Anda di halaman 1dari 6

BAB II

KONSEP DASAR MANAJEMEN STRATEGI

2.1. Konsep Dasar Manajemen Strategi


Model Bisnis adalah Konsepsi manajerial tentang bagaimana serangkaian
proses strategi yang dijalankan harus terintegrasi sebagai satu kesatuan yang
menyeluruh untuk mencapai profitabilitas da pertumbuhan laba yang superior.
Suatu perusahaan dikatakan memiliki keunggulan bersaing atas perusahaan
pesaingnya bilamana profitabilitas dan pertumbuhan labanya lebih besar dari pada
profitabilitas dan pertumbuhan laba perusahaan lain yang bersaing pada
sekumpulan pelanggan yang sama. Suatu perusahaan memiliki keunggulan
bersaing berkelanjutan bilamana strategi dapat mempertahankan profitabilitas di
atas rata-rata selama beberapa tahun. Dengan demikian, perusahaan yang memiliki
keunggulan bersaing berkelanjutan kemungkinan akan memperoleh pangsa pasar
lebih besar dari pada para pesaingnya dan pertumbuhan labanya lebih cepat dari
pada pesaingnya di dalam industri. Bilamana perusahaan ingin membangun loyalitas
pelanggan dan mempertahankan keunggulan bersaingnya atas perusahaan pesaing
di dalam industri, maka terdapat lima pendekatan stratefi bisnis yang sering
digunakan dan dapat diandalkan untuk memenangkan persaingan yaitu :
2.1.1. Strategi penyeia biaya rendah (A low cost provider strategy), strategi
kepemimpinan biaya atas pesaing di dalam industri. Strategi penyedia
biaya rendah dapat menghasilkan keunggulan bersaing yang tahan
lama bilamana pesaingnya merasa sulit untuk menerapkan strategi
kepemimpinan biaya rendah.
2.1.2. Strategi diferensiasi yang luas (A broad differentiation strategy), strategi
untuk membedakan produk atau jasa dengan cara lebih menarik bagi
banyak pembeli dibanding dari pesaingnya di dalam industri. Salah satu
cara yang dilakukan oleh perusahaan untuk mempertahankan
keunggulan bersaing adalah melakukan inovasi terhadap produk yan di
tawarkan agar pesaing sulit untuk menirunya.
2.1.3. Strategi fokus biaya rendah (A focused low cost strategy), strategi
yang berkosentrasi pada segmen pembeli yang sempit (ceruk pasar)
dengan kepemimpinan biaya lebih rendah dari pesaing di dalam segmen
yang dilayani. Dengan strategi ini, perusahaan mampu melayani
pelanggan di dalam segmen (ceruk pasar) dengan harga lebih rendah.
2.1.4. Strategi diferensiasi terfokus (A focused differentiation strategy),
strategi yang berkosentrasi pada segmen pembeli yang sempit (ceruk
pasar) dan bersaing dengan menawarkan atribut khusus bagi pelanggan
sesuai dengan keinginannya dan atribut khusus yang ditawarkan lebih
baik dari pesaingnya.
2.1.5. Strategi penyedia biaya terbaik (A best cost provider strategy), strategi
yang memberikan nilai lebih kepada pelanggan dengan menawarkan
berbagi fitur, kualitas, kinerja serta atribut layanan. Pendekatan ini
disebut strategi hibrida yang menggabungkan strategi penyedia biaya
rendah dengan strategi diferensiasi. Tujuannya adalah untuk memiliki
biaya yang lebih rendah dari pesaing dan menawarkan atribut produk
yang lebih baik dari pesaing.

2.2. Pengertian Manajemen Strategi


Manajemen Strategi adalah serangkaian keputusan dan tindakan manajerial
yang menghasilkan formulasi, implementasi, dan evaluasi strategi yang dirancang
untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Manajemen strategik menekankan pada
pengamatan dan audit peluang dan ancaman lingkungan eksternal dengan melihat
kekuatan dan kelemahan internal perusahaan. Di samping itu, manajemen strategik
berfokus pada pengintegrasian sumber daya dan kapabilitas, melalui fungsi-fungsi
yang terdapat di dalam organisasi perusahaan, yaitu :
2.2.1. Manajemen sumber daya manusia, pemasaran, produksi dan operasi,
keuangan dan akuntansi , penelitian dan pengembangan, serta sistem
informasi untuk mencapai kinerja perusahaan.
2.2.2. Manajemen Strategik meliputi proses analisis lingkungan, perumusan
strategi, (perencanaan strategik atau perencanaan jangka
panjang),implementasi strategi, serta evaluasi dan pengendalian.

