Diantara perbaikan:
• Memperpendek waktu setiap proses pendaftaran obat
ikan;
• Proses uji mutu dan uji lapang di luar prosedur;
Revisi Kepmen KP No. 26/2002;
7
3. UU No. 18/2009 ttg Peternakan dan Kesehatan Hewan
Pasal 52 ayat 2:
8
Surat Dirjen BP Peternakan
No. TN.260/250/E/08/2002 :
Menyebutkan bahwa pendaftaran sediaan/obat hewan yang digunakan
juga untuk hewan aquatik didaftarkan di BP Peternakan – Kemtan
Peredaran
Penggunaan
17
Mengatur hal-hal:
Jenis usaha
usaha
Tata cara pengajuan
pemegang izin
Tata cara pencabutan izin
Muatan Permen KP No. 15/2007
PRODUSEN
Harus memiliki:
a. Pabrik Obat Ikan sesuai cara pembuatan obat ikan
yang baik (CPOIB)
b. Laboratorium pengujian mutu obat ikan
c. Tenaga dokter hewan atau apoteker sebagai
penanggungjawab teknis
d. Jaringan kerjasama dengan pabrik obat ikan nasional
dan atau internasional
IMPORTIR/EKSPORTIR
Harus memiliki:
a. Fasilitas penyimpanan obat ikan yang dapat
menjamin terjaganya mutu;
b. Tenaga dokter hewan atau apoteker sebagai
penanggungjawab teknis
c. Rekomendasi dari Kepala Dinas Kabupaten/Kota
sesuai lokasi kantor pusat perusahaan yang
bersangkutan
DISTRIBUTOR
Harus memiliki:
a. Fasilitas penyimpanan obat ikan yang dapat
menjamin terjaganya mutu;
b. Tenaga dokter hewan atau apoteker sebagai
penanggungjawab teknis
c. Rekomendasi dari Kepala Dinas
Kabupaten/Kota sesuai lokasi kantor pusat
perusahaan yang bersangkutan
DEPO OBAT IKAN
Harus memiliki:
a. Fasilitas penyimpanan obat ikan yang dapat
menjamin terjaganya mutu;
b. Tenaga dokter hewan atau apoteker yang bekerja
tidak tetap atau setidak-tidaknya mempunyai asisten
apoteker yang bekerja tetap sebagai
penanggungjawab teknis
TOKO OBAT IKAN
Harus memiliki fasilitas penyimpanan obat ikan yang
dapat menjamin terjaganya mutu;
SK Dirjen PB No. 08/DJ-PB/2008 : tentang Tim Pengendali Obat
Ikan dan Kimia (pusat)
SK Dirjen PB No. 4158/DPB.4/PB.430.D4/VII/2003 : tentang
Syarat dan Tatacara Pengujian Mutu dan Pendaftaran Obat Ikan
(sedang direvisi : uji mutu diusulkan bisa dilakukan di UPT DJPB
atau instansi yang ditunjuk).
Keputusan Direktur Jenderal Perikanan Budidaya
1. No. 4158/ DPB.4/PB.430.D4/VII/ 2003 tentang Syarat dan Tatacara
Pengujian Mutu dan Pendaftaran Obat Ikan
2. No.06/DPB/HK.150.154/S4/VII/ 2007 tentang Pedoman Pelaksanaan
Monitoring Residu Obat Ikan, Bahan Kimia, Bahan Biologi dan atau
Kontaminan pada Pembudidayaan Ikan
Surat Edaran Direktur Jenderal Perikanan Budidaya
1. No.26/DPB.4/IK.330.D4/I/2002 tentang Larangan Penggunaan
Chloramphenicol
2. No.06/DPB/HK.150.154/S4/VII/ 2007 tentang Pedoman Pelaksanaan
Monitoring Residu Obat Ikan, Bahan Kimia, Bahan Biologi dan atau
Kontaminan pada Pembudidayaan Ikan
3. Surat edaran No. 1421/DPB/TU.210D4/III/2010 tentang Pencabutan
surat edaran Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Nomor SE
4461/DPB.4/PB.430.D4/X/2004 tentang Penggunaan Feed Additive
dan Sediaan Antibiotika/antibakteri lainnya
4. No. 3263/DPB.4/PB.410.D4/VII/2005 tentang Larangan Penggunaan
Malachite Green dan Leucomalachite Green pada Pembesaran Ikan
dan Udang
5. No. 575/DPB/PB.150.D1/II/2007 tentang Larangan Penggunaan
Antibiotika pada Pembenihan Udang
6. No. 1697/DPB/TU.210.D4/IV/2009 tentang Residu Substansi yang
Dilarang pada Produk Perikanan Budidaya dan Penarikan Obat Ikan
7. No. 6603/DPB/TU.210.D4/XI/2010 tentang Larangan Penggunaan
Trifluralin atau Treflan pada Pembudidayaan Ikan.
