Anda di halaman 1dari 22

1.

Pengertian Green IT dan Go Green


Green IT atau Green Computing merupakan gerakan kampanye go green yang lebih
mengkhususkan pada pemanfaatan sumber daya energi pada perangkat perangkat IT.
Hal ini fokus ke mengurangi konsumsi listrik, jumlah carbon footprint dan melakukan
efisiensi energi dan kerja.
Cikal bakal Green IT sudah diawali sejak tahun 1992, yaitu dengan dikeluarkannya
program Energy Star oleh US Enviromental Protection Energi. Program tersebut
merujuk pada produksi barang-barang elektronik yang ramah lingkungan dan hemat
energi. seperti pada monitor, pengontrol iklim, dan teknologi lain. Barang-barang
tersebut diuji oleh lembaga terkait dan jika lulus uji akan mendapatkan tanda seperti
tampak gambar di samping. logo itu sering saya dapatkan dulu di monitor-monitor CRT
yang saya punya. itupun sudah sangat lama. dan sekarang saya baru mengerti tentang
logo apa itu.
Go Green adalah upaya dalam penghijauan bumi yang saat ini sudah mengalami
pemanasan Global Warming dengan tindakan yang nyata melalui pembuangan
kebiasaan-kebiasaan buruk kita dan menanamkan kesadaran yang baik di kehidupan
sehari-hari kita. Entah, bumi kita dapat bertahan berapa lama lagi untuk menampung
kita dan generasi yang akan datang. Kondisi seperti ini mendorong banyak pihak untuk
ikut berpartisipasi dan ikut menyosialisasikan betapa pentingnya Go Green dilakukan.
Dengan ancaman pemanasan global seperti sekarang ini, banyak perusahaan mulai
menyadari akan pentingnya ramah lingkungan. Adapun salah satu cara yang dapat
ditempuh oleh perusahaan-perusahaan untuk dapat melancarkan usaha tersebut adalah
dengan berperan mengurangi emisi gas karbon. Dan serta meminimalisasi penggunaan
kertas sehingga dapat mengurangi penebangan hutan. Dengan berhematnya dari emisi
gas karbon dan lestarinya hutan sebagai paru-paru dunia dan menghambat semakin
panasnya suhu udara, diharapkan pemanasan global tidak semakin merajalela yang pada
akhirnya akan membahayakan keselamatan hidup umat manusia di atas muka bumi.

2. Latar Belakang Munculnya Go Green IT

2.1 Perubahan Iklim dan Kerusakan Lingkungan


Perubahan iklim dan cuaca yang sangat ekstrim di bumi akhir-akhir ini adalah salah satu
dampak terbesar dari pemanasan global. Pada dasarnya, pemanasan global atau biasa
dikenal dengan istilah global warming merupakan fenomena peningkatan suhu
temperatur secara global meliputi suhu rata-rata atmosfer, laut, serta daratan di bumi.
Hal ini terjadi karena peningkatan gas-gas emisi karbondioksida, metana, CFC, dan
dinitroksida sehingga energi matahari terperangkap dalam atmosfer bumi.
Kegiatan manusia sehari-hari dinilai sebagai faktor penyumbang terjadinya pemanasan
global. Penggunaan bahan bakar yang melebihi standar, gas alam untuk kegiatan
industri, hingga penebangan hutan untuk pembukaan lahan perkebunan, areal pertanian,
pemukiman, dan industrialisasi merupakan contoh nyata aktivitas manusia yang bisa
mengancam keselamatan lingkungan hidup.
Penebangan hutan merupakan isu lingkungan yang sering diangkat ke berbagai forum
dunia sebagai penyebab utama terjadinya global warming. Indonesia sebagai salah satu
paru-paru dunia dituding memiliki kontribusi yang cukup besar dalam mengubah iklim
dunia. Luas hutan Indonesia yang mencapai 138 juta hektar itu semakin menciut dari
tahun ke tahun. Survey dari organisasi pecinta lingkungan Greenpeace memperkirakan
sebanyak 1,8 juta hektar area hutan di Indonesia hilang dan rusak akibat kebakaran
hutan serta penebangan liar setiap tahunnya.
Semakin menyempitnya areal hutan di Indonesia berpengaruh terhadap peningkatan
jumlah gas CO2 di atmosfer. Gas C02 bersama gas-gas emisi lainnya membentuk efek
rumah kaca yang menyebabkan terjadinya pemanasan di seluruh permukaan bumi.
Laporan IPCC-Badan Khusus PBB yang menangani masalah perubahan iklim
menyebutkan bahwa akan terjadi peningkatan suhu di bumi antara 1,1 hingga 6C
selama seratus tahun ke depan.
Pemanasan global tidak hanya berpengaruh terhadap perubahan cuaca dan iklim saja
namun juga memiliki dampak besar yang mengancam keberlangsungan hidup manusia
di berbagai belahan dunia. Dampak tersebut antara lain perubahan siklus hidup flora dan
fauna, pencairan es di kutub, rusaknya lapisan ozon, serta tenggelamnya pulau-pulau di
bumi. Global warming menjadi ancaman serius bagi seluruh umat manusia sehingga
2

harus diatasi secara kolektif oleh semua negara dan pemerintahan. Namun kampanye
penyelamatan bumi tidak akan berjalan secara maksimal tanpa dukungan dari berbagai
pihak termasuk masyarakat dan kalangan industri.

