FAKULTAS EKONOMI
MEDAN
SKRIPSI
Diajukan Oleh:
060501037
Ekonomi Pembangunan
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ............ v
DAFTAR GAMBAR ................................................................ vi
DAFTAR TABEL ................................................................ vii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................ viii
ABSTRAK ................................................................ ix
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah ............................................. 6
1.3 Hipotesis .............................................................. 6
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.4.1 Tujuan Penelitian ........................................... 7
1.4.2 Manfaat Penelitian ......................................... 7
BAB II : URAIAN TEORITIS
2.1 Definisi Ekonomi Pertanian ................................. 9
2.1.1 Sejarah Ekonomi Pertanian ........................... 9
2.1.2 Fungsi Ekonomi Pertanian ............................. 10
2.2 Pengertian Perkebunan ......................................... 11
2.2.1 Manajemen Perkebunan ................................. 13
2.3 Deskripsi Minyak Kelapa Sawit .......................... 16
2.3.1 Deskripsi Tanaman Kelapa Sawit .................. 16
2.3.2 Tipe Kelapa Sawit .......................................... 17
2.3.3 Hasil Tanaman Kelapa Sawit ......................... 18
2.3.4 Sejarah Perkebunan Kelapa Sawit ................ 19
2.4 Aspek-Aspek Produksi ......................................... 20
2.4.1 Pengertian Produksi ........................................ 20
2.4.2 Prinsip Ekonomi dalam Proses Produksi ........ 21
2.4.3 Konsep Produksi ............................................. 22
2.4.4 Tahapan Produksi ........................................... 24
2.4.5 Pruction Possibility Curve ............................... 25
Kata Kunci : Produksi Kelapa Sawit, Luas Lahan, Tenaga Kerja, Pupuk,
Metode Kuadrat Terkecil
Kata Kunci : Produksi Kelapa Sawit, Luas Lahan, Tenaga Kerja, Pupuk,
Metode Kuadrat Terkecil
dari sektor perkebunan. Bahkan sektor ini memiliki arti penting dan
Indonesia.
Baru sampai Era Reformasi saat ini. Oleh karena itu, perkebunan kelapa sawit
di Indonesia mempunyai peran yang sangat strategis dari sisi ekonomi antara
konsumsi dalam negeri, dan lain-lain. Disamping itu sekarang ini semakin
menguatnya permintaan Crude Palm Oil (CPO) sebagai bahan baku bahan bakar
Dengan besarnya produksi CPO yang mampu dihasilkan, tentunya hal ini
terserap di sektor industri ini yang mencapai 8,5 juta orang. Sektor ini
dimana
CPO terbesar di dunia dengan total produksi sekitar 16 juta ton. Sementara
negara tetangga kita Malaysia yang selama ini berada pada posisi no.1, saat ini
berada pada posisi ke-2 dengan total produksi sebesar 15,8 juta ton. Yang
menarik dari data ini adalah ternyata Indonesia mampu menjadi negara penghasil
CPO nomor 1 di dunia, 4 tahun lebih cepat dari prediksi sebelumnya, dimana
Indonesia diperkirakan baru akan menjadi produsen CPO terbesar di dunia pada
dan fantastis. Luas areal produksi dan ekspor kelapa sawit dari tahun 1916
sampai dengan 2006 menunjukkan angka yang sangat signifikan dan fantastik
terutama antara tahun 1990 sampai dengan 2006, dimana untuk total luas
areal dari
meningkat dari 7.000.508 ton menjadi 16.000.211 ton dan ekspornya dari
4.110.027 ton menjadi 12.101.000 ton. Dari total areal perkebunan kelapa sawit
Sumatera.
memproduksi kelapa sawit. Perkebunan kelapa sawit itu sendiri telah dimulai di
Sumatera Utara sejak tahun 1911 dan sampai saat ini Sumatera Utara termasuk
provinsi penghasil utama minyak kelapa sawit bagi Indonesia. Minyak kelapa
pembangunan, baik dilihat dari devisa yang dihasilkan ataupun bagi pemenuhan
akan minyak nabati serta merupakan sumber pendapatan bagi masyarakat yang
yang berorientasi pada tanaman kelapa sawit. Lokasi ini dipilih sebagai
tanah, iklim, dan curah hujan sangatlah cocok. PT. Nusantara IV Kebun Pasir
Mandoge adalah salah satu dari beberapa perkebunan yang dapat mengolah /
dalam sebuah perusahaan baik itu perusahan industri maupun perusahaan yang
perusahaan.
