Anda di halaman 1dari 20

POINT REVIEW

Case Study: Sustainable Development Goals (SDGs)


Period 2015-2030 Created by United Nations
1st Assignment Paper of Social and Culture Environment
Graduate School of Environment Science
Magister Program of Environmental Management

Written by:
SYAMPADZI NURROH
NIM: 13/354980/PMU/7908

Lecture:
Agus Joko Pitoyo, S.Si, M.A.

GRADUATE OF SCHOOL
GADJAH MADA UNIVERSITY
YOGYAKARTA
2014

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pengelolaan lingkungan terkait antara hubungan faktor abiotik, biotik dan
sosial budaya pada lokasi tertentu, hal ini berkaitan dengan kawasan bentanglahan
yang mencakup pada sistem ekologi dan ekosistem lokasi tersebut. Dalam
pengelolaan lingkungan hidup bahwa lingkungan hidup yang baik dan sehat
merupakan hak asasi setiap warga negara Indonesia sebagaimana diamanatkan
dalam Pasal 28H Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Dalam

perkembangannya

kebijakan-kebijakan

pemerintah

dalam

pengelolaan lingkungan hidup tertuang dalam Undang-Undang Republik


Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan hidup. Dinamika dalam pengelolaan lingkungan mengalami
perkembangan secara signifikan dari waktu ke waktu sehingga UU Nomor 23
Tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup dilakukan pembaharuan
menjadi UU RI Nomor 32 Tahun 2009. Hal ini diperlukan untuk lebih menjamin
kepastian hukum dan memberikan perlindungan terhadap hak setiap orang untuk
mendapatkan lingkungan yang baik dan sehat sebagai bagian dari perlindungan
terhadap keseluruhan ekosistem. Kepastian hukum menjadi portal dalam
pengelolaan lingkungan untuk proses kegiatan pencegahan (preventif) dan sanksi
administratif

dalam

pencemaran

dan

Perusakan

lingkungan

hidup

(Hardjasoemantri 1999).
Perkembangan tersebut dipengaruhi oleh proses interaksi komponen
lingkungan yaitu abiotik, biotik dan sosial, ekonomi serta budaya. Apabila
ditinjau dari aspek sosial, ekonomi dan budaya. Suatu pemerintahan dalam proses
perkembangannya dari Negara berkembang menuju Negara maju berorientasi
pada Economic Development, kecenderungan perkembangan ini terhadap
explotitative

models

sehingga permasalahan yang muncul adalah penurunan

kualitas lingkungan (Sustainable Environment). Perkembangan ini akan diikuti


oleh Population Development, pada tahun 2000 Persatuan Bangsa-Bangsa

(United Nations) berinisiasi untuk melindungi dan mengatur mengenai


Population Development dengan sebuah program ideologi yang disebut The
Millennium Development Goals (MDGs). Tujuan program ini untuk mengurangi
ketimpangan di negara berkembang dari berbagai aspek seperti pendidikan,
pendapatan, kemiskinan, kesehatan, dll). Program ini disepakati pada tahun 2000
sampai akhir periode 2015.
Perkembangan
Development

konsep

Economic

Development

dan

Population

ini berujung kepada permasalahan lingkungan hidup, hal ini

berkaitan dengan daya tampung (caring capacity) dan daya dukung (supporting
capacity) lingkungan dari aktivitas manusia. Sehingga konsep Envinroment
Development menjadi isu global yang menjadi perhatian oleh negara-negara di
dunia. Pada tahun 2012, pertemuan The Rio+20 Summit membahas mengenai
environment sustainability sebagai evaluasi dari konsep The Millennium
Development Goals (MDGs) yang akan berakhir dan dievaluasi pada tahun 2015.
Konsep yang akan dikembangkan masa periode 2015 sampai tahun 2030 adalah
Sustainable Development Goals (SDGs).

