Anda di halaman 1dari 53

PROPOSAL TUGAS AKHIR

PERANCANGAN ULANG ALAT PEMBERSIH GALON

MENGGUNAKAN METODE QFD UNTUK MENINGKATKAN EFISIEN

DAN EFEKTIFITAS PADA DEPO PENGISIAN AIR MINUM RO

RAJAWALI

Laporan Tugas1Akhir ini Disusun1Guna Memenuhi1Persyaratan

Untuk Mencapai Derajat Sarjana S-1

Oleh :

Rizqi Ramadhan

E12.2015.0086

PROGRAM STUDI1TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS1TEKNIK

UNIVERSITAS1DIAN1NUSWANTORO

SEMARANG

2020
HALAMAN PENGESAHAN

Proposal Tugas Akhir dengan judul:

“Perancangan Ulang Alat Pembersih Galon Menggunakan Metode QFD

Untuk Meningkatkan Efisien Dan Efektifitas Pada Depo Pengisian Air

Minum RO Rajawali”

Tugas Akhir ini telah diterima dan disahkan sebagai salah satu syarat untuk

menyelesaikan Studi S-1 untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Program Studi

Teknik Industri Fakultas Teknik Industri Universitas Dian Nuswantoro Semarang

Hari : Selasa

Tanggal : 15 September 2020

Disusun oleh

Nama : Rizqi Ramadhan

NIM : E12.2015.00886

Program Studi/Fakultas : Teknik Industri/Teknik

Mengesahkan :
Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Ir Rudi Tjahyono Jazuli S.T., M.Eng


NPP. 0686.11.2012.467 NPP.0686.11.2010.348

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN PENGESAHAN ii

DAFTAR ISI iii

DAFTAR GAMBAR iv

DAFTAR TABEL v

DAFTAR RUMUS vi

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang 1

1.2. Rumusan Masalah 6

1.3. Tujuan Penelitian 6

1.4. Batasan Masalah 6

1.5. Manfaat Penelitian 7

1.6. Penelitian Terdahulu 7

1.7. Sistematika Penulisan Tugas Akhir 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10

2.1. Definisi Produk 10

2.2. Prancangan dan Pengembangan Produk 11

2.3. Metode Quality Function Deployment 12

2.4. House Of Quality 17

2.5. Ergonomi 17

iii
2.5.1. Tujuan dan Peranan Ergonomi 18

2.5.2. Prinsip Ergonomi 20

2.6. Antropometri 20

2.6.1. Perhitungan Data Antropometri 21

2.6.2. Presentil 23

2.7. Teknik Pengambilan Sampel 24

2.8. Pengujian Data 25

2.9. Efektivitas dan Efisiensi 28

BAB III METODE PENELITIAN 29

3.1. Objek Penelitian 29

3.2. Tahap Penelitian 29

3.3. Alur Penelitian 29

3.4. Studi Pendahuluan 31

3.5. Perumusan Masalah 32

3.6. Studi Literatur 32

3.7. Jenis Sumber Data 33

3.7.1. Data Primer 33

3.7.2. Data Sekunder 33

3.8. Pengumpulan Data Awal 34

3.9. Pengolahan Data Antropometri 36

3.10. Pengolahan Data Menggunakan Quality Function Deployment (QFD)

37

3.11. Penyusun House of Quality pada QFD 40

iv
3.12. Perancangan Alat 40

3.13. Analisis Hasil Implementasi Alat 41

3.14. Kesimpulan dan Saran 41

DAFTAR PUSTAKA 42

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Proses Pembersihan Bagian Dalam Galon Secara Manual......................

Gambar 1.2 Proses Pembersihan Bagian Dalam Galon Menggunakan Alat...............

Gambar 2.1 House of Quality......................................................................................

17

Gambar 2.2 Grafik Distribusi Normal.........................................................................

22

Gambar 3.1 Alur Penelitian.........................................................................................

30

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Perhitungan Langkah-Langkah Proses Pengisian Air..................................

Tabel 1.2 Perbedaan Penelitian Terdahulu dengan Penelitian Saat Ini........................

Tabel 1.3 Perbedaan Penelitian Terdahulu dengan Penelitian saat ini ........................

Tabel 2.1 Macam Persentil dan Cara Hitungnya ........................................................

24

Tabel 3.1 Daftar Pertanyaan 34

vii
DAFTAR RUMUS

Rumus 2.1 Rata-Rata...................................................................................................

23

Rumus 2.2 Standar Deviasi Sampel.............................................................................

23

Rumus 2.3 Rumus Slovin.............................................................................................

25

Rumus 2.4 Rumus Uji Kecukupan Data......................................................................

27

Rumus 3.3 Precentile...................................................................................................

37

viii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pada saat ini AMDK adalah salah satu menjadi salah satu alternatif

yang diminati oleh masyarakat Indonesia khususnya warga sekitar perkotaan,

guna memenuhi kebutuhan air minum bersih secara praktis. Selain

mengonsumsi air minum dalam kemasan (AMDK), masyarakat mendapat

pilihan beragam seiring meningkatnya depo pengisian air minum. Yang dimana

harga yang ditawarkan lebih ekonomis di banding AMDK. Salah satunya depo

pengisian air minum RO Rajawali yang berlokasi di Jl. Rajawali 4 No. 01

Perumahan PWS Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, Banten. Awal mula depo

pengisian air minum RO Rajawali berdiri pada tahun 2010.

Depo pengisian air minum RO Rajawali memiliki lingkup penjualan

di kawasan perumahan Tigaraksa di Kabupaten Tangerang. Tingginnya

kebutuhan air di wilayah tersebut dapat dilihat dari total penjualan perbulan di

depo pengisian air minum RO Rajawali ini mencapai 8.100 galon, yang dimana

perharinya 270 setiap pengisian satu galon seharga Rp 6.000,-. Sehingga omset

rata-rata minimal depo pengisian air minum RO Rajawali sebesar Rp

48.600.000,- per bulan. Namun, di musim kemarau penjualan air meningkat

40%.

Berdasarkan tingginya kebutuhan air di wilayah tersebut, maka dapat

disimpulkan bahwa depo pengisian air minum RO Rajawali memiliki potensi

untuk meningkatkan penjualan di wilayah tersebut. Namun permasalahan yang

1
2

di alami depo air minum RO Rajawali ini yaitu terdapat 2 tahapan proses yang

membutuhkan waktu yang cukup lama, yaitu pada proses pembersihan dalam

dan luar bagian galon.

Berikut ini adalah waktu rill alur proses pengisian air minum RO

Rajawali :

Tabel 1.1 Perhitungan Langkah – Langkah Proses Pengisian Air

No Stasiun Kerja Waktu Proses (menit)


1 Pencabutan Tutup Galon 23
2 Pembersihan Permukaan Luar Galon 195
3 Pembersihan Bagian Dalam Galon 290
4 Pengisian Galon 780
5 Pemberian Tutup Galon 30
Total 1318
Sumber: Depo Pengisian Air Minum RO Rajawali, 2020

Pada proses pembersihan permukaan luar galon membutuhkan waktu

sebesar 195 menit (3,25 jam). Waktu yang digunakan untuk proses

pembersihan luar galon tidak bisa dipersingkat, karena proses ini sudah

menggunakan alat bantu manual yaitu sikat pembersih. Sedangkan pada

pembersihan bagian dalam galon tidak adanya teknologi yang digunakan pada

proses ini menjadi faktor utama dari lamanya waktu yang dibutuhkan. Proses

pembersihan bagian dalam galon membutuhkan waktu 290 menit (4,84 jam)

untuk setiap pembersihan bagian dalam galon.

