JUDUL
PEMBUATAN DAN ANALISIS PAKAN AYAM PETELUR
DARI AMPAS TAHU DAN CANGKANG TELUR
Disusun oleh:
Lara Tria Novita
NIS 207568
di
Disetujui oleh:
Pembimbing Analisis Terpadu II,
ii
DAFTAR TABEL
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
Bahan pakan (feedstuff) atau disebut juga bahan makanan ternak adalah
segala sesuatu yang dapat dimakan hewan atau ternak, dapat dicerna sebagian atau
berfungsi untuk hidupnya, bermanfaat bagi pemakannya, dan tidak beracun serta
bagi pemakannya. Berdasarkan asalnya, bahan pakan dapat berasal dari tumbuhan,
hewan, dan ikan. Besar atau kecilnya bagian yang dapat dicerna dari suatu bahan
pakan dijadikan tolak ukur untuk menentukan kualitas bahan pakan itu termasuk
Potensi pakan di Indonesia tersebar luas dengan jumlah dan variasi yang
tidak terhitung baik pakan yang umum digunakan ( konvensional) maupun sumber-
sumber bahan pakan yang belum digunakan, tetapi mempunyai potensi sebagai
bahan pakan dan pakan yang belum umum digunakan (non konvensional). Potensi
pakan tiap daerah berbeda sesuai dengan kondisi sumber daya alam dan
lingkungannya. Dibanding dengan negara lain, Indonesia sangat kaya akan potensi
sumber bahan pakan tetapi sampai sejauh ini belum banyak penelitian-penelitian
yang menggali sumber bahan baku Indonesia sampai taraf standardisasi sehingga
yang sering dialami oleh peternak adalah semakin mahalnya harga pakan untuk
1
ternak unggas, hal ini tentu saja memberatkan peternak, karena sering kali naiknya
harga pakan ini tidak diimbangi dengan naiknya harga produk ternak tersebut.
harga pakan khususnya untuk ternak unggas ini dirasakan peternak terutama pada
saat nilai tukar uang rupiah melemah terhadap nilai mata uang dolar, hal ini
sebagian besar masih impor seperti jagung, tepung ikan, bungkil kedelai, dan
dari BBM (bahan bakar minyak) menjadi etanol yang bersumber dari jagung,
pasokannya ke pasar internasional 10-15% untuk pembuatan etanol. Hal yang sama
terjadi juga di Cina yang menghentikan ekspor demi menjaga stok jagung dalam
pasar Internasional semakin menipis. Hal ini menyebabkan jagung menjadi langka
di pasaran dan kalaupun ada, harganya sangat tinggi ( Subekti, 2009 : 65).
Telur ayam yang biasa dikonsumsi berasal dari ras ayam petelur, yang
mampu memproduksi telur antara 250 -280 butir per tahun (Zulfikar, 2013 : 6).
oleh beberapa faktor, salah satunya faktor pakan. Pakan juga mempengaruhi
keberhasilan usaha peternakan, dimana 75% dari total biaya produksi, dihabiskan
terhadap biaya pakan menjadi sangat tinggi (Hakim, et al., 2016 : 2).
2
Untuk itu, diperlukan suatu manajemen pakan berupa sistem yang
didasarkan pada kualitas dan kuantitas pakan, dengan cara mencari solusi optimal
dengan biaya sekecil mungkin. Oleh karena itu, kebutuhan akan pakan alternatif
tidak bisa dimungkiri saat ini. Selama ini pakan ternak alternatif hanya diolah oleh
Salah satu bahan dasar pakan ternak yang mudah didapat adalah limbah
ampas tahu. Ampas tahu merupakan limbah dari pabrik tahu yang berasal dari biji
kedelai yang tersisa setelah dilakukan pengayakan dalam produksi tahu. Ampas
tahu yang selama ini nyaris tidak termanfaatkan dan terbuang begitu saja dapat
merupakan salah satu bahan baku pakan alternatif yang bisa dimanfaatkan menjadi
pakan ternak.
