Anda di halaman 1dari 20

Desain Proses Produksi Produk Kimia Baru

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Perancangan Produk


Kimia

Dosen Pengampu:
Dr. Said Zul Amraini, ST. MT.

Disusun Oleh:
Habib Arrofi 2007113915

JURUSAN TEKNIK KIMIA PRODI S1 TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU TAHUN 2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...................................................................................................................... 1
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 2
1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 2
1.2 Tujuan ............................................................................................................... 3
BAB II ANALISIS KEBUTUHAN .................................................................................. 3
2.1 Kapasitas Produksi ............................................................................................ 3
2.1.1 Pertimbangan Umum Penentuan Kapasitas Produksi ............................. 3
2.1.2 Pertimbangan Kapasitas Produk ............................................................. 3
2.2 Strategi Pemasaran ............................................................................................ 4
2.2.1 Segmentasi Pasar .................................................................................... 4
2.2.2 Target Pasar ............................................................................................ 4
2.2.3 Rencana Penjualan .................................................................................. 4
2.3 Parameter Produksi ........................................................................................... 4
2.3.1 Sabun Batang .......................................................................................... 5
2.3.2 Sabun Cair .............................................................................................. 6
BAB III DESAIN PROSES .............................................................................................. 7
3.1 Proses Produksi ................................................................................................. 7
3.1.1 Pengumpulan Bahan Baku...................................................................... 7
3.1.2 Alat-alat Produksi ................................................................................... 7
3.1.3 Diagram Alir Sabun Batang.................................................................... 8
3.1.4 Diagram Alir Sabun Cair ........................................................................ 8
3.1.5 Menentukan Kapasitas Produksi Untuk 1 Batch .................................... 9
3.2 Estimasi Biaya Produksi ................................................................................. 10
3.2.1 Modal Tetap .......................................................................................... 10
3.2.2 Biaya Operasional................................................................................. 10
3.2.3 Estimasi Biaya Utilitas ......................................................................... 11
3.2.5 Biaya Packaging ................................................................................... 12
3.2.6 Experiment Cost ................................................................................... 13
3.2.7 Biaya Paten ........................................................................................... 13
3.2.8 Pendapatan Perbulan............................................................................. 13
BAB IV EVALUASI PROSES ....................................................................................... 16
4.1 Analisis Resiko ............................................................................................... 16
4.2 Rekomendasi Pencegahan ............................................................................... 17
BAB V PENUTUP ........................................................................................................... 18
5.1 Kesimpulan ..................................................................................................... 18

