Disusun oleh :
NIM.202005001
TAHUN 2022
PENAMBAHAN PUREE LABU KUNING (Curcubita Moschata Duch) TERHADAP
DAYA TERIMA COOKIES MODIFIKASI BISKUIT PMT BALITA
Disusun oleh :
NIM.202005001
TAHUN 2022
i
HALAMAN PERSETUJUAN
NIM : 202005001
Oleh :
Pembimbing
NIDN 0706017502
ii
DAFTAR ISI
Halaman Sampul..................................................................................................................i
Halaman Persetujuan..........................................................................................................ii
Daftar Isi...............................................................................................................................iii
Daftar Tabel.........................................................................................................................v
Daftar Gambar.....................................................................................................................vi
Daftar Lampiran..................................................................................................................vii
Daftar Singkatan, Lambang, dan Istilah...........................................................................viii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah.....................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................3
1.3 Tujuan Penelitian................................................................................................3
1.4 Manfaat Penelitian..............................................................................................4
1.5 Keaslian Penelitian.............................................................................................5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Labu Kuning.......................................................................................................7
2.2 Biskuit PMT.......................................................................................................8
2.3 Cookies...............................................................................................................10
2.4 Bahan Pembuat Cookies.....................................................................................11
2.5 Kerangka Teori...................................................................................................17
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS
3.1 Kerangka Konsep...............................................................................................18
3.2 Hipotesis.............................................................................................................19
BAB 4 METODE PENELITIAN
4.1 Jenis Penelitian...................................................................................................20
4.2 Rancangan Penelitian.........................................................................................20
4.3 Lokasi dan Waktu Penelitian..............................................................................21
4.4 Populasi dan sampel...........................................................................................21
4.5 Kerangka Penelitian...........................................................................................22
4.6 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional....................................................22
iii
4.7 Instrumen Penelitian...........................................................................................23
4.8 Diagram Alir ......................................................................................................26
4.9 Prosedur Pengumpulan Data..............................................................................27
4.10 Nilai Gizi Cookies Modifikasi.........................................................................28
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................30
LAMPIRAN..........................................................................................................................31
iv
DAFTAR TABEL
Nomo Judul Tabel Halaman
r
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vii
DAFTAR SINGKATAN
viii
BAB 1
PENDAHULUAN
No. Judul Penelitian Nama Peneliti Tahun Metode Penelitian Hasil Penelitian
Penelitian
1. Pemberian PMT Irwan¹, Nur 2020 Metode Focuk Group Hasil kegiatan
Modifikasi Berbasis Ayini S. Lalu² Discussion (FGD} dalam pemmberian makanan
Kearifan Lokal pada bentuk Kegiatan tambahan (PMT) yang
Balita Stunting dan pelatihan kader gizi sehat dimodifikasi dalam
Gizi Kurang dilaksankaan selama 2 bentuk buah labu kuning
hari dan jagung sebanyak 11
balita yang mengalami
masalah gizi, 8
diantaranya termasuk
kategori gizi kurang dan
3 balita yang mengalami
stunting. Hasil kegiatan
pelatihan kader sebanyak
30 remaja dan ibu rumah
tangga telah dilatih dan
diberi materi tentang
PMT balita dan gizi
seimbang.
2. Pengaruh I Gede Priyatna 2021 Rancangan percobaan Hasil penelitian
Perbandingan Putra , Putu yang digunakan dalam menunjukkan bahwa
Terigu Dengan Timur Ina1* , Ni penelitian ini adalah perbandingan tepung
Puree Labu Kuning Made Indri Rancangan Acak terigu dan puree labu
(Cucurbita Hapsari Lengkap (RAL) dengan kuning berpengaruh
moschata) Terhadap Arihantana1 perbandingan tepung nyata terhadap kadar air,
Karakteristik Kue terigu dan puree labu kadar karoten total,
Nastar kuning yang terdiri dari 5 aktivitas antioksidan
perlakuan yaitu 100% : (pemutihan -karoten),
0%, 95% : 5%, 90% : warna, tekstur, rasa, rasa,
10%, 85% : 15%, dan dan daya terima secara
80% : 20%. Semua keseluruhan. Rasio 80%
perlakuan diulang tepung terigu dan 20%
sebanyak empat kali puree labu kuning
sehingga diperoleh 20 memiliki karakteristik
satuan percobaan. Data terbaik dengan kadar air
yang diperoleh dianalisis 2,55%, kadar abu 0,75%,
variansnya dan jika kadar -karoten 4,63
perlakuan berpengaruh mg/100g, aktivitas
nyata maka dilanjutkan antioksidan 1,71 mg/ml,
dengan Uji Duncan’s kesukaan warna, tekstur
Multiple Range agak suka, rasa suka,
rasa suka, dan
penerimaan keseluruhan
suka.
