Anda di halaman 1dari 38

1

KEBIJAKAN MAKROPRUDENSIAL
DAN STABILITAS SISTEM KEUANGAN
(SSK 2)
Ronald L. Toruan
Training of Trainers (ToT) Dosen Pengampu Perguruan Tinggi

Pusat Riset dan Edukasi Bank Sentral


Bank Indonesia

Balikpapan, 4 Desember 2014


2

TOPIK BAHASAN
3

TOPIK BAHASAN
LATAR BELAKANG
• Adanya potensi peningkatan risiko pada perekonomian (e.g. Financial innovation)
• Siklus krisis keuangan yang semakin pendek dengan durasi yang semakin panjang
dan efek menyebar (contagion effect) yang semakin luas (cross border/countries)
• Krisis pada lembaga dan pasar keuangan berdampak signifikan pada perekonomian
dan berbiaya besar (e.g. Biaya krisis 97/98 Indonesia mencapai 51% dari PDB)
• Stabilitas sistem keuangan tidak saja mendukung stabilitas harga (dan
makroekonomi) tapi juga pertumbuhan ekonomi
• Pengalaman krisis global menunjukkan bahwa stabilitas harga (saja) tidak cukup
(necessary but not sufficient) menjamin pertumbuhan jangka panjang yg
berkelanjutan
Rekomendasi IMF:
o“BI should establish a Financial Stability Unit for conducting the micro and macro level
analysis required to detect systemic vulnerability” (MAE Report – October 2002)
o“... by June 2003 BI should established FSS unit..... (LoI-IMF, 2003)

Tahun 2003 BI mulai berperan aktif dalam mendorong terciptanya stabilitas sistem keuangan di
Indonesia melalui pendekatan makroprudensial dan mikroprudensial, a.l. Melalui:
a.Penyusunan blue print SSK di Unit Khusus Program Transformasi (UKPT)
b.Pembentukan Biro Stabilitas Sistem Keuangan (BSSK); serta
c.Mengkomunikasikan hasil surveillance secara semesteran yang dituangkan dalam laporan
perdana yang dikenal dengan nama Kajian Stabilitas Sistem Keuangan (KSK) No.1
4
LATAR BELAKANG

Global Financial Crisis (GFC)


•Meluasnya dampak krisis akibat interconnectedness
•Kegagalan kebijakan makro, kegagalan pasar,
kegagalan regulasi EKSTERNAL
•Risiko sistemik  kebijakan makroprudensial

• Peran BI dalam menjaga stabilitas sistem keuangan


• Perubahan signifikan atas struktur otoritas
pengawasan lembaga keuangan di Indonesia (UU
No. 21 tahun 2011 ttg OJK) membawa perubahan INTERNAL
atas tujuan dan tugas BI

o Adanya hubungan sektor keuangan dengan makroekonomi


o Salah satu upaya menjaga stabilitas sistem keuangan adalah melalui
kebijakan makroprudensial

5
DEFINISI STABILITAS SISTEM KEUANGAN
“ … suatu kondisi dimana sistem keuangan yang terdiri dari lembaga intermediasi, pasar
keuangan dan infrastruktur pasar- tahan terhadap tekanan dan mampu mengatasi
ketidakseimbangan keuangan yang bersumber dari proses intermediasi yang mengalami
gangguan secara signifikan”
European Central Bank (2011)

“ …. suatu kondisi terpeliharanya kepercayaan masyarakat terhadap sistem keuangan”


Bank of England (2008)

“ Stabilitas keuangan mendeskripsikan kondisi dimana proses intermediasi keuangan berfungsi


secara stabil/baik dan terdapat kepercayaan dalam kegiatan usaha institusi keuangan dan
pasar di dalam perekonomian”
Bank Negara Malaysia (2011)

“ SSK adalah suatu kondisi yang memungkinkan sistem keuangan nasional berfungsi secara
efektif dan efisien serta mampu bertahan terhadap kerentanan internal dan eksternal sehingga
alokasi sumber pendanaan/pembiayaan dapat berkontribusi pada pertumbuhan dan stabilitas
perekonomian nasional”

Amandemen UU Bank Indonesia (Penjelasan Umum)

