Anda di halaman 1dari 41

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG

PARAMETER STANDAR MUTU YANG DIGUNAKAN


PADA PROSES PRODUKSI AIR MINUM DALAM
KEMASAN PT. TIRTA INTI MANDIRI

Oleh:
ZAHWA EKA DININGRAT

201040200028

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO

2023
LEMBAR PERSETUJUAN
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG
PARAMETER STANDAR MUTU YANG DIGUNAKAN
PADA PROSES PRODUKSI AIR MINUM DALAM
KEMASAN PT. TIRTA INTI MANDIRI
Nama : Zahwa Eka Diningrat

NIM : 201040200028
Jurusan : Teknologi Pangan

Fakultas : Sains dan Teknologi


Telah disetujui:
Pembimbing Lapangan, Dosen Pembimbing,

Maya S Si,. Apt Rima Azara, S.TP., MP


NIP. 011209 NIK. 214449
Mengetahui:
Ketua Program Studi, Dosen Penguji,
Teknologi Pangan

Lukman Hudi S.TP. MT Nama.


NIK. 212483 NIK

i
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG
PARAMETER STANDAR MUTU YANG DIGUNAKAN
PADA PROSES PRODUKSI AIR MINUM DALAM
KEMASAN PT. TIRTA INTI MANDIRI

Nama : Zahwa Eka Diningrat


NIM : 201040200028
Prodi : Teknologi Pangan
Fakultas : Sains dan Teknologi

Telah disetujui:
Dosen Pembimbing,

Nama
NIK

Dekan Fakultas Ketua Program Studi


Sains dan Teknologi Teknologi Pangan

Iswanto, S. T.,M.MT Lukman Hudi S.TP. MT


NIK. 207319 NIK. 212483

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat dan karunianya, sehingga laporan praktek
kerja lapang (PKL) yang berjudul “Parameter Standart Mutu Yang
digunakan Pada Proses Produksi Air Minum Dalam Kemasan PT.
Tirta Inti Mandiri” tahun 2022 dapat diselesaikan. Penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
a. Bapak Lukman Hudi S.TP., MP selaku Kepala program
studi Teknologi Pangan Universitas Muhammadiyah
Sidoarjo
b. Orang tua yang senantiasa mendukung dan memberikan
semangat penulis
c. Ibu Maya selaku pembimbing dan pemberi materi di
lapang, serta seluruh pihak perusahaan di PT. Tirta Inti
Mandiri yang dengan sabar membimbing dan membantu
melaksanakan kegiatan selama PKL berlangsung.
d. Ibu Rima Azara, S.TP., MP selaku dosen pembimbing
PKL
e. Kepada seluruh pihak yang terkait didalam penyelesaian
laporan PKL
Dalam penulisan laporan PKL ini, tentu masih terdapat
kesalahan, sehingga diperlukan kritik dan saran yang membangun
agar didalam kepenulisannya dapat lebih baik dikedepannya.

Sidoarjo, 20 Juli 2023

Penulis

iii
ABSTRAK
Parameter Standar Mutu yang Digunakan Pada Proses
Produksi Air Minum Dalam Kemasan PT. Tirta Inti Mandiri
Oleh
Zahwa Eka Diningrat
NIM 201040200028
Air Minum Dalam Kemasan atau yang disebut AMDK
adalah air yang telah diproses, tanpa bahan pangan lainnya dan
bahan tambahan pangan, dikemas, serta aman untuk diminum.
Salah satu perusahaan yang memproduksi Air Minum Dalam
Kemasan (AMDK) adalah PT. Tirta Inti. Air minum yang di
produksi dalam kemasan 220ml, 600ml dan galon. Air minum
yang berupa air baku yang telah diproses, dikemas, dan aman
diminum mencakup air mineral. Air minum dalam kemasan harus
memenuhi syarat-syarat standar kualitas air. Syarat tersebut
berupa standar fisik, kimia dan mikrobiologi. Diperlukan
pengujian beberapa parameter untuk menjaga kulalitas air agar
aman di konsumsi oleh masyarakat.

Kata Kunci : PT. Tirta Inti Mandiri, Air Minum, Standar SN

v
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN ......................................................... i