Depo pengisian air minum RO Rajawali memiliki 2 karyawan. Pada

pengisian air di RO Rajawali memiliki langkah – langkah proses pengisian air

yang dimana proses pertama pencabutan tutup galon, lalu pembersihan luar

permukaan galon, lalu pembersihan galon pada bagian dalam guna

menghilangkan lumut pada galon, pengisian air, pemberian tutup galon. Pada
3

proses pembersihan dalam galon dapat dilihat seberapa banyak lumut yang ada

di dalam galon, jadi apabila dalam sehari terdapat 25% galon yang berlumut

maka akan dibersihkan menggunakan alat pembersih galon yang sudah ada

maupun dibersihkan manual dengan sikat. Biasanya dari 70 galon ada 40 galon

yang dibersihkan dengan mesin dan sisanya 30 galon dibersihkan secara

manual dengan sikat. Banyak atau sedikitnya jumlah lumut di dalam galon

tersebut dapat di ukur dengan ketebalan dan kesusahan saat membersihkan

lumut pada sela-sela galon tersebut, karena lumut yang susah dibersihkan

biasanya disikat menggunakan alat manual tetapi jika lumut mudah dibersihkan

biasanya menggunakan mesin yang terdapat di RO Rajawali. Namun

membersihkan galon dengan sikat terbilang tidak efektif karena membutuhkan

waktu lebih lama dibandingkan membersihkan galon dengan mesin menjadikan

pekerjaan lebih efisien. Membersihkan lumut pada bagian dalam galon sangat

berpengaruh pada air minum tersebut. Apabila bagian dalam galon tidak bersih,

kotor dan banyak lumut, maka akan berpengaruh pada kualitas air minum yang

di konsumsi.
4

Gambar 1.1 Proses Pembersihan Bagian Dalam Galon Secara Manual


Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2020

Gambar 1.2 Proses Pembersihan Bagian Dalam Galon Menggunakan Alat


Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2020
5

Karena terdapat proses yang masih manual dan memakan waktu yang

cukup membuat antrian pada saat pengisian air minum pada RO Rajawali,

maka solusinya adalah perancangan ulang alat pembersih galon guna

menggantikan proses manual pada proses pembersihan permukaan luar galon

dan bagian dalam galon.

Pendekatan yang dapat digunakan untuk perancangan ulang alat

pembersih galon yang ergonomis dilakuakan dengan pendekatan

anthropometri. Sedangkan untuk mengetahui dan menampung segala

kebutuhan konsumen menggunakan metode Quality Function Deployment

(QFD). Sehingga diperoleh dimensi perancangan yang sesuai dengan

kebutuhan penggunapnya. Suma’mur (1992) menyatakan bahwa penerapan

ergonomi ke dalam sistem kerja telah terbukti mampu meningkatkan efisiensi

dan efektivitas, keselamatan dan kenyamanan kerja.

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah tertulis di atas, dapat

disimpulkan bahwa Depo Pengisian Air Minum RO Rajawali membutuhkan

pengembangan teknologi tepat guna pengganti proses manual pada

pembersihan permukaan luar galon dan dalam galon yang dapat secara cepat

dan mengurangi antrian pada saat pengisian galon, oleh karena itu saya akan

melakukan perancangan ulang alat pembesih galon sebagai keunggulan

utamanya yaitu proses pembersihan permukaan luar galon dan dalam galon

dijadikan satu agar mempersingkat waktu dan mempercepat proses kerja, daya

umur alat yang tahan lama, perawatan alat sangat mudah dengan judul

“Perancangan Ulang Alat Pembersih Galon Menggunakan Metode QFD


6

untuk Meningkatkan Efisien dan Efektifitas pada Depo Pengisian Air

Minum RO Rajawali”. Sehingga diharapkan terjadi peningkatan efektifitas

dan efisiensi pada pembersihan galon, sehingga dapat memperluas pasar dan

meningkatkan daya saing Depo pengisian air tersebut.

1.2. Perumusan Masalah

Berikut adalah rumusan masalah yang dikaji dalam penelitian ini :

1. Identifikasi kebutuhan alat pembersih galon yang efektif, dan efisien,

serta sesuai dengan keinginan pekerja di Depo Pengisian Air Minum RO

Rajawali.

2. Rancangan alat pembersih galon menggunakan metode QFD untuk

meningkatkan efisien dan efektivitas di Depo Pengisian Air Minum RO

Rajawali.

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini memahami kebutuhan yang spesifik dari alat

pembersih galon yang sesuai dengan yang diinginkan oleh pekerja pada proses

pembersihan galon.

Untuk menghasilkan suatu alat untuk membersihkan galon yang

efektif dan efisien pada Depo Pengisian Air Minum RO Rajawali dengan

metode QFD.

1.4. Batasan Masalah

1. Penelitian ini dilaksanakan di Depo Pengisian Air Minum RO Rajawali.

2. Alat yang dirancang digunakan untuk usaha home industri.

3. Tidak membahas kelistrikan secara detail.


7

4. Tidak menghitungkan beban kerangka alat.

5. Sambungan las dianggap aman

6. Getaran yang timbul pada saat alat dijalankan tidak diperhitungkan.

1.5. Manfaat Penelitian

1. Bagi Penulis

Menambah wawasan dan pengetahuan dalam merancang ulang alat

pembersih galon dengan menggunakan metode QFD.

2. Bagi Akademik

Tugas akhir ini diharapkan dapat menjadi referensi dan bahan analisis

untuk perancangan ulang alat sehingga tema yang dapat dikembangkan

kembali pada masa yang akan datang.

3. Bagi Depo

Diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan Depo

pengisian air untuk memperbaiki sistem produksi yang saat ini telah

diterapkan agar proses produksi lebih efektif, efisien, dan mampu

meningkatkan hasil kualitas yang baik dari produksi.

4. Bagi Masyarakat

Diharapkan dapat menjadi referensi untuk metode perancangan produk

agar produk yang dihasilkan benar-benar dapat sesuai.

1.6. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang menggunakan metode QFD atau

penelitian-penelitian yang menghasilkan rancangan alat :

Tabel 1.2 Perbedaan Penelitian Terdahulu dengan Penelitian Saat Ini

No Peneliti, Tahun Metode Hasil Penelitian


8

1 K.Rihendra Dantes Metode QFD Pengembangan produk ini


(2013) dilakukan dengan menggunakan
metode QFD (Quality Function
Deployment) yaitu suatu metode
yang tersruktur di dalam
pengembangan produk yang
memungkinkan tim pengembangan
produk yang memungkinkan tim
pengembangan produk untuk
menetapkan dengan jelas semua
keinginan dan kebutuhan konsumen.
2 Bayu Chrisdiyanto Metode QFD Hasil yang diperoleh perancangan
(2014) dari desain meja berdasarkan
customer needs adalah pada produk
meja dalam pengembalian material
berupa kayu jati. Dalam
perancangannya pun bisa dilipat dan
diatur sesuai posisi tubuh kita.
3 Agung (2010) Metode QFD Perancangan Casing Seeds Growth
Device mempunyai bentuk casing
kotak dengan kombinasi biru-
oranye, handel bentuk T, alas
peletakan bibit rata, penyangga
casing berbentuk silinder dilengkapi
penjepit pada alas peletakan
bibitnya.
4 Hastomo (2009) Metode QFD Untuk menghasilkan rancangan alat
pemotong kerupuk rambak yang
ergonomis dan mampu untuk
meningkatkan produktivitas kinerja
alat.

5 Evan Jaelani (2012) Metode QFD Merencanakan dan


mengembangkan produk dengan
metode QFD.

Sumber: Data yang Diolah, 2020

1.7. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan dalam penelitian, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN
9

Pada Bab Pendahuluan berisi latar belakang, rumusan

masalah, tujuan, batasan masalah, manfaat, penelitian

terdahulu serta sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab Tinjauan Pustaka berisi uraian teori yang berkaitan

dengan penelitian yang akan dilakukan, definisi desain

produk, serta istilah-istilah yang digunakan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab Metodologi Penelitian berisi obyek penelitian, metode

dan analisis, prosedur pengumpulan data, metode analisis,

dan rencana pelaksaan penelitian.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab Hasil Penelitian dan Pembahasan berisi kumpulan data

yang diolah untuk analisis data guna mendapatkan

penyelesaian dan desain yang dirancang.

