Disusun Oleh :
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA
JURUSAN KESEHATAN GIGI
PROGRAM STUDI TERAPIS GIGI
PROGRAM SARJANA TERAPAN
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan peneliti kemudahan sehingga
peneliti dapat menyelesaikan tugas dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya peneliti
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan laporan ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada Baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-
nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Peneliti mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik
itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga peneliti mampu untuk menyelesaikan tugas.
Peneliti tentu menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan kritik
dan saran dari pembaca. Demikian dan apabila terdapat banyak kesalahan pada isi susunan ini
peneliti mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Peneliti
i
DAFTAR ISI
ii
4.7.1 Variabel Bebas ............................................................. 21
4.7.2 Variabel Terikat ........................................................... 21
4.8 Instrument Pengumpulan Data .............................................. 21
4.8.1 Variabel Bebas ............................................................. 21
4.8.2 Variabel Terikat ........................................................... 21
4.9 Prosedur Pengumpulan Data ................................................. 21
4.9.1 Variabel Bebas ............................................................. 21
4.9.2 Variabel Terikat ........................................................... 21
4.10 Variabel dan Definisi Operasional ........................................ 22
4.10.1 Variabel ...................................................................... 22
4.10.2 Definisi Operasional .................................................. 22
4.11 Analisis Data ......................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 24
LAMPIRAN .......................................................................................... 26
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
Rampan karies adalah karies yang terjadi sangat cepat dan mengenai beberapa gigi
serta sering menimbulkan rasa sakit sehingga anak sulit makan dan rewel. Karies ini
sering ditemukan pada anak usia di bawah lima tahun (balita). Rampan karies terjadi
akibat komsumsi makanan berlebih, seringnya mengkonsumsi makanan dan minuman
yang mengandung karbohidrat, terutama diantara waktu makan. Banyaknya penjual yang
menjual makanan jajanan di waktu jam istirahat seperti ice cream, kembang gula,
berbagai macam minuman manis seperti sirup dan pop ice membuat balita atau anak -
anak sering hilang kontrol, sehingga anak sering sekali menyampingkan kesehatan gigi
dan mulutnya (Keumala & Mardelita, 2020).
Menurut (Keumala & Mardelita, 2020) penyebab karies adanya bakteri
streptococcus mutans dan lactobacilli, bakteri spesifik inilah yang mengubah glukosan
dan karbohidrat pada makanan menjadi asam melalui proses fermentasi. Asam terus
diproduksi oleh bakteri dan akhirnya merusak struktur pada gigi sedikit demi sedikit.
Kemudian plak dan bakteri mulai bekerja 20 menit setelah makan. Proses yang terjadi
cukup lama ini akan menyebabkan rampan karies. Faktor-faktor yang mempengaruhi
terjadinya karies dan rampan karies diantaranya ialah keturunan, ras, jenis kelamin, umur,
makanan, unsur kimia, air ludah dan plak.
Tindakan pencegahan terhadap rampan karies harus dilakukan, karena semakin
parah karies maka semakin komplek pula perawatan yang harus dilakukan. Ada beberapa
cara untuk mencegah terjadinya rampan karies, meliputi rajin membersihkan gigi anak
setiap hari, tidak membiarkan anak sering terlena dalam menikmati makanan atau
minuman terutama jus, susu dan susu formula. Memperkenalkan dan mengajarkan kepada
anak minum dengan cup atau gelas saat mulai menginjak usia 2 tahun. Menggunakan
sedikit atau tidak sama sekali gula pada makanan atau minuman anak. Berkonsultasi
dengan dokter
2
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan data diatas, maka kemungkinan faktor penyebab masalahnya dapat
disajikan dalam bagan berikut ini:
Orang Tua :
Pengetahuan
Usia
Pendidikan
Pendapatan Tingginya
Lingkungan :
Rampan Karies
Peran Keluarga Pada Anak Pra
Sekolah di TK
Sarana dan Prasarana untuk menjaga
Dharma Siwi I
kebersihan gigi dan mulut pada anak Surabaya
Pelayanan Kesehatan :
Sikap Petugas Kesehatan
Keterangan :
1.2.1 Faktor Orang Tua
1.2.1.a. Pengetahuan
Pengetahuan orang tua dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut
pada masa anak pra sekolah sangat penting. Orang tua tersebut harus
mengerti atau paham cara pemeliharaan gigi dan mulut pada masa anak pra
sekolah. Kemungkinan jika pengetahuan orang tua kurang tentang menjaga
kesehatan gigi dan mulut maka kebersihan rongga mulut anak pra sekolah
kurang terjaga. Sehingga, memungkinkan terjadi permasalahan penyakit
dalam rongga mulut contohnya karies, bau mulut, gingivitis akibat kurang
menjaga kesehatan gigi dan mulutnya.
1.2.1.b. Usia
3
Salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan yaitu usia. Usia
mempengaruhi perkembangan daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin
bertambahnya usia seseorang maka semakin bertambah pula informasi yang
didapat (Anggraeni, 2017).
1.2.1.c. Pendidikan
Tingkat pendidikan memegaruhi dalam penilaian status kesehatan gigi dan
mulut karena berkaitan dengan keluar masuknya informasi yang dapat
disampaikan pada anak-anak dalam menjaga kesehatan rongga mulutnya.