6
Definisi SSK
Pendapat Definisi Stabilitas Sistem Keuangan
Andrew Crockett (Bank for Ketidakstabilan sistem keuangan adalah situasi
International Settlements & dimana kinerja ekonomi berpotensi memburuk
Financial Stability Forum) akibat fluktuasi harga aset keuangan atau
ketidakmampuan lembaga keuangan untuk
memenuhi kewajibannya
Deutche Bundesbank Kondisi dimana sistem keuangan memiliki kinerja
yang efisien dalam fungsi ekonominya yaitu alokasi
sumber dana, menyebar risiko, dan penyelesaian
sistem pembayaran yang dapat dilaksanakan
walaupun terjadi gejolak, tekanan dan perubahan
struktural.
Roger Ferguson (Board of Ketidakstabilan sistem keuangan merupakan
Governors of the U.S. Federal kegagalan pasar yang dapat mempengaruhi
Reserve Sistem) kegiatan ekonomi riil.
Norges Bank Kondisi dimana sektor keuangan sehat dan kuat
dalam menghadapi gejolak pada institusi keuangan
atau pasar keuangan.
Tommaso Padoa-Schioppa Sistem keuangan mampu menghadapi gejolak
(European Central Bank) tanpa mengganggu alokasi tabungan kepada
investasi maupun terhadap proses pembayaran
dalam kegiatan ekonomi
Nout Wellink (De Nederlandsche Kemampuan
Sumber: Houben, Aerdt, Jan Kakes, dan Garry Schinasi.2004. sistem
“Towards keuangan
a Framework untuk mengalokasi
for Safeguarding
Financial Stability”. IMF Working Paper - International Capital Markets Department
Bank) sumber dana, menghadapi gejolak, mencegah7
Komponen Utama SSK
Cross section risk

Financial
Stable Sound Resilience
macroeconomic framework of
macroprudenti Time dimension
s environment
al supervision risk
Avoiding
Imbalance/Excesse
s

Safe and
robust
Financial Efficient
financial
payment
system
Stability market

SSK adalah
tanggung
Well managed Sound jawab semua
financial framework of
institutions pihak: BI,
prudential
supervision pemerintah,
OJK, LPS,
market..
8
Jasa Utama yang diberikan oleh Sistem
Keuangan

Berbagi
Sistem Keuangan Likuiditas
Risiko Sistem
Pembayaran

Pasar
Keuangan

Dana Dana

Imbalan Intermediasi
Keuangan Imbalan RT Perush Pemerintah
RT Perush. Pemerintah
Peminjam
Penabung

Permasalahan: Permasalahan:
•Lemon Phenomena •Asymmetric information
•The Law of large number •Moral Hazard
•Pooled Information Informasi
•Adverse Selection

Sumber: Hubbard (2005)

9
Keseimbangan Pasar Keuangan
Secara Umum
PASAR
KEUANGA
N
SSB Perusahaan
SSB Bank

RUMAH
PERUSAHAA
TANGGA
N ASSET
ASSET HUTANG HUTANG
SSB
Perusahaan Kredit RT
Investas SSB Perusahaan SSB Bank
i Kredit Bank Deposito

BANK
HUTAN
ASSET
Kredit G
Perusahaa SSB
n Kredit Bank
RT Deposito

10
Peran Lembaga Keuangan dalam Stabilitas
Moneter dan Stabilitas Sistem Keuangan
(SSK)
Sistem Keuangan
Probability
RumahTangga of Default Bank Profitabilitas
Kondisi Keuangan Permodalan
• Risiko Kredit
• Risiko Likuiditas
Probability
Korporasi of Default
• Risiko Pasar Stabilitas
Kinerja Keuangan Lembaga Profitabilitas Sistem
KeuanganNon Permodalan Keuangan
Probability Bank
Pemerintah of Default
Kondisi Keuangan
Pasar IHSG
Keuangan Yield curve
PUAB
Internasional, Domestik:
- Faktor Ekonomi Infrastruktur
- Faktor Non-Ekonomi Sistem
Keuangan •Intermediasi
•Mekanisme
Transmisi
Stabilitas Produk
Inflasi Domestik
Moneter Bruto
Target Inflasi
11
Sumber Risiko Instabilitas SSK