BAB V PENUTUP

Bab Penutup berisi kesimpulan dan saran yang bermanfaat

bagi seluruh pihak yang bersangkutan dan masyarakat.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Produk

Kata desain sering diartikan sebagai sebuah perancangan, rencana atau

gagasan. Kata “Desain” yang sebenarnya merupakan kata baru yang

merupakan peng-Indonesia-an dari kata design (bahasa Inggris) tetap

dipertahankan. Disamping itu desain dapat tumbuh menjadi desain yang sehat

apabila masyarakat dapat menerima suatu desain secara kritis.

Desain bukan hanya menjadi satu disiplin ilmu, namun milik semua

disiplin ilmu. Desain produk adalah suatu bidang keahlian desain yang

mempelajari dan merencanakan benda pakai, yang diproduksikan secara

industri. Dalam marketing mix produk merupakan aspek penting, produk juga

merupakan salah satu variabel penentu dalam suatu usaha. Dalam persaingan di

dunia bisnis suatu produk harus memiliki keunikannya sendiri, produk suatu

perusahaan harus memiliki keunggulan dan kelebihan disbanding produk

pesaing yang sejenis.

2.2 Perancangan Dan Pengembangan Produk

Pengembangan produk dapat berupa desain baru yang pada intinya

sama dengan yang lama akan tetapi lebih bermutu. Mengembangkan desain

dapat juga berupa proses berturut-turut yang berdasarkan pada suatu informasi.

Mengembangkan suatu produk dilakukan melewati beberapa tahap seperti

analisa, penyaringan, dan mengembangkan nilai komersialisasi. Desain baru

10
11

dapat berupa rancangan produk baru yang belum pernah ada yang diminta

konsumen, yang dimaksudkan disini merupakan gagasan yang baru dan sangat

penting dikembangkan dalam produk. Desain/rancangan merupakan dimensi

yang unik, dimensi tersebut menawarkan aspek emosional untuk

mempengaruhi kepuasan pelanggan. Menurut (Kotler & Amstrong, 2001),

berpendapat bahwasannya sebuah rancangan merupakan pengerjaan secara

total bagian dari suatu produk yang mampu berpengaruh pada penampilan serta

fungsi tertentu dan diinginkan konsumen. Berikut beberapa ukuran dalam

perancangan yang didefiniskan (Kotler & Amstrong, 2001) :

a. Gaya (style), pengambaran tampilan sebuah produk.

b. Daya Tahan (durability), pengembanganusia pengoperasian suatu produk

di situasi normal/berat adalah aspek bernilai dala sebuah bagian produk.

c. Kehandalan ( reliability), adalah skala peluang suatu varang untuk tidak

mengalami kerusakan/kegagalan operasi dijangka waktu tertentu.

d. Mudah Diperbaiki ( reparability), ukuran kemudahan perbaikan barang

dalam keadaan rusak/dalam kendala.

Desain produk industri merupakan bidang profesi/ilmu yang

mempelajari tentang bagaimana menentukan desain suatu barang dari sebuah

industri, membuat karakter produk supaya serasi pada pengguna serta serasi

pada kapasitas produksi dalam sebuah manufaktur. Pengembangan produk

adalah serangkaian tahapan mulai dari perencanaan hingga diakhiri dengan

tahap produksi dan mengacu pada kebutuhan pasar tetapi juga dapat

didefinisikan sebagai pengembangan produk baru dari kebutuhan masyarakat


12

yang dapat membantu kegiatan dalam kegiatan manusia. Perancangan dan

pengembangan produk secara garis besar merupakan serangkaian tahapan

mulai dari analisis peluang hingga berakhir pada tahap produksi, penjualan dan

pengeiriman. Mengembangkan sebuah barang dapat ditinjau melalui macam-

macam aspek yaitu kualitas, biaya, waktu, kapabilitas, dan pengembangan.

5 tahapan menurut (Ulrich et al., 2001) dalam mengembangkan dan

melakukan perancangan barang yang disebutkan dalam bukunya “Perancangan

dan Pengembangan Produk” yakni proses perencanaan, pengembangan

konsep,perancangan tingkat system, perancangan rinci, pengujian dan

perbaikan dan peluncuran produk.

2.3 Quality Function Deployment

Quality Function Deployment (QFD) merupakan suatu metode yang

digunakan untuk menentukan prioritas kebutuhan dan keinginan konsumen

serta mengelompokannya. QFD dapat digunakan baik pada perusahaan yang

menawarkan produk ataupun jasa bagi konsumen. (Ahmad, 2015)

Berikut ini beberapa definisi QFD :

a. QFD adalah metodologi terstruktur yang digunakan dalam

proses perencanaan dan pengembangan produk untuk menetapkan

spesifikasi kebutuhan dan keinginan konsumen serta mengevaluasi

secara sistematis kapabilitas suatu produk atau jasa dalam memenuhi

kebutuhan dan keinginan konsumen (Cohen, 1995)

b. QFD adalah suatu metodologi untuk menterjemahkan kebutuhan

dan keinginan konsumen kedalam suatu rancangan produk yang


13

memiliki persyaratan teknis dan karakteristik kualitas tertentu (Akao,

1990).

c. QFD adalah sebuah sistem pengembangan produk yang dimulai

dari merancang produk, proses manufaktur, sampai produk tersebut

ke tangan konsumen, dimana pengembangan produk berdasarkan

keinginan konsumen (Djati, 2003).

Berdasarkan beberapa definisi diatas, QFD merupakan metode yang

digunakan untuk mengetahui keinginan konsumen dengan mengumpulkan

customer voices dan customer needs. Kedua hal tersebut kemudidiklasifikasi

dan diurutkan berdasarkan prioritas. Proses QFD dapat melibatkan satu atau

lebih matriks.Matriks pertama dalam QFD disebut juga dengan House of

Quality (HOQ). Matiks tersebut terdiri dari beberapa sub- matriks yang

bergabung dengan beberapa cara, masing- masing memiliki informasi yang

saling berhubungan antar satu dengan yang lain.

Penggunaan QFD akan sangat membantu dalam proses perancangan

produk untuk memperoleh produk yang kompetitif dengan menciptakan

produk yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen. Bukan hanya

menciptakan produk sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen, tapi

melibatkan konsumen sebagai sumber inspirasi dalam perancangan dan

perencanaan desain produk. QFD bertujuan untuk memenuhi sebanyak

mungkin kebutuhan dan keinginan konsumen, bahkan berusaha melampaui

harapan dan keiginan tersebut dengan merancang dan menciptakan produk


14

baru yang dapat bersaing dengan produk lain. QFD berguna untuk untuk

memastikan bahwa suatu perusahaan sebelum perancangan dilakukan.

Urutan langkah dalam membangun QFD adalah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi kebutuhan konsumen

Kebutuhan konsumen dapat diperoleh dari voice of customer yang

dikumpulkan. Kebutuhan ini diungkapkan dalam bentuk pernyataan

dari wawancara, kemudian diterjemahkan menjadi kebutuhan

konsumen yang disusun berdasarkan tingkatan yang diinginkan dan

dibutuhkan.

2. Membuat matriks perencanaan (Planning Matrix)

a. Tingkat kepentingan konsumen (Importance to Customer

Penentuan tingkat kepentingan konsumen digunakan untuk

mengetahui sejauh mana konsumen memberikan penilaian atau

harapan dari kebutuhan konsumen yang ada.

b. Pengukuran tingkat kepuasan konsumen terhadap produk

Pengukuran tingkat kepuasan konsumen terhadap produk

dimaksudkan untuk mengukur bagaimana tingkat kepuasan

konsumen setelah pemakaian produk yang akan dianalisa.