1.2.1.d. Pendapatan
Salah faktor yang mempengaruhi kejadian karies pada anak yaitu tingkat
pendapatan orang tua. Sebagaian besar orang tua dengan pendapatan yang
menengah dan rendah cenderung berpikir untuk melakukan kunjungan dan
melakukan perawatan terhadap kondisi kesehatan gigi dan mulut pada anaknya.
Orang tua beranggapan dengan pendapatan rendah akan lebih baik digunakan
untuk hal lain dibandingkan untuk perawatan gigi dan mulut anak.
1.2.2. Faktor Lingkungan
1.2.2.a. Peran Keluarga
Keluarga kemungkinan berperan penting bagi anak karena harus di
damping oleh keluarga agar bersemangat untuk menjalani harinya, keluarga harus
memperhatikan juga sepenuhnya kebersihan dari rongga mulut anak.
1.2.2.b. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana untuk anak harus memadai, tersedianya
perlengkapan untuk memelihara kesehatan gigi dan mulut memungkinkan untuk
lebih aktif lagi dalam melakukan kegiatan positif pola hidup sehat, ditambah lagi
pemeriksaan berkala ke dokter gigi/klinik gigi minimal setiap 6 bulan sekali.
1.2.3. Faktor Tenaga Kesehatan
1.2.3.a. Sikap Petugas Kesehatan
Sikap petugas kesehatan kemungkinan sangat penting, kepedulian petugas
kesehatan merupakan perilaku yang diinginkan oleh orang tua yang
membutuhkan edukasi kesehatan gigi dan mulutnya.
1.3. Pembatasan Masalah
4
Oleh karena keterbatasan peneliti (waktu, dana, tenaga, dan sarana) dalam
melakukan penelitian, maka faktor-faktor yang menjadi penyebab masalah tersebut perlu
dibatasi beberapa faktor saja. Yang perlu diprioritaskan dalam melakukan pembatasan
masalah adalah pengetahuan orangtua dengan rampan karies pada anak prasekolah.
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah tersebut, maka dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut : Bagaimana hubungan tingkat pengetahuan orangtua dengan rampan
karies pada anak prasekolah?
1.5. Tujuan Penelitian
1.5.2. Tujuan Umum
Mengetahui hubungan tingkat pengetahuan orangtua tentang kebersihan gigi dan
mulut dengan kejadian rampan karies pada anak prasekolah di TK Dharma Siwi I
Surabaya.
1.5.3. Tujuan Khusus
1. Mengukur tingkat pengetahuan orangtua tentang pemeliharaan kebersihan gigi
dan mulut dengan rampan karies pada anak prasekolah di TK Dharma Siwi I
Surabaya
2. Mengukur rampan karies pada anak prasekolah di TK Dharma Siwi I Surabaya
3. Menganalisa hubungan tingkat pengetahuan orangtua tentang pemeliharaan
kebersihan gigi dan mulut dengan rampan karies pada anak prasekolah di TK
Dharma Siwi I Surabaya
1.6. Manfaat Penelitian
1.6.1 Bagi Institusi Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Surabaya Jurusan
Kesehatan Gigi
Sebagai tambahan pustaka untuk perpustakaan Politeknik Kesehatan
Kementerian Kesehatan Surabaya Jurusan Kesehatan Gigi, sehingga dapat
digunakan sebagai bahan acuan atau bahan pertimbangan dalam penelitian
selanjutnya.
1.6.2 Bagi Orang Tua
Sebagai bahan masukan bagi orang tua untuk lebih memperhatikan kondisi
kesehatan gigi dan mulut pada anak – anak terutama pada usia prasekolah. Serta
5
memberikan pengetahuan kepada orang tua agar mengetahui rampan karies pada
anak prasekolah.
1.6.3 Bagi Peneliti
Untuk menambah wawasan pengetahuan bagi peneliti dalam penerapan dan
pengembangan metodologi penelitian, serta menjadikan pengalaman pribadi bagi
peneliti dalam membuat laporan skripsi.
6
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengetahuan
2.1.1. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil dari pengindraan terhadap suatu objek tertentu.
Terstimulasi oleh keingintahuan terhadap objek melalui indra yang dimilikinya.
Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indra penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Manusia paling sering menggunakan indra
mata dan telinga. Tindakan seseorang terbentuk karena pengaruh dari pengetahuan
atau kognitif. Tindakan atau perilaku yang berdasarkan oleh pengetahuan akan
bertahan lebih lama jika dibandingkan dengan perilaku yang tidak berlandaskan
pengetahuan (Bayar, 2018).
2.1.2. Tingkat Pengetahuan
Tingkat pengetahuan mempunyai 6 tingkatan dalam domain kognitif yaitu
tahu, memahami, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. Tahu diartikan sebagai
objek dapat mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk
dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap sesuatu.
Misalnya mengetahui bahwa buah tomat banyak mengandung vitamin C, penyakit
demam berdarah ditularkan oleh gigitan nyamuk Aedes Aegepti. Untuk mengetahui
atau mengukur bahwa orang tahu sesuatu dapat menggunakan pertanyaan-
pertanyaan seperti: apa tanda-tanda anak kurang gizi, apa penyebab penyakit TBC
(Bayar, 2018).
