OLEH :
Diajukan kepada
SMK Putra Indonesia Malang
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Dalam menempuh Ujian Akhir
OLEH :
Menyetujui,
Mengetahui,
Suhardi, S.T.
Plant Manager PT Hanarida Tirta Birawa
HALAMAN PENGESAHAN
Menyetujui,
Mengetahui,
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat-Nya sehingga Laporan Praktik Kerja Industri di Instalasi pengolahan Air
Minum (IPAM) PT Hanarida Tirta Birawa, Sidoarjo ini dapat diselesaikan tepat
pada waktunya.
Laporan ini menggambarkan tentang proses pengolahan air minum dan
analisis air minum IPAM PT HTB Sidoarjo. Penulisan Laporan Praktik Kerja
Industri ini dapat diselesaikan atas dukungan dari berbagai pihak kami
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Suhardi selaku Plant Manager IPAM PT Hanarida Tirta Birawa,
dan Merangkap Management Representative (MR).
2. Bapak Ir. Hari Agustanto selaku kepala Quality Control.
3. Bapak M. Adiono, S.T. selaku Koordinator Produksi.
4. Bapak Jiantoro selaku Civil Work dan Operator.
5. Ibu Atik Dina Fitria, M.Pd. selaku Kepala SMK Putra Indonesia Malang.
6. Ibu Diana Muhayanti, M.Pd. selaku pembimbing penulisan laporan.
7. Bapak Ahmad Komar,S.Pd. selaku pembimbing sekolah.
8. Seluruh staf dan karyawan PT Hanarida Tirta Birawa.
9. Bapak dan Ibu Guru SMK Putra Indonesia Malang.
10. Orangtua yang telah memberi dukungan baik materi maupun motivasi.
11. Teman-teman kelas XII tahun pelajaran 2020-2021.
Penulis menyadari bahwa laporan ini belum sempurna. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan saran untuk menyempurnakannya. Semoga laporan ini
bermanfaat.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
ABSTRAKSI i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR LAMPIRAN v
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Kegiatan 1
1.2 Ruang Lingkup Kegiatan 1
1.3 Tujuan Kegiatan 2
1.4 Manfaat kegiatan 2
BAB II TINJAUAN UMUM INDUSTRI
2.1 Sejarah Industri 4
2.2 Keadaan Topografi Industri 5
2.3 Visi dan Misi 5
2.4 Struktur Organisasi Industri 6
BAB III ANALISIS PROSES INDUSTRI
3.1 Pengertian Air 7
3.2 Syarat Air Bersih 7
3.3 Sumber Air Bersih 8
3.4 Kualitas Air Baku dan Air Bersih 10
3.5 Parameter Kualitas Air Minum dan Air Baku 11
3.6 Sistem Kerja Instalasi Pengolahan Air Minum 12
3.7 Penanganan Limbah 18
3.8 Pemeliharaan Instalasi Pengolahan Air 18
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pengambilan Data
iii
iii
21
4.2 Analisis Uji 21
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan 30
5.2 Saran 30
DAFTAR RUJUKAN 32
LAMPIRAN-LAMPIRAN 33
iii
DAFTAR LAMPIRAN
v
BAB I
PENDAHULUAN
v
2
1.Siswa dapat mengaplikasikan teori yang didapat di sekolah pada dunia kerja.
2.Siswa mengetahui sistem kerja pengolahan air minum di PT Hanarida.
3.Siswa dapat mempelajari pengolahan air minum di PT Hanarida.
4.Siswa memperoleh pengalaman dasar dalam dunia kerja.
1.4.2 Manfaat bagi sekolah
Adapun manfaat bagi sekolah sebagai berikut.
1.Sekolah dapat menjalin kerja sama dengan perusahaan yang dikunjungi untuk
tahun yang akan datang.
2.Sekolah dapat memfasilitasi siswa untuk mendapat pengalaman dalam dunia
kerja dan menyelesaikan materi di sekolah karena siswa mengetahui keadaan di
lapangan.
1.4.3 Manfaat bagi industri
Adapun manfaat bagi industri sebagai berikut.