Pengertian output dalam hal ini tentunya berkaitan dengan produk yang
akan dihasilkan dengan berbagai kriteria, dan input meliputi antara lain
dan
produksi terdiri dari empat macam yakni lahan (tanah), modal, tenaga
kerja, dan manajemen. Akan tetapi dalam praktek, keempat faktor produksi
; 80).
sebagainya.
dengan yang lainnya dalam rangka mencapai tujuan yang merupakan dambaan
pertanian dapat dilihat dari faktor luas lahan yang dapat mempengaruhi produksi
Semakin luas lahan garapan maka semakin besar produksi yang dihasilkan dan
sebaliknya.
unsur tani dalam kemampuan produksi barang dan jasa serta mengatur sarana
produksi yang lain seperti bahan mentah, tanah dan air. Oleh karena itu, tenaga
produksi tersebut tidaklah mudah karena kedua hal tersebut tidaklah cukup. Hal
yang tak kalah penting adalah modal. Modal disini mencakup uang, bibit, pupuk
dan sebagainya yang cukup sebagai jaminan produktivitas dan kelancaran dalam
peningkatan produksi.
keterampilan serta keahlian yang rendah, disamping modal yang terbatas, bahan
baku yang juga langka, serta masih menggunakan teknologi yang sederhana
tidak akan disenangi oleh konsumen (masyarakat). Selain itu dampak yang
timbul seperti diuraikan sebelumnya adalah produk tersebut tidak akan mampu
bersaing dipasaran apakah itu dalam pasar domestik maupun pasar internasional.
belum tentu pula akan menjamin produksi serta produktivitas yang diperoleh
akan lebih baik. Namun yang perlu diperhatikan dalam hal ini adalah mengenai
peranan dari pengusaha untuk melakukan berbagai cara atau usaha yang
pertanian/perkebunan tidak terlepas dari berbagai aspek ini. Oleh karena itu,
sebelum seseorang merancang untuk menganalisis kaitan input dan ouput maka
Pasir Mandoge.
Berdasarkan apa yang telah diuraikan pada latar belakang, maka perumusan
I.3 Hipotesis
Berdasarkan
I.4.1Tujuan Penelitian
bersangkutan.
TEORITIS
ilmu pertanian yang memberikan arti sebagai berikut: suatu ilmu yang
atau ilmu ekonomi yang diterapkan pada pertanian (Daniel, 2002; 9). Ilmu ini
menjadi satu ilmu tersendiri yang mempunyai manfaat yang besar dan berarti
antar faktor produksi, serta hubungan antara faktor produksi dan produksi itu
merupakan langkah awal dan mendasar bagi pertumbuhan industri. Salah satu
berkembangnya ilmu pertanian. Pada zaman Romawi, Cato, Varo, Palladus, dan
Columela mulai melihat dan meninjau pertanian secara ilmu. Kemudian muncul
tulisan tentang ilmu pertanian yang dikarang oleh Justur Moser, J.C.
berkembang, dan
3).
Indonesia dan Universitas Gajah Mada (Daniel, 2002; 4). Pada akhir dekade
1960-an, tepatnya tahun 1969 didirikan organisasi yang menghimpun para ahli
dengan ilmu pertanian, tetapi mempunyai arti yang sangat penting bagi pertanian
dan juga bagi ekonomi. Ilmu ekonomi pertanian mempelajari faktor sumber daya
atau
ekonomi pertanian. Kalau pupuk diberikan sekian banyak, berapa hasil yang
akan diterima, bila pupuk dikurangi atau ditambah berapa keuntungan yang akan
Dalam
Universitas Sumatera Utara
ekonomi pertanian, semua itu akan diperhitungakan dan dipelajari secara
Belanda. Pada tahun 1938 di Indonesia terdapat 243 perkebunan besar. Pada
tahun
pembagunan lima tahunan (Pelita) tahap demi tahap telah memfokuskan program
diversifikasi tanaman ekspor. Pada tahun 1992 telah berhasil membuat Undang-
penjajahan
hal ini penjajah. Pada zaman Belanda dikenal sistem tanam paksa.
barulah tahun
kemerdekaan.
pengertian dari perkebunan itu sendiri. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan
(misalnya kelapa, kelapa sawit, dan kakao), dan makanan (misalnya tebu, teh,
usaha budidaya tanaman baik oleh pemerintah, swasta, rakyat, maupun secara
bersama-sama dalam skala luas maupun sempit areal lahan yang digunakan
tanpa mengabaikan penyerapan tenaga kerja dan pelestarian sumber daya alam
daya untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien, dimana sifatnya universal
Dalam
Universitas Sumatera Utara
perkembangannya, perkebunan dijadikan sebagai satu sub-sektor dari sektor
devisa negara dari sektor non-migas. Pengelolaannya ada yang dilakukan oleh
(Syamsulbahri,
1996; 16).
1. Perkebunan Rakyat
hampir 80% dari total areal perkebunan yang ada di Indonesia. Pengelolaannya
masih terbatas, dalam artian belum ada pembagian pengelolaan untuk masing-
masing sistem. Untuk itu seorang petani tanaman perkebunan dapat berfungsi
2. Perkebunan Besar
disebut sebagai satu plantation atau estate dimana pengelolaannya jelas untuk
relatif luas, tanaman dan tata tanam yang seragam, pemakaian bibit unggul dan
standarisasi (prosedur, prestasi, hasil, mutu dan biaya), penggunaan tenaga kerja
mengatur hubungan antara kantor Direksi dengan kebun atau Pabrik. Atas dasar
Kantor Direksi.
