Anda di halaman 1dari 7

Nama : Bintang Dwi Pamungkas

NPM : 0220101122
Kelas : Reg. A / Manajemen Strategis

Lembar Jawab UAS Manajemen Strategis


1. Perusahaan memilih strategi integrasi vertikal ketika mereka ingin mengendalikan
atau memiliki kendali yang lebih besar atas rantai pasokan mereka. Strategi ini
melibatkan perluasan ke depan atau ke belakang dalam rantai nilai perusahaan.
Berikut ini adalah beberapa kondisi di mana perusahaan mungkin memilih strategi
integrasi vertikal:

 Kendali atas pasokan: Perusahaan mungkin ingin mengamankan pasokan


bahan baku yang stabil dan terjamin dengan membeli atau mengakuisisi
pemasok mereka. Dengan demikian, perusahaan dapat mengendalikan
kualitas, ketersediaan, dan biaya bahan baku.
 Efisiensi operasional: Dalam beberapa kasus, perusahaan mungkin memilih
untuk memperluas ke belakang dalam rantai pasokan mereka dengan
mengakuisisi atau mengendalikan bisnis yang sebelumnya dilakukan oleh
pemasok atau mitra mereka. Dengan cara ini, mereka dapat menghilangkan
ketergantungan pada pihak ketiga dan meningkatkan efisiensi operasional.
 Keunggulan kompetitif: Dalam beberapa industri, memiliki kendali penuh atas
rantai pasokan dapat memberikan keunggulan kompetitif. Misalnya,
perusahaan manufaktur yang mengintegrasikan ke belakang dapat memiliki
kelebihan dalam hal kontrol kualitas, inovasi produk, waktu respon, dan biaya
produksi.

Di sisi lain, perusahaan memilih strategi integrasi horizontal ketika mereka ingin
memperluas cakupan bisnis mereka dengan memperoleh atau bergabung dengan
perusahaan yang beroperasi dalam tahap yang sama atau sejenis dalam rantai nilai.
Berikut adalah beberapa kondisi di mana perusahaan mungkin memilih strategi
integrasi horizontal:
 Diversifikasi produk: Perusahaan dapat menggunakan strategi integrasi
horizontal untuk memperluas lini produk atau jasa mereka dengan
mengakuisisi atau bergabung dengan perusahaan yang memiliki produk atau
jasa yang berbeda tetapi komplementer.
 Ekonomi skala: Dalam beberapa industri, peningkatan skala produksi dapat
menghasilkan ekonomi skala yang signifikan. Dengan menggabungkan
dengan perusahaan lain dalam industri yang sama, perusahaan dapat mencapai
ukuran yang lebih besar dan memanfaatkan keuntungan dari biaya produksi
yang lebih rendah.
 Penguasaan pasar: Strategi integrasi horizontal juga dapat digunakan untuk
memperoleh pangsa pasar yang lebih besar dengan mengakuisisi pesaing atau
menggabungkan bisnis dengan mereka. Hal ini dapat membantu perusahaan
untuk mengendalikan harga, menarik pelanggan baru, atau menghadapi
persaingan yang lebih baik.
Penting untuk dicatat bahwa pemilihan strategi integrasi vertikal atau horizontal
tergantung pada tujuan bisnis, industri, dan kondisi pasar. Keputusan ini harus
didasarkan pada analisis menyeluruh mengenai manfaat dan risiko yang terkait
dengan setiap strategi serta kemampuan perusahaan untuk mengimplementasikannya
dengan sukses.

2. A. Tingkatan strategi dalam hirarki strategi korporasi terdiri dari strategi korporasi,
strategi bisnis, dan strategi fungsional. Setiap tingkatan strategi memiliki tujuan dan
fokus yang berbeda, tetapi saling terkait untuk mencapai keberhasilan perusahaan
secara keseluruhan.