2.3. Proses Manajemen Strategi


Proses manajmen strategik adalah serangkaian keputusan dan tindakan yang
diperlukan oleh perusahaan untuk mencapai kinerja superior dan daya saing strategi
yang menghasilkan laba diatas rata-rata. Input strategis yang relevan berasal dari
analisis lingkungan eksternal dan lingkungan internal, yang diperlukan untuk
formulasi dan implementasi startegi yang efektif. Selanjutnya tindakan strategik
yang efektif adalah prasyarat untuk dapat mencapai hasil yang diinginkan bagi
keunggulan bersaing perusahaan untuk memperoleh laba diatas rata-rata. Oleh
karena itu, proses manajemen strategik digunakan untuk mencocokkan kondisi
pasar dan struktur persaingan yang selalu berubah dengan sumber daya, kapabilitas
dan kompetensi khusus sebagi sumber input strategik perusahaan yang terus
menerus berkembang. Tindakan strategik efefktif yang dilakukan dalam konteks
formulasi strategik yang diintegrasikan dengan cermat akan menghasilkan output
strategik yang diinginkan.
Pada strategik tingkat perusahaan, proses manajemen strategik meliputi
aktivitas-aktivitas mulai dari analisis lingkungan sampai pada evaluasi kinerja.
Manajemen melakukan analisis lingkungan eksternal untuk melihat kesempatan dan
ancaman dan analisis lingkungan internal untuk melihat kekuatan dan kelemahan.
Faktor-faktor yang paling penting untuk masa depan perusahaan disebut faktor-
faktor strategik dan diringkas dengan singkatan S.W.O.T. yang berarti Strengths
(kekuatan), Weaknesses (kelemahan), Opportunities (kesempatan), dan Threats
(ancaman). Secara umum tujuan dari analisis S.W.O.T. adalah untuk menciptakan,
menegaskan, atau menyempurnakan model bisnis spesifik perusahaan yang akan
menyelaraskan, menyesuaikan, atau mencocokkan sumber daya dan kapabilitas
perusahaan dengan tuntutan lingkungan eksternal dimana perusahaan beroperasi.
Setelah mengidentifikasi faktor-faktor strategik sebagi proses awal dari proses
menajemen strategik, manajemen mengevaluasi interaksinya dan menentukan visi
dan misi perusahaan yang sesuai. Langkah pertama dalam formulasi strategi adalah
pernyataan visi dan misi, yang berperan penting dalam menentukan tujuan,
strategik, dan kebijakan perusahaan. Kemudian perusahaan mengimplementasi
strategi dan kebijakan dengan mengembangkan desain struktur organisasi, dan
tatakelola perushaan, melalui aktivitas pelaksanaan program, angaran, dan
prosedur. Akhirnya, evaluasi kinerja dan umpan balik untuk memastikan tepatnya
pengendalian aktivitas perusahaan. Proses manajemen styrategik bersifat dinamis
dan berkelanjutan. Perubahan pada salah satu dari komponen utama dalam model
mengakibatkan perubahan pada komponen lain.. oleh karena itu, aktivitas formulasi,
implementasi, dan evaluasi strategik tidak hanya dilakukan pada akhir tahun saja,
namun sebaiknya dilakukan berdasarkan perencanaan yang berkelanjutan.