perkebunan rakyat sekitarnya sebagai plasma dalam suatu sistem kerjasama yang
perusahaan perkebunan besar baik milik swasta maupun milik negara, sedangkan
kebun plasma merupakan areal wilayah plasma yang dibangun oleh perusahaan
proyek perkebunan ditentukan oleh luas areal perkebunan rakyat yang dibina,
menacapai 24 meter. Akar serabut taman kelapa sawit mengarah ke bawah dan
samping. Selain itu juga terdapat beberapa akar nafas yang tumbuh mengarah ke
berwarna hijau tua dan pelepah berwarna sedikit lebih muda. Penampilannya
agak mirip dengan tanaman salak, hanya saja dengan duri yang tidak terlalu
keras dan tajam. Batang tanaman diselimuti bekas pelepah hingga umur 12
Buah sawit mempunyai warna bervariasi dari hitam, ungu hingga merah
tergantung bibit yang digunakan. Buah bergerombol dalam tandan yang muncul
dari tiap pelepah. Minyak dihasilkan oleh buah. Kandungan minyak sesuai
kematangan buah. Setelah melewati fase matang, kandungan asam lemak bebas
(Free Fatty Acid: FFA) akan meningkat dan buah akan rontok dengan sendirinya.
Tanaman ini tumbuh sempurna di ketinggian 0-500 meter dari permukaan laut
stabil, 2000-2500 mm setahun, yaitu daerah yang tidak tergenang air saat
hujan dan tidak kekeringan saat kemarau. Pola curah hujan tahunan
Elaeis Guineensis dan Elaeis Oloifera. Jenis yang pertama adalah yang pertama
berkisar 18%.
mencapai 28%.
sabun, kosmetika, industri baja, kawat, radio, kulit, dan industri farmasi. Minyak
sifat yang dimilikinya yaitu tahan oksidasi dengan tekanan tinggi, mampu
melarutkan bahan kimia yang tidak larut oleh bahan pelarut lainnya, mempunyai
daya melapis yang tinggi dan tidak menimbulkan iritasi pada tubuh dalam bidang
kosmetik.
Bagian yang paling populer untuk diolah dari kelapa sawit adalah buah.
Bagian daging buah menghasilkan minyak kelapa sawit mentah (Crude Palm
Oil) yang diolah menjadi bahan baku minyak goreng dan berbagai jenis
turunannya. Kelebihan minyak nabati dari sawit adalah harga yang murah,
rendah kolesterol dan memiliki kandungan karoten tinggi. Minyak sawit juga
kosmetika. Bunga dan buahnya berupa tandan, bercabang banyak. Buahnya kecil,
bila masak berwarna merah kehitaman. Daging buahnya padat. Daging dan
o
temperatur 90 C. Daging yang telah melunak dipaksa untuk berpisah dengan
bagian inti dan cangkang dengan pressing pada mesin silinder berlubang.
Daging inti dan cangkang dipisahkan dengan pemanasan dan teknik pressing.
Setelah itu dialirkan ke dalam lumpur sehingga sisa cangkang akan turun ke
didatangkan ke Indonesia oleh pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1848 dari
Afrika. Beberapa bijinya ditanam di Kebun Raya Bogor, sementara sisa benihnya
minyak nabati akibat Revolusi Industri pada pertengahan abad ke-19. Dari sini
tumbuhan seleksi dari Bogor dan Deli, maka dikenallah jenis sawit Deli Dura.
Hallet, seorang Belgia, yang lalu diikuti oleh K. Schadt. Perkebunan kelapa
sawit pertama berlokasi di Pantai Timur Sumatera (Deli) dan Aceh. Luas
areal
Barat sendiri penanaman kelapa sawit besar-besaran dimulai pada tahun 1911.
utama minyak sawit dunia. Semenjak pendudukan Jepang merosot hingga tinggal
Bogor hingga sekarang masih hidup, dengan ketinggian sekitar 12 meter, dan
merupakan kelapa sawit tertua di asia Tenggara yang berasal dari Afrika.
sering disebut
(Agung, 1994; 9)
jauh lebih luas dibanding pengertian sehari-hari. Menurut konteks ini produksi
dapat diartikan sebagai hubungan fisik antar masukan (input) dan keluran (otput).
Pengertian seperti ini sering disebut sebagai proses produksi. Fungsi yang
1. Maksimalisasi Output
2. Minimalisasi Biaya
maksimum laba. Beberapa informasi yang perlu diketahui produsen antara lain
Keterangan ini perlu mendapat perhatian para pelaku kegiatan produksi sebagai
Produk total adalah jumlah total produksi yang dihasilkan oleh sebuah
produk total ini merupakan fungsi dari input / faktor-faktor produksi yang
yang diperlukan.
berikut: TP = f (FP)
cara membagikan total produksi dengan jumlah faktor produksi (input) yang
ini dapat
TP
AP =
FP
MP = Q = Qa Qa 1
TP
I II III
AP L
MP L X
Berdasarkan data dan grafik pada gambar 2.1 dapat ditemukan tahapan
(stage) produksi, apakah sebagai tahap I, tahap II, dan tahap III. Tahap I
sampai pada maksimum total product dengan MP = 0. Tahap III dimulai total
product mengalami penurunan dan diikuti oleh marginal product yang negatif.