Gambar 1.1. Pencairan es di kutub utara sebagai dampak pemanasan global


2.2 Tidak Efisiennya Sistem Komputansi Tradisional
Inovasi terbaru di bidang data center ramah lingkungan yang digaungkan sebagai solusi
efisiensi energi terus ditunggu-tunggu. Pasalnya, sudah bukan rahasia umum lagi jika
data center sungguh boros listrik.
Hal tersebut memang tak bisa dimungkiri. Server di data center harus standby 24 jam
sehingga memerlukan energi begitu besar.
Menurut US Environmental Protection Agency pada Juli 2010, energi yang digunakan
untuk menggerakkan data center di seluruh dunia per tahunnya ternyata lebih besar
daripada energi listrik yang dipakai oleh 10 juta rumah dalam setahun. Kebutuhan
tersebut bahkan lebih besar daripada kapasitas 20 pembangkit listrik tenaga batubara
dalam setahun.
Pada hasil studi tersebut juga diperoleh fakta mencengangkan. Studi tersebut
menyebutkan, bahwa data center menyebabkan polusi berupa emisi karbon dioksida
sebesar lebih dari 70 juta ton. Untuk membersihkan polusi itu diperlukan sekitar dua
miliar pohon.
Merunut pada penggunaan energi data center, ternyata keperluan terbesar berasal dari
mesin pendingin. Selebihnya, komponen lain seperti peralatan komputer, peralatan
komunikasi dan jaringan juga berkontribusi pada konsumsi listrik.

2.3 Semakin Langkanya Sumber Energi


30 juta tahun yang lalu pada masa creaceus, yakni akhir jaman dinosaurus sudah
terbentuk cadangan minyak dunia diperkirakan sebanyak 50%. Berdasar hasil temuan
fosil yang terdapat dalam minyak bumi, diperkirakan fosil tersebut berumur 505-544
juta tahun yang lalu. Fakta yang menarik, ditemukan minyak bumi tertua berumur 600
juta tahun yang lalu, sedangkan yang paling muda sekitar 1 juta tahun yang lalu.
Apabila di rerata maka umur minyak bumi sekitar 10 sampai 270 juta tahun. Lamanya
rentang terbentuknya minyak bumi, ternyata baru di ekplorasi tahun 1850an dan
diperkirkan akan habis 120 tahun lagi.
Minyak bumi, gas dan batu bara adalah bahan-bahan organik sisa-sisa dari organisme
purba yang tertimbun dalam batuan selama jutaan tahun. Adanya perubahan suhu dan
tekanan, menyebabkan jasad renik ini berubah menjadi minyak dan gas untuk hewan
dan tumbuhan menjadi batu bara. Paparan dia atas adalah teori biogenesis tentang
terbentuknya minyak bumi. Teori abiogenesis mengatakan minyak bumi terbentuk dari
logam alkali yang dalam keadaan bebas jika dalam suhu tingi akan bersentuhan dengan
C02 membentuk asitilena. Ada juga teori duplek yang menggabungkan teori biogenesis
dan abiogenesis yang mengatakan minyak dan gas bumi berasal dari materi nabati.
Menurut Herodotus dan Diodorus Siculus, 4000 tahun yang lalu minyak bumi sudah
digunakan untuk bahan campuran kontruksi menara di babilonia. Sekitar tahun 1850
Ignacy Lukasiewicz menemukan cara bagaimana mendestilasi/memurnikan minyak
bumi menjadi beberpaa bagian, sehingga tahun 1853 dimulailah ekplorasi minyak di
Polandia dilakukan pertama kalinya.
Ada sebuah perhitungan yang menarik bahwa cadangan minyak dunia tinggal 3,74
triliun barrel, dan akan habis 120 tahun lagi dengan catatan tidak terjadi penambahan
konsumsi minyak bumi. Seperti diketahui, sumber energi terbesar di planet biru ini
adalah minyak bumi sebesar 65,5%, selanjutnya batubara 23,5%, tenaga air 6%. Di
beberapa negara maju sudah digunakan uranium sebagai sumber energi dari nuklir yang
jauh lebih besar energi, begitu juga dengan resikonya.
Pemanfaatan sumber energi fosil/migas semakin bertambah, sedangkan sumber energi
semakin berkurang. Jika digambarkan dengan grafik akan terjadi titik persilangan, entah
kapan titik temu itu bersinggungan, jika sudah maka bersiaplah menuju titik nadir.