2.1.3. Faktor yang mempengaruhi pengetahuan
1) Faktor pendidikan
7
Semakin tinggi tingkat pengetahuan seseorang, maka akan semakin mudah
untuk menerima informasi tentang obyek atau yang berkaitan dengan
pengetahuan. Pengetahuan umumnya dapat diperoleh dari informasi yang
disampaikan oleh orang tua, guru, dan media masa. Pendidikan sangat erat
kaitannya dengan pengetahuan, pendidikan merupakan salah satu kebutuhan
dasar manusia yang sangat diperlukan untuk pengembangan diri. Semakin
tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka akan semakin mudah untuk
menerima, serta mengembangkan pengetahuan dan teknologi.
2) Faktor pekerjaan
Pekerjaan seseorang sangat berpengaruh terhadap proses mengakses
informasi yang dibutuhkan terhadap suatu obyek.
3) Faktor pengalaman
Pengalaman seseorang sangat mempengaruhi pengetahuan, semakin
banyak pengalaman seseorang tentang suatu hal, maka akan semakin
bertambah pula pengetahuan seseorang akan hal tersebut. Pengukuran
pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menyatakan
tantang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden.
4) Usia
Umur seseorang yang bertambah dapat membuat perubahan pada aspek
fisik psikologis, dan kejiwaan. Dalam aspek psikologis taraf berfikir seseorang
semakin matang dan dewasa. Semakin bertambah umur seseorang, semakin
berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya sehingga akan lebih mampu
untuk menerima pengetahuan atau informasi yang baik.
5) Keyakinan
Keyakinan yang diperoleh oleh seseorang biasanya bisa didapat
secara turun-temurun dan tidak dapat dibuktikan terlebih dahulu, keyakinan
positif dan keyakinan negatif dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang.
6) Sosial budaya
8
7) Sumber Informasi
Pengetahuan juga dipengaruhi oleh sumber informasi atau bacaan yang
berguna bagi perluasan cakrawala pandang atau wawasan sehingga dapat
meningkatkan pengetahuan dan dapat dijadikan tempat bertanya tentang
berbagai pengetahuan untuk memenuhi apa yang ingin di capai.
8) Media
Contoh media yang didesain secara khusus untuk mencapai masyarakat
luas seperti televisi, radio, koran, majalah, dan internet.
2.1.4. Pengukuran tingkat pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket
yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau
responden (Notoatmodjo, 2010).
2.2. Pemeliharaan Kebersihan Gigi dan Mulut
2.2.1. Pengertian
Kebersihan gigi dan mulut merupakan tindakan yang bertujuan untuk
membersihkan dan menyegarkan gigi dan mulut. Tindakan pembersihan gigi dan
mulut dapat mencegah penularan penyakit melalui mulut memperbaiki fungsi
sistem pengunyahan, serta mencegah penyakit gigi dan mulut seperti penyakit pada
gigi dan gusi (Anindita et al., 2018).
Kebersihan gigi dan mulut yang rendah menyuburkan perkembangan bakteri.
Perawatan untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut perlu dilakukan, apabila tidak
dirawat dengan baik tidak menutup memungkinan akan terjadi karies. Kebersihan
gigi dan mulut merupakan etiologi lokal utama sebagai penyebab
gangguan/penyakit gigi dan mulut dikarenakan terdapat peran mikroorganisme
dalam pembentukan karies.
2.2.2. Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Kebersihan Gigi dan Mulut
Memelihara kebersihan gigi dan mulut merupakan hal yang penting dalam
menjaga kesehatan gigi dan mulut kita. Rumus gigi sehat terawat menurut
(Chalimah, 2020) adalah
2x2 = Gigi Sehat Terawat
(2 menit) x (2 kali sehari)
9
Menyikat gigi yang efektif dilakukan sekurang-kurangnya selama 2 menit, 2
kali sehari, setelah sarapan pagi dan sebelum tidur.
1. Pemilihan Sikat Gigi Yang Benar
a. Gagang tangkainya lurus
b. Kepala sikat kecil/sesuai dengan mulut
c. Bulu sikat halus
d. Permukaan bulu sikat rata
e. Ujung bulu sikat membulat
10
e. Gunakan setengah bagian depan bulu sikat gigi untuk membersihkan
permukaan bagian dalam gigi depan atas dan bawah dengan gerakan naik
turun.
3. Menggunakan Dental Floss
Menyikat gigi hanya dapat menjangkau sela – sela gigi yang dapat
dijangkau bulu sikat, namun tidak mengangkat semua plak yang mungkin
bandel menyangkut tanpa kita ketahui.
Flossing tidak hanya membuang plak dan dan sisa makanan yang terselip
di sela gigi. Rutin melakukan flossing juga dapat mengurangi resiko penyakit
gusi dan bau mulut yang disebabkan plak disepanjang garis gusi.
Direkomendasikan untuk flossing terlebih dahulu sebelum menggosok gigi.
