MEMUTUSKAN:
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Kepala Badan ini yang dimaksud dengan:
1. Sistem Jaminan Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan
adalah upaya pencegahan dan pengendalian yang harus
diperhatikan dan dilakukan sejak praproduksi sampai
dengan pendistribusian untuk menghasilkan hasil
perikanan yang bermutu dan aman bagi kesehatan
manusia.
2. Penanganan adalah sebagian atau keseluruhan dari
rangkaian kegiatan dan/atau perlakuan terhadap ikan
dimulai dari penerimaan, penyiangan, pemotongan,
pencucian, sortasi, pembekuan, pengemasan,
penyimpanan, dan pendistribusian.
3. Pengolahan adalah rangkaian kegiatan dan/atau
perlakuan dari bahan baku ikan melalui proses
pemanasan, pengasapan, penggaraman, fermentasi,
pengeringan, marinating, ekstraksi, ekstrusi, atau
kombinasi antara proses-proses tersebut sampai menjadi
produk akhir untuk konsumsi manusia.
4. Nomor Induk Berusaha, yang selanjutnya disingkat NIB,
adalah identitas Pelaku Usaha yang diterbitkan oleh
Lembaga OSS setelah Pelaku Usaha melakukan
pendaftaran.
-4-
BAB II
PERSYARATAN PENERBITAN SERTIFIKAT CPIB
Pasal 2
(1) Setiap Supplier hasil perikanan wajib menerapkan dan
memenuhi CPIB yang terdiri dari persyaratan prosedur
operasi standar sanitasi (Standard Sanitation Operating
Procedure) dan Good Manufacturing Practices.
(2) Persyaratan prosedur operasi standar sanitasi (Standard
Sanitation Operating Procedure) sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) meliputi:
a. keamanan air dan es;
b. kondisi dan kebersihan permukaan yang kontak
dengan produk;
c. pencegahan kontaminasi silang;
d. menjaga fasilitas pencuci tangan, sanitasi, dan toilet;
e. proteksi dari bahan kontaminan;
f. pelabelan, penyimpanan, dan penggunaan bahan
kimia berbahaya;
g. pengawasan kondisi kesehatan dan kebersihan
karyawan; dan
h. pengendalian binatang pengganggu.
(3) Persyaratan Good Manufacturing Practices sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. lokasi;
b. bangunan;
c. peralatan dan perlengkapan;
d. pekerja;
e. penanganan dan pengolahan; dan
f. pengepakan dan pelabelan.
-6-
Pasal 3
(1) Terhadap Supplier hasil perikanan yang telah menerapkan
dan memenuhi CPIB sebagaimana dimaksud dalam Pasal
2 diberikan Sertifikat CPIB.
(2) Sertifikat CPIB sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diterbitkan berdasarkan jenis olahan.
(3) Sertifikat CPIB sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diterbitkan oleh Kepala UPT di lingkungan Badan atas
nama Otoritas Kompeten.
(4) Sertifikat CPIB sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dicetak dengan kertas HVS ukuran A4 dengan berat 100
(seratus) gram, ditandatangani Kepala UPT, dibubuhi
stempel UPT, dan diberi penomoran.
(5) Tata cara penomoran sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
tercantum dalam Lampiran II yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan Kepala Badan ini.
Pasal 4
(1) Untuk memperoleh Sertifikat CPIB sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1), Supplier menyampaikan
permohonan secara tertulis kepada Kepala UPT dengan
melampirkan persyaratan sebagai berikut:
a. NIB; dan
b. panduan penerapan CPIB yang telah divalidasi oleh
pelaku usaha.
(2) Untuk mendapatkan NIB sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf a, Supplier memohon ke Lembaga OSS.
(3) Persyaratan dan tata cara mendapatkan NIB sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang undangan.
-7-
Pasal 5
(1) Berdasarkan permohonan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 4, Kepala UPT melakukan pemeriksaan kelengkapan
dokumen persyaratan.
(2) Dalam hal persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dinyatakan lengkap, Kepala UPT menugasi tim Inspeksi
untuk melakukan Inspeksi terhadap penerapan Sistem
Jaminan Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan pada
Supplier.
(3) tim Inspeksi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) paling
sedikit terdiri dari 2 (dua) orang, yaitu :
a. ketua, merupakan Inspektur Mutu yang telah
ditetapkan oleh Kepala Badan.
b. anggota, merupakan Pegawai Negeri Sipil yang
bertugas di Badan dan memiliki sertifikat pelatihan
HACCP dasar.
