Anda di halaman 1dari 5

Pemanasan global dan perubahan

iklim

Pengertian

Pemanasan global dan perubahan iklim adalah dua istilah yang kian hari kian terkenal.
Diantara para pembaca pasti banyak yang telah memahami keduanya. Namun sebagai
bentuk eduksi lingkungan, tidak ada salahnya jika kami ini mengulasnya kembali.

Pemanasan global atau global warming adalah meningkatnya suhu rata-rata atmosfer, bumi,
dan lautan. Sedangkan perubahan iklim atau climate change merupakan perubahan yang
signifikan pada iklim, seperti suhu udara atau curah hujan, selama kurun waktu 30 tahun
atau lebih. Perubahan iklim merupakan proyeksi kelanjutan dari global warming.

Penyebab

Emisi kendaraan bermotor


Emisi kendaraan bermotor merupakan salah satu pemicu terjadinya pemanasan global. Hal
ini karena polutan dan karbon dioksida (CO2) yang dihasilkan oleh kendaraan bermotor
menjadi salah satu penyumbang terbesar terhadap peningkatan gas rumah kaca (GRK) di
atmosfer.

Seperti diketahui, sebanyak 70 persen GRK berasal dari pelaku industri. Dari jumlah
tersebut, 25 persen di antaranya berasal dari sektor transportasi. Selain itu, setiap liter
bahan bakar yang digunakan juga menyumbang sekitar dua kilogram karbon dioksida ke
atmosfer.

Oleh karena itu, Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC) meminta semua
pihak, termasuk pelaku industri, untuk menghentikan penggunaan sumber energi berasal
dari bahan bakar fosil seperti batu bara dan menggantinya dengan energi baru terbarukan
(EBT).

-Limbah industri

Gas limbah industri dan rumah tangga merupakan penyebab pemanasan global terbesar
setelah emisi kendaraan bermotor. Bahkan, ini disinyalir menjadi penyebab awal terjadinya
pemanasan global.
Sejumlah studi mengungkap, pemanasan global dimulai pada masa revolusi industri
pertama, yakni sekitar pertengahan abad ke-19.

Industri kertas dan plastik menjadi penyumbang limbah industri terbesar yang memicu global
warming. Sebagai gambaran, untuk memproduksi 30 juta produk plastik polietilena tereftalat
(PET), dibutuhkan sekitar 12 juta barrel minyak.

Adapun 1 barrel berisi sekitar 159 liter (135 kilogram) minyak mentah yang bisa
melepaskan emisi karbon sebesar 118 kilogram. Jika ditotal, produksi tiap ton plastik PET
dapat menghasilkan sekitar 3 ton karbon dioksida.

-Deforestasi

Penggundulan hutan (deforestasi) juga turut menjadi pemicu meningkatnya suhu bumi.
Melansir theconversation.com, setiap tahun, deforestasi menyebabkan sekitar 5,2 miliar ton
karbon dioksida yang tersimpan selama jutaan tahun di dalam hutan terlepas ke atmosfer.

Angka tersebut hampir mencapai 10 persen dari total emisi global selama 2009–2016.
Padahal, menurut ilmuwan lingkungan dari University of Virginia di Charlottesville, Deborah
Lawrence, keberadaan hutan, terutama hutan tropis, dapat membantu mendinginkan suhu
global rata-rata lebih dari 1 derajat celsius.

-Penggunaan listrik

Penggunaan energi listrik yang tidak bijak juga merupakan salah satu pemicu terjadinya
pemanasan global. Hal ini karena sebagian besar listrik diproduksi menggunakan batu bara,
gas alam, dan minyak bumi.

Untuk diketahui, pembakaran batu bara pada pembangkit listrik di AS mampu menghasilkan
sekitar 2 miliar ton emisi karbon dioksida per tahun. Bahkan, emisi karbon dioksida yang
disumbang dari sektor tersebut disinyalir mencapai 40 persen.

Selain pembangkit tenaga listrik, pemborosan penggunaan alat elektronik dalam rumah
tangga pun turut berkontribusi terhadap pemanasan global. Hal ini karena gas berfluorinasi
(fluorinated gas) yang dihasilkan alat elektronik memiliki efek pemanasan yang sangat kuat,
yakni 23.000 lebih besar dari karbon dioksida.

-Limbah peternakan dan pertanian

Penyebab lain yang dapat memicu pemanasan global dan perubahan iklim adalah limbah
peternakan dan pertanian

Limbah pada sektor peternakan seperti kotoran hewan, napas, dan flatulensi dapat
menghasilkan emisi gas metana. Kontribusi gas berbahaya dari limbah peternakan ini
terhadap pemanasan global tergolong tinggi, yakni mencapai 16 persen.

Proses pembuatan pupuk kompos yang berasal dari kotoran hewan juga menghasilkan gas
dinitrogen oksida (N2O) yang dapat mencemari udara.
Sementara itu, pada sektor pertanian, limbah yang dihasilkan ini mencapai 10 persen dari
total volume emisi GRK pada 2019.

Dampak
1. Menurunnya Kualitas Air
Dampak perubahan iklim yang pertama adalah menurunnya kualitas air. Curah hujan yang
terlalu tinggi akan mengakibatkan menurunnya kualitas sumber air. Selain itu, kenaikan suhu
juga mengakibatkan kadar klorin pada air bersih.

