Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Mengapa pekerja pabrik mobil memperoleh upah yang sama untuk pekerjaan yang sama,
tidak peduli dimanapun mereka bekerja. Mengapa tukang kayu memperoleh upah yang
berbeda ditempat yang berlainan? Mengapa pekerja kereta api yang bekerja pada suatu
industry yang sedang mengalami kemunduran, memperoleh tingkat upah lebih tinggi dari
pada pekerja yang sama cakapnya pada banyak industry yang sedang berkembang?
Bagaimana caranya seorang pekerja memberitahu majikannya bahwa dia mau
mempertukarkan sekian rupiah perjam kerja dari upahnya untuk memperoleh system asuransi
kesehatan yang lebih baik?
Sehubungan dengan penentuan upah di pasar tenaga kerja, pasti sebagian dari kita masih
mempertanyakan mengapa suatu perusahaan dapat menetapkan upah para pekerjanya.
Berbagai masalah sosial sering terjadi misalnya menentukan upah tenaga kerja menurut
perbedaan kemampuan, pendidikan dan pengalaman. Jika suatu perusahaan dapat mengatur
antara upah tenaga kerja serta tingkat produktivitasnya, maka perusahaan dapat memperoleh
keuntungan maksimal. Berbagai hal dapat mempengaruhi upah tenaga kerja, salah satu
contohnya adalah dalam menentukan upah riil dan upah minimum.
Hal ini melatarbelakangi pembuatan makalah, bagaimana menentukan upah tenaga kerja
dalam hubungannya dengan tingkat produktivitasnya. Selain itu, kita juga dapat mengetahui
bagaimana menentukan upah dalam suatu perusahaan di berbagai jenis pasar yaitu pasar
persaingan sempurna dan pasar monopoli dan pasar monopsoni.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa pengertian dari upah minimum dan upah riil?
2. Apa hubungan antara produktivitas dan upah ?
3. Bagaimana penentuan upah di berbagai bentuk pasar tenaga kerja ?
4. Apa faktor-faktor yang menimbulkan perbedaaan upah ?

1.3 TUJUAN DAN MANFAAT


1. Menjelaskan kepada mahasiwa untuk mengetahui pengertian upah di pasar tenaga
kerja

1
2. Menjelaskan kepada mahasiswa mengetahui tentang penentuan upah di berbagai
bentuk pasar tenaga kerja
3. Menjelaskan kepada mahsiswa untuk mengenai upah minimum dan upah riil
4. Mengembangkan kemampuan bekerja sama dengan kelompok, melatih untuk
berkomunikasi dengan baik

2
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 UPAH UANG DAN UANG RIL

2.1.1 Perbedaan Upah Uang Dan Upah Ril


Di dalam jangka panjang, sejumlah tertentu upah pekerja akan mempunyai
kemampuan yang semakin sedikit dalam membeli barang-barang dan jasa yang
dibutuhkannya. Keadaan seperti itu timbul akibat dari kenaikan harga-harga barang
dan jasa yang dibutuhkannya keadaan tersebut timbul akibat dari kenaikan harga
barang dan jasa tersebut, yang selalu berlaku dari waktu ke waktu. Di dalam jangka
panjang, kecenderungan yang selalu berlaku adalah keadaan dimana harga-harga
barang dan upah terus mengalami kenaikan. Tetapi kenaikan tersebut tidaklah
serentak dan juga tingkat kenaikannya berbeda. Walau bagaimanapun, hal tersebut
tidak menimbulkan kesulitan untuk mengetahui sampai di mana kenaikan pendapatan
merupakan suatu gambaran kesejahteraan yang dinikmati oleh para pekerja. Untuk
tujuan tersebut, maka ahli ekonomi membuat perbedaan antara upah uang dan upah
riil. Upah uang adalah jumlah uang yang diterima oleh para pekerja dari para
pengusaha atas tenaga mental dan fisik para pekerja yang digunakan dalam proses
produksi. Sedangkan upah riil adalah tingkat upah pekerja yang diukur dari sudut
kemampuan upah tersebut membeli barang-barang dan jasa-jasa yang diperlukan
untuk memenuhi kebutuhan para pekerja.
2.1.2 Cara Hitung Upah Ril
Cara pandang upah riil melihat nilai upah dibandingkan dengan harga-harga barang.
Dengan kata lain, cara pandang upah riil melihat daya beli upah tersebut. Istilah “riil”
dalam “upah riil” sepertinya berasal dari anggapan umum bahwa fungsi upah adalah
untuk mengakses barang-barang kebutuhan hidup. Upah nominal dan upah riil bisa
berbeda nilainya. Bisa saja upah nominal terlihat naik, tapi upah riil sebenarnya turun.
Dalam prakteknya menghitung upah riil tidaklah sederhana. Dalam ekonomi terdapat
berbagai jenis barang dan jasa. Dari tahun ke tahun mereka mengalami
kenaikan/perubahan harga yang tidak menentu. Ada juga yang tidak mengalami
kenaikan. Ada yang mengalami kenaikan harga yang tinggi da nada yang kenikan
harganya rendah. Di samping itu berbagai jenis barang tersebut sangatlah berbeda
ke[entingannya dalam hidup manusia. Ada yang dibeli konsumen seperti makan,
pakaian. Ada pula yang pembeliannya tidak berlalu sering seperti mobil, rumah.
Dalam perbedaan ini menimbulkan efek yang berbeda kepada kesejahteraan
masyarakat sekiranya harga barang-barang tersebut menjadi bertambah tinggi.

