: 398-407
-
wwwww
Hani Syarifah*, Diane Tanti Poli, Miftah Ali, Hayatul Khairul Rahmat, I Dewa Ketut
Kerta Widana
Program Studi Magister Manajemen Bencana, Fakultas Keamanan Nasional, Universitas
Pertahanan, Indonesia
Abstrak
Bencana kebakaran hutan dan lahan di Indonesia menjadi bencana regional dan global,
bencana ini hampir terjadi setiap tahunnya di Provinsi Kalimantan Timur, khususnya
Kota Balikpapan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif.
Untuk mengumpulkan data yang konkret, peneliti melaksanakanan teknik pengumpulan
data melalui wawancara dan dokumentasi. Bencana kebakaran hutan dan lahan ini
mengganggu keamanan nasional dan memperlemah sistem pertahanan negara.
Kebakaran hutan dan lahan merupakan ancaman bagi seluruh aspek kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, dan berdampak negatif pada berbagai aspek
kehidupan, seperti gangguan akses transportasi, ancaman kesehatan, dan terhentinya
kegiatan sosial masyarakat. Penanganan kebakaran hutan dan lahan berfokus pada
penindakan, mengabaikan esensi manajemen bencana bahwa aspek pencegahan atau
prabencana harus jadi prioritas. Kapabilitas pemerintah sangat dituntut dalam hal ini,
kapabilitas merupakan bentuk dari kemampuan yang harus dimiliki oleh pemerintah
dalam menghadapi tantangan dan masalah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
kapabilitas BPBD Kota Balikpapan dalam mengendalikan kebakaran hutan dan lahan.
Sejauh mana tantangan dan hambatan memberi pengaruh dalam kapabilitas dari
pemerintah Kota Balikpapan. Peran BPBD Kota Balikpapan akan menjadi tolok ukur
pemahaman yang dimiliki pemerintah daerah dalam pengendalian yang telah
dilaksanakan selama ini sesuai dengan keadaan dan tantangan yang selalu berkembang.
399
NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial, 7 (2) (2020): 398-407
400
Hani Syarifa , Diane Tanti Poli, Miftah Ali, Hayatul Khairul Rahmat, I Dewa Ketut Kerta Widana
Kapabilitas Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Balikpapan Dalam ……………………. .(Hal 398-407)
401
NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial, 7 (2) (2020): 398-407
402
Hani Syarifa , Diane Tanti Poli, Miftah Ali, Hayatul Khairul Rahmat, I Dewa Ketut Kerta Widana
Kapabilitas Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Balikpapan Dalam ……………………. .(Hal 398-407)
403
NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial, 7 (2) (2020): 398-407
Nomor 24 tahun 2007 yaitu dana yang haruslah memadai. BPBD Kota
dicadangkan oleh pemerintah untuk Balikapapan memiliki 16 unit mobil
dapat dipergunakan jika sewaktu-waktu pemadam kebakaran, 9 unit mobil
apabila terjadi bencana. Tanggungjawab operasional, 8 unit mobil tangki supply
pemerintah dalam penyelenggaraan dan 7 unit sepeda motor trail.
dana anggaran diatur dalam pasal 6
Undang-Undang Republik Indonesia Kendala atau Hambatan yang
Nomor 24 tahun 2007 yaitu Dihadapi Pemerintah Daerah dalam
pengalokasian untuk anggaran Penanggulangan Bencana
penanggulangan bencana dalam Adapun beberapa kendala atau
anggaran pendapatandan belanja negara hambatan yang dihadapi pemerintah
yang memadai, pengalokasian untuk daerah dalam peanggulangan bencana
anggaran penanggulangan bencana menurut Kusumasari (2014) dibagi
dalam bentuk dana siap pakai. menjadi empat tahap: mitigasi,
Keuangan di BPBD terbagi kesiapsiagaan, respon dan pemulihan.
menjadi tiga bagian yaitu untuk Berikut adalah penjelasan yang di atas:
pencegahan, penanggulangan, dan Pertama, mitigasi bencana adalah
evakuasi. Dana yang diberikan kepada serangkaian upaya untuk mengurangi
BPBD Balikpapan lebih difokuskan pada risiko bencana, baik melalui
saat tanggap darurat, serta kurang pembangunan fisik bangunan maupun
memfokuskan pada tindak pencegahan, penyadaran dan juga peningkatan
maka dari itu pencegahan kebakaran sebuah kemampuan menghadapi
hutan tidak berlangsung dengan baik. ancaman bencana (Meiwanda, 2016).