LEMBAR PENGESAHAN ......................................................... ii
KATA PENGANTAR ............................................................... iii
ABSTRAK ................................................................................. v
DAFTAR ISI ............................................................................. vi
DAFTAR GAMBAR ............................................................... viii
DAFTAR TABEL ...................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN ........................................................... 1
1.1. Latar Belakang .............................................................. 1
1.2. Tujuan Umum ............................................................... 4
1.3. Manfaat ........................................................................ 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................. 6
2.1. Air ................................................................................ 6
2.2. Syarat Air Minum ......................................................... 7
2.3. Parameter Standar Air Minum ....................................... 8
BAB III METODE PELAKSANAAN ...................................... 12
3.1. Lokasi Praktek Lapangan ............................................ 12
3.2. Jadwal Pelaksanaan ..................................................... 12
3.3. Metode Pelaksanaan .................................................... 12
3.4. Kegiatan PKL ............................................................. 13
BAB IV PEMBAHASAN ......................................................... 16
4.1. Profil Perusahaan ........................................................ 16
vi
4.1.1 Lokasi Perusahaan ..................................................... 16
4.2. Proses Produksi Air Minum Dalam Kemasan .............. 17
4.3. Analisis Parameter Uji Produksi Air Minum Dalam
Kemasan (AMDK) ................................................................ 21
4.3.1 Uji Turbidity (kejernihan).......................................... 22
4.3.2 Uji TDS (Total Dissolved Solids) .............................. 23
4.3.3 Uji Ozon ................................................................... 24
4.3.4 Uji Kadar PH............................................................. 25
4.3.5 Pengujian Sampel Air Minum ................................... 26
BAB V PENUTUP ................................................................... 28
5.1. Kesimpulan..................................................................... 28
5.2. Saran .............................................................................. 28
DAFTAR PUSTAKA ............................................................... 29
LAMPIRAN ............................................................................. 30

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Lokasi Perusahaan ................................................... 17


Gambar 2. Diagram Alir Proses Produksi .................................. 18
Gambar 3. Turbidity meter ........................................................ 22
Gambar 4. TDS Meter ............................................................... 23
Gambar 5. Ozon Meter .............................................................. 24
Gambar 6. pH Meter ................................................................. 25

viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Parameter Standar Kualitas Air Minum ....................... 10
Tabel 2. Jadwal Kegiatan .......................................................... 13
Tabel 3. Hasil Pengujian ........................................................... 26

ix
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Praktik Kerja Lapang (PKL) merupakan suatu
kegiatan pembelajaran dengan melaksanakan Praktik
kerja langsung bagi mahasiswa di dunia kerja dan
merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi oleh
seluruh mahasiswa Teknologi Pangan, Universitas
Muhammadiyah Sidoarjo untuk mendapatkan kelulusan.
Kegiatan Praktik Kerja Lapang (PKL) dilaksanakan di
perusahaan atau industri yang memiliki tujuan agar
mahasiswa mendapatkan pengetahuan, keterampilan,
serta pengalaman sebelum mereka memasuki dunia kerja
yang sesungguhnya. Salah satu perusahaan yang dipilih
sebagai tempat untuk menerapkan ilmu pada mahasiswa
Program Studi Teknologi Pangan adalah PT. Tirta Inti
Mandiri.
PT. Tirta Inti Mandiri adalah sebuah perusahaan
berbadan hukum yang bergerak di bidang produksi air
minum kemasan. Perusahaan ini memproduksi air
minum dalam berbagai kemasan, terdapat kemasan
220ml, 600ml, dan galon. Perusahaan ini memperluas
produknya ke beberapa daerah untuk pemasarannya.
Menurut Standard Nasional Indonesia 01-3553-2006
Air minum dalam kemasan adalah air baku yang
diproses, dikemas, dan aman diminum mencakup air

1
mineral dan air demineral. Air mineral merupakan air
minum dalam kemasan yang mengandung mineral dalam
jumlah tertentu tanpa menambahkan mineral sedangkan
air demineral merupakan air minum dalam kemasan
yang diperoleh melalui proses pemurnian secara
destilasi, deionisasi, reverse osmosis atau proses setara.
Air minum dalam kemasan dikemas dalam berbagai
bentuk wadah galon , 1500 ml / 600 ml ( botol ), 240 ml
/220 ml (cup) (Susanti, 2010).
Air kemasan diproses dalam beberapa tahap baik
menggunakan proses pemurnian air (Reverse Osmosis /
Tanpa Mineral) maupun proses biasa Water treatment
processing (Mineral), dimana sumber air yang digunakan
untuk Air kemasan mineral berasal dari mata air
pengunungan, Untuk Air kemasan Non mineral biasanya
dapat juga digunakan dengan sumber mata air tanah /
mata air pengunungan (Susanti, 2010). Air pegunungan
merupakan sumber air yang terbaik untuk air minum,
karena selain letak sumbernya yang jauh di bawah
permukaan tanah, berlokasi di atas ketinggian
pegunungan yang masih terjaga kealamiannya. Selama
pengaliran air tersebut di dalam tanah, dalam kurun
waktu harian sampai dengan jutaan tahun, maka
terjadilah proses-proses fisika dan kimia. Proses
hidrogeokimia tersebut sangatlah dipengaruhi oleh faktor
komposisi mineral penyusun akuifer (lapisan batuan
pembawa air), proses dan pola pergerakan air tanah serta
waktu tinggal air tanah yang berada di dalam akuifer

2
tersebut. Indonesia mempunyai lebih dari seratus gunung
api aktif maupun non aktif dimana secara geologis
gunung-gunung api tersebut membentuk lapisan-lapisan
batuan yang sangat sempurna sebagai akuifer yang
memberikan kandungan mineral seimbang di dalam air.