Tahap I penggunaan tenaga kerja relatif kecil sehingga total produksi
stage sebagaimana tahap III dimana penambahan jumlah input tenaga kerja justru
demikian berdasarkan ketiga tahapan produksi diatas, terbaik terdapat pada tahap
sehingga proses produksi terkendali. Informasi pasar output dan kesediaan input
penggunaan berbagai sumber daya yang tersedia dalam kegiatan produksi secara
keseluruhan dengan alternative output. Apabila sumber daya yang tersedia tidak
pengorbanan yang diberikan sesuatu output guna peningkatan output lain seperti
Q R
0 T S
Produk (B) Per Unit
Output = f (input)
kemungkinan prediksi teknis yang dihadapi oleh suatu perusahaan atau industri.
output
yang dihasilkan. Fungsi produksi menentukan output maksimum yang dapat
dihasilkan dari sejumlah input tertentu, dalam kondisi keahlian dan pengetahuan
faktor- faktor produksi dan tingkat produksi yang diciptakannya (Sukirno, 1994;
193).
mencapai suatu output yang lebih tinggi tanpa menggunakan input yang lebih
banyak, dan suatu perusahaan tidak bisa menggunakan lebih sedikit input tanpa
banyak diminati dan dianggap penting adalah telaahan fungsi produksi ini. Hal
antara faktor produksi (input) dan produksi (output) secara langsung dan
Y = f (X1,)
Fungsi produksi dengan satu input dapat ditunjukkan melalui grafik dua
adalah konstan dalam jangka pendek (Suharti, 2003; 78). Apabila input tenaga
kerja yang digunakan dalam proses produksi berarti pembahasan bertumpu pada
(MP),
rata-rata produksi (AP) dan sampai kepada laba maksimum (Sumanjaya, 2008;
80).
dan isocost.
a. Isoquant
dalam proses produksi, yang menghasilkan output tertentu dalam jumlah yang
penggunaan sesuatu input (kapital) di satu sisi pada sumbu vertikal dan diganti
dengan penambahan input lain (tanaga kerja) dengan tingkat produksi yang sama
MPL
MRTS =
MPK
b. Isocost
input yang berbeda yang dapat dibeli oleh produsen pada tingkat biaya yang
Cobb, C.W. dan Douglas, P. H. pada tahun 1928 melalui artikelnya yang
Q = AK L
Keterangan: Q = output
K = input modal
L = input tenaga kerja
fungsi produksi Cobb Douglas adalah secara mudah dapat dibuat linear sehingga
Q 1
= MPk = AK L
K
AK L
MPk =
K
Q ....................................................................... . (1)
MPk =
K
Q 1
= MPl = AK L
L
AK L
MPl =
L
Q
MPl = ........................................................................ . (2)
L
c. Avarage Productivity of Capital (Apk)
Q ......................................................................... . (3)
APk =
K
Q .......................................................................... . (4)
APl =
L
%Q
Ek = ...................................................................... . (5)
%K
%Q
El = ....................................................................... . (6)
%L
scale, dan apabila + > 1 berarti proses produksi berada dalam keadaan
Q = AK L
Q 2 = A (2K 1 ) . (2L )
1
= A2 K 1 .2 L 1
+
=2 AK1 . L 1
+
=2 Q1
maupun L) naik sebesar 2 (dua) kali maka output akan naik sebesar 2 (dua) kali
pula.
Karena dalam fungsi Cobb Douglas berlaku constant return to scale maka
adalah substitusi sempurna, artinya satu input L (tenaga kerja) dapat digantikan
dengan satu unit input K (modal). Dengan demikian, fungsi produksi Cobb
1. Tanah
bahan mineral dan bahan-bahan organik. Dipengaruhi oleh bahan induk, iklim,
bentuk wilayah, dan mikro organism. Unsur pembentuk tanah terdiri dari mineral
(45%), udara (25%), air (25%) dan bahan organic (5%) (Indriani, 1993; 11).
pertanian yaitu tempat dimana produksi berjalan dan dari mana hasil produksi
mempunyai kedudukan paling penting. Hal ini terbukti dari besarnya balas
jasa
yang diterima oleh tanah dibandingkan dengan faktor-faktor produksi lainnya
Tanah adalah faktor produksi yang tahan lama sehingga biasanya tidak
nilai tanah selalu mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Tetapi dalam
jumlah hasil total yang diperoleh dari satu kesatuan bidang tanah (satu
dalam proses produksi. Selain itu bagi perusahaaan tertentu tanah ini dapat
Tenaga kerja sering disebut tenaga manusia mutlak dibutuhkan jika ingin
dimiliki oleh perusahaan. Untuk kasus tenaga kerja ini terutama tidak dipandang
Dengan adanya tenaga kerja yang terdidik dan terlatih maka dipastikan
dapat dicegah. Dalam hal ini sebuah perusahaan sangat mengharapkan tenaga
produksi perusahaan. Selain keahlian, dan kejujuran, kedisplinan juga hal yang
tenaga kerja dalam usaha tani kecil-kecilan (usaha tani pertanian rakyat)
dan persoalan tenaga kerja dalam perusahaan pertanian yang besar-besaran yaitu
tidak luas tidak membutuhkan tenaga kerja dari luar. Tetapi bagi petani yang
memilki lahan yang luas akan membutuhkan tenaga kerja dari luar
(Mubyarto,
1984; 104).