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sabun merupakan produk kimia yang sering dijumpai dalam kehidupan
sehari-hari. Pembuatan sabun telah dilakukan sejak ribuan tahun yang lalu. Metode
pembuatan sabun pada zaman dahulu tidak berbeda jauh dengan metode yang
digunakan saat ini, walaupun tentunya kualitas produk yang dihasilkan saat ini jauh
lebih baik. Sabun dibuat dengan metode saponifikasi yaitu mereaksikan trigliserida
dengan soda kaustik (NaOH) sehingga menghasilkan sabun dan produk samping
berupa gliserin. Bahan baku pembuatan sabun dapat berupa lemak hewani maupun
lemak/minyak nabati. Penggunaan sabun dalam kehidupan sehari-hari sudah tidak
asing lagi, terutama sesuai dengan fungsi utamanya yaitu membersihkan. Berbagai
jenis sabun ditawarkan dengan beragam bentuk mulai dari sabun cuci (krim dan
bubuk), sabun mandi (padat dan cair), sabun tangan (cair) serta sabun pembersih
peralatan rumah tangga (krim dan cair) (Apriana, 2013).
Penggunaan sabun dalam kehidupan sehari-hari sudah tidak asing lagi,
terutama sesuai dengan fungsi utamanya yaitu membersihkan. Berbagai jenis sabun
ditawarkan dengan beragam bentuk mulai dari sabun cuci (krim dan bubuk), sabun
mandi (padat dan cair), sabun tangan (cair) serta sabun pembersih peralatan rumah
tangga (krim dan cair). memanfaatkannya sebagai bahan baku industri non pangan
seperti sabun padat (Apriana, 2013).
Wirausahawan sebaiknya menentukan dan merumuskan strategi
perencanaan pembangunan sebelum memulai usaha. Strategi perencanaan ini
mencakup konsep dasar dan sifat bisnis yang ingin Anda kejar. Hal-hal yang dapat
diketahui dari perencanaan ini biasanya adalah latar belakang berwirausaha, jenis
usaha yang akan digeluti, tujuan berwirausaha, bagaimana proses produksi yang
akan dilakukan, strategi pemasaran dan penjualan produk. Business design plan ini
akan menjadi pedoman bagaimana perusahaan akan memenuhi berbagai kebutuhan
masyarakat yang kemudian akan menjadi konsumen potensial dari produk yang
ditawarkan (Achmad, 2015) .
Sebelum memproduksi suatu produk, industri melakukan penelitian
terhadap permintaan produk di pasar. Penelitian permintaan produk pasar akan
mempengaruhi kapasitas produksi industri yang akan dibangun. Riset juga
diterapkan untuk memfasilitasi ketersediaan bahan baku yang dibutuhkan untuk
proses produksi. Jika tahap penelitian bahan baku dan produk sudah selesai, tahap
selanjutnya adalah produksi skala kecil. Setelah produksi skala kecil dan uji coba
berhasil, proses produksi skala komersial akan dilanjutkan. Untuk itu, sebagai tugas
mata kuliah desain produk kimia, penulis disini melakukan survey rencana bisnis
produk kimia yang dibuat menjadi sabun yang berbahan dasar soft oil. Pada tulisan
sebelumnya penulis sudah melakukan survey dan desain produk. Pada tulisan ini
penulis akan melakukan desain proses.
Pada umumnya proses desain merupakan langkah awal dari proses
manufaktur. Sebagian besar biaya produksi ditentukan dalam proses desain dan
perencanaan. Salah satu bagian yang paling penting adalah perakitan. Jumlah
komponen dan sistem perakitan yang digunakan sangat berpengaruh terhadap biaya
perakitan dan lamanya waktu perakitan. Dengan melakukan desain produk dan
evaluasi secara berkesinambungan, tingkat performa perakitan produk dan
kesulitan-kesulitan proses perakitan yang terkait dengan waktu dan biaya perakitan
dapat diatasi.
DFA (Design for assembly) adalah salah satu sistem perencanaan perakitan
yang akan menganalisa desain komponen maupun produk secara keseluruhan, yang
dimulai dari awal proses desain, sehingga kesulitankesulitan perakitan dapat diatasi
sebelum komponen diproduksi, misalnya komponen sulit disesuaikan dan
diposisikan karena komponen tidak simetris. Sistem ini bertujuan untuk
mempermudah proses perakitan sehingga waktu dan biaya perakitan (assembling
cost) dapat diturunkan. Dapat dikatakan bahwa DFA adalah sebagai proses
pengembangan desain produk untuk mempermudah dan meminimalkan biaya
perakitan, tetapi tetap terfokus pada fungsi asli dari suatu produk (Yusri, 2008).

1.2 Tujuan
1. Menganalisis kebutuhan produk kimia baru dan memilih alat produksi yang
tepat.
2. Desain proses produksi yang dihasilkan, termasuk diagram aliran proses,
parameter operasi, estimasi biaya produksi, dan waktu produksi.
3. Melakukan evaluasi desain proses dari sisi teknis
BAB II
ANALISIS KEBUTUHAN

2.1 Kapasitas Produksi


Kapasitas produksi dapat didefinisikan sebagai volume atau jumlah produk
yang dapat dihasilkan oleh fasilitas produksi atau perusahaan dalam periode tertentu
dengan menggunakan sumber daya yang tersedia saat itu. Dalam produksi sabun
natural ditargetkan akan menghasilkan produk dengan kapasitas 9750 ton/tahun.
Dengan total produksi sabun batang 54.010.598 pcs sabun 75 gr, total produksi
sabun cair dengan kemasan pump bottle 550 ml sebanyak 7.200.000 dan produksi
sabun cair dengan kemasan standing pouch sebanuak 22.212.300.

2.1.1 Pertimbangan Umum Penentuan Kapasitas Produksi


Sabun mandi merupakan produk kebersihan yang sering digunakan dalam
kehidupan sehari-hari. Dengan bertambahnya jumlah penduduk di Indonesia,
permintaan akan produk sabun semakin meningkat setiap harinya, dan produk
sabun membutuhkan inovasi baru dalam pembuatannya agar dapat bertahan dalam
persaingan pasar. Ini adalah pertimbangan umum dalam produksi sabun mandi.

