NIM : 19520012
Corporate Strategy
Business Strategy
Functional Strategy
Strategi pada level puncak berupaya untuk menentukan arah dan keterpaduan dari
perusahaan. Arah dan strategi korporasi merupakan pembangkit minat terhadap tujuan dan
misi yang diemban. Dalam proses strategi korporat, terdapat kegiatan strategic profiling
yaitu proses untuk menggambarkan sosok perusahaan yang mencakup tiga unsur utama:
a. Bagaimana suatu perusahaan mendefinisikan bisnisnya?
b. Bagaimana suatu perusahaan mendefinisikan sosok persaingannya?
c. Bagaimana suatu perusahaan mendefinisikan konsep diri?
Ketiga level strategi diatas (korporat, bisnis, dan fungsional) membangun suatu hierarki
atau jenjang strategi dari suatu perusahaan skala besar. Antara jenjang strategi yang satu
hendaknya terkait dengan jenjang strategi yang lain. Di samping itu, ketiga level tersebut
harus terintegrasi sepenuhnya agar perusahaan berhasil mencapai tujuannya secara
keseluruhan.
Dunia bisnis pastilah tak lepas dari persaingan antar perusahaan. Sebab itu, setiap perusahaan
dituntut untuk mampu menganalisis kekuatan kompetitifnya. Salah satu model yang digunakan
untuk mengukur kekuatan kompetitif bisnis adalah lima kekuatan Porter (Porter Five Force).
Porter mengidentifikasi lima faktor yang menjadi kekuatan bisnis, yang membentuk
lingkungan kompetitif, yaitu sebagai berikut :
1. Persaingan yang kompetitif
Kekuatan pertama mengacu pada jumlah pesaing dan kemampuan mereka untuk
memperkuat perusahaan. Jumlah pesaing yang semakin banyak, di mana jumlah
produk dan layanan yang mereka tawarkan juga semakin banyak, maka kekuatan
perusahaan akan semakin rendah.
Kemudian jika persaingan masih ketat perusahaan dapat menarik perhatian pembeli
dengan meningkatkan promosi serta menawarkan promo yang agresif.
2. Kekuatan pemasok
Keberadaan pemasok sangatlah penting karena Bisnis yang dijalankan oleh
perusahaan tentu tak lepas dari input barang atau jasa sebagai ‘bahan baku’ untuk
proses produksi.
Pengadaan pasokan input barang atau jasa jelas akan berpengaruh pada biaya
produksi. Semakin mahal input, biaya produksi akan semakin tinggi. Kemudian
semakin banyak pemasok, perusahaan akan memiliki lebih banyak alternatif untuk
mendapatkan input dengan harga yang bersaing. Artinya, perusahaan memiliki
peluang untuk menekan biaya input karena bisa beralih ke yang lebih murah.
3. Kekuatan pelanggan
Kekuatan pelanggan adalah salah satu kunci utama dalam mencapai kesuksesan
bisnis. Semakin banyak pelanggan, kekuatan perusahaan akan semakin besar.
Demikian pula sebaliknya.
Sehingga Setiap perusahaan harus berhati-hati tidak hanya pada pesaing secara nyata
saja, yang bermain dalam industri yang sama, tetapi juga dengan kehadiran dan
keberadaan perusahaan yang menciptakan produk pengganti atau substitusi.
2. Low-cost Leadership
strategi ini dicirikan dengan konsentrasi pada harga jual produk yang murah. Untuk
mendapatkannya bisa dilakukan dengan cara menekan biaya produksi, promosi, dan
riset. Strategi low-cost leadership sangat memikirkan masalah biaya sehingga
bertolak belakang dengan strategi differentiation yang tidak memusingkan masalah
biaya demi mendapatkan kualitas produk dan layanan yang berbeda dan unggul.
Ciri - ciri Strategi differentiation
Basis dari keunggulan Biaya-biaya lebih rendah bila dibandingkan dengan
kompetitif pesaing-pesaing
Target strategis Pangsa pasar yang luas
Lini Produk Produk dasar yang baik dengan kualitas yang diterima
dengan produk terbatas
Penekanan Produksi Pencarian menerus untuk pengurangan biaya tanpa
mengurangi kualitas yang diterima dan fitur-fitur
yang penting
Penekanan Pemasaran Mencoba membuat fitur-fitur produk lebih baik yang
ditawarkan dengan harga rendah
Mempertahankan Harga-harga yang ekonomis. Kuncinya adalah
Strategi mengelola biaya-biaya menurun setiap tahun dalam
setiap aspek
3. Focus
Strategi focus, baik yang didasarkan pada low-cost leadership ataupun
differentiation, berusaha untuk menemui kebutuhan pelanggan dari segmentasi pasar
tertentu. Misalnya, institusi mobil Lamborghini yang membatasi target pasar mereka,
yaitu kalangan menengah keatas.
Ciri - ciri Strategi differentiation
Basis dari keunggulan Biaya rendah dalam melayani kelompok tertentu atau
kompetitif kemampuan menawarkan sesuatu yang disesuaikan
dengan kebutuhan dan selera dari kelompok tersebut
Target strategis Segmen pasar sempit (kelompok tertentu), dimana
kebutuhan dan preferensi pembeli berbeda dengan
sisa pasar lainnya
Lini Produk Diskostumisasi yang supaya sesuai dengan kebutuhan
khusus dari segmen pasar
Penekanan Produksi Dibuat khusus untuk segmen tertentu
Penekanan Mengkomunikasikan kemampuan unik produk untuk
Pemasaran memuaskan kebutuhan khusus dari pembeli
Mempertahankan Secara penuh melayani pelanggan dengan lebih baik dari
Strategi pesaing-pesaingnya
• STRATEGI INTEGRASI VERTICAL
Integrasi vertikal (vertical integration) adalah strategi untuk memperluas bisnis dengan
masuk tahap lain dalam rantai pasokan saat ini di bawah kepemilikan atau kendali sebuah
perusahaan. Dengan kata lain, perusahaan masuk ke bisnis hilir atau bisnis hulu. Caranya
mungkin melalui merger, akuisisi, atau pertumbuhan internal. Contoh integrasi vertikal
adalah sebuah perusahaan manufaktur yang mengakuisisi distributor atau pemasok bahan
bakunya.