Meskipun alam menyediakan air yang cukup banyak,


namun tidak seluruhnya dapat dijadikan sebagai air
minum untuk dikonsumsi masyarakat. Setiap air tidak
memiliki kualitas yang sama baiknya. Air untuk
dikonsumsi atau diminum harus memiliki kualitas baik
sehingga layak untuk diminum. Mengkonsumsi air yang
kurang baik kualitasnya, dapat menyebabkan berbagai
penyakit (Willy Sidharta, 2007). Pemerintah sendiri telah
menetapkan mengenai air yang dapat diminum oleh
masyarakat seperti yang diatur dalam Peraturan Menteri
Kesehatan RI Nomor 416/MENKES/Per/IX/1990
tentang air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari
yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat
diminum secara langsung.

AMDK harus memenuhi standar nasional (01-3553-


2006) tentang standar baku mutu air dalam kemasan,
serta MD yang dikeluarkan oleh BPOM RI yang
merupakan standar baku kimia, fisika, mikrobiologis.
Serta banyak lagi persyaratan yang harus dipenuhi agar
AMDK itu layak dikonsumsi dan aman bagi kesehatan
manusia (SNI,2006).

3
1.2.Tujuan Umum
Secara umum tujuan kegiatan dari praktek lapangan
adalah :

1. Untuk mengetahui parameter standar mutu yang


digunakan pada proses produksi AMDK.
2. Untuk membekali mahasiswa agar mampu
mengatasi berbagai masalah yang mungkin timbul
dalam dunia kerja termasuk beradaptasi dengan
sistem teknologi dan informasi yang ada saat ini di
dunia kerja.
3. Agar mahasiswa dapat menambah wawasan dan
keterampilan yang tidak mereka dapatkan di
Universitas serta mengembangkan potensi yang
mereka miliki melalui pengalaman nyata yang
penuh pembelajaran yang bermanfaat.

1.3.Manfaat
Manfaat PKL antara lain:
a. Memperoleh pengetahuan tentang proses
pengolahan air mineral dalam kemasan di PT.
Tirta Inti Mandiri.
b. Melatih keterampilan praktikan sesuai dengan
pengetahuan yang diperoleh selama mengikuti
perkuliahan.
c. Sebagai sarana untuk memberikan dan/atau
menambah pengalaman, wawasan, pengetahuan
juga mengimplementasikan ilmu bidang
pekerjaan di dunia kerja yang sesungguhnya.

4
d. Bagaimana kondisi serta dinamika yang ada
dan terjadi dalam dunia kerja

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Air
Air merupakan kebutuhan penting bagi
keberlangsungan hidup manusia. Senyawa ini berperan
penting dalam tubuh manusia terutama untuk menjaga
kadar cairan tubuh. Berdasarkan Keputusan Menteri
Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia No.
167/1997, AMDK memiliki definisi yang jelas, yaitu air
yang telah diolah dan dikemas serta aman untuk
diminum. AMDK dipilih karena selain praktis dan
higienis, juga bisa diminum sewaktu waktu dan di mana
saja. Selain itu, dengan pertumbuhan penduduk yang
semakin pesat hal ini akan berbanding lurus dengan
permintaan akan AMDK. Air minum yang merupakan
kebutuhan pokok kemudian dengan jumlah konsumen
yang besar, maka dengan sendirinya akan menciptakan
peluang pasar untuk kebutuhan akan AMDK yang
senantiasa meningkat. Peluang ini harus dimanfaatkan
bagi pelaku usaha terkait untuk memperoleh keuntungan.

Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi


syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. Air
minum supaya tidak menyebabkan penyakit, harus
memenuhi syarat kualitas, yaitu meliputi persyaratan
fisik, kimia dan bakteriologis (Notoatmodjo 2007).
Menurut Sutrisno dan Suci astuti (2002) dalam Byna
(2009) persyaratan fisik meliputi warna, bau, rasa,

6
temperatur, dan kekeruhan. Kekeruhan air dapat
ditimbulkan oleh adanya bahan organik dan anorganik
yang terkandung di dalam air, seperti lumpur dan bahan
yang berasal dari hasil pembuangan. Kualitas kimia
adalah yang berhubungan dengan ion-ion senyawa
maupun logam yang membahayakan, seperti Hg, Pb, Ag,
Cu, dan Zn. Residu dari senyawa lainnya yag bersifat
racun adalah residu pestisida, yang dapat menyebabkan
perubahan bau, rasa, dan warna air (Pratiwi 2007).

2.2.Syarat Air Minum


Menurut Peraturan menteri Kesehatan Republik
Indonesia No. 492/Menkes/PER/IV/2010 tentang
persyaratan kualitas air minum, menyatakan bahwa air
minum yang aman bagi kesehatan harus memenuhi
persyaratan fisik, biologi, dan kimia.
a. Syarat fisik air yang memenuhi persyaratan fisik
adalah air yang tidak berbau, tidak berasa, tidak
berwarna, tidak keruh atau jernih, dan dengan
suhu sebaiknya dibawah suhu udara sedemikian
rupa sehingga menimbulkan rasa nyaman, dan
jumlah zat padat terlarut (TDS) yang rendah
(Mandasari,2009).
b. Syarat bakteriologis sumber-sumber air di alam
pada umumnya mengandung bakteri, baik air
angkasa, air permukaan, maupun air tanah.
Jumlah dan jenis bakteri berbeda sesuai dengan
tempat dan kondisi yang mempengaruhinya. Oleh

