Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PROJEK 3

GAYA HIDUP BERKELANJUTAN


“LESTARI BUMIKU, LESTARI HIDUPKU"
SMA NEGERI 1 SRAGEN
TAHUN PELAJARAN 2021/2022

PENYUSUN:

NAMA : Erik febrian triananta

KELAS/FASE : X6/E

NO. URUT : 10

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROVINSI JAWA TENGAH

TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyusun laporan projek
yang berjudul "Gaya Hidup Berkelanjutan" dengan baik.
 
Adapun maksud dan tujuan penulis menyusun karya tulis ini untuk
memenuhi tugas Projek. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada
pembimbing projek dalam pembuatan laporan projek ini, serta kepada
semua pihak yang telah mendukung dalam menyusun laporan projek ini.
 
Penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan yang terdapat dalam
karya tulis ini. Oleh karena itu, peulis mengharapkan kritik dan saran
kepada berbagai pihak untuk penulis jadikan sebagai bahan evaluasi guna
meningkatkan kinerja penulis untuk kedepannya.
 
 

        Sragen, April 2022

2
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL …………………………………………………………….. i


KATA PENGANTAR ……………………………………………………………….….. ii
DAFTAR ISI ………………………………………………………………….………... iii

BAB 1 PENDAHULUAN …………………………………………………….………... iv


1.1Latar Belakang ………...……………………………………………….……. v
I.1 Tujuan …………………………………………………………….…………….. vi
I.2 Dasar Teori ……………………………………………………………………… vii
I.3 ALAT DAN BAHAN …………………………………………………………….. viii

BAB 2 LANGKAH KERJA …………………………………………………………….. ix


BAB 3 HASIL …………………………………………………………………………….. x
KESIMPULAN ……………………………………………………………………………. xii
DOKUMENTASI …………………………………………………………………………. xiii
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………….. xiv

BAB 1 PENDAHULUAN

2
I. Latar Belakang :

Pelet ikan adalah makanan buatan untuk ikan yang terbuat dari beberapa
bahan yang di aduk menjadi satu dan dicetak sesuai kebutuhan dan
keinginan. Pakan merupakan hal terpenting dalam hal budidaya ikan.
Disamping pemilihan lokasi budidaya dan kondisi air, pakan adalah faktor
penentu utama dalam pertumbuhan ikan.

Ketersediaan makanan dalam budidaya ikan secara intensif merupakan


kebutuhan pokok. Kebutuhan pakan ikan harus dipenuhi dari luar kolam,
yaitu berupa makanan buatan yang dikenal dengan istilah pelet ikan.
Pakan ikan dibuat dari adonan, beberapa bahan baku, dan dicetak dalam
berbagai bentuk seperti emulsi, tepung, flag (lempengan kecil), remah,
butiran, dan pasta atau pelet.

Industri pakan ini di Indonesia sudah mulai berkembang sejak


dekade 80-an, yakni sejak usaha budidaya udang ditambak mulai populer.
Komponen bahan baku pakan ikan sebenarnya tersedia melimpah hampir
di setiap kawasan pengembangan perikanan. Oleh karena itu, pembuatan
pakan ikan sendiri merupakan alternatif lain yang dapat dilakukan oleh
petani ikan. Salah satu
bentuk pakan ikan yang telah populer dan mudah dibuat adalah pelet
(Randifarm, 2011).

II. Tujuan pembuatan pellet:

1. mengetahui cara membuat pelet ikan dengan baik dan benar


2. mengetahui takaran bahan untuk pembuatan pelet ikan
3. mengetahui bahan baku yang baik untuk pembuatan pelet ikan
4. memenuhi tugas projek dengan judul gaya hidup berkelanjutan

III. Dasar Teori Pelet Ikan

1. Pengertian Pelet

Pelet ikan merupakan pakan ikan yang dicetak dalam bentuk butiran
sebesar pil. Pelet ikan ini terdiri dari suatu material campuran yang terdiri
dari berbagai bahan canpuran hewani dan nabati yang berfungsi sebagai
energi bagi ikan untuk menjalankan aktivitas hidupnya dan yang terpenting
sebagai suplemen dalam proses pertumbuhannya menjadi besar. Pemberian
pelet ikan mempunyai tujuan selain proses pertumbuhan juga sebagai
asupan gizi bagi ikan yang akan menghasilkan panen yang produktif bagi
petani.

