Anda di halaman 1dari 55

Mengenal Jenis Konstruk Ukur

dan Prosedur Pengukurannya


Atribut Ukur
 Dinamakan atribut karena hal itu merupakan Inteligensi
properti yang melekat pada sebuah objek. Sikap

 Atribut adalah objek dalam proses


pengukuran.
 Kita tidak mengukur meja akan tetapi atribut
meja (panjang, luas, kualitas dsb), demikian
juga manusia. Manusia bukan objek ukur
akan tetapi atribut yang mereka miliki yang
dijadikan objek ukur Kepribadian
 Pelaksanaan  Efektifitas? Kecepatan?
FISIK
Konstruk Ukur

 Konstruk ukur adalah sebuah konsep yang menunjukkan sebuah


atribut mengenai sesuatu (manusia, benda dsb).
 Konstruk ukur memiliki susunan baik komponen, struktur hubungan
antar komponen yang dapat diterjemahkan menjadi alat ukur.
 Konstruk ukur dapat hilang digantikan dengan yang baru
Representasi Konstruk Ukur dalam Konsep
Representasi Konstruk Ukur dalam Analisis
Dimensionalitas Konstruk

Furr & Bacharach (2013)

Wahyu Widhiarso Teori & Aplikasi Pengukuran Psikologi


Pertanyaan mengenai konstruk

Contoh: Rasionalitas
 Apakah merepresentasikan kemampuan atau non kemampuan?
 Kemampuan
 Berkaitan dengan performansi kognitif atau perilaku?
 Kognitif
 Konstruk apa yang memiliki korelasi positif dengannya?
 Inteligensi, adaptasi, kompetensi, critical thinking
 Konstruk apa yang memiliki korelasi negatif dengannya?
 Taklid, kesalahan berpikir
 Apa implikasi/konsekuensi dari konstruk tersebut
 Pengambilan keputusan, pengatasan masalah, pilihan thd proritas
Wahyu Widhiarso Teori & Aplikasi Pengukuran Psikologi
Tipe Konstruk Psikologis Individu
 Kemampuan (Abilitas)
 Potensial
Kemampuan yang belum teraktualiasikan secara praktis (misalnya
inteligensi).
 Aktual
Kemampuan yang telah teraktualiasikan secara praktis (misalnya
prestasi, kompetensi).

 Non Kemampuan
 Kepribadian (Nilai, Minat, Sikap, Gaya Hidup)
Peta Tujuan Tes Psikologi
Umum
Abilitas (Inteligensi)
Potensial
Khusus
Kognitif (Bakat)

Abilitas
Atribut Individu
Aktual
(Prestasi)

Non
Kognitif
Apakah hubungan antara syaraf dan
konstruk ukur?
B
A
Unipolar
B A B
A B
C C
Bipolar

Koheren Bipolar Orthogonal


Konstruk = A+B Konstruk = A-B Konstruk = A+B (?)

Mengukur atribut Mengukur atribut Mengukur atribut


psikologis secara koheren psikologis secara psikologis yang berbeda
berlawanan
Aspek memiliki arah yang Aspek mengukur arah
sama sehingga ketiganya Aspek mengukur hal yang yang berbeda sehingga
dapat dijumlahkan berkebalikan, sehingga tidak dapat dijumlahkan
besarnya nilai satu aspek
merupakan kecilnya aspek
yang lain
Atribut Kontinum
Atribut bersifat kontinum (unipolar)
 Atribut ini memiliki derajat yang berjenjang,
misalnya kontinum dari rendah ke tinggi (misalnya,
inteligensi, kecemasan, keuletan)

Atribut bersifat kontinum (bipolar)


 Atribut ini memiliki derajat yang berjenjang yang
berlawanan, rendahnya satu merupakan tingginya
yang lain dan sebaliknya (misalnya, introvert vs.
extrovert)
Atribut Kontinum vs. Kategorikal
Atribut bersifat multikontinum (multipolar)
 Atribut ini memiliki beberapa arah jenjang.
Misalnya bakat (klerikal, spatial, numerikal,
visual dsb)
 Semua komponen di dalam atribut tersebut
tidak dapat dijumlahkan
 Semua komponen ditampilkan dalam bentuk
profil
Atribut Kontinum vs. Kategorikal
Atribut bersifat kategorikal (tipologi)
 Atribut ini tidak memiliki derajat yang
berjenjang, namun menunjukkan tipe yang
menunjukkan kekhasan dalam bentuk tipe-
tipe
 Individu dipetakan ke dalam tipe-tipe yang
bersifat unik dan eksklusif
Contoh Skala
Learning Style Ipsatif
Inventory
No Pertanyaan Jawaban
1  Saya menyukai a. belajar dengan menggunakan tangan/praktek
  b. belajar dengan cara berfikir dan memberikan penjelasan
2  Saya cenderung a. mendasarkan dengan perasaan ketika memutuskan sesuatu
  b. mendasarkan dengan penjelasan logis ketika memutuskan
sesuatu
3  Saya belajar lebih efektif dari a. guru
b. teman