7
karena itu air yang dikonsumsi untuk keperluan
sehari-hari harus bebas dari bakteri patogen.
Bakteri golongan Coli (Coliform) tidak
merupakan bakteri patogen, tetapi bakteri ini
merupakan indikator dari pencemaran air oleh
bakteri patogen (Fauziah, 2011).
c. Syarat kimiawi air minum yang baik adalah air
yang tidak tercemar secara berlebihan oleh zat-
zat kimia yang berbahaya bagi kesehatan antara
lain kesadahan, zat organik (KMnO4), besi (Fe),
mangan (Mn), derajat keasaman (pH), kadmium
(Cd) dan zat-zat kimia lainnya. Kandungan zat
kimia dalam air minum yang dikonsumsi sehari-
hari hendaknya tidak melebihi kadar maksimum
yang diperbolehkan seperti tercantum dalam
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No. 492/Menkes/PER/IV/2010 tentang
persyaratan kualitas air minum dan Standard
Nasional Indonesia. Penggunaan air yang
mengandung bahan kimia beracun dan zat-zat
kimia yang melebihi kadar maksimum yang
diperbolehkan berakibat tidak baik bagi
kesehatan dan material yang digunakan manusia.

2.3.Parameter Standar Air Minum


Air minum yang aman bagi kesehatan apabila
memenuhi persyaratan fisika, mikrobiologis, kimiawi,
dan radioaktif yang dimuat dalam parameter wajib

8
dan paramater tambahan. Parameter wajib
sebagaimana dimaksud merupakan persyaratan
kualitas air minum yang wajib diikuti dan ditaati oleh
seluruh penyelenggara air minum. Parameter-
paremeter tersebut dapat dikatakan sebagai baku mutu
air minum yang dapat dilihat di lampiran Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No.492/MENKES/PER/IV/2010 tentang Tentang
Persyaratan Kualitas Air Minum. Tabel berikut
merupakan parameter wajib kualitas air minum.

Ada beberapa metode untuk mengolah dan


pemurnian air menjadi air layak minum menurut
Amrih (2007) yaitu; pertama, melalui proses
pengendapan. Air yang diproses diendapkan dalam
beberapa waktu, kemudian diambil beberapa
centimeter dari permukaan. Kedua, penyaringan
multimedia, yaitu dengan cara menyaring air dengan
menggunakan berbagai media seperti batu, pasir,
sabut kelapa dan kerikil. Ketiga, softener, proses ini
dengan cara menggunakan pelunak seperti Anion
Exchange dalam mengolah air. Tujuannya adalah
mengurangi kadar ion mineral bebas dalam air.
Keempat, penyaringan mikro, yaitu dengan
menggunakan saringan yang seperseribu lebih kecil
dari penyaringan multimedia. Kelima, penyaringan
ultra, yaitu dengan menggunakan saringan
seperseratur lebih kecil dari penyaringan mikro.
Keenam, teknologi Reverse Osmosis (RO), yaitu

9
penyaringan dengan menggunakan membaran semi
permeable dan banyak digunakan di depot-depot air
minum. Keunggulan teknologi ini adalah dapat
mengolah air menjadi air layak minum rendah
kontaminan.

Tabel 1. Parameter Standar Kualitas Air Minum

Jenis Parameter Satuan Kadar


parameter maksimum yang
di perbolehkan
Parameter yang berhubungan langsung dengan kesehatan
Arsen mg/L 0,01
Fluorida mg/L 1,5
Total mg/L 0,05
kromium
Kimia
Kadmium mg/L 0,003
Anorganik
Nitrit mg/L 3
Nitrat mg/L 50
Sianida mg/L 0,07
Selenium mg/L 0,01
Parameter yang tidak langsung berhubungan dengan
kesehatan
Bau Tidak berbau
Warna TCU 15
TDS mg/L 500
Fisik
Kekeruhan NTU 5
Rasa Tidak berasa
Suhu °C Suhu udara ± 3
Alumunium mg/L 0,2
Kimia
Besi mg/L 0,3

10
Kesadahan mg/L 500
Khlorida mg/L 250
Mangan mg/L 0,4
pH 6,5 – 8,5
Seng mg/L 3
Sulfat mg/L 250
Tembaga mg/L 2
Ammonia mg/L 1,5

Untuk menjaga kualitas air minum yang


dikonsumsi masyarakat dilakukan pengawasan
kualitas air minum secara eksternal dan secara
internal. Pengawasannya melalui inspeksi sanitasi,
pengambilan sampel air, pengujian kualitas air,
analisis hasil pemeriksaan laboratorium rekomendasi
dan tindak lanjut. Untuk melihat parameter standar
kualitas air minum dapat dilihat pada tabel 1.