2.1.2 Pertimbangan Kapasitas Produk


Metode penentuan kapasitas produksi ini dilakukan dengan menggunakan
sistem lanjutan dimana produk yang akan dihasilkan ditentukan terlebih dahulu.
Jumlah produk sabun yang dihasilkan per bulan dapat dihitung dengan konversi
berikut.
9750 𝑡𝑜𝑛 1000 𝑘𝑔 1 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
× × = 812.500 𝑘𝑔/𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛
1 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 1 𝑡𝑜𝑛 12 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛
Untuk memperhitungan hari libur karyawan jadi hari jumlah hari produktif
pabrik dihitung menjadi 22 hari. Jumlah produk sabun batang 75 gr yang dihasilkan
per bulan dapat dihitung dengan konversi berikut.
54.010.598 𝑝𝑐𝑠 1 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
× = 4.500.883 𝑝𝑐𝑠/𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛
1 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 12 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛

Jumlah produk sabun cair dengan kemasan bottle pump 550 ml yang

3
4

dihasilkan per bulan dapat dihitung dengan konversi berikut.


7.200.000 𝑏𝑜𝑡𝑡𝑙𝑒 1 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
× = 600.000 𝑝𝑐𝑠/𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛
1 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 12 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛
Jumlah produk sabun cair dengan kemasan standing pouch 400 ml yang
dihasilkan per bulan dapat dihitung dengan konversi berikut.
22.212.300 𝑝𝑜𝑢𝑐ℎ 1 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
× = 1.851.025 𝑝𝑜𝑢𝑐ℎ/𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛
1 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 12 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛

2.2 Strategi Pemasaran


2.2.1 Segmentasi Pasar
Segmentasi ini dilakukan dengan mengelompokkan berdasarkan variabel
demografi seperti: usia, jenis kelamin, pendapatan, ras, pendidikan, dan pekerjaan.
1. Umur
Produk sabun natural dapat digunakan oleh kalangan anak-anak hingga
lansia
2. Jenis Kelamin
Produk sabun natural dapat digunakan pada semua gender. Untuk ibu-ibu
hamil disarankan melilih sabun natural yang tidak mengandung essential oil.
3. Pendapatan
Produk sabun natural dapat dibeli oleh kalangan menengah ke atas, karena
produk sabun natural memiliki harga yang terjangkau pada kalangan
menengah ke atas.

2.2.2 Target Pasar


Targeting ditujukan pada kelompok konsumen sasaran. Produk sabun
natural memiliki target pasar, mulai dari anak-anak hingga manual.

2.2.3 Rencana Penjualan


Produk sabun dijual melalui distributor (yaitu toko kelontong, minimarket)
serta pemasaran online melalui berbagai platform penjualan online di Indonesia.
Produk sabun juga terus meningkatkan penjualan dengan mencari kerjasama
dengan perusahaan atau distributor yang lebih besar.

2.3 Parameter Produksi


5

2.3.1 Sabun Batang


Produksi sabun batang didasarkan pada parameter-parameter tertentu, agar
produk sabun yang dihasilkan sesuai dengan standar yang berlaku. Berikut
parameter yang menajdi acuan dalam produksi produk sabun batang.
1. pH
Salah satu sifat fisika yang penting adalah keasaman (pH), karena pH
mempengaruhi beberapa faktor dalam suatu formulasi, salah satunya
stabilitas formulasi yang dihasilkan. Keasaman (pH) adalah nilai numerik
yang menunjukkan tingkat keasaman suatu zat. Syarat standar mutu pH
untuk sabun mandi berkisar antara 9-11 (SNI, 1994).
2. Kadar Alkali
Alkali bebas merupakan alkali dalam sabun yang tidak diikat sebagai
senyawa. Kelebihan alkali bebas pada sabun dapat disebabkan karena
konsentrasi alkali yang pekat atau berlebih pada proses penyabunan.
Berdasarkan SNI 06-3532-1994, dimana kadar alkali bebas yang
diperbolehkan untuk sabun mandi sediaan padat tidak lebih dari 0,14 %.
3. Kadar Air
Kadar air pada sabun akan mempengaruhi kualitas sabun yang dihasilkan.
Maka dari itu pengujian kadar air pada sabun perlu dilakukan (Pramushinta,
2018). Menurut SNI (2016), kadar air maksimal sabun padat yaitu 15%.
4. Kadar Klorida
Sabun padat mengandung kadar klorida karena sabun merupakan garam dari
asam lemak yang berasal dari minyak nabati atau lemak hewani. Menurut
SNI (1994), bahwa sabun merupakan garam natrium dan kalium yang
terbentuk dari asam lemak dan alkali. Menurut SNI (2016), bahwa kadar
klorida maksimal yang terdapat pada sabun padat sebesar 1%.
5. Kadar Lemak Tidak Tersabunkan
Lemak tak tersabunkan digunakan untuk mengetahui seberapa bagian sabun
yang tidak tersabunkan. Lemak tak tersabunkan merupakan jumlah seluruh
lemak pada sabun yang belum mengalami reaksi dengan alkali. Pada proses
saponifikasi lemak tidak ikut bereaksi. Menurut SNI (2016), menyatakan
bahwa lemak tak tersabunkan maksimal 0,5%.
6