Cara menggunakan dental floss:
a. Masukkan benang gigi perlahan-lahan ke sela gigi dan gerakan naik
turun sampai batas gusi. Tarik benang dental dari arah gusi ke bagian
atas gigi untuk mengeluarkan plak.
b. Dental floss bentuk F dan tooth pick – multi fungsi yang ujungnya bisa
digunakan sebagai tusuk gigi. Sangat ekonomis dan mudah untuk
membersihkan gigi bagian depan.
4. Kebersihan Lidah
Kebersihan lidah tidak kalah penting dari kebersihan gigi. Lidah dapat
menjadi sarang tumbuhnya bakteri dan lidah yang kotor dapat membuat nafas
bau. Disarankan membersihkan lidah sehabis sikat gigi pagi dan malam hari
sebelum tidur. Untuk membersihkan lidah dapat menggunakan sikat gigi atau
Tongue Scraper. Untuk membersihkan lidah pada anak – anak dapat
menggunakan kain yang bersih atau kassa.
2.2.3. Cara Menjaga Kebersihan Gigi dan Mulut
a. Kontrol Plak
Plak yang dibiarkan terlalu lama dapat menyebabkan karies dan penyakit
periodontal. Saat menghambat pembentukan plak, maka secara langsung akan
menghambat pembentukan kalkulus, sehingga jaringan periodontal menjadi
sehat. Obat kumur merupakan obat yang mengandung suatu bahan aktif yang
11
dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan bakteri. Pada control plak
sehari-hari, obat kumur digunakan sebagai bahan tambahan untuk
menyingkirkan plak secara kimiawi (Egi et al., 2019).
b. Scaling
Scaling adalah proses menghilangkan karang gigi atau kalkulus. Plak
dapat dihilangkan dengan cara menyikat gigi, sedangkan kalkulus dihilangkan
dengan alat pembersih karang gigi yang disebut scaler baik secara manual atau
elektrik. Scaling disarankan agar membersihkan karang gigi atau kalkulus
sehingga dapat meningkatkan kebersihan gigi dan mulutnya dan mencegah
terjadinya penyakit periodontal (Nahak et al., 2020).
12
Peran serta orang tua sangat diperlukan dalam membimbing, memberikan
pengertian, mengingatkan, dan menyediakan fasilitas kepada anak agar anak dapat
memelihara kebersihan gigi dan mulutnya. Selain itu orang tua juga mempunyai peran
yang cukup besar di dalam mencegah terjadinya karies pada anak. Pengetahuan orang tua
sangat penting dalam mendasari terbentuknya perilaku yang mendukung atau tidak
mendukung kebersihan gigi dan mulut anak. Orang tua dengan pengetahuan rendah
mengenai kesehatan gigi dan mulut merupakan factor perilaku yang tidak mendukung
kesehatan gigi dan mulut anak (Cahyati & Purwaningsih, 2021).
2.4. Rampan Karies
2.4.1. Pengertian
Rampan karies adalah karies yang terjadi sangat cepat dan mengenai
beberapa gigi serta sering menimbulkan rasa sakit sehingga anak sulit makan dan
rewel. Karies ini sering ditemukan pada anak usia di bawah lima tahun (balita).
Rampan karies terjadi akibat komsumsi makanan berlebih, seringnya mengosumsi
makanan dan minuman yang mengndung karbohidrat, terutama diantara waktu
makan. Banyaknya penjual yang menjual makanan jajanan di waktu jam istirahat
seperti ice cream, kembang gula, berbagai macam minuman manis seperti sirup dan
pop ice membuat balita sering hilang kontrol, sehingga anak sering sekali
menyampingkan kesehatan gigi dan mulutnya.
13
a) Tipe I : karies melibatkan satu atau dua gigi anterior rahang atas.
b) Tipe II : karies melibatkan lebih dari dua gigi anterior rahang atas.
c) Tipe III : karies melibatkan satu atau gigi anterior rahang atas dan satu atau
lebih gigi molar.
d) Tipe IV : karies melibatkan atau lebih permukaan gigi anterior rahang atas
yang gigi dengan pulpa terbuka pada satu atau lebih, gigi dan karies telah
terlihat pada gigi anterior rahang bawah.
2.4.4. Pencegahan Rampan Karies
Pencegahan karies rampan harus dilakukan secepatnya ketika gigi susu anak
telah erupsi. Dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu menurut Syaifudin dan Rohaeni
dalam (Mariati, 2015).
a) Setelah diberi makan, bersihkan gusi anak dengan kain atau lap bersih.
Bersihkan atau sikat gigi anak jika giginya sudah erupsi. Bersihkan dan pijat
gusi pada area yang ompong dan mulai flossing semua gigi anak yang telah
erupsi, biasanya pada usia 2-2,5 tahun.
b) Jangan membiarkan anak tertidur sambil minum melalui botol yang berisi susu
formula atau jus buah atau larutan yang manis.
c) Jika anak membutuhkan dot untuk pemberian makan yang regular pada malam
hari atau hingga tertidur, berilah anak dot bersih yang direkomendasikan oleh
dokter gigi atau dokter anak. Jangan pernah memasukkan dot dengan minuman
yang manis.
d) Jika air yang diberikan kepada anak tidak mengandung fluoride, tanyakan
dokter gigi apa yang sebaiknya diberikan pada anak.
e) Mulai berkunjung ke dokter gigi sejak tahun pertama kelahiran secara teratur.