11
BAB III
METODE PELAKSANAAN

3.1.Lokasi Praktek Lapangan


Praktek lapangan ini dilakukan di perusahaan PT.
Tirta Inti Mandiri yang terletak di Jl. Raya Mojosari
Pacet Km. 49 Desa Pesanggrahan Kecamatan Kutorejo
Kabupaten Mojokerto dengan Surat izin prinsip dari
Bupati Mojokerto dengan Nomor 530/2246/416-
202F/2002.

3.2.Jadwal Pelaksanaan
Kegiatan praktek kerja lapang (PKL) ini
dilaksanakan pada tanggal 08 Agustus 2022 – 06
september 2022.

3.3.Metode Pelaksanaan
Beberapa metode yang dilakukan didalam
pelaksanaan PKL (Praktek Kerja Lapang) antara lain:
1. Obeservasi
Observasi dilakukan dengan melakukan
pengamatan (observasi) secara langsung pada
saat pelaksanaan PKL.
2. Wawancara
Wawancara dilakukan untuk memperoleh
informasi mengenai jelas dengan melakukan
tanya jawab dengan pihak-pihak terkait selama
berlangsungnya PKL.
3. Dokumentasi

12
Dokumentasi diperlukan untuk mendukung
beberapa data yang diperoleh pada saat PKL
antar lain: dokumentasi mengenai sejarah
perusahaan, struktur, ketenagakerjaan, diagram
alir proses, dll.

3.4.Kegiatan PKL
Tabel 2. Jadwal Kegiatan

HARI
TANGGAL KEGIATAN
KE-

1 08 Agustus 2022 Penyambutan dan


pengenalan profil PT. Tirta
Inti Mandiri

2 09 Agustus 2022 Materi proses produksi air


minum dalam kemasan
3 10 Agustus 2022 Materi proses produksi air
minum dalam kemasan

4 11 Agustus 2022 Mengamati tempat


produksi air minum
kemasan cup 220ml

5 12 Agustus 2022 Mengamati tempat


produksi air minum
kemasan botol 600ml
6 15 Agustus 2022 Mengamati tempat
produksi air minum galon

13
7 16 Agustus 2022 Mengamati tempat
pengolahan dan
pembuangan limbah
8 17 Agustus 2022 Mengamati proses
produksi bahan baku
menjadi barang jadi di
lapangan

9 18 Agustus 2022 Pengujian turbidity sampel


air minum yang sudah di
produksi

10 19 Agustus 2022 Pengujian TDS sampel air


minum yang sudah di
produksi
11 22 Agustus 2022 Pengujian ozon sampel air
minum yang sudah di
produksi
12 23 Agustus 2022 Kegiatan audit
13 24 Agustus 2022 Pengamatan Gudang
tempat penyimpanan
produk jadi
14 25 Agustus 2022 Sterilisasi tempat produksi
kemasan cup 220ml

15 29 Agustus 2022 Pengecekan sampel di


ruang produksi galon

14
16 30 Agustus 2022 Pengecekan sampel di
ruang produksi botol
17 31 Agustus 2022 Pengecekan sampel di
ruang produksi cup

18 01 September 2022 Materi pengujian


kesadahan air
19 02 September 2022 Materi pengujian
kesadahan air

20 05 September 2022 Penutupan PKL

15
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1.Profil Perusahaan
PT. Tirta Inti Mandiri adalah sebuah perusahaan
yang bergerak di bidang pengolahan air minum dalam
kemasan (AMDK) dengan merek “Aila” didirikan
pada tahun 1999 dan mulai diperbaharui tahun 2001.
Lokasi pabriknya berada di Desa Pesanggrahan
Kecamatan Pacet Kabupaten Mojokerto Provinsi Jawa
Timur. Lokasi pabrik berada disana karena air
minum yang akan diolah bersumber dari mata air
pegunungan di daerah Pacet. Perusahaan hingga saat
ini baru memproduksi air minum dalam kemasan cup
ukuran 220ml dan botol 600ml dengan kapasitas
produksi 10.000 per bulan. Untuk produk ukuran galon
juga di produksi di perusahaan ini.

PT. Tirta Inti Mandiri memberikan kepuasan yang


setinggi-tingginya kepada pelanggan dengan mutu
produk sesuai standar, menjamin konsistensi mutu dan
pendistribusian tepat waktu. Untuk menjaga konsistensi
mutu PT. Tirta Inti Mandiri menerapkan Sistem
Manajemen mutu sesuai dengan ISO 9001:2015. Produk
yang dipasarkan sudah ke beberapa daerah.

4.1.1 Lokasi Perusahaan


PT. Tirta Inti Mandiri yang terletak di Jl. Raya
Mojosari Pacet Km. 49 Desa Pesanggrahan Kecamatan
Kutorejo Kabupaten Mojokerto. Lokasi perusahaan bisa
dilihat pada gambar 1.

16
Gambar 1. Lokasi Perusahaan
(sumber : google maps)

4.2. Proses Produksi Air Minum Dalam Kemasan


Produksi berawal dari bahan baku yang berasal
dari sumber mata air pegunungan pacet yang merupakan
kawasan hutan lindung dan jauh dari kawasan
pemukiman penduduk. Hal ini menjadikan mata air
bebas dari segala kontaminasi yang mempengaruhi mutu
air. Sumber mata air adalah air alami yang mengalir
sendiri dan memenuhi persyaratan kualitas dan kuantitas.