1.2. Tujuan
Berdasarkan latar belakang seperti telah diuraikan , maka penulisan point
review Case Study: Sustainable Development Goals (SDGs) period 20152030 created by United Nation sebagai pendekatan untuk mempelajari proses
perkembangan isu global mengenai terhadap pengelolaan lingkungan yang
berakitan dengan komponen lingkungan yaitu faktor abiotik, biotik dan sosialekonomi-budaya.

BAB II
TINJAUAN LITERATUR

2.1. Concept of The Sustainable Development


Konsep pembangunan yang berkelanjutan yang telah disepakati pada tahun
1987 oleh The Brundtland Comission of The United Nations. Berikut ini definisi
dari pembangunan yang berkelanjutan.
Sustainable Development is development thats meets
the needs of the present without compromising the
ability of future generations to meet their own needs
Dalam pengertian di atas memaparkan bahwa pembangunan yang berasaskan
kelestarian dimana memenuhi kebutuhan saat ini tanpa berdampak terhadap
kebutuhan dimasa akan datang. Pada tahun 2005 dalam pertemuan The World
Summit menyepakati terhadap 3 pilar yang utama, berikut ini Gambar 2.1.
mengenai tiga pilar tersebut.

Gambar 2.1. Konsep Sustainable Development. Sumber : (United Nations 2008)

Rockstrom (2009) dalam Griggs (2012) menyatakan bahwa pembangunan


yang berkelanjutan memiliki 6 aspek yang perlu dicapai dalam dunia global antara
lain: thriving lives and livehoods (kehidupan yang sehat dan layak), sustainable
food security (keamanan dan ketahanan pangan), secure sustainable water
(sumber air bersih), universal clean energy (energi yang aman), healthty and
productive ecosystems (ekosistem yang produktif dan sehat), governance for
sustainable Societies (kebijakan yang berpihak terhadap komunitas). Berikut ini
disajikan pada Gambar 2.2. ilustrasinya mengenai pembangunan yang
berkelanjutan terhadap aspek economy, society, and Earths Life support System.

Gambar 2.2. Output pembangunan yang berkelanjutan. Sumber: (Rockstrom et al 2009)

2.2. Perubahan Iklim Global (Climate Change)


The United Nations Environment Programme dalam upaya mitigasi terhadap
perubahan iklim melalui The Intergovermental Panel on Climate Change (IPCC)
dan The World Meteorogical Organization. Berdasarkan hasil penelitian dan
penilaian (assessment on measures to mitigation climate change) menyatakan
bahwa peningkatan emisi karbon CO2 yang secara global diakibatkan oleh
pertumbuhan ekonomi dan populasi. emisi karbon CO2 yang berasal dari bahan
bakar fosil dan kegiatan industri menyumbang sebanyak 78% dari total gas rumah
kaca (GHG) (Greenhouse Gas) (Fjord 2014). Sedangkan peningkatan dari
aktivitas manusia (anthopogenic) terjadi secara signifikan antara tahun 20002010, peningkatan tersebut berasal dari Energy supply (47%), Industri (30%),
transportasi (11%) dan bangunan (3%). Akibat peningkatan gas rumah kaca
tersebut suhu rata-rata bumi meningkat 2O C dan akan diperkirakan akan terus
meningkat bila tidak dilakukan mitigasi menjadi 3,7O C-4,8O C pada tahan 2100.
Berikut ini disajikan pada Gambar 2.3. mengenai estimasi peningkatan suhu ratarata bumi tanpa dilakukan upaya mitigasi perubahan iklim.

Gambar 2.3. Perubahan Climate Change. Sumber: (Rockstrom et al 2009)

2.3. The Changing Human Enterprise


Pertumbuhan populasi dan ekonomi merupakan tantangan untuk semua
negara di dunia, seiring perkembangan negara berkembang menuju negara maju,
maka akan muncul outcome yang bersifat negatif terhadap lingkungan hidup
apabila tidak memperhatikan daya dukung dan daya tampungnya. Berikut ini
disajikan pada Gambar 2.4. trendline yang positif atas konsumsi dan kebutuhan.