Dihitung dengan rumus:


15

c. Nilai target (Goal)

Nilai target ini ditentukan oleh pihak perusahaan untuk

mewujudkan tingkat kepuasan yang diinginkan oleh konsumen.

d. Rasio Perbaikan (Improvement Ratio)

Rasio perbaikan merupakan perbandingan antara nilai yang

diharapkan pihak perusahaan dengan tingkat kepuasan

konsumen terhadap suatu produk. Dihitung dengan rumus:

e. Titik Jual (Sales Point)

Titik jual adalah kontribusi suatu kebutuhan konsumen terhadap

daya jual produk. Untuk penilaian terhadap titik jual terdiri dari

1 = Tidak ada titik jual

1.2 = Titik jual menengah

1.5 = Titik jual kuat

f. Raw Weight

Raw weight merupakan nilai keseluruhan dari data-data yang

dimasukkan dalam Planning Matriks tiap kebutuhan konsumen

untuk proses perbaikan selanjutnya dalam upaya pengembangan

produk. Dihitung dengan rumus:


16

g. Normalized Raw Weight

Merupakan nilai dari Raw weight yang dibuat dalam skala 0-1

atau dibuat dalam bentuk persentase. Dihitung dengan rumus:

3. Penyusunan kepentingan teknik

Pada tahap ini perusahaan mengidentifikasi kebutuhan teknik yang

sesuai dengan kebutuhan konsumen.

4. Menentukan hubungan kebutuhan konsumen dengan Kepentingan

Teknik Penentuan ini menunjukkan hubungan (relationship

matrix) antara setiap kebutuhan konsumen dan kepentingan teknik.

5. Penentuan prioritas

Penentuan ini menunjukkan prioritas yang akan dikembangkan

lebih dulu berdasarkan kepentingan teknik.

Penggunaan metode QFD dalam perancangan dan

pengembangan produk akan sangat membantu, karena akan meningkatkan

nilai kompetitif bagi produk tersebut dengan produk perusahaan lain.

Beberapa manfaat QFD dalam proses perancangan produk adalah (Dale,

1994):

1. Meningkatkan kehandalan produk.

2. Meningkatkan kualitas produk.

3. Meningkatkan kepuasan konsumen.

4. Memperpendek time to market.


17

5. Mereduksi/mengurangi biaya desain produk.

6. Meningkatkan komunikasi antara perusahaan dan konsumen.

7. Meningkatkan produktivitas.

8. Meningkatkan keuntungan perusahaan

2.4 House Of Quality

Dalam aplikasinya, metodologi QFD ditampilkan dalam sebuah

matrik yang disebut House of Quality. Disebut sebagai “rumah” karena bentuk

tabelnya yang mirip dengan sebuah rumah yang memiliki tubuh dan atap. HOQ

berguna untuk mengidentifikasi kebutuhan konsumen. HOQ mempunyai

beberapa bagian yang dapat dilihat pada Gambar 2.3 berikut (Cohen,1995).

Gambar 2. 1 House of Quality

(Sumber: Quality Function Deployment, Cohen 1995)


18

2.5 Ergonomi

Ergonomi berasal dari bahasa Latin yaitu ergon (kerja) dan nomos

(hukum alam), maka secara singkat ergonomi dapat diartikan sebagai suatu

aturan atau norma dalam sistem kerja. Ergonomi adalah ilmu, seni, dan

penerapan teknologi untuk menyerasikan atau menyeimbangkan antara segala

fasilitas yang digunakan baik dalam beraktivitas maupun istirahat dengan

kampuan dan keterbatasan manusia baik fisik maupun mental sehingga

kualitas hidup secara keseluruhan menjadi lebih baik (Tarwaka, Bakri, &

Sudiajeng, 2004).

Apabila ingin meningkatkan kemampuan manusia untuk melakukan

tugas, maka beberapa hal di sekitar lingkungan alam manusia seperti peralatan,

lingkungan fisik, posisi gerak (kerja) perlu direvisi atau dimodifikasi atau

redesain atau didesain disesuaikan dengan kemampuan dan keterbatasan

manusia. Dengan kemampuan tubuh yang meningkat secara optimal, maka

tugas kerja yang dapat diselesaikan juga akan meningkat. Sebaliknya, apabila

lingkungan alam sekitar termasuk peralatan yang tidak sesuai dengan

kemampuan alamiah tubuh manusia, maka akan boros penggunaan energi

dalam tubuh, cepat lelah, hasil tidak optimal bahkan mencelakakan.

2.5.1 Tujuan dan Peranan Ergonomi

Tujuan dari ergonomi ini adalah untuk menciptakan suatu

kombinasi yang paling serasi antara sub sistem peralatan kerja dengan

manusia sebagai tenaga kerja. Tujuan utama ergonomi ada empat

(Santoso, 2004; Notoatmodjo, 2003), yaitu:


19

1. Memaksimalkan efisiensi karyawan.

2. Memperbaiki kesehatan dan keselamatan kerja.

3. Menganjurkan agar bekerja dengan aman, nyaman dan bersemangat.

4. Memaksimalkan bentuk kerja

Menurut Nurmianto (2004), peranan penerapan ergonomi antara lain:

a. Aktivitas rancang bangun (desain) ataupun rancang ulang (re-

desain). Hal ini dapat meliputi perangkat keras seperti misalnya

perkakas kerja (tools), bangku kerja (benches), platform, kursi,

pegangan alat kerja (workholders), sistem pengendali (controls), alat

peraga (displays), jalan/lorong (access ways), pintu (doors), jendela

(windows) dan lain-lain.

b. Desain pekerjaan pada suatu organisasi. Misalnya: penentuan jumlah

jam istirahat, pemilihan jadwal pergantian waktu kerja (shift kerja),

meningkatkan variasi pekerjaan dan lain-lain.

c. Meningkatkan faktor keselamatan dan kesehatan kerja. Misalnya:

desain suatu sistem kerja untuk mengurangi rasa nyeri dan ngilu

pada sistem kerangka dan otot manusia, desain stasiun kerja untuk

alat peraga visual (visual display unit station). Hal itu adalah untuk

mengurangi ketidaknyamanan visual dan postur kerja, desain suatu

perkakas kerja (handtools) untuk mengurangi kelelahan kerja, desain

suatu peletakan instrumen dan sistem pengendalian agar didapat

optimasi dalam proses transfer informasi dan lain-lain.


20

2.5.2 Prinsip Ergonomi

Memahami prinsip ergonomi mempermudah evaluasi tugas atau

pekerjaan, meskipun ilmu pengetahuan ergonomi mengalami kemajuan

dan teknologi yang dilakukan dalam pekerjaan tersebut terus berubah.

Prinsip ergonomi adalah pedoman dalam menerapkan ergonomi di tempat

kerja, dalam prinsip itu terdapat 12 prinsip yaitu (Macleod, 1999):

a. Bekerja dalam posisi atau postur normal

b. Mengurangi beban berlebihan

c. Menempatkan peralatan agar selalu dalam jangkauan

d. Bekerja sesuai dengan ketinggian dimensi tubuh

e. Mengurangi gerakan berlebihan dan berulang

f. Minimalisasi gerakan statis

g. Meminimalisasikan titik beban

h. Mencakup jarak ruang

i. Menciptakan ruang kerja yang nyaman (tidak bising, suhu

lingkungan normal, pencahayaan baik)

j. Melakukan gerakan, peregangan dan olahraga saat bekerja

k. Membuat display dan contoh mudah dimengerti

l. Mengurangi stres

2.6 Antropometri

Anthropometri berasal dari kata antropos dan metricos. Antropos

berarti manusia dan metricos berarti ukuran. Anthropometri adalah ukuran-

ukuran tubuh manusia secara alamiah baik dalam melakukan aktivitas statis
21

(ukuran sebenarnya) maupun dinamis (disesuaikan dengan pekerjaan)

(Wignjosoebroto, 2003). Anthropometri adalah ilmu yang berhubungan dengan

pengukuran dimensi dan karakteristik tubuh manusia lainnya seperti volume,

pusat gravitasi dan massa segmen tubuh manusia. Ukuran-ukuran tubuh

manusia sangat bervariasi, bergantung pada umur, jenis kelamin, ras, pekerjaan

dan periode dari masa ke masa. Pengukuran dimensi-dimensi tubuh manusia

merupakan bagian yang terpenting dari anthropometri karena akan menjadi

data dasar untuk mempersiapkan desain berbagai peralatan, mesin, proses dan

tempat kerja (Harrianto, 2008).