17
Gambar 2. Diagram Alir Proses Produksi
(sumber : PT. Tirta Inti Mandiri)
Air yang berasal dari sumber pegunungan
ditampung pada bak penampung kemudian di pompa dan
dialirkan menuju unit pengolahan air (Water Treatment)
yaitu tangki filtrasi pertama yang berisi pasir silika

18
kemudian tangki filtrasi kedua yang berisi karbon aktif
kemudian masuk ke tangki penampung. Dari tangki
penampung air melalui tangki RO (reverse osmosis) 0,5
µ, 0,3 µ dan 0,1 µ kemudian Ultraviolet, proses
ozonisasi sampai pada akhirnya ditampung di final tank.
Filtrasi awal bertujuan untuk mempermudah proses lebih
lanjut yang akan dilakukan pada proses filtrasi dengan
menggunakan tangki RO (reverse osmosis) 0,5 µ, 0,3 µ
dan 0,1 µ. Selanjutnya air akan dialirkan menuju final
tank. Prosesnya dapat dilihat pada gambar 2.
Mesin RO ( Reverse Osmosis ) adalah mesin
perpindahan air yang melalui satu tahap ke tahap
selanjutnya yaitu bagian yang lebih encer ke bagian yang
lebih pekat. Manusia banyak memanfaatkan teknologi
RO ( Reverse Osmosis ) ini untuk berbagai macam
keperluan, diantaranya untuk teknologi filter air minum.
Ciri utama mesin RO ini adalah dengan adanya membran
( semipermeable membrane ). Membrane semipermeable
tersebut harus dapat ditembus zat pelarut, tapi tidak
dengan zal terlarut.

Proses mesin RO menggunakan tekanan tinggi


agar air bisa melewati membran, karena kerapatan
membran RO tersebut adalah 0,0001 mikron ( 1 helai
rambut dibagi menjadi 500.000 bagian ). Jika air tersebut
dapat melewati membran RO, maka air tersebut yang
dapat kita pakai. Tetapi jika air tersebut tidak dapat
melewati membran semipermeable maka air tersebut
terbuang di saluran khusus. Sebelum melewati
membran, proses kerja RO melalui beberapa proses
19
tahap penyaringan antara lain cartridge ( sediment ),
karbon blok, karbon granular. Perbedaan paling jelas
sistem RO dengan pengolahan air yang lain yaitu sistem
RO menghasilkan 2 hasil karena air yang mempunyai
kepekatan di atas 15 ppm akan terbuang menjadi limbah
sedangkan penngolahan air yang lain hanya satu hasil.
Selama pengaliran menuju final tank, air melalui
UV, yaitu berupa tangki dengan lampu UV dan disekat
dengan kaca, kemudian melewati ozone generator
sehingga air yang lewat bercampur dengan ozon (O3).
Selanjtunya dimixer dengan menggunakan sistem
venturi, dimana ozon akan masuk jika ada air yang
masuk. Hal ini akan menjadikan campuran antara air dan
ozon menjadi homogen. Ozon berfungsi sebagai bahan
pensteril untuk mematikan mikroorganisme yang dapat
membahayakan kesehatan konsumen.
Proses produksi dapat diartikan suatu proses yang
berniat mentransformasikan berbagai masukan yang
diperlukan dengan harapan bisa menjadi produk yang
memenuhi persyaratan kualitas dan kuantitas yang telah
direncanakan dan dapat memuaskan pelanggan yang
telah ditargetkan. Proses produksi akan tercapai dengan
lebih efisien bila hubungan antara kegiatan dan
prosesnya dikelola sebagai suatu sistem terpadu. Proses
tersebut mengubah nilai-nilai yang masuk pada
organisasi perusahaan (Ariani, 1999). Menurut Baroto
(2002), produksi adalah suatu proses pengubahan bahan
baku menjadi produk jadi. Proses produksi adalah
aktivitas bagaimana membuat produk jadi dari bahan
20
baku yang melibatkan mesin, energi, pengetahuan teknis,
dll. Proses produksi ini terdiri atas beberapa subproses
produksi, misalkan pengolahan bahan baku menjadi
komponen, perakitan komponen menjadi sub-assembly
dan proses perakitan sub-assembly menjadi produk jadi.
Hasil produk jadi bisa dilihat pada gambar 3.

