DISUSUN OLEH :
KELAS : 3 TMM A
SEMESTER : VI (ENAM)
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................................3
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH.....................................................................................3
1.3 RUMUSAN MASALAH......................................................................................................4
1.4 TUJUAN PENGEMBANGAN PRODUK..........................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................................5
2.1 Mesin Perajang Singkong....................................................................................................5
2.2 PULLEY DAN V-BELT......................................................................................................5
2.2.1 Macam Ban Mesin..............................................................................................................6
2.2.2 Perhitungan Pully dan Sabuk Standar..............................................................................8
2.2.3 Perhitungan V-Belt...........................................................................................................13
2.3 BEARING...........................................................................................................................14
2.3.1 KLASIFIKASI BEARING...............................................................................................14
2.3.1 RUMUS DASAR BANTALAN........................................................................................14
2.4 Motor Listrik..................................................................................................................17
2.4.1 Prinsip dan Mekanisme kerja motor listrik....................................................................17
BAB III PEMBAHASAN..................................................................................................................19
3.1 Permodelan Sistem..................................................................................................................19
3.2 Free Body Diagram dan Persamaan gerak............................................................................19
3.2.1 Free Body Diagram 1........................................................................................................20
3.2.2 Free Body Diagram 2........................................................................................................21
3.2.3 Free Body Diagram 3........................................................................................................22
3.3 Parameter yang Digunakan....................................................................................................22
3.3.1 Motor Listrik.....................................................................................................................23
3.3.2 Pulley dan Belt..................................................................................................................23
3.3.3 Bearing...............................................................................................................................24
3.3.4 Stiffnes dan Dumping.......................................................................................................24
3.4 Simulasi....................................................................................................................................24
3.4.1 Listing program pada matlab..........................................................................................25
3.4.2 Block Diagram pada Simulink.........................................................................................26
3.5 Respon Sistem....................................................................................................................27
3.5.1 Grafik Percepatan (𝜔 𝑚), kecepatan (𝜔𝑚) dan displacement (𝜃𝑚) pada 𝐽1................27
3.5.2Grafik Percepatan (𝜔 𝑚), kecepatan (𝜔𝑚) dan displacement (𝜃𝑚) pada 𝐽2.................28
3.5.3 Grafik Percepatan (𝜔 𝑚), kecepatan (𝜔𝑚) dan displacement (𝜃𝑚) pada 𝐽3................30
BAB IV PENUTUP............................................................................................................................32
4.1 Kesimpulan..............................................................................................................................32
4,2 Saran.........................................................................................................................................32
BAB I
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
Prinsip kerja dari mesin press pada Gambar 2.1 yaitu motor listrik memiliki putaran
awal 1400 rpm direduksi menjadi 400 rpm untuk menggerakkan mekanisme slider crank.
Mekanisme tersebut berfungsi untuk merubah gerak rotasi menjadi gerak rotasi berupa
putaran
Pulley merupakan tempat bagi ban mesin/sabuk atau belt untuk berputar. Sabuk atau
ban mesin dipergunakan untuk mentransmisikan daya dari poros yang sejajar.Jarak antara
kedua poros tersebut cukup panjang , dan ukuran ban mesin yang dipegunakan dalam sistem
transmisi sabuk ini tergantung dari jenis ban sendiri. Sabuk/Ban mesin selalu dipergunakan
dengan komonen pasangan yaitu puli. Dalam transmisi ban mesin ada dua puli yang
digunakan yaitu Puli penggerak dan Puli yang digerakkan .
Pulley Pulley dapat digunakan untuk mentransmisikan daya dari poros satu ke poros
yang lain melalui sistem transmisi penggerak berupa flat belt, V-belt atau circular belt.
Perbandingan kecepatan (velocity ratio) pada pulley berbanding terbalik dengan diameter
pulley dan secara matematis ditunjukan dengan pesamaan :
D1 N 2
=
D2 N 1
2) Steel pulley
3) Wooden pulley
4) Paper pulley
Kemudian Sabuk (belt), biasanya sabuk dipakai untuk memindahkan daya antara 2 buah
poros yang sejajar dan dengan jarak minimum antar poros yang tertentu. Secara umum,
sabuk dapat diklasifikasikan menjadi 3 jenis :
1) Flat belt
2) V-belt
3) Circular belt
Dasar bekerjanya pada transmisi adalah berdasarkan adanya gesekan saja. Yaitu gesekan
dari sabuk atau puli. Sabuk biasanya meneruskan daya dari puli yang dipasang pada motor
listrik,motor bakar, generatorlistrik kepuli pada alat-alat yang di gerakkan oleh motor-motor
penggerak tersebut.