Dengan adanya data anthropometri, kita akan dapat mengetahui

ukuran yang presisi dan akurat untuk merancang suatu produk atau stasiun

kerja. Selain itu juga dapat mengetahui bagaimana desain yang tepat dan

ergonomis ketika akan dilakukan pembuatan sebuah produk.

2.6.1 Perhitungan Data Antropometri

Dalam suatu proses perancangan produk, sangat diperlukan

adanya data anthropometri dimana data tersebut menyediakan berbagai

macam data ukuran anggota tubuh manusia dalam persentil tertentu. Maka

dari itu diperlukan pengolahan data anthropometri sebagai berikut :

1. Tingkat ketelitian dan tingkat kepercayaan

2. Tingkat ketelitian menunjukan tingkat kesalahan atau kekeliruan

peneliti yang diakibatkan terjadinya kesalahan dalam pengambilan

sampel. Sedangkan tingkat kepercayaan menunjukan besarnya


22

kepercayaan peneliti terhadap data yang diperoleh memenuhi

syarat ketelitian dan dinyatakan dalam persen.

3. Uji kenormalan data

Gambar 2.2 Grafik Distribusi Normal

(Sumber : Wignjosoebroto, S, 2003)

Pengujian Normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data

hasil pengukuran berdistribusi normal atau tidak, sehingga nantinya

akan memudahkan dalam mengolah data.

4. Uji Keseragaman Data

Pengujian ini merupakan langkah statistik untuk mengetahui

tingkat keyakinan tertentu data yang diperoleh seluruhnya dalam

batas kontrol. Dengan menggunakan peta kontrol maka kita dapat

melihat data yang berada dalam batas atas (BKA) atau batas bawah

(BKB).

Berikut adalah perhitungan keseragaman data pada data

anthropometri:
23

a. Rata-rata (𝑥̅)

𝑥̅=
√ Σ xi
n

Rumus 2.1 Rata –Rata (𝑥̅)

Keterangan :

Xi = Jumlah Data

n = Banyaknya Pengamat

b. Standar Deviasi Sampel (s)

𝑠=
√ Σ ( xi−x )
n−1

Rumus 2.2 Standar Deviasi Sampel (s)

Keterangan :

Xi = Nilai data

𝑥 = Nilai Rata-rata data

c. Dengan tingkat kepercayaan K maka,

BKA (Batas Kontrol Atas) = 𝑥̅ + ks

BKB (Batas Kontrol Bawah) = 𝑥̅ - ks

2.6.2 Persentil

Dalam suatu proses perancangan produk, sangat diperlukan

adanya data anthropometri dimana data tersebut menyediakan berbagai

macam data ukuran anggota tubuh manusia dalam persentil tertentu.

Sebagian besar data anthropometri dinyatakan dalam bentuk persentil.

Persentil menunjukan suatu nilai prosentase tertentu dari orang yang


24

memiliki ukuran pada atau dibawah nilai tersebut. Nilai-nilai distribusi

persentil yang umum diaplikasikan dalam perhitungan data anthropometri

berikut.

Tabel 2.1 Macam Persentil dan Cara Hitungnya

Persentil Perhitungan
1 𝑥 − 2.325𝛼
2,5 𝑥 − 1.96𝛼
5 𝑥 − 1.645𝛼
10 𝑥 − 1.28𝛼
50 𝑥
90 𝑥 + 1.28𝛼
95 𝑥 + 1.645𝛼
97,5 𝑥 + 1.96𝛼
99 𝑥 + 2.325𝛼
(Sumber : Wignjosoebroto, 2003)

2.7 Teknik Pengambilan Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang karakteristiknya

hendak diteliti (Djarwanto, 1994). Sampel yang akan digunakan dari populasi

haruslah benar-benar dapat mewakili populasi yang diteliti. Ada hukum

statistika dalam menentukan jumlah sampel, yaitu semakin besar jumlah

sampel semakin menggambarkan keadaan populasi yang ada (Sukardi, 2004).

Pada penelitian yang dilakukan, metode pengambilan sampel

menggunakan non probability sampling. Pengambilan jumlah sampel dengan

menggunakan metode ini memiliki 6 teknik, dimana setiap teknik memiliki

cara identifikasi sampel yang berbeda-beda. Teknik yang digunakan dalam

penelitian ini adalah judgemental sampling atau yang disebut dengan purposive

sampling. Sugiyono (2010) menyatakan bahwa purposive sampling adalah

teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Teori lain


25

menyebutkan, pemilihan sekelompok subjek dalam purposive sampling

didasarkan atas ciri-ciri tertentu yang dipandang mempunyai sangkut paut yang

erat dengan populasi yang sudah diketahui (Margono, 2007). Dengan kata lain,

sampel yang dipilih disesuaikan dengan kriteria-kriteria tertentu yang

diterapkan berdasarkan tujuan penelitian.

Salah satu metode yang digunakan untuk menentukan jumlah sampel

adalah menggunakan rumus slovin, yaitu dengan rumus sebagai berikut :

n
n≥
1+ Ne2

Rumus 2.3 Rumus Slovin

Keterangan:

N = Jumlah populasi

e = Tingkat kesalahan

2.8 Pengujian Data

Penelitian Tugas Akhir ini mengolah data berupa hasil kuesioner

dalam metode Quality Function Deployment (QFD). Maka dari itu diperlukan

pengujian data yang diperoleh tersebut dengan ketentuan pengolahan data

sebagai berikut :

1. Tingkat ketelitian dan tingkat kepercayaan

Tingkat ketelitian menunjukan tingkat kesalahan atau kekeliruan peneliti

yang diakibatkan terjadinya kesalahan dalam pengambilan sampel.

Sedangkan tingkat kepercayaan menunjukan besarnya kepercayaan


26

peneliti terhadap data yang diperoleh memenuhi syarat ketelitian dan

dinyatakan dalam persen.

a. Bila tingkat kepercayaan 99%, maka nilai k = 2,58

b. Bila tingkat kepercayaan 95%, maka nilai k = 1,96

c. Bila tingkat kepercayaan 68%, maka nilai k = 1

2. Uji Keselarasan Data

Uji keselarasan kendall digunakan untuk mengetahui sejauh mana dua

himpunan peringkat-peringkat dan n individu selaras atau tidak. Uji

korelasi kendall termasuk statistik nonparametik yaitu tidak

mensyaratkan data harus berdistribusi normal. Korelasi rank kendall

adalah ukuran korelasi yang menuntut kedua variabel diukur sekurang-

kurangnya dalam skala ordinal. Sehingga obyek-obyek yang dipelajari

dapat di-ranking dalam digunakan untuk menganalisis sampel berukuran

lebih dari 10 dan dapat dikembangkan untuk mencari koefisien korelasi

parsial (khotimah, 2007).

Beberapa asumsi analisis korelasi rank kendall adalah sebagai berikut:

a. Ukuran koefisien korelasi adalah dari -1 sampai dengan 1.

b. Data terdiri dari sampel acak yang berpasangan (bivariate)

berukuran n, (Xi, Yi) dengan i = 1,2,3, ....,n.

c. Skala pengukuran yang digunakan sekurang-kurangnya ordinal.