Pada penelitian ini, peneliti tertarik untuk mengambil judul PENAMBAHAN PUREE
LABU KUNING (Curcubita Moschata Duch) TERHADAP DAYA TERIMA COOKIES
MODIFIKASI BISKUIT PMT BALITA, yang membedakan dari penelitian sebelumnya
adalah peneltian ini berfokus pada proporsi penambahan labu kuning pada cookies
dengan bahan dasar biskuit PMT balita.
6
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
7
Waluh/labu kuning juga sarat gizi, memiliki kandungan serat, vitamin dan
karbohidrat yang tinggi. Selain itu, didalam waluh juga terkandung 34 kalori,
lemak 0.8, 45 mg kalsium, dan mineral 0.8 sehingga labu kuning sangat baik
dikonsumsi oleh anak- anak maupun orang tua, karena kandungan gizi yang
terdapat didalamnya sangat baik untuk kesehatan tubuh. Pada anak-anak dapat
digunakan untuk menambah nafsu makan dan sebagai obat cacingan (Hidayah,
2010). Labu kuning (Cucurbita maxima) atau waluh merupakan bahan pangan
yang kaya vitamin A, B dan C, mineral, serta karbohidrat. Daging buahnya pun
mengandung antioksidan sebagai penangkal pelbagai jenis kanker. Sifat labu
yang lunak dan mudah dicerna serta mengandung karoten (pro vitamin A)
cukup tinggi, serta dapat menambah warna menarik dalam olahan pangan
lainnya. Tetapi, sejauh ini pemanfaatannya belum optimal (Anonimf, 2008).
2.1.3 Kandungan Gizi Labu Kuning
Sumber : (Sudarto.2000)
2.2 Biskuit PMT
8
2.2.1 Pengertian Makanan Tambahan
Makanan Tambahan Balita adalah suplementasi gizi berupa makanan
tambahan dalam bentuk biskuit dengan formulasi khusus dan difortifikasi
dengan vitamin dan mineral yang diberikan kepada bayi dan anak balita usia 6-
59 bulan dengan kategori kurus. Bagi bayi dan anak berumur 6-24 bulan,
makanan tambahan ini digunakan bersama Makanan Pendamping Air Susu Ibu
(MP- ASI).Tiap kemasan primer (4 keping/40 gram) Makanan Tambahan
Balita mengandung minimum 160 Kalori, 3,2-4,8 gram protein, 4-7,2 gram
lemak. Makanan Tambahan Balita diperkaya dengan 10 macam vitamin (A, D,
E, K, B1, B2, B3, B6, B12, Asam Folat) dan tujuh macam mineral yaitu, Besi,
Iodium, Seng, Kalsium, Natrium, Selenium, dan Fosfor. (Kementrian
9
f. Mutu dan keamanan : produk makanan tambahan balita memenuhi
persyaratan mutu dan keamanan sesuai untuk bayi dan anak balita.
g. Masa kedaluwarsa : waktu antara selesai diproduksi sampai batas akhir
masih layak dikonsumsi, produk MT mempunyai masa kedaluwarsa 24
bulan.
2.2.3 Kemasan
a. Setiap 4 (empat) keping biskuit dikemas dalam 1 (satu) kemasan primer
(berat 40 gr).
b. Setiap 21 (dua puluh satu) kemasan primer dikemas dalam 1 (satu) kotak
kemasan sekunder (berat 840 gr).
c. Setiap 4 (empat) kemasan sekunder dikemas dalam 1 (satu) kemasan tersier
(Petunjuk Teknis Pemberian Makanan Tambahan , 2020).