(4) Dalam hal persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dinyatakan tidak lengkap, Kepala UPT menyampaikan
kepada Supplier untuk melengkapi persyaratan.
-8-
BAB III
TATA CARA PELAKSANAAN INSPEKSI
Pasal 6
(1) Pelaksanaan Inspeksi oleh tim Inspeksi diawali dengan
mempersiapkan dokumen dan melakukan desk audit.
(2) Dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa:
a. surat penugasan Inspeksi;
b. daftar isian (cheklist);
c. form data umum;
d. form daftar hadir pertemuan pembukaan
dan/penutupan;
e. form laporan temuan ketidaksesuaian; dan
f. form laporan tindakan perbaikan.
(3) Desk audit sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
merupakan kegiatan pemeriksaan kesesuaian panduan
penerapan CPIB dengan persyaratan prosedur operasi
standar sanitasi (Standard Sanitation Operating Procedure)
dan Good Manufacturing Practices.
(4) Kepala UPT KIPM menginformasikan rencana pelaksanaan
Inspeksi kepada pelaku usaha setelah surat tugas
diterbitkan.
(5) Bentuk dan format dokumen sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), tercantum dalam Lampiran IV yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Kepala Badan ini
Pasal 7
Pelaksanaan Inspeksi untuk penerbitan Sertifikat CPIB
meliputi tahapan:
a. pertemuan pembukaan;
b. Inspeksi lapangan;
c. pembahasan hasil temuan (caucus meeting); dan
d. pertemuan akhir (closing meeting).
-9-
Pasal 8
Pertemuan pembukaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7
huruf a merupakan pertemuan antara tim Inspeksi dengan
pelaku usaha yang bertujuan untuk menjelaskan maksud,
tujuan, dan agenda Inspeksi.
Pasal 9
Inspeksi lapangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf
b merupakan kegiatan yang meliputi:
a. mengumpulkan data sesuai dengan tujuan, ruang lingkup,
dan kriteria Inspeksi;
b. memeriksa dan mencatat bukti secara objektif terkait
temuan ketidaksesuaian ataupun kesesuaian dengan
kriteria Inspeksi melalui wawancara, pengamatan
lapangan, dan tinjauan dokumen;
c. mengkonfirmasi secara langsung setiap temuan
ketidaksesuaian kepada penanggung jawab mutu supplier
di lokasi ditemukan ketidaksesuaian;
d. merekam dan mendokumentasikan semua bukti temuan
ketidaksesuaian pada form laporan temuan
ketidaksesuaian; dan
e. menulis laporan ketidaksesuaian/butir ketidaksesuaian
berdasarkan PLOR (Problem, Location, Objective Evidence
dan Reference), jelas, dan tidak merupakan saran tentang
tindakan yang perlu diambil agar dapat memenuhi
persyaratan, tidak membingungkan, atau ragu-ragu.
Pasal 10
(1) Pembahasan hasil temuan (caucus meeting) sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 7 huruf c merupakan diskusi antar
anggota tim Inspeksi terhadap hasil temuan Inspeksi
dalam rangka menyusun laporan hasil Inspeksi.
(2) Diskusi dipimpin oleh ketua tim dan membahas hasil
temuan anggota tim Inspeksi.
(3) Setiap anggota Inspeksi termasuk ketua tim
menyampaikan hasil temuan ketidaksesuaian dan bukti
- 10 -
objektifnya.
(4) Ketua tim Inspeksi membuat laporan temuan
ketidaksesuaian terhadap pemenuhan CPIB.
Pasal 11
(1) Pertemuan akhir (closing meeting) sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 10 huruf d merupakan pertemuan antara tim
Inspeksi dan Supplier dengan tujuan yaitu:
a. tim Inspeksi menyampaikan laporan temuan
ketidaksesuaian hasil Inspeksi kepada Supplier; dan
b. supplier menyampaikan tanggapan terhadap temuan
ketidaksesuian serta menyampaikan rencana tindakan
perbaikan dan target waktu penyelesaiannya.
(2) Target waktu penyelesaian tindakan perbaikan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b paling lama
30 (tiga puluh) hari kalender, dan disepakati bersama
antara tim Inspeksi dengan supplier.
(3) Target waktu penyelesaian tindakan perbaikan yang telah
disepakati dan daftar temuan ketidaksesuaian harus
ditandatangani ketua tim Inspeksi dan supplier.