Faktor Endogen Faktor Eksogen


Lembaga Gangguan ekonomi makro domestik
Risiko financial (kredit,likuiditas,suku Ketidakseimbangan kebijakan
bunga, nilai tukar) Risiko ekonomi lingkungan
Risiko operasional (fraud) Risiko tak terhindari
Kelemahan/kegagalan teknologi Bencana alam
Risiko hukum Kekacauan politik/social
Risiko reputasi Kegagalan usaha
Risiko strategis
Risiko konsentrasi
Risiko kapital
Pasar
Risiko counterpart
Harga asset yang tidak tepat
Pengambilan dana besar-besaran dari
sistem keuangan (bank run, fire sale)
Efek menular (contagion effect)
Infrastruktur
Risiko sistem pembayaran/ settlement
Kelemahan hukum/peraturan
Kelemahan sistem akuntansi
Kelemahan pengawasan
Runtuhnya kepercayaan
Efek domino 12
Sumber: Houben, Kakes, and Schinasi. 2004
Lima Pilar Utama Stabilitas
Keuangan
1. Lingkungan makro-ekonomi yang stabil ;
2. Kerangka pengawasan prudensial yang sehat;
3. Lembaga keuangan yang dikelola dengan baik;
4. Pasar keuangan yang beroperasi secara efisien dan lancar; dan
5. Sistem pembayaran yang aman dan lancar.
6. Infrastruktur: standar industri, termasuk standar akuntansi,
kerangka hukum, corporate governance, ketentuan kepailitan.
(John F. Laker, Ass. Governor Reserve Bank of Australia – Financial Stability, 1999)

Lingkungan Lembaga
Ekonomi makro Keuangan yang
Yang stabil dikelola
dengan baik

Sistem Keuangan
Stabil & Sehat

Sistem Pengawasan
Pembayaran Institusi Keuangan
Yang aman & Handal Yang Efektif
13
Kerangka SSK

Monitoring dan Analisa

Kondisi Pasar Institusi Infrastuktur


Makro ekonomi Keuangan Keuangan Keuangan

Evaluasi
Dalam batas Mendekati batas Diluar batas
stabilitas keuangan stabilitas keuangan stabilitas keuangan

Tindakan
Pencegahan Resolusi
Perbaikan

Stabilitas
Sistem
Keuangan
Sumber: Houben, Kakes, and Schinasi. 2004

14
Kerangka SSK Bank Indonesia

Mencapai dan memelihara stabilitas nilai rupiah melalui stabilitas


Misi BI moneter dan stabilitas sistem keuangan guna mendukung
pembangunan ekonomi yang berkelanjutan

Tujuan Menciptakan dan menjaga sistem keuangan yang stabil, sehat


dan efisien

Jaring
Pemantapan Riset dan Pengaman
Strategi Koordinasi
regulasi Pemantauan Sistem
Keuangan

Sistem Deteksi Forum Stabilitas - Lender of the last


- Standar
Dini Sistem Keuangan: resort
Instrumen internasional
- Disiplin pasar - Indikator Makro BI, Bapepam LK, - LPS
- Indikator Mikro DepKeu, LPS - Manajemen krisis

15
Mengapa Stabilitas Sistem
Keuangan Penting ?
Stabilitas Sistem Keuangan melindungi perekonomian dari
kemungkinan kembali terkena krisis keuangan melalui
antisipasi dan mitigasi potensi risiko ke depan atau dalam hal
krisis keuangan tidak dapat dihindari proses pemulihan akan
berlangsung lebih cepat
i. Kestabilan moneter hanya bisa terealisasi melalui terpeliharanya stabilitas
sistem keuangan dikarenakan sistem keuangan merupakan jalur terpenting
dari transmisi kebijakan moneter;
ii. Perkembangan terkini memberikan indikasi semakin besarnya potensi
sistem keuangan sebagai sumber tekanan terhadap perekonomian riil →
sektor keuangan yang berkembang lebih pesat dibandingkan dengan
perkembangan sektor riil sebagai akibat dari pendalaman pasar, globalisasi
pasar keuangan yang mendorong perkembangan transaksi keuangan secara
cross-border dan pengembangan institusi keuangan dan infrastrukturnya
yang berdampak meningkatnya kompleksitas sistem keuangan; dan
iii. Stabilitas Sistem Keuangan memberikan 3 manfaat utama yaitu : (1)
Kepercayaan Deposan; (2) Efisiensi Intermediasi; dan (3) Efektifitas Alokasi
Sumber Dana
16
Stabilitas Moneter dan
Stabilitas Sistem Keuangan