3
2. Pembuatan dan Bahan Baku Pelet

2
Dalam pembuatan pakan ikan yang perlu di perhatikan adalah kadar
protein dari pakan ikan tersebut, sehingga perlu dilakukan perhitungan
yang tepat dalam meracik pakan ikan setelah perhitungan jelas pakan ikan
di timbang, setelah di timbang bahan dicampur satu persatu hingga bahan
homogen, tahap awal dapat di mulai dengan protein basal kemudian
menyusul dengan bahan yang berprotein suplemental.

Campuran yang rata membuat kandungan protein yang terbentuk rata


juga setalah yakin pencampuran bahan benar-benar merata, bahan di
campur air sehingga diperoleh adonan yang kental berbentuk pasta,
kemudian adonan tersebut di masukan kedalam mesin penggiling pelet
cetakan yang kelur, di tampung dengan tampah dan di jemur dibawah sinar
matahari dalam membuat pakan buatan untuk ikan, hal pertama yang
harus dipertimbangkan adalah persyaratan bahan baku untuk pakan
yaitu :

1. Bahan baku pakan tidak boleh sama dengan bahan makanan


manusia bila manusia banyak membutuhkanya, bahan baku ini tidak
boleh diberikan kepada ikan.

2. Bahan baku ini harus tersedia dalam waktu lama, atau ketersedianya
harus kontinyu bahan baku yang pada suatu saat ada dan kemudian
lenyap, harus dihindari padi yang diproduksi secara massal dan
nasional, tentu menyebabkan ketersedian dedak dan bekatul untuk
ternak juga melimpah ruah, sebaliknya untuk bahan baku yang
diproduksi secara terbatas juga akan menghasilkan bahan secara
terbatas pula.

3. Harga bahan baku, walaupun bisa digunakan, tapi bila harganya


mahal maka penggunaan bahan atau peran bahan baku itu sebagai
bahan baku sudah tersisihkan Sebenarnya murah atau mahalnya
bahan baku itu harus dinilai dari manfaat bahan itu, yang
merupakan cermin dari kualitas bahan tersebut tepung ikan,
misalnya harganya memang mahal tetapi, bila dibandingkan dengan
kandungan proteinnya yang tinggi dan kelengkapan asam aminonya,
maka penggunan tepung ikan menjadi murah.

4. Kualitas gizi bahan baku menjadi persyaratan penting lainnya,


walaupun harganya murah, banyak terdapat di Indonesia dan
ketersediaannya kontinyu tetapi bila kandungan gizinya buruk tentu,
bahan baku ini tidak dapat digunakan

4
Alat dan bahan:

2
Alat:
- Pecentak pellet
- Kompor
- Dandang besar
- Timbangan
- Ember
- Gayung
- Sarung tangan
- Panic
- Entong kayu besar
- Baskom plastic
- Tabung gas

Bahan:
- Dedak halus 750gram
- Tepung jagung 400gram
- Tepung ikan 750gram
- Tepung kedelai 750gram
- Tepung tapioka 300gram
- Vitamin/prebiotic untuk hewan/ikan 25ml
- Air secukupnya