Limbah ampas tahu masih mengandung zat gizi yang tinggi yaitu protein
besi (0,04%) dan air (0,09%). Oleh karena itu masih memungkinkan untuk
dimanfaatkan sebagai bahan dasar atau campuran pada proses pengolahan poduk
tertentu ( Sulistiani, 2004 : 52). Selain ampas tahu penulis juga menggunakan
cangkang telur sebagai sumber kalsium. Cangkang telur berpotensi menjadi salah
satu sumber nutrisi kalsium karena mengandung 94% kalsium karbonat, kalium
kalsium yang terdapat dalam 100 gram tepung cangkang telur sekitar 24,50 gram
3
Berdasarkan pembahasan diatas banyak limbah ampas tahu yang belum
menjadi pakan ternak. Sementara, cangkang telur adalah limbah yang dihasilkan
setelah telur dikonsumsi yang memiliki kandungan kalsium tinggi. Dalam laporan
ini, penulis bertujuan untuk mengevaluasi kemungkinan mengubah ampas tahu dan
cangkang telur menjadi pakan ternak yang bernilai gizi tinggi. Dengan demikian,
dapat memberikan manfaat ganda yaitu mengurangi limbah pertanian dan pangan
Dengan menganalisis kadar nutrisi dari kedua limbah ini, maka dapat
dilakukan penetapan kadar air, kadar serat kasar, dan kadar kalsium yang
terkandung dalam pakan ternak. Parameter tersebut dipilih karena bahan baku dari
pakan ternak itu sendiri adalah ampas tahu yang memiliki kandungan air yang
cukup tinggi, sehingga perlu dilakukan analisis untuk mengetahui kadar air yang
terdapat dalam pakan. Selain ampas tahu, bahan baku yang digunakan adalah
cangkang telur sebagai sumber kalsium. Ayam petelur membutuhkan kalsium yang
cukup untuk menghasilkan kulit telur yang kuat yang diperlukan dalam pemasaran.
Sedangkan untuk pengujian kadar serat kasar perlu dilakukan karena serat kasar
yang tinggi dalam ransum tidak dapat dicerna oleh pencernaan ayam. Kadar serat
teknologi dan kebijakan dalam mendukung pemanfaatan lebih lanjut dari ampas
tahu dan cangkang telur sebagai pakan ternak yang berkelanjutan dan berpotensi
Analisis Pakan Ternak Ayam Petelur dari Ampas Tahu dan Cangkang telur” ini
4
perlu dilakukan, untuk mengatasi permasalahan pakan ayam yang sulit didapatkan
1. Ruang lingkup penelitian ini adalah fokus pada pemanfaatan ampas tahu dan
2. Parameter pengujiannya yaitu analisis kadar air, kadar abu, dan kalsium
8290.5:2016.
sebagai berikut:
1.3.1 Bagaimana proses pembuatan pakan ternak dari ampas tahu dan
cangkang telur?
1.3.2 Apakah kadar air, kadar serat kasar, dan kadar kalisum dari pakan
1.3.3 Apakah pakan ternak dari ampas tahu dan cangkang telur memiliki
1.3.4 Apakah pemanfaatan ampas tahu dan cangkang telur menjadi pakan
5
1.4 Tujuan Penelitian
berikut:
1.4.2 Dapat mengetahui cara pembuatan pakan ayam petelur dari ampas
1.4.3 Untuk mengetahui kelayakan dari pakan ternak ayam petelur yang
1.4.5 Dapat menilai aspek ekonomi dari penggunaan ampas tahu dan
1.5.1 Membuat pakan alternatif sebagai solusi bagi peternak ayam petelur
6
1.6 Defenisi Istilah
1. Pembuatan
2. Analisis
Indonesia).
3. Pakan ternak
Indonesia).
4. Ayam petelur
5. Ampas tahu
2005 : 94).
6. Cangkang telur
7
BAB II
METODOLOGI PENELITIAN
kerja analisis pakan ternak ayam petelur yang terdiri dari (2.2.1) pengumpulan
b. Cangkang telur ayam ras diperoleh dari konsumsi telur sehari-hari yang
dikumpulkan.
random sampling adalah teknik pengambilan sampel secara acak, dimana setiap
elemen atau populasi memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi sampel.