1.Industri dapat mengetahui bahwa peran industri dalam dunia pendidikan sangat
penting.
2.Industri dapat melakukan perekrutan tenaga kerja tiap tahunnya dengan mudah.
3.Industri dapat menjalin hubungan baik dengan sekolah.
4.Industri dapat mengetahui sejauh mana kemampuan yang dimiliki siswa di
dunia kerja.
BAB II
TINJAUAN UMUM INDUSTRI
4
5
2.3.1 Visi
Memberikan solusi pelayanan air minum melalui studi inovasi teknologi dan
investasi dengan senantiasa meningkatkan pelayanan dan nilai tambah bagi
pelanggan.
4.Ketertarikan
5.Sadar lingkungan
7
BAB III
ANALISIS PROSES INDUSTRI
Secara ilmiah air merupakan substansi kimia dengan rumus kimia H2O yang
tersusun atas dua atom hidrogen yang terikat dengan kovalen pada satu atom
oksigen. Air memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia.
Secara internal dalam tubuh manusia 55% - 78% terdiri dari air. Kebutuhan
manusia akan air ini tergantung dari tingkat aktivitas, suhu, kelembaban dan
faktor lain. Secara eksternal yaitu kebutuhan manusia terhadap air yaitu untuk
memasak, mandi, pembangkit listrik, dll.
Air juga memiliki ciri-ciri baik atau tidaknya, baik dalam arti kelayakannya
untuk dipergunakan. Ciri-ciri air yang baik tidak berwarna, tidak berbau, dan
tidak berasa.
Berdasarkan Keputusan Menkes RI No. 1405/MENKES/SK/XI/2002 tentang
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri terdapat
pengertian mengenai air bersih yaitu air yang dipergunakan untuk keperluan
sehari-hari dan kualitasnya memenuhi persyaratan kesehatan air bersih sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan dapat diminum apabila
dimasak.
Syarat air yang bersih dan sehat berdasarkan standar peraturan Menteri
Kesehatan RI No.416/MENKES/PER/IX/1990 tentang Persyaratan Kualitas Air
Bersih dan Sehat. Berikut ini penjelasan masing-masing persyaratan.
3.2.1 Persyaratan fisika
Kualitas fisik yang dipertahankan atau dicapai bukan hanya semata-mata
dengan pertimbangan dari segi kesehatan saja akan tetapi juga menyangkut
7
8
keamanan dan dapat diterima oleh masyarakat pengguna. Air yang memenuhi
persyaratan fisika yaitu: harus bersih dan tidak keruh, tidak berwarna apapun,
tidak berasa apapun, tidak berbau apapun, suhu antara 10⁰-25⁰C, tidak
meninggalkan endapan.
1.Mata air, yaitu sumber air yang berada di atas permukaan tanah. Debitnya sulit
untuk diduga, kecuali jika dilakukan penelitian dalam jangka beberapa lama.
Sumber air untuk penyediaan air minum berdasarkan kualitas dapat dibedakan
atas tiga sumber, yaitu sumber yang bebas dari pengotoran, sumber yang
mengalami pemurnian alamiah dan sumber yang mendapatkan proteksi dengan
pengolahan air buatan.
2.Sumur dangkal, yaitu sumber air hasil penggalian ataupun pengeboran yang
kedalamannya kurang dari 40 meter.
3.Sumur dalam, yaitu sumber air hasil penggalian ataupun pengeboran yang
kedalamannya lebih dari 40 meter.
4.Sungai , yaitu saluran pengaliran air yang terbentuk mulai dari hulu di daerah
pegunungan/tinggi sampai bermuara di laut/danau. Secara umum air baku yang
didapat dari sungai harus diolah terlebih dahulu, karena kemungkinan untuk
tercemar polutan sangat besar.
5.Danau dan Penampung Air, yaitu unit penampungan air dalam jumlah tertentu
yang airnya berasal dari aliran sungai maupun tampungan dari air hujan.
Sumber-sumber air yang ada dimanfaatkan untuk keperluan air minum
yaitu sebagai berikut.