2.3.2 Sabun Cair


1. Kadar Alkali Bebas
Alkali bebas merupakan alkali dalam sabun yang tidak diikat sebagai
senyawa. Kelebihan alkali bebas pada sabun dapat disebabkan karena
konsentrasi alkali yang pekat atau berlebih pada proses penyabunan.
Berdasarkan SNI 06-3532-1994, dimana kadar alkali bebas yang
diperbolehkan untuk sabun mandi sediaan padat tidak lebih dari 0,14 %.
2. pH
Salah satu sifat fisika yang penting adalah keasaman (pH), karena pH
mempengaruhi beberapa faktor dalam suatu formulasi, salah satunya
stabilitas formulasi yang dihasilkan. Keasaman (pH) adalah nilai numerik
yang menunjukkan tingkat keasaman suatu zat. Syarat standar mutu pH
untuk sabun mandi berkisar antara 9-11 (SNI, 1994).
3. Kadar Klorida
Sabun padat mengandung kadar klorida karena sabun merupakan garam dari
asam lemak yang berasal dari minyak nabati atau lemak hewani. Menurut
SNI (1994), bahwa sabun merupakan garam natrium dan kalium yang
terbentuk dari asam lemak dan alkali. Menurut SNI (2016), bahwa kadar
klorida maksimal yang terdapat pada sabun padat sebesar 1%.
4. Kadar Lemak Tidak Tersabunkan
Lemak tak tersabunkan digunakan untuk mengetahui seberapa bagian sabun
yang tidak tersabunkan. Lemak tak tersabunkan merupakan jumlah seluruh
lemak pada sabun yang belum mengalami reaksi dengan alkali. Pada proses
saponifikasi lemak tidak ikut bereaksi. Menurut SNI (2016), menyatakan
bahwa lemak tak tersabunkan maksimal 0,5%.
5. Viskositas Sabun
Viskositas Sabun Cair Ekstrak Tembakau Viskositas merupakan ukuran
kekentalan fluida yang menyatakan besar kecilnya gesekan di dalam fluida.
Menurut Williams & Schmitt (2002), bahwa standar umum untuk viskositas
produk sabun cair yaitu 400-4000 cP.

BAB III
7

DESAIN PROSES

3.1 Proses Produksi


3.1.1 Pengumpulan Bahan Baku
Bahan baku untuk pembuatan detergen bubuk terdiri dari beberapa jenis,
yaitu bahan aktif, bahan tambahan, dan bahan pewangi.
1. Bahan Aktif
Bahan aktif merupakan bahan inti dari sabun sehingga bahan ini harus ada
dalam proses pembuatan sabun. Bahan aktif yang digunakan pada produksi
sabun batang yaitu 60% minyak zaitun, 30% minyak kelapa sawit, 10%
VCO dan NaOH 30%. Sedangkan bahan aktif yang digunakan pada
produksi sabun cair yaitu 55% minyak zaitun, 30% minyak kelapa sawit,
15% VCO dan KOH 25%.
2. Bahan Tambahan
Bahan tambahan pada sabun berfungsi untuk memberikat khasiat tambahan
yang baik untuk kulit. Bahan tambahan pada pembuatan sabun ini adalah
bahan-bahan alami seperti kopi, clay, madu, susu dan lainnya sesuai dengan
variasi sabun yang diproduksi. Selain bahan natural pewarna juga
dimasukkan kedalam bahan tambahan untuk memberikan warna yang
menarik pada sabun. Akan tetapi kami juga menghadiri produk sabun tanpa
bahan pewarna agar tidak berefek kepada kulit konsumen yang sensitive.
3. Bahan Pewangi
Bahan pewangi termasuk dalam bahan tambahan. Keberadaan bahan
pewangi memegang peranan besar dalam hal keterkaitan konsumen akan
produk sabun. Pada produk sabun ini menggunakan essential oil sebagai
pewangi.

