Anda di halaman 1dari 24

DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR ISI ............................................................................................................ i
DAFTAR TABEL ................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. iii
BAB 1. PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Tujuan Khusus Riset ................................................................................ 1
1.3 Manfaat Riset ........................................................................................... 2
1.4 Urgensi Riset ............................................................................................ 2
1.5 Temuan yang ditargetkan ......................................................................... 2
1.6 Kontribusi Riset ........................................................................................ 2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 3
2.1 Stunting dan Peranan Susu Ibu Hamil ...................................................... 3
2.2 Biji Kecipir ............................................................................................... 3
2.3 Cangkang Telur Ayam Ras ...................................................................... 3
BAB 3. METODE RISET ....................................................................................... 4
3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Riset ..................................................... 4
3.2 Bahan dan Alat ......................................................................................... 4
3.3 Variabel Riset ........................................................................................... 4
3.4 Tahapan Riset ........................................................................................... 5
3.5 Prosedur Riset........................................................................................... 5
3.6 Luaran dan Indikator Capaian .................................................................. 7
3.7 Analisis Data ............................................................................................ 7
3.8 Cara Penafsiran ......................................................................................... 8
3.9 Penyimpulan Hasil Riset .......................................................................... 8
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN ...................................................... 8
4.1 Anggaran Biaya ........................................................................................ 8
4.2 Jadwal Kegiatan ....................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 9
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota serta Dosen Pendamping ................. 11
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan ...................................................... 18
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Pelaksana dan Pembagian Tugas .......... 20
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana ................................................ 21

i
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 3.1 Formula Pembuatan Susu Biji Kecipir.....................................................4
Tabel 3.2 Tahapan Penelitian ...................................................................................7
Tabel 4.1 Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya ....................................................8
Tabel 4.2 Jadwal Kegiatan .......................................................................................9

ii
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 3.1 Diagram Alir Prosedur Riset ............................................................... 5

iii
1

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sumber daya manusia yang berkualitas adalah faktor esensial bagi masa
depan bangsa dan dalam perwujudannya perlu ditopang oleh kualitas
kesehatan. Permasalahan stunting hingga saat ini belum teratasi secara
optimal di Indonesia dengan angka prevalensi mencapai 21,6% pada tahun
2022 (SSGI, 2022). Ciri utama stunting adalah kondisi tinggi badan balita
yang kurang dibandingkan dengan umurnya yang dapat terjadi sebagai akibat
dari akumulasi kekurangan asupan gizi dari sejak masa kehamilan sampai
anak berusia 2 tahun (Schwarzenberg dan Georgieff, 2018).
Asupan protein dan kalsium dikaitkan erat dengan stunting karena zat gizi
tersebut berperan penting dalam pertumbuhan anak seperti pada
pembentukan protein matriks tulang dan memperkuat tulang (Mikhail et al.,
2013). Sumber protein dan kalsium bisa diperoleh dari pengolahan bahan
nabati menjadi susu yang bisa menggunakan berbagai sumber, termasuk biji
kecipir dengan kandungan protein sebesar 29-38% (Julianti, 2022).
Pemerintah Indonesia dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) 2020-2024 telah menargetkan penurunan stunting ke
angka 14% dengan salah satu langkah konkret berupa intervensi gizi spesifik
melalui pemenuhan kebutuhan protein ibu hamil. Protein nabati umumnya
memiliki komposisi asam amino esensial yang tidak lengkap sehingga
diperlukan bahan hewani sebagai pelengkap untuk mengoptimalkan
kandungan proteinnya agar bisa dimanfaatkan dalam upaya pencegahan
stunting. Alternatif protein hewani tinggi kalsium bisa berasal dari bio-waste
seperti cangkang telur ayam ras yang jumlah limbahnya di Indonesia
mengalami peningkatan sekitar 11,4% setiap tahunnya (Merta et al., 2020).
Cangkang telur ayam ras bisa dimodifikasi menjadi tepung yang
dilaporkan mengandung protein sebesar 2,11%, kalsium 36.200 mg/100 g,
magnesium 240 mg/100 g, fosfor 106 mg/100 g, natrium 80 mg/100 g, kalium
60,20 mg/100 g, dan besi 0,67 mg/100 g (Shahnila et al., 2022). Berdasarkan
uraian tersebut, maka untuk memenuhi kebutuhan asupan gizi protein dan
kalsium pada ibu hamil diperlukan bahan alternatif pembuatan susu yang
lebih murah dengan menggunakan biji kecipir yang dinutrifikasi tepung
cangkang telur ayam ras sehingga produk ini bisa memiliki target pasar yang
lebih luas khususnya masyarakat berpendapatan menengah ke bawah.

