Abstrak
Indonesia sangat rentan terhadap dampak pemanasan global, perubahan iklim, dan kejadian bencana.
Sebagai negara tropis, Indonesia menjadi salah satu negara penghasil emisi Gas Rumah Kaca (GRK)
terbesar di dunia. Peningkatan emisi GRK menyebabkan pemanasan gobal, perubahan iklim dan
kejadian bencana yang langsung terlihat seperti tingginya permukaan laut, cuaca ekstrim, banjir,
longsor, dan polusi udara. Dalam mengkomunikasikan risiko bencana lingkungan, Pemerintah
dianggap paling tepat sebagai komunikator risiko. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
(KLHK), telah melakukan komunikasi risiko untuk menahan laju emisi GRK di Indonesia. Penelitian
bertujuan mengeksplorasi proses komunikasi risiko yang dilakukan oleh Pemerintah dan pesan risiko
yang disampaikannya dalam penurunan emisi GRK di Indonesia, Metode yang digunakan adalah
deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus dan teknik pengumpulan data melalui telaah
dokumen pemerintah, studi literatur, observasi langsung dengan mengamati program pemerintah, dan
observasi partisipan dengan melibatkan diri pada komunitas Jejaring Indonesia Rendah Emisi (JIRE).
Hasil penelitian menunjukkan, proses komunikasi risiko dijalankan oleh masing-masing sektor terkait
penurunan emisi GRK, dikoordinir oleh leading sector yaitu Direktorat Inventarisasi GRK, KLHK.
Namun, komunikasi risiko tersebut belum memiliki pesan risiko yang dibangun secara utuh melalui
media internal yang dimiliki leading sector tersebut. Pengembangan pesan risiko harus dilakukan untuk
meningkatkan kualitas komunikasi risiko pemerintah.
Kata kunci: Komunikasi Risiko, Komunikasi Pemerintah, Emisi GRK, Perubahan Iklim
Abstract
Indonesia is prone to the impact of global warming, climate change and disasters. As a tropical country,
Indonesia is one of the world's largest emitters of Greenhouse Gases (GHGs). Increased GHG
emissions cause global warming, climate change, and catastrophic events, such as high sea levels,
extreme weather, floods, landslides, and air pollutions. In communicating the risk of environmental
disasters, the government is the most appropriate risk communicator. The Ministry of Environment and
Forestry (KLHK) has carried out risk communication to tackle GHG emissions in Indonesia. The
research aims to explore the government’s risk communication and the risk messages conveyed in
reducing Indonesia’s GHG emissions. The method used is descriptive qualitative with a case study
approach. Data were collected through review of government document archives, literature study, direct
observation to government program, and participant-observation as a member of Indonesia Low
Emission Network. The results show that the risk communication process is carried out to reduce GHG
emissions, which is coordinated by the Directorate of GHG Inventory. However, this risk communication
does not yet have a risk message that is fully developed through the internal media. The risk messages
must be developed to improve the quality of government risk communication.
Keywords: Risk Communication, Government Communication, GHG emission, Global Warming
Bruto (PDB). Dengan pertumbuhan dan skala dari 78% (11.648) kejadian bencana
ini, Indonesia menjadi bagian dari carbon merupakan bencana hidrometeorologi dan
emitters atau negara penghasil emisi Gas hanya sekitar 22% (3.810) merupakan
Rumah Kaca (GRK) terbesar (Kaneko and bencana geologi. Kerugian yang ditimbulkan
Kawanishi 2016). Gas rumah kaca (GRK) oleh kelompok bencana hidrometeorologi
merupakan gas di atmosfer, baik yang selama tahun 2015 dinyatakan sebesar 750
terbentuk secara alami maupun hasil dari triliun rupiah. (BNPB 2016a).
aktivitas manusia atau yang dikenal dengan Salah satu upaya untuk mengendalikan
istilah anthropogenic. Gas ini menyerap dan dampak buruk terjadinya bencana termasuk
memancarkan radiasi inframerah sehingga perubahan iklim yang ditimbulkan dari
menyebabkan efek gas rumah kaca. Berbagai meningkatkan emisi GRK di atmosfer, perlu
aktivitas manusia, khususnya sejak masa pra- dilakukan penyampaian risiko kepada
industrialisasi, mendorong bertambahnya populasi bencana dan khalayak sasaran. Pada
emisi GRK di atmosfer, sehingga kondisi ini, komunikasi risiko berperan
konsentrasinya meningkat. Hal ini penting. Risiko merupakan "kejadian
menyebabkan timbulnya masalah global probablistik” yang dapat menimbulkan
warming atau pemanasan global dan dampak negatif atau positif, dan bisa
perubahan iklim (Ditjen Pengendalian mengakibatkan krisis atau peristiwa tak
Perubahan KLHK 2018). Indonesia sangat terduga yang menimbulkan ancaman
rentan untuk menerima akibat dari pemanasan signifikan (Bandana and Cochran 2019).