Jika anak mempunyai masalah dengan giginya, segera periksa ke dokter gigi.
14
Diet adalah makanan dan minuman yang dikonsumsi sehari-hari oleh individu.
Diet merupakan salah satu faktor utama permulaan perkembangan karies
sehingga pemilihan diet penting untuk diperhatikan. Orang tua terutama ibu
harus mencatat kuantitas dan kualitas makanan dan minuman yang dikonsumsi
anak sewaktu dan diantara jam makan. Diet vitamin dalam bentuk suplemen
dan obat mulut juga harus dicatat. Orang tua dianjurkan untuk mengurangi
frekuensi gula bagi anak-anak terutama diantara jam makan.
b) Instruksi kebersihan mulut
Perawatan gigi anak sejak dini sangat penting untuk menghindari proses
kerusakan gigi, seperti karies rampan. Salah satu upaya dapat dilakukan agar
dapat menghindari terjadinya karies rampan yaitu menjaga kebersihan mulut.
Cara paling mudah dan umum dilakukan ialah dengan menyikat gigi secara
teratur dan benar, hal tersebut merupakan usulan yang dapat dilakukan secara
pribadi.
c) Perawatan dengan fluor
Fluor diperoleh dari alam atau dari bentuk sediaan. Sumber fluor alami yaitu
air sumur, air kali, garam, ikan, dll. Dalam bidang kedokteran gigi, penggunaan
fluor untuk pencegahan karies yaitu penggunaan secara lokal dan sistemik.
Fluor masuk secara oral sehingga mempunyai efek topical pada gigi.
Penggunaan fluor secara sistemik yaitu untuk mencapai permukaan email
melalui proses pencernaan. Cara ini berefek sejak saat sebelum erupsi dan
sesudah erupsi. Penggunaanya melalui air minum (PAM), tablet, dan, obat
tetes.
2.4.5. Perawatan Rampan Karies
Menurut (Mariati, 2015) tindakan medis yang dapat dilakukan adalah
dengan penambalan gigi. Yang dilakukan pada kunjungan pertama ialah
menghilangkan rasa nyeri yang dapat dilakukan penumpatan sementara dengan
obat-obatan yang diberikan pada kavitas.
Pemberian obat dapat dilakukan secara local maupun oral. Pemberian obat
secara local dilakukan langsung dengan zinc oxide eugenol, sedangkan pemberian
secara oral yaitu obat-obatan sedative dan analgesic. Obat ini diberikan terutama
15
pada nyeri yang telah lanjut, dan bermanfaat untuk mencegah pertumbuhan bakteri
penyebab karies. Bila rasa nyeri telah hilang, maka perawatan dilanjutkan.
Dalam pengendalian karies, perawatan karies rampan harus dilakukan
secara sistematis dan komprehensif serta sesuai dengan prinsip pencegahan dan
perawatan secara menyeluruh. Hal selanjutnya yang dilakukan dalam perawatan
ialah mengurangi aktivitas bakteri untuk menghentikan karies, dan mencegah
penjalaran yang cepat ke arah pulpa untuk mengurangi perkembangbiakan bakteri
serta adanya bau mulut. Juga perlu dilakukan oral profilaksis dengan cara menyikat
gigi secara benar dan teratur.
Dalam melakukan perawatan perlu diperhatikan penanggulangan tingkah
laku anak yang memang memerlukan keahlian tersendiri. Pada prinsipnya
penanggulangan tingkah laku dapat dilakukan dengan melakukan pendekatan yang
bersahabat sehingga tidak terkesan bahwa dokter gigi itu akan menyakiti. Dalam
melakukan perawatan khusus pada penderita karies rampan yang umumnya masih
sangat muda, harus dihindarkan kesan nyeri. Bila melakukan perawatan pilih
pertama yang tidak menyakitkan atau bahkan yang dapat menyenangkan hati anak.
Perawatan harus sesingkat mungkin agar anak tidak bosan. Selain itu pula perlu
dipersiapkan teknik atau cara untuk meningkatkan motivasi anak selama perawatan.
2.4.6. Pengukuran Karies
Menurut (Anindita et al., 2018) Pengukuran yang digunakan untuk
melakukan pemeriksaaan karies pada setiap gigi dengan menggunakan indeks
DMF-T. Pemeriksaan digunakan menggunakan probe periodontal WHO secara
visual di bawah penerangan yang cukup. Indeks DMF-T menunjukkan jumlah
pengalaman karies gigi permanen seseorang, yaitu:
a. D : Decayed ( Jumlah gigi karies yang masih dapat ditambal),
b. M : Missing (Jumlah gigi karies yang sudah hilang atau indikasi untuk
dicabut)
c. F : Filling (gigi karies yang telah ditambal dan masih baik),
d. T : Tooth (gigi permanen)
16
DMF-T = D + M + F
DMF-T rata-rata = Jumlah D + M + F : Jumlah orang yang diperiksa
def-t rata-rata = Jumlah d + e + f : Jumlah orang yang diperiksa
Kategori DMF-T dan def-t menurut WHO
a. Sangat rendah : 0,0 – 1,1
b. Rendah : 1,2 – 2,6
c. Sedang : 2,7 – 4,4
d. Tinggi : 4,5 – 6,5
e. Sangat tinggi : >6,6
Anak prasekolah adalah anak usia dini yang berusia sekitar 3-6 tahun. Pada
masa ini pertumbuhan dan perkembangan anak terus berlangsung (Harlistyarintica
& Fauziah, 2020).