Gambar 2.4. Trendline supporting capacity. Sumber: (Rockstrom et al 2009)

Berdasarkan data statistik aspek urban Population terus meningkat pada


akhir dekade 2010 mencapai 2 miliyar orang, aspek transportasi selama tahun
1950 sampai pada tahun 2000 mengalami peningkatan secara signifikan mencapai
700 juta motor berbahan bakar minyak bumi. Kebutuhan atas air semakin
meningkat pada akhir tahun 2000 mencapai 5800 km3/tahun. Kebutuhan atas
Paper/tissue semakin meningkat hal ini berdampak pada luas hutan yang
dikonversi, permasalahan di lapangan adalah industri pulp Paper dalam kaitan
sebagai hutan produksi yang menyalahgunakan membuka hutan alam karena
permintaan atas kertas/tissue semakin meningkat, pada akhir tahun 2000
kebutuhan mencapai 250 juta ton. Di bidang pertanian kebutuhan atas pupuk
semakin meningkat, hal ini akan berdampak pada pencemaran/degradasi kualitas
lingkungan hidup, pada akhir tahun 2000 kebutuhan akan pupuk mencapai 250
juta ton. Kebutuhan ini memiliki kecenderungan semakin meningkat pada tahun
2014 saat ini.
2.3. The Responses of The Biophysical Earth System
Daya dukung dan daya tampung lingkungan terhadap aktivitas manusia
memiliki keterbatasan, berikut ini disajikan pada Gambar 2.5.

Gambar 2.5. Kondisi eksisting atmosfer di dunia. Sumber: (Rockstrom et al 2009)

Konsentrasi gas CO2 (karbondioksida) di atmosfer mencapai 360 ppm/v, nilai


ini semakin meningkat pada akhir tahun 2000 dibandingkan pada tahun 1950 (280
ppm/v). Sedangkan konsentrasi NO2 (nitrat) mencapai 310 ppb/v pada akhir tahun
2000, nilai ini semakin meningkat dibandingkan pada tahun 1950 (270 ppb/v).
Menipisnya lapisan ozon di atmosfer pada akhir tahun 2000 lapisan ozon
berkurang sebesar 50% dari total lapisan ozon di atmosfer jika dibandingkan pada
tahun 1950 lapisan ozon masih stabil (5%). Selain degradasi pada lapisan
atmosfer terjadi pada ekosistem laut, ekosistem pantai, pencemaran biogeokimia
pada pesisir pantai, berkurangnya luasan hutan tropis di dunia sebagai fungsi dari
paru-paru dunia penghasilan oksigen, perubahan alih fungsi lahan yang semakin
meningkat serta penurunan jumlah biodiversitas flora dan fauna di dunia akibat
perambahan dan illegal Trading Wildlife. ditransfer ke konsumen yang lebih
tinggi melalui rantai dan jaring makanan. Berikut ini disajikan pada Gambar 2.6.
data statistik perubahan kualitas dan kuantitas lingkungan hidup yang terdapat
pada ekosistem laut, daratan serta flora dan fauna. Hal ini berkaitan dengan
komponen lingkungan hidup yaitu faktor biotik dan abitotik.

Gambar 2.6. Degradasi komponen lingkungan hidup. Sumber: (Rockstrom et al 2009)

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Profil Sustainable Development


The Millennium Development Goals (MDGs) merupakan agenda program
International yang telah berjalan selama 15 tahun yang telah disepakati oleh
negara-negara anggota PBB (United Nations) dan akan berakhir pada tahun 2015.
Berikut ini Gambar 3.1. mengenai fokus materi/kajian MDGs sebagai program
International yang dimulai sejak tahun 2000 sampai pada tahun 2015 .

Gambar 3.1. Fokus materi/kajian MDGs sebagai program International.