Pasal 12
Supplier melakukan tindakan perbaikan dan melaporkan hasil
tindakan perbaikan kepada tim Inspeksi sesuai dengan jangka
waktu yang telah disepakati sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 11 ayat (2) dengan melampirkan berkas pendukung
lainnya sebagai bukti tindakan perbaikan.
BAB IV
TATA CARA PENERBITAN SERTIFIKAT CPIB
Pasal 13
(1) Tim Inspeksi menyampaikan laporan hasil Inspeksi
kepada Kepala UPT.
(2) Berdasarkan laporan hasil Inspeksi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), Kepala UPT menerbitkan:
- 11 -
Pasal 14
(1) Sertifikat CPIB sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13
ayat (2) huruf a diklasifikasikan sebagai berikut:
a. sangat baik;
b. baik; dan
c. cukup.
(2) Klasifikasi Sertifikat CPIB sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) ditetapkan berdasarkan tingkat pemenuhan
persyaratan Sistem Jaminan Mutu dan Keamanan Hasil
Perikanan pada supplier.
(3) Tingkat pemenuhan persyaratan Sistem Jaminan Mutu
dan Keamanan Hasil Perikanan pada supplier
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dihitung dari jumlah
ketidaksesuaian kategori kritis, kategori serius, kategori
mayor, dan kategori minor yang ditemukan pada waktu
Inspeksi.
(4) Kategori kritis sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
merupakan penyimpangan yang apabila tidak dilakukan
tindakan koreksi akan segera mempengaruhi keamanan
pangan.
(5) Kategori serius sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
merupakan penyimpangan yang apabila tidak dilakukan
tindakan koreksi dapat mempengaruhi keamanan pangan.
(6) Kategori mayor sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
merupakan penyimpangan yang apabila tidak dilakukan
tindakan koreksi mempunyai potensi mempengaruhi
keamanan pangan.
- 12 -
Pasal 15
(1) Sertifikat CPIB klasifikasi sangat baik sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 14 ayat (1) huruf a diberikan bagi
supplier berdasarkan tingkat pemenuhan persyaratan
Sistem Jaminan Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan
dengan ketentuan jumlah ketidaksesuaian:
a. kategori kritis dengan jumlah penyimpangan 0 (nol);
b. kategori serius dengan jumlah penyimpangan 0 (nol);
c. kategori mayor dengan jumlah penyimpangan paling
banyak 5 (lima); dan
d. kategori mayor dan minor dengan jumlah
penyimpangan paling banyak 11 (sebelas).
(2) Sertifikat CPIB klasifikasi baik sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 14 ayat (1) huruf b diberikan bagi supplier
berdasarkan tingkat pemenuhan persyaratan Sistem
Jaminan Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan dengan
ketentuan jumlah ketidaksesuaian:
a. kategori kritis dengan jumlah penyimpangan 0 (nol);
b. kategori serius dengan jumlah penyimpangan paling
banyak 2 (dua);
c. kategori serius dan mayor dengan jumlah
penyimpangan paling banyak 10 (sepuluh); dan
d. kategori minor dengan jumlah penyimpangan paling
banyak 7 (tujuh).
(3) Sertifikat CPIB klasifikasi cukup sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 14 ayat (1) huruf c diberikan bagi supplier
berdasarkan tingkat pemenuhan persyaratan Sistem
Jaminan Mutu dan Keamanan Hasil dengan ketentuan
jumlah ketidaksesuaian:
- 13 -
Pasal 16
(1) Proses penerimaan permohonan sampai dengan
penerbitan atau penolakan Sertifikat CPIB dilakukan
dalam jangka waktu paling lama 10 (sepuluh) hari kerja
terhitung sejak permohonan diterima secara lengkap.
(2) Sertifikat CPIB yang diterbitkan atau surat penolakan
penerbitan Sertifikat CPIB sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 13 ayat (2) dinotifikasi ke dalam sistem OSS oleh
petugas UPT yang ditetapkan.
Pasal 17
Sertifikat CPIB sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (2)
huruf a, berlaku untuk jangka waktu 4 (empat) tahun dan
dapat diberikan perpanjangan untuk jangka waktu yang sama.
BAB V
PERPANJANGAN SERTIFIKAT CPIB
Pasal 18
(1) Perpanjangan Sertifikat CPIB dapat diajukan paling
lambat 30 (tiga puluh) hari sebelum masa berlakunya
berakhir.
(2) Untuk dapat melakukan perpanjangan Sertifikat CPIB,
Supplier mengajukan permohonan secara tertulis kepada
Kepala UPT.
