Dosen Pengampu:
Dr. Yuki M.A. Wardhana
JENJANG MAGISTER
PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU LINGKUNGAN SEKOLAH ILMU
LINGKUNGAN
JAKARTA, 2023
I. Summary
Climate-Related Financial Risk bersumber dari dua kategori risiko, yaitu Risiko
Fisik (Physical Risk) dan Risiko Transisi (Transition Risk). Risiko Fisik dan Risiko
Transisi dapat mempengaruhi risiko keuangan bank, diantaranya risiko kredit, risiko
pasar, risiko operasional, dan risiko likuiditas. Sebagai contoh, debitur yang terkena
bencana alam berpotensi mengalami kesulitan pembayaran pinjaman. Perubahan iklim
bersifat tidak dapat didiversifikasi, dalam arti bahwa risiko tersebut akan memengaruhi
seluruh industri dalam perekonomian. Kondisi ini mengakibatkan tidak dapat
terjadinya pengalihan risiko terkait perubahan iklim dengan menggunakan instrumen
derivatif. Saat ini beberapa dampak perubahan iklim terhadap ekosistem lingkungan
telah banyak dirasakan, seperti meningkatnya cuaca ekstrem di benua Amerika dalam
bentuk peningkatan frekuensi terjadinya angin tornado. Selain itu, di benua Eropa juga
mengalami beberapa gelombang panas dalam satu dekade terakhir. Dampak perubahan
iklim terhadap kondisi mencairnya es di kutub utara juga mengakibatkan peningkatan
terhadap permukaan air laut. Dampak dari perubahan ini bersifat sistemik, dalam arti
semua industri akan terpengaruh kendati dengan yang berbeda-beda.
II. Latar Belakang
Perubahan iklim adalah tantangan global utama yang membutuhkan solusi ganda:
adaptasi dan mitigasi adalah dua pendekatan yang saling melengkapi untuk mengatasi
perubahan iklim. Banyak dampak yang dapat dihindari, dikurangi atau ditunda dengan
tindakan mitigasi untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. Sebagian besar tindakan
awal yang dilakukan di bidang kebijakan iklim di tingkat nasional, Eropa atau nasional
berfokus pada mitigasi. Para pemimpin Uni Eropa telah berkomitmen untuk bergerak
menuju ekonomi rendah karbon dan telah mendukung target untuk mengurangi gas
emisi rumah kaca secara progresif hingga 2050, konsisten dengan tujuan jangka
panjang untuk membatasi pemanasan global hingga 2 ° C dibandingkan dengan tingkat
pra-industri. Menurut data dari Kuala Lumpur menunjukkan indikator untuk iklim saat
yaitu global mencapai 33,5℃ dan diperkirakan pada tahun 2050 akan meningkat
hingga 37,2 ℃, hal ini dapat mengakibatkan risiko global yang cukup kritis.
Gambar 1. Peningkatan suhu
Sumber: Kuala Lumpur Media,2023
Meningkatnya frekuensi bencana alam yang diakibatkan oleh iklim seperti banjir,
kebakaran hutan, dan cuaca ekstrim serta menurunnya kualitas lingkungan hidup
mendorong inisiatif multilateral untuk mengatasi risiko terkait iklim tersebut termasuk
menurunkan tingkat emisi Gas Rumah Kaca (GRK) dunia, yaitu Paris Agreement to
the United Nations Framework Convention on Climate Change (selanjutnya disebut
Paris Agreement) yang disepakati pada tahun 2015 oleh Pemerintah Indonesia bersama
195 negara lainnya pada Conference of the Parties (COP) UNFCCC ke-21.
