Diajukan Oleh
M. HANIF RIZAL
BP. 1910003423022
1.Bapak Prof. Dr. H. Andi Mustari Pide, SH (Alm) selaku pendiri Universitas
Ekasakti Padang.
2.Bapak Prof. Dr. Sufyarman Marsidin, m.Pd selaku rektor Universitas Ekasakti
Padang.
3.Bapak Drs. Risal Abu, S.T., M.eng selaku dekan Fakultas Teknik dan Perancaan
Universitas Ekasakti Padang.
4.Bapak Ir. Mukhnizar, MT selaku kaprodi Teknik Mesin Universitas Ekasakti
Padang
5.Bapak dan Ibu dosen pengajar jurusan Teknik Mesin Universitas Ekasakti
Padang,
6.Staf pengajar dan seluruh staf Tata Usaha Fakultas Teknik dan Perancaan
Universitas Ekasakti Padang.
i
Afrimar Z,) Adik ( Farhan Rizal ) yang senantiasa selalu mendoakan yang terbaik
untuk perkuliahan penulis.
M.Hanif Rizal
BP. 1910003423022
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar....................................................................................................i
Daftar Isi...............................................................................................................iii
Daftar Gambar v
Daftar Tabel vii
Bab I Pendahuluan
2.1 Kopi……………………………………………………………………...
2.4.5 Poros……………………………………………………………
2.5.1Proses Permesinan……………………………………………….
Gambar 2.12 Bentuk Pulley untuk V-belt (sudut Groove φ atau β)………………
Gambar 2.13 Panjang Belt, jarak antar sumbu dan sudut kontak………………….
PENDAHULUAN
Kopi adalah minuman hasil seduhan biji kopi yang telah disangrai dan
dihaluskan menjadi bubuk. Indonesia merupakan salah satu negara penghasil kopi
di dunia. Indonesia mempunyai ciri khas dan cita rasa serta ukuran kopi yang
beraneka ragam. Dalam komposisi nya yaitu jumlah biji kopi perkilogram adalah
2300-4000 buah, tumbuh di ketinggian 400-700m dari permukaaan laut dengan
suhu 24-30 0C. (Budi et al., 2018).
Menurut Sugandi et al (2017) Seiring dengan program pemerintah untuk
menggalakkan hasil-hasil produk pertanian, khususnya kopi, maka diperlukan
teknologi mesin-mesin pertanian untuk menunjang program tersebut. Kemajuan
teknologi dan perkembangan mesin-mesin untuk proses produksi juga
berkembang sangat cepat. Mesin tersebut sangat bermanfaat untuk membantu
proses pengerjaan yang dilakukan agar lebih mudah dan menghemat waktu, tetapi
tidak dapat dipindah, sehingga penggunaannya terbatas di tempat tertentu.
Dengan kemajuan ilmu pengetahuan ternyata pemisahan biji dari kulit
dalam keadaan baru dipetik dapat memberikan aroma lebih baik dari pada dalam
keadaan kering (Sabani, 2018; Sodik et al., 2016). Beberapa rancangan mesin
pengupas kulit kopi yang ada masih banyak yang belum terdapat roller pendorong
dan juga masih banyak hasil pengupasan yang belum sempurna atau perlu secara
manual untuk memisahkan biji dengan kulitnya.
Pengolahan pengupasan kulit kopi pada umumnya masih menggunakan
alat pengupas kulit kopi manual dan semi mekanis. Keterbatasan kapasitas hasil
alat pengupas kulit kopi ini merupakan salah satu kendala dalam meningkatkan
produksi kopi. Untuk mengatasi hal tersebut maka perlu adanya suatu alat
pengupas kulit kopi mekanis yaitu alat yang digerakkan oleh motor bensin. Mesin
tersebut sangat bermanfaat untuk membantu proses pengerjaan yang dilakukan
agar lebih mudah dan menghemat waktu.