1.Air hujan. Biasanya sebelum jatuh ke permukaan bumi akan mengalami
pencemaran sehingga tidak memenuhi syarat apabila langsung diminum.
2.Air permukaan tanah. Yaitu rawa, sungai, danau yang tidak dapat diminum
sebelum melalui pengolahan karena mudah tercemar.
3.Air dalam tanah. Terdiri dari air sumur dangkal dan air sumur dalam. Air sumur
dangkal dianggap belum memenuhi syarat untuk diminum karena mudah
tercemar.
Di lain pihak sumur dalam yang sudah mengalami perjalanan panjang
adalah air yang jauh lebih murni, dan pada umumnya dapat langsung diminum,
namun memerlukan pemeriksaan laboratorium untuk memastikan kualitasnya.
Keburukan dari pemakaian sumur dalam ini adalah apabila diambil terlalu banyak
akan menimbulkan intrusi air asin dan air lait yang membuat sumber air jadi asin,
biasanya daerah-daerah sekitar pantai.
10
Dengan berlakunya baku mutu air untuk badan air, air limbah dan air
bersih, maka dapat dilakukan penilaian kualitas air untuk berbagai kebutuhan.
Di Indonesia, ketentuan mengenai standar kualitas air bersih mengacu pada
Peraturan Menteri Kesehatan berdasarkan Peratiran Pemerintah No. 416 tahun
1990 tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air Bersih. Berdasarkan SK
Menteri Kesehatan 1990 Kriteria penentuan standar baku mutu air dibagi dalam
tiga bagian sebagai berikut.
1.Persyaratan kualitas air untuk air minum.
2.Persyaratan kualitas air untuk air bersih.
3.Persyaratan kualitas air untuk limbah cair bagi kegiatan yang telah beroperasi.
Mengingat betapa pentingnya air bersih untuk kebutuhan manusia, maka
kualitas air tersebut harus memenuhi 3 persyaratan yaitu, syarat fisik, syarat
kimiawi, dan syarat bakteriologi.
Syarat fisik antara lain air harus bersih dan tidak keruh, tidak berwarna,
tidak berasa, tidak berbau, dan suhu antara 10⁰C-25⁰C (sejuk). Syarat kimiawi
antara lain tidak mengandung bhan kimiawi yang mengandung racun, tidak
mengandung zat-zat kimiawi yang berlebihan, cukup yodium, dan pH antara 6,5-
8,5. Syarat bakteriologi, antara lain tidak mengandung kuman-kuman
penyakit(disentri, thyfus, kolera, dan bakteri patogen penyebab penyakit).
Pada umunya kualitas air baku akan menentukan besar kecilnya investasi
instalasi penjernihan air dan biaya operasi serta pemeliharaannya. Sehingga
semakin jelek kualitas air semakin berat bedan masyarakat untuk membayar
harga jual air bersih.
Berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No.173/Men.Kes/Per/VII/1977, penyediaan air harus memenuhi kuantitas dan
kualitas tertentu. Rinciannya ada sebagai berikut.
1.Aman dan higienis.
2.Baik dan layak minum.
3.Tersedia dalam jumlah yang cukup.
4.Harganya relatif murah atau terjangkau oleh sebagian besar masyarkat.
12
lolos agar tidak mempengaruhi sistem kerja dari pompa sentrifugal. Di atas bak
penampung terdapat jaring-jaring besi yang digunakan untuk pengaman. Air
dalam bak penampung di pompa naik ke menara koagulaan untuk melalui proses
koagulasi dan flokulasi. Gambar dapat dilihat pada Lampiran-6.
4. Bak koagulasi-Flokulasi
Bak koagulasi adalah tempat terjadinya proses koagulasi dan flokulasi.
Pada bak koagulan terjadi proses pre-klorinasi yang bertujuan sebagai
desinfektan dan menghilangkan bau pada air baku. Proses pre-klorinasi dilakukan
dengan cara menginjeksi klor kedalam air baku.