Pada tahun 1992 dalam pertemuan The Earth Summit di Rio de Janeiro
Brazil dan dilanjutkan pada tahun 2012 pada pertemuan The Rio+20 yang
membahas dan mengevaluasi perkembangan MDGs sehingga terfokuskan
terhadap permasalahan isu lingkungan global sehingga terbentuk konsep The
Sustainable Development Goals (SDGs). Berikut ini Gambar 3.2. mengenai
konsep SDGs sebagai program International pengganti MDGs pada akhir tahun
2015.

10

Gambar 3.2. Concept of Sustainable Development.


Berdasarkan hasil dari pertemuan The Rio+20, negara anggota United
Nations. Total 30 anggota OWP (Open Working Group) telah diberikan mandat
dalam pertemuan the Rio+20 Outcome Document untuk menyiapkan proposal
dalam rangka pengembangan program SDGs yang pengembangnya berdasarkan
tiga komponen dimensi dalam pembangunan berkelanjutan (social, environmental,
economic) dalam keseimbangan arah perkembangnya.
Laporan hasil kajian dari anggota OWP (Open Working Group) akan
dibahas pada pertemuan yang ke 68 (the 68th session of the Assembly) pada Bulan
September 2013 sampai September 2014 untuk pertimbangan dan keputusannya.
The OWG uses a constituency based system of representation, which means that
most of the seats in the working group are shared by several Countries. Berikut
ini Gambar 3.3. mengenai agenda/isu yang akan dibahas dalam menyusun
konsep SDGs sebagai program International pengganti MDGs pada akhir tahun
2015.

11

Gambar 3.3. Isu yang akan dibahas dalam menyusun konsep SDGs.
Perbedaan terlihat jelas antara MDGs dan SDGs, permasalahan isu
lingkungan global lebih ditekankan dan diprioritaskan. Sehingga program baru ini
merupakan hasil evaluasi terhadap perubahan kurun waktu selama 15 tahun
program MDGs berjalan.

12

Berdasarkan hasil dari pertemuan The Rio+20, menyepakati 10 prinsip


bahwa SDGs dengan asas inclusive and transparant intergovernmental process
open to all stakeholders, with a view to developing global sustainable
development goals to be agreed by the General Assembly. Berikut ini Tabel 3.1.
mengenai 10 prinsip yang harus tercantum dalam pertimbangan SDGs.
Tabel 3.1 10 prinsip yang harus tercantum dalam pertimbangan SDGs
No
1

3
4

9
10

Point
Must be based on Agenda 21
and the Johannesburg Plan of
implemntation

Review
Point pertama menjadi dasar pertimbangan yang
menetapkan bahwa Agenda Abad 21 dan rencana
implementasi dari rencana Johannesburg yang telah
disepakati sebelumnya sehingga nilai-nilai yang sudah
tertanam tetap dilanjutkan.
Must fully respect all the Rio
Point kedua menyatakan program SDGs harus
principles
mengindahkan pada perjanjian dan kesepakatan
terhadap prinsip pada pertemuan The Rio+20 pada
tahun 2012 dan The Earth Summit pada tahun 1992.
Must be consistent with
Point ketiga mengenai konsistensi terhadap peraturan
International law
International yang menjadi bagian hukum International.
Must build upon commitment
Point keempat perihal komitmen yang telah dibuat
already made
sebelumnya, hal ini menujukan komitmen terhadap
kesepakatan-kesepatan yang telah dibuat sebelum
SDGs dibentuk.
Must Contribute to the full
Point kelima mengenai kontribusi terhadap aspek yang
implementation of the outcomes menyeluruh dari hasil implementasi seluruh aspek
of all major summits in the
utama yaitu ekonomi, sosial dan lingkungan hidup.
economic, social and
environmental fields
Must focus on priority areas for
Point keenam merupakan pemberian prioritas untuk
the achievement of sustainable
meraih
keberhasilan
pembangunan
yang
development, being guided by
berkelanjutan,sebagai bentuk aturan dari hasil dokumen
the outcome document
program international
Must address and incorporate in Point ketujuh harus diarahkan dan berhubungan dengan
a balanced way all three
keseimbangan dari ketiga komponen pembangunan
dimensions of sustainable
keberlanjutan.
development and their
interlinkages
Must be coherent with and
Point kedelapan harus berkesinambungan dan
integrated into the United
terintegrasi ke dalam agenda pembangunan PBB
Nations Development agenda
beyond 2015
Must not divert focus or effort
Point kesembilan harus tidak bertolak belakang dari
from the achievement of the
pencapaian tujuan MDGs sebelumnya. Karena SDGs
Millennium Development Goals merupakan bentuk evaluasi dari MDGs
Must include active involvement Point kesepuluh mengenai keterlibatan seluruh
of all relevant stakeholders, as
stakeholder yang berkaitan sebagai pihak yang
appropriate, in the process
menyelenggarakan bahkan dalam prosesnya.

