Anda di halaman 1dari 6

Nama: Ainayya Tasya Kamila

NIM:A.111.20.0129

Reguler Pagi B Fakultas Hukum

Semester 3

UJIAN TENGAH SEMESTER

GASAL 2021/2022

Soal:

1. Dalam rangka melaksanakan pembangunan ekonomi nasional perlu memperhatikan


prinsip pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan sebagaimana
diamanatkan dalam UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup. Berikan penjelasan atas pernyataan tersebut !

2. Masalah lingkungan hidup yang berupa kerusakan lingkungan baik fisik maupun sosial
sangat erat kaitannya dengan laju pertumbuhan penduduk (fertilitas, mortalitas dan
migrasi). Berikan contoh kasus yang berkaitan dengan hal tersebut !

3. Masalah lingkungan hidup dan kesadaran akan pentingnya melindungi lingkungan sudah
dialami dan dilakukan oleh hampir seluruh negara di dunia. Berikan contoh kasus2
lingkungan di lingkup global dan nasional. Deskripsikan juga bukti kesadaran lingkungan
di lingkup regional !

4. Tuliskan 3 istilah dan pengertiannya dalam UU No. 32 Tahun 2009 (tuliskan dasar
hukumnya).
Jawaban:

1. Didalam undang undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup, Pembangunan Berkelanjutan sesuai pasal 1 angka 3 adalah upaya
sadar dan terencana yang memadukan aspek lingkungan hidup, sosial, dan ekonomi ke
dalam strategi pembangunan untuk menjamin keutuhan lingkungan hidup serta
keselamatan, kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa kini dan
generasi masa depan

Adapun 5 prinsip utama pembangunan berkelanjutan adalah:

Equity (pemerataan), merupakan target pokok dari pembangunan yang berkelanjutan. Dengan
adanya pemerataan diharapkan mampu meminimalisasi adanya kesenjangan baik dari segi
ekonomi dan sosial serta dapat memberikan kesempatan yang seimbang bagi semua masyarakat.

Ekonomi, menitikberatkan pada meningkatnya keahlian para pekerja sehingga dapat


meningkatkan daya saing dalam memperoleh pekerjaan yang layak, pendapatan yang lebih baik,
sehingga bisa meningkatkan performa infrastruktur dasar, seperti perumahan, sistem air, jalan,
infrastruktur informasi dan lainnya.

Ekologi, dalam pembangunan berkelanjutan kita harus berupaya untuk melakukan pelestarian
ekologi dengan cara semaksimal mungkin menggunakan lahan campuran, membuat sistem
integrasi antara transportasi dan bangunan memperhatikan akan keberadaan ruang terbuka hijau,
dan melakukan pembatasan terhadap pemekaran kota secara berlebihan.

Energi, penghematan energi adalah hal yang harus diterapkan dalam pembangunan
berkelanjutan. Cara yang bisa dilakukan adalah dengan mengoptimalkan penggunaan energi
terbarukan, seperti menggunakan pencahayaan alami pada bangunan-bangunan yang
dibangun,mengutamakan pembangunan transportasi massal dan mengurangi penggunaan
kendaraan pribadi demi menghemat penggunaan sumber-sumber energi.

Engagement (peran serta), masyarakat harus berperan serta dalam proses pembangunan
berkelanjutan. Pemerintah juga turut berperan sebagai fasilitator pemberdayaan masyarakat yang
mampu menampung aspirasi dari masyarakat.
Pemerintah serta pemerintah daerah diwajibkan untuk membuat kajian lingkungan hidup
strategis atau disingkat dengan KLHS. Sehingga untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan
berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau
kebijakan, rencana, dan/atau program. Dengan perkataan lain, hasil KLHS harus dijadikan dasar
bagi kebijakan, rencana dan/atau program pembangunan dalam suatu wilayah.

Apabila hasil KLHS menyatakan bahwa daya dukung dan daya tampung sudah terlampaui,
kebijakan, rencana, dan/atau program pembangunan tersebut wajib diperbaiki sesuai dengan
rekomendasi KLHS dan segala usaha dan/atau kegiatan yang telah melampaui daya dukung dan
daya tampung lingkungan hidup tidak diperbolehkan lagi.