MBTI
No Butir
1  Ketika anda pergi ke sebuah tempat...
(a). Merencanakan apa yang dilakukan
(b). Spontan melakukan apa yang ingin dilakukan
 
Jika anda seorang guru, anda mengutamakan...
(a). Pendalaman aplikasi
(b). Pendalaman teori
 
A B X Eks Eks* Int X A B C

Orthogonal
1 2 3 1 5 2 7 4 5 4
Koheren 2 2 4 2 4 2 6 3 4 3

Bipolar
2 3 5 3 3 1 4 2 5 4
3 3 6 4 2 2 4 3 6 3
4 3 7
5 1 1 2 4 7 4

• Langsung • Salah satu dimensi dibalik • Tiap dimensi dilihat


dijumlahkan sebagai unfavorable sebagai variabel
• Analisis: Korelasi • Analisis: Korelasi terpisah
• Regresi Berganda
Subjek X
A 1
B 1
C 2
Taxon

D 1
E 2
McGrath, R.E. & Walters, G. D. (2012) Taxometric Analysis as a
• Tipologi (Nominal) General Strategy for Distinguishing Categorical From
• Analisis: Uji-t/Anova Dimensional Latent Structure. Psychological Methods. Vol. 17,
No. 2, 284–293
Tipe, Koheren, Bipolar, Ortogonal ?

Task Oriented  Org. Citizenship Behavior


Process oriented  Helping Behavior, Sportsmanship,
Output oriented Organizational Loyalty, Organizational
Metacog. Awr. of Reading Strat Compliance, Individual Initiative,
Global Reading Strategy Civic Virtue, and Self Development
 Performance on Work
Problem-Solving Strategy
 Recognising conflicts
Support Reading Strategy
 Applying standards
Self Control  Communication
Internal  Operating facilities
Eksternal  Learning Styles
Motivation  Abstract conceptualisation
Self-determined motivation  Reflective observation
Introjected regulation  Concrete experience
Amotivation  Active experimentation
Interpersonal relationships  Leadership
Affiliation - Nurturance  Transformational
Aggression – Defendence  Transactional
Contoh-Contoh Konstruk Psikologis
Individu
Isu #1 Pengembangan Tes Paralel
Domain Sampling Model
Dimensi, Domain, Sampel Indikator
Konstruk Ukur Penulisan Butir
Aspek, Facet keperilakuan

Derajat Operasional Level kesubstitutifannya


semakin meningkat semakin meningkat

Domain Sampling. The process of selecting test items to represent a specified universe of performance. (APA,
AERA, NCME, 1999)
A test is a set of stimuli administered to an individual or a group under standard conditions to obtain a sample of
behavior for assessment.
Isu #1 Pengembangan Tes Paralel

DOMAIN SAMPLING THEORY assumes WITH TESTS DESIGNED UNDER A CTT


that the items that have been selected FRAMEWORK, examinees can be
for any one test are just a sample of compared if and only if they receive
items from an infinite domain of the exact same item set (Embretson
potential items. & Reise, 2000).
…The conditions included the
THE PARALLEL TEST THEORY assumes
equality of means and variances
that two or more tests with different
across test forms, as well as
domains sampled (i.e., each is made up
equality of covariances with
of different but parallel items) will give
external variables (Gulliksen, 1950)
similar true scores but (might) have
different error scores.