Bak koagulasi-flokulasi IPA 1 dan IPA 2 berukuran panjang 6 m, lebar 6
m, tinggi 6, 5 m. Sedangkan, bak koagulasi –flokulasi IPA 3 berukuran panjang
4, 88 m, lebar 4, 88 m, dan tinggi 3, 96 m. Didalam bak koagulasi-flokulasi ada
proses pengolahan yang meliputi dua proses tersebut adalah proses koagulasi
(flash mixer) dan proses flokulasi (slow mixer).
Proses koagulasi (flash mixer) merupakan metode untuk menghilangkan
bahan-bahan limbah dalam bentuk koloid, dengan menambahkan koagulan. Hal
tersebut dilakukan agar koloid mudah diendapkan. Pada proses koagulasi terdapat
dua proses pembubuhan larutan kimia. Pertama, proses pre-klorinasi dan
pembubuhan larutan sucolite.
Proses pre-klorinasi menggunakan gas klor sebagai oksidan. Gas klor
digunakan untuk mengoksidasi Fe dan Mn. Fe dan Mn adalah unsur yang
menyebabkan bau tidak sedap dan warna pada air. Oleh karena itu, pre-klorinasi
bertujuan untuk menghilangkan bau pada air dan menghilangkan warna pada air.
Air baku dari bak penampung dipompakan langsung menuju ke bak koagulasi.
Setelah bak penampung kemudian menuju bak flashmixer untuk dilakukan proses
pembubuhan larutan koagulan dalam waktu yang singkat, kecepatan yang
dibutuhkan ±180 rpm.
Larutan yang digunakan adalah sucolite atau tawas. Sucolite dibubuhkan
pada air baku dengan dosis tertentu sesuai dengan hasil jar test yang telah
dilakukan di laboratorium. Selain itu, penentuan dosis sucolite dan klor
dipengaruhi juga oleh kondisi cuaca. Pada bak koagulan, dilakukan proses
13
untuk menampung air dar IPA 3. Pada break tank dilakukan proses desinfeksi
atau post-klor. Air di desinfeksi menggunakan dosis tertentu untuk membunuh
mikrorganisme pathogenik yang masih tersisa pada air treated. Air dari break
tank akan disalurkan ke reservoir milik PDAM Sidoarjo. Gambar dapat dilihat
pada Lampiran-10.
8. Desinfeksi
Desinfeksi adalah proses yang dilakukan untuk membunuh
mikrorganisme patogenik, seperti E-Coli, Coliform, Salmonella Dan Vibro
Cholera. Fungsi desinfeksi pada air untuk mereduksi konsentrasi bakteri secara
umum dan menghilangakan bakteri patogen.
Bentuk desinfeksi yang ditambahkan pada IPAM PT Hanarida Tirta
Birawa adala gas klor. Penambahan klor dalam bentuk gas akan menyebabkan
turunnya pH air menjadi normal. Desinfeksi yang menggunakan gas klorin
disebut sebagai klorinasi. Klorin dipilih karena daya larut yang tinggi pada kadar
yang tinggi, mempunyai daya desinfeksi yang baik, residu klorin dalam bentuk
larutan tidak berbahaya dalam batas normal.
Gas klor dinjeksikan langsung ke dalam break tank IPA dengan waktu 15-
30 menit agar proses penginjeksian bakteri pada air bisa mati. Dosis klor yang
diinjeksikan perlu dikontrol setiap saat agar tidak terjadi kesalahan, apabila gas
klor yang diinjeksikan melebihi batas normal akan menimbulkan bau dan rasa
yang tidak enak pada air.
9. Reaksi-reaksi Kimia dalam Proses Desinfeksi
Klor adalah zat yang lebih berat dari air, berwarna hijau kekuningan, dan
beracun. Sejumlah klor dalam bentuk cair dapat menguap menjadi gas. Klor
sangat bersifat oksidan dan dapat beroksidasi hampir dengan setiap unsur atau
senyawa. Uap klor sangat korosif, dengan demikian bagian dari semua
penampung atau pipa penyalur harus terbuat dari allloy (besi campuran/ tahan
korosi)atau non metal. Uap dari klor sangat berbahaya apabila terhirup dapat
mengiritasi saluran pernafasan.