Sumber: http://sustainabledevelopment.un.org/index.Sustainable Development Knowledge Platform

13

Kinerja dari 30 anggota OWP (Open Working Group) dimulai pada bulan
Januari 2013 dan pertemuan pertama kali diselenggarakan di Hungaria dan Kenya
(inisiasi), pada bulan April 2013 pertemuan kedua mengenai fokus kerja terhadap
kemiskinan (poverty eradication). Pertemuan mengenai pembahasan isu

tua

materi SDGs selama 8 kali pertemuan dan pada bulan Maret 2014 anggota dari
OWG akan memberikan draft laporan yang berisi tentang isu-isu yang telah
dibahas dalam pertemuan tersebut serta akan diputuskan isu-isu mana yang akan
diangkat pada SDGs sebelum pertemuan yang ke 68 (the 68th session of the
Assembly). Berikut ini disajikan Gambar 3.4. mengenai rundown jadwal
pertemuan untuk membahas isu yang berkaitan dengan program SDGs.

Gambar 3.4. proggresing meeting of the SDGs concept

14

3.2. Review: Kajian Isu dalam The Sustainable Development Goals (SDGs)
Berdasarkan hasil dari pertemuan The Rio+20, menyepakati 10 prinsip
bahwa SDGs dengan asas inclusive and transparant intergovernmental process
open to all stakeholders, with a view to developing global sustainable
development goals to be agreed by the General Assembly. Berikut ini Tabel 3.2.
mengenai kajian isu untuk konsep SDGs sebagai program International pengganti
MDGs pada akhir tahun 2015.
Tabel 3.2. Kajian Isu dalam The Sustainable Development Goals (SDGs)
No Materi
Bidang
Keterangan
1
Food security & nutrition;
Lingkungan Pembahasan pada
Sustainable Agriculture
Ekonomi
bulan Mei 2013
Desertification; Land degradation; Drought
Sosial
Review: Pada pembahasan pertemuan pertama membahas seluruh bidang pilar lingkungan,
ekonomi dan sosial. Isu mengeai keamanan pangan dan nutrisi), pertanian yang
berkelanjutan, penggurunan, degradasi lahan, dan kekeringan. Pada pembahasan ini lebih
terfokuskan terhadap isu lingkungan.

Berdasarkan hasil penelitian United Nations Foundation dampak dari perubahan iklim global
(Desertification; Land degradation; Drought) berakibat pada (Food security & nutrition;
Sustainable Agriculture) menurunkan 35% hasil tanaman pangan di seluruh daratan Afrika ,
menurunkan hasil tanaman pangan sampai 2% per dekade akhir serta akan menurunkan
hasil padi di India-indoasia sebesar 14-15%. Dampak tersebut akan pengaruhi terhadap 200
juta penduduk di dunia.

