Anda di halaman 1dari 11

DAMPAK PERTUMBUHAN

PENDUDUK TERHADAP
PENINGKATAN GLOBAL
WARMING

Disusun guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Umum Ilmu Alamiah Dasar

Oleh:

1. Cut Marwah Z.

2. Niisrina Yumna F.

3. Dian Farazika

4. Karesya Audi Lia

FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
A. PEMANASAN GLOBAL

Pemanasan global atau yang dikenal juga dengan istilah global warming
adalah suatu proses meningkatnya suhu rata-rata udara, atmosfer, laut dan
daratan bumi. Suhu rata-rata global pada permukaan Bumi telah melonjak
0.74 ± 0.18 °C (1.33 ± 0.32 °F) dalam seratus tahun terakhir. Pada masa lalu
telah terjadi periode perubahan iklim. Akan tetapi, peristiwa ini jauh
berbeda dengan perubahan iklim yang terjadi pada saat ini. Perubahan iklim
pada masa kini jauh lebih cepat terjadinya dan bukan disebabkan oleh
sebab-sebab alamiah. Sebaliknya, perubahan iklim saat ini disebabkan oleh
faktor lainnya, yakni gas rumah kaca, pembakaran bahan bakar fosil seperti
batu bara, bensin dan solar untuk produksi energi turut serta menciptakan
sebagian besar pencemaran ini. Beberapa penyebab tambahan lainnya
adalah praktik pertanian tertentu, proses industri dan penggundulan hutan.
Efek rumah kaca ikut memengaruhi terjadinya peristiwa global waming ini,
dikarenakan sifatnya yang transparan, gas rumah kaca dapat ditembus oleh
sinar matahari sehingga memanaskan permukaan bumi. Namun, ketika
gelombang ultraviolet dari sinar matahari diserap lalu dipancarkan kembali
oleh permukaan bumi menjadi radiasi inframerah, gas-gas rumah kaca
tersebut menyerapnya, memerangkap panas di sekitar permukaan bumi dan
menyebabkan pemanasan global.
Berikut beberapa penyebab pemanasan global, diantaranya: penggunaan
bahan bakar bensin, penggunaan listrik yang boros, polusi metana, gas karbon
monoksida, penggundulan hutan, sampah plastik, gas industri dan lainnya. Selain
itu, pertumbuhan jumlah penduduk juga ikut berperan dalam peristiwa global
warming ini.

B. PERTUMBUHAN PENDUDUK

Negara berkembang maupun negara maju sedang menghadapi masalah


kependudukan yaitu pertumbuhan penduduk yang tinggi, urbanisasi tinggi,
penyebaran penduduk yang tidak merata. Masalah kependudukan tersebut juga
dialami Indonesia` Negara Indonesia dari segi jumlah penduduk menempati nomor
urut keempat setelah China, India, dan Amerika. Berdasarkan data yang dihimpun
BPS (2004), kepadatan penduduk Indonesia telah meningkat dari 62 jiwa per km2
pada tahun 1971 dan meningkat tajam pada tahun 2000 dengan angka 103 jiwa per
km2 . Bahkan pada tahun 2004 mencapai angka 115 jiwa per km2 dengan rata-rata
kepadatan penduduk sebesar 104 jiwa per km2 dari tahun 1990 sampai 2004.
Artinya, tiap 1 km2 wilayah Indonesia rata-rata dihuni oleh 104 jiwa penduduk.
Menurut Nyoni, T dan Bonga, WG (2019)[2] total penduduk Indonesia akan terus
meningkat tajam tiga decade mendatang,hinga sekitar 341 juta orang pada tahun
2050.

Pertumbuhan penduduk yang pesat ini menimbulkan akibat serius terhadap


keseimbangan alam, khususnya meningkatnya pemanasan global. Penduduk yang
padat di suatu daerah akan menyebabkan menyempitnya ruang gerak suatu daerah,
penyebabnya ialah manusia merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
ekosistem yang dalam kehidupannya mengekploitasi lingkungannya. Hal ini juga
dijelaskan (Peacock,SH: 2018)[4] jumlah populasi yang bertambah memperkuat
terjadinya kerusakan di setiap ekosistem biologis. Dengan pertumbuhan penduduk
yang semakin cepat, maka akan membawa akibat kepada tekanan yang kuat
terhadap sumber daya alam.
Dalam laporan World Population Prospects 2022, Perserikatan Bangsa-Bangsa
(PBB) memproyeksikan bahwa jumlah penduduk dunia bakal mencapai 8 miliar
jiwa pada November 2022. Adapun menurut data PBB jumlah penduduk dunia
sudah mencapai sekitar 7,94 miliar jiwa per Juli 2022.

Asia Timur dan Tenggara merupakan wilayah dengan penduduk terbanyak,


yakni mencapai 2,34 miliar jiwa per Juli 2022. Jumlah ini setara dengan 29,47% dari
total populasi dunia saat ini.
Setiap negara pasti ada pertumbuhan penduduk setiap tahunnya. Seperti
hasil sensus penduduk Indonesia pada September 2020 mencatat jumlah penduduk
sebesar 270,20 juta jiwa dengan laju Pertumbuhan Penduduk per Tahun selama
2010-2020 rata-rata sebesar 1,25 persen.