3.1.2 Alat-alat Produksi


1. Agitator Tangki Homozizer Reaktor kapasitas isi 10.000 Liter yang sudah
disertai dengan motor dan pompa
2. Tangki Peyimpanan sabun cair 10.000 L
3. Mesin Pencetakan, Pemotong dan Press Sabun otomatis dengan kecepatan
3000 kg/jam
8

4. Mesin wrapping sabun otomatis


5. Mesin packaging bottle otomatis
6. Mesin packaging standing pouch otomatis

3.1.3 Diagram Alir Sabun Batang

PENCETAKAN,
SAPONIFIKASI PENDINGINAN PEMOTONGAN
DAN PRESS

WRAPPING
MACHINE

Tahapan Proses:
• Minyak dan NaoH masuk kedalam reaktor
• Sabun dalam bentuk gel kemudian didinginkan pada suhu ruang
• Sabun masuk kedalam mesin pencetakan, pemotongan dan press
• Sebelum sabun di packaging dilakukan curing time selama 2 minggu
• Sabun masuk kedalam mesin wrapping
• Sabun di dalam kertas wrapping dimasukkan kedalam kotak secara manual

3.1.4 Diagram Alir Sabun Cair

TANGKI
SAPONIFIKASI PENDINGINAN
PENYIMPANAN

MESIN PACKAGING
BOTTLE ATAU
STANDING POUCH

Tahapan Proses:
• Minyak dan KOH masuk kedalam reactor
• Sabun kemudian didinginkan pada suhu ruang kemudian dilakukan penambahan
air HEC sebagai pengental sabun
9

• Sabun masuk kedalam tangki penyimpanan


• Sabun masuk kedalam mesin packaging standing pouch dan bottle

3.1.5 Menentukan Kapasitas Produksi Untuk 1 Batch


Perhitungan reaksi saponifikasi didalam 1 reaktor adalah sebagai berikut.
1. Sabun Padat
Pada produk sabun batang komposisi bahan yang akan digunakan adalah
60% soft oil dan 40% hard oil. Untuk soft oil yang digunakan adalah minyak
zaitun dan hard oil yang digunakan 30% minyak kelapa sawit dan 10%
minyak kelapa. Dan basa yang digunaka NaOH denga konsentrasi 30%.
Berat Massa
Mol
Bahan Molekul Bahan Volume Bahan (L)
(Kmol)
(g/mol) (Kg)
Minyak
273,19 2.054,64 2.400
Zaitun
Minyak
Kelapa 275,893 3330 1.104 1.200
Sawit
Minyak
241,898 356 400
VCO
NaOH 40 9990 1200 5333,33
Total 5115 Kg 9333,33 L
Tabel diatas merupakan perhitungan muatan umpan dan produk sabun
batang yang dihasilkan untuk 1 batch dan 1 reaktor. Pada produksi sabun
padat ini digunakan 3 reaktor. Reactor digunakan adalah reactor dengan
maksimum kapasitas yang dapat dimuatkan sebesar 10.000 L. Perhitungan
ini kemudian dijadikan dasar dalam menentukan kapasitas prduksi sabun
batang.
2. Sabun Cair
Pada produk sabun batang komposisi bahan yang akan digunakan adalah
55% soft oil dan 45% hard oil. Untuk soft oil yang digunakan adalah minyak
zaitun dan hard oil yang digunakan 30% minyak kelapa sawit dan 15%
minyak kelapa VCO. Dan basa yang digunaka KOH denga konsentrasi 25%.
Berat
Mol Massa
Bahan Molekul Volume Bahan (L)
(Kmol) Bahan (Kg)
(g/mol)
Minyak
273,19 3330 470,85 550
Zaitun
10