3. Modal
baru.Barang- barang pertanian yang termasuk barang modal dapat berupa uang,
ternak, pupuk, bibit, cangkul, investasi dalam mesin dan lain-lain. Biasanya
semakin besar dan semakin baik kualitas modal yang dimiliki maka akan sangat
91).
4. Manajemen (Skill)
dan pengawasan usaha-usaha para anggota serta penggunaan sumber daya dalam
rangka pencapian tujuan yang telah ditetapkan. Dari uraian di atas maka faktor
produksi ini tidaklah kalah penting dibanding faktor produksi lain. Perlu
diketahui ada 3 alasan manajemen ini sangat dibutuhkan oleh perusahaan, yakni:
sangat penting dan perlu menjadi perhatian yang serius. Untuk menciptakan
sesuatu output tentunya dengan berbagai input yang digunakan seperti: tenaga
Keseluruhan
input ini pada hakikatnya berupa biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan
Fungsi biaya total ini merinci biaya total yang dikenakan oleh
biaya dari suatu faktor produksi merupakan nilai maksimum yang diproduksi oleh
Berdasarkan realitas, biaya dapat dibagi menjadi dua, yaitu (Suhartati, 2003; 23):
untuk membeli atau menyewa input atau faktor produksi yang diperlukan di
2. Biaya implisit ialah nilai dari suatu input milik sendiri atau keluarga
1. Biaya tetap
Merupakan kewajiban yang harus dibayar oleh suatu perusahaan per satuan
waktu tertentu, untuk keperluan pembayaran semua input tetap, dan bsarnya
Merupakan kewajiban yang harus dibayar oleh suatu perusahaan pada waktu
proses produksi.
Penjumlahan dari biaya tetap dan biaya variabel dalam proses produksi
disebut sebagai biaya total. Terdapat dua fungsi biaya yang dapat diurunkan dari
Didefinisikan sebagai nilai dari biaya total pada suatu tingkat output
nol. TFC(q) merupakan suatu fungsi dari q yang konstan untuk semua nilai-
tetap total:
Oleh karena itu biaya variabel total adalah bagian dari biaya total yang
Kemudian dari fungsi biaya total diatas dapat diturunkan fungsi biaya
(Suhartati,
2003; 125):
TFC (q)
AFC(q) = .................................................. (1)
q
2. Fungsi Biaya Variabel Rata-rata/Average Variabel Cost (AVC)
TVC (q)
AVC = ...................................................... (2)
q
ATC (q)
ATC(q) = .................................................. (3)
q
Adalah laju perubahan di dalam biaya total sebagai akibat perubahan output:
d
MC(q) = [TC(q)] .............................................. (4)
dq
produksi (Sumanjaya,
2008; 112).
BAB III METODE
PENELITIAN
perusahaan ini adalah karena perusahaan ini telah lama memproduksi kelapa
sawit hingga saat ini, diharapkan dapat memenuhi kriteria sebagai tempat
sekunder dalam bentuk time series yang bersifat kuantitatif yaitu data yang
laporan-laporam penelitian ilmiah yang ada hubungan dengan topik yang diteliti.
program Eviews 5.1 dengan terlebih dahulu melakukan pemindahan data yang
Dimana:
Y = Produksi (Kg)
= Intercept / konstanta
i = Koefisien regresi
X3 = Pupuk ( Kg)
produksi kelapa sawit digunakan metode Ordinary Least Square (OLS) dalam
Y
>0 artinya apabila X1 (luas lahan) mengalami kenaikan maka Y
X 1
Y
>0 artinya apabila X3 (penggunaan pupuk) mengalami kenaikan
X 3
H0 : bi = b
Ha : bi b
X
terhadap Y. Bila nilai t-hitung > t-tabel maka pada tingkat kepercayaan tertentu
hitung diperoleh
dengan rumus :
(bi b )
t-hitung =
Sbi
Dimana :
H0 : = 0 *
H0 diterima (t <t-tabel) artinya variabel independen secara
dependen.
*
Ha : 0 Ha diterima (t >t-tabel) artinya variabel independen
secara
dependen.
F-tabel. Jika F-hitung > F-tabel maka H0 ditolak, yang berarti variabel
hitung dapat
R 2 (k 1)
F-hitung =
(1 R 2 ) (n k )
Dimana :
2
R = Koefisien determinasi
n = Jumlah sampel
H 0 : 1 = 2 = H0 diterima
*
(F <F-tabel) artinya variabel
0
independen secara bersama-sama tidak berpengaruh
berpengaruh nyata
3.7.1. Multikolinearity
2
mengetahui ada tidaknya multikolinearity dapat dilihat dari nilai R , F-hitung, t-
5%, = 10%
2 2
c. Membandingkan R regresi pertama dengan R regresi variabel-variabel
independen
2
d. R sangat tinggi.