Penelitian yang telah dilakukan Riri et al, (2016) mesin pengupas kulit
kopi pada jarak celah pengupas kulit kopi pada jarak celah pengupas 2 mm dan
putaran poros 420 rpm didapat persentase kualitas kulit kopi terkelupas dengan
baik mencapai 68%, terkelupas sebagian 27%, tidak terkelupas 5%, dari data ini
terlihat bahwa terkelupas biji kopi dengan baik masih bisa ditingkatkan lagi.
Bertolak dari masalah yang sudah diuraikan di atas, maka perlu dibuat alat
atau mesin pengupas kulit kopi dengan memadukan beberapa sumber. Tujuan dari
pembuatan alat ini adalah untuk mendesain dan membuat alat pengupas kulit kopi
yang dapat mempermudah petani kopi dalam memisahkan biji dan kulit kopi yang
baru dipetik. perbedaaan alat ini dengan alat-alat yang sebelumnya yaitu adanya
penambahan roller pendorong didalam bak penampang yang berfungsi agar biji
kopi tidak menumpuk atau tersendat di dalam bak penampang. Alat ini didesain
agar dapat bekerja cepat sehingga tidak membutuhkan waktu yang lama untuk
mengeringkan biji kopi yang telah terpisah dari kulitnya.
Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut penulis tertarik
hasil rancangan ini menjadi produk baru dengan mekanisme yang lebih efektif dan
efisien. Oleh karena itu penulis tertarik mengambil judul tugas akhir “Pembuatan
1.2.Rumusan Masalah
1.4 Tujuan
1.5 Manfaat
Adapun manfaat yang ingin dicapai adalah sebagai berikut:
1. Menciptakan peradaban masyarakat modern yang sudah
memanfaatkan penggunaan alat- alat teknologi.
2. Diharapakan mampu membantu industri kecil skala rumahan dalam
efisiensi kerja dengan mengimplementasikan alat ini.
3. Diharapkan mampu memberikan kontribusi yang bermanfaat bagi
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta memungkinkan
bentuk kerja sama dalam memanfaatkan teknologi tepat guna untuk
membantu kerja petani kopi.
1.6 Metode Pembuatan
sumber bahan yang diperlukan sebagai masukan dalam pengumpulan data yang
penulis butuhkan. Adapun metode yang penulis gunakan dalam penulisan skripsi
1. Studi literature
Yaitu mencari sumber referensi dari buku yang berhubungan dengan penulisan
skripsi ini. Disamping itu penulis juga mencari di internet untuk sumber
referensinya.
Yaitu pengumpulan data atau informasi dari beberapa tempat. Metode ini juga
2. Metode bimbingaan
Metode ini berupa konsultasi dengan dosen pembimbing dan juga beberapa pihak
yang dapat memberikan informasi dan masukan kepada penulis untuk penulisan
skripsi.
Agar penulisan skripsi ini dapat dipahami dan terarah pada tujuan akhir
yang dicapai, maka penulisan skripsi ini dibuat berdasarkan sistematika sebagai
berikut :
BAB 1 PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan teori dasar pada alat uji putaran kritis sistem otomatis.
Menganalisa data hasil pengujian pada alat uji putaran kritis poros sistem
otomatis.
BAB VI PENUTUP
LANDASAN TEORI
2.1 Kopi
(biji lanang) yang hanya mengandung 1 biji dengan persentase 5% dari biji kopi
normal.
Pada proses manual pengilingan kopi basah ini menggunakan alat atau
sehingga mengeluarkan tenaga yang banyak. Proses penggilingan manual ini tentu
akan memakan waktu dan yang sangat lama dan menambah biaya produksi.
yang membedakan antara pengolahan kopi secara basah dengan kering. Pada
pengolahan basah, buah kopi yang telah mencapai tingkat kematangan optimal
harus segera dikupas dan dipisahkan dari bagian biji berkulit cangkang atau kopi
HS, sedangkan pada pengolahan kering, buah kopi hasil panen segera dikeringkan
pengupas kulit kopi berkapasitas 4 kg/menit, dengan ukuran mesin 730 mm x 320
mm x 1040 mm, memakai motor listrik 1 HP 1420 rpm, dengan rangka memakai
kopi.