2. Kuantitas Air Berkurang


Pemanasan global membuat jumlah air pada atmosfer meningkat yang kemudian
meningkatkan curah hujan. Meski kenaikkan curah hujan dapat meningkatkan jumlah
sumber air bersih, curah hujan yang terlalu tinggi mengakibatkan tingginya kemungkinan air
untuk langsung kembali ke laut. Jadi, air tak akan sempat tersimpan dalam sumber air
bersih untuk digunakan manusia.

3. Perubahan Habitat
Pemanasan suhu bumi, kenaikan batasan air laut, terjadinya banjir dan juga badai karena
perubahan iklim akan membawa perubahan besar pada habitat sebagai rumah alami bagi
berbagai spesies binatang, tanaman, dan berbagai organisme lain.

4. Spesies Punah
Selanjutnya adalah punahnya spesies. Perubahan habitat bisa menyebabkan punahnya
berbagai spesies, baik binatang maupun tanaman, seperti pohon-pohon besar di hutan yang
menjadi penyerap utama karbondioksida.

Spesies yang punah ini disebabkan karena tidak sempat beradaptasi terhadap perubahan
suhu dan perubahan alam yang terjadi terlalu cepat. Punahnya berbagai spesies ini juga
bakal berdampak lebih besar pada ekosistem dan rantai makanan.

5. Kualitas dan Kuantitas Hutan Menurun


Kebakaran hutan merupakan salah satu dampak dari perubahan iklim. Sebagai paru-paru
bumi, hutan merupakan produsen oksigen (O2). Selain itu, hutan juga membantu menyerap
gas rumah kaca yang menjadi penyebab terjadinya pemanasan global.

6. Wabah Penyakit Meningkat


Kenaikan suhu dan curah hujan bisa meningkatkan penyebaran wabah penyakit yang
mematikan, seperti malaria, kolera, dan demam berdarah. Ini disebabkan karena nyamuk
pembawa virus-virus tersebut hidup dan berkembang biak pada cuaca yang panas dan
lembab, dimana kondisi demikian akan secara umum disebabkan oleh perubahan iklim

7. Lahan Pertanian Berkurang dan Tidak Produktif


Perubahan iklim juga bisa menyebabkan lahan pertanian berkurang. Suhu yang terlalu
panas, berkurangnya ketersediaan air, dan bencana alam yang disebabkan perubahan iklim
dapat merusak lahan pertanian.
Selain merusak lahan pertanian, perubahan iklim juga bakal menyebabkan perubahan masa
tanam dan panen. Ini berpotensi juga menyebabkan munculnya hama dan wabah penyakit
pada tanaman yang sebelumnya tidak ada.

Solusi
1. Hemat Energi
Sebagian besar listrik dan panas ditenagai oleh batu bara, minyak, dan gas. Oleh karena itu,
cara mengatasi perubahan iklim yang pertama adalah dengan menggunakan lebih sedikit
energi dengan menurunkan pemanasan dan pendinginan.

Anda bisa beralih ke bola lampu LED dan peralatan listrik hemat energi, mencuci cucian
dengan air dingin, atau menggantung barang-barang hingga kering daripada menggunakan
pengering.

2. Jalan Kaki, Bersepeda, atau Gunakan Transportasi Umum


Kendaraan membanjiri jalanan dan membuat kemacetan. Kebanyakan dari kendaraan yang
ada di jalan raya membakar solar atau bensin. Solusinya, Anda bisa mencoba berjalan atau
mengendarai sepeda daripada mengemudi karena ini akan mengurangi emisi gas rumah
kaca serta membantu menjaga kesehatan
Selain itu, Anda bisa mempertimbangkan transportasi umum, seperti kereta atau bus jika
harus menempuh perjalanan jauh. Cara mengatasi perubahan iklim ini sangat mudah untuk
Anda lakukan.

3. Beralih ke Kendaraan Listrik


Jika Anda berencana membeli mobil, pertimbangkan untuk membeli mobil listrik. Mobil listrik
membantu mengurangi polusi udara dan menyebabkan emisi gas rumah kaca yang jauh
lebih sedikit daripada kendaraan bertenaga gas atau diesel.

4. Perbanyak Makan Sayur


Asupan makanan juga berpengaruh dalam mengatasi perubahan iklim. Anda bisa makan
lebih banyak sayuran, buah-buahan, biji-bijian, kacang-kacangan, dan sedikit mengonsumsi
daging dan susu.
Cara ini dapat menurunkan dampak lingkungan Anda secara signifikan. Produksi makanan
nabati umumnya menghasilkan lebih sedikit emisi gas rumah kaca dan membutuhkan lebih
sedikit energi, tanah, dan air.

5. Kurangi, Gunakan Kembali, Perbaiki, dan Daur Ulang


Terakhir, ada cara mengatasi perubahan iklim tak kalah mudah yang bisa Anda coba.
Elektronik, pakaian, dan barang-barang lain yang Anda beli menyebabkan emisi karbon di
setiap titik produksi, mulai dari ekstraksi bahan mentah hingga pembuatan dan
pengangkutan barang ke pasar. Untuk melindungi iklim, beli lebih sedikit barang, belanja
barang bekas, perbaiki apa yang Anda bisa, dan lakukan daur ulang.
Kesimpulan
Kesimpulan pemanasan global ialah bagaimana kita sebagai manusia mencegah
pemanasan semakin memburuk. Pemanasan global terjadi ketika karbon dioksida (CO2)
dan polutan udara lainnya terkumpul di atmosfer dan menyerap sinar matahari dan radiasi
matahari yang telah dipantulkan ke permukaan bumi.

Anda mungkin juga menyukai