global dan perubahan iklim karena memiliki Komunikasi risiko dimaksudkan untuk
iklim tropis, dikelilingi laut dan memiliki menyampaikan pesan-pesan risiko untuk
hutan yang berperan penting sebagai paru- meningkatkan kesadaran, pemahaman, dan
paru dunia. Tanggung jawab negara semakin menggerakkan khalayak untuk bertindak
meningkat dalam menjaga kelestarian (Covi and Kain 2016).
lingkungan dari dampak pemanasan global Komunikasi risiko yang dilakukan
dan perubahan iklim. Beberapa ancaman yang Pemerintah Indonesia terbalut melalui
terlihat dari dampak perubahan iklim adalah program Rencana Aksi Nasional (RAN) dan
peningkatan permukaan laut, cuaca ekstrim, Rencana Aksi Daerah (RAD) – GRK yang
polutan udara yang meningkat (Aldrian, diinisiasi oleh Bappenas. Komunikasi risiko
Karmini, and Budiman 2011). Pemerintah untuk mengurangi tingkat emisi
Menurut Laporan Badan Nasional GRK dinyatakan sebanyak 29% dengan usaha
Penanggulangan Bencana (BNPB), pengaruh sendiri di bawah BaU (Business as Usual)
perubahan iklim memang berkontribusi dalam pada tahun 2030 dan 41% jika ada bantuan
peningkatan kejadian bencana internasional. Untuk mendukung kewajiban
hidrometeorologi (bencana yang ditimbulkan dan komitmen tersebut, telah ditetapkan
oleh perubahan iklim). Jumlah kejadian Peraturan Presiden yang mengatur
bencana hidrometeorologi lebih banyak pelaksanaan langkah aksi penurunan emisi
dibandingkan kejadian bencana yang (Perpres 61/2011) dan inventarisasi GRK
disebabkan faktor geologis (gunung meletus, (Perpres 71/2011) (Pengadaan and Energi
tsunami, gempa bumi). Data Informasi 2012). Sektor lain yang telah melakukan
Bencana dalam kurun waktu 10 tahun upaya penurunan emisi GRK adalah Industri.
memperlihatkan dari 1.800 kejadian bencana Sejak 2010, Kemenperin telah
pada periode tahun 2005 hingga 2015, lebih mengembangkan Industri Hijau, dimana
156
Komunikasi Risiko Pemerintah Pada Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca untuk Mengatasi Perubahan Iklim
Tria Patrianti, Amin Shabana, Retnowati WD Tuti
semua proses produksi yang dijalankan harus pelaporan, dan verifikasi aksi mitigasi
efisien dalam penggunaan energi pemerintah dan non pemerintah; monitoring,
(Kemenperin, n.d.). Di tahun 2019, pelaporan, dan verifikasi aksi mekanisme
Bappenas/Kementerian PPN merumuskan pasar, dan registri dan pengelolaan data.
arah kebijakan Pembangungan Rendah Penelitian ini memiliki tujuan khusus
Karbon dengan keterlibatan bidang-bidang untuk mengetahui dan menggali kualitas
utama yang melakukan upaya penurunan komunikasi yang telah dilakukan Pemerintah
emisi GRK, yaitu a) Bidang berbasis lahan di masing-masing bidang pembangunan
(Kehutanan, Lahan Gambut dan Pertanian), b) rendah emisi sebagai titik awal pengendalian
Bidang Berbasis Energi (Energi, Industri, dan perubahan iklim. Urgensi peneliltian ini 1)
Transportasi), c) Bidang Pengelolaan Limbah Secara teoritis: hasil penelitian ini
dan Bidang Pesisir Laut (Mangrove dan memperkaya ilmu komunikasi yang masih
Padang Lamun) (Bappenas 2018). Program sangat minim mengkaji komunikasi risiko
ini membutuhkan aktivitas diseminasi pemerintah dan dampak bencana yang
informasi dan peningkatan kesadaran diakibatkan meningkatnya Emisi GRK, 2)
masyarakat melalui komunikasi pemerintah Secara Praktis: hasil penelitian ini dapat
terkait alur efek Gas Rumah Kaca-Pemanasan berkontribusi pada perancangan strategi
Global-Perubahan Iklim – Kejadian Bencana. komunikasi risiko pada isu lingkungan global
Namun, kualitas komunikasi pemerintah di Indonesia.
pada rangkaian upaya penurunan emisi GRK
di berbagai sektor belum memiliki dampak LANDASAN TEORI
yang signifikan. Masing-masing lembaga Komunikasi Pemerintah dan Komunikasi
melakukan diseminasi informasi tanpa Risiko oleh Pemerintah (Government Risk
payung kebijakan komunikasi yang terarah. Communication)
Kualitas komunikasi risiko yang dilakukan Dibandingkan dengan komunikasi di
Pemerintah sangat penting untuk sektor swasta, komunikasi pemerintah atau
kesejahteraan manusia. Pemerintahan harus Government Communication lebih kompleks
selalu melibatkan pertukaran informasi jika dilihat dari aspek tujuan, kebutuhan, dan
tentang kebijakan, ide dan keputusan antara khalayak sasarannya. Komunikasi
para pimpinan di pusat maupun daerah Pemerintah juga beroperasi dalam lingkungan
(Gregory 2019). Sementara itu, komunikasi yang berlapis secara struktur dan beragam.