Minyak
Kelapa 275,893 276 300
Sawit
Minyak
241,898 133,5 150
VCO
KOH 56 9990 560,95 2243,79
Aquadest 18 - 6487,58 6487,58
HEC 62 - 45 100
Total 4323,31 Kg 9831,38 L
3.2 Estimasi Biaya Produksi
3.2.1 Modal Tetap
Keterangan Harga/satuan Biaya Total
Land
Land (15.000 m2) Rp. 800.000/m2 Rp. 12..000.000.000

Pembangunan pabrik
(Earth work, bangunan Rp. 30.000.000.000 Rp. 30.000.000.000
pabrik, biaya perizinan)
Biaya Total Rp. 42.500.000.000

Jumlah
Nama Alat Harga/satuan Biaya Total
Unit
Agitator Tangki
Homozizer Reaktor 10 Rp. 135.000.000 Rp. 1.350.000.000
10.000 L
Tangki
Peyimpanan sabun 5 Rp. 30.000.000 Rp. 150.000.000
cair 10.000 L
Mesin Pencetakan,
Pemotong dan 3 Rp. 400.000.000 Rp. 1.200.000.000
Press
Mesin wrapping
3 Rp. 150.000.000 Rp. 450.000.000
sabun 35 pcs/min
Mesin packaging
3 Rp. 90.000.000 Rp. 270.000.000
bottle 30 bottle/min
Mesin packaging
Standing pouch 50 3 Rp. 270.000.000 Rp. 810.000.000
pcs/menit
Water Treatment
5 Rp. 15.000.000 Rp. 75.000.000
System Processing
Tangki
penyimpanan air 5 Rp. 30.000.000 Rp. 150.000.000
20.000L
Biaya Total Rp. 4.455.000.000

3.2.2 Biaya Operasional


11

Secara umum, biaya operasi dapat didefinisikan sebagai biaya yang


berkaitan dengan kegiatan usaha, alat operasi, komponen, perlengkapan atau
fasilitas lainnya. Biaya ini harus dibayar oleh perusahaan yang terlibat agar dapat
terus beroperasi. Proses operasi sabun dilakukan sebanyak 22 batch dalam 1 bulan.
Berikut ini biaya operasional dalam 1 batch.
Jumlah
Bahan Baku Harga/satuan Biaya Total
Unit
Minyak Sawit 1500 L Rp. 22.500/L Rp. 33.750.000
VCO 550 L Rp. 60.000/L Rp.33.000.000
Minya Zaitun 2950 L Rp. 60.000/L Rp. 117.000.000
Pewarna 30 L Rp. 14.000/L Rp. 420.000
Essential Oil 228,78 L Rp. 600.000/L Rp. 137.268.000
NaOH 400 kg Rp. 20.000/kg Rp. 8.00.000
KOH 561 kg Rp. 40.000/kg. Rp. 22.240.000
Hydroxyethylcellulose
45 kg Rp. 180.000/kg 8.100.000
(HEC)
Biaya Total Rp. 343.686.000

Tabel diatas menjelaskan total biaya operasional untuk 1 batch atau 1 hari
produksi. Jumlah hari produksi dalam 1 bulan yaitu 22 hari. Sehingga biaya
operasional dalam 1 bulan adalah sebagai berikut.
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙 1 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 = 𝑅𝑝. 343.686.000 × 22 = 𝑅𝑝. 7.561.092.000
3.2.3 Estimasi Biaya Utilitas
1. Listrik
Beriktu perhitungan biaya listrik yang dihitung selama 30 hari dengan
pengoperasi 8 jam sehari.
Daya
Jumlah
Nama Alat Listrik/unit Harga Listrik Harga Total
Unit
(kW)
Agitator
Tangki
Homozizer 10 1,5 Rp. 3.008.718
Reaktor
10.000 L
Tangki
Peyimpanan Rp. 1.114,34 /kWh
5 - -
sabun cair
10.000 L
Mesin
Pencetakan,
3 8 Rp. 6.418.598
Pemotong dan
Press
12

Mesin
wrapping
3 8 Rp. 6.418.598
sabun 35
pcs/min
Mesin
packaging
3 2,2 Rp. 1.765.115
bottle 30
bottle/min
Mesin
packaging
Standing 3 2,5 Rp. 2.005.812
pouch 50
pcs/menit
Water
Treatment
5 1 Rp. 1.337.208
System
Processing
lainnya 1 50 Rp. 13.372.080
Biaya Total Rp. 34.326.129
2. Air
Air yang dibutuh kan diasumsikan 100.000 L/bulan dengan pajak air sebesar
20%. Berikut perhitungan mengenai biaya air.
Biaya air = (100.000 × Rp. 3.697) + (0,2 × (100.000 × Rp. 3.697))
Biaya air = Rp. 443.640.000