2.3 Cookies
2.3.1 Pengertian Cookies
Cookies adalah kue yang terbuat dari bahan dasar tepung
yang umumnya dibuat dari tepung terigu, gula halus, telur ayam, vanilli,
margarine, tepung maizena, baking powder, dan susu bubuk instant.
Tekstur cookies mempunyai tekstur yang renyah dan tidak mudah hancur
seperti dengan kue-kue kering pada umumnya. Warna cookies ini pun
agak kuning kecokelatan karena pengaruh dari susu bubuk instant dan
penambahan margarine (Mutmainna, 2013).
Cookies atau kue kering merupakan salah satu makanan kering atau snack
yang proses pematangannya dengan cara dipanggang. Bahan baku utama
cookies ialah tepung terigu. Tepung terigu yang digunakan adalah tepung
terigu yang mempunyai kandungan protein sekitar 8-9% dan memiliki mutu
yang baik (Prihatinirum, 2012). Aroma cookies memiliki khas gurih dan
wangi, ini dipengaruhi oleh margarine dan telur yang dicampurkan kedalam
adonan.
Kandungan lemak yang tinggi adalah salah satu ciri khas dari cookies.
Cookies dengan kualitas yang baik adalah cookies yang memiliki tekstur dan
struktur yang padu dan butirannya halus. Kerenyahan pada cookies biasa
dipengaruhi oleh tepung, telur, gula, mentega, dan juga kadar air.
2.3.2 Syarat Mutu Cookies
10
Tabel 2.2 Syarat Mutu Cookies
Syarat Mutu Cookies menurut SNI 01-2973-1992
Parameter Jumlah
Cemaran mikroba
16
2.5 Kerangka Teori
Bahan Pembuatan :
Proses :
Biskuit PMT balita
Persiapan bahan
Labu kuning
Pencampuran bahan cookies
Marganie
Pencetakan adonan cookies
Gula
Proses pemanggangan
Telur
Keju
Uji Organoleptik
1. Warna
2. Aroma
3. Tekstur
4. Rasa
17
BAB 3
KERANGKA KONSEPTUAL dan HIPOTESIS
3.1 Kerangka Konseptual Penelitian
Labu Kuning
Biskuit PMT Balita
Tinggi energi
Harga terjangkau Tinggi energi
Pemanfaatan belum optimal Kaya vitamin
Labu Kuning Warna kurang menarik
Tinggi vitamin A
Warna fibrant
Mudah ditemukan
Uji Organoleptik
18
Daya Terima
Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian Cookies PMT balita dengan labu kuning
Keterangan :
3.2 HipotesiS
H0
H0 1.Tidak ada pengaruh proporsi labu kuning terhadap daya terima warna pada
cookies berbahan dasar biskuit PMT.
2. Tidak ada pengaruh proporsi labu kuning terhadap daya terima aroma pada
cookies berbahan dasar biskuit PMT
3.Tidak ada pengaruh proporsi labu kuning terhadap daya terima tekstur pada
cookies berbahan dasar biskuit PMT
4.Tidak ada pengaruh proporsi labu kuning terhadap daya terima rasa pada
cookies berbahan dasar biskuit PMT
H1
H1 1. Ada pengaruh proporsi labu kuning terhadap daya terima warna pada cookies
berbahan dasar biskuit PMT
19
2. Ada pengaruh proporsi labu kuning terhadap daya terima aroma pada cookies
berbahan dasar biskuit PMT
3. Ada pengaruh proporsi labu kuning terhadap daya terima tekstur pada cookies
berbahan dasar biskuit PMT
4. Ada pengaruh proporsi labu kuning terhadap daya terima rasa pada cookies
berbahan dasar biskuit PMT
20
BAB 4
METODOLOGI PENELITIAN
4.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan yaitu penelitian kuantitaif dengan metode
eksperimental, karena peneliti melakukan suatu percobaan atau perlakuan, yaitu dengan
cara menambahkan labu kuning kedalam pembuatan cookies modifikasi dengan bahan
dasar biskuit PMT balita.
