NAMA :
RIVANDA IRDHANVE
KELAS : XI MIPA 3
1. Pemanasan global dilihat dari aspek geografis di merangin
2. Pemanasan global dilihat dari aspek sosial budaya dan kependudukan di
merangin
3. Pemanasan global dilihat dari aspek sarana dan prasarana di merangin
4. Saran dari siswa untuk pencegahan pemanasan global di merangin
RESUME :
Hal seperti ini terjadi setiap hari dalam berbagai jenis transportasi (darat, laut dan
udara), dilakukan oleh jutaan orang di dunia, terutama masyarakat merangin. Efek
kendaraan bermotor inilah yang kemudian berakumulasi dan memerangkap panas di
atmosfer.
Kegiatan Industri
Kegiatan industri merupakan titik awal penyebab terjadinya kenaikan suhu secara
masif dari tahun ke tahun. Perpindahan perekonomian berbasis pertanian ke
industrial di merangin dapat membuat terjadinya kenaikan pemanasan global.
Sebuah studi menunjukkan bahwa pemanasan global dimulai sebagian besar oleh
revolusi industry. Hingga kini, selanjutnya Merangin ikut menyumbang dengan skala
besar penyebab pemanasan global.
Kadar karbon yang dihasilkan akibat kegiatan industry yaitu sebesar 412 bagian per
juta dalam 150 tahun terakhir. Karbon dioksida, metana dan nitrogen oksida yang
telah menyebabkan peningkatan suhu bumi selama 50 tahun terakhir.
Pembukaan lahan dengan cara pembakaran untuk area industry dan tempat tinggal
juga menyebabkan efek rumah kaca dan berkurangnya sejumlah pohon yang
seharusnya bisa menyerap karbon dioksida. Penggundulan hutan juga
menyebabkan terancamnya keseimbangan ekosistem karena banyak makhluk hidup
yang mendiami hutan kehilangan tempat tinggalnya. Salah satu contohnya yaitu
yang terjadi di Merangin pada tahun 2015. Terjadi kebakaran hutan yang sangat
hebat yang dilakukan oleh orang-orang yang tak bertanggung jawab. Mereka
membakar hutan hanya untuk kepentingan pribadi.
Metana termasuk gas rumah kaca. Di mana ia dapat memerangkap panas dalam
atmosfer. Metana dipancarkan selama kegiatan produksi batu bara, gas alam, dan
minyak. Pembusukan sampah organik di berbagai tempat juga menyumbang jumlah
metana yang besar.
Hal ini juga tidak terlepas dari konsumsi produk daging dan susu yang akan terus
tumbuh berkali-kali lipat hingga tahun 2050. Sisa makanan manusia yang terbuang
dan menjadi sampah pun akan menghasilkan metana.
Konsumen yang ada di Merangin membeli pakaian 60 persen lebih banyak dari 15
tahun belakangan. Namun pakain yang terbeli hanya disimpan dan tidak dikenakan.
Hal ini juga terjadi pada produk-produk elektronik namun penggunaannya
sebenarnya amat jarang.
Dan pada masa akhir pemakaian produk, sebagian besar tidak melalui proses daur
ulang dan menjadi tumpukan sampah. Kemudian, lingkaran produksi bergulir lagi
menghasilkan produk baru terus menerus yang menghasilkan makin banyak polutan
dan sampah.
Saran :