a. Sabuk Rata
Sabuk rata terbuat dari kulit `kain, plastik, atau campuran ( sintetik ). Sabuk ini
dipasang pada silinder rata dan meneruskan pada poros yang berjarak kurang dari 10
meter perbandingan transmisi dari 1 : 1 sampai 1:6
b. Sabuk Penampang Bulat
Sabuk ini dipergunakan untuk alat alat kecil, alat laboratorium yang digerakkan
dengan motor kecil jarak antara kedua poros pendek 30 cm maksimum
c. Sabuk V
Sabuk ini mempunyai penampang trapesium sama kaki bahan terbuat dari karet
permukaan dipeerkuat dengan pintalan lainBagian dalam sabuk diberi serat polister
jarak anatar kedua poros dapat mencaoai 5 meter dengan perbandingan putaran 1 – 1
sampai 7 : 1. Kecepatan putara antara 10 sampai 20 m/detik Daya yang ditrasmisikan
dapat mencapai 100 Hp
d. Sabuk Gilir
Sabuk gilir Merupakan penemuan baru dalam hal transmisisabuk.sabuk ini dapat
meniadakan kekurangan pada transmisi sabuk yaitu ketepatan perbandingan putaran
seperti pada roda gigi . Penggunaan pada mesin jahit, foto copy, computer
e. Pemilihan sabuk V
Tipe ini hanya berbeda dimensi penampangnya saja Pemilihan sabuk ini
berdasarkan atas :
daya yang dipindahkan,
pemakaian sabuk
Sabuk V hanya bisa digunakan untuk menghubungkan poros poros yang sejajar
dengan arah putaran yang sama . Tranmisi sabuk lebih halus suaranya bila dibanding
dengan transmisi roda gigi atau ranyai
Ukuran diameter puli harus tepat , karena kalau terlalu besar akan terjadi slip karena
bidang kontaknya lebih lebar/banyak. Kalau terlalu kecil sabuk akan terpelintir atau
menderita tekukan tajam waktu sabuk bekerja
Kalau sabuk sudah terpaasang maka akan terjadi difleksi bagian atas (bagian menarik)
Difleksi ini ada harga batasnya .Besar kecilnya tergantung juga oleh tegangan pada sabuk tersebut
Diflek dianggap normal kalau
d2 = diameter puli 2
N1 = Kecepatan puli 1
N2 = Kecepatan puli 2
V sabuk 1 = V sabuk 2
d1 . N1 = d2 . N2
x = jarak antar
pusat puli r1 = jari-
jari puli 1
r2 = jari-jari puli 2
Jika puli 1 dan 2 mempunyai diameter yang sama maka rumusnya menjadi,
Diketahui :
r1 = jari-jari puli1
r2 = jari-jari puli 2
α = sudut kontak antara puli dan
sabuk Rumus :
2) Pemilihan Bahan
a) Pemilihan bahan yang tepat adalah bagian yang sangat penting dalam
desain teknik (engineering design).
Dibawah ini adalah perhitungan untuk mencari pitch diameter pulley dan kecepatan
angular yang akan dikehendaki dengan rumus berikut
keterangan :
Perhitungan untuk mencari panjang belting (L) yang akan di pasang adalah :
keterangan :
Bearing adalah sebuah elemen mesin yang berfungsi untuk membatasi gerak relatif,
menumpu poros atau bidang permukaan, dan memberi kemungkinan poros berputar serta
sebuah bidang permukaan meluncur. Hal ini merupakan izin sebuah gerakan relatif antara
hubungan permukaan - permukaan bagian saat membawa beban.
Berdasarkan gerakannya terhadap poros, bearing dibagi menjadi dua macam, yaitu :
Sliding contact bearing (bantalan luncur) Pada bantalan ini terjadi gesekan luncur
antara poros dan bantalan karena permukaan poros ditumpu oleh permukaan bantalan dengan
perantaraan lapisan pelumas.
Rolling contact/anti friction bearing (bantalan gelinding) Pada bantalan ini terjadi
gesekan gelinding antara bagian yang berputar dengan yang diam melalui elemen gelinding
seperti bola, rol, dan rol bulat.