Contoh Gambar Cara Hitung Upah Ril ;

3
2.2 HUBUNGAN ANTARA PRODUKTIVITAS DAN UPAH

Apa hubungan produktivitas dengan upah???


Keduanya mempunyai hubungan yang erat. Ketika seorang pekerja bekerja secara
produktif dan memberikan kontribusi yang besar bagi perusahaan dalam
memdapatkan keuntungan, maka sudah selayaknya perusahaan memberikan balas jasa
yang besar juga. Begitu juga sebaliknya, apabila seorang tenaga kerja tidak bekerja
secara produktif sehingga kontribusinya kecil, maka balas jasa yang diberikan
perusahaan juga akan kecil. Hal tersebut menunjukkan bahwa hubungan produktifitas
dan upah adalah berbanding lurus. tingkat upah akan mempengaruhi produktivitas
pekerja, semakin tinggi tingkat upah maka akan semakin tinggi juga tingkat
produktivitas pekerja.

2.2.1 Produkivitas Dan Upah Ril

Produktivitas adalah kemampuan untuk memperoleh manfaat sebesar-


besarnya dari input guna menghasilkan output yang optimal. Upah adalah
imbalan atau balas jasa yang diterima oleh tenaga kerja. Upah riil sangat
berpengaruh pada produktivitas dan dapat diterangkan dengan teori
permintaan ke faktor produksi.

2.2.2 Sumber – Sumber Kenaikan Produktivitas

Dalam hal ini produktivitas dapat didefinisikan sebagai produksi barang yang
diciptakan oleh pekerja pada suatu waktu tertentu. Kenaikkan produktivitas
berarti pekerja tersebut menghasilkan barang dengan jumlah olebih banyak
dalam waktu yang singkat.

2.2.2.1 Kemajuan Teknologi Memproduksi


Hal tersebut menimbulkan dua akibat penting dalam kegiatan
produksi. Pertama, kemajuan teknologi memungkinkan

4
penggantian kegiatan ekonomi dari menggunakan binatang dan
manusia kepada mesin. Pengembangan ini menyebabkan
kemajuan produktivitas. Misalnya sebelum terjadinya kemajuan
teknologi yang mengerjakan pembajakan tanah adalah manusia
dan hewan, namun setelah adanya kemajuan teknologi maka yang
mengerjakan pembajakan tersebut adalah mesin yang berakibat
meningkatkan produktivitas pembajakan tanah tersebut.

2.2.2.2 Perbaikan Sifat- Sifat Tenaga Kerja

Kemajuan ekonomi menimbulkan beberapa akibat yang pada


akhirnya meninggikan kepandaian dan keterampilan tenaga kerja.
Kemajuan ekonomi mempertinggi taraf pendidikan dan latihan
teknik, dan menambah pengalaman dalam pekerjaan. Factor –
factor ini besar sekali peranannya dalam mempertinggi
produktivitas tenaga kerja. Berdasarkan kepada efek positif yang
diperoleh dari perbaikan taraf kesehatan, taraf pendidikan, dan
taraf keterampilan ke atas kegiatan memproduksi, pengeluaran
pemerintah di dalam bidang tersebut selalu digalakkan dan
dikembangkan. Pengeluaran pemerintah dalam bidang ini
dinamakan investasi ke atas modal manusia.