Gambar 3. Produk Jadi

(sumber : Dokumentasi pribadi)

4.3. Analisis Parameter Uji Produksi Air Minum


Dalam Kemasan (AMDK)
Pada proses produksi, air baku akan diproses melalui
beberapa tahap filtrasi yang bertujuan untuk
menghilangkan bau dan kekeruhan serta melalui
prosessterilisasi (ozonisasi dan ultra violet).
Pengendalian mutu pada PT Tirta Inti Mandiri terbagi
menjadi tiga tahap yaitu pengendalian mutu bahan baku,
pengendalian mutu dalam proses, dan pengendalian

21
mutu produk jadi. Agar kualitas air tetap terjamin PT.
Tirta Inti Mandiri dilengkapi dengan laboratorium QC
(Quality control) yang cukup memenuhi syarat untuk
melakukan pengujian mutu air, dan secara berkala
dilakukan perbandingan dengan pengujian kembali
dilaboratorium yang sudah terakreditasi. Pengujian pada
laboratorium meliputi uji turbidity (kejernihan), uji TDS,
uji PH, dan uji ozon. Terdapat juga pengujian
organoleptik yang meliputi warna, rasa, dan bau.

4.3.1 Uji Turbidity (kejernihan)

Gambar 4. Turbidity meter


(sumber pribadi)
Turbidity meter merupakan alat pengujian kekeruan
dengan sifat optik akibat dispersi sinar dan dapat
dinyatakan sebagai perbandingan cahaya yang
dipantulkan terhadap cahaya yang datang. Intensitas
cahaya yang dipantulkan oleh suatu suspensi padatan
adalah fungsi konsentrasi jika kondisi-kondisi lainnya
konstan. Alat ini banyak digunakan dalam pengolahan

22
air bersih untuk memastikan bahwa air yang akan
digunakan memiliki kualitas yang baik dilihat dari
tingkat kekeruhanya. Alat yang digunakan dapat dilihat
pada gambar 3. Prosedur ini berlaku untuk mengontrol
kualitas produk bahan awal /produk yang dihasilkan oleh
PT. Tirta Inti Mandiri dan dilaksanakan oleh bagian
kualiti kontrol perusahaan.
4.3.2 Uji TDS (Total Dissolved Solids)

Gambar 5. TDS Meter


(sumber pribadi)
TDS (Total Dissolved Solids) atau ” Padatan
Terlarut ” mengacu pada setiap mineral, garam, logam,
kation atau anion yang terlarut dalam air. Material ini
mencakup apa pun yang ada dalam air selain molekul air
murni ( H20 ) dan limbah padat. Beberapa padatan
terlarut ( Dissolved solids) berasal dari material organik
seperti daun, lumpur, plankton, limbah industri dan
kotoran. Air juga dapat mengambil logam seperti timah
atau tembaga saat mereka melakukan perjalanan melalui
pipa yang digunakan untuk mendistribusikan air kepada
konsumen. Maka dari itu TDS Meter adalah suatu alat

23
yang digunakan untuk mengukur partikel yang ada pada
larutan air yang tidak dapat dilihat oleh mata telanjang.
Alat yang digunakan dapat dilihat pada gambar 4.

4.3.3 Uji Ozon

Gambar 6. Ozon Meter


(sumber pribadi)
Pengujian kadar ozon yang dilakukan di PT. Tirta Inti
Mandiri menggunakan alat Ozone Spectroquant. Ozon
merupakan zat desinfektan berfungsi sebagai zat aktif
untuk membunuh bakteri patogen dalam air. Ozon meter
dapat dilihat pada gambar 5. Berdasarkan Menteri
Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia
Nomor 705/MPP/Kep/11/2003 bahwa standar kadar
ozon paa tangki pencampur minimal 0,6 ppm dan kadar
residu ozon setelah pengisian berkisar antara 0,1 – 0,4
ppm.

24
4.3.4 Uji Kadar PH

Gambar 7. pH Meter
(sumber pribadi)
pH adalah derajat keasaman atau kebasaan suatu
larutan, menyatakan logaritma negative konsentrasi ion
H dengan bilangan pokok 10. Larutan netral mempunyai
pH 7, asam lebih kecil dari 7, basa lebih besar dari 7. Di
perairan yang tidak tercemar pH di kontrol oleh ion 𝐶𝑂2 ,
Carbonate dan Bicarbonate. Senyawa amonium yang
dapat terionisasi banyak ditemukan pada perairan yang
memiliki pH rendah. (Budiyono et al. 2013). Sehingga
peran pH pada air minum akan menentukan kualitas air
yang memiliki tingkat toksisitas pada senyawa kimia
yang rendah apabila tingkat kandungan pH yang tinggi,
namun dalam syarat air minum air mineral dan air
demineral yang diperbolehkan yaitu pH 5,0 – 8,5. Maka
dari itu pada produk AMDK perlu di uji kadar pH

25
dengan pH Meter. Alat yang digunakan untuk pengujian
pH meter dapat dilihat pada gambar 6.