risiko yang dilakukan oleh leading sector Pengertian Komunikasi Pemerintah
penurunan emisi GRK, yaitu Direktorat didefinisikan sebagai peran, praktik, dan
Inventarisasi Gas Rumah Kaca dan pencapaian komunikasi yang terjadi di dalam
Pengukuran, Pelaporan, dan Verifikasi (IGRK dan atas nama lembaga publik yang tujuan
dan PPV), belum berperan sebagai leading utamanya untuk melayani kebutuhan
sector komunikasi risiko yang menyampaikan eksekutif atas alasan politik, dibangun
pesan risiko tentang emisi GRK dan melalui prinsip persetujuan rakyat secara
perubahan iklim. Direktorat IGRK dan PPV langsung atau tidak langsung serta
secara umum memiliki peran merumuskan dibebankan untuk memenuhi tujuannya
kebijakan, mensupervisi, dan mengkoordinir (Canel and Sanders 2013). Komunikasi
urusan inventarisasi gas rumah kaca sektor pemerintah termasuk di dalamnya komunikasi
berbasis lahan; inventarisasi gas rumah kaca yang dilakukan oleh pimpinan tertinggi atau
sektor berbasis non lahan; monitoring,
157
Jurnal Penelitian Komunikasi dan Opini Publik Vol. 24 No. 2, Desember 2020: 156-170
eksekutif di pemerintah pusat, atau daerah. risiko menandakan realitas kontroversial dari
Komunikasi eksekutif dikontraskan dengan kemungkinan, yang harus dibatasi hanya dari
komunikasi legislatif yang digunakan untuk kemungkinan spekulatif, di satu sisi, dan dari
memutuskan kebijakan publik melalui terjadinya bencana yang sebenarnya, di sisi
penentuan hukum, dan dengan peradilan, lain. Saat risiko menjadi nyata, maka sejak
yang fungsinya adalah untuk membuat itulah bencana terjadi (Beck 2009).
penilaian sehubungan dengan perselisihan Fenomena perubahan iklim merupakan risiko
tentang penerapan hukum (Canel and Sanders yang erat kaitannya dengan kebijakan yang
2013). diambil pemerintah di sektor lingkungan
Komunikasi pemerintah sangat khususnya bagaimana menurunkan emisi
dibutuhkan dalam masa krisis, atau keadaan GRK karena menjadi unsur penting dalam
darurat yang dihadapi oleh warga negara. upaya pengendalian perubahan iklim.
Pemerintah harus merespon dan mengelola Risiko sangat erat kaitannya dengan
dengan tepat, cepat, efisien, dan akurat untuk pelaksanaan kekuasaan, kebijakan dan
melindungi keselamatan publik. Tingkat pemerintahan. Risiko digunakan untuk untuk
tanggung jawab Pemerintah jauh melebihi menggambarkan apa yang dianggap
dari sektor swasta ketika keselamatan publik fenomena terkini atau sesuatu yang baru.
terancam (Liu and Horsley 2007). Kejadian Pemerintah dan beberapa organisasi juga
bencana yang berawal dari rangkaian individu, dengan konseptualisasi, mitigasi,
peningkatan emisi GRK harus dilakukan dan pengelolaan risiko, telah menjadi prinsip
melalui komunikasi risiko oleh Pemerintah pengorganisasian di beberapa negara dunia.
atau government risk communication. Hal ini tidak berarti bahwa tanda bahaya atau
Kejadian bencana, pemanasan suhu global, ketidakpastian akan bencana semakin
perubahan iklim, yang semuanya berawal dari meningkat, namun Pemerintah dianggap
peningkatan emisi GRK, merupakan dapat menjadi aktor yang dapat
kekhawatrian publik tidak hanya di Indonesia meningkatkan kontrol institusi dan
tetapi di seluruh dunia. Menanggapi masyarakat luas melalui tata kelola risiko
meningkatnya kekhawatiran publik tentang yang baik (Brown, Moerman, and Bröer
risiko lingkungan, pemerintah semakin 2020). Tata kelola risiko yang baik tergantung
mencari cara yang lebih baik untuk dari upaya mitigasi bancana melalui
mengkomunikasikan informasi risiko kepada komunikasi risiko yang baik pula. Menurut
setiap warga negara dan kelompok publik The World Bank (2013), tahapan mitigasi
(Covello, Mc Callum, and Pavlova 1989). yang perlu dilakukan terkait risiko
Menurut Beck (2009), risiko mengacu komunikasi adalah adanya trust dari sumber
pada probabilitas bahwa suatu peristiwa, informasi seperti pemerintah. Sumber
situasi atau kondisi yang tidak diinginkan informasi yang kredibel akan meinimbulkan
akan terjadi. Risiko selalu merupakan kepercayaan publik sehingga mitigasi
peristiwa masa depan yang mungkin terjadi, bencana akan mudah dilakukan (The World
yang mengancam kita. Risiko tidak identik Bank 2013).
