Anda di halaman 1dari 4

1.

PENGERTIAN GLOBAL WARNING


Global warming adalah suatu peristiwa dimana terjadi peningkatan suhu di atmosfer
dan permukaan bumi (suhu global). Peningkatan suhu di bumi tentu akan membawa dampak
yangcukup besar dan menyebabkan pada perubahan tatanan ekologi suatu kehidupan. Suhu
merupakan salah satu unsur abiotik dalam suatu ekosistem. Suhu memepengaruhi iklim dan juga
metabolisme organisme. Setiap organisme memiliki suhu optimum dalam melakukan
metabolisme yang penting dalam mempertahankan suatu kehidupan. Dengan demikian,
berubahnya suhu maka akan mempengaruhi metabolisme suatu organisme, yang dapat atau
berujung pada kematian .
Sumber: dlhk.bantenprov.go.id
Suhu suatu wilayah sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan biotik dan abiotik.

Menumpukknya gas-gas pencemar di udara menjadi salah satu hal yang menyebabkan suhu

meningkat. Jika suatu lingkungan ekosistem mengalami perubahan suhu, maka akan mengubah
semua tatanan ekosistem di dalamnya, seperti besarnya penguapan air, kelembapan udara, selain
itu terhambatnya pertumbuhan tumbuhan, migrasi sebagian hewan karena tidak terdapat
makanan dan lain-lain. Dari penjabaran awal mengenai efek perubahan suhu tentu kita dapat
Sumber: dlhk.bantenprov.go.id
Mengaplikasikan jika suhu yang berubah ialah suhu gobal, dalam arti seluruh
permukaan bumi dibelahan manapun mengalami peningkatan. Dengan demikian, efek
yang ditimbulkan akan dirasakan dan saling mempengaruhi antar wilayah di bumi.
Menurut penelitian pengamat ekologilingkungan, pada abad ke-21 ini suhu bumi
mengalami peningkatan sebesar 4°C. Kenaikan suhu ini diakibatkan oleh penumpukkan
gas-gas emisi bahan bakar yang merupakan akumulasi dari kehidupan sebelumnya.
Kenaikan suhu yang terjadi saat ini, cukup membuat gletser di kutub meleleh, akibatnya
mengancam kehidupan organisme yang ada di daerah kutub. Selain itu,mencairnya gletser
di kutub membuat permukaan air laut meningkat, sehingga membuat beberapa dataran
(terutama dataran rendah) terendam dan terancam tenggelam.
Sumber: dlhk.bantenprov.go.id
2. FAKTOR- PENYEBAB GLOBAL WARMING

1. Sampah plastik

Penyebab terjadinya pemanasan global bisa berasal dari hasil kegiatan manusia itu sendiri,
yaitu tumpukan sampah plastik yang sulit dikendalikan. Hal ini mampu menyebabkan
pencemaran pada lingkungan.

Menurut penelitian, plastik dapat mengeluarkan gas metana dan etilen saat terkena
matahari dan berakibat merusak. Gas metana alami ataupun buatan bisa disebut sebagai
penyebab utama perubahan iklim.