4.3.5 Pengujian Sampel Air Minum


Pengujian sampel dilakukan pada saat produksi
air minum dalam kemasan. Pengujian dilakukaan saat
kegiatan produksi berlangsung yaitu pagi dan sore.
Parameter yang diuji meliputi kekeruhan, TDS, Ph, dan
ozon. Selain itu juga terdapat uji fisik dan organoleptik
yang meliputi warna, rasa, bau, dan tekanan. Berikut
hasil uji sampel yang dilakukan:
Tabel 3. Hasil Pengujian

Uji Laboratorium Uji Organoleptik

Turbidity TDS pH Ozon Tekanan Warna Rasa Bau

0,45 99 7,4 0,14 Tidak jernih normal Tidak


bocor bau

Dari hasil pengujian sampel yang ada pada tabel


3 sudah memenuhi stadar baku mutu yang ada pada SNI
tahun 2006 dan juga Permenkes tahun 2010. Pada
pengujian parameter turbidity (kekeruhan) bernilai 0,45
yang artinya layak dikonsumsi karena memenuhi standar
air minum yaitu 5. Pada parameter TDS menunjukkan
nilai 99, yang mana pada standar air minum yaitu 500.
Pada pengujian pH mendapat nilai 7,4 yang memenuhi
standar air minum yang nilainya 6,5 – 8,5. Pada uji ozon
mendapat nilai 0,14. Pada pengujian organoleptik sampel

26
juga memenuhi standat baku mutu dan layak di
konsumsi oleh masyarakat.

27
BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Pada proses produksi, air baku akan diproses melalui


beberapa tahap filtrasi yang bertujuan untuk menghilangkan bau
dan kekeruhan serta melalui prosessterilisasi (ozonisasi dan ultra
violet). Pengujian pada laboratorium meliputi uji
turbidity(kejernihan), uji TDS, uji pH dan uji ozon. Terdapat juga
pengujian organoleptik yang meliputi warna, rasa dan bau. Dari
pengujian yang sudah dilakukan, parameter turbidity (kekeruhan)
bernilai 0,45 yang artinya layak dikonsumsi karena memenuhi
standar air minum yaitu 5. Pada parameter TDS menunjukkan
nilai 99, yang mana pada standar air minum yaitu 500. Pada
pengujian pH mendapat nilai 7,4 yang memenuhi standar air
minum yang nilainya 6,5 – 8,5. Pada uji ozon mendapat nilai 0,14.
nilai yang dihasilkan sudah memenuhi standar kualitas air minum
dan memenuhi stadar baku mutu yang ada pada SNI tahun 2006
dan juga Permenkes tahun 2010.

5.2. Saran

Dalam melakukan pengujian air minum sebaiknya penguji


dalam kondisi yang aseptis dan perlu hati-hati. Selain itu
penggunaan APD dan memahami prosedur sangat disarankan agar
tidak terjadi kesalahan saat menganalisa produk

28
DAFTAR PUSTAKA
Budiono, S. 2013. Teknik Pengolahan Air. Yogyakarta : Graha
Ilmu.

Byna, S., Krisdiantoro, dan H.S. Nur. 2009. Kajian kualitas air
sungai yang melewati Kecamatan Gambut dan Aluh aluh
Kalimantan Selatan. BIOSCIENTAE 6(1):40-50.
Fauziah, A., 2011, Efektivitas Saringan Pasir dalam Menurunkan
Kadar Mangan (Mn) pada Air Sumur dengan
Penambahan Kalium Permanganat (KMnO4), Fakultas
Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatra Utara,
Medan.
Mandasari, R., 2010, Analisis Kadar Besi (Fe) dalam Air Minum
Kemasan dengan Menggunakan Metode Spektofotometri
Serapan Atom, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Sumatra Utara, Medan.
Notoatmodjo, S., Metodologi Penelitian Kesehatan,. PT. Rineka
Cipta, Jakarta,1993.

Peraturan Menteri Kesehatan. 2010, Persyaratan Kualitas Air


Minum, No.492,Menteri Kesehatan Republik Indonesia,
Jakarta.Rahayu, A. 2010, Deteksi Adanya Bakteri pada
Air Minum Kemasan Galon, Fakultas Kedokteran,
Universitas Wijaya Kusuma, Surabaya.

Pratiwi, A.W. 2007. Kualitas Bakteriologis Air Minum Isi Ulang


di Wilayah Kota Bogor. Jurnal Kesehatan Masyarakat
Nasional 2(2):120-131.
Standard Nasional Indonesia. 2006, Air Minum Dalam Kemasan,
Badan Standardisasi Nasional, Jakarta.
29
Susanti, W. 2010, Analisa Kadar Ion Besi, Kadmium dan Kalsium
dalam Air Minum Kemasan Galon dan Air Minum
Kemasan Galon Isi Ulang dengan Metode
Spektofotometri Serapan Atom, Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sumatra Utara,
Medan..
Sutrisno, T. C. dan Suci, A. Teknologi Penyediaan Air Bersih.
Penerbit Reneka Cipta, Jakarta, 1997.

Willy Sidharta, 2007, “Mengolah Air Jadi Duit,”


http://www.sinarharapanonline.com, diakses tanggal 16
September 2008.

30
LAMPIRAN
Foto kegiatan PKL

Gambar Keterangan
Tempat proses produksi
air minum dalam
kemasan (AMDK).

Laboratorium pengujian
sampel air minum yang
sudah di produksi.

31
Kegiatan audit.
Pengecekan sumber air,
ruang produksi, proses
produksi air minum.

Foto Bersama
pembimbing PKL.

32

Anda mungkin juga menyukai