dengan bencana. Risiko berarti Mengkomunikasikan suatu risiko sangat
mengantisipasi bencana dan menyangkut penting dilakukan. Boholm (2019)
kemungkinan kejadian dan perkembangan di menyatakan bahwa praktik komunikasi risiko
masa depan. Risiko menghadirkan keadaan penting sekali dilaksanakan untuk kebijakan
atau kondisi yang belum ada. Jadi kategori dan regulasi yang mencakup bidang kebijakan
158
Komunikasi Risiko Pemerintah Pada Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca untuk Mengatasi Perubahan Iklim
Tria Patrianti, Amin Shabana, Retnowati WD Tuti
seperti lingkungan, manajemen sumber daya manajemen risiko. Berbagai jenis risiko akan
alam, energi, dan kesiapan kontingensi. memerlukan berbagai bentuk komunikasi
Instansi pemerintah bertanggung jawab untuk risiko (Ndlela 2019).
mengkomunikasikan penilaian potensi Tujuan komunikasi risiko juga dapat
bahaya dan manajemennya kepada kelompok berbeda dari komunikasi teknis. Dalam situasi
yang terkena dampak, pemangku berbahaya, seperti banjir dan tornado, atau
kepentingan, dan masyarakat umum. kejadian bencana lain yang berasal dari
(Boholm 2019). perubahan iklim, komunikasi risiko yang
Komunikasi Risiko adalah proses penting dilakukan pemerintah harus memotivasi
untuk mengumpulkan pendapat dan audiens untuk bertindak. Dalam situasi lain,
menyebarkan informasi tentang risiko kepada tujuannya lebih tepat untuk
para pemangku kepentingan. Proses ini menginformasikan atau mendorong
merupakan aspek integral dari proses kesepakatan atas sebuah solusi risiko.
manajemen risiko, yang membutuhkan Komunikasi risiko lebih sering melibatkan
berbagai bentuk kegiatan komunikasi dan komunikasi dua arah, yaitu, organisasi yang
informasi pada berbagai tahap dan tingkat mengelola risiko dan audiens melakukan
yang diarahkan pada target kelompok dialog. Dalam komunikasi teknis, sebagian
pemangku kepentingan risiko tertentu. besar upaya dirancang untuk
Komunikasi risiko dapat didefinisikan menyebarluaskan informasi, bukan untuk
sebagai “komunikasi publik, pribadi, atau menerima informasi kembali dari audiens
apapun itu, untuk menginformasikan individu atau untuk menyertakan audiens dalam proses
tentang keberadaan, keparahan, sifat, atau pengambilan keputusan (Lundgren, E.
penerimaan risiko.” Jadi, komunikasi risiko Regina, McMakin 2013).
merupakan kegiatan manajemen strategis
Emisi Gas Rumah Kaca (GRK) dan
yang melibatkan kemampuan untuk
mengkomunikasikan sifat dan besarnya risiko Perubahan Iklim
secara efektif kepada pemangku kepentingan Panel Antar-Pemerintah tentang
Perubahan Iklim atau yang disebut dengan
internal dan eksternal. Penting untuk
manajemen risiko tidak hanya mengenali Intergovernmental Panel on Climate Change
masalah tetapi juga mengkomunikasikan (IPCC) telah memberikan kepastian bahwa
bahwa global warming memang diakibatkan
risiko kepada para pemangku kepentingan
utama. Ada empat bidang yang membedakan oleh meningkatnya konsentrasi GRK di
komunikasi risiko diterapkan: (1) informasi atmosfer bumi. Gas rumah kaca merupakan
beragam gas yang memerangkap radiasi
dan pendidikan — dimana orang diberi
informasi dan dididik tentang risiko; (2) matahari. Sebagian gas tersebut seharusnya
dipantulkan lagi oleh bumi. Jika konsentrasi
merangsang perubahan perilaku dan
mengambil tindakan perlindungan, melalui GRK meningkat di atmosfer, maka semakin
pengurangan risiko dengan mempengaruhi tinggi radiasi energi matahari
diperangkapnya, sehingga menimbulkan suhu
persepsi audiens; (3) peringatan bencana dan
informasi darurat, yang memberikan instruksi atmosfer yang juga meningkat. Kondisi ini
dan panduan selama bencana dan keadaan disebut dengan istilah efek GRK (Greenhouse
Effect) (Hindarto, Dicky.E., Samyanugraha,
darurat; dan (4) pertukaran informasi dan
pendekatan umum untuk masalah risiko,yang Andy 2018).
