Para manajer pada semua tingkatan strategi merupakan tonggak utama dalam
proses pembuatan strategi, dan bertanggung jawab untuk merumuskan dan
menerapkan strategi dalam mencapai kinerja superior dan menerapkan strategi
dalam mencapai kinerja superior dan keunggulan bersaing. Pada perusahaan bisnis
tunggal terdapat dua tingkatan manajer, yaitu manajer umum pada tingkat korporasi
atau divisi yang bertanggung jawab atas arah dan kebijakan perusahaan untuk
mencapai kinerja yang superior dan kunggulan bersaing. Manajer pada tingkatan
fungsional bertanggung jawab untuk mengawasi fungsi tertentu, yaitu; RandD,
produksi dan operasi, keuangan, pemasaran, teknologi informasi, dan lainya.
Sementara itu, perusahaan multibisnis terdapat tiga tingkatan strategi, yaitu tingkat
korporasi, tingkat bisnis (divisi), dan tingkat funsional dengan membentuk hierarki
strategi dalam suatu perusahaan. Strategi-strategi tersebut saling berntegrasi dan
berkelanjutan serta diintegrasikan dengan baik agar tujuan perusahaan dapat
tercapai.
Dalam praktik, palaksanaan secara khusus setiap hierarki pertanggung
jawaban para manajer pada pertanggung jawaban para manajer pada tingkatan
strategi sangat bervariasi dari satu perusahaan dengan perusahaan lainya,yakni:
Perencanaan strategik dari atas-ke bawah (top-down), dimana manajeman
tingkatan korporasi menetapkan proses perumusan strategi dan mengizinkan setiap
divisi dan fungsional untuk merumuskan strategi mereka sendiri sebagai cara untuk
melaksanakan strategi tingkatan korporasi.
Perencanaan strategik dari bawah – ke atas (bottom-up) di mana usulan
strategi dari unit/ divisi dan fungsional mengawali proses perumusan strategi.
perumusan strategi dimulai dari tingkatan fungsional, ke tingkatan divisi, dan
selanjutnya ke tingkatan korporasi. Alasan penggunaan perencanaan strategik
bottom-up, karena menggunakan divisi otonomi sebagai pusat pertanggung jawaban
laba (profit center).
Perencanaan strategik secara interaktif, pendekatan ini menekankan pada
fakta bahwa pada umumnya perusahaan, sumber proses perumusan srategi
dianggap tidak sepenting hasil interaktif antar tingkatan. Pendekatan tersebut
melibatkan berbagai negosiasi antara tingkatan dalam hierarki, sehingga berbagai
tujuan, strategi, kebijakan, dan program saling menguatkan. Dengan demikian,
pendekatan ini mencerminkan proses penyesuaian yang berkelanjutan antara
perumusan dan pelaksanaan strategi di setiap tingkatan.