Anda di halaman 1dari 11

PERATURAN

MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA


NOMOR PER /MEN-KP/2017
TENTANG
SERTIFIKASI CARA BUDIDAYA IKAN YANG BAIK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka pengendalian mutu, keamanan pangan,


kesehatan dan kenyamanan ikan, tanggung jawab
lingkungan serta tanggung jawab sosial dan ekonomi pada
kegiatan perikanan budidaya maka diperlukan sertifikasi
budidaya ikan yang baik;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Menteri
Kelautan dan Perikanan tentang Sertifikasi Budidaya Ikan
yang Baik;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4433), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 45 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5073);
2. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan;
-2-

3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang


Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5587);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2004 tentang
Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan;
5. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi
Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 8);
6. Peraturan Presiden Nomor 63 Tahun 2015 tentang
Kementerian Kelautan dan Perikanan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 111);
7. Keputusan Presiden Nomor 121/P Tahun 2014 tentang
Pembentukan Kementerian dan Kabinet Kerja 2014-2019,
sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden
Nomor 79/P Tahun 2015;
8. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor
PER.25/MEN/2012 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-Undangan di Lingkungan Kementerian Kelautan
dan Perikanan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2013 Nomor 1);
9. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor
23/PERMEN-KP/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Kelautan dan Perikanan (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1227);

MEMUTUSKAN:
Menetapkan: PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN TENTANG
SERTIFIKASI BUDIDAYA IKAN YANG BAIK.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Cara Budidaya Ikan yang Baik di Indonesia yang selanjutnya disebut dengan
Indonesian Good Aquaculture Practices (IndoGAP) adalah proses
-3-

pembudidayaan ikan dengan Cara Pembenihan Ikan yang Baik (CPIB), Cara
Pembesaran Ikan yang Baik (CBIB), Cara Pembuatan Pakan Ikan yang Baik
(CPPIB) dan/atau Cara Pembuatan Obat Ikan yang Baik (CPOIB) dalam
lingkungan yang terkontrol sehingga memberikan jaminan mutu dan
keamanan pangan dengan memperhatikan sanitasi, sarana produksi yang
digunakan, serta memenuhi persyaratan kesehatan dan kenyamanan ikan,
tanggungjawab lingkungan dan sosial ekonomi.
2. Lembaga Sertifikasi Proses IndoGAP yang selanjutnya disebut LSPro
IndoGAP adalah lembaga berbadan hukum Indonesia yang diakreditasi oleh
Komite Akreditasi Nasional (KAN) dan ditetapkan oleh Menteri Kelautan dan
Perikanan untuk melakukan penilaian sertifikasi IndoGAP.
3. Cara Pembenihan Ikan yang Baik, yang selanjutnya disingkat CPIB adalah
cara mengembangbiakan ikan dengan cara melakukan manajemen induk
4. Cara Pembesaran Ikan yang Baik, yang selanjutnya disingkat CBIB adalah
cara memelihara dan/atau membesarkan ikan serta memanen hasilnya
dalam lingkungan yang terkontrol sehingga memberikan jaminan mutu dan
keamanan pangan dari hasil pembesaran ikan dengan memperhatikan
sanitasi, benih, pakan, obat ikan, bahan kimia dan bahan biologis, serta
memenuhi persyaratan kesehatan dan kesejahteraan ikan, tanggungjawab
lingkungan dan sosial ekonomi.
5. Cara Pembuatan Pakan Ikan yang Baik, yang selanjutnya CPPIB adalah
serangkaian kegiatan pembuatan pakan ikan meliputi penyediaan,
pengolahan, penyimpanan dan distribusi yang memenuhi persyaratan
keamanan pangan bagi komoditas yang dibudidayakan, manusia dan ramah
lingkungan.
6. Cara Pembuatan Obat Ikan yang Baik, yang selanjutnya disingkat CPOIB
adalah pedoman untuk mengatur seluruh proses produksi yang meliputi
kegiatan mengolah bahan baku, produk antara, dan/atau produk ruahan
(bulk) dan pengawasan mutu guna menghasilkan obat ikan yang aman,
bermutu, dan berkhasiat.
7. Sertifikasi IndoGAP adalah serangkaian kegiatan penilaian kesesuaian yang
dipersyaratkan dalam CPIB, CBIB, CPPIB dan/atau CPOIB.
8. Sertifikat IndoGAP adalah tanda pengakuan yang diterbitkan oleh LSPro
kepada unit pembenihan, unit pembesaran, unit produksi pakan ikan dan
produksi obat ikan yang telah memenuhi kesesuaian yang dipersyaratkan.
9. Unit pembenihan ikan adalah tempat yang dilengkapi dengan sarana dan
prasarana yang digunakan untuk melakukan pembenihan ikan.
-4-