1.2 Tujuan Khusus Riset


a. Menghasilkan alternatif susu ibu hamil berbahan dasar biji kecipir dengan
tambahan cangkang telur sehingga menghasilkan produk susu ibu hamil
dengan kandungan protein dan kalsium untuk pencegahan stunting
dengan harga yang relatif lebih murah.
2

b. Mengurangi limbah cangkang telur yang merupakan sampah organik


rumah tangga sebagai salah satu penyebab pencemaran lingkungan.
c. Mengoptimalkan komoditas kecipir sebagai produk pertanian yang
memiliki potensi nilai jual tinggi.

1.3 Manfaat Riset


a. Hasil riset dapat menjadi sumber informasi baru untuk produsen susu ibu
hamil agar dapat memproyeksikan produk diversifikasi ataupun
memperhitungkan inovasi pesaing.
b. Memberikan pertimbangan dalam perumusan kebijakan pemerintah dalam
pencegahan dan penanggulangan stunting.
c. Membuka peluang pasar baru bagi pelaku wirausaha di bidang pertanian,
retail dan kesehatan.

1.4 Urgensi Riset


Harga produk susu ibu hamil berbasis hewani relatif tinggi bagi
masyarakat menengah ke bawah dan keberadaan produk susu nabati
penunjang kesehatan ibu hamil terutama untuk pencegahan stunting sangat
terbatas. Kondisi lingkungan tidak sehat dengan banyaknya limbah rumah
tangga termasuk cangkang telur juga bisa berdampak buruk bagi Kesehatan.
Maka dari itu, diperlukan riset mengenai produk alternatif susu ibu hamil
berbasis protein nabati yang dapat dijangkau masyarakat berpendapatan
rendah yang dinutrifikasi dengan zat gizi dari pemanfaatkan limbah cangkang
telur sehingga diharapkan bisa dimanfaatkan untuk pencegahan stunting.

1.5 Temuan yang ditargetkan


Temuan yang ditargetkan berupa produk susu bubuk untuk ibu hamil
berbahan dasar biji kecipir yang dinutrifikasi tepung cangkang telur ayam ras
dengan kandungan protein dan kalsium tinggi guna mendukung pencegahan
stunting.

1.6 Kontribusi Riset


Dalam jangka pendek dapat mengurangi limbah rumah tangga yang tak
tertangani, yaitu cangkang telur secara signifikan serta dalam jangka panjang,
produk susu ibu hamil berbahan dasar biji kecipir yang dinutrifikasi cangkang
telur diharapkan dapat membantu menurunkan angka stunting di Indonesia.

1.7 Luaran Riset


a. Produk susu bubuk untuk ibu hamil berprotein dan kalsium tinggi untuk
pencegahan stunting;
b. Laporan Kemajuan;
c. Laporan Akhir;
3

d. Publikasi hasil riset dalam artikel ilmiah ber-ISSN;


e. Akun Media Sosial.

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Stunting dan Peranan Susu Ibu Hamil


Stunting adalah keadaan balita dengan kondisi tinggi badan yang pendek
dari umurnya yang diakibatkan oleh kekurangan asupan gizi makronutrien
dan mikronutrien. Beberapa faktor pemicu stunting adalah kesehatan dan
asupan gizi pada ibu hamil, kesehatan anak saat lahir serta lingkungan
(Nirmalasari, 2020). Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) umumnya
memiliki risiko lebih tinggi terkena stunting dibandingkan bayi dengan berat
badan normal (Kusuma dan Nuryanto, 2013). BBLR dapat disebabkan karena
kondisi kesehatan ibu saat hamil yang buruk akibat kurang asupan gizi
termasuk protein dan kalsium atau digolongkan sebagai kondisi Kurang
Energi Kronik (KEK). Ibu hamil dengan KEK berisiko 8,24 kali lebih besar
untuk melahirkan bayi dengan kondisi BBLR (Sukmawati, 2018). Oleh
karena itu, asupan gizi selama kehamilan perlu diperhatikan termasuk
konsumsi susu guna mendukung pertumbuhan janin dan mencegah risiko
stunting.