4.2 Rancangan Penelitian
4.2. 1 Rancangan penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL)
yaitu 1 kontrol dengan 2 perlakuan, adapun perlakuannya sebagai berikut :
a. Kontrol 0%
b. Penambahan labu kuning 10%
c. Penambahan labu kuning 20%
Tabel 4.1 Analisa Data Rancangan Acak Lengkap dan Kode Penambahan Labu
Kuning
Perlakuan dan Kode
Replikasi % Penambahan Labu Kuning
P0 (0%) P1 (10%) P2 (20%)
R1 P0R1 P1R1 P2R1
R2 P0R2 P1R2 P2R2
R3 P0R3 P1R3 P2R3
Keterangan :
P0R1 : biskuit tanpa perlakuan replikasi 1
P0R2 : biskuit tanpa perlakuan replikasi 2
P0R3 : biskuit tanpa perlakuan replikasi 3
P1R1 : biskuit perlakuan penambahan labu kuning 10% replikasi 1
P1R2 : biskuit perlakuan penambahan labu kuning 10% replikasi 2
P1R3 : biskuit perlakuan penambahan labu kuning 10% replikasi 3
P2R1 : biskuit perlakuan penambahan labu kuning 20% replikasi 1
P2R2 : biskuit perlakuan penambahan labu kuning 20% replikasi 2
P2R3 : biskuit perlakuan penambahan labu kuning 20% replikasi 3
21
4.2.1 Bilangan Acak Tiap Perlakuan dan Replikasi
Bilangan P0R1 P0R2 P0R3 P1R1 P1R2 P1R3 P2R1 P2R2 P2R3
acak
Kode 123 134 145 156 167 178 189 190 101
22
4.5 Kerangka Penelitian
Perencanaan Produk
Pembuatan Produk
Uji Pendahuluan
Penelitian
Uji Organoleptik
Pengolahan Data
Kesimpulan
23
kuning dari total adonan
cookies berbahan dasar
biskuit PMT balita.
c. Penambahan 20% artinya
penambahan 20% labu
kuning dari total adonan
cookies berbahan dasar
biskuit PMT balita.
24
e) Mixer
Menggunakan mixer yang bersih, tidak berkarat dan tidak berbau,
berfungsi untuk menghaluskan mencampur adonan.
f) Loyang persegi
Menggunakan loyang persegi yang bersih dan tidak berkarat, berfungsi
sebagai wadah dan cetakan adonan ketika dioven.
g) Risopan
Menggunakan risopan yang bersih, tidak berkarat dan tidak berbau,
berfungsi sebagai pengukus labu
h) Piring
Menggunakan piring yang bersih dan utuh, digunakan untuk wadah
labu masak
i) Sendok
Menggunakan sendok yang bersih dan tidak berkarat, berfungsi
sebagai pengambil adonan dan mencampur bahan.
j) Spatula
Menggunakan spatula yang bersih dan utuh, berfungsi untuk
membantu mencampur adonan
k) Wajan
Menggunakan wajan yang bersih, utuh dan tidak berkarat, berfungsi
untuk mengoreng nugget.
l) Oven
Menggunakan oven yang bersih, tidak berkarat, berfungsi untuk
memanggang adonan
m) Mangkuk
Menggunakan mangkuk bersih, tidak berbau berfungsi untuk wadah
tepung, telur, margarine, gula, keju, cochochips
n) Toples
Menggunakan toples bersih, wangi, dan rapat (kedap udara) berfungsi
untuk wadah penyimpanan cookies setelah dingin
25
4.7.1.2 Bahan yang digunakan dalam proses pengolahan
a) Tepung terigu
Tepung dengan kondisi bersih, tidak menggumpal, tidak apek
b) Tepung biskuit PMT
Tidak berbau apek, tidak berjamur, berfungsi sebagai pengganti tepung
terigu.
c) Margarine
Margarine masih terbungkus, tidak berbau, tidak berubah warna dari
warna aslinya, margarine yang baik fungsinya sebagai pengembang
adonan.
d) Gula
Gula tidak menggumpal, tidak basah, dan mudah larut, sebagai
pemberi rasa manis, juga berfungsi memperbaiki tesktur, dan
memberikan warna pada permukaan cookies.