2.4 Perencanaan Elemen Mesin
Perencanaan elemen mesin merupakan bagian komponen mesin yang
perhitungan torsi dan daya motor, kecepatan roller pengupas, daya momen inersia,
Keterangan:
T = Torsi (Nm)
r = Lengan gaya (m)
F = Gaya (N)
Sehingga daya motor dapat dihitung dengan rumus:
T .n
p=
5252
Keterangan:
T = Torsi (lbf.in)
P = Daya motor (Hp)
N = Putaran poros (rpm)
Keterangan:
Setelah gaya pengupas (F), kecepatan pisau (v) diketaui, maka sekarang dapat
menghitung besarnya daya untuk mengupas kulit kopi.
P1=F . v . z
Keterangan:
Pd = Daya Rencana (kW)
P = Daya (kW)
f c = faktor koreksi
Hubungan antara daya dan torsi dapat dilihat melalui rumus-rumus
dibawah ini:
a) Torsi mempunyai satuan lbf.in dan daya satuannya HP
P
T =¿63.025
n
Keterangan :
T = Torsi (lbf.in)
P = daya (HP)
n = putaran poros (rpm)
b) Torsi satuannnya kg.cm dan daya satuannya HP
P
T = 71.620
n
Keterangan:
T = Torsi (kg.cm)
P = daya (HP)
n = Putaran poros (rpm)
c) Torsi satuannya kgf.mm dan daya satuannya kW
P
T = 9,74.105
n
Keterangan:
T = Torsi (kgf.mm)
P= daya (kW)
n = putaran poros (rpm)
d) Torsi satuannya N.m dan daya satuannya HP
P
T =¿ 9549
n
Keterangan:
T = Torsi (N.m)
P = daya (HP)
n = putaran poros (rpm)
Persamaan diatas menyatakan hubungan antara torsi dan daya dengan
berbagai macam satuan, bila yang diinginkan torsi perencanaan T d, maka daya
yang dipakai adalah daya perencanaan( Pd ).
Keterangan:
I = perbandingan reduksi
n1 = putaran pulley penggerak (rpm)
n2 = putaran pulley yang digerakkan (rpm)
d1 = diameter pulley penggerak (mm)
d2 = diameter pully yang digerakkan (mm)
4. Kecepatan Keliling Pulley
Dalam hal ini kecepatan keliling (v) juga dapat dihitung menggunkan
diamteter maupun radius keliling belt, dengan putaran belt (dalam rpm), secara
matematis sebagai berikut:
π . d 1 . n1
v=
60. 1000
Keterangan:
v = kecepatan (m/s)
d 1 = diameter pulley penggerak (mm)
n1 = putaran per menit (rpm)
5. Panjang Belt
Bila diameter pulley D1 dan D2, sedangkan jarak antar poros pulley
adalah C, seperti ditunjukan oleh gambar dibawah ini, maka secara matematis
panjangnya belt dapat dinyatakan dengan persamaan:
π
L=2.C+ (d + d 1) + ¿ ¿
2 2
Keterangan:
b = 2L – π(d 2- d 1)
C ¿ b+ √b 2−8 ¿ ¿ ¿
Gambar 2.13 Panjang Belt, jarak antar sumbu dan sudut kontak
d 2−d 1
α = 1800 - × 600
C
1) Bahan Poros
Poros bisa dibuat dari bahan: baja karbon atau baja paduan. Untuk poros-
poros yang memiliki bentuk sulit seperti: poros engkol, maka sebaiknya
memakai besi cor.