melibatkan masyarakat dalam proses
159
Jurnal Penelitian Komunikasi dan Opini Publik Vol. 24 No. 2, Desember 2020: 156-170
160
Komunikasi Risiko Pemerintah Pada Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca untuk Mengatasi Perubahan Iklim
Tria Patrianti, Amin Shabana, Retnowati WD Tuti
161
Jurnal Penelitian Komunikasi dan Opini Publik Vol. 24 No. 2, Desember 2020: 156-170
Yayasan Mitra Hijau untuk mendukung upaya Pada dua dekade terakhir ini isu tentang
Pemerintah dalam penurunan emisi GRK perubahan iklim diperbincangkan di
(JIRE 2020). Juga dilakukan telaah dokumen Indonesia. Indonesia sudah mengikuti
dari KLHK, ESDM, Bappenas yang berisi negosiasi tentang perubahan iklim sudah lebih
aturan tentang program dan kebijakan dari seperempat abad sejak pertemuan yang
pemerintah terkait upaya penurunan emisi membahas tentang lingkungan hidup di Rio
GRK. Melalui studi Pustaka, penulis pada tahun 1992 (Sukadri 2019). Sejak 1994
mengambil intisari dari literature review Indonesia bahkan resmi meratifikasi
untuk menyempurnakan gagasan yang ditulis Konvensi Kerangka Kerja Perserikatan
di awal penelitian ini. Bangsa-Bangsa tentang Perubahan Iklim
(UNFCCC) dan menerbitkan UU No 6 tahun
HASIL PENELITIAN DAN 1994. Sepuluh tahun kemudian, meratifikasi
PEMBAHASAN Kyoto Protokol sebagai kelanjutannya.
Indonesia dan Inventarisasi Emisi GRK Aktivitas Indonesia di kancah pengendalian
untuk pengendalian perubahan iklim. iklim tingkat sejak saat itu semakin
Gas Rumah Kaca (GRK) adalah satuan berkembang. Aksi nyata dilakukan melalui
gas yang ada di dalam atmosfer, bersifat alami upaya menurunkan emisi GRK.
atau hasil dari kegiatan manusia Tabel 1 Proyeksi Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca
(anthropogenic) yang dapat menyerap dan dari Setiap Kategori Sektor
memancarkan kembali radiasi inframerah. No Sektor Kementerian Penurunan
Sedangkan istilah Emisi GRK diartikan Emisi GRK
1 Energi ESDM 11%
sebagai kondisi lepasnya GRK ke atmosfer 2 Limbah PUPR 0,38%
pada suatu wilayah tertentu dalam jangka 3 IPPU Perindustrian 0,10%
waktu yang tertentu. Peningkatan Emisi GRK (Industrial
Process
akan menyebabkan global warming and
(pemanasan global) dan perubahan iklim serta Production
Use)
kejadian bencana. Indonesia adalah negara 4 Pertanian Pertanian 0,32%
yang rentan akan kejadian bencana. 5 Kehutanan Lingkungan 17,2%
Dalam kurun waktu 10 tahun terakhir, Hidup &
Kehutanan
bencana di Indonesia didominasi oleh Total 29%
bencana hidrometeorologi atau bencana yang Sumber: (Masripatin 2017)
ditimbulkan oleh kejadian iklim, seperti
banjir, tanah longsor dan puting beliung. Jenis Pada lembaga pemerintah atau
musim yang sedang berlangsung sangat Kementerian yang terkait dengan upaya
berpengaruh terhadap bencana yang terjadi. penurunan emisi GRK telah dilakukan
Di awal musim penghujan hingga awal musim identifikasi potensi penurunan emisi GRK,
kemarau sering kali banjir, tanah longsor dan juga rancangan dan pembuatan program dan
puting beliung. Sebaliknya, pada musim kebijakan untuk menurunkannya. Emisi GRK
kemarau sering terjadi kebakaran hutan dan harus dikurangi karena akan berimplikasi
lahan (BNPB 2016b). pada peningkatan suhu bumi dan kejadian
bencana akibat iklim. Pemerintah telah
merumuskan target untuk mengurangi emisi
GRK sebesar 26% secara sepihak, atau jika
dilakukan dengan upaya sendiri. Atau, target
162
Komunikasi Risiko Pemerintah Pada Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca untuk Mengatasi Perubahan Iklim
Tria Patrianti, Amin Shabana, Retnowati WD Tuti
penurunan emisi GRK hingga 14% jika Ministry of Environment & Forestry
didukung pihak lain, dibandingkan dengan Indonesia 2017).
BAU atau Business as Usual (tanpa aksi) Komunikasi risiko yang dilakukan oleh
(Ditjen PPI 2017). Sesuai dengan perjanjian ke-lima sektor tesebut tidak dilaporkan oleh
Paris yang telah diratifikasi pada 2016, setiap sektor di masing-masing lembaga atau
Indonesia mengubah target penurunan emisi kementerian. Aktivitas komunikasi risiko
GRK di tahun 2030 yaitu sebesar 29% tanpa juga tidak dinyatakan secara detil dalam
dukungan internasional. Ada lima kategori dokumen pemerintah yang dimiliki leading
sektor dan proporsi kontribusinya dalam sector IGRK, dalam hal ini Kementerian
upaya penurunan emisi GRK 29 % dari BAU Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Setiap
2030, yakni: 1) kehutanan (17.2%), 2) energi penurunan emisi GRK yang terjadi di setiap
(11%), 3) pertanian (0.32%), 4) industri sektor bukan merupakan tujuan utama, namun
(0.10%), dan 5) di sektor limbah. (0.38%) merupakan co-benefit (PPI 2019).