3.7.2. Autokorelasi (Serial Correlation)
serangkaian observasi yang diurutkan menurut waktu dan ruang. Model regresi
E ( i : j ) = 0 i j
: 2
Dw-hitung = (e e
t t 1 )
e
2
t
korelasi)
disimpulkan (inconclusive)
1. Produksi kelapa sawit adalah jumlah kelapa sawit yang diproduksi oleh PTPN
2. Lahan adalah adalah luas areal yang digunakan untuk memproduksi kelapa
3. Tenaga kerja adalah jumlah angkatan kerja yang berfungsi dan ikut serta
dalam proses produksi kelapa sawit, yang dinyatakan dalam satuan Orang.
yang terdapat di PTP. Nusantara IV. PTP. Nusantara IV Kebun Pasir Mandoge
mulai dibuka sejak 14 Januari 1976, merupakan kebun pengembangan dari PTP.
Kebun Pasir Mandoge yang dibangun pada tahun 1975 merupakan bagian
dari PN. Perkebunan VII. Pada tanggal 14 April 1985 PNP VII berubah menjadi
PT. Perkebunan VII (Persero) Kebun Pasir Mandoge kemudian pada tanggal
11
Maret 1996 berubah lagi menjadi PTP. Nusantara IV (Persero) Kebun Pasir
Mandoge.
Kebun Pasir Mandoge memiliki satu unit pabrik pengolahan kelapa sawit
(PKS) yang dibangun pada tahun 1980, dengan kapasitas olah 24 Ton TBS/jam.
Pada tahun 1984, daya olah PKS Kebun Pasir Mandoge ditingkatkan kapasitas
TBS, maka pada tahun 1987 dilakukan rehabilitasi dan perluasan PKS dengan
kapasitas
Kebun Pasir Mandoge merupakan salah satu unit usaha PTP. Nusantara
IV (Persero) Medan yang dibangun pada tahun 1975 yang bernama PNP VII
dengan Hak Guna Usaha (HGU) seluas 8.411,95 Ha. Hak Guna Usaha ini
Sumatera Utara dengan ketinggian dari permukaan laut 350 meter yang
Organisasi dalam arti luas adalah suatu proses penetapan dan pembagian
kerja yang dilakukan, pembatasan tugas dan tanggung jawab serta melimpahkan
memungkinkan orang dapat bekerja sebaik mungkin untuk mencapai tujuan yang
diharapkan.
sehingga jelas arah dan tujuannya, maka suatu organisasi harus memiliki struktur
jelas, maka setiap personel akan mengetahui tugas dan tanggung jawabnya
Berikut ini adalah bentuk struktur organisasi pada Kebun Pasir Mandoge:
Manajer
Unit
As.Tanam As.Tanam
an Afd I an Afd III As. Dinas Ast. Ast. SDM
Pengolah Teknik & Umum
an Pabrik
Perwira
As.Tanam As.Tanam Pengaman
an Afd II an Afd IV As.Dinas Ast. Ka. SMP an
Pengolah Teknik
an Pabrik
As.Tanam As.Tanam
an Afd V an Afd
VIII
As.Tanam As.Tanam
an Afd VI an Afd IX
As.Tanam As.Tanam
an Afd an Afd X
VII
Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Kebun Pasir
Mandoge
Direktur Utama.
tanaman
pengolahan
- Asisten teknik
- Asisten pengolahan
manajer unit.
4.3 Tenaga Kerja
Seperti telah diuraikan pada bab sebelumnya bahwa tenaga kerja (labor)
tidak bisa terlepas dari sebuah perusahaan. Demikian pula dengan perusahaan
Perkebunan Kebun Pasir Mandoge yang memiliki ribuan tenaga kerja untuk
sebagai berikut:
2. Penggunaan lain-lain
(perumahan, pabrik,fasilitas lain) : 125 Ha
Pabrik kelapa sawit Kebun Pasir Mandoge mempunyai luas areal pabrik
3 Ha dan luas unit pengolahan limbah 2 Ha. Pada saat ini, dari Hak Guna
kelapa sawit seluas 7.594,75 Ha ( 90,3 %). Tanaman kelapa sawit dibagi
Pada dasarnya tanaman ini adalah hasil peremajaan dari tanaman renta yang
4.5 Pemupukan
pemupukan setiap yaitu mulai pre nursery, main nursery, tanaman ulang, TBM,
dengan
baik apabila dikelolah dengan tata cara yang baik oleh semua lapisan yang
bersangkutan.
efektivitas dan efisiensi pemupukan yaitu dosis pupuk yang tepat, jenis
pupuk yang sesuai, waktu pemupukan yang tepat waktu dan letak sebar pupuk
yang diberikan.
Rock Phosphate (RP), Muriate of Potash (MoP), Kieserite / Dolomite dan HGF
Borat.
kebutuhan unsur Nitrogen (N) maka pada umumnya digunakan Urea atau
Pupuk ditabur merata dalam piringan mulai dari radius 0,5 meter dari pohon
sampai ke pinggir piringan sedangkan pada tanaman yang berumur > 8 tahun,
CIRP, TSP atau SP36 dimana tanaman penutup berupa kacangan, pupuk RP
ditebar merata dalam gawangan mulai dari pinggir piringan sedangkan untuk
tanaman yang tidak berpenutup memakai pupuk TSP, SP36 ditebar merata
melingkar di dalam piringan, mulai dari pinggir piringan kearah kelapa sawit.
