Anda di halaman 1dari 6

Nama : Prananda Kusumaningtyas

NIM : B.131.18.0318

Mata Kuliah : Manajemen Strategik

Dosen Pengampu : Prof. Dr. Ir. Hj. Kesi Widjajanti, SE,MM

BAB VI

FORMULASI STRATEGI

Analisis dan Memilih Strategi

Karakterisitik dari Analisis dan Pilihan Strategi

Analisis dan pilihan strategi melakukan pencarian untuk menentukan Tindakan alternatif

yang paling memungkinkan perusahaan untuk mendapatkan tujuan dan misinya. Strategi

perusahaan, tujuan, visi, dan misi saat ini bersama dengan informasi audit internal dan

eksternal, memberikan dasar untuk membuat dan mengevaluasi strategi alternatif yang layak.

Proses Membuat dan Memilih Strategi

Penyusun strategi tidak perlu mempertimbangkan semu aalternatif yang layak yang dapat

bermanfaat bagi perusahaan, karena tidak terbatasnya tindakan yang mungkin dilakukan serta
cara-cara mengimplementasikan ini. Oleh karena ini, seperangkat strategi alternatif yang

menarik harus dikembangkan. Keuntungan, kelemahan, trade off, biaya, dan manfaat dari

strategi-strategi ini sebaiknya ditentukan. Bagian ini mendiskusikan proses yang digunakan

oleh banyak perusahaan untuk menentukan strategi alternatif yang tepat. Rekomendasi

(strategi terpilih untuk diikuti) berasal dari strategi alternatif yang diformulasikan.

Strategi Komprehensif

Teknik-teknik perumusan strategi yang penting dapat diintegrasikan ke dalam kerangka

pengambilankeputusan tiga tahap seperti ditunjukkan dalam gambar di bawah ini:

Tahap 1 dari kerangka perumusan terdiri atas Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (External

Faktor Evaluation- EFE), Matriks Evaluasi Faktor Internal (Internal Faktor Evaluation- IFE)

dan Matriks Profil Kompetitif (Competitive Profile Matrix).

Tahap 1, tahap input (input stage), berisi informasi input dasar yang dibutuhkan untuk

merumuskan strategi. Tahap 2, tahap pencocokan (matching stage), berfokus pada penciptaan

strategi alternatif yang masuk akal dengan memperhatikan faktor-faktor eksternal dan internal

utama. Teknik-teknik tahap dua meliputi: Matriks Kekuatan-Kelemahan-Peluang-Ancaman

(Strength,Weaknesses, Opportunities and Treat-SWOT), Matriks Posisi Strategi dan Evaluasi

Tindakan (Strategic Posisition and Action Evalualtion-SPACE), Matriks Boston Consulting

Group (BCG), Matriks Internal-Eksternal (Internal-Eksternal-IE) dan Matriks Strategi Besar

(Grand Strategy Matrix).

Tahap 3, tahap keputusan (decision stage), melibatkan satu teknik saja, Matriks Perencanaan

Strategi Kuantitatif (Quantitative Strategic Planning Matrix- QSPM).


Tahap Input

Alat input mensyaratkan penyusun strategi untuk mengkuantifikasi secara subjektif selama

tahap-tahap awal proses formulasi strategi. Membuat keputusan kecil dalam matriks input

terkait kepentingan relative faktor internal dan eskternal memungkinkan penyusun strategi

membuat dan mengevaluasi strategi alternatif secara lebih efektif. Penilaian intuitif yang baik

selalu dibutuhkan dalam menentukan bobot dan peringkat yang sesuai.

Tahap Pencocokan

Strategi seringkali didefinisikan sebagai pencocokan yang dibuat suatu organisasi antara

sumberdaya dan keterampilan internalnya serta peluang dan resiko yang diciptakan oleh

faktor-faktor eksternal.Tahap pencocokan dari kerangka perumusan strategi terdiri atas lima

teknik yang dapat digunakan dengan urutan manapun: Matriks SWOT, Matriks SPACE,

Matriks BCG, Matriks IE dan Matriks Strategi Besar.