Konsep Pembangunan Berkelanjutan muncul pada Konferensi PBB tentang Lingkungan Hidup
Manusia (UN Conference on the Human Environment) pada tahun 1972 yang dikenal pula
dengan nama The Stockholm Conference. Konsep ini selanjutnya didukung oleh Konferensi
PBB tentang Lingkungan Hidup dan Pembangunan (UN Conference on Environment and
Development) di Rio de Janeiro pada tahun 1992 yang menyatukan para kepala negara dan
pejabat pemerintah dari seluruh dunia bersama dengan utusan badan-badan PBB, Organisasi
Internasional dan utusan lainnya dari berbagai organisasi non pemerintah. Konferensi yang
dihadiri oleh 179 negara tersebut secara jelas menyatakan bahwa pembangunan nasional suatu
negara tidak lagi bisa memisahkan antara pengelolaan lingkungan dengan pembangunan sosial
ekonomi sebagai bidang-bidang yang terpisah.

Berkelanjutan yang berwawasan lingkungan, maka integrasi pembangunan ekonomi, sosial dan
lingkungan merupakan syarat yang harus dianut oleh semua sektor pembangunan terkait.
Implementasi kebijakan pembangunan infrastruktur Pekerjaan Umum yang berwawasan
lingkungan tersebut sepenuhnya harus didukung oleh pengembangan dan penelitian teknologi
terapan yang berwawasan lingkungan, sehingga prinsip-prinsip dasar 3 R : Reduce
(mengurangi); Reuse (penggunaan kembali) dan Recycling (mendaur ulang) dalam setiap
pelaksanaan pembangunan.

2. Bencana nuklir Chernobyl yang disebabkan oleh kecerobohan manusia, yaitu meledaknya
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Chernobyl. Kecelakaan itu terjadi 34 tahun
yang lalu tepatnya pada 26 April 1986 di Ukraina yang pada saat itu masih bergabung
dengan Rusia. Ledakan yang terjadi menyebabkan kebakaran hebat yang berlangsung
selama seminggu penuh dan melepaskan debu partikel radioaktif ke udara. Hal ini
menyebabkan banyak dampak langsung bagi manusia yaitu: merusak sel-sel tubuh,
menimbulkan sel kanker, gangguan reproduksi hingga menyebabkan kemandulan,
jaringan kulit yang rusak, dan adanya mutasi genetik yang tidak hanya terjadi pada
manusia tetapi juga pada hewan sehingga pada tahun 1990 diperkirakan 400 hewan
terlahir cacat. Selain pada manusia, radiasi nuklir ini membahayakan ekosistem. Mulai
dari timbulnya berbagai penyakit langsung maupun jangka panjang, kematian, hingga
kerusakan lingkungan yang serius.

3. Contoh kasus2 lingkungan di lingkup global dan nasional:


a) Kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di Sumatra dan Kalimantan pada september 2019
yang menyebabkan kabut asap dan titik api muncul di banyak titik. upaya pemerintah
dalam menangani kebakaran itu adalah dengan dikerahkannya pesawat untuk water
bombing dan dilakukan patroli di darat dan juga udara.
b) Puluhan ton lumpur beracun dibawa dengan 5 buah dump truk dari Bandung ke
Karawang. Truk-truk tersebut tiba pada malam hari agar tak mengundang perhatian. Pada
29 Oktober 2019, aksi kejahatan tersebut diketahui warga. Selanjutnya, pemerintah
melakukan pengawasan ketat sehingga dapat mendorong kepatuhan bagi pemilik izin
sehingga termasuk didalamnya yang berkaitan dengan penanggulangan dan pencegahan
kebakaran terjadi.
c) Lumpur beracun yang ada di lahan pemukiman yang terjadi pada oktober 2019 yang
terjadi di Kecamatan Purwasari. Satuan Reskrim Polres Karawang berhasil mengungkap
kasus pencemaran lingkungan yang melibatkan beberapa perusahaan itu. Lumpur beracun
itu berasal dari tiga perusahaan tekstil yang ada di Bandung.
d) Pada 24 Maret 1989, kapal super tanker Exxon Valdez yang mengangkut 12 juta galon
minyak mentah karam di perairan Alaska. Kapal tersebut karam dalam perjalanannya
menuju Long Beach, California. Akibat kejadian ini seluruh barel minyak yang dibawa
oleh kapal tersebut tumpah dan mencemari perairan. Pencemaran ini menutupi perairan
hingga 2.100 km dari garis pantai, yang meliputi wilayah seluas 28 ribu km persegi.
Peristiwa ini memang tidak berdampak langsung pada manusia, tetapi dampak pada
hewan dan biota laut sangat parah. Lokasi karamnya kapal Exxon Valdez merupakan
habitat dari ikan salmon, berang-berang laut, anjing laut serta burung laut. Akibat
peristiwa ini lebih dari 250.000 ekor burung dan biota laut yang tidak terhitung
jumlahnya mati. Perusahaan Exxon menghabiskan dana sekitar 2,1 miliar dolar untuk
membersihkan laut.