Hipotesis yang diuji pada analisis rank kendall adalah sebagai

berikut;

H0 : tidak ada hubungan antara kedua variabel


27

H1 : ada hubungan antara kedua variabel

Dalam pengambilan keputusan dari uji kesalarasan data H 0 diterima

jika nilai probabilitas (Asymtotic Significance) > 0,05, sedangkan

jika nilai probabilitasnya < 0,05 maka H0 ditolak dan menerima H1.

3. Uji Kecukupan Data

Jumlah pengukuran yang diperlukan sangat berkaitan erat dengan tingkat

ketelitian dan tingkat keyakinan yang dikehendaki. Sedangkan data dan

jumlah pengukuran yang dipergunakan dalam uji kecukupan data

merupakan data dan jumlah dari pengukuran yang seragam. Dimana

langkah-langkah melakukan uji kecukupan data adalah sebagai berikut :


'
N =¿

Rumus 2.4 Rumus Uji Kecukupan Data

Dimana :

N’ = Jumlah pengamatan minimum

N = Jumlah pengamatan yang dilakukan

K = Tingkat kepercayaan

S = Tingkat ketelitian

Jika N’ < N, maka pengamatan yang dilakukan sudah dianggap cukup

dan dapat dilanjutkan dengan perhitungan berikutnya. Tetapi jika N’ > N,

maka dengan tingkat keyakinan dan ketelitian yang ditetapkan perlu

dilakukan pengamatan lagi sebanyak N’ dikurangi N.


28

2.9 Efektivitas dan Efisiensi

Efektivitas adalah pemanfaatan sumber daya, saran, dan prasarana

dalam jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkan sebelumnya untuk

menghasilkan sejumlah barang atas jasa kegiatan yang dijalankannya.

Efektivitas menunjukkan keberhasilan dari segi tercapai tidaknya sasaran yang

telah ditetapkan. Jika hasil kegiatan semakin mendekati sasaran, berarti makin

tinggi efektivitasnya (Siagian, 2001). Sedangkan menurut Schemerhorn (1986),

efektivitas adalah pencapaian target output yang diukur dengan cara

membandingkan output seharusnya (OA) dengan output realisasi atau

sesungguhnya (OS), jika (OA) > (OS) disebut efektif. Teori lain menyebutkan

bahwa efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target

(kuantitas, kualitas, dan waktu) telah tercapai. Dimana semakin besar

presentase target yang dicapai, makin tinggi efektivitasnya (Hidayat, 1986).

Indah Susantun (2000) menyatakan bahwa pengertian efisiensi dalam

produksi adalah perbandingan output dengan input berhubungan dengan

tercapainya output maksimum dengan sejumlah input, artinya apabila rasio

output/input besar maka efisiensi dikatakan tinggi. Efisiensi juga sering

dikaitkan dengan kinerja suatu organisasi karena efisiensi mencerminkan

perbandingan antara keluaran (output) dengan masukan (input) (Isnaini, 2015).

Jadi, dapat diartikan bahwa Efisiensi adalah ukuran tingkat penggunaan sumber

daya dalam suatu proses. Semakin hemat/sedikit penggunaan sumber daya,

maka prosesnya dikatakan semakin efisien. Proses yang efisien ditandai dengan

perbaikan proses sehingga menjadi lebih murah dan lebih cepat.


BAB III

METEDEOLOGI PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Penelitian perancangan ini dilaksanakan di Depo Pengisian Air

Minum RO Rajawali, Kabupaten Tangerang, Banten. Sehingga proses

pengukuran dan pengembalian data dilakukan secara objektif melalui

pendeketan survey menggunakan kuesioner atau angket, dilengkapi dengan

observasi secara langsung pada subjek dan objek penelitian. Penelitian

dilakukan dengan mengenalisis kebutuhan pengguna terhadap alat pencuci

galon menggunakan metode QFD yang dikonversikan menjadi alat, agar

menghasilkan rancangan alat yang dapat mencapai target efektivitas dan

efisiensi yang diharapkan.

3.2 Tahapan Penelitian

Dalam sebuah penelitian diperlukan metode yang tepat. Metode dan

tahapan penelitian yang tepat akan digunakan sebagai dasar pedoman dalam

melakukan penelitian. Tahan penelitian dimulai dari observasi awal,

identifikasi masalah dan tujuan penelitian, pengumpulan data, pengujian data,

pengelolah data, analisis hasil, pembuatan alat bantu perancangan alat

pencucian galon, implemantasi hasil hingga mendapatkan kesimpulan.

3.3 Alur Penelitian

29
30

Gambar 3.1 Alur Penelitian

Sumber : Olah Data, 2020


31

Pada tahapan awal, dilakukan identifikasi masalah pada subjek dan

objek penelitian yang sudah ditentukan yaitu DEPO PENGISIAN AIR

MINUM RO RAJAWALI, kemudian merumuskan masalah yang menjadi

fokus kajian, dan melakukan penyusunan tujuan penelitian. Dilanjutkan pada

tahap pengumpulan data, didapatkan dari kajian studi literatur dan riset

lapangan berupa kuesioner atau angket, serta pengumpulan data antropometri.

Seluruh data penelitian yang terkumpul diolah dengan metode Quality Funtion

Deployment (QFD).

Dilanjutkan dengan tahapan pengujian alat, untuk mengevaluasi hasil

rancangan alat apakah sudah memenuhi tingkat efektivitas dan efisiensi yang

dibutuhkan untuk menjadi solusi permasalahan yang ada. Tahapan analisis dan

kesimpulan, dilakukan analisis rancangan teknologi tepat guna pengganti

metode tradisional, serta evaluasi hasil implemantasi alat yang menghasilkan

kesimpulan dan saran pada akhir penelitian ini.

3.4 Studi Pendahuluan

Langkah awal dalam penelitian ini adalah pengamatan awal pada

subjek dan objek penelitian. Tahap ini dilakukan untuk mendapatkan informasi

awal terkait dengan permasalahan yang ada pada DEPO PENGISISAN AIR

MINUM RO RAJAWALI. Data awal yang didapatkan pada tahapan

observasi awal ini adalah waktu proses pencucian bagian dan dalam luar galon

dan serta data hasil kualitas dan kuantitas hasil pencucian galon dengan proses

manual. Hasil observasi awal ini berupa identifikasi permasalahan awal yang
32

ada, sebagai dasar acuan pencarian literatur dan refrensi-refrensi mengenai

permasalahan terkait untuk memberikan solusi perbaikan.

3.5 Perumusan Masalah dan Tujuan Penelitian

Tahap selanjutnya penelitian ini adalah perumusan masalah dan tujuan

penelitian. Permasalahan dirumuskan dari identifikasi awal permasalahan, hasil

observasi awal pada objek dan subjek penelitian. Hal ini dimaksudkan untuk

menentukan topik utama yang akan dibahas pada penelitian ini. Rumusan

masalah penelitian ini adalah rancangan alat pembersih galon berdasarkan hasil

identifikasi kebutuhan pengguna menggunakan metode Quality Function

Deployment (QFD).

Kemudian untuk persiapan tujuan penelitian digunakan sebagai acuan

hasil yang harus dicapai oleh penelitian ini. Tujuan dari penelitian ini untuk

menghasilkan rancangan ulang alat bantu pembersih galon untuk meningkatkan

efektifitas dan efisiensi DEPO PENGISIAN AIR MINUM RO RAJAWALI.

3.6 Studi Literatur

Tahapan ini berguna untuk menggali teori-teori yang berhubungan

dengan permasalahan yang dikaji pada penelitian ini, untuk digunakan sebagai

dasar dan acuan untuk menyusun landasan teori. Beberapa konsep yang harus

dipahami dalam penelitian ini yaitu mengenai desain produk dan perancangan,

serta metode yang digunakan yaitu metode Quality Function Deployment

(QFD). Seluruh pustaka yang didapatkan pada penelitian ini bersumber dari

buku-buku refrensi, jurnal nasional, serta informasi internet.