Laporan World Risk Report 2022 yang dirilis Bündnis Entwicklung Hilft dan IFHV
of the Ruhr-University Bochum menunjukkan, Indonesia menjadi negara paling
rawan bencana ketiga di dunia. Skor Indeks Risiko Global (World Risk Index/WRI)
Indonesia sebesar 41,46 poin pada 2021. Besarnya skor indeks risiko global tersebut
terlihat dari banyaknya angka kejadian bencana alam yang melanda Indonesia dalam
setahun terakhir. Seperti teranyar, erupsi Gunung Semeru uang terjadi pada bulan ini
dan gempa bumi di Cianjur yang terjadi November 2022 lalu. Adapun posisi Indonesia
berada di bawah Filipina dan India. Kedua negara tersebut memiliki skor indeks risiko
global masing-masing sebesar 46,82 poin dan 42,31 poin. Skor WRI Indonesia terdiri
dari lima lingkup. Pertama, lingkup paparan (exposure) bencana dengan skor sebesar
39,89 poin atau masuk kategori sangat tinggi. Kedua, lingkup
kerentanan (vulnerability), Indonesia memperoleh skor sebesar 43,10 poin atau masuk
kategori tinggi. Lingkup ini memperhitungkan jumlah pengungsi, pencari suaka, serta
masyarakat yang terkena dampak bencana alam dalam lima tahun terakhir.
Ketiga, lingkup kerawanan (susceptibility), Indonesia memiliki skor sebesar 33,48
poin atau masuk kategori tinggi. Keempat, lingkup kurangnya kapasitas penanganan
bencana (lack of coping capacities), Indonesia memiliki skor sebesar 50,67 atau
masuk kategori sangat tinggi. Kelima, lingkup terkait kurangnya kapasitas adaptasi
terhadap bencana (lack of adaptive capacities). Di lingkup ini, Indonesia memperoleh
skor sebesar 47,19 poin atau masuk kategori sedang.
Sementara itu, Kolombia berada di bawah Indonesia dengan skor WRI sebesar
38,37 poin pada 2021. Berikutnya, ada Meksiko yang mencatatkan skor WRI sebesar
37,55 poin pada tahun lalu. Kemudian, ada pula Myanmar, Mozambik, dan Tiongkok
dengan skor WRI masing-masing sebesar 35,49 poin, 34,37 poin dan 28,70 poin. Lalu,
Bangladesh dan Pakistan masing-masing memiki skor WRI sebesar 27,90 poin dan
26,75 poin.
Risiko terkait iklim telah menjadi perhatian utama bagi regulator keuangan dan
dapat menimbulkan ancaman signifikan terhadap stabilitas keuangan. Perubahan iklim
semakin cepat dan jumlah dan biaya bencana alam terkait iklim meningkat. Efek
ekonomi dari peristiwa ini jelas. Setiap tahun, bencana alam seperti angin topan,
kebakaran hutan, kekeringan, dan banjir menimbulkan kerugian finansial yang besar
pada rumah tangga dan bisnis. Efek fisik dari perubahan iklim bersama dengan biaya
transisi terkait menimbulkan risiko signifikan bagi ekonomi dan sistem keuangan.
Akun hipotek perumahan untuk sekitar dua pertiga dari portofolio pinjaman bank-bank
besar Australia, dengan jaminan perumahan mendukung pinjaman. Jika nilai properti
saat ini tidak sepenuhnya mencerminkan risiko jangka panjang dari perubahan iklim,
bank akan lebih rentan terhadap risiko kerugian kredit dalam kasus gagal bayar
peminjam. Penelitian ini menemukan bahwa kerugian keseluruhan untuk sistem
keuangan karena penurunan nilai properti terkait iklim cenderung dapat dikelola, dan
hanya sebagian kecil perumahan di daerah yang paling terpapar cuaca ekstrem akan
mengalami penurunan harga yang dapat memperburuk kerugian kredit ke bank.