Sebuah konsekuensi logis dari pendulangan energi tidak terbarukan, jikapun bisa
diperbaharui membutuhkan perubahan biosfer dalam jangka waktu jutaan tahun.
Energi fosil benar-benar memanjakan dan memudahkan manusia dalam bekerja,
bepergian, hingga menghancurkan. Saat ini perkembanga dunia otomotif yang
outputnya adalah pemanfaatan energi fosil seperti tidak terkendali. Siapa saja bisa
membeli kendaraan bermotor, walau dengan cara kredit. Ketersediaan bahan bakar juga
masih mudah ditemui,itupun masih disubsidi oleh pemerintah. Kita masih teralalu
nyaman dengan segala ketersediaan sumber energi yang melimpah, tanpa sadar
sebenarnya sedang berjalan di fase yang menurun.
Turunnya ketersediaan minyak berimbas pada meningkatnya pemanasan global sebagai
efek samping pembakaran bahan bakar fosil. Berkaca pada negara-negara maju yang
sudah menyadari bom waktu bencana masa depan, yakni mulai mencari energi
alternatif, terbarukan dan ramah lingkungan.
2.4 Susahnya Mengolah Sampah Elektronik
Ratusan ribu komputer usang dan ponsel dibuang begitu saja di TPA (Tempat
Pembuangan Sampah Akhir), sebagian lain dibakar di insinerator atau diproses ulang di
pabrik tembaga. Data produsen elektronik mengungkapkan bahwa angka daur ulang
mereka sangat rendah. Para produsen perangkat keras computer (PC) hanya melakukan
8,8 - 12,4 persen daur ulang. Sedangkan tingkat daur ulang produsen ponsel lebih
rendah lagi, yakni hanya sekitar 2 - 3 persen. Sebetulnya berapa banyak sampah
elektronik (e-wastes) kita ? Berdasarkan data UNEP, Badan Perserikatan BangsaBangsa untuk Program Lingkungan, sampah elektronik meningkat sebanyak 40 juta ton
per tahun. Diantaranya adalah sampah komputer bekas yang melonjak dibandingkan
tahun 2007 dari 200 persen ke 400 persen di Afrika Selatan dan Cina, bahkan di India
melambung hingga 500 persen. UNEP juga mencatat bahwa Amerika Serikat adalah
produsen limbah elektronik terbanyak mencapai 3 juta ton. Sedangkan posisi kedua
diduduki Cina dengan jumlah 2,3 juta ton. Studi yang dipublikasikan Jurnal
Lingkungan, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi menyebutkan setiap tahunnya negara
berkembang membuang 200 - 300 juta sampah perangkat komputer . Angka ini
diperkirakan akan meningkat hingga mencapai angka 400 - 700 juta sampah komputer
pada tahun 2030. Penyebabnya adalah meningkatnya kepemillikan komputer dan
peralatan elektronik lainnya. Pada saat yang sama, penemuan-penemuan baru di bidang
5

teknologi

terus

berkembang,

membuat

masyarakat

ingin

memilikinya

dan

menyingkirkan barang elektronik yang masih dapat digunakan. Padahal sebagaimana


kita ketahui, semua barang elektronik diproduksi dengan design for obselency or design
for the dump atau dirancang untuk segera usang lalu dibuang. Material yang
digunakanpun sebagian besar berbahaya (tantalum=blood mineral), terbuat dari bahan
tahan api (BFR), anti lengket yang karsinogenik dan ditambang dari tempat-tempat
sensitif dan rawan konflik. Untuk memisah-misahkannnyapun dibutuhkan bahan kimia
tertentu.

2.5 Habisnya Hutan

Laju pertumbuhan sektor industri dan perdagangan di Indonesia yang cukup tinggi tak
pelak lagi memberikan kontribusi terhadap kerusakan lingkungan hidup. Dalam semua
kegiatan operasionalnya, kalangan industri memerlukan kertas dalam jumlah banyak
untuk pencatatan transaksi jual beli, pelaporan tugas, hingga komunikasi antara
karyawan dengan perusahaan.
Apabila semua perusahaan di dunia ini mengandalkan kertas sebagai komponen penting
dalam menjalankan usahanya, Anda tentu bertanya-tanya berapa banyak pohon yang
dihabiskan untuk memenuhi konsumsi kertas bagi kalangan industri? Berapa luas hutan
yang harus dirusak demi memenuhi konsumsi kertas bagi sektor usaha? Keingintahuan
Anda adalah hal yang wajar jika Anda peduli terhadap masalah kerusakan hutan di
Indonesia yang kian parah dari tahun ke tahun.
Industrialisasi dituding sebagai penyebab utama terjadinya kerusakan hutan di negeri
kita. Selain berperan penting dalam kegiatan operasional perusahaan, kertas merupakan
bahan baku yang diperlukan oleh industri media dan penerbitan. Ribuan surat kabar,
majalah, dan buku terbit setiap hari di seluruh dunia. Ribuan batang pohon pula akan
ditebang setiap harinya untuk memenuhi kebutuhan kalangan industri tersebut.
Bahan baku kertas adalah bubur kertas (pulp) dari olahan kayu. Menurut ilmuwan UGM
Prof. Dr. Sudjarwadi, pembuatan 1 rim kertas membutuhkan 1 batang pohon berusia 5
tahun. Sedangkan industri pulp sendiri sebagai pengolah kertas butuh 4,6 meter kubik
6

kayu untuk memproduksi 1,2 ton kertas. Satu hektar hutan tanaman industri
diperkirakan dapat menghasilkan 160 meter kubik kayu. Apabila industri pulp mampu
memproduksi 3 juta ton kertas setiap tahun maka penebangan hutan akan mencakup
areal hutan seluas 86.250 hektar.
Tidak mengherankan apabila luas hutan kita terus berkurang selama beberapa dasawarsa
terakhir ini. Setiap harinya Indonesia kehilangan hutan seluas 500 kali lapangan sepak
bola. Pada tahun 1960, luas hutan hujan di Indonesia masih 82% sementara tahun 1982
turun menjadi 62% dan beberapa tahun terakhir ini tinggal 49%. Bisa dibayangkan apa
yang akan terjadi pada hutan kita 10 tahun mendatang? Negara Indonesia yang dulunya
bagai karpet hijau di katulistiwa mungkin hanya akan tinggal sejarah belaka.
Dengan berkurangnya areal hutan secara kontinu, fungsi hutan sebagai penyimpan air
dan pengikat CO2 akan semakin terganggu. Hal inilah yang menjadi penyebab seringnya
terjadi bencana banjir dan tanah longsor di tanah air kita. Selain itu, peningkatan gas
CO2 akan membuat permukaan bumi ini semakin panas akibat terperangkapnya gas
emisi itu di dalam atmosfer bumi.
Jika manusia tidak mencari alternatif pengganti kertas, kerusakan alam akan semkin
parah sehingga berakibat pada terganggunya keseimbangan eksosistem di seluruh jagad
raya. Kalangan industri dan perkantoran sudah saatnya melakukan revolusi digital
sebagai upaya menyelamatkan lingkungan hidup. Revolusi digital merupakan sebuah
proses beralihnya sistem konvensional ke sistem digital. Hal tersebut dapat dilakukan
dengan memanfaatkan teknologi informasi khususnya internet sebagai pengganti kertas
dalam semua kegiatan operasional perusahaan.