Hipoklorit adalah asam garam (HOCl). Kalsium hipoklorit atau kaporit
(Ca(OCl)2) yang umum digunakan di Indonesia. Kaporit berbentuk butiran,
17
bubuk, tablet, yang dapat dilarutkan didalam air dan umumnya berbentuk cairan
dengan konsentrasi klor 5%-15%.
Klorin, Cl2 dan ion hipoklorit, (OCl )־adalah bahan oksidator yang kuat
sehingga pada kondisi pH rendah dan oksigen terlarut sedikit, dapat
mengoksidasi dengan cepat. Reaksi oksidasi antara besi dengan klorin adalah
sebagai berikut.
2Fe2+ + Cl2 + 6H2O → 2Fe(OH)3 + 2Cl6 + ־H+
Selain itu, klor terdapat dalam bentuk gas. Untuk PDAM yang besar,
klorinasi memakai gas sedangkan untuk PDAM kecil umumnya memakai bubuk
klor yang kemudian dicampur dengan air sebelum dibubuhkan.w
Klor yang dicampur dengan air akan membentuk asam hipoklorit yang
dapat menjadi ion hipoklorit. Hipoklorit dengan pH kurang dari 7 tidak
terionisasi, sedangkan yang lebih dari 8 akan terbentuk ion OCl־. Hal ini dapat
dilihat pada reaksi sebagai berikut.
Cl2 + H2O → HCl + HOCl
Penambahan klorin dalam bentuk gas akan menyebabkan turunnya pH air,
karena terjadi pembentukan asam kuat. Penambahan klorin dalam bentuk natrium
hipoklorit (kaporit) akan menaikkan pH kesadahan air yang di desinfeksi.
Proses desinfeksi yang digunakan pada IPAM PT Hanarida Tirta Birawa
menggunakan gas klor yang diinjeksi di bak koagulan-flokulasi (pre-klorinasi)
dan di break tank (post-klorinasi). Desinfeksi menggunakan klor lebih disukai
karena lebih praktis dan juga sisa klor yang terdapat dalam sistem distribusi dapat
menjaga air minum hingga ke tangan konsumen, namun pemakaian dosis yang
terlalu besar menyebabkan bau dan rasa yang tidak enak pada air.
Ruang penyimpanan tabung gas klor dilengkapi dengan alat penetral gas
klor. Identifikasi kebocoran gas klor dilakukan dengan menyemprotkan NH3. Bila
timbul asap dari tabung gas klor berarti terjadi kebocoran.Gambar dapat dilihat
pada Lampiran-11.
10. Reservoir
Setelah melalui penyaringan filter, air hasil olahan kemudian disimpan
pada bak penampung hasil olahan (break tank) dengan tinggi 4,5 m dan
berdiameter 3,4 m. Reservoir adalah bak penampung sementara air olahan dengan
18
debit rata-rata 520 L/s sebelum air didistribusikan ke konsumen. Gambar dapat
dilihat pada Lampiran-12.
3.8.1 Intake
Intake berfungsi sebagai tempat pertama kalinya air dari sungai masuk
yangberukuran 3x2 m. Di dalam intake terdapat bar screen yaitu alat penyaring
yang terbuat dari besi berbentuk pipih dengan ukuran masing-masing panjang
sekitar 1,5 m, 5 cm, dan berjarak 5 cm. Bar screen berisi sampah dibersihkan
setiap hari dengan jangka penggunaan selama 5 tahun. Oleh karena itu bar screen
diganti 5 tahun sekali.
3.8.2 Bak pengumpul
Bak pengumpul merupakan bak yang menampung air baku yang sudah
bersih dari sampah yang berukuran 5x4 cm. Didalam bak pengumpul terdapat
bar screen yang terdiri dari lempengan besi berbentuk pipih dengan ukuran
masing-masing sekitar panjang 1,5 cm, lebar 5 cm, dan berjarak 1,5 cm.