Kota Quezon adalah salah satu kota pertama yang mengadopsi kerangka kerja C40
CCRA untuk melakukan penilaian risiko dan kerentanan iklim, langkah pertama adalah
mengidentifikasi bahaya paling relevan yang mungkin dihadapi kota tersebut. Penilaian
banjir kota menunjukkan bahwa total 700.000 orang saat ini diperkirakan akan terkena
dampak banjir, di mana 16% di daerah dengan kerentanan rendah, 30% sedang dan
54% di daerah kerentanan banjir tinggi. Namun, model Japan International Corporation
Agency (JICA) memperkirakan bahwa perubahan iklim dan peningkatan suhu dapat
meningkatkan potensi daerah yang terkena dampak di Kota Quezon pada tahun 2050
sebanyak 7%. Banjir sekali dalam satu abad akan menyebabkan jatuhnya sekitar 111
korban di kota, dengan satu korban tambahan untuk setiap 1.500 bangunan di
permukiman liar. Sekitar 68.600 orang diperkirakan akan mengungsi dalam skenario
tersebut, dan tingkat penyebaran penyakit yang tinggi dapat diperkirakan, di samping
kegagalan sistemik dalam sistem layanan kesehatan, dan infrastruktur paralel seperti
sistem air dan sanitasi. Mempertimbangkan siklus banjir 100 tahun, kerugian ekonomi
total yang disimpulkan dari studi ini yaitu $319 juta, di mana sekitar $245 juta terkait
dengan persediaan modal.(CDP,2022).
Studi kasus kedua yaitu, pada daerah Surat yang terletak di Gujarat India. Surat
adalah kota yang terletak di bagian barat India di negara bagian Gujarat. Kota ini adalah
salah satu kota paling dinamis di India. Surat adalah salah satu kota terbersih dan juga
dikenal dengan beberapa nama lain seperti “The Silk City”, “The Diamond City”, “The
Green City”, dll. Kota ini dipenuhi oleh suasana masa kini yang hidup dan warisan
masa lalu yang beragam. Basis ekonomi kota Surat terdiri dari manufaktur tekstil,
perdagangan, industri pemotongan dan pemolesan berlian, seni Zari yang rumit,
industri kimia dan industri berbasis petrokimia dan gas alam.
Gambar 8. Profil Surat City
Surat sangat rentan terhadap perubahan iklim karena latar belakang ekologi dan
lokasi geografisnya. Daerah dan bagian populasi yang berbeda di Surat terpapar
berbagai bahaya iklim dengan frekuensi dan intensitas yang berbeda. Bahaya ekstrem
adalah kenaikan suhu, kenaikan kelembapan, dan banjir.
Analisis suhu dan kelembapan menunjukkan bahwa periode berbahaya dari panas
ekstrem dengan lonjakan suhu maksimum yang kerap muncul dan peningkatan
kelembapan cenderung lebih sering terjadi. Dengan demikian diperlukan tindakan
untuk melindungi penduduk kota, terutama yang berkaitan dengan kesehatan. Panas
juga berdampak pada ekonomi, menghalangi pekerja, dan mempengaruhi
produktivitas.
Kota ini memiliki sejarah panjang akan peristiwa banjir, yaitu banjir yang terjadi
setiap dua setengah tahun antara tahun 1869 dan 1884, dan setiap empat tahun sekali
antara tahun 1949 dan 1979. Sejak saat itu, telah terjadi lima kali banjir besar (1979,
1990, 1994, 1998, dan 2006), di mana banjir tahun 2006 menggenangi 75% kota
dengan korban jiwa yang sangat besar (perkiraan korban tewas berkisar antara 150
hingga 500 orang) dan kerugian ekonomi (mencapai ratusan miliar rupee).
Sedangkan untuk implementasi overview dapat dilihat dari Indikator Mitigasi seperti:
• Pajak lingkungan
• Pengeluaran perlindungan lingkungan
• Energi terbarukan
• Perdagangan teknologi rendah karbon
• Hutan dan karbon
Dari hasil analisis risiko financial risk , kita dapat melihat adanya peningkatan atau
perubahan, seperti sebagai berikut:
Dimana akan ada peningkatan keuntungan jika melakukan tindakan terhadap perubahan
iklim terhadap perekonomian dunia.
VI. Kesimpulan
Perubahan iklim merupakan isu besar yang dihadapi oleh umat manusia saat ini.
Penanganan isu perubahan iklim memerlukan adanya kerja sama dari beragam pihak
karena isu ini begitu kompleks. Salah satu pasal dalam Perjanjian Paris 2015
menyatakan secara eksplisit untuk mengarahkan aliran dana pada sektor dengan emisi
rendah karbon dan sektor yang mengembangkan ketahanan terhadap perubahan iklim.