2.2 Biji Kecipir


Kecipir (Psophocarpus tertagonolobus (L.) D.C.) belum banyak
dimanfaatkan termasuk dalam pengolahan susu (Wijaya, 2015). Kandungan
gizi dalam biji kecipir diantaranya adalah asam amino, kalsium, zat besi,
fosfor, vitamin A, magnesium, zink, dan yang paling utama adalah protein
sekitar 29-38% (Julianti, 2022). Berdasarkan data tersebut, maka pengolahan
biji kecipir menjadi susu ibu hamil memiliki potensi untuk dapat
dimanfaatkan kandungan gizinya.

2.3 Cangkang Telur Ayam Ras


Produksi telur ayam petelur pada tahun 2021 mencapai 5,16 juta ton, naik
0,28% dari tahun sebelumnya yaitu 5,14 juta ton (BPS, 2021). Peningkatan
produksi tersebut beriringan dengan peningkatan limbah cangkang telur yang
dapat menimbulkan polusi jika disimpan dalam jangka waktu lama karena
adanya aktivitas mikroba yang bisa menimbulkan kerusakan bagi lingkungan
(Rahmawati dan Nisa, 2015).
Cangkang telur merupakan sumber protein dan beberapa mineral, seperti
kalsium karbonat (98,5%), magnesium karbonat (0,84%), dan kalsium fosfat
(0,75%) (Brun et al., 2013). Olahan tepung cangkang telur juga mengandung
kalsium sebesar 7,2 g/100 g (Safitri et al., 2014). Penambahan kandungan
kalsium yang dibutuhkan ibu hamil dan janinnya dalam susu formula dapat
4

bersumber dari cangkang telur yang diesktrak dengan kadar kalsium sekitar
36% dari berat total cangkang telur (Bimasri dan Murniati, 2017).
Terpenuhinya asupan kalsium sesuai dengan angka kecukupan gizi (AKG)
bagi ibu hamil dapat mendukung pertumbuhan janin dan kematangan janim
sehingga secara signifikan dapat mengurangi risiko stunting (Mosha et al.,
2017).
BAB 3. METODE RISET
3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Riset
Riset ini akan dilaksanakan selama 5 bulan setelah dinyatakan lolos
pengajuan proposal di Laboratorium Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya.

3.2 Bahan dan Alat


Bahan baku yang digunakan adalah biji kecipir yang diperoleh dari
marketplace, cangkang telur dikumpulkan dari berbagai industri olahan
rumah tangga di daerah Kecamatan Tawang, Kota Tasikmalaya. Bahan kimia
yang akan digunakan diantaranya adalah sukrosa, inulin, koagulan berbentuk
CaSO4, tablet kjeldahl, akuades, NaOH, asam borat, indikator bromocresol
green, indicator methyl red, dan HCL.
Alat yang diperlukan untuk pengolahan bahan yaitu baskom, ayakan 120
mesh, 300 mesh, oven, panci, kompor, blender, termos, cooler box, automatic
food scale, gunting, kain saring, spatula, sendok, gelas, botol, sarung tangan,
gelas ukur, dan pisau. Alat yang digunakan untuk analisis yaitu oven,
desikator, timbangan, dan seperangkat alat kjeldahl.