- 14 -
Pasal 19
Proses penerimaan permohonan perpanjangan sampai dengan
penerbitan atau penolakan perpanjangan Sertifikat CPIB
dilakukan dalam waktu paling lama 10 (sepuluh) hari kerja,
sejak permohonan diterima secara lengkap.
BAB VI
PENGAWASAN
Pasal 20
(1) Kepala UPT berkewajiban melakukan pengawasan
terhadap Sertifikat CPIB pada Supplier yang telah
diterbitkan.
(2) Mekanisme pengawasan dilakukan melalui kegiatan
Verifikasi.
(3) Verifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan
terhadap konsistensi dan efektifitas penerapan
persyaratan Sistem Jaminan Mutu dan Keamanan Hasil
Perikanan pada Supplier yang telah memiliki sertifikat
CPIB.
- 15 -
Pasal 21
Ketentuan mengenai tata cara pelaksanaan Inspeksi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 sampai dengan Pasal 12
berlaku secara mutatis mutandis terhadap tata cara
pelaksanaan pengawasan melalui kegiatan Verifikasi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (2).
Pasal 22
(1) Tim Verifikasi menyampaikan laporan hasil Verifikasi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (2) kepada
Kepala UPT.
(2) Dalam hal hasil Verifikasi sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) menunjukkan bahwa supplier konsisten dalam
penerapan Sistem Jaminan Mutu dan Keamanan Hasil
Perikanan, supplier diberikan surat keterangan hasil
Verifikasi.
(3) Dalam hal hasil Verifikasi sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) menunjukkan terjadi ketidaksesuaian atau
penyimpangan dalam penerapan Sistem Jaminan Mutu
dan Keamanan Hasil Perikanan, supplier dikenakan
tindakan berupa:
a. peringatan;
b. pembekuan Sertifikat CPIB; dan
c. pencabutan Sertifikat CPIB.
(4) Surat peringatan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
huruf a, dikenakan 1 (satu) kali dalam jangka waktu paling
lama 1 (satu) bulan sejak ditemukan ketidaksesuaian atau
penyimpangan.
- 16 -
Pasal 23
(1) Surat keterangan hasil Verifikasi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 22 ayat (2) diterbitkan oleh Kepala UPT di
lingkungan Badan atas nama Otoritas Kompeten.
(2) Surat keterangan hasil Verifikasi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dicetak dengan kertas HVS ukuran A4
dengan berat 100 (seratus) gram, ditanda tangani Kepala
UPT, dibubuhi stempel UPT, dan diberi penomoran.
(3) Bentuk dan format surat keterangan hasil Verifikasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tercantum dalam
Lampiran VI yang merupakan bagian tidak terpisahkan
dari Peraturan Kepala Badan ini.
(4) Tata cara penomoran sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
tercantum dalam Lampiran VII yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan Kepala Badan ini.
Pasal 24
Kepala UPT menyampaikan laporan hasil Inspeksi dan hasil
Verifikasi secara rutin setiap 3 (tiga) bulan kepada Kepala
Badan melalui Kepala Pusat Pengendalian Mutu dengan bentuk
dan format tercantum dalam Lampiran VIII yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Kepala Badan ini.
- 17 -
BAB VII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 25
Pada saat Peraturan Kepala Badan ini mulai berlaku,
Keputusan Kepala Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu,
dan Keamanan Hasil Perikanan Nomor 371/KEP-BKIPM/2014
tentang Petunjuk Teknis Inspeksi Cara Penanganan Ikan Yang
Baik Berdasarkan Konsepsi Hazard Analysis Critical Control
Point Pada Unit Pengumpul/Supplier, dicabut dan dinyatakan
tidak berlaku.
Pasal 26
Peraturan Kepala Badan ini mulai berlaku pada tanggal
ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 25 April 2019
ttd.
RINA
- 18 -
LAMPIRAN I
PERATURAN KEPALA BADAN KARANTINA
IKAN, PENGENDALIAN MUTU, DAN
KEAMAN AN HASIL PERIKANAN
NOMOR 47/PER-BKIPM/2019
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PENERBITAN
SERTIFIKAT CARA PENANGANAN IKAN
YANG BAIK DI SUPPLIER
ttd.