Teori Tes Klasik belum cukup mampu memanfaatkan teori domain sampling theory
Contoh-Contoh Konstruk Psikologis
Individu
Contoh Konstruk Psikologis: Inteligensi

Konsep Mengenai Inteligensi


 Kecenderungan untuk menentukan dan mempertahankan arah, kemampuan
untuk otokritik dan kemampuan untuk beradaptasi dengan maksud menacapi
tujuan (Binet);
 Kemampuan untuk melakukan responsi yang baik (Anastasi)
 Kemampuan membentuk konsep dan memahami keberartiannya (Terman)
 Kemampuan individu menyesuaikan diri secara memadai ke keadaan yang
relatif baru di dalam hidup (Pintner)
 Daya untuk meresponsi dengan baik dari pandangan kebenaran atau fakta
(Thorndike)

Sumber: Naga (tanpa tahun)


Contoh Domain Inteligensi
1. Penalaran Fluid
2. Working Memory
3. Long-term Memory
4. Proses Visual
5. Proses Auditory
6. Proses Kecepatan
7. Comprehension
8. Reading
9. dsb
General Intelligence (Kecerdasan
Umum)  Kecerdasan umum adalah
abilitas individu yang bersifat
umum, tidak menjelaskan
satu abilitas secara spesifik.
 Pendekatan terhadap
kecerdasan secara umum
 Kecerdasan umum
memperoleh pengetahuan
dan mendapatkannya untuk
situasi yang baru.
Penalaran merupakan pusat dari
inteligensi umum
Tes Potensi Akademik/Bakat Skolastik

 Penelitian menemukan bahwa secara keseluruhan tes potensi akademik


merupakan ukuran yang cukup untuk menjelaskan kecerdasan secara umum.
 Di sisi lain, tes potensi akademik adalah instrumen yang berguna dalam
memprediksi fungsi kognitif. Terlebih ketika instrumen lain untuk mengukur
kecerdasan belum tersedia, terlalu memakan waktu, atau terlalu mahal.
 Para peneliti kemudian merekomendasikan bahwa skor yang dilaporkan oleh tes
potensi akademik sebagai skor pada faktor kemampuan umum, ditambah
kemampuan penalaran kuantitatif dan penalaran verbal terpisah.
 Skor tes potensi akademik dapat dikonversi menjadi skor yang dapat dipakai
untuk memprediksi IQ dengan tepat. Meskipun skor tes potensi akademik tanpa
konversi tetap diterima, namun tes potensi akademik yang telah dikonversi ke
skor IQ memiliki banyak manfaat, misalnya ketika peneliti hendak melakukan
studi perbandingan.
Bentuk bentuk Penalaran Figural
Landasan Teori TPA/TIU/TBS

 Kecerdasan individu dapat dibagi menjadi dua jenis:


 Kecerdasan Fluid
 Kecerdasan Terkristal

 Individu berkerja dalam berbagai konteks


 Konteks angka
 Konteks
 Gambar
 Bentuk

 Fokus pengerjaan soal adalah penalarann (mengenali pola, mengatasi masalah,


menggeneralisasikan pola, mengatasi kompleksitas di situasi baru)
Implikasi

 Tes Potensi
 Tidak banyak dipengaruhi oleh hasil belajar
 Tidak terkait dengan satu materi pelajaran
 Subjek tidak mengetahui materi yang akan diujikan
 Hasilnya relatif stabil meski individu belajar

 Tes Prestasi
 Dipengaruhi oleh hasil belajar
 Terkait dengan materi mata pelajaran
 Subjek mengetahui materi yang akan diujikan
 Hasilnya akan meningkat juka individu belajar
Tes Potensi vs. Tes Prestasi

Tes Potensi Tes Prestasi


 Tidak memerlukan usaha belajar  Memerlukan belajar materi secara
mengenai materi tertentu khusus
  Bersifat temporer
Bersifat menetap
  Menunjukkan hasil kinerja di masa lalu
Memprediksi kinerja di masa datang
  Tingkat kesulitan bervariasi, dapat
Tingkat kesulitan bervariasi, tidak
tergantung pada tujuan tes (i.e. tergantung pada tujuan tes (i.e.
seleksi)
seleksi)
 Lebih cenderung mengacu pada
 Lebih cenderung mengacu pada
kriteria (i.e., paham, etc)
norma (membedakan)
Contoh Konstruk Psikologis: Bakat

 Bakat adalah sekelompok kemampuan khusus TES BAKAT


yang diperlukan untuk mendukung suatu  Dirancang untuk mengukur bakat alam dan
kegiatan tertentu. melibatkan serangkaian tugas terpisah yang masing-
 Bakat adalah kemampuan dasar individu untuk masing menarik bakat yang berbeda.
belajar secara efektif dan efisien, dalam tempo  Hasil membantu individu untuk menentukan
yang relatif pendek dibandingkan orang lain, kemampuan bawaan yang memudahkan bagi dia
namun hasilnya justru lebih baik. untuk belajar atau melakukan hal-hal tertentu.
 Bakat merupakan potensi yang dimiliki oleh  Pekerjaan yang berbeda membutuhkan bakat
seseorang sebagai kombinasi antara bawaan tertentu yang berbeda
sejak lahir, lingkungan, pola asuh dsb. 
Contoh Konstruk Psikologis: Kepribadian
 Kepribadian adalah seperangkat atribut individual
(misalnya nilai, sikap, minat) yang bersifat stabil.
 Kepribadian menentukan bagaimana tanggapan
individu terhadap situasi
 Kepribadian menjelaskan bagaimana antara satu orang
dengan orang lainnya memiliki kesamaan dan
perbedaan dalam hal tertentu
Contoh Representasi dari Kepribadian