3.3 Variabel Riset


Variabel terikat berupa kandungan gizi susu bubuk biji kecipir yang
dinutrifikasi oleh cangkang telur ayam ras yang meliputi kadar air, kadar abu,
kadar protein, dan kalsium. Variabel bebas dalam riset ini yaitu empat
perlakuan variasi konsentrasi penambahan tepung cangkang telur ayam ras
pada susu bubuk biji kecipir dengan konsentrasi F1: 10%, F2: 15%, F3: 20%,
F4: 25% yang akan dilakukan dengan 1 kali pengamatan sehingga didapatkan
formula sebagai berikut:
Tabel 3.1 Formula Pembuatan Susu Biji Kecipir
Bahan Kontrol F1 F2 F3 F4
Susu biji
250 mg 250 mg 250 mg 250 mg 250 mg
kecipir
Tepung
cangkang 0 mg 25 mg 37,5 mg 50 mg 62,5 mg
telur
Sukrosa 10 mg 10 mg 10 mg 10 mg 10 mg
Inulin 5 mg 5 mg 5 mg 5 mg 5 Mg
5

3.4 Tahapan Riset


Kegiatan riset dilakukan secara luring di laboratorium dengan
memperhatikan protokol kesehatan, berikut tahapan riset yang akan
dilaksanakan tersaji pada Gambar 3.1.

Gambar 3.1 Diagram Alir Prosedur Riset

a. Tahap I yang meliputi persiapan alat dan bahan serta pembuatan tepung
cangkang telur ayam ras.
b. Tahap II meliputi pembuatan susu bubuk biji kecipir dengan nutrifikasi
tepung cangkang telur ayam ras sesuai dengan formulasi. Produk
kemudian dianalisis uji proksimat (air, protein, kadar abu, dan kadar air)
serta uji kandungan kalsium dan dilanjutkan dengan uji organoleptik rating
hedonik dengan 35 panelis tidak terlatih.
c. Tahap III meliputi analisis data dan penyimpulan hasil riset.

3.5 Prosedur Riset


a. Pembuatan tepung cangkang telur (Telisa et al. 2022)
Pembuatan tepung cangkang telur diawali proses sortasi dengan
membuang selaput tipis pada cangkang telur kemudian dicuci hingga
bersih. Selanjutnya, cangkang telur direbus pada suhu 100°C selama 15
menit untuk disterilisasi kemudian dikeringkan menggunakan oven pada
suhu 120°C selama 12 jam. Setelah kering, cangkang telur dihaluskan
menggunakan blender lalu diayak dengan ayakan 120 mesh dan 300 mesh.
b. Pembuatan susu bii kecipir (Setiawan dan Nugroho, 2016)
Pembuatan susu biji kecipir diawali dengan penyortiran lalu
perendaman pertama selama 10 menit. Biji kecipir yang tenggelam
menandakan kualitas yang baik dan akan digunakan untuk pembuatan
6

susu. Biji kecipir yang terpilih kemudian direndam kembali selama 14 jam
untuk menghilangkan bau langu, dilanjutkan dengan perebusan selama 50
menit pada suhu 100°C. Tahap selanjutnya adalah penggilingan
menggunakan blender sampai diperoleh bubur biji kecipir lalu diperas
menggunakan kain untuk memperoleh sari biji kecipir. Sari biji kecipir lalu
dimasak pada suhu 80-90°C selama 15 menit, ditambahkan koagulan
sampai terjadi penggumpalan. Setelah itu, dilakukan penyaringan
kemudian hasilnya dioven pada suhu 70°C selama 8 jam. Hasil
pengeringan lalu dihaluskan menggunakan blender dan diayak untuk
memperoleh tekstur susu bubuk biji kecipir yang diinginkan. Pencampuran
susu bubuk biji kecipir dengan tepung cangkang telur dilakukan dengan
bantuan alat automatic food scale dan sendok takar untuk menyesuaikan
formulasi yang telah ditentukan.
c. Analisis
Analisis proksimat meliputi kadar air, protein, dan abu lalu dilanjutkan
dengan uji kandungan kalsium (AOAC, 2005) dan organoleptik. Pengujian
kadar air dilakukan menggunakan oven bersuhu 100-105oC selama 6 jam
dan nilai kadar air sampel dihitung menggunakan rumus:
𝐵−𝐶
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑎𝑖𝑟 (% 𝑏𝑏) = 𝑥 100
𝐵−𝐴
Keterangan:
A = bobot cawan kosong (gram)
B = sampel dalam cawan sebelum dikeringkan (gram)
C = sampel dalam cawan setelah dikeringkan (gram)
Analisis protein akan dilakukan menggunakan metode Kjeldahl dengan
tahapan desktruksi, destilasi, dan titrasi kemudian dihitung nilainya
menggunakan rumus:

𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑝𝑟𝑜𝑡𝑒𝑖𝑛 (% 𝑏𝑏)


(𝑣𝑜𝑙. 𝐻𝐶𝐿 − 𝑣𝑜𝑙. 𝑏𝑙) 𝑥 𝑁 𝐻𝐶𝐿 𝑥 14,008 𝑥 𝐹𝐾
= 𝑥 100
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 (𝑚𝑔)
Keterangan:
vol. HCl = volume HCL
vol. bl = volume blanko
N HCL = Normalitas HCL yang digunakan
FK = Faktor konversi (6,38)
Uji kadar abu dilakukan dengan pengabuan di dalam tanur bersuhu
550-600oC dan nilai kadar abu dihitung menggunakan rumus:
𝐶−𝐴
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑎𝑏𝑢 (% 𝑏𝑏) = 𝑥 100
𝐵−𝐴
7

Keterangan:
A = bobot cawan kosong (gram)
B = sampel dalam cawan sebelum dikeringkan (gram)
C = sampel dalam cawan setelah dikeringkan (gram)
Uji kandungan kalsium akan dilakukan mengunakan metode AAS
(Atomic Absorption Spectrophotometer) dengan mengacu kepada AOAC
(2005). Sementara untuk pengujian organoleptik akan dilakukan dengan
35 orang panelis tidak terlatih dari kelompok ibu hamil dengan
menggunakan metode rating hedonik. Panelis akan diberikan 4 sampel
susu bubuk biji kecipir dengan 4 formulasi perlakuan penambahan tepung
cangkang telur dan diminta mengisi lembar penilaian dengan parameter
warna, aroma, rasa, tekstur, dan tingkat kesukaan dengan skala 4 (sangat
suka), 3 (suka), 2 (agak suka), 1 (tidak suka).

3.6 Luaran dan Indikator Capaian


Luaran utama yang diharapkan adalah publikasi artikel dalam jurnal ilmiah
ber-ISSN serta akun sosial media. Untuk luaran tiap tahapan riset disajikan
dalam tabel di bawah ini:
Tabel 3.2 Luaran dan Indikator Capaian Tiap Tahapan Penelitian
Tahapan
Luaran Indikator Capaian
Penelitian
Dibuktikan dengan perubahan
Dihasilkan tepung wujud dari limbah cangkang telur
Tahap I
cangkang telur menjadi produk sementara berupa
tepung
Dihasilkan susu bubuk
biji kecipir dengan
tambahan tepung Dibuktikan dengan hasil analisis
Tahap II
cangkang telur yang proksimat dan kandungan kalsium
mengandung protein
dan kalsium tinggi
Dibuktikan dengan laporan akhir
Tahap III Kesimpulan hasil riset
dan publikasi artikel ilmiah

3.7 Analisis Data


Hasil analisis proksimat dan kandungan kalsium akan dianalisis
menggunakan One Way Anova, jika hasilnya menunjukkan pengaruh
perlakuan nyata (p<0,05) maka akan dilanjutkan dengan uji Duncan pada
taraf kepercayaan 95% menggunakan IBM SPSS 23. Hasil uji organoleptik
akan dianalisis menggunakan Microsoft Excel 2019 dan dilanjutkan dengan
One Way Anova serta uji lanjut Duncan pada taraf kepercayaan 95%.
8

3.8 Cara Penafsiran


Untuk membuktikan kandungan protein dan kalsium pada susu bubuk ibu
hamil dari biji kecipir dengan tambahan tepung cangkang telur agar bisa
dimanfaatkan untuk pencegahan stunting dapat dilihat dari hasil analisis
proksimat pada kandungan protein maupun kalsium sehingga bisa ditentukan
formulasi yang menghasilkan kandungan protein atau kalsium paling tinggi.
Selain itu, tingkat kesukaan calon konsumen dapat dilihat dari hasil pengujian
organoleptik yang digambarkan dengan skala kesukaan panelis terhadap
produk susu dari tiap formulasi sehingga bisa ditentukan formulasi mana yang
paling disukai panelis.