Untuk kebutuhan unsur Kalium (K) maka pada umumnya digunakan
pupuk MoP yang ditabur sekeliling pohon dalam piringan mulai 1 meter
dari pohin sampai 2,75 meter atau 50 75 cm dari luar piringan pada tanaman
yang lebih tua dari 8 tahun dapat diperluas sampai 3 meter pangkal pohon.
digunakan HGK-Borat, yang mana jika dosis perpohon kurang dari 50 gram /
pohon ditabur diketiak pelepah. Sedangkan jika dosis lebih dari 50 gram, pupuk
Buah Segar (TBS) menjadi Crude Palm Oil (CPO) dan inti sawit yang
4. Kebun Rakyat
untuk diolah lebih lanjut. Pada TBS tang tidak diolah maka kandungan Asam
Lemak Bebas (ALB) nya semakin meningkat, untuk menghindari hal tersebut
Panen TBS yang bermutu baik sesuai dengan kriteria matang sangat
menentukan untuk mencapai rendaman yang optimal dan kelapa sawit yang
berkualitas, namun demikian tanpa didukung rangkain proses yang kontinu dari
pabrik kelapa sawit dari satu stasiun berikutnya juga tidak dapat dipertahankan
mutu yang baik. Kedua dasar tersebut saling ada ketergantungan yang tidak dapat
yang benar pada setiap tahapan sehungga mencapai hasil yang optimal.
adalah peralatan pabrik harus dalam kondisi standar, baik kualitas maupun
kuantitasnya.
4.6.2 Proses Produksi
Berikut ini adalah proses pengolahan minyak kelapa sawit mulai dari
Proses pengolahan dimulai dari timbangan, ini merupakan alat yang dapat
yang ada).
b. Sortasi Buah
Sortasi buah ini berfungsi untuk mengetahui mutu panen TBS yang
rebusan diisi penuh dan merata dan dihindari irisan jangan sampai
a. Capstand / Treeklier
Capstand digunakan sebagai alat penarik lori keluar dan masuk Sterilizer.
Diusahakn pada setiap Bollard dalam keadaan bersih dan tetap kering,
Boiler dan Capstand dijalankan untuk menarik lori dengan melilitkan tali
secara teratur.
Baik buruknya mutu serta jumlah hasil oleh suatu pabrik kelapa
merebus buah harus sesuai dengan ketentuan yang ada, dan ketentuan
Ketel rebusan adalah bejana uap tekana yang digunakan untuk merebus
2
dapat memuat 6 samapi dengan 10 lori dengan tekanan kerja 3 Kg / cm
(manometer).
Untuk saat ini Kebun Pasir Mandoge telah memiliki lima (5) ketel
rebusan yang dapat memuat lebih dari 10 lori tiap ketel rebusan untuk
menjaga tekanan dalam rebusan atau tidak melebihi tekanan kerja yang
5. melunakkan buah sehingga daging buah mudah lepas dari biji sewaktu
Peak.
3. Stasiun Penebah (Thereshing Station)
semula.
Alat ini berfungsi untuk mengatur buah masuk ke dalam alat penebah
selanjutnya.
tandan, sebagai berikut: Buah dari tandan otomatis masuk ke dalam drum
yang berputar 22-23 rpm. Dan dengan bantuan sudut-sudut yang ada di
Alat ini berfungsi untuk memisahkan minyak kasar (crude oil) dari
daging buah. Alat ini terdiri dari sebuah silinder yang berlubang-
Ampas pressan yang keluar dari screw press ,asih bercampur biji
d. Vibrating Separator
dan cairan minyak kasar di tampung dalam tangki minyak kasar (Crude
Oil Tank)
Minyak sawit yang keluar dari tempat pemerasan atau pengepresan masih
Agar diperoleh minyak sawit yang bermutu baik, minyak kasar tersebut
kedalam tangki minyak (Crude Oil Tank) dan setelah melalui pemurnian atau
dan siap dipasarkan atau mengalami pengolahan yang lebih lanjut sampai
dihasilkan minyak sawit murni dan hasil olahan lainnya. Sedang sisa olahan
yang berupa lumpur, masih dapat dimanfaatkan dengan proses daur ulang
a. Tangki Pisah
b. Sludge Tank
Sludge (Drap) yang keluar dari tangki pisah ditampung dalam Sludge Tank
Minyak yang telah dipisah pada tangki pemisah dialirkan ke Oil Tank.
Saringan ini dipakai untuk memisahkan serabut yang masih ada dalam
Minyak dari oil purifier berkadar 0,30%, untuk itu masih dilakukan
mempunyai kadar
Sebagai contoh proses pembuatan air panas. Bahan baku air yang
terdiri dari:
Berupa kotak peregi panjang yang merupakan ruang pemisah antara serat
dan biji. Pemisahan serat dan biji dilakukan dengan cara menghisap
oleh cake conveyor pada ujung conveyor, jatuh pada separating coulomb
Alat ini untuk membersihkan serat-serat yang melekat pada biji ukuran
kecil dan inti pecah serta batu-batuan yang mungkin terbawa dari
lapangan
d. Fibre Cyclone
dari separating coulomb bahkan jatuh kebawah dan melalui air lock akan
Alat ini berfungsi sebagai penghantar biji yang telah selesai di Polishing
oleh blower melalui dusting dan bantuan air lock jatuh dan ditampung
Berfungsi untuk tempat penimbunan biji yang akan masuk kedalam ripple
h. Ripple Mill
Alat ini untuk memecah biji terdiri dari dua bagian yaitu rotary motor dan
Alat ini digunakan sebagai penghantar biji. Biji pecah yang telah
k. Hydrocyclone
cracked mixture.