2.2.2.3 Perbaikan Dalam Organisasi Perusahaan dan masyarakat

Dalam perekonomian yang mengalami kemajuan, bentuk


manajemen perusahaan mengalami perubahan. Pada mulanya
pemilik juga merupakan pimpinan perusahaan. Tetapi semakin
maju perekonomian, semakin banyak perusahaan yang
diserahkan kepada manajer professional. Dengan perubahan ini
juga organisasi perusahaan diperbaiki, dan diselenggarakan
menurut car acara manajemen yang modern. Langkah seperti itu
meninggikan produktivitas.
Produktivitas juga telah menjadi bertambah tinggi sebagai akibat langkah langkah
pemerintah memperbaiki infrastruktur, seperti jaringan jalan raya, pelabuhan dan jaringan
telekomunikasi, dan memperbaiki peraturan peraturan yang mengendalikan, merangsang
dan mengawasi kegiatan ekonomi dan perusahaan
2.2 PENENTUAN UPAH DIBERBAGAI BENTUK PASAR TENAGA KERJA

2.2.1 Persaingan Sempurna Dalam Pasar Tenaga Kerja


Pasar persaingan sempurna dalam pasaran tenaga kerja berarti di dalam pasar
terdapat banyak perusahaan yang memerlukan tenaga kerja, dan tenaga kerja yang
ada dalam pasar tidak menyatukan diri dalam serikat-serikat buruh yang akan
bertindak sebagai wakil mereka.

5
Di dalam pasar tenaga kerja yang seperti itu sifat-sifat permintaan dan penawaran
tenaga kerja tidak berbeda dengan sifa-sifat permintaan dan penawaran di pasar
barang. Kurva permintaan ke atas tenaga kerja, seperti juga kurva permintaan ke
atas suatu barang, bersifat menurun dari kiri atas ke kanan bawah. Berarti
permintaan ke atas tenaga kerja bersifat: semakin tinggi atau rendah upah tenaga
kerja, semakin sedikit atau banyak permintaan ke atas tenaga kerja
Kurva penawaran tenaga kerja, seperti juga kurva penawaran barang, bersifat
menaik dari kiri bawah ke kanan atas. Sifat penawaran yang seperti ini
berarti: semakin tinggi upah semakin banyak tenaga kerja yang bersedia
menawarkan tenaganya.

2.2.2 Monopsoni Dalam Pasar Tenaga Kerja

Pasar tenaga kerja yang bersifat monopsoni berarti dalam pasar hanya terdapat
satu perusahaan yang akan menggunakan tenaga kerja yang ditawarkan. Untuk
menerangkan penentuan upah dipasar monopsonidigunakan dua pendekatan:
2.2.2.1 Penentuan Upah Contoh Secara Angka

Kolom (1) dan (2) berturut-turut menunjukkan jumlah tenaga


kerja dan tingkat upah. Dapat dilihat bahwa makin besar jumlah
tenaga kerja pekerja makin tinggi tingkat upah yang dibayar
kepada setiap pekerja. Sebagi contoh apabila 2 tenaga kerja
digunakan, upah setiap pekerja adalah Rp 4000,00 dan apabila 3
tenaga kerja digunakan upah setiap pekerja adalah Rp 5000,00.

6
Kolom (3) menunjukkan biaya total tenaga kerja. Angka dalam
kolom tersebut diperoleh dari mengalikan jumlah tenaga kerja dan
tingkat upah. Kolom (4) biaya marjinal tenaga kerja atau
tambahan biaya tenaga kerja apabila satu unit tenaga kerja baru
digunakan adalah Rp 7000,00. Untuk memudahakan analisis
dimisalakan MRP untuk berbagai penggunaan tenaga kerja pada
kolom (5).
2.2.2.4 Penentuan Upah : Analisis Secara Grafik

