Anda di halaman 1dari 6

FISIKA

PEMANASAN GLOBAL DI KOTA BANGKO

NAMA :
RIVANDA IRDHANVE

KELAS : XI MIPA 3
1. Pemanasan global dilihat dari aspek geografis di merangin
2. Pemanasan global dilihat dari aspek sosial budaya dan kependudukan di
merangin
3. Pemanasan global dilihat dari aspek sarana dan prasarana di merangin
4. Saran dari siswa untuk pencegahan pemanasan global di merangin

RESUME :

Pengertian Pemanasan Global


Pemanasaan global (global warming) atau sekarang lebih dikenal sebagai perubahan
iklim global (climate change) adalah memanasnya iklim bumi secara umum.
Memanasnya bumi telah diobservasi peneliti sejak tahun 1950-an dan terus bertambah
panas sejak itu. Selain bertambah panas dari tahun ke tahun, di beberapa wilayah di
bumi mengalami perubahan cuaca yang ekstrim. Oleh karena itulah fenomena ini
disebut juga sebagai perubahan iklim global (climate change).

Penyebab Pemanasan Global


Penyebab pemanasan global secara langsung berkaitan dengan efek rumah kaca.
Jika gas-gas rumah kaca makin meningkat jumlahnya di atmosfer, maka efek
pemanasan global akan semakin signifikan. Sejak revolusi industri, gas-gas rumah
kaca seperti karbon dioksida, methana, dan gas berbahaya lainnya menjadi semakin
bertambah di atmosfer sehingga konsentrasinya makin meningkat akibat ulah
manusia.

Berikut ini dijabarkan secara lebih detail mengenai penyebab-penyebab langsung


maupun tidak langsung yang mengakibatkan pemanasan global:

Transportasi dan Perjalanan (pemanasan global dari


aspek sarana dan prasarana)
Dalam keseharian, setiap orang terbiasa berpindah dari satu tempat ke tempat lain
dengan jarak dekat maupun jauh menggunakan kendaraan yang berbahan bakar
fosil. Ketika bahan bakar fosil ini menyuplai panas dan memberi tenaga pada mesin,
maka mesin akan melepaskan karbon dan polutan lainnya. Sehingga kualitas udara
dan air akan menurun.

Hal seperti ini terjadi setiap hari dalam berbagai jenis transportasi (darat, laut dan
udara), dilakukan oleh jutaan orang di dunia, terutama masyarakat merangin. Efek
kendaraan bermotor inilah yang kemudian berakumulasi dan memerangkap panas di
atmosfer.

Kegiatan Industri
Kegiatan industri merupakan titik awal penyebab terjadinya kenaikan suhu secara
masif dari tahun ke tahun. Perpindahan perekonomian berbasis pertanian ke
industrial di merangin dapat membuat terjadinya kenaikan pemanasan global.

Sebuah studi menunjukkan bahwa pemanasan global dimulai sebagian besar oleh
revolusi industry. Hingga kini, selanjutnya Merangin ikut menyumbang dengan skala
besar penyebab pemanasan global.

Kadar karbon yang dihasilkan akibat kegiatan industry yaitu sebesar 412 bagian per
juta dalam 150 tahun terakhir. Karbon dioksida, metana dan nitrogen oksida yang
telah menyebabkan peningkatan suhu bumi selama 50 tahun terakhir.

Penggundulan Hutan (pemanasan global dari aspek


geografis)
Hutan berfungsi menyerap dan memerangkap karbon dioksida yang akhirnya
mencegahnya untuk terperangkap di atmosfer. Selain itu hutan juga berfungsi
sebagai pengatur siklus air dan mengurangi risiko banjir dan tanah longsor.
Dunia kehilangan sekitar 14,5 juta hektar hutan setiap tahunnya. Hal ini disebabkan
oleh berbagai aktivitas manusia yang illegal dan legal. Misalnya kasus
penggundulan hutan secara sengaja maupun tidak sengaja yang dilakukan oleh
masyarakat merangin untuk dicuri kayunya namun meninggalkan hutan gundul dan
terbengkalai.