15

Employment and decent work for all;


Sosial
Pembahasan pada
Social Protection;
bulan Juni 2013
Youth & Education Culture; Health;
Population dynamics
Review: Pada pertemuan kedua terfokus mengenai bidang sosial hal ini berkaitan dengan
pekerjaan, perlindungan sosial, pendidikan kebudayaan dan pemuda, kesehatan, serta
dinamika populasi. Fokus isu ini telah diuraikan pada MDGs sebelumnya. Sehingga
pengembangan pada seluruh isu ini diikuti dengan perkembangan keadaan sekarang.
Sustained and inclusive economic growth;
Ekonomi
Pembahasan pada
Macroeconomic policy questions;
bulan November 2013
Infrastructure Development;
industrialization; Energy
Review: Pada pertemuan ketiga terfokus mengenai bidang ekonomi yang berkaitan dengan
berkerlanjutan dan pencapaian pertumbuhan ekonomi, kebijakan makro-ekonomi,
pengembangan infrastruktur, industrialisasi dan energi. Fokus isu ini telah diuraikan pada
MDGs sebelumnya. Sehingga pengembangan pada seluruh isu ini diikuti dengan
perkembangan keadaan sekarang.
Means of implementation
Sosial
Pembahasan pada
(science and technology, knowledge-sharing and
bulan Desember 2013
capacity building, need of countries in special
situations,African countries, LDCs, LLDCs, SIDS)
Specific challenges facing middle-income
Countries;
Human Rights;
The right to development; Global governance
Review: Pada pertemuan keempat terfokus mengenai bidang implementasi, tantangan
pada negara dengan pendapatan sedang, hak asasi manusia, hak berkembang, dan
pemerintahan global. Fokus isu ini telah diuraikan pada MDGs sebelumnya. Sehingga
pengembangan pada seluruh isu ini diikuti dengan perkembangan keadaan sekarang.
Sustainable cities and human settlements
Sosial
Pembahasan pada
Sustainable transport
Lingkungan bulan Januari 2013
Sustainable consumption and production
Ekonomi
Climate change
Disaster risk reduction
Review: Pada pertemuan kelima terfokus mengenai bidang kota yang lestari dan
pemukiman penduduk, sarana transportasi yang berkelanjutan, konsumsi dan produksi
yang lestari, perubahan iklim dan pencegahan resiko bencana. Beberapa isu telah diuraikan
pada MDGs sebelumnya. Sehingga pengembangan pada seluruh isu ini diikuti dengan
perkembangan keadaan sekarang akan tetapi adanya pembahasan climate change dan
disaster risk reduction. Berdasarkan hasil penelitian The Intergovermental Panel on Climate
Change (IPCC) dan NASA bahwa akibat pemanasan global (global warming) akan
menaikan permukaan air laut. skenario yang telah diprediksi bahwa dengan kenaikan tinggi
muka air laut sebesar 3 meter yang memungkinkan dicapai selama 200 tahun ke depan
maka kota blower Manhattan (New York), San Fransisco, St. Peterburg, Hamburg
(germany), Amsterdam (Belanda), Los Angles (USA), dan Venice (Italia) akan tenggelam
menjadi sejajar dengan permukaan air laut.

16

Hal ini menjadi perhatian global jika tidak dilakukan mitigasi dan pencegahan serta
pengendalian oleh seluruh stakeholder, hal ini berkaitan dengan negara anggota United
Nations maka bencana dunia ini akan sulit untuk ditanggulanggi.
6

Oceans and seas


Lingkungan Pembahasan
pada
Forests; Biodiversity
Sosial
bulan Februari 2013
Promoting equality including social equity
Ekonomi
Gender equality and womens empowerment
Conflict prevention
Post-conflict peacebuilding
Promotion of durable peace
Rule of law; Governance
Review: Pada pertemuan kelima terfokus mengenai bidang kelautan dan Samudera, hutan,
biodiversitas, kesetaraan sosial, pemberdayaan wanita, kesetaraan gender, pencegahan
konflik, perdamaian dunia, perundang-undangan, dan pemerintahan.