Sumber: https://buku.compas.com

2. Efek Rumah Kaca

Penyebab pemanasan global secara umum adalah meningkatnya produksi gas rumah kaca.
Semakin banyak gas rumah kaca, maka semakin banyak konsentrasi ozon (O3) yang bereaksi
dengan gas rumah kaca tersebut. Akibatnya konsentrasi O3 di stratosfer berkurang. Lubang ozon
sebenarnya adalah istilah untuk menyatakan penurunan konsentrasi O3 di stratosfer. Adanya
lubang O3 mengakibatkan radiasi ultraviolet dari matahari semakin besar intensitasnya
memasuki bumi. Akibatnya adalah suhu bumi menjadi naik.
Sumber: liputan6.com
3. Penggunaan Bahan Bakar Mesin
Penggunaan bahan bakar bensin secara cuma-cuma juga bisa menjadi penyebab terjadinya
pemanasan global. Bahan bakar bensin yang digunakan pada mobil dan motor misalnya. Saat bensin
digunakan sebagai bahan bakar, maka akan menimbulkan gas karbondioksida.
Gas karbondioksida ini pada akhirnya akan menangkap cahaya panas. Namun sayangnya,
cahaya panas ini tidak bisa disalurkan ke luar angkasa. Pada akhirnya, cahaya panas hanya akan
kembali ke bumi. Hingga berdampak buruk bagi polusi udara di bumi.
Sumber: liputan6.com
4. Polusi Metana
Gas metana adalah salah satu gas yang menjadi penyebab terjadinya pemanasan
global. Gas ini menempati urutan kedua dalam perusakan lingkungan. Gas metana berasal
dari bahan-bahan organik. Terutama terkait hasil pemecahan bakteri pada pertanian,
perkebunan, dan peternakan.
Metana termasuk gas rumah kaca. Di mana ia dapat memerangkap panas dalam
atmosfer. Metana dipancarkan selama kegiatan produksi batu bara, gas alam, dan minyak.
Sisa makanan manusia yang terbuang dan menjadi sampah pun akan menghasilkan
metana. Indonesia termasuk negara nomor dua terbesar di dunia penghasil sampah
makanan.
Sumber: liputan6.com
5. CFC Tidak Terkontrol
CFC merupakan Cloro Four Carbon. CFC ini termasuk penyebab terjadinya pemanasan global
yang sulit dihindarkan. CFC merupakan bahan kimia yang digabungkan menjadi alat rumah tangga.
Peralatan ini memang bermanfaat untuk menunjang kehidupan, tetapi jika berlebihan juga tak
direkomendasikan. CFC biasanya terdapat pada kulkas dan AC. Penggunaan yang berlebihan dan tak
sesuai aturan akan berdampak buruk bagi lingkungan, seperti pemanasan global.
Sumber: liputan6.com
6. Penggunaan Listrik Yang Boros
Boros listrik pun bisa menjadi penyebab terjadinya pemanasan global. Ada penguapan pada
listrik yang terlalu sering digunakan. Upaya yang bisa dilakukan adalah lebih efisien menggunakan.
Disesuaikan dengan kebutuhan dan tidak asal-asalan. Pengaruh buruknya bisa menambah gas
karbondioksida ke bumi hingga sebabkan pemanasan global. Tak hanya boros pengeluaran, hal ini juga
merusak lingkungan.
Sumber: liputan6.com
7. Gas Karbon Monoksida
Gas karbon monoksida bisa menjadi penyebab terjadinya pemanasan global. Gas ini amat
berkaitan erat dengan aktivitas manusia. Terutama berkaitan dengan penggunaan kendarakan bermotor.
Gas karbon monoksida inilah yang akan dikeluarkan oleh kendarakan bermotor dan sebabkan polusi.
Sumber: liputan6.com
8. Gas Industri
Gas dari industri pun termasuk penyebab terjadinya pemanasan global. Gas dari industri akan
menyebabkan pencemaran udara. Terutama karena asap pabriknya yang berlebihan dan tak ditampung
dengan benar. Ada gas karbondioksida, karbon monoksida, gas metana, dan lain sebagainya.
Sumber: liputan6.com
9. Hutan Menyempit
Hutan yang semakin sempit pun termasuk penyebab terjadinya pemanasan global. Maka ketika
telah terjadi kebakaran hutan secara besar-besaran, patut diselidiki pelaku utamanya.
Lahan hutan sangat berperan penting untuk makhluk hidup, hutan merupakan paru-paru dunia
yang seharusnya dijaga. Hutan yang menyempit akan membuat cuaca semakin memburuk. Tanpa
hutan, tak ada yang membantu mengubah karbondioksida menjadi oksigen. Hal ini kemudian akan
berdampak pada pernapasan yang semakin terganggu. Dampaknya, pencemaran udara akan terjadi.
Sumber: liputan6.com
10. Perilaku Konsumtif
Sifat yang berlebihan dalam mengonsumsi suatu barang ternyata juga berdampak buruk
terhadap lingkungan. Dilansir dari reusethisbag, produk-produk yang digunakan manusia berkontribusi
60% penghasil gas rumah kaca. Hal itu dikarenakan penggunaan energi untuk memproduksi produk
tersebut dan menjaganya untuk tetap bisa digunakan membutuhkan jumlah energi yang sangat banyak.
Di mana energi tersebut meliputi penggunaan listrik dan batu bara.
Sumber: liputan6.com

Anda mungkin juga menyukai