 Sikap. Evaluasi umum terhadap sebuah objek


 Mendukung – Tidak mendukung
 Minat/Preferensi. Kecenderungan dalam diri anda untuk tertarik pada sesuatu
objek atau menyenangi sesuatu objek
 Suka – Tidak suka
 Opini. Pendapat atau posisi anda mengenai objek tertentu
 Seharusnya – Tidak seharusnya
 Perilaku Aktual. Perilaku yang anda tunjukkan (telah atau akan) anda tunjukkan
 Menghindar - Mendekati
 Emosi. Perasaan anda ketika menghadapi sebuah situasi.
 Marah – Sedih
Urutan manifestasi Kepribadian

Gaya Hidup
Tingkah Laku
Minat (intensi)
Sikap
Ciri Sifat/karakteristik (trait)
Nilai (values)
Belief
Contoh Konstruk Psikologis: Kompetensi

Pengertian
 Kompetensi adalah kemampuan untuk menerapkan atau menggunakan
seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang diperlukan
untuk berhasil melakukan tugas yang ditetapkan pada seting tertentu.
 Kompetensi sering berfungsi sebagai dasar untuk standar kemampuan (basis
for skill standard) yang menentukan tingkat pengetahuan, keterampilan, dan
kemampuan yang dibutuhkan untuk sukses di tempat kerja serta kriteria
pengukuran potensial untuk menilai capaian kemampuan.
Model Kompetensi
Kompetensi
Professional
practice Kompetensi Dasar

Pengetahuan
Pelatihan

Sikap
Skill
Pendidikan
Akademis

Bakat
Sifat Kepribadian
Karakteristik Biografis
Competence includes a broad range of knowledge, attitudes, and observable patterns of behaviour which together
account for the ability to deliver a specified professional service (WHO)
Jenis Kompetensi

 Core Competency :
 Kompetensi yang berguna pada setiap kelompok jabatan untuk semua orang dalam organisasi

 Technical Competency :
 Kompetensi yang unik dan sesuai dengan klasifikasi atau kelompok pekerjaan tertentu
CIRI-CIRI KOMPETENSI
 Kompetensi memiliki fokus dan konteks, yaitu kehidupan nyata dan berbagai
peranan.
 Kompetensi dibentuk melalui integrasi dan aplikasi yang kompleks dari
berbagai kemampuan.
 Kompetensi merefleksikan pengetahuan, sikap dan nilai, dan keterampilan
secara seimbang.
 Kompetensi ditandai dengan kinerja, bukan hanya penguasaan pengetahuan,
sikap dan nilai, keterampilan saja
Kompetensi

 Berupa kata kerja untuk saat ini


 Mengonversi meter ke inchi
 Pernah mengukur panjang lapangan
 Setiap tindakan mengarah pada suatu objek
 Mengidentifikasi penyebab butir tes yang berdiskriminasi rendah
 Mengenali suatu objek
 Tindakan yang dilakukan terukur atau teramati
 Mendeskripsikan bagian-bagian radio
 Memikirkan masalah penyebab banjir
 Setiap kompetensi berdasarkan pada performansi
 Mengevaluasi tes dengan menggunakan teori klasik dan teori modern
 Mengenali
Lembar Check List
Format Pengukuran
INDEKS
Indeks dibangun melalui pencacahan dari efek atau angka secara akumulatif.
Setiap jenis responden diberi skor berdasarkan atribut yang diukur.