Bukti-bukti kesadaran lingkungan di lingkup regional

a) Indonesia memiliki peran dalam perlindungan lingkungan laut padaOktober 2018 lalu
yang menghasilkan Bali Declaration atau kesepakatan antarnegara terhadap perlindungan
lingkungan laut dari aktivitas-aktivitas berbasis lahan. Bali Declaration berisi
kesepakatan untuk melanjutkan dua agenda utama yang telah disepakati sebelumnya.
Pertama, peningkatan pengarusutamaan perlindungan ekosistem pesisir dan laut,
khususnya dari ancaman lingkungan yang disebabkan oleh peningkatan nutrisi, air
limbah, sampah laut dan mikro plastik. Kedua, meningkatkan pengembangan kapasitas,
hingga berbagi pengetahuan melalui kolaborasi dan kemitraan yang melibatkan
pemerintah, swasta, masyarakat sipil, hingga para ahli di tingkat regional dan global
dalam perlindungan ekosistem pesisir dan laut dari kegiatan berbasis lahan serta sumber
polusi.
Indonesia telah melakukan sejumlah langkah nyata, baik yang sifatnya kebijakan maupun
yang bersifat operasional untuk menanggulangi pencemaran laut yang berasal dari
berbagai sumber. Misalnya, Rencana Aksi Nasional Penanganan Sampah dan gagasan
kebijakan pengurangan kantong plastik.
b) Persetujuan Paris adalah sebuah persetujuan dalam Konvensi Kerangka Kerja Perubahan
Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa yang mengawal reduksi emisi karbon dioksida efektif
yang akan mulai berlaku pada tahun 2020. Persetujuan ini dibuat pada Konferensi
Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa 2015 di Paris, Prancis. Indonesia juga ikut
serta dalam menandatangani perjanjian ini termasuk 171 negara lainnya.
4. Pasal 1 angka 29 UU NOMOR 32 TAHUN 2009
Ekoregion adalah wilayah geografis yang memiliki kesamaan ciri iklim, tanah, air, flora,
dan fauna asli, serta pola interaksi manusia dengan alam yang menggambarkan integritas
sistem alam dan lingkungan hidup.
Pasal 1 angka 5 UU NOMOR 32 TAHUN 2009
Ekosistem adalah tatanan unsur lingkungan hidup yang merupakan kesatuan utuh-
menyeluruh dan saling mempengaruhi dalam membentuk keseimbangan, stabilitas, dan
produktivitas lingkungan hidup.
Pasal 1 angka 1 UU NOMOR 32 TAHUN 2009
Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan
makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri,
kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.
Pasal 1 angka 18 UU NOMOR 32 TAHUN 2009
Konservasi sumber daya alam adalah pengelolaan sumber daya alam untuk menjamin
pemanfaatannya secara bijaksana serta kesinambungan ketersediaannya dengan tetap
memelihara dan meningkatkan kualitas nilai serta keanekaragamannya.
Pasal 1 angka 30 UU NOMOR 32 TAHUN 2009
Kearifan lokal adalah nilai-nilai luhur yang berlaku dalam tata kehidupan masyarakat
untuk antara lain melindungi dan mengelola lingkungan hidup secara lestari.

Anda mungkin juga menyukai