1. Radial bearing (bantalan radial) Arah beban yang ditumpu bantalan ini adalah tegak
lurus sumbu
2. Axial bearing (bantalan aksial) Arah beban bantalan ini sejajar dengan sumbu poros
Bantalan gelinding khusus Bantalan ini dapat menumpu beban yang arahnya sejajar dan tegak
lurus sumbu poros
Umur Bantalan, yaitu lamanya periode bantalan terus menerus beroperasi dan
memenuhi fungsinya.
C b 106
L10 h
( )
P
x
60. n
Dimana:
L10h = Umur bantalan dengan nilai reliability 90% secara statistik [jam]
n = Putaran [rpm]
P= X . F r +Y . F a
dimana:
X = Konstanta radial
Y = Konstanta aksial
Pada aplikasinya, pemasangan bearing dapat dilakukan dengan cara dipukul dengan
palu, dipres dengan perantara batang lain atau dengan cara pemanasan. Penekanan harus
dikenakan pada ring dalam. Beberapa contoh pemasangan dan pelepasan bearing antara lain:
Pada jenis rolling-element bearing dibuat dengan toleransi sangat kecil pada diameter dalam
maupun luar, memungkinkan suaian paksa pada poros dan rumah bantalan. Dari aspek
pemasangan, ada beberapa metode yang biasa digunakan seperti di bawah ini.
Gambar 2.2.3.1 Contoh Pemasangan Rolling-Element Bearing
Dari aspek penyusunan, ada beberapa metode yang biasa digunakan untuk memasang
bantalan. Pada gambar 2.2.3.2 (a) metode yang digunakan dengan memasang bantalan pada
poros yang di-fix pada arah aksial di satu sisi sedangkan di sisi lainmengambang pada arah
aksial. Metode yang ditunjukkan oleh gambar 2.2.3.2 (b) tidak memerlukan mur dan ulir pada
poros namun jika jarak antar bantalan cukup jauh, kenaikan temperatur dapat menyebabkan
pemuaian pada poros sehingga berpotensi rusak.
Gambar 2.2.3.2 (a) Pemasangan Bantalan Umum (b) Pemasangan Bantalan Alternatif
Pelumasan tangan => beban ringan, kecepatan rendah, atau kerja kontinu
Pelumasan pompa => untuk kerja kecepatan tinggi dan beban besar
Pelumasan minyak/cair
Untuk cara kerjanya seperti dijelaskan oleh Sutrisno (2012 : 14), bahwa kutub-kutub
dari magnet yang senama akan saling tolak-menolak, dan kutub-kutub yang tidak senama
akan tarik menarik. Jadi akan dapat diperoleh suatu gerakan, jika ditempatkan sebuah magnet
pada sebuah poros yang dapat berputar pada magnet lain pada suatu kedudukan yang tetap.
Hal tersebut seperti dijelaskan oleh Zumain (2009 : 8), bahwa motor listrik
menggunakan energi listrik dan energi magnet yang dapat menghasilkan suatu energi
mekanis, dimana operasi motor tersebut adalah tergantung pada interaksi dua medan magnet.
Secara sederhana dapat dikatakan, bahwa motor listrik adalah bekerja menggunakan prinsip
dua medan magnet yang dibuat berinteraksi untuk menghasilkan gerakan. Adapun tujuan dari
motor listrik, adalah untuk menghasilkan suatu gaya yang dapat menggerakan atau torsi.
Adapun Arisworo (2006 : 233) menjelaskan, bahwa motor listrik menggunakan prinsip
hampir sama dengan pita alumunium yang berarus listrik ditempatkan pada medan magnet,
namun pada motor listrik menggunakan kawat penghantar melingkar. Motor listrik disebut
electromotor, yang merubah energi listrik menjadi energi gerak. Arus listrik yang mengalir
pada kumparan mendapat gaya Lorentz yang menyebabkan dapat berputar pada suatu sumbu.
Dari beberapa pengertian tersebut dapat diperoleh kesimpulan, bahwa motor listrik adalah
sebuah sistem yang bekerja dengan memanfaatkan energi listrik yang diubah menjadi energi
mekanis/gerak dan dipengaruhi oleh gaya elektromagnetik, sehingga motor dapat berputar
selama arus lisrik yang mengalir pada sistem motor listrik tercukupi dengan baik.