Pembukaan lahan dengan cara pembakaran untuk area industry dan tempat tinggal
juga menyebabkan efek rumah kaca dan berkurangnya sejumlah pohon yang
seharusnya bisa menyerap karbon dioksida. Penggundulan hutan juga
menyebabkan terancamnya keseimbangan ekosistem karena banyak makhluk hidup
yang mendiami hutan kehilangan tempat tinggalnya. Salah satu contohnya yaitu
yang terjadi di Merangin pada tahun 2015. Terjadi kebakaran hutan yang sangat
hebat yang dilakukan oleh orang-orang yang tak bertanggung jawab. Mereka
membakar hutan hanya untuk kepentingan pribadi.

Penggunaan Listrik Berlebihan (pemanasan global


dari aspek kebudayaan, perilaku, dan
kependudukan)
Pembangkit listrik yang merupakan kebutuhan utama sehari-hari manusia juga
menyumbang dampak yang besar secara global terhadap perubahan iklim. Semua
pembangkit listrik memiliki dampak beragam terhadap kondisi udara, air, dan tanah.

Memproduksi listrik membutuhkan bahan bakar yang kemudian melepaskan


berbagai macam gas seperti karbon dioksida. Karbon dioksida ini kemudian akan
menyebabkan efek rumah kaca. Sehingga setiap orang sebenarnya menghasilkan
jejak karbon yang turut menyumbang pemanasan global. Semua bentuk pembangkit
listrik memiliki dampak lingkungan pada udara, air, dan tanah kita, tetapi bervariasi.
Produksi Ternak (pemanasan global dari aspek
kebudayaan, perilaku, dan kependudukan)
Peternakan ternyata juga turut berkontribusi dalam meningkatkan pemanasan global
dengan beragam cara. Merawat hewan ternak dengan jumlah besar seperti
peternakan, menghasilkan limbah yang amat besar di mana limbah tersebut
menghasilkan metana.

Metana termasuk gas rumah kaca. Di mana ia dapat memerangkap panas dalam
atmosfer. Metana dipancarkan selama kegiatan produksi batu bara, gas alam, dan
minyak. Pembusukan sampah organik di berbagai tempat juga menyumbang jumlah
metana yang besar.

Hal ini juga tidak terlepas dari konsumsi produk daging dan susu yang akan terus
tumbuh berkali-kali lipat hingga tahun 2050. Sisa makanan manusia yang terbuang
dan menjadi sampah pun akan menghasilkan metana.

Perilaku Konsumtif (pemanasan global dari aspek


kebudayaan, perilaku, dan kependudukan)
Manusia memiliki sifat konsumtif untuk memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya.
Namun sifat yang berlebihan dalam mengonsumsi suatu barang ternyata juga
berdampak buruk terhadap lingkungan. Produk-produk yang digunakan manusia
berkontribusi 60% penghasil gas rumah kaca.
Hal itu dikarenakan penggunaan energi untuk memproduksi produk tersebut dan
menjaganya untuk tetap bisa digunakan membutuhkan jumlah energi yang sangat
banyak. Di mana energi tersebut meliputi penggunaan listrik dan batu bara.

Konsumen yang ada di Merangin membeli pakaian 60 persen lebih banyak dari 15
tahun belakangan. Namun pakain yang terbeli hanya disimpan dan tidak dikenakan.
Hal ini juga terjadi pada produk-produk elektronik namun penggunaannya
sebenarnya amat jarang.
Dan pada masa akhir pemakaian produk, sebagian besar tidak melalui proses daur
ulang dan menjadi tumpukan sampah. Kemudian, lingkaran produksi bergulir lagi
menghasilkan produk baru terus menerus yang menghasilkan makin banyak polutan
dan sampah. 

Saran :

Menurut saya, seharusnya masyarakat lebih peduli terhadap masalah yaitu


pemanasan global. Untuk melawan pemanasan global, kita dapat melakukan
reboisasi, yaitu penanaman pohon kembali, gerakan peduli terhdap hutan, jika hutan
diganggu kita tidak akan diam saja, hukum para pelaku ilegal loging dan
pembakaran hutan untuk membuka lahan, berikan hukuman yang sebanding
dengan akibat yang ditimbulkan dari penebangan pohon yang dapat menyebabkan
bencana besar, dan mengurangi penggunaan alat-alat yang dapat menimbulkan zat
CFC

Anda mungkin juga menyukai