3.2.4 Estimasi Biaya Distribusi


Berikut ini biaya alat transportasi untuk distribusi produk sabun.
Merk Alat Jumlah
Harga/unit Harga Total
Transportasi Unit
Hino Ranger Cargo 50 Rp. 1.320.000.000 Rp. 66.000.000.000
Hino Dutro Cargo 110
50 Rp. 266,980.000 Rp. 13.349.000.000
SD
Biaya Total Rp. 79.349.000.000
Diasumsikan untuk biaya distrubi sebesar Rp. 150.000.000/bulan.

3.2.5 Biaya Packaging


Kemasan merupakan salah satu faktor yang menjadi daya tarik konsumen.
Berikut biaya kemasan produk sabun dalam operasional pabrik 1 bulan.
Jumlah
Jens Kemasan Harga/unit Harga Total
Unit
Kemasan Sabun
Rp. 250/pcs 4.500.883 Rp. 1.125.220.750
Batang
Kemasan Pump Rp. 10.000/bottle 600.000 Rp. 6.000.000.000
13

Bottle
Kemasan Standing
Rp. 1.000/pouch 1.851.025 Rp. 1.851.025.000
Pouch
Biaya Total Rp. 8.976.245.750

3.2.6 Experiment Cost


Perhitungan pengeluaran trial run dilakukan untuk masa 1 bulan atau 22 hari
kerja dengan jumlah batch sebanyak 22 batch. Berdasarkan perhitungan
sebelumnya biaya operasional untuk 22 batch sebanyak Rp. 7.561.092.000.

3.2.7 Biaya Paten


Hak paten merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi
berkembangnya produk sabun ini, sehingga tidak terjadi peniruan ide dan merek
sekaligus untuk melindungi produk dari hal-hal yang dapat merugikan perusahaan.
Tarif yang dikenakan pada produk didasarkan pada tarif jenis Penerimaan Negara
Bukan Pajak.
1 Permintaan Paten Rp. 575.000
2 Pemeriksaan subsantif atas permintaan paten profit Rp. 2.000.000
3 Permintaan surat bukti hak priorita Rp. 75.000
4 Permintaan salinan dokumen paten Rp. 5.000
5 Permintaan atas penelusuran paten yang Rp. 150.000
diumumkan di dalam negeri
6 Biaya konsultan dan administrasi Rp. 7.195.000
Total Rp. 10.000.000

3.2.8 Pendapatan Perbulan

Kapasitas
No Produk Harga/ unit Jumlah
Produk/Bulan

Sabun
1 4.500.883 Rp 8.000 Rp 36.007.064.000
Batang
Sabun Cair
2 Pump 600.000 Rp. 35.000 Rp. 21.000.000.000
bottle
Sabun Cair
3 Standing 1.851.025 Rp. 20.000 Rp. 37.020.500.000
Pouch

Total Rp. 94.027.564.000


14

Profit = Pendapatan Perbulan - (Modal Bahan Baku Perbulan + Modal Kemasan


+ Biaya Utilitas + Biaya Distribusi)
= Rp. 94.027.564.000 – (Rp.7.561.092.000– Rp. 8.976.245.750 + Rp.
34.326.129 + Rp. 443.640.000 + Rp. 150.000.000)
= Rp. 76.862.260.121
Dalam perhitungan profit ini biaya tenaga kerja diabaikan sehingga nilai
profit yang didapat merupakan nilai yang bukan sebenarnya.
BAB IV
EVALUASI PROSES