Gambar 1.2.

Kerusakan hutan di Indonesia akibat kebakaran dan penebangan


liar

3. Konsep Dasar Go Green IT

Go Green IT secara konsep adalah sebuah cara dalam memanfaatkan ICT sekaligus
menjaga lingkungan dengan cara menggunakannya dengan ramah lingkungan. Hal ini
digagaskan pertama kali pada tahun 1990an yang dimulai dengan sebuah perusahaan
bernama Green peace meminta Microsoft untuk membuat sebuah office system untuk
mengurangi penggunaan kertas. Karena kertas diciptakan dari pohon dan tentunya
penggunaan kertas terlalu banyak tidak baik karena hal itu menyebabkan akan banyak
pohon yang ditebang untuk memproduksi kertas, namun saat itu green computing masih
belum mendapat perhatian khusus dari masyarakat baik dalam hal penerapan maupun
ditegaskan dengan menjadi mata kuliah diberbagai fakultas ilmu komputer di berbagai
universitas, sehingga pada awal-awal dikenalkannya green computing masih banyak
yang belum mengenalnya. Selain fokus pada penggunaan kertas Go Green IT juga
merujuk pada peran teknologi Informasi yang menjadi hal yang baru dan menarik bagi
end user. Tetapi penggunaan Teknologi Informasi tersebut membutuhkan energi listrik
yang sangat besar pada saat dinyalakan dan digunakan. Global warming yang terus
bermunculan salah satunya disebabkan oleh penggunaan komputer yang berlebihan oleh
masyarakat. Perilaku masyarakat yang boros energi contohnya adalah membiarkan
komputer dalam kondisi menyala pada saat ditinggal daripada dimatikan terlebih
dahulu. Penyebab lainnya adalah pembuatan computer dan berbagai barang elektronik
yang memakan bahan baku, air, dan listrik yang menambah pembuangan emisi carbon
dioxide. Penggunaan hardware di komputer juga mengkonsumsi banyak energi.

Berdasarkan fakta-fakta yang ada dapat disimpulkan bahwa IT menjadi salah satu
masalah dalam pemeliharaan lingkungan. Solusi yang tepat untuk mengatasi dampak
pemanfaatan IT adalah Green Computing. Istilah Green Computing awalnya diciptakan
oleh U.S. Enviromental Protection Agency yang membuat suatu program Energy Star
yang berpatok pada bagaimana cara memanfaatkan konsumsi energi yang dipakai pada
penggunaan computer dan teknologi yang semakin berkembang agar lebih efisien.

Menurut Prof. San Murugesan, untuk menghadapi perubahan IT yang berdampak pada
lingkungan harus dimulai dari mengubah kebiasaan kita sendiri dalam melakukan
berbagai hal sehari-hari dan membuat suatu siklus hidup IT lebih bermanfaat. Cara yang
8

disarankan adalah dengan Green use, Green Disposal, Green Design, dan Green
Manufacturing. Perubahan industri IT sendiri harus berubah untuk mendukung Green
Computing. Saat ini perusahaan IT hanya fokus pada penggunaan peralatan IT di
berbagai divisi, proses penggerak, dan harganya. Di masa yang akan datang perusahaanperusahaan diharapkan bisa mengangani dampak dan kegunaan IT pada lingkungan.

Pada masa ini sudah banyak perusahaan luar yang berkomitmen untuk menggunakan
energi bersih dan Green Computing. Menurut article Penny Jones, pada tahun 2013
perusahaan besar Google dan Cisco menduduki posisi paling atas di Greenpeace Annual
List, dimana daftar tersebut berhubungan dengan perusahaan yang berkontribusi paling
banyak dalam Green IT. Google bekerja sama dengan Duke Energy untuk
mengembangkan suatu program yang membantu perusahaan besar lainnya membeli
energi baru dengan tarif yang relatif rendah. Di Cisco mereka menambah photovoltaic
panel di atap sebagai penggerak energi di perusahaan dan memasang pabrik
pendinginan yang efisien dalam penggunaan energi.Penerapan Go Green IT

4. Penerapan Go Green IT

4.1 Optimalisasi Pusat Data


Google, salah satu perusahaan IT terbesar di dunia, telah menyadari bahwa biaya
operasional perusahaannya dapat ditekan semaksimal mungkin dengan penerapan green
computing, Segala aspek energi tak luput dari penghematan yang telah dilakukan
Google. Berikut beberapa upaya penghematan kontinu yang telah dilakukan Google.
Pertama, penggunaan energi di Data Center Google. Menurut Google, mereka
mengklaim hanya menggunakan separuh dari energi yang digunakan di data center lain
dengan kemampuan dan performa yang sama. Untuk mewujudkan hal ini, Google selalu
mengawasi penggunaan energi oleh server secara realtime, mengatur sirkulasi udara,
bahkan menghindari penggunaan AC.
Kedua, sumber energi. Google diklaim telah memaksimalkan energi terbarukan seperti
energi angin dan surya (matahari) untuk data center mereka dan juga kantor-kantornya.