Monetary Stability →
Stabilitas Harga → Target
Inflasi

Stabilitas Sistem
Keuangan → Stabilitas
Lembaga Keuangan dan
Pasar Keuangan →
Intermediasi

17
18

TOPIK BAHASAN
Pengaturan dan Pengawasan Makroprudensial

 Pasal 55 ayat (2) UU No. 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa


Keuangan (UU OJK): Sejak tanggal 31 Desember 2013, fungsi,
tugas, dan wewenang pengaturan dan pengawasan kegiatan jasa
keuangan di sektor Perbankan beralih dari BI ke OJK.
 Penjelasan Pasal 7 UU OJK: Pengaturan dan pengawasan mengenai
kelembagaan, kesehatan, aspek kehati-hatian, dan pemeriksaan
bank merupakan lingkup pengaturan dan pengawasan
microprudential yang menjadi tugas dan wewenang OJK. Adapun
lingkup pengaturan dan pengawasan macroprudential,
yakni pengaturan dan pengawasan selain hal yang diatur dalam
pasal ini, merupakan tugas dan wewenang Bank Indonesia.

Apa
Apayang
yangdimaksud
dimaksuddengan
dengan“pengaturan
“pengaturandan
dan
pengawasan
pengawasanmacroprudential”?
macroprudential”?

19
2
Kebijakan Makroprudensial 0

Kerangka kebijakan makroprudensial adalah:


• Tujuan: memelihara kestabilan sistem keuangan dg membatasi potensi
meningkatnya risiko sistemik.
• Cakupannya: seluruh potensi risiko sistemik
• Issue: Fokus pada risiko yang meningkat di dalam dan/atau karena sistem
keuangan
• Instrumen: kehati-hatian (prudential ), yang diukur dan digunakan untuk
khususnya risiko sistemik dan diterapkan pada sistem keuangan secara luas.
Wacana perubahan tugas dan kewenangan BI:
Dalam rangka mendorong stabilitas sistem keuangan, BI berwenang:
a.Menetapkan kebijakan makroprudensial;
b.Melakukan pemantauan sistem keuangan (surveillance);
c.Mengembangkan pasar dan akses keuangan;
d.Melakukan pencegahan dan penanganan krisis sektor keuangan; dan
e.Melakukan pemeriksaan secara langsung terhadap bank yang tertentu yang
sistemically important bank dan/atau bank lainnya, serta lembaga keuangan
bukan bank yang sistemik.
DEFINISI KEBIJAKAN MAKROPRUDENSIAL

Versi IMF: Kebijakan makroprudensial adalah kebijakan yang memiliki tujuan utama untuk
memelihara stabilitas sistem keuangan secara keseluruhan melalui pembatasan
peningkatan risiko sistemik. (IMF, Macroprudential Policy: An Organizing Framework, 2011)

Versi BIS: Kebijakan makroprudensial adalah kebijakan yang ditujukan untuk membatasi
risiko dan biaya krisis sistemik (BIS working papers, Macoprudential policy - a literature
review, February 2011)

Versi Bank of England: Kebijakan makroprudensial adalah kebijakan yang ditujukan untuk
memelihara kestabilan intermediasi keuangan (misalnya jasa-jasa pembayaran,
intermediasi kredit dan penjaminan atas risiko) terhadap perekonomian (Bank of England
(2009), “The Role of Macroprudential Policy”, Bank of England Discussion Paper)

Versi Working Group G-30: Kebijakan makroprudensial adalah kebijakan yang ditujukan
untuk meningkatkan ketahanan sistem keuangan dan untuk memitigasi risiko
sistemik yang timbul akibat keterkaitan antar institusi dan kecenderungan institusi
keuangan untuk mengikuti siklus ekonomi (procyclical) sehingga memperbesar risiko
sistemik. (WG G30, Enhancing Financial Stability and Resilience: Macroprudential Policy,
Tools, and Systems for the Future, 2010).