Sampel pakan ternak dibuat sendiri dari hasil pengolahan. Hasil akhir pakan adalah
analisis mutu produk dan dilakukan quartering sebanyak 3 kali. Sampel diambil
sesuai kebutuhan yaitu 442 gram. Dengan rincian untuk penentuan kadar air
8
sebanyak 6 gram, penentuan kadar serat kasar sebanyak 6 gram, penentuan kadar
kalsium sebanyak 9 gram dan untuk uji organoleptik sebanyak 200 gram dan untuk
ras
Cara Kerja:
1. Keringkan ampas tahu dan cangkang telur ayam ras yang sudah dicuci
2. Giling cangkang telur ayam ras dan ampas tahu yang telah dikeringkan
9
2. Analisis serat kasar metode gravimetri.
4. Uji organoleptik.
1. Buret 50 mL
2. Corong
3. Erlenmeyer 250 mL
7. Gelas ukur 50 mL
9. Labu ukur 50 mL
1. Ayakan
2. Botol semprot
10
3. Cawan penguap
4. Ember plastik
6. Sendok kayu
7. Standar klem
c. Alat listrik/instrumen
1. Desikator
2. Hot plate
3. Lemari asam
4. Neraca analitik
5. Oven
6. Timbangan
2.4.2 Bahan
1. Asam klorida 1: 1 (HCl)
4. Aquabidest
8. Aquabidest
12. pH universal
11
13. Ampas tahu
a. Prosedur
selama 1 jam.
penguap.
7. Sampel dikeringkan dalam oven pada suhu (± 105 oC) selama 2 jam.
12
c. Penentuan Kadar Air
𝑊2−𝑊𝑂
(%) Kadar Air = x100%
𝑊1−𝑊0
Keterangan:
a. Prosedur kerja
digital.
5. Lakukan proses enap tuang dua kali dengan etanol 96% tersebut
dapat juga pembebasan lemak sisa dari ekstraksi lemak dengan cara
soklet.
13
11. Refluk dilanjutkan selama 30 menit.
12. Jika telah selesai, saring larutan dalam keadaan panas dengan kertas
13. Lakukan pencucian dengan H2SO4 panas 1,25%, air panas dan yang
14. Angkat endapan dan kertas saring serta pindahkan ke cawan penguap
selama 2 jam.
=……………………gr
Keterangan:
14
W2
Jika : a. Serat kasar ≤ 1 % , maka % serat kasar = ----------- x 100%
W
. w2 – w1
b. Serat kasar > 1 % , maka % serat kasar = ----------- x 100 %
w
dimana :
w = berat sampel ( gr )
w1 = berat abu ( gr)
w2 = berat endapan pada kertas saring ( gr)
prosedur kerja:
1. Timbang dengan teliti ± 3 gram sampel yang telah halus dalam cawan
porselen.
sebanyak 5-10 tetes (sampai abu larut) dan dimasukkan dalam labu
ukur 50 mL.
prsedur kerja:
250 mL.
15
2. Cek pH larutan dan tambahkan 2 ml larutan NaOH 1 N (secukupnya)
indikator mureksid.
Keterangan:
kalsium (mL).
16
2.5.4 Uji Organoleptik
a. Uji bau
Cara kerja:
a. berbau asam.
b. Uji warna
Cara kerja:
a. bewarna kuning.
17
c. Uji Tekstur
Cara kerja:
a. bertekstur kasar.
c. bertekstur halus.
Total 80.000
18
c. Sales volume = 20 unit x Rp. 8.000
= Rp.160.000
= Rp. 80.000
= Rp. 4.000/unit
𝑢𝑛𝑡𝑢𝑛𝑔
f. % keuntungan = 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 x 100%
80.000
= 80.000 x 100%
= 100 %
19
2.6.2 Biaya Analisis Produk
20
KEPUSTAKAAN
Hakim, L., R, S. B. & Qodariyah, N., 2016. Penerapan Algoritma Memetika pada
Penentuan Komposisi Pakan Ayam Petelur. Jember : Universitas
Muhammadiyah Jember.