Ketiga, aktivitas yang hemat energi. Google mengklaim telah memboyong


karyawannya di seluruh dunia untuk menerapkan energi terbarukan di kantor-kantor
mereka di seluruh dunia dan melestarikan bersepeda untuk bekerja (bike to work).
Keempat, desain bangunan di kantor-kantor Google di seluruh dunia. Tak hanya
aktivitas yang hemat energi yang diembani karyawannya, tetapi juga struktur
bangunannya yang harus nyaman sepanjang hari dan mempunyai pencahayaan yang
cukup pada siang dan malam hari serta meminimalkan penggunaan lampu terutama di
siang hari.
Di samping upaya-upaya itu, Google juga berupaya meminimalkan pembelian baru
peralatan yang digunakan untuk mendukung siklus hidup Google, dan bahkan
semaksimal mungkin merekondisikan peralatan-peralatan yang rusak sehingga masih
tetap digunakan dalam waktu yang lama. Atas usaha penghematan energi yang
dilakukan Google, Google diganjar berbagai sertifikat-sertifikat yang berkaitan dengan
lingkungan, seperti ISO 14001, OHSAS 18001 dan ISO 50001.
Google tak hanya mementingkan diri sendiri dalam berhemat energi, tetapi juga orang
lain yang menggunakan produk Google, khususnya dalam hal cloud computing.
Beberapa contoh tersebut adalah:
Pertama, penerapan cloud storage. Google mengajak para stakeholders untuk ikut serta
berhemat energi dengan menggunakan penyimpanan data melalui jaringan internet
(cloud). Hal ini bertujuan untuk meminimalisir risiko kehilangan data di media simpan
pribadi masing- masing penggunanya. Dan Google sendiri pun menyimpan data secara
redundan di beberapa data center untuk file pengguna yang sama. Hal ini bertujuan jika
salah satu data center mengalami kerusakan / bencana, masih ada cadangannya di data
center di tempat lain. Keuntungan lainnya yang bisa dirasakan pengguna adalah
kemudahan untuk mengakses data di manapun dan kapanpun, jadi tidak ada lagi cerita
ketinggalan media simpan.
Kedua, penerapan cloud apps. Tahukah anda bahwa setiap komputer kira-kira
membutuhkan 80 GB di hard disknya hanya untuk menampung aplikasi? Melalui
Google Apps, pengguna tidak perlu dipusingkan dengan itu. Semua aplikasi yang
dijalankan akan ditampilkan berbasis web. Dengan demikian, tidak ada lagi cerita
kerusakan software di komputernya.
Ketiga, Chromebook. Berbeda dengan laptop lainnya, laptop besutan Google ini tidak
menggunakan hard disk yang berkapasitas besar, melainkan hanya menggunakan SSD
10

berkapasitas 32-64 GB. Dan kapasitas seperti ini hanya muat untuk sistem operasi dan
beberapa aplikasi pendukung cloud computing. Hal ini sengaja dilakukan oleh Google
untuk memotivasi pengguna untuk menyimpan segalanya melalui jaringan internet
(cloud).
Dengan penerapan cloud computing, risiko kehilangan data dan keribetan instalasi
aplikasi di komputer dapat diminimalisir. Upaya-upaya tersebut juga telah menunjukkan
kepedulian bagi Google dan orang lain untuk berupaya menghemat energi.

4.2 Paperless

Kemajuan ilmu dan teknologi dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki kehidupan


manusia. Salah satunya adalah penggunaan jaringan komunikasi data atau internet
sebagai alternatif pengganti kertas. Kini tiba saatnya bagi kalangan usaha untuk
mempertimbangkan internet sebagai sarana operasional utama bagi perusahaannya.
Berikut ini beberapa revolusi digital yang bisa dilakukan perusahaan Anda:
1. Kegiatan surat-menyurat perusahaan sebisa mungkin diganti dengan electronic
mail atau email. Selain tidak menggunakan kertas, email juga dinilai lebih efektif
karena bisa mengirimkan pesan dalam hitungan detik saja.
2. Pembuatan invoice untuk transaksi jual beli yang dulunya memakai sistem
konvensional, kini dapat memanfaatkan fasilitas e-billing yang lebih hemat dan
praktis.
3. Merevolusi surat kabar konvensional menjadi e-paper dan mengubah buku cetak
menjadi e-book.

11

Gambar 1.3. Penggunaan e-book sebagai bagian dari revolusi digital


4. Dokumen-dokumen kerja tidak perlu dicetak dan hanya disimpan dalam bentuk
softcopy saja. Dokumen kerja tersebut dapat diakses oleh semua karyawan melalui
jaringan komputer perusahaan.
5. Menggunakan situs-situs tertentu untuk membantu kelancaran pekerjaan Anda.
Saat ini banyak situs yang menyediakan fasilitas khusus bagi dunia perkantoran.
Pada bagian selanjutnya dalam buku ini Anda bisa menyimak penjelasan dan cara
penggunaan situs-situs tersebut secara lebih mendalam.
Berikut ini beberapa alamat situs penyedia fasilitas perkantoran:

https://www.billingboss.com/

Situs ini menyediakan jasa pembuatan invoice online atau e-billing yang
memudahkan pencatatan transaksi bisnis Anda sehari-hari.

https://www.budgetpulse.com

Situs ini dapat Anda gunakan untuk pembuatan laporan keuangan dan pencatatan
transaksi secara online sehingga Anda tidak memerlukan kertas sebagai
medianya.

http://www.bidsketch.com/

Manfaatkan situs ini untuk pembuatan proposal kerja Anda dengan cara yang
sangat praktis dan mudah.