Amandemen UU BI : Kebijakan Makroprudensial adalah kebijakan yang ditetapkan dan


dilaksanakan oleh Bank Indonesia untuk meningkatkan ketahanan sistem keuangan dan
untuk mencegah serta mengurangi risiko sistemik yang dapat mengganggu stabilitas
21 keuangan dan/atau stabilitas moneter.
sistem
Kebijakan Makroprudensial

• Memperkuat ketahanan sistem keuangan


• Mencegah instabiltas keuangan antara lain
karena pertumbuhan kredit yg terlalu tinggi,
asset bubble, capital inflow yg massive.
• Instrument pengaturan makroprudensial
diarahkan untuk mengurangi risiko instabilitas
sistem keuangan
• Menyangkut dua dimensi: waktu dan risiko
dalam kredit dan likuiditas yang terkonsentrasi

22
Instrumen Kebijakan
Makroprudensial
Pada dasarnya instrumen kebijakan makroprudensial sangat luas, namun
yang saat ini sudah banyak digunakan oleh otoritas di berbagai negara
adalah instrumen mikroprudensial yang difokuskan pada target systemic
risk

Beberapa instrumen mikroprudensial yang sering dimanfaatkan


sebagai instrumen makroprudensial adalah :

I.Instrumen yang ditujukan untuk mengurangi tekanan stabilitas sistem


keuangan yang bersumber dari ekspansi kredit/pembiayaan yang berlebihan
dan/atau yang bersumber dari bubble harga aset (khususnya harga aset
properti) : dynamic capital buffers, dynamic provisions, LTV and debt service-
to-income (rasio DTI).
II.Instrumen yang ditujukan untuk mengurangi tekanan amplifikasi systemic
risk dikarenakan meningkatnya leverage: rasio permodalan, rasio likuiditas,
bobot risiko dan BMPK.
III.Instrumen untuk mitigasi kerentanan struktural pada sistem keuangan dan
untuk membatasi dampak spillover dalam kondisi terdapatnya tekanan
terhadap sistem keuangan : asuransi/penjaminan, monitor faktor-faktor risiko
23
dan keterkaitannya, kebijakan resolusi → Instrumen terutama ditetapkan untuk
Indikator Kebijakan
Makroprudensial
Indikator kebijakan makroprudensial mencakup indikator kebijakan
mikroprudensial dan indikator makro ekonomi

Indikator Mikroprudensial Indikator Makro Ekonomi


CAR Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi
Kualitas Aset : NPL, Konsentrasi Kredit, FX Neraca Pembayaran : CA deficit, Reserves,
Credits Utang LN, capital flows
Debitur Korporasi : DER, Profit Suku bunga dan Nilai Tukar : volatilitas nilai
tukar, suku bunga domestic dan suku
bunga LN
Manajemen : Pertumbuhan lembaga Potensi dampak penularan : korealsi antar
keuangan pasar keuangan
Earnings : ROA dan ROE Faktor Lainnya : Transaksi Fiskal
Likuiditas : LDR, LCR, NSFR
Sensitivitas thd risiko pasar : Suku bunga,
Indeks Saham, Harga Obligasi, Nilai Tukar
Indikator Pasar Lainnya : Harga pasar dari
instrumen keuangan, peringkat, harga
aset sovereign 24
Kebijakan Mikroprudensial vs
Makroprudensial
Kebijakan Microprudential Kebijakan Macroprudential
Pemantauan dan kebijakan dalam menjaga Pemantauan dan kebijakan dalam menjaga
stabilitas individual institusi keuangan, stabilitas sistem keuangan secara
untuk mempertahankan kesehatan dan keseluruhan, guna menghindari terjadinya
ketahanan individual lembaga keuangan risiko sistemik
-Disiplin pasar (market discipline) -Kebijakan moneter
-Pengawasan kesehatan individu institusi -Jaring pengaman sistem keuangan
-Regulasi prudensial (standar internasional) (financial safety net), melalui lender of the
-Komunikasi official last resort dan asuransi deposit
-Penjaminan simpanan
Indikator Pengawasan Microprudential -Kebijakan fiskal
-CAMELS setiap individu institusi keuangan -Pemantauan hubungan dan keterkaitan
-Tingkat risiko institusi antar institusi keuangan
-Rating kesehatan institusi Indikator Pengawasan Macroprudential (a.l)
-Kepatuhan terhadap regulasi -Bid ask spread dalam pasar keuangan
-Pengelolaan risiko -Harga properti
-Konsentrasi kredit properti, loan to value
-Kredit rumah tangga terhadap PDB
-Posisi devisa neto bank
-Spread suku bunga antar bank tertinggi
dan terendah
-Stress test, countercyclical buffer
-Indeks stabilitas sistem keuangan 25
Argumentasi Urgensi Koordinasi
Kebijakan Macroprudential dan
Moneter
• Kebijakan moneter dan macroprudential saling
mendukung dan tidak dapat dipisahkan
• Koordinasi yang tidak baik dalam kedua kebijakan
pada umumnya mendorong terjadinya kondisi yang
lebih buruk dalam perekonomian.