Pengarahan aliran dana tersebut memerlukan peran akuntan berupa internalisasi isu
perubahan iklim dalam laporan keuangan. Internalisasi tidak hanya sekadar
menguraikan strategi dalam menghadapi perubahan iklim, namun juga harus meliputi
kuantifikasi dampak perubahan iklim terhadap kondisi keuangan perusahaan.
Perubahan iklim dari dampaknya terhadap makroekonomi dan mikroekonomi telah
dilakukan secara konsisten dan terus beradaptasi dengan perubahan yang terukur dalam
skala global dan Implementasi strategi dalam Public policies (Policy bindingness),
Technological change, Change in consumer preferences, Private sector action harus
tetap dinamis.
Pada sektor perbankan juga sangat terpengaruh dengan adanya perubahan iklim
dimana Bank dapat terkena dampak Risiko Keuangan Terkait Iklim terlepas dari
perbedaan ukuran, kompleksitas atau model bisnis. Risiko Keuangan Terkait Iklim
dapat mempengaruhi risiko bank yang sudah ada. Bank harus mempertimbangkan
dampak pemicu Risiko Keuangan Terkait Iklim sesuai model bisnis dan menilai
dampak keuangan dari risiko ini. Bank harus mengatur risiko Risiko Keuangan Terkait
Iklim secara proporsional, sesuai skala dan kompleksitas aktivitas yang dilakukan dan
keseluruhan tingkat risiko yang dapat diterima oleh bank.
VII. Rekomendasi
Rekomendasi yang dapat di terapkan untuk mengurangi dampak adanya climate
financial risk yaitu :
Untuk sektor perbankan bisa menerapkan prinsip-prinsip manajemen risiko dari ojk:
Untuk tata kelola dapat menggunakan Prinsip 1 : Bank harus mengembangkan dan
mengimplementasikan proses untuk memahami dan menilai potensi dampak Risiko
Keuangan Terkait Iklim terhadap bisnisnya. Dan Prinsip 2 : Direksi dan manajemen
harus mendelegasikan tanggung jawab perihal Risiko Keuangan Terkait Iklim kepada
seluruh jajarannya dan/atau komite, dan melakukan pengawasan efektif terkait
Risiko Keuangan Terkait Iklim. Sebagai upaya mitigasi yang efektif
Untuk internal dapat menggunakan Prinsip 3 : Bank harus mempunyai kebijakan,
prosedur, dan kontrol yang tepat untuk manajemen Risiko Keuangan Terkait Iklim
yang efektif. Dan Prinsip 4 : Bank harus memperhitungkan Risiko Keuangan Terkait
Iklim dalam kerangka pengendalian internal melalui tiga lini pertahanan (three lines
of defence) untuk memastikan identifikasi, pengukuran, dan mitigasi Risiko
Keuangan Terkait Iklim yang baik, komprehensif, dan efektif.
Untuk kecukupan permodalan dan likuiditas, prinsip 5 : Bank harus mengidentifikasi
dan memperhitungkan Risiko Keuangan Terkait Iklim dalam perhitungan internal,
seperti capital dan liquidity adequacy assessment processes, termasuk melakukan
stress testing
Untuk proses manajemen risiko , prinsip 6 : Bank harus memastikan risk appetite dan
kerangka manajemen risiko telah memadai untuk mengatasi Risiko Keuangan Terkait
Iklim dan menentukan pendekatan dalam mengidentifikasi, mengukur, memonitor
dan mengelola risiko tersebut
Untuk Perusahaan non perbankan (Borrower) dapat menerapkan:
Meningkatan kapasitas dan pemahaman SDM secara integratif dalam upaya aksi
mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.
Memasukkan secara akurat asumsi-asumsi dan analisis ekonomi yang terkait
dengan risiko iklim yang dinamis.
Memperluas cakupan kerja sama bilateral dan multilateral serta meningkatkan
inklusivitas sektor
VIII. Referensi
Alford, B. A., & Beck, A. T. (2009). The Integrative Power of Cognitive Therapy. New
York: Guilford Press
Bebbington, J., & Harrison, J. (2017). Global Climate Change Responsiveness in the
USA: An Estimation of Population Coverage and Implications for Environmental
Accountants. Social and Environmental Accountability Journal, 37(2), 137-143.
https://doi.org/ 10.1080/0969160X.2017.1300101
Bebbington, J., Schneider, T., Stevenson, L., & Fox, A. (2020). Fossil Fuel Reserves
and Resources Reporting and Unburnable Carbon: Investigating Conflicting Accounts.