1. Prinsip kerja motor listrik Menurut penjelasan Rijono (1997 : 163), bahwa jika
sepotong kawat dialiri arus listrik diantara dua kutub magnet kutub utara (KU) dan
kutub selatan (KS), maka pada kawat tersebut terkena suatu gaya Lorentz. Arah
gerakan kawat sesuai dengan aturan tangan kiri
2. Mekanisme kerja untuk seluruh jenis motor secara umum sama yaitu: (BEE,
2004 dalam jurnal UNEP,2006:1) :
a. Arus listrik dalam medan magnet akan memberikan gaya
b. Jika kawat pembawa arus dibengkokkan menjadi sebuah lingkaran/loop,
maka kedua sisi loopatau pada sudut kanan medan magnet akan mendapat
gaya pada arah yang berlawanan.
c. Pasangan gaya menghasilkan tenaga putar/torque untuk memutar
kumparan.
d. Motor-motor memiliki beberapa loop pada dinamonya, yang berguna untuk
memberi tenaga putaran yang lebih seragam. Medan magnetnya dihasilkan
oleh susunan elektromagnetik, yang disebut sebagai kumparan medan.
Pada motor listrik, dibagi menjadi dua diagram benda bebas. Yang pertama
adalah free body diagram pada bidang elektrik, dan yang kedua pada bidang mekanis.
3.2.1 Free Body Diagram 1
θ̇ 1 = 𝜔1
1
ω̇ 1 = [ -𝐵1 𝜔 1 - 𝐾2(𝑅1𝜃1 − 𝑅2𝜃2) - 𝐾3(𝑅1𝜃1 − 𝑅2𝜃2) - K1 𝜔 1 + τ a]
J1
3.2.2 Free Body Diagram 2
θ̇ 2 = 𝜔2
1
ω̇2 = [ 𝐾2(𝑅1𝜃1 − 𝑅2𝜃2) + 𝐾3(𝑅1𝜃1 − 𝑅2𝜃2) - 𝐾4(𝜃2 – 𝜃3) - B2(𝜔2 – 𝜔3)]
J2
3.2.3 Free Body Diagram 3
θ̇ 3 = 𝜔3
1
ω̇3 = [ B2(𝜔2–𝜔3) + 𝐾4(𝜃2 – 𝜃3)]
J3
Motor listrik yang digunakan untuk simulasi ini adalah motor DC dengan data
teknis sebagai berikut,
Dari spesifikasi mesin di atas didapatkanlah data data yang diperlukan untuk melakukan
perhitungan torsi mesin. Perhitungan torsi mesin:
9545 x P
τ=
n
9545× 0,37
τ=
1400
τ =2,542 Nm
- Perhitugan J1
¿ 0 , 87 x (0 , 002593+0,00 0064)
¿ 0,0 0231159 kg .m 2
- Perhitungan J2
¿ 0,0 09773 kg . m2
Pada sistem pulley ini, menggunakan 1 buah belt, sehingga nilai untuk K2 dan
K3 diasumsikan yaitu 12,5 N/m
3.3.3 Bearing
Poros Kekakuan
Poros 1 (k1) 10
Poros 2 (k4) 15
3.4 Simulasi
3.5.1 Grafik Percepatan (𝜔 𝑚), kecepatan (𝜔𝑚) dan displacement (𝜃𝑚) pada 𝐽1
3.5.2Grafik Percepatan (𝜔 𝑚), kecepatan (𝜔𝑚) dan displacement (𝜃𝑚) pada 𝐽2
3.5.3 Grafik Percepatan (𝜔 𝑚), kecepatan (𝜔𝑚) dan displacement (𝜃𝑚) pada 𝐽3
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan plot grafik pada simulasi didapatkan respon dari motor listrik yang
pertama kali dihidupkan dan mempengaruhi percepatan, kecepatan, maupun displacement
pada pulley. Dari grafik kecepatan, data menunjukan bajwa semakin lama, kecepatan angular
semakin menurun. Hal yang menyebabkan kecepatan angular menurun adalah akibat dari
gesekan – gesekan yang terjadi
4,2 Saran
Saran yang dapat diambil dari hasil simulasi ini adalah untuk menentukan kekakuan
dan redaman pada suatu sistem masih digunakan suatu asumsi - asumsi. Kedepannya asumsi
tersebut sebisa mungkin sesuai dengan kenyataan dilapangan. Agar didapatkan suatu simulasi
yang mendekati dengan kondisi