10. Unit pembesaran Ikan adalah usaha pembesaran ikan baik yang dimiliki
oleh perorangan, kelompok pembudidaya ikan, perusahaan atau badan
hukum.
11. Unit produksi pakan ikan adalah unit usaha yang memproduksi pakan ikan
yang dimiliki oleh perorangan, kelompok atau badan hukum
(perusahaan/koperasi)
12. Unit produksi obat ikan adalah unit atau sarana yang memproduksi obat
ikan mulai bahan baku sampai menjadi obat ikan.
13. Pembudidaya Ikan adalah orang yang mata pencahariannya melakukan
pembudidayaan ikan.
14. Setiap orang adalah orang perseorangan atau korporasi.
15. Auditor adalah orang yang memiliki kompetensi sesuai Standar Kompetensi
Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) bidang pembenihan, pembesaran, produksi
pakan ikan, dan/atau produksi obat ikan untuk melaksanakan audit CPIB,
CBIB, CPPIB dan/atau CPOIB.
16. Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia yang selanjutnya disingkat
SKKNI adalah rumusan kemampuan kerja yang mencakup aspek
pengetahuan, keterampilan, dan/atau keahlian serta sikap kerja yang
relevan dengan pelaksanaan tugas dan syarat jabatan yang ditetapkan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
17. Surveilen adalah kegiatan pengawasan terhadap unit pembenihan,
pembesaran, unit produksi pakan ikan, unit produksi obat ikan yang telah
mendapatkan sertifikat IndoGAP yang bertujuan untuk memastikan
konsistensi penerapan sesuai dengan persyaratan Sertifikasi IndoGAP.
18. Keamanan pangan (food safety) adalah kondisi dan upaya yang diperlukan
untuk mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan
benda lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan membahayakan
kesehatan manusia.
19. Mutu adalah nilai yang ditentukan atas dasar kriteria keamanan pangan,
kandungan gizi, dan standar perdagangan ikan.
20. Keamanan biologi (biosecurity) adalah upaya mencegah peluang masuknya
penyakit ke dalam sistem budidaya dan mencegah penyebarannya ke luar
lingkungan budidaya.
21. Kesehatan dan kenyamanan ikan (animal health and welfare) adalah
perlakuan dan kondisi optimal yang mendukung kelangsungan hidup dan
pertumbuhan ikan selama proses pembudidayaan.
-5-

22. Ketelusuran (traceability) adalah kemampuan untuk menelusuri riwayat,


aplikasi atau lokasi dari suatu produk atau kegiatan untuk mendapatkan
kembali data dan informasi melalui suatu identifikasi terhadap dokumen
yang terkait.
23. Banding adalah permintaan secara tertulis dari unit bersertifikat IndoGAP
untuk peninjauan kembali atas keputusan sertifikasi.
24. Standar Nasional Indonesia yang selanjutnya disingkat SNI adalah standar
yang ditetapkan oleh Badan Standardisasi Nasional (BSN) dan berlaku
secara nasional.
25. Direktur Jenderal adalah direktur jenderal yang melaksanakan tugas teknis
di bidang perikanan budidaya.

Pasal 2
Ruang lingkup Peraturan Menteri ini meliputi:
a. kriteria dan persyaratan sertifikasi IndoGAP;
b. persyaratan Lembaga Sertifikasi Proses IndoGAP (LSPro IndoGAP);
c. pendelegasian kewenangan
d. kewajiban dan sanksi LSPro IndoGAP
e. pengajuan penyelesaian keluhan dan banding;
f. penggunaan logo;
g. ketentuan peralihan; dan
h. Ketentuan penutup

BAB II
KRITERIA DAN PERSYARATAN SERTIFIKASI IndoGAP

Pasal 3
(1) Setiap orang yang melakukan kegiatan pembenihan ikan, pembesaran
ikan, pembuatan pakan ikan dan obat ikan harus menerapkan:
a. SNI CPIB untuk kegiatan pembenihan ikan;
b. SNI CBIB untuk kegiatan pembesaran ikan;
c. SNI CPPIB untuk kegiatan produksi pakan ikan; dan/atau
d. Peraturan menteri tentang CPOIB untuk kegiatan produksi obat ikan.
(2) Dalam hal belum ditetapkan SNInya, kriteria dan persyaratan mengacu
pada SNI yang paling mendekati.
-6-

Pasal 4
Setiap orang yang melakukan kegiatan pembenihan ikan, pembesaran ikan,
pembuatan pakan ikan dan obat ikan harus mengendalikan proses produksi
sesuai kriteria dan persyaratan IndoGAP untuk memastikan keamanan pangan
dan keberlanjutan produk yang dihasilkan.