Bahkan juga anggaran. Mitigasi adalah serangkaian upaya
Keempat, sumber daya teknis. untuk mengurangi risiko bencana, baik
Memiliki sistem logistik manajemen dan, melalui pembangunan fisik maupun
informasi yang efektif kepada seluruh penyadaran dan peningkatan
masyarakat memang yang dibutuhkan kemampuan menghadapi ancaman
oleh sebuah lembaga yang bergerak di bencana. Rasyid, 2014). Mitigasi
bidang penaggulangan bencana. Selain sebagaimana kita tahu yang dimaksud
itu, sistem informasi teknologi dan dalam Pasal 44 huruf c dilakukan untuk
jaringan komunikasi antara organisasi, mengurangi risiko bencana bagi
masyarakat dan perwakilan media
404
Hani Syarifa , Diane Tanti Poli, Miftah Ali, Hayatul Khairul Rahmat, I Dewa Ketut Kerta Widana
Kapabilitas Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Balikpapan Dalam ……………………. .(Hal 398-407)
masyarakat yang berada pada kawasan Kemampuan ini dapat kita bangun
rawan bencana (Rasyid, 2014). dengan perencanaan, pelatihan, dan
Kebakaran hutan pada tahun latihan. Untuk kesiapsiagaan itu
2019 di Balikpapan dan beberapa diibaratkan seperti hujan. Misalnya
daerah di Kalimantan membawa seperti akan ada angin dan petir itu
dampak yang sangat besar. Seharusnya sudah diprediksi akan turun hujan,
masyarakat di edukasi agar tidak begitulah gambaran dari sebuah
membakar hutan, namun di sosialisasi kesiapsiaagaan. Kesiapsiagaan dari
kepada masyarakat untuktidak BPBD sendiri harus menyiapkan dan
membakar hutan inilah peran BPBD memeriksa semua peralatan yang
yang masih kurang. Selain itu, peran dibutuhkan. Namun kendalanya di
BPBD dalam hal mitigasi masih minim, kesiapsiagaan ini peralatan untuk
seperti pemakaian alat masker kepada pemadaman api kita yang kita masih
masyarakat khususnya anak-anak yang kurang. Kurangnya pelatihan dan
melakukan kegiatan diluar rumah. Kita sosialisasi dari BPBD Kota Balikpapan
lihat saja, seharusnyakan ada masker kepada masyarakat membuat tingkat
jenis tertentu yang cocok dipakai, kesiapsiagaan masyarakat berada di
namun kenyataannya banyak taraf rendah.
masyarakat yang memakai masker Ketiga, respon atau daya tanggap.
dengan standar keamanan kesehatan Penting bagi setiap organisasi atau
yang minim. lembaga kemanuasian untuk
Kedua, kesiapsiagaan diartikan mempertahankan ataupun bahkan
sebagai merencanakan tindakan untuk meningkatkan kapabilitas mereka dalam
merespons jika terjadi bencana. merespon pada saat bencana atau masa
Kesiapsiagaan juga dapat kita darurat bencana secara efektif dan tepat
didefinisikan sebagai suatu kedaan siap waktu (Suhendang, 2013; Priambodo et
siaga dalam menghadapi krisis, bencana al. 2020). Biasanya, sesaat setelah
atau keadaan darurat lainnya (Rahmat terjadinya bencana (untuk bencana yang
et al., 2018; Rahmat et al., 2020). Dalam terjadinya secara mendadak) atau
aspek khusus dalam penyelenggaraan sesaat sebelum terjadinya bencana
sebuah manajemen bencana itu sendiri, (untuk bencana yang diprediksi akan
kemampuan kesiapsiagaan yang kuat segera terjadi), organisasi atau lembaga
merupakan permasalahan awal. kemanusiaan tersebut akan megirimkan
405
NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial, 7 (2) (2020): 398-407
tim penilai ke lokasi atau titik bencana, berbagai stakeholder dalam upaya
dan sangat penting untuk melibatkan pemulihan pasca bencana. Seperti dalam
petugas logistik di dalam tim penilai pembangunan infrastruktur BPBD Kota
agar dapat memahami bagaimana Balikpapan bekerjasama dengan
layanan logistik akan diberikan atau Kementrian Pekerjaan Umum dan Dinas
dipakai. BPBD Kota Balikpapan telah Perhubungan dan lembaga lainnya.
mempunyai Unit Logistik. Secara
keseluruhan tujuan dari penilaian SIMPULAN
logistik adalah untuk memastikan Dari uraian di atas, didapatkan
bahwa pengaturan yang tepat dan kesimpulan yaitu secara keseluruhan
memadai dibuat untuk merespon secara kapabilitas BPBD Kota Balikapapan
tepat waktu, efektif dan sesuai dengan dapat dikatakan tergolong baik. Hal ini
kebutuhan masyarakat yang terkena terbukti dari telah adanya pembagian
dampak. Respons atau daya tanggap tugas dan tanggung jawab dalam rangka
BPBD Kota Balikpapan sudah cukup penanggulangan bencana Karhutla.
baik dalam hal ini. Itu terlihat seperti Namun, jumlah personil ahli, sarana dan
adanya kegiatan water boombing dan prasarana masih kurang memadai
teknologi modifikasi cuaca yang jumlahnya. Kendala yang dihadapi oleh
dikerahkan BPBD Kota Balikpapan BPBD Kota Balikpapan yang paling
dengan bantuan beberapa instansi menonjol adalah adanya ego sektoral
pemerintahan yang dimaksudkan dari berbagai pihak yang membuat
supaya luas kebakaran hutan dan lahan koordinasi menjadi terhambat. Selain
semakin sedikit dan meminimalisir itu, terdapat beberapa saran yang dapat
kabut asap. di berikan oleh peneliti yaitu
Keempat, pemulihan setelah peningkatan koordinasi dengan
bencana adalah saat ketika negara, stakeholder-stakeholder terkait,
masyarakat, keluarga, dan individu penyediaan peralatan yang menunjang,
memperbaiki atau merekonstruksi perbaikan akses jalan, dan mengurangi
kembali apa yang telah hilang akibat ego sektoral.
bencana dan mengurangi risiko bencana
yang serupa di masa depan (Syaifuna,
2003). Dalam hal ini, BPBD Kota
Balikpapan bekerjasama dengan
406
Hani Syarifa , Diane Tanti Poli, Miftah Ali, Hayatul Khairul Rahmat, I Dewa Ketut Kerta Widana
Kapabilitas Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Balikpapan Dalam ……………………. .(Hal 398-407)
407