(Masripatin 2017). Berikut tabel penurunan
emisi GRK di sektor terkait. Komunikasi Risiko Pemerintah Pada
Penurunan Emisi GRK
Setiap sektor pada tabel di atas harus
membuat laporan inventarisasi GRK tahunan Emisi GRK yang meningkat menjadi
untuk dipublikasikan secara berkala sesuai faktor penting penyebab pemanasan global
atau global warming, perubahan iklim, dan
dengan kebutuhan pelaporan di tingkat
nasional dan internasional, sesuai amanat kejadian bencana. Saat ini, Indonesia pun
Peraturan Presiden No. 71/2011. Peraturan menjadi negara keempat terbesar penghasil
GRK di dunia, sehingga pemerintah masih
Presiden ini juga mengamanatkan partisipasi
aktif tingkat sub-nasional dalam berupaya memaksimalkan program
pengembangan Inventarisasi GRK. Namun, penurunan emisi GRK sebagai agenda
komunikasi risiko penting yang harus
karena ketersediaan data yang tidak memadai
di tingkat daerah, hanya lembaga di tingkat disampaikan kepada publik. Pada tataran
nasional yang saat ini terlibat. global, Indoensia memiliki komitmen dengan
meratifikasi Paris Agreement dan telah
Untuk membantu dalam pengembangan
tahunan Inventarisasi GRK, KLHK telah berjanji mengurangi emisi GRK tanpa syarat
mengembangkan dan mengelola sistem yang sebesar 29 persen dengan skenario business as
usual (BAU) pada 2030, dan hingga 41 persen
sederhana, mudah, akurat dan transparan yang
disebut Sistem Inventarisasi GRK Nasional dengan bantuan internasional. Upaya di
(SIGN) SMART berbasis web yang berisi tingkat nasional pun, telah dilakukan
Pemerintah sejak tahun 2011 melalui
data tentang kegiatan lembaga terkait,
termasuk dari tingkat daerah, dapat dibentuknya kerangka kebijakan yang disebut
Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi
dikirimkan ke KLHK. Sistem ini juga
menyediakan praktik untuk lembaga terkait, GRK atau RAN GRK, dan Rencana Aksi
khususnya di tingkat daerah, dalam mengelola Nasional Adaptasi Perubahan Iklim (RAN
API) di 2014.
data aktivitas pengembangan Inventarisasi
GRK. Untuk saat ini, kementerian terkait Jika diamati lebih jauh, kerangka
bertanggung jawab atas pengumpulan data kebijakan dan implementasi terkait upaya
penurunan Emisi GRK, belum ada yang
yang kemudian akan dikompilasi oleh KLHK
untuk menentukan estimasi emisi (The berjalan beriringan di tingkat pusat dan daerah
dalam konteks komunikasi. Bahkan, dari sisi
163
Jurnal Penelitian Komunikasi dan Opini Publik Vol. 24 No. 2, Desember 2020: 156-170
monitoring, pelaporan, dan verifikasi aksi pelaporan, dan verifikasi. Hubungan dengan
mitigasi pemerintah dan non pemerintah, publik eksternal dilakukan melalui
monitoring, pelaporan, dan verifikasi aksi komunikasi satu arah berupa monitoring dan
mekanisme pasar, dan registrasi dan pelaporan terkait inventarisasi GRK. Pada
pengelolaan data; f) Melakukan supervisi bagan struktur organisasi sangat jelas terlihat
seluruh inventarisasi gas rumah kaca sektor bahwa tanggung jawab secara teknis
berbasis lahan dan non lahan, monitoring, administratif yang banyak diemban oleh
pelaporan, dan verifikasi aksi mitigasi lembaga ini.