Pasal 5
(1) Setiap orang yang telah menerapkan persyaratan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 3 dan Pasal 4 dapat diberikan sertifikat IndoGAP sesuai
dengan ruang lingkup bidang yang diajukan.
(2) Sertifikat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterbitkan oleh LSPro

Pasal 6
LSPro IndoGAP bertanggung jawab sepenuhnya atas Sertifikat IndoGAP yang
diterbitkan.
Pasal 7
(1) Setiap orang untuk memperoleh sertifikat IndoGAP harus mengajukan
permohonan secara tertulis kepada LSPro.
(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilengkapi dengan
persyaratan administrasi dan persyaratan teknis.
(3) Dalam hal permohonan dinyatakan lengkap, selanjutnya dapat
dilaksanakan sertifikasi oleh LSPro IndoGAP.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan administrasi dan persyaratan
teknis serta pelaksanaan sertifikasi IndoGAP sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) dan (3) akan diatur lebih lanjut oleh Peraturan Direktur Jenderal.
(5) Setiap orang yang telah memperoleh sertifikat IndoGAP dapat
menggunakan logo IndoGAP pada produk yang dihasilkannya.
(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai penggunaan logo IndoGAP sebagaimana
dimaksud pada ayat (5) akan diatur lebih lanjut oleh Peraturan Direktur
Jenderal.

BAB III
PERSYARATAN LSPro IndoGAP

Pasal 8
LSPro IndoGAP harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Terakreditasi di Komite Akreditasi Nasional sebagai LSPro IndoGAP; dan
-7-

b. Terdaftar di Kementerian Kelautan dan Perikanan sebagai LSPro IndoGAP.

Pasal 9
(1) Tata cara pendaftaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf b yaitu
mengajukan permohonan pendaftaran kepada Menteri dengan
melampirkan:
a. fotokopi bukti akreditasi dari KAN;
b. prosedur tetap tentang penerbitan Sertifikat IndoGAP yang dipublikasikan
pada portal LSPro IndoGAP sesuai pedoman penerbitan Sertifikat
IndoGAP; dan
c. daftar perangkat teknologi informasi serta tenaga teknis yang berkompeten
di bidang teknologi informasi.
d. daftar auditor yang sudah memiliki sertifikat kompetensi auditor sesuai
dengan SKKNI auditor IndoGAP dari lembaga sertifikasi yang terakreditasi
atau sertifikat kompetensi personil dari lembaga profesi yang diakui
kesetaraannya.
e. daftar personil tetap yang mempunyai kewenangan dan bertanggung
jawab dalam pengambilan keputusan penerbitan sertifikat IndoGAP yang
berkualifikasi auditor
f. surat pernyataan bermaterai cukup yang menyatakan kesanggupan
untuk melaksanakan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(2) Berdasarkan permohonan sebagaimana dimaksud ayat (1), Direktur
Jenderal melakukan pemeriksaan terhadap kelengkapan dokumen yang
dipersyaratkan.
(3) Terhadap dokumen persyaratan yang dinyatakan lengkap, paling lama 2
(dua) hari kerja dilakukan penilaian lapangan yang hasilnya dituangkan
dalam berita acara.
(4) Berdasarkan hasil penilaian lapangan yang sesuai, Direktur Jenderal paling
lambat dalam 2 (dua) hari kerja, menerbitkan surat penetapan LSPro
IndoGAP.
(5) Terhadap hasil penilaian lapangan yang dinyatakan belum sesuai, pemohon
dapat melakukan tindakan perbaikan paling lama 5 (lima) hari kerja.
(6) Apabila tindakan perbaikan sebagaimana dimaksud pada ayat (4), maka
paling lama 2 (dua) hari kerja Direktur Jenderal menerbitkan:
a. surat penetapan LSPro, apabila tindakan perbaikan telah sesuai;
b. surat penolakan, apabila tindakan perbaikan tidak sesuai atau tidak
dilakukan tindakan perbaikan
-8-

Pasal 10
Surat Penetapan LSPro IndoGAP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2)
disesuaikan dengan masa berlaku akreditasi.