1) Strategi Korporasi:
Strategi korporasi adalah tingkatan tertinggi dalam hirarki strategi dan
berkaitan dengan pengambilan keputusan yang melibatkan seluruh perusahaan
dan portofolio bisnisnya. Strategi ini ditetapkan oleh manajemen tingkat atas
dan bertujuan untuk membentuk arah jangka panjang perusahaan, menentukan
batasan bisnis, dan mengalokasikan sumber daya secara keseluruhan.
Beberapa aspek strategi korporasi meliputi:

 Portofolio Bisnis: Menentukan jenis bisnis yang akan dimiliki


perusahaan, termasuk akuisisi, divestasi, dan diversifikasi.
 Lokasi Bisnis: Memutuskan di mana perusahaan akan beroperasi
secara geografis, termasuk ekspansi internasional dan lokalisasi.
 Keunggulan Bersaing: Menentukan cara perusahaan akan mencapai
keunggulan kompetitif di pasar, seperti fokus pada kualitas, harga,
inovasi, atau layanan pelanggan.
 Aliansi dan Kerjasama: Membentuk kemitraan strategis atau aliansi
dengan perusahaan lain untuk mencapai tujuan bisnis yang lebih besar.
 Pengelolaan Risiko: Mengidentifikasi dan mengelola risiko yang
berkaitan dengan operasi dan strategi perusahaan.

2) Strategi Bisnis:
Strategi bisnis adalah tingkatan di bawah strategi korporasi dan berkaitan
dengan pengambilan keputusan yang berkaitan dengan setiap bisnis atau unit
bisnis yang dimiliki oleh perusahaan. Strategi ini difokuskan pada bagaimana
mencapai keunggulan kompetitif dalam pasar yang spesifik. Beberapa aspek
strategi bisnis meliputi:
 Segmentasi Pasar: Menentukan segmen pasar yang akan ditargetkan
oleh bisnis atau unit bisnis tertentu.
 Posisi Bersaing: Menentukan cara untuk membedakan produk atau jasa
dari pesaing dan menciptakan nilai tambah bagi pelanggan.
 Rantai Nilai: Mengidentifikasi aktivitas yang memberikan nilai tambah
dalam proses bisnis dan mengoptimalkan operasi perusahaan.
 Pengembangan Produk: Menentukan bagaimana mengembangkan dan
memperkenalkan produk baru ke pasar.
 Pemasaran dan Promosi: Merencanakan strategi pemasaran dan
promosi untuk memperoleh pangsa pasar dan meningkatkan penjualan.

3) Strategi Fungsional:
Strategi fungsional adalah tingkatan terendah dalam hirarki strategi dan terkait
dengan pengambilan keputusan di tingkat fungsi atau departemen dalam
perusahaan, seperti pemasaran, keuangan, produksi, sumber daya manusia,
dan lainnya. Strategi fungsional berfokus pada cara mencapai tujuan dan
mendukung strategi bisnis dan korporasi. Beberapa aspek strategi fungsional
meliputi:
 Pemasaran: Menentukan strategi pemasaran yang mencakup penentuan
harga, penempatan produk, promosi, dan strategi komunikasi.
 Keuangan: Menentukan sumber pendanaan, manajemen arus kas,
pengelolaan aset, dan keputusan investasi.
 Operasional: Mengoptimalkan proses operasional, produksi, dan rantai
pasokan untuk mencapai efisiensi dan kualitas yang lebih baik.
 Sumber Daya Manusia: Mengelola tenaga kerja, rekrutmen, pelatihan,
pengembangan, dan kebijakan kompensasi untuk mendukung tujuan
perusahaan.
 Teknologi Informasi: Merencanakan dan mengimplementasikan sistem
teknologi informasi untuk meningkatkan produktivitas dan mendukung
operasi bisnis.
B. Dalam hirarki strategi korporasi, hubungan antara tiga tingkatan strategi (strategi
korporasi, strategi bisnis, dan strategi fungsional) dapat dijelaskan sebagai berikut:
 Strategi Korporasi dan Strategi Bisnis:
Strategi korporasi berfokus pada pengambilan keputusan tingkat perusahaan
secara keseluruhan. Ini mencakup penetapan visi dan misi perusahaan,
identifikasi portofolio bisnis, alokasi sumber daya, dan penentuan arah jangka
panjang. Strategi korporasi menentukan bagaimana perusahaan akan mencapai
tujuan dan visi yang telah ditetapkan. Dalam konteks ini, strategi bisnis
merupakan implementasi strategi korporasi yang ditujukan untuk mencapai
keunggulan kompetitif dalam setiap bisnis atau unit bisnis yang dimiliki oleh
perusahaan. Strategi bisnis berfokus pada penentuan cara perusahaan akan
bersaing di pasar yang spesifik, termasuk segmentasi pasar, penempatan
produk, strategi harga, dan pengembangan produk. Strategi bisnis harus
sejalan dengan strategi korporasi untuk memastikan bahwa setiap bisnis atau
unit bisnis mendukung tujuan keseluruhan perusahaan.