• ANALISIS INTERNAL
Analisis internal adalah analisis yang berfokus pada faktor kekuatan dan kelemahan
internal yang memberikan keunggulan dan kekurangan tertentu bagi organisasi/perusahaan
dalam memenuhi kebutuhan target pasarnya. Analisis internal melibatkan identifikasi dan
analisis kemampuan bisnis untuk merencanakan pengembangan atau produksi produk, dan
promosi. Analisis internal cenderung berfokus pada isu-isu mikro yang dapat
mempengaruhi perusahaan (seperti hubungan dengan pelanggan, pemasok, dll.).
Dalam analisis SWOT, analisis internal adalah diantara bagian selain analisis eksternal,
yang memeriksa lingkungan eksternal bisnis untuk menentukan setiap ancaman dan
peluang. Dengan mengidentifikasi lingkungan eksternal dan eksternal, perusahaan dapat
mengidentifikasi cara yang paling efektif untuk memanfaatkan setiap peluang bisnis
menggunakan kekuatan internal dan menghindari atau meminimalisir dampak ancaman
eksternal terhadap kelemahan perusahaan.
Konsep rantai nilai pertama kali dikenalkan oleh Michael Porter untuk menciptakan model
menganalisis rantai nilai perusahaan untuk memeriksa semua aktivitas dan melihat
bagaimana mereka terhubung.
2. Aktivitas Pendukung
Aktivitas ini mendukung kegiatan utama yang dijelaskan sebelumnya. Berdasarkan
gambar di atas, garis putus-putus menunjukkan bahwa aktivitas pendukung ini
memiliki peran dalam setiap aktivitas utama.
a. Procurement – merupakan proses mendapatkan sumber daya untuk beroperasi,
contohnya menemukan vendor dan menegosiasikan harga terbaik.
b. Human Resource Management – seberapa baik perusahaan merekrut, melatih,
memotivasi, memberi penghargaan, dan mempertahankan karyawannya.
c. Technology Development – kegiatan mengelola, memproses informasi, dan
melindungi basis pengetahuan perusahaan. Meminimalkan biaya teknologi
informasi, mengikuti perkembangan teknologi, dan mempertahankan
keunggulan teknis adalah sumber penciptaan nilai.
d. Infrastructure – Merupakan sistem pendukung kegiatan operasional
perusahaan, contohnya seperti kegiatan akuntansi, hukum, administrasi, dan
manajemen umum.
Model tersebut didasarkan pada pengamatan bahwa unit bisnis suatu perusahaan dapat
diklasifikasikan menjadi empat kategori:
a. Stars
(Pertumbuhan Tinggi, Pangsa Pasar Tinggi), produk star ini menjadi cash
cows yang memegang pangsa pasar besar di pasar dengan pertumbuhan rendah.
Lini produk cash cows bisa digunakan untuk mendanai produk inovatif lainnya
untuk mengembangkan bintang baru.
b. Cash Cows
(Pertumbuhan Rendah, Pangsa Pasar Tinggi), Cash cows adalah produk dengan
ROI yang signifikan tetapi beroperasi di pasar yang matang yang tidak memiliki
inovasi dan pertumbuhan.
c. Question Marks
(Pertumbuhan Rendah, Pangsa Pasar Rendah), tidak menghasilkan uang dan juga
tidak membutuhkan pendaan yang besar. Tidak layak diinvestasikan karena mereka
menghasilkan pengembalian tunai yang rendah atau negative.
d. Dogs
(Pertumbuhan Tinggi, Pangsa Pasar Rendah), dengan strategi dan investasi yang
tepat, mereka bisa menjadi cash cows dan akhirnya stars. Tetapi mereka memiliki
pangsa pasar yang rendah sehingga investasi yang salah dapat menurunkan mereka
menjadi Dog bahkan setelah banyak investasi.
• SWOT
SWOT stands for Strengths, Weaknesses, Opportunities, and Threats, and so a SWOT
Analysis is a technique for assessing these four aspects of your business.
Metode analisis SWOT merupakan alat yang tepat untuk menemukan masalah dari 4
(empat) sisi yang berbeda, di mana aplikasinya adalah:
1. Bagaimana kekuatan (strengths) mampu mengambil keuntungan dari sebuah peluang
(opportunities) yang ada.
2. Bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mencegah keuntungan.
3. Bagaimana kekuatan (strengths) mampu menghadapi ancaman (threats) yang ada.
4. Bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mampu membuat ancaman
(threats) menjadi nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru.
• BLUE OCEANS
Blue Ocean Strategy adalah strategi yang menekankan perusahaan untuk tidak
memenangkan persaingan dengan cara melakukan strategi head to head dengan pesaing.
Dengan arti lain, Blue Ocean Strategy adalah strategi melepaskan Anda dari kondisi Red
Ocean (kondisi di mana adanya persaingan sangat ketat untuk mendapatkan pasar yang
sama dengan competitor).
Pada strategi Blue Ocean nyaris tidak ada persaingan, karena dari awal bisnis dimulai
sudah berani tampil beda dari pesaing. Karena berbeda dengan para pesaing, maka pasar
yang tertarik dengan produk Anda termasuk segmen yang khusus. Hal tersebut akan
menciptakan permintaan yang lebih tinggi.