BAB IV
PENDELEGASIAN WEWENANG

Pasal 11
Menteri mendelegasikan kewenangan kepada Direktur Jenderal untuk
penetapan LSPro IndoGAP.

BAB V
KEWAJIBAN DAN SANKSI

Pasal 12
LSPro IndoGAP yang telah ditetapkan oleh Direktur Jenderal, mempunyai
kewajiban :
a. menetapkan personil yang menandatangani Sertifikat IndoGAP, beserta
spesimen tanda tangan petugas dan stempel LSPro IndoGAP dan
menginformasikan kepada Direktur Jenderal apabila ada perubahan.
b. melaksanakan proses Sertifikasi IndoGAP yang mengacu pada Pedoman
Pelaksanaan Sertifikasi IndoGAP.
c. menyampaikan Sertifikat IndoGAP kepada pelaku usaha.
d. menyediakan daftar dan profil pelaku usaha yang diterbitkan Sertifikat
IndoGAPnya di portal LSPro IndoGAP.
e. menyampaikan laporan Sertifikat IndoGAP yang dibatalkan kepada
Direktur Jenderal.
f. menyampaikan laporan Sertifikat IndoGAP yang diperpanjang masa
berlakunya kepada Direktur Jenderal. Laporan kepada Direktur
Jenderal.
g. menyampaikan laporan penggantian Sertifikat IndoGAP kepada Direktur
Jenderal dalam hal rusak atau hilangnya Sertifikat IndoGAP. Laporan
kepada Direktur Jenderal.
h. menyediakan informasi penyelesaian atas laporan keluhan dan banding
terkait penerbitan Sertifikat IndoGAP pada portal LSPro IndoGAP.
-9-

i. mendokumentasikan dan memelihara semua dokumen yang diterima


minimal selama 4 (empat) tahun.
j. Melakukan surveilen terhadap unit yang disertifikasi minimal 1 kali
dalam 1 tahun.
k. Dalam hal terjadi pergantian LSPro IndoGAP, maka dokumen
dipindahkan ke LSPro IndoGAP yang melanjutkan dan dilaporkan
kepada Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Pasal 13
(1) LSPro IndoGAP yang tidak melakukan kewajiban sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 10, dikenakan sanksi administrasi.
(2) Sanksi administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari:
a. Peringatan tertulis;
b. Pembekuan surat penetapan; dan
c. Pencabutan surat penetapan.
(3) Peringatan tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a, diberikan
paling banyak 3 (tiga) kali secara berturut-turut, masing-masing dalam
jangka waktu paling 30 (tiga puluh) kalender.
(4) Pembekuan surat penetapan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b,
diberikan paling lama 90 hari kalender apabila sampai dengan berakhirnya
peringatan tertulis ketiga
(5) Pencabutan surat penetapan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c
diberikan apabila sampai dengan berakhirnya pembekuan surat penetapan.

BAB VI
KELUHAN DAN BANDING

Pasal 14
(1) LSPro IndoGAP harus memiliki unit layanan keluhan dan banding yang
ditetapkan oleh pimpinan LSPro IndoGAP.
(2) Unit layanan keluhan dan banding sebagaimana dimaksud ayat (1) harus
menanggapi keluhan dan banding yang diajukan oleh pemegang sertifikat.
(3) Keluhan dan banding sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus diajukan
secara tertulis disertai dengan bukti-bukti relevan.
- 10 -

BAB VII
KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 15
Sertifikat CPIB dan CBIB yang dimiliki oleh unit pembenihan dan unit
pembesaran sebelum berlakunya Peraturan Menteri ini, dinyatakan tetap
berlaku sampai dengan habis masa berlakunya.

BAB VIII
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 16
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, peraturan menteri:
1. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor KEP.02/MEN/2007
tentang cara budidaya ikan yang baik; dan
2. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 35 Tahun 2016 tentang
Cara Pembenihan Ikan yang Baik, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku

Pasal 17
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal
MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN
REPUBLIK INDONESIA,

SUSI PUDJIASTUTI

Persetujuan
No Jabatan Paraf
1. Direktur Jenderal Perikanan Budidaya
2. Sesditjen Perikanan Budidaya
3. Direktur Perbenihan
4. Direktur Produksi dan Usaha Budidaya
5. Direktur Pakan
- 11 -

6. Direktur Kesehatan Ikan dan Lingkungan


7. Kabag Hukum, Organisasi dan Humas

Anda mungkin juga menyukai