Mengatur
Larangan dan Sanksi
terkait OIKB
tentang Perikanan
UU No. 31/2004 sesuai perubahan UU No. 45/2009
Pasal 8 ayat 1:
Setiap orang dilarang ... (dst) ... pembudidayaan ikan menggunakan bahan kimia, bahan biologis ...(dst)...
yang dapat merugikan dan/atau membahayakan kelestarian sumber daya ikan dan/atau lingkungannya .....
dst.
Pasal 8 ayat 4:
Pemilik perusahaan pembudidaya ikan ... (dst) ... dilarang menggunakan bahan kimia, bahan biologis ...
(dst)... yang dapat merugikan dan/atau membahayakan kelestarian sumber daya ikan dan/atau
lingkungannya ..... dst.
Pasal 12 ayat 4:
Setiap orang dilarang menggunakan obat-obatan dalam pembudidayaan ikan yang dapat membahayakan
sumber daya ikan, lingkungan sumber daya ikan, dan/atau kesehatan manusia ....... dst.
UU No. 31/2004 sesuai perubahan UU No. 45/2009
Pasal 84 ayat 1:
Setiap orang yang dengan sengaja ... (melakukan sebagaimana dilarang Pasal 8 ayat 1) ...
dipidana penjara paling lama 6 tahun dan denda paling banyak 1,2 milyar.
Pasal 84 ayat 4:
Pemilik perusahaan pembudidayaan ikan ... (melakukan sebagaimana dilarang Pasal 8 ayat
4) ... dipidana penjara paling lama 10 tahun dan denda paling banyak 2 milyar.
Pasal 86 ayat 4:
Setiap orang yang dengan sengaja ... (melakukan sebagaimana dilarang Pasal 12 ayat
4) ... dipidana penjara paling lama 6 tahun dan denda paling banyak 1,5 milyar.
TERIMA KASIH
Direktorat Kesehatan Ikan dan Lingkungan
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya
Jl. Harsono R.M No. 3 Ragunan, Jakarta Selatan
Telp. 021-7827844
30
Diskusi
1. Pak Tedi (Behn Meyer)
1. Perlu dipertimbangkan aturan pemasukan barang untuk sampel uji mutu;
2. Produk spt kaporit digunakan tidak hanya di perikanan.
3. Rapat Teknis perlu memberikan kesempatan kepada pemohon untuk menjelaskan
produk yang ditolak.
4. Toko khusus obat ikan sulit diwujudkan karena pola pembudidaya di Indonesia
berbeda.
5. Koperasi UPT dan Dinas dapat menjadi alternatif toko Pak Dir fasilitas
Pokdakan.
2. Pak Bambang (Petrokimia Kayaku)
1. Perlu dibuat mekanisme untuk memfasilitasi proses registrasi segmentasi skala
usaha kecil, mungkin oleh dinas kabupaten.
3. Pak Adi (Luhur Agrindo).
1. Perlu SOP untuk pengawasan dan pendampingan pembudidaya di lapangan.
2. Perlu sosialisasi yang lebih luas pencegahan lebih baik dari pengobatan.
Penggunaan antibiotik belum tentu berhasil utk mengendalikan penyakit dan
bukan satu-satunya solusi.
4. Bu ….. (…….).
1. Bagaimana membedakan obat untuk ikan dan obat ikan untuk lingkungan
klasifikasinya.