5
BAB 2 LANGKAH KERJA

2
1. Langkah pertama yang harus Anda siapkan dalam pembuatan pelet
ikan apung adalah menyiapkan bahan baku. Bahan baku tersebut
yang masih kasar bisa Anda haluskan terlebih dahulu dengan
menggunakan mesin penggiling, selanjutnya hasil gilingannya bisa
diayak sampai didapatkan tepung yang bertekstur halus.
2. Kemudian Anda masukkan pertama kali bahan-bahan yang bersifat
perekat, seperti tepung tapioka dengan pemakaian sekitar 10%
sampai 20% dari total campuran pakan total yang digunakan.
3. Bisa ditambahkan air secukupnya agar bisa mengikat adonan
lainnya. Sebagai alternatif, Anda juga bisa menggunakan tepung
gaplek dan tepung onggok.
4. Masukkan bahan sumber protein utama seperti tepung ikan minimal
20% dari total campuran pakan total. Tepung ikan bisa juga diganti
dengan tepung kepala udang, tepung tulang maupun tepung jeroan,
sesuai dengan ketersediaan.
5. Masukkan bahan pelengkap lainnya seperti dedak halus maksimal
sebanyak 30% dari total campuran pakan total. Kalau memakai
bungkil kedelai bisa dengan konsentrasi maksimal 40%.Untuk
pelengkap lainnya seperti minyak ikan maksimal 10% dari total
campuran pakan total. Bisa juga ditambahkan 1% sampai 2%
kalsium karbonat atau kapur dan juga sekitar 1% sampai 3% vitamin
B komplek dan vitamin lainnya. Semua bahan ini kemudian dimixer
selama 10 menit hingga benar-benar rata.
6. Untuk bagian terakhir campurankanlah dengan mengolah
menggunakan mesin pencampur bahan pelet ikan atau mesin
ekstruder sistem kering. Agar nanti pelet yang dihasilkan sudah
ndalam keadaan kering jika menggunakan mesin akan otomatis
tanpa manual dan telah menjadi pelet apung.
7. Setelah kering pelet dikemas dalam kantong plastik yang kedap air
dan tempatkan dalam ruangan dengan sirkulasi udara yang baik.
8. Menggunakan mesin cetak pelet ikan type AGR-PAP70 Maksindo lebih
memudahkan Anda dalam cara membuat pelet ikan. Mesin cetak
pelet ini akan memndapatkan 4 cetakan dengan ukuran sesuai
selera. Mesin cetak ikan ini dengan menggunakan penggerak utama
diesel. Namun tetap membutuhkan listrik untuk motor yang
menggerakan cutting (pemotongan pelet) dan feeder (input adonan).
Anda dijamin pasti tertarik untuk budidaya ikan Anda agar sukses
dan mendapatkan untung yang lumayan,

2
6
BAB 3 HASIL

Hasil dari kegiatan hari pertamapembuatan pelet: sesuai dengan harapan,


berjalan dengan baik dengan berjalan sesuai dengan intruksi yang diberi
oleh bapak/ibu guru pembimbing. Pelet yang telah menunggu kering pellet
tersebut.

Hasil dari kegiatan hari kedua pembuatan pelet: mengedintifikasi antara


pelet yang tidak dikukus cepat bau dan beracun sedangkan yang dikukus
hasilnya lebih sempurna pelet juga sudah mulai mengering

Hasil dari kegiatan hari ketiga pembuatan pelet : pelet yang sudah di jemur
selama 2hari telah mengering dengan sempurna, warna pelet berubah
menjadi coklat kehitaman

2
Hasil dari kegiatan hari keempat pembuatan pelet: pelet yang sudah di
jemur selama 2 hari mulai diuji cobakan [ada ikan di kolam disekolah.
Hasilnya pelet tersebut dimakan oleh ikan kolam tsb.

7
KESIMPULAN

Berdasarkan plaksanaan projek praktik pembuatan pelet yang bertema


Gaya Hidup Berkelanjutan memberi manfaat bagi saya dan menjadi sebuah
pengelaman baru dalam hal menciptakan pakan ternak ikan yangberupa
pelet dan saya mendapat informasi dan cara bagaimana pembuatan pelet
yang baik dan benar.hal terpemting yang saya pelajari adalah dalam
projek3 Gaya Hidup Berkelanjutan ini, yaitu bahwa setiap makhluk hidup
wajib melestarikan dan menjaga bumi agar tetap sehat, serta
memaanfatkan barang barang bekasyang tidak berguna yang tidakberguna
dipandang sebelah mata oleh masyarakat menjadi barang yang layal pakai
dengan cara 3R (REDUCE,REUSE,RECYKEL) tidak hanya itu saya juga
dapat melestarikan bumi ini dengan cara ,elakukan penanaman tanaman
holikultura dengan membuat pupuk dan sisa sisa daun kering

2
8
DOKUMENTASI

2
9

DAFTAR PUSTAKA

2
Musnamar, E. I. (2003). Pupuk organik: cair dan padat, pembuatan,
aplikasi. Penebar Swadaya. Jakarta, 72.

Danusaputro, S. M. (1978). Hukum pencemaran dan usaha merintis pola


pembangunan hukum pencemaran Nusantara. Litera.

Holdgate, M. W. (1979). Targets of pollutants in the atmosphere.


Philosophical Transactions of the Royal Society of London. Series A,
Mathematical and Physical Sciences, 290(1376), 591-607.

Holdgate, M. W. (1979). A perspective of environmental pollution. Cambridge


University Press.

Dix, H. M. (1981). Environmental pollution: atmosphere, land, water, and


noise. Wiley.

Crawford, J.H. 2003. Composting Of Agricultural Waste In Biotechnology


Applications And Research. Paul N, Cheremisinoff and R.P. Oullette.

2
10

Anda mungkin juga menyukai