 Strategi Bisnis dan Strategi Fungsional:


Strategi bisnis menetapkan rencana tindakan untuk setiap bisnis atau unit
bisnis perusahaan. Ini melibatkan pengambilan keputusan tentang bagaimana
mencapai keunggulan kompetitif dan memenangkan pangsa pasar dalam
konteks bisnis yang spesifik. Strategi bisnis memberikan arah untuk
departemen dan fungsi individu dalam perusahaan. Strategi fungsional
berkaitan dengan pengambilan keputusan di tingkat departemen atau fungsi
yang berbeda, seperti pemasaran, keuangan, produksi, sumber daya manusia,
dan lain-lain. Strategi fungsional berfokus pada bagaimana setiap departemen
atau fungsi dapat mendukung dan melaksanakan strategi bisnis yang telah
ditetapkan. Misalnya, strategi bisnis yang mencakup diferensiasi produk
mungkin membutuhkan strategi pemasaran yang kreatif, pengelolaan
keuangan yang efisien, operasi yang handal, dan kebijakan sumber daya
manusia yang mendukung inovasi. Dalam konteks ini, strategi fungsional
harus selaras dengan strategi bisnis untuk mencapai tujuan bisnis yang telah
ditetapkan.

3. Perusahaan memiliki tanggung jawab dalam berbisnis yang meliputi Corporate Social
Responsibility (CSR), Good Corporate Governance (GCG), dan etika bisnis. Berikut
penjelasan dan contohnya:

 Corporate Social Responsibility (CSR):


CSR adalah pendekatan yang diadopsi oleh perusahaan untuk
mempertimbangkan dampak sosial, lingkungan, dan ekonomi dari kegiatan
bisnis mereka. Ini melibatkan upaya perusahaan untuk berkontribusi pada
masyarakat dan lingkungan di sekitarnya. Contoh dari CSR dapat mencakup:

 Program Filantropi: Perusahaan dapat menyumbangkan dana atau sumber


daya untuk mendukung kegiatan sosial seperti pendidikan, kesehatan, atau
pembangunan infrastruktur di komunitas setempat.
 Inisiatif Lingkungan: Perusahaan dapat menerapkan kebijakan dan praktik
yang berkelanjutan, seperti pengurangan emisi gas rumah kaca,
pengelolaan limbah yang baik, atau penggunaan sumber daya alam yang
bertanggung jawab.
 Keterlibatan Komunitas: Perusahaan dapat melibatkan karyawan dalam
kegiatan sukarela atau mendukung organisasi lokal untuk meningkatkan
kesejahteraan komunitas.

 Good Corporate Governance (GCG):


GCG adalah kerangka kerja yang mengatur bagaimana perusahaan
dioperasikan dan dikelola secara etis, transparan, dan akuntabel. GCG
bertujuan untuk memastikan bahwa perusahaan menjalankan tata kelola yang
baik, menjaga kepentingan pemegang saham, dan menjaga integritas
organisasi. Contoh dari GCG meliputi:

 Transparansi dan Pengungkapan: Perusahaan harus mengungkapkan


informasi yang relevan secara jujur dan akurat kepada para pemangku
kepentingan, termasuk laporan keuangan, kebijakan, dan praktik
operasional.
 Dewan Direksi yang Efektif: Perusahaan harus memiliki dewan direksi
yang independen, kompeten, dan bertanggung jawab dalam mengambil
keputusan strategis dan mengawasi manajemen perusahaan.
 Perlindungan Hak Pemegang Saham: Perusahaan harus memastikan
perlindungan hak pemegang saham dan memberikan akses yang setara
terhadap informasi dan partisipasi dalam keputusan perusahaan.

