NIM : B.131.18.0318
BAB V
Balance Scorecard
Balanced scorecard merupakan sebuah teknik evaluasi dan pengendalian strategi. Dinamakan
balanced scorecard karena keyakinan mengenai kebutuhan perusahaan untuk
menyeimbangkan ukuran-ukuran financial yang sering kali secara eksklusif digunakan dalam
evaluasi dan pengendalian strategi dengan berbagai ukuran nonfinansial seperti kualitas
produk dan layanan konsumen. Sebuah balanced scorecard yang efektif mencakup gabungan
antara tujuan strategis dan tujuan keuangan yang dipilih secara cermat dan disesuaikan
dengan bisnis yang dijalankan perusahaan. Tujuan umum balanced scorecard adalah
menyeimbangkan tujuan pemegang saham dengan tujuan konsumen dan operasional.
Jenis-Jenis Strategi
Sistem Integrasi
Integrasi ke depan, integrasi ke belakang, dan integrasi horizontal terkadang mengacu pada
strategi vertical. Strategi integrasi vertical memungkinkan perusahaan untuk mendapatkan
control atas distributor, pemasok, dan pesaing. Strategi integrasi adalah strategi yang
menyatukan beberapa rentang bisnis mulai dari hulu, jaringan pemasok hingga hilir, jaringan
distributor serta secara horisontal kearah pesaing. Strategi integrasi ada 3 bentuk yaitu:
strategi integrasi ke depan, strategi integrasi ke belakang, strategi integrasi horizontal.
Seringkali secara keseluruhan strategi ini disebut sebagai strategi integrasi vertical yang
dijalankan untuk memperoleh kendali atas distributor, pemasok, dan pesaing.
Strategi Intensif
Penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk mengacu sebagai intensif,
karena mereka mensyaratkan usaha intensif jika posisi bersaing perusahaan dengan produk
yang ada ingin dikembangkan. Strategi Intensif adalah strategi yang dijalankan dengan
berbagai usaha yang intensif untuk meningkatkan posisi kompetitif perusahaan dengan
produk yang sudah ada.
Strategi Diversifikasi
Strategi ini adalah strategi yang membuat kelompok usaha baru namun tidak sejenis dengan
jenis usaha sebelumnya ( beda sektor ) sebagai usaha pengembangan perusahaan . Strategi ini
dinilai kompleks karena usaha yang bergerak pada sektor yang beragam sulit untuk dikelola .
Pada 1960-an dan 1970-an strategi ini populer digunakan karena setiap perusahaan ingin
semaksimal mungkin agar tidak tergantung pada satu jenis usaha saja , tapi konsep ini surut
pada dekade 1980-an .
Strategi Defensif
Pada prinsipnya strategi ini ditujukan untuk mempertahankan eksistensi perusahaan dari
semakin ketatnya persaingan bisnis dan berbagai ketidakpastian eksternal yang sulit dikontrol
dan diprediksi. Biasanya strategi ini digunakan ketika dalam suasana krisis. Oleh karena itu
strategi ini sering disebut juga Survival Strategy .
Tipe 3: Diferensiasi
Strategi kepemimpinan biaya type 1 atau type 2 akan sangat efektif dalam kondisi-kondisi
sebagai berikut:
1. Ketika persaingan harga antara para pesaing sangat kuat
2. Ketika produk dari penjual pesaing identic dan pemasok telah dari beberapa penjual
3. Ketika ada beberapa cara untuk memperoleh diferensiasi produk yang memiliki nilai
untuk pembeli
4. Ketika sebagian besar pembeli menggunakan produk dalam cara yang sama
5. Ketika pembeli dikenakan biaya rendah dalam menukar pembelian mereka dari satu
penjual ke penjual lain
6. Ketika jumlah pembeli besar dan memiliki kekuatan signifikan untuk menawar harga
agar turun
7. Ketika pendatang baru di industri menggunakan harga pengenalan yang rendah untuk
menarik pembeli dan membangun basis pelanggan
Strategi diferensiasi type 3 akan sangat efektif dalam kondisi-kondisi sebagai berikut:
1. Ketika ada banyak jalan untuk mendiferensiasi produk atau jasa dan banyak pembeli
memandang perbedaan ini sebagai sesuatu yang bernilai
2. Ketika kebutuhan dan penggunaan pembeli beragam
3. Ketika tidak banyak perusahaan pesaing yang mengikuti pendekatan diferensiasi
serupa
4. Ketika perubahan tekhnologi berlangsung cepat dan kompetisi terjadi di seputar fitur-
fitur produk yang berubah dengan cepat
Strategi focus type 4 atau type 5 bisa sangat menarik dalam kondisi-kondisi sebagai berikut:
Usaha Patungan (Joint venture) adalah strategi popular yang dijalankan manakala dua
atau lebih perusahaan membentuk sebvah persekutuan atau perkongsian sementara untuk
menindaklanjuti peluang tertentu. Jenis hubungan kerjasama (cooperative arrangements)
yang lain meliputi kemitraan penelitian dan pengembangan, kesepakatan lintas distribusi,
kesepakatan lintas lisensi, kesepakatan lintas manufaktur, dan konsorsium penawaran
bersama.
Merger / Akuisisi
Merger dan akuisisi merupakan dua cara yang lazim dipakai untuk menjalankan
strategi. Merger terjadi manakala dua organisasi yang berukuran kurang lebih sama bersatu
untuk membangun satu unit usaha. Akuisisi (acquisition) terjadi ketika sebuah organisasi
yang besar membeli (mengakuisisi) suatu perusahaan yang lebih kecil atau sebaliknya. Ketika
merger atau akuisisi tidak diinginkan oleh kedua belah pihak, maka dapat disebut
pengambilalihan (takeover) atau pengambilalihan secara paksa/sepihak (hostile takeover).
Sebaliknya jika diinginkan kedua pihak, akuisisi diistilahkan sebagai merger yang bersahabat
(friendly merger)
Pengalih kontrakkan
Alih kontrak proses bisnis (business-process outsourcing – BPO) adalah bisnis baru yang
berkembang dengan pesat yang melibatkan tindakan suatu perusahaan untuk mengambil alih
operasi-operasi fungsional seperti sumberdaya manusia, system informasi, penggajian,
akuntansi, layanan konsumen, dan bahkan pemasaran dari perusahaan lain.
Banyak organisasi nirlaba dan organisasi pemerintah memiliki kinerja yang lebih baik
dibandingkan perusahaan dan koorporasi swasta dalam hal inovasi,motivasi,produktivitas,dan
manajemen strategis.Dibandingkan dengan perusahaan berorientasi laba,organisasi nirlaba
dan organisasi pemerintah mungkin sepenuhnya bergantung pada pendanaan dari
luar.terutama untuk organisasi semacam ini,manajemen strategis menyediakan sarana yang
tepat untuk mengembangkan serta menjustifikasi permintaan bantuan financial yang
dibutuhkan.
Institusi Pendidikan
Organisasi Medis
Badan dan Departemen Pemerintah