Handayani, Y. F., Samsul, E., & Prasetya, F. (2022). Formulasi Snack Bar Tinggi
Kalsium Dari Tepung Limbah Cangkang Telur Sebagai Sumber Nutrisi
Kalsium. Samarinda : In Proceeding of Mulawarman Pharmaceuticals
Conferences (Vol. 16, pp. 9-14).
Hernaman, I., R. Hidayat dan Mansyur. 2005. Ampas tahu adalah limbah hasil
pengolahan kedele menjadi tahu. Jurnal Ilmu Ternak. 5(2), 94-99. (diakses
tanggal 4 Agustus 2023).
Jenny Yolanda. 2019. Analisis Kadar Kalsium Pada Pakan Ternak Ayam Petelur
di PT. Mabar Feed Indonesia Menggunakan Metode Kompleksometri.
Medan: Universitas Sumatera Utara. (diakses tanggal 3 Agustus 2023).
Standar Nasional Indonesia. 1992. SNI 01-2891-1992 Cara Uji Makanan dan
Minuman. Jakarta: Badan Standar Nasional.
Standar Nasional Indonesia. 2004. SNI 06-6989. 13-2004 Air dan Air Limbah –
Cara Uji Kalsium (Ca) dengan Metode Titrimetri. Jakarta: Badan Standar
Nasional.
Standar Nasional Indonesia. 2016. SNI 8290-5:2016 Pakan Ayam Ras Petelur.
Badan Standar Nasional.
Sulistiani, 2004. Pemanfaatan Ampas Tahu Sebagai Bahan Alternatif Bahan Baku
Pangan Fungsional. Bogor : IPB.
Sunarso & Christiyanto, M., 2009. Manajemen Pakan. Palembang : Rafah Press
21
Susilowati, T., & Saputra, A. A. D. (2018). Decision support system penentuan
jenis ayam petelur menggunakan metode ahp (analitycal hierarcy process).
Explore: Jurnal Sister Informasi dan Telematika (Telekomunikasi,
Multimedia dan Informatika), 9(1), 1. (diakses tanggal 1 Agustus 2023).
22
LAMPIRAN
Lampiran 1. SNI
23
24
25
26
27
28
29
30
31
Lampiran 2. Jurnal
32
33
34
35
36
37
Lampiran 3. Perhitungan dan Pembuatan Reagen
V. % (pekat) = V. % (encer)
150 𝑚𝑙 . 1,25%
V= = 5 mL
66%
3,25% . 150 𝑚𝐿
Gram zat terlarut = 100 %
Mr = Ar (Na+O+H)
Mr = 40 gr/mol
Be = Mr/valensi
Gram = 40 gram.
10% . 6 𝑚𝐿
Gram zat terlarut = 100 %
38
Gram zat terlarut = 0,6 gram
Mr = Ar (Ca+C+3O)
Mr = 100 gr/mol
Hcl : Aquadest
1 : 1
25 mL: 25 mL
5% . 6 𝑚𝐿
Gram zat terlarut = 100 %
Mr = Ar (N+4H+Cl)
Mr = 53,5 gr/mol
Be = Mr/valensi
Be = 53,5 gr/molek
39
Gram = N. Be. V(L)
Hcl : HNO3
1 : 1
25 mL: 25 mL
d. Homogenkan larutan.
Perhitungan:
= 1,8612 gram
Prosedur:
40
2.6.1.13 Standardisasi Na2EDTA dengan CaCO3
Prosedur kerja:
Rumus standardisasi:
𝑀 𝐶𝑎𝐶𝑂3 . 𝑉 𝐶𝑎𝐶𝑂3
M EDTA = (mol/L)
𝑉 EDTA
dengan 50 mesh.
41
3. Simpan dalam botol yang tertutup rapat.
42