Tabel 2.2 Baja paduan untuk poros
Standar dan Lambang Perlakuan panas Kekuatan tarik
macam (kg/mm2)
Baja SNC 2 - 85
Khrom SND 3 - 95
Nikel SNC 21
Pengerasan Kulit 80
(JIS G4102) SNC 22
- 100
Baja SNCM 1 - 85
Khrom SNCM 2 - 95
Nikel SNCM 7
- 100
Molibden SNCM 8
(JIS G4103) SNCM 22 - 105
SNCM 23 Pengerasan Kulit 90
SNCM 25
- 100
- 120
Baja SCR 3 - 90
Khrom SCR 4 - 95
(JIS G4104) SCR 5
- 100
SCR 21
SCR 22 Pengerasan kulit 80
- 85
Baja SCM 2 - 85
Khrom SCM 3 - 95
Molibden SCM 4 - 100
(JIS G4103) SCM 5 - 105
SCM 21 Pengerasan Kulit 85
SCM 22 - 95
SCM 23 - 100
Keterangan:
Mt = momen torsi (lbf.inch)
N = daya yang ditransmisikan (HP)
n = putaran poros (rpm)
Ds = diameter poros (inch)
Poros pada umunya meneruskan daya melalui: belt, roda gigi, rantai dan
sebagainya. Dengan demikian poros tersebut mendapat beban puntir dan bending
sehingga, pada permukaan poros akan terjadi tegangan geser karena momen puntir
dan tegangan tarik karena tegangan bending.
Akibat gabungan tegangan bending dan momen tersebut maka tegangan
maksimum yang terjadi dapat dinyatakan:
τ
max ¿
√( σx
2 )+τ
2
32 16 . Mt
σx = 3 dan τ = 3 (untuk posisi pejal)
π .d s π .d s
32 . Mb
σx = 3 dan (poros berlubang)
π .d o ¿¿
16 . mt
τ = 3
π .d o ¿¿
Sehingga tegangan yanng terjadi dan syarat aman dapat dinyatakan:
a. Pada poros pejal
√( ) + √( )≤
2 2
16. Mb 16. Mt σ yps
τ max = 3 s
π .d s π .d s sf
[ ( )]
4 σ yps
τ max = d
π . d o 1− i
3 √ M b 2+ M t 2 ≤ sf
do
Dimana:
ds = diameter poros (inch)
di = diameter dalam poros yang berlubang (inch)
do = diameter luar poros berlubang (inch)
Mb = momen bending yang diterima oleh poros (lbf.in)
Mt = momen torsi yang diterima oleh poros (lbf.in)
a. Permesinan
b. Pengelasan
1. Mesin bubut
Mesin bubut adalah suatu jenis mesin perkakas yang dalam proses
kerjanya bergerak memutar benda kerja dan menggunakan mata potong pahat
sebagai alat untuk menyayat benda kerja tersebut. Mesin bubut merupakan
salah satu mesin proses produksi yang dipakai untuk membentuk benda kerja
yang berbentuk silindris. Pada proses benda kerja dipasang pada chuck
(pencekam) yang terpasang pada spindel mesin, kemudian spindel dan benda
kerja di pintar dengan kecepatan sesuai perhintungan. Alat potong (pahat) yang
dipakai untuk membentuk benda kerja akan disayatkan pada benda kerja yang
berputar.
bidang tirus (kerucut) dan berbentuk lengkung (bola) dan membuat ulir. Dapat
1. Mesin BubutUniversal
3. Mesin BubutKonvesional
Secara umum mesin bubut menjadi empat bagian utama, yaitu kepala tetap
(Head Stock), kepala lepas (Tail Stock), eretan danalas meja(bed).
Kepala tetap adalah bagian utama mesin bubut yang berfungsi sebagai
penyangga poros utama yang akan memutarkan spindle. Di dalam kepala tetap
terdapat sejumlah rangkaian roda gigi berfungsi untuk putaran motoran menjadi
spindle.
penumpu ujung benda kerja dan dudukan mata bor. Kepala lepas dapat
Alat mesin berfungsi sebagai pendukung eretan dan kepala lepas. Alat
mesin ini memiliki pembukaan yang rata dan pekerjaaan yang tidak ada untuk
4. Eretan
Eretan adalah bagian mesin bubut yang berfungsi sebagai dudukan pahat.
Eretan terdiri dari eretan berputar, eretan melintang dan eretan memanjang.