Lamanya penggunaan bar screen yang terendam air baku, menyebabkan
bar screen keropos karena karat. Oleh karena itu, disediakan bar screen cadangan
untuk menggantikan bar screen yang sudah keropos.
3.8.3 Menara koagulan
19
Analisis uji yang digunakan meliputi analisis pH, TDS, NTU, sisa klor,
warna, Fe, Mn, dan jar test. Uji laboratorium dilakukan dengan tujuan menjaga
kualitas air olahan pada instalasi tersebut. Berikut ini penjelasan masing-masing
proses pengujian.
4.2.1 Analisis Derajat Keasaman (pH)
Analisis pH merupakan suatu parameter penting untuk menentukan kadar
asam/basa dalam air. Sebagai penentuan alkalinitas, CO2, serta dalam
kesetimbangan asam basa menggunakan pH. Perubahan pH air dapat
menyebabkan berubahnya bau, rasa dan warna. Pada proses pengolahan air
seperti koagulasi nilai pH harus dijaga pada angka 6, 5-8, 5. Untuk itu dilakukan
21
22
maupun operator di pompa dosing chlor. Hasil uji dapat dilihat pada Lampiran-
23.
4.2.6 Analisis Besi (Fe)
Analisis Fe dilakukan untuk mengetahui kadar Fe dalam air treated.
Analisis kadar Fe menggunakan alat spektrofotometer. Berdasarkan aturan
standar kadar Fe tidak boleh melewati ambang batas sebesar <0,3 mg/L. Jika
kadar Fe melebihi standar, maka air diindikasikan mengandung limbah Fe yang
tidak dapat dikonsumsi dan membahayakan kesehatan manusia. Analisis Fe
menggunakan alat spektrofotometer dan botol sampel 10 mL. Sebelum dilakukan
analisis, botol sampel dibersihkan menggunakan aquades. Adapun prosedur
analisis kadar Fe sebagai berikut.
1. Ditekan tombl power yang terletak di belakang spektrofotometer.
2. Ditunggu hingga alat menyala dan kalibrasi otomatis selesai.
3. Ditekan favorite program.
4. Ditekan iron ferrover
5. Diambil dua botol sampel, satu botol sampel diisi satu sachet ferrover
reagent powder pillow.
6. Dimasukkan air sampel ke dalam dua botol sampel.
7. Ditekan tombol start.
8. Ditekan tanda waktu.
9. Ditunggu sampai tiga menit.
10. Dimasukkan larutan blanko (air sampel yang diuji).
11. Ditekan zero.
12. Dikeluarkan larutan blanko dari spektrofotometer.
13. Dimasukkan botol sampel ke dalam spektrofotometer.
14. Ditekan tombol read pada alat spektrofotometer.
15. Dicatat angka yang muncul sebagai hasil analisis.
16. Dibilas botol menggunakan aquades.
17. Dimatikan alat spektrofotometer dengan cara ditekan tombol power
dibelakang alat.
Berdasarkan analisis Fe terhadap tiga sampel yang diuji diperoleh hasil
sebagai berikut IPA1(0,03), IPA2(0,03), IPA3(0,04). Ketiga sampel
27
menunjukan angka pada rentang kadar Fe <0,3 sehingga ketiga sampel telah
memenuhi standar kualitas air. Hasil uji dapat dilihat pada Lampiran-23.
4.2.7 Analisis Mangan (Mn)
Analisis Mn dilakukan untuk mengetahui kadar Mn yang ada dalam air
treated. Analisis kadar Mn menggunakan alat spektrofotometer. Kadar Mn tidak
boleh melewati ambang batas sebesar 0,4 mg/L. Jika kadar Mn melebihi standar,
maka air mengandung limbah Mn yang tidak dapat dikonsumsi dan
membahayakan kesehatan manusia.
Analisis Mn menggunakan alat spektrofotometer dan botol sampel 10 mL.
Sebelum dilakukan analisis, botol sampel dibersihkan menggunakan aquades.
Adapun prosedur analisis kadar Mn sebagai berikut.