12

Gambar 1.4. Tampilan situs Bidsketch.Com

http://www.comindwork.com/

Anda dapat berkolaborasi dengan rekan-rekan kerja Anda dengan mengakses


situs ini. Semua tim kerja yang berada di berbagai lokasi dapat bekerja sama
membahas suatu dokumen dalam waktu yang bersamaan secara online.

http://www.proofhq.com/

Bagi pecinta dunia grafis, manfaatkanlah situs ini untuk membuat rancangan
desain yang akan Anda tampilkan pada presentasi kerja atau ditujukan kepada
klien Anda.

http://www.slickplan.com/

Situs ini akan membantu Anda dalam perencanaan program-program kerja di


masa mendatang. Buatlah bagan khusus yang menampilkan alur kerja Anda
sehingga semua rencana kerja dapat diorganisasikan secara sistematis. Bagan
kerja ini sekaligus bermanfaat sebagai panduan pelaksaan tugas Anda.

Gambar 1.5. Tampilan situs SlickPlan.Com


13

http://www.freeonlinesurveys.com/

Fasilitas survey online pada situs ini dapat memudahkan perusahaan Anda ketika
ingin mengadakan survey kepada pelanggan.

http://www.mind42.com/

Gunakanlah situs ini untuk membuat mind map atau peta aktivitas Anda seharihari. Semua rencana kerja Anda dapat dituangkan dalam Mind42.Com sehingga
memungkinkan Anda bekerja secara sistematis.

http://www.280slides.com/

Kini Anda dapat membuat presentasi kerja Anda secara online dengan
memanfaatkan berbagai fasilitas yang disediakan oleh situs ini.

Gambar 1.6. Tampilan situs 280Slides.Com

4.3 Komputansi Awan/Virtualisasi


Cloud computing mungkin masih samar terdengar bagi orang awam. Tetapi keberadaan
cloud computing di era digital kini sebenarnya telah terasa di tengah masyarakat dalam
kehidupan sehari hari seperti penggunaan email dan juga media sosial.

Secara umum, definisi cloud computing (komputasi awan) merupakan gabungan


pemanfaatan teknologi komputer (komputasi) dalam suatu jaringan dengan
pengembangan berbasis internet (awan) yang mempunyai fungsi untuk menjalankan
14

program atau aplikasi melalui komputer komputer yang terkoneksi pada waktu yang
sama, tetapi tak semua yang terkonekasi melalui internet menggunakan cloud
computing.
Teknologi komputer berbasis sistem Cloud ini merupakan sebuah teknologi yang
menjadikan internet sebagai pusat server untuk mengelola data dan juga aplikasi
pengguna. Teknologi ini mengizinkan para pengguna untuk menjalankan program tanpa
instalasi dan mengizinkan pengguna untuk mengakses data pribadi mereka melalui
komputer dengan akses internet.
Manfaat Cloud Computing Serta Penerapan Dalam Kehidupan Sehari hari
Setelah penjabaran definisi singkat diatas tentu penggunaan teknologi dengan sistem
cloud cukup memudahkan pengguna selain dalam hal efisiensi data, juga penghematan
biaya. Berikut manfaat manfaat yang dapat dipetik lewat teknologi berbasis sistem
cloud.
1.

Semua Data Tersimpan di Server Secara Terpusat

Salah satu keunggulan teknologi cloud adalah memungkinkan pengguna untuk


menyimpan data secara terpusat di satu server berdasarkan layanan yang disediakan
oleh penyedia layanan Cloud Computing itu sendiri. Selain itu, pengguna juga tak perlu
repot repot lagi menyediakan infrastruktur seperti data center, media
penyimpanan/storage dll karena semua telah tersedia secara virtual.
2.

Keamanan Data

Keamanan data pengguna dapat disimpan dengan aman lewat server yang disediakan
oleh penyedia layanan Cloud Computing seperti jaminan platform teknologi, jaminan
ISO, data pribadi, dll.

3.

Fleksibilitas dan Skalabilitas yang Tinggi

Teknologi Cloud menawarkan fleksibilitas dengan kemudahan data akses, kapan dan
dimanapun kita berada dengan catatan bahwa pengguna (user) terkoneksi dengan
internet. Selain itu, pengguna dapat dengan mudah meningkatkan atau mengurangi
kapasitas penyimpanan data tanpa perlu membeli peralatan tambahan seperti hardisk.
Bahkan salah satu praktisi IT kenamaan dunia, mendiang Steve Jobs mengatakan bahwa
membeli memori fisik untuk menyimpan data seperti hardisk merupakan hal yang
percuma jika kita dapat menyimpan nya secara virtual/melalui internet.
4. Investasi Jangka Panjang
Penghematan biaya akan pembelian inventaris seperti infrastruktur, hardisk, dll akan
berkurang dikarenakan pengguna akan dikenakan biaya kompensasi rutin per bulan
sesuai dengan paket layanan yang telah disepakati dengan penyedia layanan Cloud
Computing. Biaya royalti atas lisensi software juga bisa dikurangi karena semua telah
dijalankan lewat komputasi berbasis Cloud.
Penerapan Cloud Computing telah dilakukan oleh beberapa perusahaan IT ternama
dunia seperti Google lewat aplikasi Google Drive, IBM lewat Blue Cord Initiative,
15

Microsoft melalui sistem operasi nya yang berbasis Cloud Computing, Windows Azure
dsb. Di kancah nasional sendiri penerapan teknologi Cloud juga dapat dilihat melalui
penggunaan Point of Sale/program kasir.
Salah satu perusahaan yang mengembangkan produknya berbasis dengan sistem Cloud
adalah DealPOS. Metode kerja Point of Sale (POS) ini adalah dengan mendistribusikan
data penjualan toko retail yang telah diinput oleh kasir ke pemilik toko retail melalui
internet dimanapun pemilik toko berada. Selain itu, perusahaan telekomunikasi ternama
nasional, Telkom juga turut mengembangkan sistem komputasi berbasis Cloud ini
melalui Telkom Cloud dengan program Telkom VPS dan Telkom Collaboration yang
diarahkan untuk pelanggan UKM (Usaha Kecil-Menengah).