2. Mesin gerinda
Mesin gerinda adalah salah satu mesin perkakas yang digunakan untuk
kebutuhan tertentu. Prinsip kerja mesin gerinda adalah batu gerinda berputar
bersentuhan dengan benda kerja sehingga terjadi pengikisan, penajaman,
(Google. com/LasBusurListrik)
Keuntungan mesin las listrik :
membakar bahan bakar yang telah dibakar gas dengan oksigen (O2) sehingga
menimbulkan nyala api dengan suhu sekitar 3.5000C yang dapat mencairkan logam
induk dan logam pengisi. Sebagai bahan bakar dapat digunakan gas-gas asetilen,
propana atau hidrogen. Ketiga bahan bakar ini yang paling banyak digunakan adalah gas
asetilen, sehingga las gas pada umumnya diartikan sebagai las oksi-asetelin banyak
dipakai dilapangan walaupun pemakaian nya tidak sebanyak las busur elektrode
terbungkus. Seperti ditunjukan pada gambar.
A. Bahan/material
c. Baja paduan
Bahan loham non ferro adalah bahan yang memiliki unsur logam tetapi
tidak ada unsur besi (ferrous). Bahan logam non ferro diantaranya adalah:
a. Aluminium
b. Magnesium danpanduannya
c. Tembaga danpanduanya
d. Nikel danpanduanya
e. Seng danpanduanya
f. Titanium danpanduanya
a. Besi
b. Baja
perencanaan.
korosi.
1. Proses gerinda
Di sini setiap bagian dari komponen yang telah melewati proses las
halus.
2. Proses amplas
ampals.
2. Proses pengecekan
perencanaan.
korosi.
BAB III
METODE PEMBUATAN
1. Studi Literatur
Mulai
Studi literatur
Studi Lapangan
Gambar teknik
Proses Pembuatan
Perbaikan
Proses Perakitan
Penyempurnaan alat
Selesai
Pembuatan mesin pengupas kulit kopi ini mencakupi alat dan bahan yang
digunakan adalah sebagai berikut:
1. Alat
a. Mesin Bubut
Mesin ini digunakan untuk memotong benda silinder. Dalam hal ini proses
telah ditentukan.
d. Mesin Las
Alat yang digunakan untuk menyambung logam atau besi, mesin las
digunakan untuk menyambung bagian-bagian rangka alat uji putaran kritis
poros menggunakan digital counter dan juga komponen penunjang
lainnya.
(Google.com/Mistar baja)
2) Roll meter
Alat ini berguna pula sebagai alat untuk mengukur dimensi batang atau
besi dan alat dapat menjangkau dimensi-dimensi yang lebih panjang
sukupannya dan dapat dikatakan lebih panjang daerah kerjanya
dibandingkan mistar baja. Roll meter ini memiliki tingkat ketelitian
setengah millimeter sehingga tidak dapat digunakan untuk ukuran yang
sangat kecil yang sangat presisi sifatnya. Pada umumnya digunakan
pada bengkelan, panjang roll meter ini bervariasi antara 3 meter hingga
7,5 meter. (lihat gambar 3.8).
Gambar 3.8 Meteran/Mistar
(Google.com/Meteran Mistar)
3) Jangka sorong
Jangka sorong adalah instrumen presisi yang dapat digunakan untuk
mengukur dimensi pada bagian dalam dan luar, ditinjau dari cara
pembacaannya dapat dibagi 2, yaitu pengukuran manual dan
pengukuran digital. Pengukuran ini menggunakan pengukuran manual.
(lihat gambar 3.9).
(Google.com/jangka sorong)
2. Bahan
1. Besi siku
2. Plat stainless
3. Bearing
4. Mur dan baut
5. Cat dan ampelas
6. Mata pisau pengupas
7. Gear dan chain
DAFTAR PUSTAKA
Jupriyanto, M. (2021) Rancang bangun mesin penggiling dan penepung biji kopi.
Jurnal teknik mesin polieknik harapan bersama.
Nasution, A. Y, & Effendi, R. (2018). Perancangan alat pengupas kulit kopi basah
dengan kasapasitas 120 kg/jam. Jurnal Teknik Mesin Univ.
Muhammadiyah Metro.
Rajendra, I. dkk, (2019). Aplikasi mesin pulper dua tingkat untuk peningkatan
Produktivitas usaha kopi dadong di kintamani, Bangli. Jurnal Prosiding
SENADIMAS ke-4, tahun 2014.