33

3.7 Jenis Sumber Data

Penelitian dapat dipertanggung jawabkan apabila penelitian memiliki

jenis data dan sumber data yang lengkap dan sesuai, agar hasil dan kesimpulan

dari penelitian yang dilakukan memiliki manfaat secara nyata. Berikut ini

merupakan data-data yang akan digunakan :

3.7.1 Data Primer

Merupakan data yang diperoleh secara langsung dari objek penelitian

pada DEPO PENGISIAN AIR MINUM RO RAJAWALI. Berikut

merupakan data-data yang diperlukan, yaitu :

1. Data waktu proses produksi pada stasiun kerja pencucian galon.

2. Data hasil output proses pencucian bagian dalam dan luar galon.

3. Customer voices dari hasil wawancara. Wawancara dilakukan pada

pekerja dari DEPO PENGISIAN AIR MINUM RO RAJAWALI.

Data yang diperlukan ada sebagai berikut :

a. Kondisi proses pencucian saat ini.

b. Keluhan pekerja terhadap proses pengirisan saat ini.

c. Kebutuhan pekerja terhadap alat pencucian.

3.7.2 Data Sekunder

Data sekunder digunakan sebagai referensi dalam penelitian yaitu

berupa :

1. Jurnal dari dalam ataupun luar negeri.

2. Buku-buku pustaka.
34

3.8 Pengumpulan Data Awal

Dalam penelitian ini, akan memberikan beberapa pertanyssn secara

tertulis kepada para responden dalam bentuk kuesioner dengan tujuan untuk

mengetahui keinginan dan kebutuhan di DEPO PENGISIAN AIR MINUM RO

RAJAWALI mengenai alat pencuci galon yang saat ini digunakan.

1. Data kuesioner Tingkat Kepuasan

Kuesoner tingkat kepuasan digunakan untuk mengetahui tingkat

kepentingan dan tingkat kepuasan mengenai alat pencuci galon pada DEPO

PENGISIAN AIR MINUM RO RAJAWALI. Kuesioner merupakan

sejumlah pertanyaan tertulis yang dipergunakan untuk memperoleh

informasi dari responden. Tujuan pembuatan kuesioner adalah untuk

memperoleh informasi yang sesuai dengan tujuan survvei. Kuesioner ini

berisikan tentang data tingkat kepentingan yang diperlukan untuk

perancangan alat pencuci galon. Daftar pertanyaan kuesioner adalah seperti

pada Tabel 3.1 sebagai berikut:

Tabel 3.1 Daftar Pertanyaan


Variabe
Atribut Pertanyaan Referensi
l

Mudah dalam pengoprasian Astutik, Rina. 2015


Fungsiona
Efektif Mempercepat waktu pengerjaan Endradi, Christoperus. 2015
l
Mudah dalam pengoperasian Shalahuddin, Ilham. 2016
Nyaman Ukuran Desain produk yang ergonomis Shalahuddin, Ilham. 2016
Memiliki ukuran yang nyaman Endradi, Christoperus. 2015
Aman Safety Aman saat digunakan Endradi, Christoperus. 2015

Sehat Keluhan Mengurangi resiko kelelahan


Shalahuddin, Ilham. 2016
pekerja
35

Variabe
Atribut Pertanyaan Referensi
l

Ekonomis Harga produk yang terjangkau Endradi, Christoperus. 2015


Efisien Perawatan Mudah dalam perawatan alat Astutik, Rina. 2015
Material Bahan baku kuat dan tahan lama
Endradi, Christoperus. 2015
Sumber : Olah Data. 2020

Penyusunan kuesioner dilakukan melalui dua tahap, yaitu tahap awal

dan tahap akhir. Tahap awal merupakan tahap penyusunan kuesioner

berdasarkan kebutuhan konsumen. Teknik pengumpulan data dilakukan

dengan memberikan sejumlah pertanyaan terbuka kepada responden,

sedangkan kuesioner akhir berisi pernyataan karakteristik produk, daftar

pertanyaan yang diberikan berbentuk angket dengan pilihan jawaban yang

tiap poin angka memiliki beberapa tingkat arti kepentingan yang berbeda.

Untuk menentukan tingkat kepentingan konsumen kuisioner ini

menggunakan skala Likert yang dimodifikasi sebagai berikut:

1. Sangat Penting (SP) diberi bobot 5

2. Penting (P) diberi bobot 4

3. Cukup Penting (CP) diberi bobot 3

4. Tidak Penting (TP) diberi bobot 2

5. Sangat Tidak Penting (STP) diberi bobot 1

2. Data Antropometri

Data antropometri digunakan sebagai dasar perancangan ukuran pada

produk yang akan dibuat. Hal ini dilakukan agar produk yang dirancang
36

menjadi ergonomis bagi para penggunanya dan dapat berfungsi secara

maksimal. Sampel data antropometri yang ada diambil dari ukuran tubuh

orang dewasa baik laki-laki maupun perempuan. Setelah didapatkan data-

data antropometri tersebut maka data tersebut digunakan untuk merancang

bentuk dan ukuran dari alat pencuci galon.

3.9 Pengolahan data Antropometri

Metode Anthropometri dalam penelitian ini akan dilakukan dengan

langkah-langkah sebagai berikut:

1. Perhitungan Dimensi Tubuh

Dalam perancangan alat ini digunakan sampel dimensi tubuh

pekerja yang kemudian data tersebut masing-masing diolah untuk

mencari jumlah (Σ), standar deviasi (σ).

2. Uji Kecukupan Data

N’=¿ ¿....................................(3.1)

K = Tingkat kepercayaan

Bila tingkat kepercayaan 99%, maka k = 2,58 ≈ 3

Bila tingkat kepercayaan 95%, maka k = 1,96 ≈ 2

Bila tingkat kepercayaan 68%, maka k ≈ 1

N = Jumlah semua data

s = derajat ketelitian

apabila N’ < N, maka data dinyatakan cukup

3. Uji Keseragaman Data

Batas Kontrol Atas/Batas Kontrol Bawah (BKA/BKB)


37

standar deviasi = σ =
[√ ]
∑ ( X− Xi)2 ...............................(3.2)
N −1

4. Peta Kontrol

Peta kontrol yaitu suatu alat yang digunakan dalam menguji

keseragaman data yang diperoleh dari hasil pengamatan. Untuk

membuat peta kontrol dihitung rata-rata (mean), batas kontrol atas

(BKA), batas kontrol bawah (BKB), dengan menggunakan tingkat

kepercayaan 95%.

5. Perhitungan Percentile

Percentile adalah suatu nilai yang menunjukkan presentase tertentu

dari orang-orang yang memiliki ukuran di bawah atau pada nilai

tersebut (Tayyari & Smith 1997).

Persentil yang digunakan adalah P5 = x - 1,645

P50 = x .......................(3.3)

P95 = x + 1,645

Rumus 3.3 Percentile

3.10 Pengolahan Data Menggunakan Quality Function Deployment (QFD)

Metode QFD dalam penelitian ini dilakukan dengan langkah-

langkah berikut:

1. Identifikasi Kebutuhan Konsumen

Mengidentifikasi kebutuhan konsumen merupakan tahap awal dari

metode QFD.

2. Membuat Matriks Perencanaan (Planning Matrix)


38

a. Tingkat Kepentingan Konsumen (Importance to Customer).

Penentuan tingkat kepentingan konsumen digunakan untuk

mengetahui sejauh mana konsumen memberikan penilaian atau

harapan dari kebutuhan konsumen.

b. Pengukuran Tingkat Kepuasan Konsumen Terhadap

Produk (Customer Satisfaction Performance).

Dihitung dengan pengukuran tingkat kepuasan konsumen

terhadap produk dimaksudkan untuk mengukur bagaimana

kepuasan konsumen setelah pemakaian produk. Pengukuran ini

dilakukan dengan rumus:

c. Nilai Target (Goal).