 Etika Bisnis:
Etika bisnis melibatkan perilaku yang etis dan prinsip moral dalam semua
aspek kegiatan perusahaan. Hal ini mencakup perlakuan yang adil terhadap
karyawan, pelanggan, mitra bisnis, dan masyarakat luas. Contoh dari etika
bisnis meliputi:

 Keadilan dan Kesetaraan: Perusahaan harus memastikan perlakuan yang


adil terhadap semua karyawan tanpa diskriminasi, serta menghormati hak
asasi manusia dan kebebasan individu.
 Integritas dan Kepatuhan: Perusahaan harus beroperasi dengan integritas
tinggi, menjalankan praktik bisnis yang jujur, dan mematuhi hukum dan
peraturan yang berlaku.
 Tanggung Jawab Produk: Perusahaan harus memastikan produk dan
layanan yang aman, berkualitas, dan memenuhi harapan pelanggan.

4. Faktor Pengembangan Sumber Daya Manusia & Organisasi:


Faktor pengembangan sumber daya manusia dan organisasi berkaitan dengan aspek-
aspek terkait karyawan, keterampilan, budaya perusahaan, kepemimpinan, dan
struktur organisasi. Hal ini mencakup:
 Rekrutmen dan Seleksi: Memastikan perusahaan memiliki karyawan yang
berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan strategis perusahaan.
 Pelatihan dan Pengembangan: Mengembangkan karyawan melalui pelatihan,
pembinaan, dan pengembangan keterampilan agar mereka memiliki
kompetensi yang diperlukan untuk menerapkan strategi dengan sukses.
 Motivasi dan Keterlibatan: Membangun budaya kerja yang memotivasi
karyawan, memberikan insentif yang sesuai, serta melibatkan mereka dalam
pengambilan keputusan dan pelaksanaan strategi.
 Pengelolaan Kinerja: Menerapkan sistem pengelolaan kinerja yang efektif
untuk mengukur, memberikan umpan balik, dan meningkatkan kinerja
karyawan.
 Pengembangan Kepemimpinan: Membangun kepemimpinan yang kuat dan
efektif untuk memimpin dan menginspirasi karyawan dalam mencapai tujuan
strategis.
Faktor Sistem:
Faktor sistem mencakup infrastruktur, proses, dan alat yang digunakan dalam
pelaksanaan strategi. Faktor ini melibatkan:
Sistem Informasi: Memiliki sistem informasi yang memadai untuk mengumpulkan,
menyimpan, dan mengelola data dan informasi yang relevan dengan pelaksanaan
strategi.
 Sistem Pengendalian: Memiliki mekanisme pengendalian yang efektif untuk
memantau dan mengevaluasi pelaksanaan strategi serta mengidentifikasi
permasalahan atau deviasi yang mungkin terjadi.
 Proses Bisnis: Mengidentifikasi dan merancang proses bisnis yang efisien dan
efektif untuk mencapai tujuan strategis dengan mengurangi biaya,
meningkatkan kualitas, dan mengoptimalkan operasi perusahaan.
 Kolaborasi dan Koordinasi: Membangun sistem kolaborasi dan koordinasi
yang baik antara departemen dan tim kerja untuk memastikan sinergi dalam
pelaksanaan strategi.
 Pengukuran dan Pelaporan: Mengembangkan metrik dan indikator kinerja
yang relevan untuk mengukur kemajuan dan hasil dari implementasi strategi,
serta menyediakan pelaporan yang transparan kepada para pemangku
kepentingan.
KASUS

Perspektif Sasaran Strategis KPI Target

Meningkatkan Revenue Revenue (Rp Juta) 15.000


Financial
Meningkatkan Net Profit Profitability (Rp Juta) 60.000

Mempertahankan dan
Meningkatkan Loyalitas Percentage of loyal customer
Pelanggan (%) 60
Customer
Memperluas pangsa
pasar Market share per product (%) 50

Meningkatkan suatu
produk Jumlah yang diharapkan 8/10
Business
Process
Meningkatkan service Permasalahan yang terselesaikan
quality dari keluhan konsumen 8/10

Menciptakan attitude dan


komunikasi yang bai Penyelesaian sistem manajemen
kantar karyawan baru (%) 90

Learning Meningkatkan
produktivitas karyawan Employee productivity index 7

Trainin insentif tim Pelatihan insentif pada


operasional karyawan 3 hari / minggu

Anda mungkin juga menyukai