Berdasarkan angka-angka dalam table 16.2, didalam gambar 16.3


secara grafik ditunjukan penentuan keseimbangan penggunaan
tenaga kerja dalam pasar tenaga kerja monopsoni. Kurva SS=W
adalah kurva penawaran tenaga dan tingkat upah, yaitu disatu pihak
ia menggambarkan besarnya upah pada berbagai tingkat penggunaan
tenaga kerja dan dilain pihak ia menggambarkan jumlah penawaran
tenaga kerja pada berbagai tingkat upah. Kurva SS = W dibuat
berdasarkan kepada angka-angka dalam kolom (1) dan (2). Kurva
MCL adalah kurva biaya marjinal tenaga kerja. Ia akan selalu
terletak diatas kurva SS = W dan semakin lama semakin menjauhi
kurva tersebut. Sifat kurva MCL yang seperti itu berarti (i) biaya
marjinal tenaga kerja selalu lebih besar dari tingkat upah dan, (ii)
perbedaan di antara upah dengan biaya marjinal tenaga kerja
semakin lama semakin besar. Kedua-dua sifat MCL ini dapat dilihat
dengan jelas dengan membandingkan angka-angka dalam kolom (2)
dan (4) dalam table 16.2. dalam gambar 16.3 ditunjukan pula kurva
DD = MRP yang merupakan kurva permintaan tenaga kerja dan
hasil penjualan produksi marjinal. Kurva digambarkan berdasarkan
angka-angka dalam kolom (5).
2.3.3 Monopoli Dari Pihak Tenaga Kerja
baik, tenaga kerja dapat menyatukan diri di dalam serikat buruh atau persatuan tenaga
kerja. Serikat buruh adalah organisasi yang didirikan dengan tujuan agar para pekerja
dapat, sebagai suatu kesatuan, membicarakan atau menuntut syarat-syarat kerja
tertentu dengan para pengusaha. Setelah bermufakat dengan anggota-anggotanya,
pimpinan persatuan pekerja akan menuntut upah dan syarat-syarat kerja lain kepada
para pengusaha. Tindakan seperti ini menyebabakan tenaga kerja mempunyai
kekuasaan monopoli ke atas tenaga kerja yang ditawarkan.

7
Penentuan upah dalam pasar tenaga kerja yang bersifat monopoli pihak pekerja
dibedakan menjadi tiga keadaan yaitu:

2.3.3.1 Menuntut Upah Yang Lebih Tinggi


Kalau organisasi serikat buruh dapat meliputi dan mewakili sebagian besar
tenaga kerja di dalam suatu industri, kemampuannya untuk menentukan
tingkat upah adalah sangat besar. Apabila tuntutan serikat buruh tersebut tidak
dapat dipenuhi para pengusaha, serikat buruh tersebut dapat membuat
ancaman (misalnya mogok kerja) yang akan menimbulkan implikasi yang
sangat buruk kepada perusahaan-perusahaan.

2.3.3.2 Membatasi Penawaran Tenaga Kerja


Terdapat organisasi serikat buruh / persatuan pekerja yang bersifat sangat
khusus misalnya persatuan sekretaris, persatuan ahli teknik, persatuan dokter,
dan sebagainya. Persatuan-persatuan seperti ini dapat mempengaruhi upah
yang mereka terima dengan cara membatasi penawaran mereka. Salah satu
caranya adalah dengan membatasi keanggotaan mereka, dan melarang bukan
anggota untuk menjalankan kegiatan di daerah yang diliputi oleh persatuan
tersebut.

2.3.3.3Menambah Permintaan Tenaga Kerja


Kedua-dua cara serikat buruh untuk menaikkan upah diatas, mencapai
tujuannya dengan membuat suatu pengorbanan yang cukup serius, yaitu

8
dengan mengurangi penggunaan tenaga kerja. Kekuasaan monopoli yang
dimiliki pekerja menyebabkan setiap pekerja memperoleh upah yang lebih
tinggi dari upah yang didalam pasar persaingan sempurna, akan tetapi tenaga
kerja yang digunakan perusahaan-perusahaan adalah lebih sedikit dari pada
apabila pasar tenaga kerja berbentuk pasar persaingan sempurna.
Kelemahan diatas dapat dihindari apabila penekanan dari usaha serikat buruh
dalam memperbaiki nasib anggota-anggotanya ialah dengan berusaha
menambah permintaan keatas tenaga kerja. Apabila usaha itu berhasil, bukan
saja upah akan menjadi bertambah tinggi tetapi jumlah tenaga kerja yang akan
digunakan akan bertambah banyak pula.

Terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan oleh serikat buruh untuk
menaikkan permintaan keatas tenaga kerja salah satu cara yang saling
bermanfaat adalah dengan berusaha menaikkan produktifitas tenaga kerja,
tujuan ini dapat dicapai dengan :
1. Membuat seminar-seminar mengenai masalah pekerjaan yang mereka
hadapi dan memberikan kesadaran tentang tenggung jawab para pekerja dalam
perusahaan.
2. Mengadakan latihan atau penyluhan terhadap pekerja guna untuk
meningkatkan keterampilan tenaga kerja.

2.3.4 Pasar Tenaga Kerja Monopoli Bilateral

1. Menentukan tigkat upah apabila pasar tenaga kerja adalah monopsoni.


2. Penentuan tingkat upah apabila pasar tenaga kerja adala monopoli.

Dari analisis tersebut dapat dilihat bahwa didalam pasar monpsoni upah adalah lebi
rendah dibandingkan di pasar persaingan sempurna, sedangkan sipasar monopoli upah
adalah lebih tinggi dari pasar persaingan sempurna. Dengan demikian upah mencapai
tingkat yang berbeda sekali didalam dua pasar tersebut. Penentuan tingkat upah di dalam
pasar tenaga kerja monopoli bilateral, yaitu didalam pasar tenaga kerja di mana tenaga
kerja bersatu dalam satu serikat buruh, dan didalam pasar tenaga kerja dimana hanya
terdapat satu perusahaan saja yang menggunakan tenaga kerja.

9
Contoh gambar penetuan upah dalm pasar monopoli bilateral :

2.4 Faktor –Faktor Yang Menimbulkan Perbedaan Upah

2.4.1 Permintaan Dan Penawaran Tenaga Kerja

Permintaan dan penawaran tenaga kerja dalam sesuatu jenis pekerjaan sangat besar
perannya dalam menentukan upah disuatu jenis pekerjaan.didalam suatu pekerjaan di
mana terdapat penawaran tenaga kerja yang cukup besar tetapi tidak banyak
permintaannya, upah cenderung untuk mencapai tingkat yang rendah. Sebaliknya di
dalam suatu pekerjaan di mana terdapat penawaran tenaga kerja yang terbatas tetapi
permintaanya sangat besar, upah cenderung untuk mencapai tingkat yang tinggi.
2.4.2 Perbedaan Corak Perkerjaan

Kegiatan ekonomi meliputi berbagai jenis pekerjaan. Ada di antara pekerjaan


tersebut merupakan pekerjaan yang ringan dan sangat mudah dikerjakan. tetapi ada
banyak pekerjaan yang harus dikerjakan dengan mengeluarkan tenaga fisik yang
besar dan ada pula pekerjaan yang harus dilakukan dalam lingkungan yang kurang
menyenangkan. Perhatikan saja pekerjaan seorang pesuruh yang bekerja di kantor
yang ada udaranya (AC) dengan tukang, pekerja pertanian dan pekerja pekerja
lapangan. golongan pekerja yang belakangan ini biasanya akan menuntut dan
memperoleh upah yang lebih tinggi daripada pesuruh kantor karena mereka
melakukan kerja yang lebih memerlukan tenaga fisik dan bekerja dalam keadaan
yang kurang menyenangkan.
2.4.3 Perbedaan Kemampuan Dan Keahlian Dan Pendidikan
kemampuan keterampilan dan keahlian para pekerja di dalam sesuatu jenis pekerjaan
adalah berbeda. Secara lahiriyah segolongan pekerja mempunyai kepandaian ketekunan
dan ketelitian yang lebih baik. Siapa tersebut menyebabkan mereka mempunyai

10
produktivitas yang lebih tinggi. maka para pengusaha biasanya tidak segan-segan untuk
memberikan upah yang lebih tinggi kepada pekerja yang seperti itu.
dalam perekonomian yang semakin maju kegiatan kegiatan ekonomi semakin
memerlukan tenaga terdidik. manajer fungsional tenaga teknik tenaga akuntan dan
berbagai tenaga profesional lainnya akan selalu diperlukan untuk memimpin
perusahaan modern dan menjalankan kegiatan produksi secara modern. rasanya makin
rumit pekerjaan yang diperlukan makin lama masa pendidikan dari tenaga ahli yang
diperlukan. maka pendidikan yang panjang tersebut menyebabkan tidak banyak tenaga
kerja yang dapat mencapai taraf pendidikan yang tinggi. kekurangan penawaran seperti
itu menyebabkan upaya yang diperoleh tenaga terdidik adalah lebih tinggi daripada
para pekerja yang lebih rendah pendidikannya. Disamping itu tenaga kerja yang lebih
tinggi pendidikannya memperoleh pendapatan yang lebih tinggi karena pendidikannya
mempertinggi kemampuan kerja dan selanjutnya kemampuan kerja menaikan
produktivitas.