3.9 Penyimpulan Hasil Riset


Penambahan tepung cangkang telur akan meningkatkan kandungan
protein dan kalsium pada susu ibu hamil berbahan dasar biji kecipir.
Peyimpulan hasil riset diperoleh berdasarkan hasil analisis data pada
pengujian proksimat dan kalsium serta pengujian organoleptik untuk
menentukan formulasi susu dengan kandungan protein dan kalsium tinggi
serta paling disukai oleh panelis.

BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN\

4.1 Anggaran Biaya


Tabel 4.1 Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya.
No. Jenis Pengeluaran Sumber Dana Besaran Dana (Rp)
Belmawa 6.700.000
1 Bahan habis pakai
Perguruan Tinggi 500.000
Belmawa 1.300.000
2 Sewa dan jasa
Perguruan Tinggi 500.000
Belmawa 700.000
3 Transportasi lokal
Perguruan Tinggi 500.000
Belmawa 1.300.000
4 Lain-lain
Perguruan Tinggi 500.000
Jumlah 12.000.000
Belmawa 10.000.000
Rekap Sumber Dana Perguruan Tinggi 2.000.000
Jumlah 12.000.000
9

4.2 Jadwal Kegiatan


Tabel 4.2 Jadwal Kegiatan
Bulan
No Jenis Kegiatan Penanggungjawab
1 2 3 4 5
1 Perencanaan dan
Harkat
briefing tim
2 Survei alat, bahan, dan
Tiara, Fani, dan Septy
panelis
3 Pembelian alat dan
Harkat dan Ainuna
bahan
4 Pelaksanaan riset:
Pembuatan tepung
cangkang telur dan susu
Semua anggota
bubuk biji kecipir dan
pengujian karakteristik
produk
5 Pelaporan riset: laporan
kemajuan dan laporan Semua anggota
akhir
6 Pembuatan artikel ilmiah Semua anggota

DAFTAR PUSTAKA

Association of Official Analytical Chemists [AOAC]. 2005. Official Methods of


Analysis. 18th edition. AOAC International, Gaithersburg. Maryland. USA.
Badan Pusat Statistik [BPS]. 2021. Produksi telur ayam petelur menurut provinsi
(ton), 2020-2022. URL: https://www.bps.go.id/indicator/24/491/1/produksi-
telur-ayam-petelur-menurut-provinsi.html. Diakses 21 Desember 2022.
Bimasri, J. dan Murniati, N. 2017. Eksplorasi manfaat limbah cangkang telur untuk
peningkatan produksi tanaman kedelai (Glycine max L.Merril) pada tanah
ultisol. Jurnal Ilmu-Ilmu Agroteknologi. 12(1):52-57.
Brun, L.R. Lupo, M., Delorenzi, D.A., Loreto, V.E. dan Rigali, A. 2013. Chicken
eggshell as suitable calcium source at home. International Journal of Food
Sciences and Nutrition. 64(6):740-743.
Julianti, F. 2022. Pengaruh Penambahan Tepung Biji Kecipir (Psophocarpus
tetragonolobus) pada Pakan terhadap Tingkat Kematangan Gonad Ikan
Karper (Cyprinus carpio). Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Mataram,
Mataram.
Kusuma, K.E. dan Nuryanyo. 2013. Faktor risiko kejadian stunting pada anak usia
2-3 tahun di Kecamatan Semarang Timur. Journal of Nutrition College.
2(4):523-530.
10