e) Telur
Telur dalam keaTdaan bersih, tidak retak, tidak busuk, pembelian tetap
pada satu tempat yaitu di swalayan, berfungsi sebagai bahan campuran
adonan.
f) Susu kental manis
Tidak berbau, tidak berjamur, masih tersegel
g) Keju cheddar
Tekstur padat, tidak berjamur, tidak berair, berfungsi untuk
menyeimbangkan rasa manis, menambahkan rasa gurih dan tekstur
renyah pada cookies
h) Cochochips
Tidak berbau, tidak berjamur, jika dipanggang tidak meleleh, berfungsi
sebagai hiasan dan penambah rasa
26
4.8 Diagram alir pembuatan Cookies Modifikasi Biskuit PMT Balita dengan Labu
Kuning
Pencucian Penimbangan
Pendinginan cookies
Pengemasan
Gambar 4.2 Diagram Alir Pembuatan Cookies Modifikasi Biskuit PMT dengan Labu Kuning
27
4.9 Prosedur Pengumpulan Data
4.9.1 Uji Organoleptik
Data daya terima diperoleh dengan cara melakukan uji organoleptik
dengan panelis sejumlah orang. Uji organoleptik yang akan dilakukan adalah
bertujuan untuk mengetahui tingkat kesukaan panelis dari segi warna, aroma, rasa
dan tekstur terhadap produk cookies dengan modifikasi biskuit PMT balita dan labu
kuning dengan menggunakan form uji organoleptik seperti pada lampiran 3 dan
kriteria panelis yaitu tidak buta warna, tidak kenyang, tidak lapar, memiliki
kepekaan indera yang baik, memiliki pengetahuan tentang komoditas atau produk
yang akan diuji, responden harus bersedia menjadi panelis, dan sehat jasmani dan
rohani
4.9.1.1 Alat
a. Form uji daya terima
Form uji daya terima berisikan identitas panelis, petunjuk pengisian
serta tabel penilaian. Formulir uji daya terima digunakan untuk menilai
tingkat kesukaan panelis terhadap cookies modifikasi dengan bahan
dasar biskuit PMT balita dengan labu kuning.
b. Alat tulis
Alat tulis berupa bolpoin digunakan panelis untuk mengisi form
organoleptik.
c. Plastik klip
Plastik klip yang digunakan untuk wadah cookies modifikasi dapat
tertutup rapat dan bersih.
d. Air mineral
Air mineral yang digunakan tidak berasa ataupun berbau, berfungsi
sebagai penetral rasa setelah mengkonsumsi cookies modifikasi.
4.9.1.2 Bahan
Bahan yang digunakan untuk uji organoleptik ialah cookies modifikasi
dengan berat 5 gram dalam setiap perlakuan untuk setiap panelis (total 15
gram).
4.9.1.3 Prosedur
a. Menyiapkan 3 sampel cookies modifikasi dalam plastik klip yang
telah diberi kode pada masing-masing sampel dan segelas air mineral.
b. Mempersiapkan form organoleptik dan alat tulis.
28
c. Mempersilakan panelis untuk masuk ruangan.
d. Menjelaskan tahap-tahap uji organoleptik kepada panelis.
e. Panelis menilai sampel yang telah disediakan dengan menulis angka
pada form sesuai dengan kriteria yang ada.
4.10 Nilai Gizi Cookies Modifikasi
a. Formulasi Pertama ((P0) cookies 100g)
No Nama Bahan Berat (gr) Energi Kh Protein Lemak
1 Margarin 60 432 0.2 0.4 48.6
2 Gula 50 193.5 50 0 0
3 Telur 16 44.5 0.4 3.1 3.3
4 Tepung Terigu 100 364 76.3 10.3 1
5 Biskuit PMT 200 900 142 18 28
6 Keju 25 81.5 3.3 5.7 5.1
7 Cocho chips 10 47.9 6.31 0.42 3
Susu kental
8 manis 90 288 49 7 7.8
Jumlah 2351.4 327.51 44.92 96.8
29
Jumlah 2367.0 331.01 45.32 97.0
1. Jika nilai signifikan > 0,05 berarti terdapat perbedaan yang signifikan
antara variabel yang dibandingkan.