Alat ini digunakan sebagai kernel inti / basah yang berasal dari kernel
transport fan dan net kernel tranport untuk masuk kedalam kernel
Kernel sli digunakan untuk pengeringan inti. Air merupakan media untuk
proses reaksi bio kimia seperti pembentukan asam lemak bebas dan
proses winower.
o. Kernel Winower
Alat ini digunakan untuk mengangkat inti yang telah dipisahkan dari
Prob = 0.000000
Keterangan : ** : 5 %
*** : 10 %
independen yaitu luas lahan, tenaga kerja dan pupuk lahan terhadap hasil
a. Luas lahan memiliki pengaruh yang positif terhadap produksi kelapa sawit
PTPN IV Kebun Pasir Mandoge, hal ini terlihat pada koefisien X1 sebesar
paribus.
b. Tenaga kerja memiliki pengaruh yang positif terhadap produksi kelapa sawit
ceteris paribus.
sebesar
ceteris paribus.
sebesar
dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model estimasi.
ada, yakni luas lahan, tenaga kerja dan pupuk mampu secara parsial
a. Hipotesis
Ho : 1 = 0
Ha : 1 0
c. Statistik penguji:
t-hitung = 2,581
t-tabel = 2,120
e. keputusan Ha diterima karena t-hitung > t-tabel (2,581> 2,120). Berarti dapat
2009.
a. Hipotesis
Ho : 2 = 0
Ha : 2 0
c. Statistik penguji:
t-hitung = 3,089
t-tabel = 2,120
f. keputusan Ha diterima karena t-hitung > t-tabel (3,089 > 2,120). Berarti dapat
2009.
a. Variabel X3 (pupuk)
a. Hipotesis
Ho : 3 = 0
Ha : 3 0
c. Statistik penguji:
t-hitung = 1,622
t-tabel = 1,746
e. keputusan Ho diterima karena t-hitung < t-tabel (1,622 < 1,746). Berarti
signifikan secara
statistik. Sehingga dapat dinyatakan bahwa pupuk tidak berpengaruh nyata
a. Hipotesis
Ho : 1 = 0
Ha : 1 0
F-tabel = 3,24
c. Statistik penguji:
F-hitung = 45,36302
F-tabel = 3,24
5%)
e. Keputusan : Ha diterima.
Ha diterima karena F-hitung > F-tabel (45,36302 > 3,24). Berarti dapat
disimpulkan variabel luas lahan (X1), tenaga kerja (X2), dan pupuk (X3) secara
sawit
di Kebun Pasir Mandoge secara statistik pada tingkat kepercayaan 95%
a) Multikolinearitas
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah didalam model regresi yang
2
dari R , F- hitung, t-hitung, dan standar error. Keberadaaan multikolinearitas
2 2
meregres masing-masing variabel independen. Jika R -nya lebih kecil dari R
model, maka
2
didalam model tersebut tidak terdapat multikolonearitas. Tapi bila R -nya lebih
2
besar dari R model, maka di dalam model terdapat multikolinearitas. Atau
b) Uji Autokorelasi
diamati.
autokorelasi
Ha : p 0, artinya ada autokorelasi
Berdasarkan hasil output program e-views, diperoleh nilai D-W hitung
1. du = 1.67
2. dl = 1.00
3. 4-du = 2,33
4. 4-dl = 3,00
Dari hasil yang diperoleh terlihat bahwa nilai D-W lebih besar dari nilai
du dan lebih kecil dari nilai 4-du (1,67 < 2,018868 < 2,33). Berarti dapat
disimpulkan bahwa tidak terdapat gejala autokorelasi pada model estimasi (Ho
diterima).
(-) Inconclusive
Ho accept
5.1 Kesimpulan
1. Variabel luas lahan memiliki pengaruh yang positif dan secara statistik
hipotesis awal.
terhadap hasil produksi kelapa sawit, hal ini sesuai dengan hipotesis awal.
5.2 Saran
disatu sisi menekan biaya produksi untuk hal-hal yang tidak perlu.
belajar lagi, karena apa yang ada di dalam teori terkadang tidak sama
dengan apa
yang terjadi dilapangan terkhusus dibidang pertanian banyak faktor
yang terjadi di lapangan. Oleh sebab itu para pengambil kebijakan terkhusus
Sumanjaya, Rakhmat, Syahrir Hakim Nst, dan H.B. Tarmizi. 2006. Teori
Ekonomi Mikro. Medan : USU Press.
Pratomo, Wahyu Aryo. dan Paidi Hidayat. 2007. Pedoman Praktis Penggunaan
Eviews Dalam Ekonometrika. Medan : USU Press.
Dependent Variable: LY
Method: Least Squares
Date: 02/11/10 Time: 16:58
Sample: 2004Q1 2008Q4
Included observations: 20