Merta, M.G.W., Wartini, N.M. dan Sugitha, I.M. 2020. Karakteristik nugget yang
difortifikasi kalsium tepung cangkang telur ayam ras. Scientific Journal of
Food Technology. 7(1):39-50.
Mikhail, W.Z., Sobhy, H.M., El-sayed, H.H., Khairy, S.A., Salem, H.Y. dan Samy,
M.A. 2013. Effect of nutritional status on growth pattern of stunted preschool
children in Egypt. Academic Journal of Nutrition. 2(1):1-9.
Mosha, D., Liu, E., Hertzmark, E., Chan, G., Sudfeld, C., Masanja, H. dan Fawzi,
W. 2017. Dietary iron and calcium intakes during pregnancy are associated
with lower risk of prematurity, stillbirth and neonatal mortality among
women in Tanzanian. Public Health Nutrition. 20(4):678-686.
Nirmalasari, N.O. 2020. Stunting pada anak: penyebab dan faktor resiko stunting
di Indonesia. Qawwam: Journal for Gender Mainstreaming. 14(1):19-28.
Rahmawati, W.A. dan Nisa, F.C. 2015. Fortifikasi kalsium cangkang telur pada
pembuatan cookies (kajian konsentrasi tepung cangkang telur dan baking
powder. Jurnal Pangan dan Agroindustri. 3(3):1050-1061.
Safitri, A.I., Muslihah, N. dan Winarsih, S. 2014. Kajian penambahan tepung
cangkang telur ayam ras terhadap kadar kalsium, viskositas, dan mutu
organoleptik susu kedelai. Majalah Kesehatan FKUB. 1(3):149-160.
Schwarzenberg, S.J. dan Georgieff, M.K. 2018. Advocacy for improving nutrition
in the first 1000 days to support childhood development and adult health.
Pediatrics. 141(2):1-10.
Setiawan, A.W. dan Nugroho, R. 2016. Pengaruh waktu perendaman, penambahan
soda kue, suhu perebusan, dan waktu perebusan pada pembuatan susu biji
kecipir. Jurnal Inovasi Proses. 1(2):58-62.
Shahnila., Arif, S., Pasha, I., Iftikhar, H., Mehak, F. dan Sultana, R. 2022. Effects
of eggshell powder supplementation on nutritional and sensory attributes of
biscuits. Czech Journal of Food Sciences. 40(1):26-32.
Survei Status Gizi Indonesia [SSGI]. 2022. Buku saku hasil survey status gizi
Indonesia (SSGI) 2022. URL:
https://kesmas.kemkes.go.id/konten/105/0/buku-saku-hasil-survei-status-
gizi-indonesia-ssgi
2022#:~:text=Kementerian%20Kesehatan%20mengumumkan%20hasil%2
0Survei,21%2C6%25%20di%202022. Diakses 23 Februari 2023.
Sukmawati, H.C. 2018. Status Gizi ibu saat hamil, berat badan lahir bayi dengan
stunting pada balita. Media Gizi Pangan. 25(1):18-24.
Telisa, I., Ramzy, G.S., Sartono. dan Purnama, F. 2022. Uji daya terima
penambahan bubuk cangkang telur ayam ras pada tekwan dan analisis
kandungan kalsium. Jurnal Kesehatan Poltekkes Palembang. 17(1):71-78.
Wijaya, C. 2015. Peningkatan akseptabilitas susu biji kecipir dengan adisi bahan
penstabil dan jus jahe. Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan. 4(4):112-123.
18

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan


Harga
No Jenis Pengeluaran Volume Total (Rp)
Satuan (Rp)
1 Belanja Bahan
3
Biji Kecipir 100.000 300.000
kilogram
2
Cangkang Telur 50.000 100.000
kilogram
Sukrosa Bubuk 200 gram 3.000 600.000
Inulin Bubuk 100 gram 2.500 250.000
CaSO4 100 gram 3.000 300.000
Baskom 6 buah 20.000 120.000
Ayakan 120 Mesh 1 buah 200.000 200.000
Ayakan 300 Mesh 1 buah 250.000 250.000
Oven 23 L 1 buah 500.000 500.000
Panci 2 buah 100.000 200.000
Kompor Gas 2 Tungku 1 buah 350.000 350.000
Regulator Dan Selang 1 buah 200.000 200.000
Tabung Gas LPG Dan Isi 1 buah 200.000 200.000
Blender 1 buah 350.000 350.000
Termos 2,5 Liter 1 buah 250.000 250.000
Cooler Box 1 buah 300.000 300.000
Automatic Food Scale 1 buah 200.000 200.000
Gunting 2 buah 15.000 30.000
Kain Saring 5 buah 15.000 75.000
Spatula Kayu 2 buah 20.000 40.000
Sendok Makan 1 lusin 30.000 30.000
Sendok Takar 2 set 15.000 30.000
Gelas Plastik Isi 25 2 pack 15.000 30.000
Botol Plastik 6 buah 10.000 60.000
Sarung Tangan Lateks Isi 50 1 pack 40.000 40.000
Kertas Label Isi 10 Lembar 3 pack 17.000 51.000
Lakban Hitam 2 buah 18.000 36.000
Solatip 1 buah 23.000 23.000
Gelas Ukur 1 Liter 2 buah 22.000 44.000
Tisu Isi 250 Sheet 2 buah 15.000 30.000
Pisau 3 buah 20.000 60.000
Sedotan Stainless 5 buah 10.000 50.000
Pulpen 1 pack 20.000 20.000
Spidol 2 buah 15.000 30.000
Sabun Cuci Piring 750 Ml 1 buah 30.000 30.000
19