Policy-Tool Mix Transmission Goals

Monetary Policy
Policy Interest rate
 Interest rates
Exch rate intervention
 Exchange rates
 Liquidity Price Stability
Macropru Policy
 Credit growth
 Countercyclical buffers  Financial Stability
 Adjustment in risk weight
 Asset prices
 Time varying caps on  Risk behavior
credit growth
 Control on cap inflows
26
Desain Kebijakan Makroprudensial

27
Implementasi Kebijakan
Makroprudensial

*CCB: countercyclical capital buffer


PDN: Posisi Devisa Netto  28
Contoh Kebijakan Makroprudensial di
Berbagai Negara

29
30

TOPIK BAHASAN
Systemic Risk Regulator

Systemic
Risk
Regulator
Penguatan Riset dan Surveillance
Surveillance Tujuan :
Framework identifikasi, evaluasi dan monitor risiko
Mon yang mengancam stabilitas sistem
it or
keuangan
Aktivitas Riset :
n
tio

-Mengembangkan instrumen dalam


ec
ion Corr

rangka asesmen stabilitas sistem


/
so ion

Bank, keuangan
Paymen
/Re vent

Identification
lut

Non Bank,
Fin Market
t System -Identifikasi permasalahan yang
Pre

mengancam stabilitas sistem keuangan


Household Aktivitas Surveillance :
Global Corporate
Marke -Asesmen dan monitor permasalahan
t
dan risiko yang mengancam stabilitas
sistem keuangan
-Memberikan rekomendasi dan masukan
dalam perumusan kebijakan dalam
rangka pemeliharaan stabilitas sistem
Measurement
keuangan
32
Koordinasi dan Kerja Sama Antar
Otoritas (1)
Koordinasi dan Kerjasama antar otoritas melalui Forum Koordinasi Stabilitas
Sistem Keuangan (FK SSK) → UU No 21 tahun 2011 tentang OJK pasal 44
Keanggotaan FK SSK :
a. Menteri Keuangan sebagai Anggota merangkap Koordinator
b. Gubernur BI sebagai Anggota
c. Ketua Dewan Komisioner OJK sebagai Anggota
d. Ketua Dewan Komisioner LPS sebagai Anggota
Wewenang FKSSK :
a. Memberikan rekomendasi langkah-langkah strategis dalam rangka memelihara
stabilitas Sistem Keuangan kepada Kementerian Keuangan, Bank Indonesia, OJK,
LPS berdasarkan evaluasi terhadap kondisi makro Sistem Keuangan
b. Menetapkan bahwa kesulitan likuiditas dan/atau masalah solvabilitas lembaga
keuangan adalah ‘berdampak sistemik’ atau ‘tidak berdampak sistemik’
c. Menetapkan kondisi ‘krisis’ dan ‘berakhirnya krisis’
d. Menetapkan kebijakan penanganan permasalahan lembaga keuangan yang
dipandang perlu dalam rangka pencegahan dan penanganan krisis
33
Koordinasi dan Kerja Sama Antar
Otoritas (2)
Kewajiban FK SSK (Normal) :
a. Melakukan pemantauan dan evaluasi stabilitas sistem keuangan.
b. Melakukan rapat paling tidak 1 kali dalam 3 bulan.
c. Membuat rekomendasi kepada setiap anggota untuk melakukan
tindakan dan/atau membuat kebijakan dalam rangka memelihara
stabilitas sistem keuangan.
d. Melakukan pertukaran informasi.
Kewajiban FK SSK (Potensi Krisis/Krisis) :
a. Menetapkan kondisi potensi krisis/krisis dan memutuskan langkah-
langkah pencegahan dan penanganan krisis.
b. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan yang diperlukan dalam
rangka pencegahan dan penanganan krisis pada sistem keuangan
sesuai dengan kewenangan instansi yang diwakili.
c. Menetapkan keputusan yang mengikat LPS dalam rangka
penyelesaian dan penanganan bank gagal yang ditengarai
berdampak sistemik.
34
Jaring Pengaman Sistem
Keuangan
Jaring Pengaman Sistem Keuangan → Bank Sentral memiliki fungsi
strategis (lender of the last resort) dalam rangka Pencegahan Krisis
(Crisis Prevention) dan Penanganan Krisis (Crisis Resolution)