Adapun masa prasekolah diusia 1-6 tahun ini dapat dikelompokkan menjadi
2, yaitu :
17
kembar identik sekalipun. Perilaku tidak selalu mengikuti urutan tertentu sehingga
terbentuknya perilaku positif tidak selalu dipengaruhi oleh pengetahuan dan sikap positif.
Green (1980) mengklasifikasikan beberapa faktor penyebab sebuah tindakan atau
perilaku:
18
BAB 3
Faktor Presdiposisi:
- Sikap anak
- Tindakan anak
Faktor Pemungkin:
Tingginya rampan karies
- Fasilitas pada anak pra sekolah di
- Pelayanan TK Dharma Siwi I
Kesehatan Surabaya
- Pendapatan orang
tua
Faktor Penguat:
Pengetahuan orang tua
tentang pemeliharaan
kebersihan gigi dan mulut
19
BAB 4
METODE PENELITIAN
Keterangan :
n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
30 30
Maka, n= = n=
(1+30 ( 0 , 05² )) (1+30 ( 0,0025 ))
30 30
n= = n=
1+0,075 1,075
n=28
Jadi, jumlah sampel dalam penelitian ini yang dibutuhkan adalah 28 orang tua
20
4.5 Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di TK Dharma Siwi I Jl. Karang Menur IV No. 23, Airlangga, Kec.
Gubeng, Kota Surabaya, Jawa Timur 60286
4.6 Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan Maret 2022 sampai dengan Juni 2022.
4.7 Metode Pengumpulan Data
4.7.1 Variabel Tingkat Pengetahuan Orangtua
Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner.
4.7.2 Variabel Rampan Karies Pada Anak Prasekolah
Metode pengumpulan data menggunakan observasi.
4.8 Instrument Pengumpulan Data
4.8.1 Instrument penelitian yang digunakan dalam mengumpulkan data tingkat
pengetahuan orangtua adalah lembar kuesioner.
4.8.2 Instrument penelitian yang digunakan dalam mengumpulkan data keadaan rampan
karies pada anak pra sekolah adalah lembar observasi.
4.9 Prosedur Pengumpul Data
4.9.1 Pengumpulan data tingkat pengetahuan orangtua
4.9.1.a Mengumpulkan mahasiswa kesehatan gigi sebanyak 6 orang untuk
menyamakan persepsi dalam membantu orangtua mengisi kuesioner.
4.9.1.b Mengumpulkan orangtua dari murid TK Dharma Siwi I Surabaya di ruangan
yang telah disediakan.
4.9.1.c Memberikan lembar kuesioner kepada para orangtua.
4.9.1.d Membantu orangtua secara langsung dalam mengisi lembar kuesioner.
4.9.1.e Setelah selesai mengisi lembar kuesioner, selanjutnya lembar kuesioner
dikumpulkan.
4.9.2 Pengumpulan data keadaan rampan karies pada anak prasekolah
4.9.2.a Pengobservasian dilakukan dengan melihat seberapa banyak gigi atau bagian
yang terkena rampan karies.
4.9.2.b Melihat keadaan gigi anak prasekolah satu persatu.
4.9.2.c Data hasil observasi ditulis pada lembar observasi.
21
4.9.2.d Setelah selesai, maka lembar observasi dikumpulkan.
4.10. Variabel dan Definisi Operasional
4.10.1 Variabel
a. Variabel bebas (independent) : Tingkat pengetahuan orangtua tentang
pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut.
b. Variabel terikat (dependent) : Rampan karies pada anak pra sekolah di TK
Dharma Siwi I Surabaya
22
(Nursalam, 2017)
23
PENGEMBANGAN INSTRUMEN
Judul Penelitian: “Hubungan Tingkat Pengetahuan Orang Tua Tentang Pemeliharaan Kebersihan
Gigi Dan Mulut Dengan Kejadian Rampan Karies Pada Anak Pra Sekolah Di
Tk Dharma Siwi I Surabaya”
Tujuan Penelitian: Mengetahui hubungan tingkat pengetahuan orangtua tentang kebersihan gigi
dan mulut dengan kejadian rampan karies pada anak prasekolah di TK
Dharma Siswi I Surabaya.