SKALA
Sebuah skala dibangun dengan menetapkan skor untuk berbagai intensitas
atribut ukur. Pada sebuah skala, tanggapan tersusun dalam urutan intensitas
tanggapan maupun respons.
 Pengukuran Formatif
 Indikator
yang diukur merepresentasikan hal-hal yang
mempengaruhi kondisi yang diukur
 Contoh: Indeks keselamatan kerja, Indeks penyebab stres

 Pengukuran Reflektif
 Indikator
yang diukur merepresentasikan
kemampuan/kondisi yang diukur
 Contoh: Tes kompetensi, Tes Pemahaman
Indikator Formatif dan Reflektif

Fasilitas Loyalitas
Keramahan Emosional
Kepuasan
Informasi Layanan
Kebanggaan
Kemudahan Sosialisasi

Indikator Formatif Indikator Reflektif

Indikator Reflektif Indikator Formatif


Kausalitas Konstrak laten dimanifestasikan Seperangkat indikator
dalam sejumlah indikator mempengaruhi konstrak laten
Eror Pengukuran Berada pada tataran butir Berada pd konstrak latennya
Korelasi antar indikator Diutamakan korelasinya yang Tidak diharapkan, karena terlalu
tinggi tinggi justru menunjukkan overlap
Dampak mengurangi Mengurangi satu indikator tidak Mengurangi satu indikator akan
indikator mengubah konstrak laten mengubah struktur konstrak laten

Wahyu Widhiarso Teori & Aplikasi Pengukuran Psikologi


Tipe Indikator

Reflective Formative Reactive


indicators indicators indicators

F F F

X1 X2 X3 X4 X1 X2 X3 X4 X1 X2 X3 X4

e1 e2 e3 e4 e1 e2 e3 e4

Ref: Hayduk et al. (2007)

Wahyu Widhiarso Teori & Aplikasi Pengukuran Psikologi


SIKAP

 Sikap adalah derajat afek positif atau afek negatif terhadap suatu objek

 Sikap diekspresikan oleh respon SETUJU (positif) dan respon TIDAK SETUJU
(negatif)

 Pengungkapan yang reliabel terhadap sikap dilakukan dengan menggunakan Skala


Sikap (Attitude Scale)

 Skala Sikap berisi Pernyataan-pernyataan Sikap (Attitude Statements)


Domain Kompetensi
Cakupan Level Materi indikator Level
Materi 1 Know • Standar, aturan Mengenal
• Tes Pemahaman
Materi 2 Accept • Sikap Memahami
• Inventory
Materi 3 Able to • Aplikasi Mengaplikasikan
• Kasus standar
Skilled • Aplikasi Menganalisis
• Kasus kompleks
Expert • Kreativitas, evaluasi Mengevaluasi
• Kasus Mencipta
Konsep Asesmen – Target Ukur

TARGET
Indikator
PENGUKURAN
Indikator
Indikator

Indikator
Indikator Indikator

Indikator
Indikator

TARGET PENGUKURAN. Adalah konstrak/konsep yang diukur. Konsep ini sifatnya umum
sehingga perlu dijabarkan menjadi indikator.
INDIKATOR. Adalah turunan dari konsep yang bersifat khusus dan terlihat secara langsung.
Dimensi Intelektual

DIMENSI INDIKATOR TERUKUR


Penalaran  Berpikir sistematis dan rasional
 Dapat melakukan analisis dengan tajam
 Dapat melakukan evaluasi yang kritis dan positif
 Mudah menyerap dan memahami informasi
Kreatifitas  Memiliki ide dan gagasan yang orisinil
 Mampu memadukan berbagai ide dan gagasan
 Mampu melakukan perencanaan dengan baik
 Mampu memecahkan masalah (problem solving)
Pengetahuan  Memiliki wawasan yang luas
 Mampu memberikan alasan berdasarkan fakta
 Memiliki kosa kata yang luas
 Memiliki rasa ingin tahu yang besar

Ia yang tidak mau berpikir adalah orang fanatik. Ia yang tidak dapat berpikir adalah orang bodoh.
Ia yang tidak berani berpikir adalah budak. William Drummond
Dimensi Kepribadian
DIMENSI INDIKATOR TERUKUR
Ketekunan (ulet)  Tahan terhadap tekanan
 Bekerja cepat dan tidak melakukan penundaan
 Mengejar prestasi (achievement seeking), bersemangat
 Mandiri, disiplin dan bertanggung jawab
 Konsisten
Kestabilan Emosi  Jarang merasa cemas
 Optimis dan memiliki keyakinan yang mantap
 Tidak mengeluh dengan kondisi diri
 Sering mengekspresikan emosi positif
Harga Diri  Talk active dan asertif
 Melakukan atribusi secara internal
 Jujur dan terbuka
 Mempertahankan pendapat (persisten)

“Di batalyon ini saya tidak membutuhkan orang yang jago menembak. Tetapi orang yang dapat
berpikir jernih ketika membawa senapan” Anonim

Anda mungkin juga menyukai