Nilai target ditentukan oleh pihak perusahaan yang menunjukkan

target nilai target yang akan dicapai untuk tiap kebutuhan

konsumen.

d. Rasio Perbaikan (Improvement Ratio).

Rasio perbaikan yaitu perbandingan nilai target yang akan

dicapai (goal) pihak perusahaan dengan tingkat kepuasan

konsumen terhadap suatu produk. Rasio ini dihitung dengan

rumus:
39

e. Titik Jual (Sales Point)

Titik jual adalah kontribusi suatu kebutuhan konsumen

terhadap daya jual produk. Untuk penilaian terhadap titik jual

terdiri dari:

1 = Tidak ada titik jual

1.2 = Titik jual menengah

1.5 = Titik jual kuat

f. Raw Weight

Raw weight adalah nilai keseluruhan dari data-data

yang dimasukkan dalam Planning Matriks tiap kebutuhan

konsumen untuk proses perbaikan selanjutnya dalam

pengembangan produk. Dihitung dengan rumus:

g. Normalized Raw Weight

Merupakan nilai dari Raw weight yang dibuat dalam skala 0-

1 atau dibuat dalam bentuk persentase. Dihitung dengan rumus:

3. Penyusunan Kepentingan Teknik.


40

Pada tahap ini perusahaan mengidentifikasi kebutuhan teknik yang

sesuai dengan kebutuhan konsumen.

4. Menentukan Hubungan Antara Kebutuhan Konsumen Dengan

Kepentingan Teknik.

Penentuan ini menunjukkan prioritas yang akan dikembangkan lebih

dulu berdasarkan kepentingan teknik.

5. Penentuan prioritas

Penentuan ini menunjukkan prioritas yang akan dikembangkan lebih

dulu berdasarkan kepentingan teknik.

3.11 Penyusunan House of Quality pada QFD

Matriks House of Quality (HOQ) atau rumah kualitas ini memiliki 7

tahapan dalam penyusunannya. Analisis yang dilakukan adalah sebagai

berikut:

1. Mengidentifikasi kebutuhan pengguna dalam hal atribut produk.

2. Menentukan tingkat kepentingan masing-masing atribut produk.

3. Mengevaluasi atribut-atribut produk pesaing yang ada.

4. Menyusun hubungan matriks atribut terhadap karakteristik teknik.

5. Identifikasi hubungan antara karakteristik teknik dan atribut produk.

6. Identifikasi interaksi yang relevan antar karakteristik teknik.

7. Menetapkan target yang ingin dicapai untuk karakteristik teknik.

3.12 Perancangan Alat

Pada tahap ini, setelah diketahui material produk, perhitungan ukuran

yang sesuai maka dilakukan perancangan dan pembuatan produk alat


41

pembersih galon. Perancangan produk menggunakan software desain produk

yaitu SolidWork. Hasil rancangan ini digunakan sebagai acuan pembuatan alat

pembersih galon yang akan diimplementasikan DEPO PENGISIAN AIR

MINUM RO RAJAWALI.

3.13 Analisis Hasil Implementasi Alat

Implementasi alat pembersih galon yang telah dirancang pada DEPO

PENGISIAN AIR MINUM RO RAJAWALI, akan menghasilkan

perbandingan proses antara proses yang lama (manual) dengan proses yang

baru. Dilakukan dengan cara pengukuran waktu proses pembersihan galon

serta hasil kepraktisan secara kualitas maupun kuantitas. Kemudian, hasil

perbandingan itulah yang selanjutnya dilakukan analisis mengenai efektivitas

dan efisiensi dari alat yang telah dibuat.

3.14 Kesimpulan dan Saran

Tahapan terakhir penelitian ini adalah penarikan kesimpulan dan

saran dari hasil evaluasi implementasi alat pembersih galon yang efektif dan

efisien sebagai perbaikan atau solusi metode proses pembersihan galon manual

pada DEPO PENGISIAN AIR MINUM RO RAJAWALI. Dimana kesimpulan

penelitian ini akan menjawab identifikasi masalah yang telah dirumuskan

sebelumnya, serta pemberian saran untuk pengembangan penelitian ini secara

lebih lanjut.
42
DAFTAR PUSTAKA

Agung, Sujatmiko. 2010. Perancangan Casing Seeds Growth Device (SGD)

menggunakan metode QFD. Universitas Diponegoro, Semarang.

Ahmad, T. L.2015. Rancang Bangun Alat Pengering Limbah Ikan Dengan

Metode Quality Function Deployment QFD dan Design Experments

Sebagai Upaya Meningkatkan Nilai Ekonomi Pendapatan UKM Ikan Asap

Semarang ; Universitas Dian Nuswantoro.

Akao Yoji.1990. Introduction to Quality Deployment. Japannese: Juse Press.

Chrisdiyanto, Bayu (2014) Perancangan Dan Pengembangan Meja Belajar Lipat

Multifungsi Yang Ergonomis Menggunakan QFD (Quality Function

Deployment). Skrpsi thesis, Universitas Muhamadiyah Surakarta.

Cohen, L. 1995. Quality Function Deployment: How to make QFD work for you.

USA: Addison Wesley Publishing Company.

Dantes, Rihendra K. 2013. Kajian Awal Pengembangan Produk dengan

Menggunakan Metode QFD (Quality Function Deployment). Singaraja:

Jurnal, Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja Indonesia.

Djarwanto. 1994. Pokok-Pokok Metode Risetdan Bimbingan Teknis Penulisan

Skripsi. Yogyakarta: Liberty.

Djati, Imam. W. 2003. Perancangan Produk Yogyakarta: Graha Ilmu.

43
44

Hastomo, Tri (2009) Perancangan dan Pembuatan Alat Pemotong Krupuk

Rambak dengan Pendekatan Quality Function Deployment (QFD). Skripsi

thesis, Universitas Muhamadiyah Semarang.

Hidayat. 1986. Teori Efektivitas Dalam Kinerja Karyawan. Yogyakarta: Gajah

Mada University Press.

Isnaini, Ritaudin. 2015. Analisis Efisiensi dan Produktivitas dari LPTK di

Indonesia. Jurnal Elektronik Pendidikan Teknik Elektronika, Edisi 4, Vol. 4,

No. 7, September-Oktober 2015.

Jaelani, Evan. “Jurnal Perecanaan Dan Pengembangan Produk Dengan Quality

Function Deployment (QFD)”.2012. (http://jsma.stan-im.ac.id)

Khotimah, K. 2007. Analisis Korelasi Rank Kendall dan Aplikasinya dengan

Program SPSS. Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Kotler, P. dan Amstrong, G. 2001. Dasar-Dasar Pemasaran. Jakarta: PT Indeks.

Macleod, D. 1995. The Ergonomics Edge. USA: International Thomson

Publishing Inc.

Margono, S. 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nurmianto, Eko. 2004. Ergonomi: Konsep Dasar dan Aplikasinya. Surabaya:

Guna Widya.

Santoso, Gempur. 2004. Ergonomi Manusia, Peralatan dan Lingkungan. Prestasi

Pustaka Publisher, Jakarta.


45

Schermerhorn, J. 1986. Productivity Perspectives in Management Development.

Journal of Management Development Vol. 5, No. 2, pp 3-6.

Siagian, Sondang P. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi

Aksara.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: ALFABETA.

Suma’mur, 1992. Penerapan Ergonomi Dalam Sistem Kerja.

Tarwaka, Bakri, S. H., & Sudjajeng, L. 2004. Ergonomi untuk Keselamatan,

Kesehatan Kerja, dan Produktivitas. Surakarta: UNIBA PRESS.

Ulrich, Karl T. Dan Steven D. Eppinger, 2001. Perancangan dan Pengembangan

Produk. Jakarta: Salemba Teknika.

Wignjosoebroto, S. 1995. Ergonomi, Studi Gerak dan Waktu, Teknik Analisis

untuk Peningkatan Produktivitas Kerja. Jakarta: PT. Candimas Metropole.

Anda mungkin juga menyukai