2. Jika nilai signifikan < 0,05 berarti terdapat perbedaan yang signifikan
antara variabel yang dihubungkan.
30
DAFTAR PUSTAKA
Adriani, M. & Wijatmadi, B. Gizi dan Kesehatan Balita Peranan Mikro Zinc pada
Pertumbuhan Balita. (Kencana Prenada Media Grup, 2014).
Amalia, H dan Mardiana. 2016. Hubungan Pola Asuh Gizi Ibu Dengan Status Gizi Balita Di
Wilayah Kerja Puskesmas Lamper Tengah Kota Semarang. Journal of Health
Education. Volume 1(2): 9–13.
Badan Pusat Statistik. 2003. Statistik Pertanian 2003. Jakarta : BPS.
Badan Pusat Statistik. 2010. Statistik Pertanian 2010. Jakarta : BPS.
Dwi Sayekti ., dkk (2021). Subtitusi Puree Labu Kuning (Cucurbita Moschata) Pada
Pembatan Tiger Roll Cake Dengan Selai Nangka Sebagai K Diversivikasi Pangan
Lokal
Hastiningsih, W. T. (2016). Diversivikasi Sweet Bread Dengan Subtitusi Tepung Labu
Kuning (Cucurbita Moschata). Jurnal Hotelier, 2(2), 49-58.
Hidayah, R. 2010. Manfaat dan kandungan gizi labu kuning. PT. Gramedia Pustaka Umum.
Jakarta.
Https://www.kemkes.go.id/article/print/16122100005/perbaikan-gizi-untuk-generasi-agar-
mampu-menangkan-persaingan.html
Jurnal Kesehatan Perintis (Perintis’s Health Journal) 7 (2) 2020: 28-35
Kementerian Kesehatan RI. 2017. Petunjuk Teknis Pemberian Makanan Tambahan (Balita,
Anak Sekolah, Ibu Hamil). Jakarta
Kementerian Kesehatan RI. Warta Kesmas ‘Gizi, Investasi Masa Depan Bangsa’. 2, (2017).
Millah, I. 2013. Pembuatan Cookies (Kue Kering) dengan Kajian Penambahan Apel
Manalagi (Mallus sylvestris mill) Subgrade dan Margarin.
Par’i, H. M., Wiyono, S. & Harjatmo, T. P. Bahan Ajar Gizi ‘Penilaian Status Gizi’. (Badan
Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan, 2017).
Posyandu Sehat Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Untuk Balita. 2018 (selat-
buleleng.desa.id/index.php/first/artikel/56-Posyandu-Sehat-Pemberian-Makanan-
Tambahan--PMT--Untuk-Balita)
Prabasini, Hehmaning, Dwi Ishartani, dan Dimas Rahadian.2013.Kajian Sifat Kimia dan
Fisik Tepung Labu Kuning (Cucurbita moschata) dengan perlakuan Blanching dan
Perendaman Dalam Natrium Metabisulfit (Na2S2O5). Jurnal Teknosains Pangan,Vol 2
No 2
31
Prabasini. (2010). Kajian Sifat Kimia dan Fisik Tepung Labu Kuning (Curcubita moschata)
dengan Perlakuan Blanching dan Perendaman dalam Natrium
Prihatiningrum. 2012. Pengaruh Komposit Tepung Kimpul dan Tepung Terigu terhadap
Kualitas Cookies Semprit. Food Science and Culinary Education Journal. Universitas
Negeri Semarang. Semarang.
Sari, A. N. dkk. (2020). Hubungan Asupan Zink, Zat Besi, dan Vitamin C dengan Kejadian
Gizi Kurang Pada Anak Usia 6-24 Bulan. 12(27).
Susilorini, T.E. dan Sawitri, M.E. 2006. Produk Olahan Susu.Penebar Swadaya. Yogyakarta
Tabel Komposisi Bahan Pangan Depkes RI (2019)
Tutut Pujianto, Frenky Arif Budiman, Wahyu Wibisono. 2019. Pendampingan Balita Gizi
Kurang Dengan Pemberian Makanan Tambahan Berbahan Dasar Biskuit PMT.