Sistem Keuangan yg Stabil dan


Handal

Sistem Crisis
Lender of Penjaminan
Pengawasan Management
Last Resort Simpanan
Bank Policies

KEMENKEU,BI,OJ
OJK BI LPS K,LPS

Kerangka hukum yang solid yang mencakup penjabaran tugas dan


tanggung jawab secara jelas serta mekanisme koordinasi yg efektif
35
Peranan BANK INDONESIA dalam
Pemeliharaan Stabilitas Sistem
Keuangan
Menciptakan dan memelihara sistem keuangan
SASARAN
yang stabil dan handal

Penguatan Koordinasi JARING


Pengawasa
Riset dan dan PENGAMAN
n Lembaga
STRATEGI Surveillance Kerjasama SISTEM
dan Pasar Sistem Antar KEUANGAN -
Keuangan Keuangan Otoritas JPSK
•Program
• Regulasi Sistem Deteksi Penjaminan
Forum Simpanan
•Sistem Dini : indikator
Stabilitas •Fasilitas
INSTRUMEN Pengawasa Makroprudensi
Sistem Pencegahan dan
n al dan Penanganan Krisis
Indikator Mikro Keuangan
•Disiplin •Crisis
Prudensial (FKSSK)
Pasar Management
Protocol

KEMENKEU,BI
KEMENKEU,
OTORITAS OJK B I ,
BI,OJK,LPS
OJK,LPS
36
Stabilitas Sistem Keuangan: Strategi, Prinsip, Fungsi dan Kegiatan Utama

(Dukungan) berkembangnya dan terjaganya Stabilitas Sistem Keuangan (SSK), yaitu suatu
Sasaran kondisi yang memungkinkan sistem keuangan nasional bekerja secara efektif dan efisien
serta mampu bertahan terhadap gejolak internal dan eksternal sehingga alokasi sumber
pendanaan/ pembiayaan dapat berkontribusi pada pertumbuhan dan stabilitas
perekonomian nasional
Elemen Strengthened FS Balanced Financial Enhanced Financial
Resilience Intermediation Efficiency

Strategi Penguatan Resilience, Intermediasi dan Efisiensi Sistem Keuangan melalui


Surveillance, Kebijakan Makroprudensial, Financial Development dan Koordinasi

Prinsip Research & Forward Looking System wide Governance and


Surveillance based (Long Term Horizon) perspective Coordination

Systemic Kebijakan Pengembangan Crisis Mgt & Kerjasama


Fungsi Surveillance Makroprudensial Sektor Keuangan Lembaga

Asesmen Stabilitas Koordinasi Kebijakan


Pemeriksaan Bank Sistem Keuangan Riset, Analisis dan
dan LKBB berpotensi Pendalaman Sektor Sektor Keuangan
sistemik (SIFIs) Outlook Stabilitas Keuangan :
Sistem Keuangan •Lembaga
•Pasar Kerjasama
Kegiatan Internasional Sektor
Surveillance Evaluasi & •Infrastruktur
Utama Sistemik SIFIs Rekomendasi •Produk dan
Keuangan (FSB & BIS)
Kebijakan & Regulasi Instrument
Riset & Analisis Makroprudensial Komunikasi Kebijakan
sistem keuangan Mendorong Efisiensi
(institusi & pasar), Pengembangan
rumah tangga, tools, indikator dan Protokol Manajemen
korporasi, sektoral model Financial Inclusion Krisis (incl. LOLR)
END OF PRESENTATION.....
NEXT:
DISCUSSION

Anda mungkin juga menyukai