Critical Perspectives on Accounting, 66, 102083.
https://doi.org/10.1016/j.cpa.2019.04.004
Cho, C. H., Kim, A., Rodrigue, M., & Schneider, T. (2020). Towards a Better
Understanding of Sustainability Accounting and Management Research and Teaching
in North America: A Look at the Community. Sustainability Accounting, Management
and Policy Journal, 11(6), 985-1007. https://doi.org/10.1108/ SAMPJ-08-2019-0311
Datt, R. R., Luo, L., & Tang, Q. (2019). The Impact of Legitimacy Threaton the Choice
of External Carbon Assurance: Evidence from the US. Accounting Research Journal,
32(2), 181-202. https://doi.org/10.1108/ARJ-032017-0050
Dosinta, N. F., & Brata, H. (2020). Politik Penamaan dalam Pelaporan Korporat
Pascaimplementasi Integrated Reporting. Jurnal Akuntansi Multiparadigma, 11(1),
138-158. https:// doi.org/10.21776/ub.jamal.2020.11.1.09
Moretti, M., Vanschoenwinkel, J., & Van Passel, S. (2021). Accounting for
Externalities in Cross-Sectional Economic Models of Climate Change Impacts.
Ecological Economics, 185, 107058, https://doi.org/10.1016/j. ecolecon.2021.107058
Samuel Kurian, Geordie Reid and Maxwell Sutton. Climate Change and Financial
Risk. Reserve Bank Australia. Bulletin. June 2023.
https://www.rba.gov.au/publications/bulletin/2023/jun/pdf/climate-change-and-
financial-risk.pdf
Consultative Paper. Prinsip Manajemen yang Efektive atas Risiko Keuangan Terkait
Iklim. Departemen Penelitian dan Pengaturan Perbankan Otoritas Jasa Keuangan .
2022.https://www.ojk.go.id/id/kanal/perbankan/implementasibasel/Documents/Pages/
ConsultativePapers/Consultative%20Paper%20Prinsip%20Manajemen%20Efektif%2
0Atas%20Risiko%20Keuangan%20terkait%20Iklim.pdf
https://www.carbonimpacts.info/article/july-set-to-be-the-hottest-month-ever-
courtesy-climate-change-reports-64c74809d7b0d diakses pada 14/12/2023. pukul.
20.19 WIB.
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/12/05/indonesia-masuk-daftar-3-
teratas-negara-paling-rawan-bencana-di-dunia. Diakses pada 13/12/2023. pukul 09.00
WIB.
https://www.weforum.org/agenda/2022/01/global-risks-report-2022-radio-davos/.
Diakses pada 14/12/2023. pukul 22.09 WIB.
https://www.statista.com/chart/29197/the-most-severe-global-risks-over-the-next-2-
and-10-years/. Diakses pada 12/12/2023. pukul 11.09 WIB.
.
RismaAnisaSyfani_MRL_Climate
_Financial_Risk_Global_1612202
3.pdf
by 18 .
2
3
RismaAnisaSyfani_MRL_Climate_Financial_Risk_Global_1612…
ORIGINALITY REPORT
2 %
SIMILARITY INDEX
2%
INTERNET SOURCES
2%
PUBLICATIONS
2%
STUDENT PAPERS
PRIMARY SOURCES
1
openrepository.aut.ac.nz
Internet Source 1%
2
Submitted to Bridgepoint Education
Student Paper 1%
3
Submitted to Monash University
Student Paper 1%
4
gorontalo.tribunnews.com
Internet Source 1%
/0
PAGE 1
PAGE 2
PAGE 3
PAGE 4
PAGE 5
PAGE 6
PAGE 7
PAGE 8
PAGE 9
PAGE 10
PAGE 11
PAGE 12
PAGE 13
PAGE 14
PAGE 15
PAGE 16
PAGE 17
PAGE 18
PAGE 19
PAGE 20