Definisi
No Item
Operasional/ Indikator Pertanyaan
Variabel Dimensi Instrum
Konstruk
en
Tingkat 1. Yang dimaksud a. Faktor-faktor Pemilihan sikat - Kapan waktu 3,5,7,12,
pengetahuan orangtua adalah yang gigi yang yang tepat untuk 13,14,15,
orangtua ibu atau ayah. mempengaruhi benar menyikat gigi? 19
tentang Jika tidak ada ibu kebersihan gigi Langkah- - Bagaimana cara
pemeliharaan atau ayah dapat dan mulut langkah memelihara
kebersihan digantikan oleh menyikat gigi kebersihan gigi
gigi dan wali ataupun Menggunakan anak?
mulut. pengasuhnya. dental floss - Bagaimana cara
2. Pengetahuan Kebersihanh menggosok gigi
orangtua tentang lidah yang benar?
pemeliharaan - Apakah saat
kebersihan gigi menyikat gigi,
dan mulut lidah juga perlu
merupakan disikat?
segala sesuatu - Bagaimana cara
yang diketahui memelihara
dan dipahami kebersihan gigi
oleh orangtua dan mulut?
yang memiliki - Pemilihan sikat
anak prasekolah gigi yang benar
dengan rampan adalah
karies baik yang - Bagaiman cara
didapat secara menggunakan
formal maupun benang gigi?
informal,
- Berapa lama
mengenai apa
waktu yang
faktor
dibutuhkan untuk
penyebabnya,
menggosok gigi?
24
b. Cara menjaga Kontrol plak - Jika terdapat plak 6,10,16,1
kebersihan gigi Scalling pada gigi anak, apa 7
dan mulut yang harus kita
lakukan?
- Apakah penting
faktor resiko, menjaga
pengobatan atau kebersihan gigi dan
perawatannya, mulut?
dan - Bagaimana bentuk
pencegahannya. karang gigi?
- Apa yang harrus
dillakukan ketika
terdapat karang
gigi pada anak
anda?
Rampan Rampan karies a. Rampan Faktor - Apakah penyakit 1,2,8,99,
karies pada adalah suatu karies terjadinya gigi dan mulut 11,18,20
anak pra penyakit jaringan rampan karies pada anak?
sekolah di karies yang sering Pencegahan - Apakah penyebab
TK Dharma terjadi pada anak, rampan karies rampan karies?
Siwi I dimana proses Perawatan - Apakah rampan
Surabaya terjadi dan rampan karies karies pada anak
meluasnya sangat dapat sembuh bila
cepat dan cenderung minum obat?
mengenai gigi yang - Yang tidak
relative tahan termasuk gejala
terhadap karies. gigi berlubang
adalah
- Apa yang harus
dilakukan ketika
anak meminta
untuk minum dot
agar bisa tidur?
- Bagaimana cara
memebersihkan
bagian gusi anak
yang belum
tumbuh gigi?
- Jika anak salah
dalam cara
menyikat gigi, apa
akibat yang akan
terjadi?
25
DAFTAR PUSTAKA
Anggraeni, L. (2017). Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Tingkat Pengetahuan Orang
Tua terhadap Pendidikan Seksual pada Anak Usia Dini di Sekolah Dasar Kartika VIII-5
Jakarta Selatan Tahun 2014. Golden Age: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 1(2), 23–28.
https://doi.org/10.29313/ga.v1i2.3383
Anindita, Y., Kiswaluyo, K., & Handayani, A. T. W. (2018). Hubungan Tingkat Kebersihan Gigi
dan Mulut dengan Karies pada Nelayan di Pesisir Pantai Watu Ulo Kabupaten Jember.
Pustaka Kesehatan, 6(2), 345. https://doi.org/10.19184/pk.v6i2.8654
Cahyati, F. D., & Purwaningsih, E. (2021). Hubungan Pengetahuan Orang Tua Tentang
Menggosok Gigi Dengan Karies Gigi Anak Tk Islam Al-Kautsar Surabaya. 1(2), 170–178.
Chalimah, E. (2020). Cara menyikat gigi yang benar. Cara Menyikat Gigi Yang Benar, 28.
Egi, M., Soegiharto, G. S., & Evacuasiany, E. (2019). Efek Berkumur Sari Buah Tomat
(Solanum lycopersicum L.) Terhadap Indeks Plak Gigi. SONDE (Sound of Dentistry), 3(2),
70–84. https://doi.org/10.28932/sod.v3i2.1784
Hanifa, F. ., Hidayati, S., & Soesilaningtyas. (2021). Pengetahuan ibu tentang karies gigi pada
anak balita di paud taman posyandu wildan kraton. Jurnal Ilmiah Keperawatan, 2(1), 57–
66.
Harlistyarintica, Y., & Fauziah, P. Y. (2020). Pola Asuh Autoritatif dan Kebiasaan Makan Anak
Prasekolah. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 5(1), 867–878.
https://doi.org/10.31004/obsesi.v5i1.617
Jumriani. (2019). Gambaran Pengetahuan Orang Tua Terhadap Kejadian Rampan Karies Pada
Siswa Di TK Karya Kota Makassar. Media Kesehatan Gigi, 18, 1–476.
26
K.K, Y. I. G., Pandelaki, K., & Mariati, N. W. (2013). Hubungan Pengetahuan Kebersihan Gigi
Dan Mulut Dengan Status Kebersihan Gigi Dan Mulut Pada Siswa Sma Negeri 9 Manado.
E-GIGI, 1(2). https://doi.org/10.35790/eg.1.2.2013.2620
Keumala, C. R. (2019). Hubungan Pengetahuan Sikap Dan Tindakan Ibu Dengan Terjadinya
Rampan Karies Di Tk Aba Cot Bak’U Kecamatan Lembah Sabil Kabupaten Aceh Barat
Daya. Jurnal Kesehatan Masyarakat Dan Lingkungan Hidup, 4002, 57–68.