2.4. Pengujian Strategi Menang


Terdapat tiga pengujian (test) yang dapat digunakan untuk menentukan
apakah strategi perusahaan adalah strategi yang menang, adalah sebagai berikut :
2.4.1. Uji kesesuaian (the fit test). Seberapa baik strategi sesuai dengan
situasi perusahan ? untuk menentukan syarat sebagai strategi
pemenangm strategi harus disesuaikan dengan kondisi industri dan
persainganpeluang pasar terbaik bagi perusahaan, dan aspek terkait
lainnya dari lingkungan bisnis dimana perusahaan beroperasi. Strategi
yang menang adalah strategi dapat bekerja dengan baik yang
menunjukkan kesesuaian antara lingkungan eksternal dan kondisi pasar
dengan sumber daya perusahaan dan kemampuan bersaing
perusahaan yang di dukung oleh seperangkat aktivitas fungsional yang
saling melengkapi, yaitu aktivitas manajemen rantai pasokan.
Selanjutnya, strategi yang menang menunjukkan kesesuaian yang
dinamis dalam arti bahwa strategi tersebut berkembang dari waktu ke
waktu dengan cara mempertahankan keselarasan dan efektifitas sesuai
dengan kondisi perusahaan, bahkan ketika kondisi lingkungan eksternal
dan internal perusahaan berubah.
2.4.2. Uji keunggulan bersaing ( The Competitive advantage test). Apakah
strategi membantu perusahaan mencapai keunggulan bersaing yang
berkelanjutan ? strategi yang menang memungkinkan perusahaan untuk
mencapai keunggulan bersaing dibanding denga pesaing utama dalam
jangka panjang. Bilamana perusahaan memiliki keunggulan bersaing,
kemungkinan akan memperoleh pangsa pasar lebih besar dari
pesaingnya dan menghasilkan pertumbuhan laba lebih tinggi dari
pesaingnya. Perusahaan dikatakan memiliki keunggulan bersaing atas
perusahaan saingannya, ketika profitabilitasnya lebih besar dari pada
profitabilitas rata-rata dan pertumbuhan laba dari prusahaan lain yang
bersaing untuk sekumpulan pelanggan yang sama. Suatu perusahaan
memiliki keunggulan bersaing yang berkelanjutan, bilamana strateginya
memungkinkan mempertahankan profitabilitas diatas rata-rata diatas
beberapa tahun.
2.4.3. Uji kinerja ( The Performance Test). Apakah strategi menghasilkan
kinerja yang baik ? strategi yang menang ditandai dengan kinerja
perusahaan yang kuat. Terdapat dua indikator kinerja yang dapat
digunakan untuk mengetahui startegi perusahaan yang menang, yaitu :
a. Posisi pasar dan kemampuan bersaing, dan
b. Profitabilitas dan pertumbuhan laba diatas rata-rata pesaing.

2.5. Tingkatan Manajemen Strategi


Strategi dan hierarki pengambilan keputusan dalam suatu perusahaan
biasanya terdiri dari dua tingkatan pada perusahaan yang hanya beroperasi pada
bisnis tunggal, tetapi pada perusahaan yang beroperasi pada muti bisnis mempunyai
3 tingkatan strategik dan hierarki pengambilan keputusan.
1. Strategik Korporasi menggambarkan arah perusahaan secara
keseluruhan. Pada puncak hierarki terletak tingkatan korporasi atau
perusahaan yang terdiri dari pejabat eksekutif utama (cheif executive
officer), dewan direksi ( board of directors), eksekutif senior (senior
executive), serta pejabat adminstrasi (administrative officer). Peran para
manajer tingkatan korporasi adalah untuk mengawasi pengembangan
strategi seluruh perusahaan, menentukan bisnis apa yang harus dilakukan,
mengalokasikan sumber daya di anatara beberapa bisnis yang berbeda,
merumuskan dan melaksanakan strategi pada tingkat perusahaan,
bertangungjawab atas kinerja keuangan, memperkuat citra dan memenuhi
tanggungjawab sosial perusahaan. Pada suatu perusahaan multi bisnis,
eksekutif tingkat korporasi menentukan biang-bidang usaha (bsinis) yang
dikelola oleh perusahaan, merumuskan strategi yang mencakup bidang
kegiatan dan bidang fungsional dari bisnis tersebut. Para menajer strategik
tingkat korporasi berusaha memanfaatkan kompetensi khusus perusahaan
dengan menerapkan ancangan porfolio dalam mengelola binisnya dengan
mengembangkan rencana jangka panjang. Peran utama menajer pada
tingkat korporasi khusunya CEO adalah menjaga hubungan dengan
memegang saham yang mengawasi pengembangan strategi perusahaan,
dan bertanggungjawab dalam menjalankan strategi perusahaan dan bisnis
dengan memastikan bahwa strategi tersebut konsistendengan tujuan
memaksimalkan profitabilats dan pertumbuhan laba dari waktu ke waktu.
2. Strategik Bisnis, disebut juga strategi bersaing, pada umumnya
dirumuskan pada tingkatan devisi perusahaan yang menekankan pada
perbaikan posisi persaingan produk dan jasa perusahaan dalam industri
tertentu atau segmen pasar yang dilayani oleh devisi tersebut. Hierarki
pengambilan keputusan terletak pada tingkat bisnis, utamanya para
manajer tingkat bisnis dan kepala divisi. Para manajer ini harus
menerjemahkan pernyataan umum rumusan strategi dan keinginan yang
dihasilkan pada tingkat korporasi di dalam menentukan sasaran dan
strategi yang konkret untuk masing-masing divisi. Pada dasarnya, para
manajer strategik tingkat bisnis menentukan bagaimana perusahaan akan
bersaing diarena pasar pruduk (product market) atau pada persiangan
dalam industri tertentu. Manajer pada tingkat bisnis berusaha
mengidentifikasi dan mengamanakan segmen-segmen pasar yang paling
prospektif dalam arena tersebut. Segmen tersebut, merupakan bagian dari
pasar total yang dapat dikuasai dalam industri dalam mencapai umggulan
bersaing.
3. Strategi Fungsional menekankan pada produktivitas sumber daya dan
kapabilitas perusahaan untuk mengembangkan strategi fungsional pada
masing-masing fungsi dan membantu memenuhi tujuan strategik yang
ditetapkan oleh manajer umum tingkat bisnis dan korporasi. Manajer
tingkat fungsional bertanggung jawab atas fungsi atau operasi bisnis
tertentu. Hierarki pengambilan keputusan pada tingkatan fungsional terdiri
dari manajer produk, wilayah, dan funsional. Para manajer manyusun
sasaran tahunan dan strategi jangka pendek pada funsi-fungsi; REndD,
produksi dan operasi, keuangan, pemasaran, dan sumber daya manusia,
dan lainya. Manajer fungsional menyediakan sebagian besar informasi
yang memungkinkan manajer bisnis dan perusahaan untuk merumuskan
strategi yang realistis dan manajer fungsional bertanggung jawab untuk
melaksanakan strategi tersebut, pada masing- masing fungsi didalam
perusahaan.