1. Ditekan tombol power yang terletak di belakang spektrofotometer.
2. Ditunggu hingga alat menyala dan kalibrasi otomatis selesai.
3. Ditekan favorite program.
4. Ditekan manganesei.
5. Diambil dua botol sampel, satu botol sampel diisi satu sachet ascorbid
acid.
6. Dimasukkan air sampel dalam dua botol sampel.
7. Diisi botol zero Mn dengan air aquades.
8. Ditambahkan 12 tetes alkaline cyanide reagent solution dan pan indicator
solution 0,1% kedalam tiap botol sampel.
9. Ditekan tanda waktu.
10. Ditekan start
11. Ditunggu sampai dua menit.
12. Digoyangkan kedua botol sampel sampai reagent larut.
13. Dimasukkan botol zero Mn ke dalam spektrofotometer .
14. Ditekan zero.
15. Dikeluarkan botol zero Mn dari spektrofotometer.
16. Dimasukkan botol sampel ke dalam spektrofotometer.
17. Ditekan tombol read pada alat spektrofotometer.
18. Dicatat angka yang muncul sebagi hasil analisis.
19. Dibilas botol menggunakan aquades.
28
Keterangan :
Q sucolite = Jumlah sucolite yang dibutuhkan per 2 jam l/dtk
Q raw water = Debit air yang masuk ke bak penampung
Ppm sucolite = Jumlah hasil terpilih dari analisis jar test
BJ sucolite = Berat jenis sucolite
Di bawah ini adalah perhitungan berat jenis sucolite.
Qraw water × ppm Sucolite
Qsucolite=
BJ Sucolite
l mg dtk
648 × 55 × 3600
dtk l jam
¿ 3
g mg cm
1.180 3 ×100 ×1000
cm g l
l
= 114,7
jam
29
l l
2 jam sekali 114,7 × 2 = 229,54
jam jam
31
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan praktik kerja lapangan di PT Hanarida Tirta Birawa selama
dua bulan, dapat disimpulkan sebagai berikut.
1. Industri ini mengolah air sungai menjadi air minum dan menyuplai air hasil
olahan ke masyarakat sekitar.
2. Hasil olahan air minum harus melewati tahap pengujian kualitas air sebelum
didistribusikan, yaitu proses uji pH,TDS,Turbidity,Warna,Sisa klor,Fe,Mn, dan
Jar test yang sesuai dengan Permenkes no.492/2010.
3. Industri ini memproduksi air minum IPA1, IPA2, dan IPA3 dengan total
kapasitas air 600lt/det..
4. Bahan kimia yang digunakan untuk pengolahan air minum adalah sucolite dan
pada proses desinfektan gas klor.
5. Melakukan uji kualitas air berupa test pH,TDS,NTU,Warna,Sisa Klor,Fe,dan Mn
setiap 2 jam sekali dan melakukan jartest sebayak 3 kali dalam sehari
5.2 Saran
5.2.1 Saran bagi sekolah
Adapun saran bagi sekolah adalah sebagai berikut.
1. Sebaiknya pihak sekolah meningkatkan frekuensi monitoring untuk memantau
siswa di industry.
2. Sebaiknya pihak sekolah atau guru-guru pembimbing lebih dekat dengan siswa
agar sama sama saling terbuka
5.2.2 Saran bagi Industri
Adapun saran bagi Industri adalah sebagai berikut.
1. Sebaiknya industri menghimbau karyawan untuk menggunakan APD (helm
proyek, sepatu boots) agar lebih safety saat berada di plant area.
31
DAFTAR RUJUKAN
Filter air tirtamas. Juli 2016. Syarat Air Bersih dan Sehat,
(http://filterairtirtamas.com/blog/syarat-air-bersih-sehat/ , diakses 27 Agustus 2021)
Prawoto, Anna S., Diana Muhayanti., dan Khoirun Nif”an.2020. Pedoman Penulisan
Laporan Praktik Kerja Lapangan SMK Putra Indonesia Malang Tahun Ajaran 2020-
2021. Untuk kalangan sendiri. Malang: SMK Putra Indonesia Malang.