RINA
- 26 -
LAMPIRAN II
PERATURAN KEPALA BADAN KARANTINA
IKAN, PENGENDALIAN MUTU, DAN
KEAMAN AN HASIL PERIKANAN
NOMOR 47/PER-BKIPM/2019
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PENERBITAN
SERTIFIKAT CARA PENANGANAN IKAN
YANG BAIK DI SUPPLIER
aaa/CPIB-b/c/d/e
Keterangan :
aaa = 3 digit nomer urut sertifikat CPIB yang diterbitkan
b = Kode jenis olahan (A=Segar, B=Beku, C=Kering, D= Lainnya)
c = Kode UPT KIPM
d = Bulan sertifikat yang diterbitkan (Huruf Romawi)
e = Tahun sertifikat yang diterbitkan
Contoh : 001/CPIB-A/2/I/2019
Artinya : Sertifikat CPIB nomer urut 001, jenis olahan segar, diterbitkan bulan
Januari 2019 oleh Balai Besar KIPM Makassar
KODE
No NAMA UPT KIPM
UPT KIPM
1. Balai Besar KIPM Jakarta I 1
2. Balai Besar KIPM Makasar 2
3. Balai KIPM Denpasar 3
4. Balai KIPM Surabaya I 4
5. Balai KIPM Medan I 5
6. Balai KIPM Balikpapan 6
7. Balai KIPM Mataram 7
8. Balai KIPM Palembang 8
9. Balai KIPM Jayapura 9
- 27 -
KODE
No NAMA UPT KIPM
UPT KIPM
10. Stasiun KIPM Pekanbaru 10
11. Stasiun KIPM Pontianak 11
12. Balai KIPM Manado 12
13. Stasiun KIPM Padang 13
14. Stasiun KIPM Kendari 14
15. Balai KIPM Jakarta II 15
16. Balai KIPM Surabaya II 16
17. Balai KIPM Semarang 17
18. Balai KIPM Banjarmasin 18
19. Stasiun KIPM Jambi 19
20. Stasiun KIPM Bengkulu 20
21. Stasiun KIPM Palu 21
22. Stasiun KIPM Luwuk Banggai 22
23. Balai KIPM Entikong 23
24. Bali KIPM Lampung 24
25. Balai KIPM Tanjung Pinang 25
26. Stasiun KIPM Palangkaraya 26
27. Stasiun KIPM Kupang 27
28. Stasiun KIPM Tj Balai Asahan 28
29. Stasiun KIPM Pangkal Pinang 29
30. Stasiun KIPM Bima 30
31. Stasiun KIPM Ternate 31
32. Stasiun KIPM Tahuna 32
33. Balai KIPM Tarakan 33
34. Stasiun KIPM Gorontalo 34
35. Stasiun KIPM Sorong 35
36. Stasiun KIPM Bau-Bau 36
37. Stasiun KIPM Cirebon 37
38. Stasiun KIPM Yogyakarta 38
39. Balai KIPM Ambon 39
40. Stasiun KIPM Merauke 40
41. Stasiun KIPM Aceh 41
42. Stasiun KIPM Batam 43
43. Stasiun KIPM Merak 44
44. Stasiun KIPM Mamuju 45
- 28 -
KODE
No NAMA UPT KIPM
UPT KIPM
45. Stasiun KIPM Medan II 46
46. Stasiun KIPM Bandung 47
ttd.
RINA
- 29 -
LAMPIRAN III
PERATURAN KEPALA BADAN KARANTINA
IKAN, PENGENDALIAN MUTU, DAN
KEAMAN AN HASIL PERIKANAN
NOMOR 47/PER-BKIPM/2019
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PENERBITAN
SERTIFIKAT CARA PENANGANAN IKAN
YANG BAIK DI SUPPLIER
PANDUAN
PENERAPAN CARA PENANGANAN IKAN YANG BAIK
DI SUPPLIER
..............(Nama Produk).............
..............(Nama Supplier).........
Validasi :
Tanggal Validasi :
Alamat Supplier
Jl. ...........................
............................................
Telp. .............................................
- 30 -
DAFTAR ISI
No Judul Halaman
I Deskripsi Produk 1
IV SSOP........................................................................... 4
V Prosedur GMP............................................................. 5
I. Deskripsi Produk
1 Nama Produk :
2 Nama Spesies :
4 Produk Akhir :
5 Tipe Kemasan :
6 Label :
7 Tujuan Distribusi :
2. Penyimpanan
2. Sortir
3.Penimbangan
4. Pencucian
5.Pengemasan
6.Pengiriman
- 33 -
1. Keamanan Air dan Menjamin air dan es a. Pasokan cukup untuk Uji Mirobiologi,
Kimia dan Fisik
Es memenuhi persyaratan kegiatan pencucian, proses,
mutu dan keamanan pembuatan es
hasil perikanan b. .........