2.4.4 Pertimbangan Bukan Keuangan

Daya tarik sesuatu pekerjaan bukan saja tergantung kepada besarnya upah yang
ditawarkan. ada tidaknya perumahan yang tersedia jauh dekatnya kepada rumah bekerja
Apakah iya ada di kota besar atau di tempat yang terpencil dan Adakah pekerjaan
tersebut harus berpisah dari keluarganya atau tidak sekiranya ia menerima tawaran
sesuatu pekerjaan adalah beberapa pertimbangan tambahan yang harus dipikirkan. juga
harus dipertimbangkan suasana kerja di dalam perusahaan yang dimasuki Adakah
Terdapat hubungan yang baik di antara para pekerja misalnya adalah suatu
pertimbangan yang harus dipikirkan dalam menentukan tingkat pendapatan yang
dituntutnya.
faktor-faktor bukan keuangan di atas mempunyai peranan yang cukup penting pada
waktu seseorang memilih pekerjaan. seorang yang seringkali bersedia menerima upah
yang lebih rendah apabila beberapa pertimbangan bukan keuangan sesuai dengan
keinginannya. sebaliknya pula apabila faktor-faktor bukan keuangan banyak yang tidak
sesuai dengan keinginan seorang pekerja ia akan menuntut upah yang lebih tinggi
sebelum ia bersedia menerima pekerjaan yang ditawarkan.
2.4.5 Mobilitas Tenaga Kerja

Dalam teori seringkali dimisalkan bahwa terdapat mobilitas faktor-faktor produksi


termasuk juga mobilitas tenaga kerja. dalam konteks mobilitas tenaga kerja permisalan
ini berarti kalau dalam pasar tenaga kerja terjadi perbedaan upah maka tenaga kerja
akan mengalir ke pasar tenaga kerja yang upahnya lebih tinggi. perbedaan tersebut akan
terus berlangsung sehingga tidak terdapat lagi perbedaan upah. permisalan ini adalah
sangat berbeda dengan kenyataan yang wujud di dalam praktek. Upah dari sesuatu
pekerjaan di berbagai wilayah dan bahkan di dalam suatu wilayah tidak selalu sama.
salah satu faktor yang menimbulkan perbedaan tersebut adalah ketidak sempurnaan
dalam mobilitas tenaga kerja.

11
2.4.5.1 Faktor Geografis
faktor geografis merupakan salah satu sebab yang menimbulkan ketidak
sempurnaan mobilitas tenaga kerja. Adakalanya di tempat-tempat tertentu
terdapat masalah kekurangan burung walaupun tingkat upah lebih tinggi,
sedangkan di tempat lain terdapat pengangguran dan tingkat upahnya relatif
lebih rendah. dalam keadaan seperti itu adalah wajar apabila para penganggur
tersebut pindah ke tempat dimana kekurangan tenaga kerja dihadapi. Dalam
kenyataannya perpindahan tersebut belum tentu berlaku. keengganan untuk
meninggalkan kampung halaman dan sanak saudara seringkali mencegah
orang untuk pindah ke tempat lain walaupun upah dan kesempatan untuk maju
lebih besar.
2.4.5.2 Faktor Intitusional
ketidak sempurnaan dalam mobilitas tenaga kerja disebabkan oleh faktor-
faktor institusional. kerjaan pekerjaan tertentu terdapat organisasi organisasi
profesional yang berusaha membatasi kemasukan tenaga professional yang
baru. Tujuannya adalah untuk menjamin supaya pendapatan mereka tetap
berada pada tingkat yang tinggi. Di negara kita faktor institusional tidaklah
merupakan faktor yang penting untuk menghambat mobilitas tenaga kerja.
Tetapi di beberapa negara pembatasan institusional tersebut ada kalanya cukup
serius. sebagai contoh serikat-serikat buruh di Amerika Serikat ada kalanya
menuntut kepada majikan untuk tidak mengambil pekerjaan yang tidak
menjadi anggota serikat buruh.

12

Anda mungkin juga menyukai