pemerintah dan non pemerintah, monitoring, Direktorat lain yang erat kaitannya
pelaporan, dan verifikasi aksi mekanisme dengan komunikasi risiko untuk penurunan
pasar, dan registri dan pengelolaan data di emisi GRK adalah Direktorat Mitigasi
daerah; dan terakhir, g) administrasi di Perubahan Iklim yang bertugas melaksanakan
direktorat. penyiapan perumusan dan pelaksanaan
Sebagai leading sector dalam kebijakan, bimbingan teknis dan evaluasi
pelaksanaan urusan inventarisasi GRK, bimbingan teknis, dan supervisi pelaksanaan
KLHK memiliki peran sangat penting untuk urusan di daerah bidang mitigasi, penurunan
menjalankan komunikasi risiko internal dan emisi gas rumah kaca, penurunan dan
eksternal. Pada beberapa dokumen terkait penghapusan bahan perusak ozon. Direktorat
yang menggambarkan fungsi Ditjen PPI, ini juga menyelenggarakan fungsi sebagai
direktorat ini menjalankan tugas teknis berikut: (Ditjen PPI 2020)
menginventarisasi dan mengkoordinir a. Perumusan kebijakan mitigasi, perangkat
monitoring pelaporan verifikasi dari setiap mitigasi, pemantauan pelaksanaan
sektor. Adanya tugas teknis tersebut mitigasi, REDD+, dan pengendalian bahan
menyiratkan fungsi terkait komunikasi risiko perusak ozon;
belum sepenuhnya dijalankan. b. Pelaksanaan kebijakan pengendalian
Padahal, komunikasi risiko merupakan bahan perusak ozon;
kegiatan manajemen strategis yang c. Koordinasi dan sinkronisasi kebijakan
melibatkan kemampuan untuk mengko- mitigasi, perangkat mitigasi, pemantauan
munikasikan sifat dan besarnya risiko secara pelaksanaan mitigasi, REDD+, dan
efektif kepada pemangku kepentingan pengendalian bahan perusak ozon;
internal dan eksternal. Penting untuk d. Penyusunan norma, standar, prosedur dan
manajemen risiko tidak hanya mengenali kriteria mitigasi, perangkat mitigasi,
masalah tetapi juga mengkomunikasikan pemantauan pelaksanaan mitigasi,
risiko kepada para pemangku kepentingan REDD+, dan pengendalian perusak ozon;
utama (Ndlela 2019). e. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi
Namun, komunikasi risiko untuk pemberian bimbingan teknis mitigasi,
penurunan emisi GRK tidak secara langsung perangkat mitigasi, pemantauan
disampaikan oleh direktorat ini karena secara pelaksanaan mitigasi, REDD+, dan
umum tugasnya menjalankan penyiapan pengendalian bahan perusak ozon;
perumusan, pelaksanaan, koordinasi dan f. Supervisi atas pelaksanaan urusan
sinkronisasi kebijakan, bimbingan teknis dan mitigasi, perangkat mitigasi, pemantauan
evaluasi bimbingan teknis, dan supervisi pelaksanaan mitigasi, REDD+ dan
pelaksanaan urusan di daerah bidang pengendalian bahan perusak ozon; dan
inventarisasi gas rumah kaca dan monitoring,
165
Jurnal Penelitian Komunikasi dan Opini Publik Vol. 24 No. 2, Desember 2020: 156-170
sebuah bencana di masa depan sebagai akibat tentang pentingnya emisi GRK jika terjadi
dari peningkatan emisi GRK. peningkatan di atmosfer bumi.
Salah satu tantangan terbesar yang
PENUTUP dihadapi komunikator risiko pada instansi
Kesimpulan pemerintah adalah kemampuannya untuk
Proses komunikasi risiko yang dilakukan memotivasi, membujuk, atau memengaruhi
oleh leading sector terkait program dan pemangku kepentingan dalam masalah risiko.
kebijakan penurunan emisi GRK di Indonesia, Dibutuhkan keterampilan dalam membuat
Kementerian Lingkungan Hidup dan pesan-pesan persuasif untuk menyampaikan
Kehutanan (KLHK), dilakukan melalui komunikasi risiko tentang potensi kejadian
proses komunikasi risiko satu arah. Pada yang mengancam kehidupan manusia di masa
Direktorat Mitigasi dan Direktorat IGRK, datang. Seperti yang dilaporkan oleh IPCC
komunikasi risiko dilakukan melalui fungsi bahwa jika komitmen dan upaya pemerintah
penyusunan kebijakan mitigasi dan peman- tidak maksimal dalam penurunan emisi GRK,
tauan serta inventarisasi emisi GRK pada maka sepuluh tahun ke depan pemanasan
sektor-sektor yang memiliki potensi suhu bumi akan meningkat 1.5 derajat
meningkatnya emisi GRK seperti sektor Celsius. Akibatnya, hilangnya ekosistem
energi, industri, limbah, pertanian, dan yang paling rapuh, dan krisis demi krisis yang
kehutanan. Upaya penurunan emisi GRK tidak dapat dipulihkan.
yang dikomunikasikan pemerintah masih Saran
bersifat teknis administrative, belum Praktik komunikasi risiko sangat penting
menyentuh konsep strategis dimana dilakukan oleh instansi pemerintah untuk
perjalanan setengah abad keterlibatan sebuah program dan kebijakan yang
Indonesia dalam penanggulangan perubahan mencakup ancaman lingkungan hidup di masa
iklim melalui upaya penurunan emisi GRK depan. Pemerintah Indonesia cq Kementerian
masih belum dilakukan dalam proses dua Lingkungan Hidup dan Kehutanan sejatinya
arah. Misalnya, melibatkan khalayak atau memiliki konsep strategi komunikasi dalam
target sasaran yang sangat berpotensi untuk pemuatan pesan risiko penurunan emisi GRK
menjadi pendukung komunikasi risiko dan melibatkan stakeholder non
pemerintah dalan program dan kebijakan Kementerian/Lembaga yang dapat bersinergi
penurunan emisi GRK. Meski pemerintah untuk mempercepat aksi mitigasi bencana
telah melakukan komunikasi risiko melalui terkait emisi GRK melalui berbagai channels
program pembangungan seperti Rencana Aksi atau saluran komunikasi terkini atau digital.
Nasional (RAN) GRK, Rencana Aksi Daerah Dibutuhkan messaging development dalam
(RAD) GRK, Pembangungan Industri Hijau, menyampaikan pesan risiko tentang emisi
Green Growth Economy, hingga yang terakhir GRK dan fear factors untuk mewaspadai
Low Carbon Development Initiatives, namun risiko bencana di masa depan. Oleh karena
pesan risiko untuk potensi bahaya dan itu, Pemerintah harus mulai melihat isu emisi
ancaman lingkungan hidup di masa datang, GRK sebagai prioritas dalam pengendalian
dengan kata kunci utama penurunan emisi perubahan iklim dan kejadian bencana di
GRK, belum menyentuh pemahaman dan Indonesia sehingga manusia Indonesia dapat
perubahan sikap serta perilaku masyarakat
mencapai hidup berkualitas dalam kerangka
pembangunan yang berkelanjutan.
167
Jurnal Penelitian Komunikasi dan Opini Publik Vol. 24 No. 2, Desember 2020: 156-170
https://doi.org/10.1016/j.pubrev.2018.08 https://doi.org/10.1080/10627260701402
.003. 473.
Hindarto, Dicky.E., Samyanugraha, Andy, Lundgren, E. Regina, McMakin, H. Andrea.
Nathalia Debi. “#pasarkarbon Pengantar Risk Communication. 5th ed. Wiley,
Pasar Karbon Untuk Pengendalian 2013. www.copyright.com.
Perubahan Iklim.” Jakarta, 2018. Masripatin, Nur. “Strategi Implementasi
http://pmr-indonesia.org. Nationally Determined Contribution
ICCTF. “Yang Terabaikan Pada Perubahan (NDC).” Edited by Nur Masripatin.
Iklim.” 2020. Jakarta: Ditjen PPI Kementerian KLHK,
https://www.icctf.or.id/2020/01/21/yang 2017.
-terabaikan-dalam-perubahan-iklim/. Ndlela, Martin N. “A Stakeholder Approach
Intergovernmental Panel on Climate Change. to Risk Management.” In Crisis
“Global Warming of 1.5°C.” Special Communication: A Stakeholder
Report on Global Warming of 1.5°C. Approach, (2019):53–63. Palgra.
https://doi.org/10.1038/291285a0. 2019. Niedertscheider, Maria, Willi Haas, and
JIRE. “Jejaring Indonesia Rendah Emisi Christoph Görg. “Austrian Climate
(JIRE).” 2020. http://greening.id/ 2020. Policies and GHG-Emissions since 1990:
Kaneko, Shinji, and Masato Kawanishi. What Is the Role of Climate Policy
Climate Change Policies and Challenges Integration?” Environmental Science and
in Indonesia. Edited by Shinji Kaneko Policy 81 (2018): 10–17.
and Masato Kawanishi. Climate Change https://doi.org/10.1016/j.envsci.2017.12.
Policies and Challenges in Indonesia. 007.
Tokyo: Springer Japan., 2016 Novy, Lumanauw. “Indonesia Konsisten
https://doi.org/10.1007/978-4-431- Turunkan Emisi Gas Rumah Kaca
55994-8. Hingga 41%.” Investor Daily. 2020.
Kemenperin. n.d. Pedoman Penilaian https://investor.id/national/indonesia-
Penghargaan Industri Hijau 2019. konsisten-turunkan-emisi-gas-rumah-
Krimsky, Sheldon. “Risk Communication in kaca-hingga-41.
the Internet Age: The Rise of Pengadaan, Kegiatan, and Dan Penggunaan
Disorganized Skepticism.” Energi. “Pedoman Penyelenggaraan
Environmental Hazards 7,2 (2007): 157– Inventarisasi Gas Rumah Kaca Nasional
64. Buku Ii-Volume 1 Metodologi
https://doi.org/10.1016/j.envhaz.2007.05 Penghitungan Tingkat Emisi Gas Rumah
.006. Kaca”, 2012.
Lenzi, Diletta. “The Risk of Environmental PPI, Ditjend. “Kebijakan Pembangunan
Damage: A Corporate Governance Rendah Emisi GRK Dalam Konteks
Perspective.” Int. J. Green Economics NDC Di Indonesia.” Jakarta:PPI,2019
12,2 (2018): 11–13. Setiawan, Yusup, Aep Surachman, Besty
Liu, Brooke Fisher, and J. Suzanne Horsley. Asthary, Saepulloh Balai, Besar Pulp,
“The Government Communication Dan Kertas, Kementerian Perindustrian,
Decision Wheel: Toward a Public Jl Raya, Dayeuh Kolot, and No 132
Relations Model for the Public Sector.” Bandung -Indonesia. “Utilization of CO2
Journal of Public Relations Research Gas Emissions for Spirulina Platensis
19,4 (2007): 377–93. Cultivation in Reducing Efforts of
169
Jurnal Penelitian Komunikasi dan Opini Publik Vol. 24 No. 2, Desember 2020: 156-170
170