Keterangan:
a. Tujuan : diisi dengan hal – hal yang ingin dicapai dalam menerapkan 8 kunci sanitasi
b. Prosedur : Diisi dengan cara penanganan yang dilakukan pada masing-masing tahap proses 8
kunci sanitasi
c. Monitoring : Diisi dengan data hasil pemantauan atau data hasil uji sampel (suhu, kualitas,
berat/jenis ikan, hasil uji air/es, dll)
- 34 -
3 Penimbangan a. a. Melakukan
kalibrasi alat timbang
b. b. ...............
Catatan:
Tahap : Diisi dengan mekanisme/tahapan proses penanganan yang ada di
supplier
Prosedur : Diisi dengan cara penanganan yang dilakukan pada masing-
masing tahap proses
Monitoring : Diisi dengan data hasil pemantauan atau data hasil uji sampel
(suhu, kualitas, berat/jenis ikan, hasil uji air/es, dll)
- 35 -
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
1 Ikan kakap 40 Sorong 8 8 9 8 30C diterima
segar
(.........................) (.........................)
Keterangan :
*Diisi data hari dan tanggal bahan baku yang dimiliki supplier (data harian)
(1) Diissi nomor urut
(2) Diisi ikan yang dimiliki/ditangani oleh Supplier
(3) Diisi jumlah / banyaknya ikan yang dimiliki oleh supplier
(4) Diisi asal bahan aku (kota, tambak/laut)
(5) Diisi nilai oranoleptik terhadap tekstur (skor 1-9)
(6) Diisi nilai organoleptik terhadap bau (skor 1-9)
(7) Diisi nilai organoleptik terhadap rasa (skor 1-9)
(8) Diisi nilai organoleptik terhadap penampakan (skor 1-9)
(9) Diisi angka suhu yang diterapkan /dipantau oleh petugas mutu
(10) Diisi tujuan pengiriman ke UPI/Suplier
- 36 -
Hari/Tanggal :
Tahapan
Jam Suhu (°C) Tindakan Koreksi Keterangan
Proses
(1) (2) (3) (4) (5)
(.........................) (.........................)
- 37 -
Hari/Tanggal :
Jam Jenis produk Kondisi Produk Tujuan Produk Alat Angkut Keterangan
(.........................) (.........................)
- 38 -
Hari/Tanggal * : .....................................................
Waktu
Setelah Sesudah
Kebersihan sarana Persiapan Tindakan
No. Istirahat bekerja
prasarana (jam : Koreksi
(jam : (jam :
09.00)
13.00) 17.00)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Air dan Es V V V
2. Permukaan yang kontak V X V Pakaian
langsung dengan Pakaian karyawan
produk kotor diganti
3. Kontaminasi silang
4. Fasilitas pencuci
tangan, sanitasi dan
toilet
5. Perlindungan produk
/bahan pengemas/ alat
dari bahan-bahan kimia
/kontaminan
6. Pelabelan,
penyimpanan, dan
penggunaan bahan
beracun yang benar
7. Kondisi kebersihan dan
kesehatan personil
8. Binatang berbahaya,
tikus dan serangga
Keterangan :
*Diisi data hari dan tanggal bahan baku yang dimiliki supplier (data harian)
(1) Diissi nomor urut
(2) Data sarana prasarana yang dilakukan pemeriksaan kondisi sanitasi higienenya
(3) Diisi tanda (V: terpenuhi) atau (X: Tidak Terpenuhi) untuk melakukan penilaian saat melakukan
penyiapan sarana prasarana
(4) Diisi tanda (V: terpenuhi) atau (X: Tidak Terpenuhi) untuk melakukan penilaian setelah istirahat
terhadap sarana prasarana yang digunakan
(5) Diisi tanda (V: terpenuhi) atau (X: Tidak Terpenuhi) untuk melakukan penilaian sesudah bekerja
terhadap sarana prasarana
(6) Diisi tindak lanjut temuan sarana prasarana yang tidak terpenuhi syarat
(.........................) (.........................)
ttd.
RINA
- 39 -
LAMPIRAN IV
PERATURAN KEPALA BADAN KARANTINA
IKAN, PENGENDALIAN MUTU, DAN
KEAMAN AN HASIL PERIKANAN
NOMOR 47/PER-BKIPM/2019
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PENERBITAN
SERTIFIKAT CARA PENANGANAN IKAN
YANG BAIK DI SUPPLIER
KOP UPT
Nomor :
Lampiran : 1 (Satu) Lembar
Hal : ......................