5.

Penerapan Go Green IT Di Kehidupan Sehari-hari

Laptop hanya memerlukan 10% energi yang digunakan desktop. Flat screen

hanya menggunakan 30% energi yang digunakan oleh monitor CRT

Upgrade RAM, sebelum memutuskan untuk ganti komputer. Komputer lambat

bisa dikarenakan kotornya registry atau ada background service yang berjalan padahal
sebenarnya tidak kita perlukan. cek dan matikan service yang sedang berjalan padahal
tidak perlu. misalnya untuk windows jalankan Start > Run > "msconfig"

Menggunakan PC dan printer dengan merk dan jenis yang sama memudahkan

kanibalisme dan proses recycle

Matikan komputer ketika tidak digunakan

Screen saver is not energy saver. pilih matikan monitor daripada menggunakan

screen saver

Pilih virtualisasi daripada pembelian hardware baru (Hemat 70% energi)

Plilih peripheral berlogo energy star

Catat bahwa mode power menentukan presentase hemat energi (Sleep mode -

hemat 70% energi, Stand by mode - hemat 90% energi, Hibernate mode - hemat 98%
energi)

Jangan cepat membuang PC, lakukan recycle atau donasi ke pihak lain apabila

sudah tidak digunakan.


16

Green Computing on Laptop

Gunakan power saving setting

Kurangi penggunaan backlight

Atur layar dan hardisk sleep/off setelah beberapa menit tanpa penggunaan

Matikan bluetooth dan wifi ketika tidak digunakan

Kecilkan volume suara dan kontras layar

Minimalisir penggunaan IrDA (infrared) atau serial communication, karena

boros energi

Upgrade RAM sebelum ganti laptop

Jangan cepat membuang PC, lakukan recycle atau donasi ke pihak lain apabila

sudah tidak digunakan.

Reduce, Reuse, Recycle


Untuk menjaga kelestarian lingkungan, perusahaan Anda bisa menerapkan prinsip 3R
yaitu Reduce, Reuse, dan Recycle. Adapun pengertian dari masing-masing istilah itu
adalah sebagai berikut:

Reduce

Istilah ini mengacu pada pengurangan bahan-bahan yang bisa merusak


lingkungan. Kalangan perkantoran perlu mengurangi penggunaan kertas dalam
aktivitasnya sehari-hari. Dokumen yang tidak terlalu penting sebaiknya tidak
usah dicetak. Sebelum melakukan pencetakan dokumen sebaiknya Anda
mengeceknya terlebih dahulu dengan fasilitas Print Preview sehingga tidak
terjadi kesalahan cetak yang mengakibatkan terbuangnya kertas secara percuma.

Reuse
17

Istilah ini bisa diartikan sebagai pemakaian kembali. Jangan buang kertas-kertas
yang sekiranya masih dipakai. Untuk sekedar corat-coret yang tidak perlu,
gunakanlah kertas bekas yang telah terpakai. Biasakan untuk melakukan
penghematan kertas. Selain mengurangi kerusakan lingkungan, Anda juga bisa
menghemat pengeluaran Anda.

Recycle

Istilah ini didefinisikan sebagai mendaur ulang barang-barang yang telah kita
pakai. Sampah-sampah kertas di berbagai perkantoran bisa dijual kepada
perusahaan daur ulang sehingga dapat diolah kembali menjadi kertas.

Gambar 1.7. Logo gerakan Reduce, Reuse, dan Recycle

Gerakan Penghijauan
Salah satu program kampanye Go Green yang menjadi favorit banyak pihak saat ini
adalah gerakan penghijauan. Kian banyak perusahaan yang semakin sadar akan
kerusakan lingkungan di negeri kita sehingga mereka berinisiatif untuk melakukan
program penghijauan. Program ini dapat dimulai dari tindakan sederhana seperti
penanaman pohon dalam pot-pot kecil yang diletakkan di seluruh area kantor hingga
ikut dalam gerakan penanaman seribu pohon yang dicanangkan oleh pemerintah.
Kalangan perusahaan yang selama ini mengeksplorasi hasil bumi demi kepentingan
usahanya, kini harus dapat mengembalikan lagi apa yang telah diambilnya. Salah satu
bentuk tanggung jawab perusahaan kepada masyarakat adalah berpartisipasi dalam
gerakan seribu pohon. Wujudnya berupa sumbangan bibit pohon untuk pembangunan
taman kota, revitalisasi hutan, revitalisasi pantai, dan lain-lain. Sumbangan pohon yang

18

terbiasa digunakan dalam aksi penghijauan antara lain pohon sawo kecik, tanjung,
trembesi, dan cemara angin.
Kegiatan penghijauan merupakan bentuk kampanye Go Green yang bertujuan untuk
memupuk kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan demi kestabilan
ekosistem di bumi ini. Di samping itu, gerakan penanaman pohon adalah wujud dari
keprihatinan bersama atas bencana alam yang terjadi belakangan ini akibat kerusakan
lingkungan hidup.