Spons Cuci Piring 3 buah 8.000 24.000


Termometer 1 buah 112.000 112.000
Kain Lap 5 buah 6.000 30.000
Tablet Kjeldahl 5 buah 12.000 60.000
Aquadest 10 liter 15.000 150.000
NaOH 250 gram 1.000 250.000
Asam Borat 100 gram 4.000 400.000
Indikator Bromocresol Green 0,5 gram 125.000 625.000
HCL 100 ml 1.000 100.000
Indikator Methyl Red 1 gram 70.000 70.000
SUB TOTAL 7.200.000
2 Belanja Sewa dan Jasa
Sewa Alat Spektrofotometer 1 kali 250.000 250.000
Sewa Alat Kjeldhal 1 kali 200.000 200.000
Sewa Laboratorium 5 hari 50.000 250.000
Jasa Panelis 35 orang 10.000 350.000
Jasa Pengujian Kalsium 5 sampel 150.000 750.000
SUB TOTAL 1.800.000
3 Perjalanan Lokal
Kegiatan Pembelian Bahan 1 kali 200.000 200.000
Kegiatan Pembelian Alat 1 kali 200.000 200.000
Kegiatan Pencarian Panelis 5 kali 100.000 500.000
Dalam Uji Sensori
Kegiatan Pengujian Sampel 1 kali 150.000 150.000
Biaya Kirim Sampel Pengujian 1 kali 150.000 150.000
SUB TOTAL 1.200.000
4 Lain-lain
Handsanitizer 500 ml 1 buah 50.000 50.000
Masker 2 pack 50.000 100.000
Biaya Akses Jurnal 1 kali 250.000 250.000
Biaya Publikasi Artikel 1 kali 650.000 650.000
Biaya Penerbitan Artikel (Media 1 kali 250.000 250.000
Masa)
Iklan Sosial Media 5 konten100.000 500.000
SUB TOTAL 1.800.000
GRAND TOTAL 12.000.000
GRAND TOTAL (Terbilang Dua Belas Juta Rupiah)
20

Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Pelaksana dan Pembagian Tugas

Alokasi
Nama Program Bidang
No Waktu Uraian Tugas
/NIM Studi Ilmu
(jam/minggu)

Ketua : mengatur
dan
Harkat
22 bertanggungjawab
1 Dinarsyah/ Agribisnis Pertanian
jam/minggu dalam
215009007
pelaksanaan
kegiatan.

Sekretaris :
Mengatur
peradministrasian
selama kegiatan
Fani berlangsung,
21
2 Handayani/ Agribisnis Pertanian bertanggung
jam/minggu
215009002 jawab dalam
penyusunan
laporan kemajuan,
laporan akhir, dan
artikel ilmiah.

Bendahara :
Tiara
Mengatur dan
Julianti 21
3 Agribisnis Pertanian mencatat biaya
Dewi/ jam/minggu
pengeluaran
215009011
selama kegiatan.

Analis :
Septy Sri Bertanggungjawab
21
4 Fauziah/ Gizi Kesehatan dalam pengujian
jam/minggu
204102076 sampel yang akan
dianalisis

Logistik :
Ainuna Bertanggungjawab
Ikhsan 21 pada penyediaan
5 Agroteknologi Pertanian
Ramadhan/ jam/minggu alat dan bahan
215001027 yang diperlukan
selama kegiatan.

Anda mungkin juga menyukai