Yth. Pimpinan PT/CV/UD/bapak..............
Di ..................
Dalam rangka penerapan sistem jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan
yang tertuang dalam Kepmen KP No. 52A/KEPMEN-KP/2013 tentang Persyaratan
Jaminan Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Pada Proses Produksi, Pengolahan
dan Distribusi dan Permen KP No. 52/PERMEN-KP/2018 tentang Persyaratan dan
Tata Cara Penerbitan Sertifikat Cara Penanganan Ikan yang Baik di Supplier, maka
kami menugaskan tim Inspeksi untuk melakukan kegiatan Inspeksi unit supplier
dalam rangka penerbitan sertifikat CPIB pada Suplier di PT/CV/UD/Bapak ..........
Pada tanggal ..... s/d ...... 20.., dengan nama sebagai berikut :
No Nama Kegiatan
................... (ketua tim)
1
......................
................... (anggota)
2
(......................................)
Tembusan :
Kepala Pusat Pengendalian Mutu
- 40 -
Catatan :
*) Berdasarkan peluang kontaminasi dan jenis/cara penyajian
**) Untuk produk kering tidak diwajibkan tersedia bak cuci kaki, tetapi harus ada untuk
menjamin
KESIMPULAN MINOR MAYOR SERIUS KRITIS
Penyimpangan total
Simbol *) :
simbol untuk produk beresiko tinggi
simbol untuk produk beresiko rendah
- 44 -
DATA UMUM
UNIT SUPPLIER
Tim Inspektur :
1. No. Reg
2. No. Reg
3. No. Reg
1. Nama Supplier
2. Alamat Supplier
Telp : Fax.
.............................. ...............................
a. UPI
b. Pasar
Laki-laki Perempuan
6. Jumlah Karyawan
a. Hasil Tangkapan/budidaya :
7. Asal Bahan Baku
b. Dari perairan/lokasi :
Mengetahui,
............................ .....................
- 46 -
KOP UPT
DAFTAR HADIR
PEMBUKAAN/PENUTUPAN*
KOP UPT
DAFTAR TEMUAN KETIDAKSESUAIAN (NON-CONFORMITIES)
Temuan Ketidaksesuaian
Acuan Keterangan
(Problem, Location, Objective, Reference)
........................... ..............................
2 Temuan :
Tindakan Perbaikan :
Lampiran :
Tgl Penyelesaian Perbaikan :
Gb. Sebelum Perbaikan Gb. Sesudah Perbaikan
3 Temuan :
Tindakan Perbaikan :
Lampiran :
Tgl Penyelesaian Perbaikan :
Gb. Sebelum Perbaikan Gb. Sesudah Perbaikan
(……………………...…..)
- 49 -
1. Unit Supplier mengisi : nama Unit Supplier, alamat Unit Supplier, jenis
produk, tanggal Inspeksi dan nama inspektur mutu pada saat Inspeksi.
2. Temuan: mengacu pada daftar temuan ketidaksesuaian (non-
confirmities)
3. Tindakan perbaikan: pernyataan pihak Unit Supplier terhadap hasil
tindakan perbaikan yang sudah dilaksanakan oleh Unit Supplier.
4. Lampiran: adalah berupa data/rekaman/dokumen yang dapat
mendukung gambar tindakan perbaikan (gb. Sesudah perbaikan) atau
tindakan perbaikan dari temuan ketidaksesuaian yang bersifat
administratif.
5. Tgl penyelesaian perbaikan: adalah tanggal pada saat perbaikan telah
dilakukan oleh Unit Supplier sesuai dengan butir-butir temuan
ketidaksesuaian.
6. Gb. Sebelum perbaikan: gb. Temuan ketidaksesuaian pada saat
Inspeksi.
7. Gb. Sesudah temuan : gb. Tindakan perbaikan yang telah dilakukan
oleh Unit Pengumpul/Suplier terhadap temuan ketidaksesuaian.
8. Ketentuan:
Setiap tindakan perbaikan Unit Supplier yang bersifat fisik dan
operasional harus disertai dengan gambar sebelum perbaikan dan
gambar sesudah perbaikan.
Sedangkan perbaikan berupa data/rekaman/dokumen harus
dilengkapi oleh Unit Supplier untuk tindakan yang bersifat
administrasi atau tindakan perbaikan untuk mendukung gb.temuan
yang bersifat fisik atau operasional.
ttd.