Akademi Gizi Karya Husada Kediri, STIKes Patria Husada Blitar.
Wahyuningsih, S. dan M. indriana D. (n.d.). Evaluasi Program Pemberian Makanan
Tambahan (PMT) Pada Balita Gizi Kurang
32
Lampiran 1 : Rencana jadwal penelitian
No Jenis Kegiatan Tahun 2022 Bulan
Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei
1. Penyusunan
Proposal
2. Pengurusan
izin
3. Survey
pendahuluan
4. Sidang
proposal
5. Revisi
6. Uji kode etik
7. Pengurusan
izin
8. Pengambilan
data
9. Pengolahan
dan analisi
10. Penyusunan
laporan
penelitian
11. Ujian KTI
12. Revisi
13. Pengumpulan
KTI
33
Lampiran 2 : Resep dan Perbandingan Kebutuhan
Resep Standar Cookies
Bahan Berat Cara Membuat
(gram)
Tepung terigu 300 Kocok mentega dan gula sampai putih berjejak
Kebutuhan PMT Usia 6-11 bulan diberikan 8 keping per hari selama 1 bulan, setara
dengan 20 bungkus PMT Balita. Usia 12-59 bulan diberikan 12 keping per hari selama 1
bulan, setara dengan 30 bungkus PMT Balita. Bila berat badan telah sesuai, pemberian PMT
Balita dihentikan dan untuk selanjutnya mengonsumsi makanan keluarga gizi seimbang
(Kemenkes RI 2017).
Kebutuhan cookies PMT modifikasi Puree Labu 10% (5 keping) atau setara dengan
25gram, dengan kandungan gizi ;
Zat Gizi Total Zat Gizi P0 Total Zat Gizi P1 Total Zat Gizi P2 Total
Cookies ( 5 keping) (5 keping)
PMT balita ( 5 keping)
( 12 keping)
Energi 540 kkal Energi 587,85 kkal Energi 589,8 kkal Energi 591,75 kkal
Karbohidrat 71 gram Karbohidrat 81,87 gram Karbohidrat 82,32 gram Karbohidrat 82,75 gram
Protein 9 gram Protein 11,23 gram Protein 11,28 gram Protein 11,33 gram
Lemak 14 gram Lemak 24,2 gram Lemak 24,23 gram Lemak 24,25 gram
34
Lampiran 3 :
FORM UJI ORGANOLEPTIK
Jenis Produk :
Nama Panelis :
Tanggal :
Dihadapan saudara telah disajikan sampel cookies berbahan dasar biskuit PMT dengan
penambahan labu kuning. Anda diminta untuk memberikan penilaian organoleptik sampel
tersebut, yang meliputi : warna, aroma, tekstur, dan rasa. Sebelum mencicipi setiap sampel,
berkumurlah dahulu dengan air yang telah disediakan. Istirahatlah sebentar sebelum
mencicipi sampel berikutnya.
Berilah nilai masing - masing parameter setiap kode sampel sesuai petunjuk
dibawah ini :
5. Sangat suka
4 : Suka
3 : Netral
2 : Tidak suka
Paramete Kode
r 123 134 145 156 167 178 189 190 101
Rasa
Aroma
Warna
35
Teksture
Dari penilaian yang dilakukan sampel mana yang paling anda sukai ?
Kode :
Alasan :
Saran :
36
Lampiran 4: Anggaran biaya
Perlakuan
P0 P1 P2
Margarin 20 60 20 60 20 60
Gula 16,6 50 16,6 50 16,6 50
Telur 5,3 16 5,3 16 5,3 16
Tepung Terigu 33,3 100 33,3 100 33,3 100
Biskuit PMT 66,6 200 66,6 200 66,6 200
Keju 8,3 25 8,3 25 8,3 25
Cocho chips 3,3 10 3,3 10 3,3 10
Susu kental manis 30 90 30 90 30 90
Labu kuning - - 20 60 40 120
Total 551 611 671
37
Keju 76.000,- 75 5.700,-
Cocho chips 59.000,- 30 1.770,-
Susu kental manis 26.000,- 270 7.020,-
Labu kuning 20.000,- 180 3.600,-
Total Rp. 40.884
38