17

Berdasarkan data statistik finasial (IMF (2013); REDD Volutary (2012)) bahwa global subsidi
untuk bioenergi sebesar 24 Miliyar ($USA) pada tahun 2011 dan biofosil sebesar 480 Miliyar
($USA) sedangkan untuk upaya mitigasi REDD+ sebesar 1 Miliar ($USA) selama 20112012 dan Future REDD payment phase sebesar 30 miliyar ($USA) yang terestimasi sampai
pada tahun 2020. Perbedaan jumlah dana ini sangat signifikan berbeda sehingga isu kajian
ini menjadi topik yang krusial di masa depan pada program SDGs. Mengenai hutan
berdasarkan hasil penelitian bahwa kehidupan rumah tangga tergantung dari kontribusi
fungsi sebesar 1,6 Miliyar jiwa penduduk di dunia (Evans 2013)

18

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil review mengenai program International (United Nations)
The Sustainable Development Goals (SDGs) yang akan dideklarasikan pada akhir
tahun 2015, maka dapat disimpulkan bahwa:
(1) Perubahan konsep dan fokus isu yang mendasar secara signifikan
terhadap isu-isu permasalahan lingkungan.;
(2) Perkembangan

pembangunan

menjadi

siklus

yaitu

Economic

Development - Population Development - Environment Development.

4.1. Saran
Berdasarkan hasil review mengenai program International (United Nations)
The Sustainable Development Goals (SDGs) yang akan dideklarasikan pada akhir
tahun 2015, maka saran dari penulis ialah;
(1) Kepentingan lingkungan menjadi prioritas dibandingkan kepentingan
sebagian negara anggota (United Nations) sehingga perlu ditekankan
bahwa keberhasilan pengelolaan lingkungan akan mencapai dari The
Sustainable Development Goals (SDGs).
(2) Kegagalan pencapaian tujuan dari The Sustainable Development Goals
(SDGs) akan mempercepat bencana global, sehingga keterlibatan antar
anggota

dituntut

Development.

konsistensinya

dalam

pencapaian

Environment

19

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2014. Infographic: Sustainable Development Goals for Beginners (A
Breif Overview of The road to The new Sustainable Development Goals.
https://www.ihdp.unu.edu/file/get/11308 [20 Mei 2014]
Barry, E. 2014. Post-Rio to Post-2015 Think Piece Sustainable Development
Goals
(SDGs).
Geneva:
Sustainable
World
Initiative.
http://www.unep.org/civilsociety/Portals/24105/documents/NY%20consulta
tion/SDGs%20thinkpiece.pdf [20 April 2014]
Evans, K. 2014. Annual Investment of US $30 billion in Tropical Forest
Conservation cam support and Sustainable Economic Growth. Geneva:
United Nations Environment Programme. http://www.unep.org/Newcentre.
Default.aspx. [20 Mei 2014]
Fjord,A. 2014. IPPC Pressent assesment on Measures to mitigate climate
Changde. Greenland Credit: New York. http://www.unep.org/Newcentre.
Default.aspx. [20 Mei 2014]
Griggs, D. 2013. From MDGs to SDGs: Key challenges and opportunities.
Jerman:
Monash
Sustainability
Institute.
http:/
http://sustainabledevelopment.un.org/content/documents/3490griggs.pdf
[20 Mei 2014]
Hardjasoemantri, K. 1999. Hukum Tata Lingkungan, Edisi Ketujuh. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
Loewe, M. 2012. Post 2015: How to Reconcile the Millennium Development
Goals (MDGs) and the Sustainable Development Goals (SDGs). Jerman:
German
Development
Institute.
http://post2015.files.wordpress.com/2013/01/loewe-2012-post-2015-mdgsand-sdgs-english. [20 Mei 2014]
Sachs, J, D. 2013. High stakes at the UN on Sustainable Development Goals.
New
York:
Columbia
University.
http://www.thelancet.com
jeffsachs.org/wp-content/uploads/2013/09/Lancet_High-Stakes-at-UN-onSDGs.pdf [20 April 2014]
United Nations. 2013. Sustainable Develoment Knowledge Paltform.
http://sustainabledevelopment.un.org/index.php?menu [ 20 Mei 2014]
.

Anda mungkin juga menyukai