RINA
- 50 -
LAMPIRAN V
PERATURAN KEPALA BADAN KARANTINA
IKAN, PENGENDALIAN MUTU, DAN
KEAMAN AN HASIL PERIKANAN
NOMOR 47/PER-BKIPM/2019
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PENERBITAN
SERTIFIKAT CARA PENANGANAN IKAN
YANG BAIK DI SUPPLIER
ttd.
RINA
- 51 -
LAMPIRAN VI
PERATURAN KEPALA BADAN KARANTINA
IKAN, PENGENDALIAN MUTU, DAN
KEAMAN AN HASIL PERIKANAN
NOMOR 47/PER-BKIPM/2019
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PENERBITAN
SERTIFIKAT CARA PENANGANAN IKAN
YANG BAIK DI SUPPLIER
ttd.
RINA
- 52 -
LAMPIRAN VII
PERATURAN KEPALA BADAN KARANTINA
IKAN, PENGENDALIAN MUTU, DAN
KEAMAN AN HASIL PERIKANAN
NOMOR 47/PER-BKIPM/2019
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PENERBITAN
SERTIFIKAT CARA PENANGANAN IKAN
YANG BAIK DI SUPPLIER
aaa-VRF-bbb/c/d/e
Keterangan :
aaa = 3 digit nomer urut Surat Keterangan Hasil Verifikasi diterbitkan
bbb = No sertifikat CPIB yang di Verifikasi
c = Kode UPT KIPM
d = Bulan Surat Keterangan Hasil Verifikasi diterbitkan (Huruf Romawi)
e = Tahun Surat Keterangan Hasil Verifikasi diterbitkan
Contoh : 001-VRF-010/5/III/2019
Artinya : Surat keterangan Verifikasi yang diterbitkan pertama oleh Balai KIPM
Medan I untuk sertifikat CPIB no 010, diterbitkan bulan Maret Tahun
2019
KODE
No NAMA UPT KIPM
UPT KIPM
1 Balai Besar KIPM Jakarta I 1
2 Balai Besar KIPM Makasar 2
3 Balai KIPM Denpasar 3
4 Balai KIPM Surabaya I 4
5 Balai KIPM Medan I 5
6 Balai KIPM Balikpapan 6
7 Balai KIPM Mataram 7
- 53 -
KODE
No NAMA UPT KIPM
UPT KIPM
8 Balai KIPM Palembang 8
9 Balai KIPM Jayapura 9
10 Stasiun KIPM Pekanbaru 10
11 Stasiun KIPM Pontianak 11
12 Balai KIPM Manado 12
13 Stasiun KIPM Padang 13
14 Stasiun KIPM Kendari 14
15 Balai KIPM Jakarta II 15
16 Balai KIPM Surabaya II 16
17 Balai KIPM Semarang 17
18 Balai KIPM Banjarmasin 18
19 Stasiun KIPM Jambi 19
20 Stasiun KIPM Bengkulu 20
21 Stasiun KIPM Palu 21
22 Stasiun KIPM Luwuk Banggai 22
23 Balai KIPM Entikong 23
24 Bali KIPM Lampung 24
25 Balai KIPM Tanjung Pinang 25
26 Stasiun KIPM Palangkaraya 26
27 Stasiun KIPM Kupang 27
28 Stasiun KIPM Tj Balai Asahan 28
29 Stasiun KIPM Pangkal Pinang 29
30 Stasiun KIPM Bima 30
31 Stasiun KIPM Ternate 31
32 Stasiun KIPM Tahuna 32
33 Balai KIPM Tarakan 33
34 Stasiun KIPM Gorontalo 34
35 Stasiun KIPM Sorong 35
36 Stasiun KIPM Bau-Bau 36
37 Stasiun KIPM Cirebon 37
38 Stasiun KIPM Yogyakarta 38
39 Balai KIPM Ambon 39
40 Stasiun KIPM Merauke 40
41 Stasiun KIPM Aceh 41
42 Stasiun KIPM Batam 43
- 54 -
KODE
No NAMA UPT KIPM
UPT KIPM
43 Stasiun KIPM Merak 44
44 Stasiun KIPM Mamuju 45
45 Stasiun KIPM Medan II 46
46 Stasiun KIPM Bandung 47
ttd.
RINA
- 55 -
LAMPIRAN VIII
PERATURAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN,
PENGENDALIAN MUTU, DAN KEAMAN AN HASIL
PERIKANAN
NOMOR 47/PER-BKIPM/2019
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PENERBITAN SERTIFIKAT CARA
PENANGANAN IKAN YANG BAIK DI SUPPLIER
ttd.
RINA