4.1 Analisis Resiko


Dalam menjalankan bisnisnya, Hadin Soapery melakukan analisis
persaingan bisnis wajib yang dikenal dengan SWOT. Analisis SWOT mencakup
aspek-aspek seperti kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Dengan
melakukan analisis SWOT, Hadin Soapery dapat mengetahui kelemahan mana
yang berpotensi menghambat datangnya keuntungan, dan kelemahan mana yang
dapat menjadi ancaman nyata terhadap sesuatu yang tidak populer. Salah satu
kelemahan memulai bisnis parfum adalah sudah banyak pesaing yang menempuh
rute serupa, dan bahan bakunya cukup mahal, sehingga sulit untuk mendapatkan
harga yang terjangkau oleh konsumen. Persaingan harga akan menjadi salah satu
ancamannya, dan jika tidak pandai mengakumulasinya maka ancaman pamungkas
akan menjadi ancaman pamungkas yaitu ketidakpercayaan terhadap produk
wewangian yang ditawarkan kepada konsumen. Risiko lain yang mungkin terjadi
pada bisnis adalah brand awareness yang masih lemah, karena Hadin Soapery masih
merupakan perusahaan yang relatif baru. Selain hal di atas, faktor risiko lain yang
mungkin termasuk:
1. Perubahan kondisi ekonomi eksternal akan menyebabkan penurunan
permintaan konsumen terhadap produk wewangian. Kegiatan ekonomi
pemerintah seperti stimulus fiskal, perubahan pajak dan pengendalian harga
dapat mempengaruhi pertumbuhan dan profitabilitas operasi perusahaan.
2. Rantai pasok, yang timbul ketika rantai pasok suatu perusahaan mengalami
kerugian, kecelakaan industri atau bencana alam yang mempengaruhi
kualitas produk.
3. Manajemen portofolio Jika perusahaan tidak melakukan investigasi
strategis, risiko akan muncul dan peluang akan hilang.
4. Hubungan Pelanggan Kegagalan untuk menjaga hubungan dekat dengan
pelanggan dapat berdampak negatif terhadap perjanjian kerja sama kami
dengan pelanggan terkait, sehingga mengurangi ketersediaan produk untuk
konsumen.

16
17

4.2 Rekomendasi Pencegahan


Setiap bisnis memiliki kelemahan dan risiko yang berbeda. Penilaian
diperlukan untuk mengidentifikasi risiko dan menemukan solusi untuk memitigasi
dan meminimalkan risiko yang muncul.
1. Kesadaran merek masih rendah Untuk mengatasi kelemahan ini, strategi
pemasaran Anda harus tepat. Salah satu cara untuk memperkenalkan brand
Anda ke publik adalah melalui endorsement. Juru bicara harus dipilih sesuai
dengan pangsa pasar yang mereka ikuti. Keunikan produk menjadi
keunggulan dan bisa menjadi faktor utama dalam menguasai target pasar
Anda.
2. Manajemen Risiko: Mitigasi dilakukan untuk mengurangi kemungkinan
dan keparahan. Setiap risiko dimitigasi sesuai dengan kategori risikonya
(risiko sangat rendah, risiko rendah, risiko sedang, risiko tinggi, risiko
sangat tinggi). Risiko ini dibagi menurut pilihan pengobatan. Tindakan
manajemen risiko diklasifikasikan menurut besaran dan frekuensi masing-
masing risiko.
3. Mengoptimalkan penggunaan sumber daya alam, bahan baku dan kemasan
dan/atau energi,
4. Minimalkan efluen/limbah padat dan/atau buangan ke udara dan
maksimalkan produk jadi dengan meminimalkan produk gagal/rusak.
18

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Desain produk industri pembuatan sabun natural dari Hadin Soapery sangat
berpotensi untuk dikembangkan karena sekarang ini permintaan konsumen akan kesediaan
produk sabun semakin meningkat. Hal ini dikarenakan setiap orang ingin tampil rapi,
memesona dan tampan di hadapan orang lain. Sasaran konsumen dalam bisnis sabun yaitu
anak-anak hingga dewasa. Total pembuatan sabun batang adalah sebanyak 4.500.883
pcs/bulan, sabun cair dengan kemasan pump bottle sebanyak 600.000 bottle/bulan, dan
sabun cair dengan kemasan standing pouch sebanyak 1.851.025 pouch/bulan. Harga satuan
untuk satu sabun batang adalah Rp. 8.000 dengan ukuran 75 gr, untuk harga satuan sabun
cair kemasan pump bottle adalah Rp. 45.000 dan untuk harga sabun satuan sabun dengan
kemasan standing pouch adalah Rp. 20.000. Produk ini menghasilkan profit per bulan
sebesar Rp 78.862.260.121. Pabrik Produk ini akan didirikan dengan kapasitas produksi
9750 ton/tahun

Anda mungkin juga menyukai