pertumbuhan.
c. Question Marks
(Pertumbuhan Rendah, Pangsa Pasar Rendah), tidak menghasilkan uang dan juga
tidak membutuhkan pendaan yang besar. Tidak layak diinvestasikan karena mereka
menghasilkan pengembalian tunai yang rendah atau negative.
d. Dogs
(Pertumbuhan Tinggi, Pangsa Pasar Rendah), dengan strategi dan investasi yang
tepat, mereka bisa menjadi cash cows dan akhirnya stars. Tetapi mereka memiliki
pangsa pasar yang rendah sehingga investasi yang salah dapat menurunkan mereka
menjadi Dog bahkan setelah banyak investasi.
• SWOT
SWOT stands for Strengths, Weaknesses, Opportunities, and Threats, and so a SWOT
Analysis is a technique for assessing these four aspects of your business.

Metode analisis SWOT merupakan alat yang tepat untuk menemukan masalah dari 4
(empat) sisi yang berbeda, di mana aplikasinya adalah:
1. Bagaimana kekuatan (strengths) mampu mengambil keuntungan dari sebuah peluang
(opportunities) yang ada.
2. Bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mencegah keuntungan.
3. Bagaimana kekuatan (strengths) mampu menghadapi ancaman (threats) yang ada.
4. Bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mampu membuat ancaman
(threats) menjadi nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru.

• MATRIX PERTUMBUHAN PASAR


Matriks pertumbuhan pasar-pangsa pasar adalah alat bisnis yang bermanfaat untuk
mengambil keputusan terkait dengan produk atau unit bisnis perusahaan. Ini menggunakan
pangsa pasar relatif dan faktor tingkat pertumbuhan industri untuk mengevaluasi potensi
portofolio merek bisnis dan menyarankan strategi investasi lebih lanjut. Tujuan umum dari
analisis ini adalah untuk membantu memahami, merek apa yang harus diinvestasikan oleh
perusahaan dan mana yang harus didivestasi.

• BLUE OCEANS
Blue Ocean Strategy adalah strategi yang menekankan perusahaan untuk tidak
memenangkan persaingan dengan cara melakukan strategi head to head dengan pesaing.
Dengan arti lain, Blue Ocean Strategy adalah strategi melepaskan Anda dari kondisi Red
Ocean (kondisi di mana adanya persaingan sangat ketat untuk mendapatkan pasar yang
sama dengan competitor).

Pada strategi Blue Ocean nyaris tidak ada persaingan, karena dari awal bisnis dimulai
sudah berani tampil beda dari pesaing. Karena berbeda dengan para pesaing, maka pasar
yang tertarik dengan produk Anda termasuk segmen yang khusus. Hal tersebut akan
menciptakan permintaan yang lebih tinggi.

Anda mungkin juga menyukai