Keumala, C. R., & Mardelita, S. (2020). HUBUNGAN PERAN IBU DALAM PEMELIHARAAN
KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT DENGAN KEJADIAN RAMPAN KARIES PADA ANAK
TK SATU ATAP KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 2019. 4(2), 38–43.
Mariati, N. W. (2015). Pencegahan Dan Perawatan Karies Rampan. Jurnal Biomedik (Jbm), 7(1).
https://doi.org/10.35790/jbm.7.1.2015.7288
Nahak, M. M., Tedjasulaksana, R., Sumerti, N. N., & Agung, A. A. G. (2020). 1115-2695-1-Sm.
7(1).
Triyanto, R., & Kristiani, A. (2020). Efektifitas Mengunyah Permen Karet Probiotik Terhadap
Index Personal Hygiene Performance (Php) Pada Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Ilmiah
Keperawatan Gigi, 1(1), 1–10. https://doi.org/10.37160/jikg.v1i1.499
27
LAMPIRAN
LEMBAR KUESIONER
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG PEMELIHARAAN
KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT DENGAN RAMPAN KARIES PADA ANAK PRA
SEKOLAH DI TK DHARMA SIWI I SURABAYA
Nama responden :
Umur :
Jenis kelamin :
Orang tua dari :
Petunjuk pengisian: berilah tanda centang (X) pada jawaban yang Anda pilih dari
pernyataan berikut:
1. Apakah penyakit gigi dan mulut pada anak ?
a. Rampan Karies
b. Gusi bengkak
2. Apakah penyebab rampan karies ?
a. Mengkonsumsi makanan/minuman manis
b. Sering menyikat gigi
3. Kapan waktu yang tepat untuk menyikat gigi ?
a. Setiap mandi pagi
b. Pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur
4. Berapa usia anak prasekolah ?
a. 1-6 Tahun
b. 11-15 Tahun
5. Bagimana cara memelihara kebersihan gigi anak ?
a. Sikat gigi 2x dalam sehari
b. Sikat gigi jika perlu
6. Jika terdapat plak pada anak apa yang harus kita lakukan sebagai orangtua ?
a. Dibersihkan ke Klinik Gigi
b. Dibiarkan saja
7. Bagaimana cara menggosok gigi yang benar ?
a. Dengan gerakan maju mundur, atas bawah, bulat yang cepat dan keras.
b. Dengan gerakan maju mundur, atas bawah, bulat yang lembut san santai
8. Apakah rampan karies pada anak dapat sembuh bila minum obat ?
a. Tidak dapat
b. Ya dapat
9. Yang tidak termasuk gejala gigi berlubang adalah …
a. Sakit
28
b. Mual dan muntah
10. Apakah penting menajaga kesehatan gigi dan mulut ?
a. Penting
b. Terkadang tidak penting
11. Apa yang harus dilakukan ketika anak meminta untuk minum dot agar bisa tidur?
a. Berikan dot yang bersih atau dot yang direkomendasikan oleh dokter gigi atau dokter
anak
b. Berikan dot yang bersih dan berisi minuman yang manis
12. Apakah saat menyikat gigi lidah juga perlu disikat?
a. Tidak, karena lidah tidak dipakai mengunyah
b. Iya, karena lidah bisa menjadi sarang tumbuhnya bakteri
13. Bagaimana cara memelihara kebersihan gigi dan mulut?
a. Menyikat seluruh bagian gigi (depan, belakang, sela – sela gigi) dan menyikat
permukaan lidah
b. Menyikat gigi bagian depan saja
14. Pemilihan sikat gigi yang benar adalah?
a. Gagang tangkainya lurus, kepala sikat kecil/sesuai dengan mulut, bulu sikat halus,
permukaan bulu sikat rata
b. Gagang tangkainya lurus, kepala sikat besar, bulu sikat kasar, permukaan bulu sikat
zigzag
15. Bagaimana cara menggunakan benang gigi?
a. Tempelkan benang gigi pada permukaan gigi lalu perlahan-lahan gerakan naik turun
b. Masukkan benang gigi perlahan-lahan ke sela gigi dan derakan naik turun sampai
batas gusi
16. Bagaimana bentuk karang gigi?
a. Berwarna kuning dan teksturnya keras
b. Tidak berwarna dan teksturnya lembut
17. Apa yang harus dilakukan ketika terdapat karang gigi pada gigi Anda atau anak Anda?
a. Menghilangkannya dengan sikat gigi
b. Pergi ke dokter gigi untuk menghilangkannya
18. Bagaimana cara membersihkan bagian gusi anak yang belum tumbuh gigi?
a. Bersihkan dengan kain atau kassa steril dan pijat gusi
b. Menggunakan sikat gigi
19. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menyikat gigi?
a. Sekurang - kurangnya 4 menit
b. b. Sekurang - kurangnya 2 menit
20. Jika anak salah dalam cara menyikat gigi apa akibat yang akan terjadi ?
a. Gusi akan turun dan ngilu
b. Tidak ada akibatnya
29
LEMBAR OBSERVASI
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG PEMELIHARAAN
KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT DENGAN RAMPAN KARIES PADA ANAK PRA
SEKOLAH DI TK DHARMA SIWI I SURABAYA
30
31