Gambar 1.8. Gerakan penanaman pohon untuk menyelamatkan bumi

Penghematan Energi Listrik


Bagi kalangan perkantoran, penghematan listrik bisa dilakukan dengan mengganti
bohlam boros energi dengan lampu tube/neon yang lebih ramah lingkungan.
Penggunaan lampu tube/neon dinilai lebih efisien karena menyerap lebih sedikit energi
dan mengoptimalkan pencahayaan.
Selain itu, terapkan program penghematan listrik di kantor Anda. Komputer yang tidak
dipakai sebaiknya dimatikan saja atau diubah settingnya ke status sleep agar dapat
mengurangi energi hingga 70 persen. Perlu Anda ketahui juga bahwa penggunaan
screen saver pada layar komputer Anda akan memperboros penggunaan energi sehingga
Anda tidak perlu menggunakannya jika tidak diperlukan.
Penghematan air harus mulai disosialisasikan dalam lingkungan kerja Anda sehingga
seluruh karyawan perusahaan tidak seenaknya saja dalam menggunakan air. Pastikan
bahwa Anda telah menutup kran air dengan rapat sehingga air tidak terbuang dengan
sia-sia. Ketika berada di toilet, gunakan tombol flush kecil jika buang air kecil dan
pakailah flush besar jika buang air besar untuk mengguyur toilet.

19

Gedung-gedung perkantoran kini mulai dibangun berdasarkan kajian lingkungan. Istilah


populernya adalah eco friendly building. Eksterior dan interior gedung dirancang
sedemikian rupa sehingga dapat meminimalisir penggunaan energi. Penerangan ruangan
memanfaatkan pencahayaan alami matahari dari pagi hingga sore. Pengaturan cahaya
matahari diatur melalui permainan celah dan kaca. Di samping itu, eco friendly building
juga memperhatikan penggunaan cat yang terang serta sekat-sekat transparan di
dalamnya.
Salah satu bangunan berarsitek eco friendly building yang terkenal di dunia adalah
Green Lighthouse di sudut kota Copenhagen, Denmark. Gedung ini memiliki kubah
silindris yang bisa menangkap sinar matahari sepanjang hari. Selain itu, gedung
berlantai tiga ini juga dilengkapi dengan penangkap air hujan dan ventilasi alami.
Arsitektur bangunan ini dirancang sedemikian rupa hingga bisa menjadi salah satu
contoh gedung yang ramah lingkungan.
Apabila kampanye Go Green mendapat sambutan positif dari berbagai pihak, bisa jadi
pada masa mendatang akan lahir sebuah kebijakan di negeri kita mengenai penerapan
prinsip eco friendly building dalam setiap pembangunan gedung-gedung perkantoran di
Indonesia. Hal ini akan mendorong kalangan bisnis untuk lebih peduli terhadap
lingkungan hidup serta meningkatkan partisipasinya dalam mengurangi efek pemanasan
global.

Gambar 1.9.

Tampilan sebuah eco friendly building di sudut kota Copenhagen

6. Kelebihan Go Green IT
1. Menghemat daya dan Hemat listrik
2. memperpanjang usia perangkat computer
3. mengurangi emisi karbondioksida
20

4. membutuhkan sedikit hardware


5. Penghematan kertas
6. Terhindar dari Krisis listrik berlanjut
7. Memelihara Lingkungan agar menjadi lebih baik
8. Ramah lingkungan

7. Kekurangan Go Green IT
1. Belum tersosialisasi dengan baik ke seluruh lapisan
2. Kurangnya dukungan masyarakat
3. Dibutuhkan dana yang besar untuk merealisasikannya
4. Dapat mengurangi kualiast dan kuantitas

8. Kesimpulan
1 Menurut penulis dengan adanya pemahaman dan pelaksanaan tentang Go Green IT
secara individual maupun diberbagai perusahaan yang bergerak dibidang it mempunyai
manfaat secara tidak langsung sebagai berikut :
-

Pengurangan konsumsi energi,

Pengurangan penggunaan bahan baku (Pohon)

Pengurangan penggunaan air,

Pengurangan jumlah sampah,

Peningkatan jumlah daur ulang (recycle)

Pengurangan polusi.

Menghemat biaya

Menyelamatkan bumi untuk jangka panjang

2 Peniliti menyelediki bahwa perusahaan yang sudah menerapkan prinsip green


computing masuk dalam sebuah laporan yang di buat oleh Technology Business
21

Research (TBR) tentang perusahaan dibidang it yang menghargai lingkungan sehingga


secara tidak langsung dapat meningkatkan dan membuat reputasi, image yang baik bagi
perusahaaan tersebut.

3 Konsep Go Green IT mengajarkan suatu hal bagi perusahaan yang bergerak dibidang
it yaitu untuk memanfaatkan barang-barang elektronik yang sudah tidak terpakai agar
tidak menjadi sampah elektronik yang menyebabkan dan menimbulkan ancaman bagi
kesehatan serta lingkungan.

4 Dengan adanya Go Gren IT dan penerapanya diberbagai perusahaan it permasalahan


yang dihadapi negara berkembang seperti peningkatan sampah elektronik dapat
dikurangi.
5 Penulis menyimpulkan green computing ini bila diterapkan baik secara indivisual
maupun diberbagai perusahaan it akan membawa dampak yang sangat positif serta
mendukung sebuah gerakan peduli lingkungan yang menjadi tanggung jawab manusia
untuk mencintai, menjaga lingkungan dan alam untuk kehidupan yang berkelanjutan.

22

Anda mungkin juga menyukai