Para manajer pada semua tingkatan strategi merupakan tonggak utama dalam
proses pembuatan strategi, dan bertanggung jawab untuk merumuskan dan
menerapkan strategi dalam mencapai kinerja superior dan menerapkan strategi
dalam mencapai kinerja superior dan keunggulan bersaing. Pada perusahaan bisnis
tunggal terdapat dua tingkatan manajer, yaitu manajer umum pada tingkat korporasi
atau divisi yang bertanggung jawab atas arah dan kebijakan perusahaan untuk
mencapai kinerja yang superior dan kunggulan bersaing. Manajer pada tingkatan
fungsional bertanggung jawab untuk mengawasi fungsi tertentu, yaitu; RandD,
produksi dan operasi, keuangan, pemasaran, teknologi informasi, dan lainya.
Sementara itu, perusahaan multibisnis terdapat tiga tingkatan strategi, yaitu tingkat
korporasi, tingkat bisnis (divisi), dan tingkat funsional dengan membentuk hierarki
strategi dalam suatu perusahaan. Strategi-strategi tersebut saling berntegrasi dan
berkelanjutan serta diintegrasikan dengan baik agar tujuan perusahaan dapat
tercapai.
Dalam praktik, palaksanaan secara khusus setiap hierarki pertanggung
jawaban para manajer pada pertanggung jawaban para manajer pada tingkatan
strategi sangat bervariasi dari satu perusahaan dengan perusahaan lainya,yakni:
Perencanaan strategik dari atas-ke bawah (top-down), dimana manajeman
tingkatan korporasi menetapkan proses perumusan strategi dan mengizinkan setiap
divisi dan fungsional untuk merumuskan strategi mereka sendiri sebagai cara untuk
melaksanakan strategi tingkatan korporasi.
Perencanaan strategik dari bawah – ke atas (bottom-up) di mana usulan
strategi dari unit/ divisi dan fungsional mengawali proses perumusan strategi.
perumusan strategi dimulai dari tingkatan fungsional, ke tingkatan divisi, dan
selanjutnya ke tingkatan korporasi. Alasan penggunaan perencanaan strategik
bottom-up, karena menggunakan divisi otonomi sebagai pusat pertanggung jawaban
laba (profit center).
Perencanaan strategik secara interaktif, pendekatan ini menekankan pada
fakta bahwa pada umumnya perusahaan, sumber proses perumusan srategi
dianggap tidak sepenting hasil interaktif antar tingkatan. Pendekatan tersebut
melibatkan berbagai negosiasi antara tingkatan dalam hierarki, sehingga berbagai
tujuan, strategi, kebijakan, dan program saling menguatkan. Dengan demikian,
pendekatan ini mencerminkan proses penyesuaian yang berkelanjutan antara
perumusan dan pelaksanaan strategi di setiap tingkatan.

Anda mungkin juga menyukai