Kepadatan penduduk mendorong peningkatan kebutuhan lahan, baik lahan


untuk tempat tinggal, sarana penunjang kehidupan, industri, tempat pertanian, dan
sebagainya. Akibatnya, banyak pohon dihutan yang harus ditebang untuk
mendapatkan lahan yang diinginkan. Meskipun hal ini dapat dianggap sebagai
solusi, sesungguhnya kegiatan itu merusak lingkungan hidup yang dapat
mengganggu keseimbangan lingkungan dan juga pemanasan global semakin
meningkat. Makhluk hidup juga tak lepas dari transportasi selain kemacetan padat
seperti di Jakarta, akibat lainnya adalah meningkatkan pengeluaran gas karbon yang
menjadikan lapisan ozon semakin menipis. Ketidakseimbangan antara
perkembangan jumlah penduduk didunia dan peningkatan kebutuhannya
mendorong manusia untuk mengeksplotasi alam yang menyebabkan lapisan ozon
semakin menipis. Jadi, pemanasan global akan meningkat seiring dengan
bertambahnya kepadatan penduduk.
C. KASUS PEMANASAN GLOBAL DENGAN PERTUMBUHAN
PENDUDUK

Setiap memperingati hari lingkungan hidup pada tanggal 5 Juni, masyarakat


pasti akan kembali diingatkan dengan fenomena global warming hingga aksi-aksi
yang dibuat kelompok atau komunitas peduli lingkungan agar kembali
menghijaukan bumi go green atau pemanasan global akibat suhu di bumi yang
meningkat. Untuk itu masyarakat diajak untuk sebisa mungkin menghindari
penyebabnya. Satu diantaranya ialah efek umpan balik seperti terus bertambahnya
gas karbon dioksida (CO2) yang diakibatkan kendaraan bermotor atau polusi udara.

Sedangkan polusi udara ini, semakin lama diketahui banyak terjadi terutama di
kota-kota besar. Dimana volume kendaraan bermotor yang terus-menerus
bertambah hingga mengakibatkan kemacetan yang merupakan masalah klasik
warga perkotaan. Namun beberapa tahun akhir ini, polusi udara mengalami
penurunan yang mana hal ini ternyata terjadi dikarenakan ada suatu fenomena yaitu
wabah covid-19, tingkat polusi udara dan gas rumah kaca di beberapa kota dan
wilayah di dunia menunjukkan penurunan yang signifikan di tengah pandemi
global virus corona yang berdampak pada menurunnya mobilitas manusia. Para
peneliti di New York mengatakan kepada BBC yang dikutip pada Minggu
(29/3/2020), hasil awal riset mereka menunjukkan karbon monoksida, terutama dari
mobil, telah berkurang hampir 50% dibandingkan dengan tahun lalu. Dengan
menurunnya aktivitas ekonomi global sebagai akibat pandemi virus corona, tidak
mengherankan bahwa emisi berbagai gas yang terkait dengan energi dan
transportasi akan ikut berkurang.

Tingkat lalu lintas di kota itu diperkirakan turun 35% dibandingkan dengan
tahun lalu. Emisi karbon monoksida, terutama yang dikeluarkan oleh mobil dan
truk, telah turun sekitar 50%. Mereka juga menemukan bahwa ada penurunan CO2
sebanyak 5-10% dan juga penurunan metana di New York.
Sama halnya di Indonesia salah satunya ibukota, Jakarta. Menurut TomTom Traffic
Index terbaru, Jakarta keluar dari 10 besar kota paling macet di dunia. Kini, Jakarta
berada di posisi ke 31 dari total 416 kota lain, yang berarti kemacetan semakin
berkurang, Peringkat tersebut merupakan hasil penilaian tingkat kemacetan tahun
2020 yang kini berada di angka rata-rata 36%. Angka rata-rata kemacetan tersebut
jauh berkurang dibandingkan tahun 2019 yang dicatat TomTom mencapai 53%.
Pada tahun 2019 Jakarta berada di peringkat 10 kota termacet di dunia. Pada April
2020, tingkat kemacetan hanya mencapai 11% saja.
D. CARA MENGATASI PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN
PEMANASAN GLOBAL

Pemanasan global membuat beberapa tempat di wilayah tertentu di dunia


mengalami banyak perubahan ekstrim. Mulai dari mencairnya gletser abadi di
kutub utara dan gunung-gunung es seperti Kilimanjaro dan Jaya Wijaya. Faktanya,
gletser Pizol di Pegunungan Glarus, Switzerland Timur, bahkan telah kehilangan
80 persen dari volumenya.

1. Cara Mengatasi Pemanasan Global


a) Gunakan Transportasi Umum & Sepeda
Semakin meningkatnya populasi penduduk di Indonesia, semakin
banyak pula masyarakat yang mengunakan transportasi pribadi dan
hal itu adalah salah satu pemicu terjadinya pemanasan global, maka
dari itu batasi penggunaan mobil dan sepeda motor.
b) Menghemat Pemakaian Air
Dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk maka semakin
banyak juga pengunaan air. Maka dari itu, penghematan penggunaan
air merupakan salah satu cara untuk mengatasi pemanasan global.
c) Reduce
Cara mengatasi global warming yang ketiga yaitu dengan
mengurangi pengunaan kertas dan tissue karena terbuat dari kayu
yang harus ditebang dari pohon di hutan, sedangkan hutan
dibutuhkan untuk menetralisir emisi CO2 di udara.
d) Matikan Perangkat Elektronik Saat Tidak Terpakai
Mematikan perangkat elektronik saat tidak digunakan juga menjadi
upaya penting dalam mengatasi pemanasan global.
2. Cara Mengatasi Pertumbuhan Penduduk
a) Menekan pertumbuhan penduduk dengan program Keluarga
Berencana
Salah satu cara yang cukup efektif sebagai solusi untuk mengatasi
kepadatan penduduk adalah dengan mencanangkan program
keluarga berencana atau KB. Keluarga Berencana merupakan
program pemerintah bagi rakyat Indonesia untuk membatasi
jumlah anak, dimana dalam satu keluarga cukup memiliki 2 orang
anak saja. Dalam program KB, ibu-ibu rumah tangga diberikan
cara-cara khusus agar tidak hamil.

b) Membuat Undang-Undang yang menetapkan usia minimal


menikah
Pada pasal 7 ayat 1 menjelaskan tentang batasan umur minimal
seseorang dapat menikah yaitu laki-laki minimal berusia 19 tahun
sedangkan perempuan berusia minimal 16 tahun. Hal ini bisa
menekan angka pertumbuhan penduduk dan mengatasi kepadatan
penduduk.
c) Menggalakkan program transmigrasi
Salah satu program mengatasi kepadatan penduduk tanpa menekan
pertumbuhan penduduk adalah dengan menggalakan program
transmigrasi Transmigrasi merupakan program penduduk dari
wilayah yang banyak atau padat penduduknya ke wilayah yang
masih jarang penduduknya. Transmigrasi ini akan mendorong
terjadinya pemerataan penduduk.
d) Meningkatkan kesadaran akan mitos “banyak anak banyak
rezeki” di kalangan masyarakat
KESIMPULAN DAN SARAN

I. Kesimpulan
a. Pemanasan global atau yang dikenal juga dengan istilah global
warming adalah suatu proses meningkatnya suhu rata-rata
udara, atmosfer, laut dan daratan bumi
b. Perubahan iklim saat ini disebabkan oleh beberapa faktor,
yakni gas rumah kaca, pembakaran bahan bakar fosil seperti
batu bara, bensin dan solar untuk produksi energi turut serta
menciptakan sebagian besar pencemaran ini
c. Namun beberapa tahun akhir ini, polusi udara mengalami
penurunan yang mana hal ini ternyata terjadi dikarenakan ada
suatu fenomena yaitu wabah covid-19, tingkat polusi udara dan
gas rumah kaca di beberapa kota dan wilayah di dunia
menunjukkan penurunan yang signifikan di tengah pandemi
global virus corona yang berdampak pada menurunnya
mobilitas manusia
d. Dengan menurunnya aktivitas ekonomi global sebagai akibat
pandemi virus corona, tidak mengherankan bahwa emisi
berbagai gas yang terkait dengan energi dan transportasi akan
ikut berkurang.
II. Saran
a. Pembangunan dan kemajuan teknologi merupakan hal yang
tidak dapat dicegah, begitu pula dengan perkembangan
pembangunan di kota-kota. Namun, kemajuan pembangunan
tersebut harus sejalan dengan perencanaan dan pengembangan
kota. Oleh karena itu, pemerintah perlu membuat kebijakan
berupa perencanaan hutan kota serta membatasi laju
perkembangan pembangunan yang terjadi, baik dari
peningkatan pembangunan maupun jumlah angkutan umum,
khususnya angkot yang mengakibatkan ketidakseimbangan
antara jumlah karbon yang ditimbulkan, kebutuhan oksigen
manusia dengan luas lahan hutan yang berimplikasi pada
pemanasan global dan penurunan kesehatan masyarakat.
b. Meningkatkan kesadaran dan sosialisasi dampak dari
pertumbuhan duduk dapat mempengaruhi global warming,
tidak hanya di kancah internasional melainkan juga melalui
diskusi publik dengan masyarakat lokal
c. Sebaiknya tiap wilayah saling bekerjasama untuk
menyelesaikan permasalahan ini untuk meghindari ancaman
menipisnya ozon yang diakibatkan pemanasan global. Terlebih
lagi masalah pemanasan global ini merupakan masalah global
yang berdampak pada seluruh negara-negara di dunia.

Anda mungkin juga menyukai