Alat-alat ini bergantung pada informasi yang diperoleh dari tahap input untuk memadukan

peluang dan ancaman eksternal dengan kekuatan dan kelemahan internal. Mencocokkan

(matching) faktor-faktor keberhasilan penting eksternal dan internal merupakan kunci untuk

menciptakan strategi alternatif yang masuk akal. Setiap organisasi, apakah militer,

berorientasi produk, berorientasi jasa, pemerintahan, atau bahkan olah raga, harus

mengembangkan dan menjalankan strategi yang tepat agar berhasil. Serangan yang bagus
tanpa pertahanan yang baik, atau sebaliknya, biasanya mengakibatkan kekalahan.

Mengembangkan gagasan yang memanfaatkan kekuatan untuk menangkap peluang dapat

dianggap sebuah serangan, sementara strategi yang dirancang untuk memperbaiki kelemahan

sembari menghindar dari ancaman bisa diistilahkan sebagai pertahanan. Setiap organisasi

memiliki peluang dan ancaman ekternal serta kekuatan dan kelemahan internal yang dapat

dipelajari untuk merumuskan strategi alternatif yang masuk akal.

Tahap Keputusan

Analisis dan intuisi memberikan dasar untuk membuat keputusan formulasi strategi. Teknik-

teknik pencocokan yang baru saja didiskusikan mengungkapkan strategi alternatif yang

layak. Banyak dari strategi ini yang diajukan oleh para manajer dan karyawan yang

berpartisipasi dalam analisis strategi dan aktivitas pemilihan . Beberapa strategi tambahan

yang dihasilkan dari analisis-analisis pencocokan dapat didiskusikan dan ditambahkan pada

daftar opsi alternatif yang layak.

Aspek Budaya dalam Pemilihan Strategi

Semua organisasi memiliki budaya. Budaya (culture) ini mencakup serangkaian nilai,

keyakinan, sikap, kebiasaan, norma, kepribadian, dan pemujaan bersama yang

menggambarkan perusahaan. Merupakan hal yang menguntungkan melihat manajemen

strategis dari perspektif budaya karena keberhasilan seringkali bergantung pada seberapa

besar dukungan yang diperoleh strategi itu dari budaya sebuah perusahaan. Budaya

perusahaan juga bisa menjadi antagonistic terhadap strategi baru yang akan mengakibatkan

kekacauan dan kebingungan.


Politik dalam Pemilihan Strategi

Semua organisasi itu politis. Kecuali dikelola, maneuver politik menghabiskan banyak waktu,

menyubversikan tujuan organisasional, mengalihkan energy manusia, dan mengakibatkan

hilangnya beberapa karyawan yang berharga. Kadang, politis dan preferensi personal melekat

pada keputusan pemilihan strategi.

Tanggung jawab utama penyusun strategi adalah memandu pengembangan koalisi,

memelihara konsep tim yang menyeluruh, dan memenangkan dukungan dari banyak individu

dan kelompok individu yang penting. Dengan tiadanya analisis yang obyektif, keputusan

strategi dapat didasarkan pada keadaan politik saat itu. Dan itu semua sekarang sudah dapat

diminimalisir dengan berkembangnya alat-alat perumusan strategi.

Isu-isu Governance

Seorang “direktur” berdasarkan Webster Dicitionary, adalah “satu dari kelompok orang yang

yang dipercayai dengan arah keseluruhan perusahaa”. Dewan diewkai (board directors)

adalah kelompok individu yang dipilih perusahaan untuk mengawasi dan mengarahkan

manajemen serta menjaga kepentingan pemegang saham. Tindakan mengawasi dan

mengarahkan mengacu pada Tata Kelola (Governance). Nation Association of Corporate

Directors mendefinisikan Tata Kelola sebagai “perilaku yang memastikan bahwa tujuan

strategik jangka Panjang dan rencana dibuat dan struktur menjamin bahwa struktur tersebut

berfungsi untuk menjaga integritas, reputasi, dan tanggungjawab terhadap keseluruhan

kinerja perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai