Anda di halaman 1dari 8

Nama : Ovan Leo Simatupang

Nim : 200200281

Memahami lebih lanjut mengenai deklarasi Stockholm dan konfrensi lanjutan, Siapa
penyelenggaranya dan Negara mana saja yang ikut.

1. Konfrensi Stockholm

Pengertian  Merupakan kebijakan global pengelolaan lingkungan hidup yang ditetapkan


pertama kali dalam Konfrensi yang membahas Lingkungan Hidup Manusia
(United Nations Confrence on the Human Environment) .

Tempat/waktu  Diselenggarakan di Stockholm pada tanggal 5-16 Juni 1972

Penyelenggara  Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB)

Peserta  Diikuti oleh 113 negara dan beberapa puluh peninjau

Hasil  a. deklarasi tentang Lingkungan Hidup Manusia, terdiri atas Preamble dan 26
asas yang lazim disebut Stockholm Declaration;

b. rencana Aksi Lingkungan Hidup Manusia (Action Plan), terdiri dari 109
rekomendasi termasuk di dalamnya 18 rekomendasi tentang Perencanaan dan
Pengelolaan Permukiman Manusia;

c. rekomendasi tentang kelembagaan dan keuangan yang menunjang


pelaksanaan Rencana Aksi tersebut di atas, terdiri dari Dewan Pengurus
(Governing Council) Program Lingkungan Hidup (UN Environment Program
= UNEP); Sekretariat, yang dikepalai oleh seorang Direktur Eksekutif; Dana
Lingkungan Hidup; dan Badan Koordinasi Lingkungan Hidup

2. World Conservation Strategy

Pengertian  Merupakan konservasi Sumber Daya Hidup untuk Pembangunan


Berkelanjutan dalam upayanya untuk memenuhi kebutuhan konservasi,
meliputi pengelolaan sistem produksi yang ecologist tepat dan pemeliharaan
kelangsungan hidup dan keanekaragamannya. World Conservation Strategy
memiliki suatu komitmen untuk mengkonservasikan sumber daya hayati
negara perlu ditetapkan dalam undang-undang dasar atau instrumen hukum
lainnya yang sesuai. Komitmen tersebut perlu menyatakan kewajiban negara
untuk mengkonservasi sumber daya hayati dan sistem yang meliputinya, yaitu
hak warga negara akan lingkungan yang stabil dan beraneka ragam, dan
tanggung jawab warga negara terhadap lingkungan tersebut

Tempat/waktu  Diselegagarakan di pada tahun 1980

Penyelenggara International Union for the Conservation of Nature and Natural Resources
(IUCN), bersama-sama dengan United Nations Environment Program (UNEP)
dan World Wildlife Fund (WWF),

Peserta  31 negara

Hasil  Tujuan dibentuk World Conservation Strategy adalah untuk mencapai 3


tujuan utama dari konservasi sumber daya hayati, yaitu:

a. memelihara proses ekologi yang esensial serta sistem penyangga kehidupan;


b. mengawetkan keanekaragaman jenis;
c. menjamin pemanfaatan secara lestari spesies serta ekosistemnya.

3. Pertemuan Montevidio
Tempat/waktu  diadakan melalui a Ad Hoc Meeting of Senior Government Official Expert in
Environmental Law di Montevideo, Uruguay, pada tanggal 28 Oktober-6
November 1981.
Penyelenggara UNEP
Hasil  Diadakan untuk membuat kerangka, metode, dan program yang meliputi
upaya-upaya tingkat internasional, regional, dan nasional guna pengembangan
serta peninjauan berkala hukum lingkungan dan guna memberi sumbangan
kepada persiapan dan pelaksanaan komponen Hukum Lingkungan dalam
System wide Medium Term Environment Program UNEP. Pertemuan tersebut
telah menghasilkan kesimpulan dan rekomendasinya yang sangat berarti bagi
perkembangan Hukum Lingkungan.
Berhasil mengidentifikasi 3 bidang penting yaitu Pencemaran Laut,
Perlindungan Lapisan Ozon, Transportasi, Pengendalian serta pembuangan
Bahan Beracun berbahaya(B3)

4.Deklarasi Naerobi
Pengertian Dibentuk karena berkembangnya permasalahan lingkungan Global,
Pencemaran serta kerusakan lingkungan.
Tempat/Waktu  Dimarkas UNEP dikota Naerobi,Kenya Pada tahun 1982
Penyelenggara  Diprakarsai oleh United Nation Environment Program (UNEP)
Peserta  Mengundan para wakil negara
Hasil  Adapun isi deklarasi ini terdiri dari 10 bagian yang secara singkat sbb:
1. Konperensi Stockhlom telah meningkatkan kesadaran dan pengertian
mengenai adanyakerusakan lingkungan. Pendidikan, informasi pelatihan telah
diperluas, hampir semua negara telah mengadopsi perjanjian internasional
mengenai lingkungan dan adanya pengaturan masalah lingkungan dalam
konstitusi di banyak negara. Pendirian UNEP serta organisasi pemerintah
maupun non pemerintah (NGO) telah dilaksanakan.
2. Bagaimanapun Perencanaan Aksi (Action Plan) ternyata hanya diterapkan
sebagian dan hasil-hasilnya sangat tidak memuaskan khususnya bagi
kepentingan perlindungan lingkungan. Untuk alasan ini Action Plan ternyata
tidak mampu membawa dampak berarti bagi masyarakat internasional.
Beberapa kegiatan manusia tidak terawasi dan terencana menyebabkan
kerusakan. Penggundulan hutan, penggurunan, terancamnya kondisi hidup
manusia, penyakit, perubahan atmosfere, polusi di laut, punahnya spesies masih
mengancam.
3. Pandangan baru telah tumbuh, kebutuhan penilaian dan pengelolaan
lingkungann, hubungan dengan lingkungan, pembangunan, populasi telah
diakui. Pendekatan komprehensif dan regional yang terintegrasi telah
mendorong pembangunan sosial ekonomi berkelanjutan dan berwawasan
lingkungan.
4. Ancaman yang masih sangat besar adalah bentuk pemborosan yang
mengeksploitasi berlebihan lingkungan hidupnya. Strategi Pembangunan
Internasional ketiga Dekade Pembangunan PBB dan Tata Ekonomi
Internasional baru merupakan instrumen utama dan upaya global untuk
melindungi lingkungan.
5. Lingkungan hidup manusia akan merupakan keuntungan dalam bentuk
perdamaian dan keamanan, bebas dari ancaman perang, khususnya perang
nuklir, pemakaian sumber-sumber alam yang tidak perlu untuk senjata, juga
apartheid, rasialisme, segala bentuk diskriminasi, kolonialisme dan dominasi.
6. Masalah lingkungan melintasi lintas batas nasional dikonsultasikan antar
negara dan perlu tindakan internasional. Jadi negara-negara harus meningkatkan
dan mengembangkan hukum lingkungan yang progresif termasuk konvensi
serta persetujuan dan kerjasama yang luas di bidang penelitian ilmiah dan
pengelolaan lingkungan.
7. Ketidakefesienan lingkungan disebabkan oleh kondisi-kondisi
keterbelakangan termasuk faktor eksternal yang melebihi kontrol negara-negara,
masalah teknik pendistribusian sumber-sumberkekayaan alam diantara negara-
negara. Negara-negara maju harus membantu negara-negara berkembang karena
pengaruh teknologinya yang membuat masalah lingkungan yang serius.
Penggunaan teknologi yang cocok di negara berkembang akan membuat
kemajuan ekonomi dan sosial dengan perhitungan terhadap konservasi sumber-
sumber alamnya.
8. Upaya selanjutnya dikembangkan managemen berwawasan lingkungan dan
metode untuk mengeksploitasi dan penggunaan sumber-sumber alam dan
memodernisasi sistem tradisional. Peran inovasi dalam meningkatkan daur
ulang, konservasi. Penipisan secara tradisional dan konvensional yang cepat
terhadap sumber energi menuntut perlunya perubahan secara efektif
pengelolaan dan konservasi energi dan lingkungan. Tindakan pengembangan
sumber energi yang dapat diperbaharui atau tidak dapat diperbaharui akan
menguntungkan lingkungan.
9. Pencegahan kerusakan lingkungan lebih disukai daripada perbaikan
kerusakan lingkungan. Pencegahan termasuk perencanaan yang matang semua
kegiatan yang berdampak pada lingkungan. Ini juga penting untuk
meningkatkan kesadaran lingkungan para politisi serta publik melalui informasi,
pendidikan dan pelatihan. Tanggung jawab individu penting. NGO mempunyai
peran penting sacara khusus dan memainkan peran inspirasional. Semua industri
termasuk perusahaan multinasional harus mengambil tindakan atas tanggung
jawab lingkungan berkenaan dengan produksi atau teknologi ekspor mereka ke
negara lain. Tindakan legislatif perlu dihormati.
10. Masyarakat dunia menegaskan kembali komitmen Deklarasi Stockhlom dan
Action Plan juga memperkuat dan memeperluas upaya kerjasama nasional dan
internasional di lapangan perlindungan lingkungan. Hal ini juga menegaskan
kembali dukungan terhadap UNEP sebagai alat katalisator kerjasama global dan
peningkatan sumber-sumber khususnya Dana Lingkungan. Pemerintah dan
masyarakat dunia melaksanakan tanggungjawab sejarah, secara kolektif maupun
individual, terhadap planet bumi untuk generasi mendatang dengan jaminan
kondisi kehidupan yang sesuai dengan martabat manusia secara menyeluruh.

4.World Commission on Environment and Devolpment


Pengertian  World commission Environment and Devolpment atau Komisi Dunia untuk
Lingkungan dan Pembangunan adalah komisi internasional yang membahas dan
menyusun strategi untuk melindungi lingkungan dan mempromosikan
perkembangan berkelanjutan. Dalam melaksanakan tugas ini WCED diminta
bertukar pikiran dengan masyarakat ilmuwan, kalangan pecinta lingkungan,
kalangan pembentuk opini, kalangan generasi muda yang bergerak di bidang
lingkungan, dan mereka yang berminat dengan pembangunan berwawasan
lingkungan. Begitu pula diharapkan pandangan Pemerintah khususnya melalui
Governing Council UNEP, pandangan pemimpin nasional, formal dan informal
serta tokoh-tokoh internasional. WCED diharapkan meningkatkan hubungan
dengan badan-badan antarpemerintah di luar sistem PBB.
Tempat waktu Dibentuk pada siding umum PBB pada Tahun 1983
Penyelenggara  dibentuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memenuhi keputusan Sidang
Umum PBB Desember 1983 No. 38/161 dan dipimpin oleh Nyonya Gro Harlem
Brundtland (Norwegia) dan Dr. Mansour Khalid (Sudan).
Peserta Mencakup pemuka-pemuka dari Zimbabwe, Jerman Barat, Hongaria, Jepang,
Guyana, Saudi Arabia, Italia, Mexico, Brasilia, Aljazair, Nigeria, Yugoslavia,
dan Indonesia
Hasil  Dibentuk untuk melaksanakan tugas
a. Mengajukan strategi jangka panjang pengembangan lingkungan menuju
pembangunan yang berkelanjutan di tahun 2000 dan sesudahnya.
b. Mengajukan cara-cara supaya keprihatinan lingkungan dapat dituangkan
dalam kerja sama antarnegara untuk mencapai keserasian antara
kependudukan, sumber daya alam, lingkungan, dan pembangunan.
c. Mengajukan cara-cara supaya masyarakat internasional dapat menanggapi
secara lebih efektif pola pembangunan berwawasan lingkungan.
d. Mengajukan cara-cara masalah lingkungan jangka panjang dapat ditangkap
dalam agenda aksi untuk dasawarsa pembangunan.

5.Caring for the Earth/United Nations Conference on Environment and Development


disingkat UNCED
Tempat/waktu Dibentuk dan diumumkan pada Oktober 1991
Hasil  Diterbitkan dengan tujuan utama untuk membantu memperbaiki keadaan
masyarakat dunia, dengan menetapkan dua syarat.
Pertama, untuk menjamin komitmen yang meluas dan mendalam pada sebuah
etika baru, yaitu etika kehidupan berkelanjutan dan mewujudkan prinsip-
prinsipnya dalam praktik. Hal yang lain adalah untuk mengintegrasikan
konservasi dan pembangunan, yaitu konservasi untuk menjaga agar kegiatan-
kegiatan kita berlangsung dalam batas daya dukung bumi, dan pembangunan
untuk memberi kesempatan kepada manusia di mana pun guna menikmati
kehidupan yang lama, sehat, serta memuaskan.

6.Konfrensi Rio de Janeiro


Pengertian Rio bukanlah semata-mata konferensi negara-negara. Akan tetapi, juga
konferensi rakyat. Bersamaan dengan konferensi resmi, di Flamingo Park yang
letaknya berdekatan dengan tempat konferensi resmi, diadakan pertemuan yang
disebut The ’92 Global Forum, yang diikuti kurang lebih 10.000 orang yang
mewakili 9.000 organisasi dan telah menarik sebanyak 20.000 pengunjung.
Global Forum menyediakan berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh
lembaga-lembaga swadaya masyarakat dan asosiasi-asosiasi yang meliputi
International Forum of NGO’s and Social Movement, Open Speakers Forum,
dan pertemuan kelompok-kelompok agama
Tempat/waktu Di Rio de Janeiro pada tanggal3-14 Juni 1992
Penyelenggara Konvensi Utama PBB yang didakan Negara Brazil
Peserta Dihadiri oleh 177 kepala-kepala negara dan wakil-wakil pemerintah
Hasil  UNCED telah berhasil mencapai konsensus mengenai beberapa bidang yang
sangat penting, yang dituangkan dalam berbagai dokumen dan perjanjian
sebagai berikut.
a. The Rio de Janeiro Declaration on Environment and Development yang
menggariskan 27 prinsip fundamental tentang lingkungan dan
pembangunan.
b. Nonlegally Binding Authoritative Statement of Principles for a Global
Consensus on the Management, Conservation and Sustainable
Development of all Types of Forest (Forestry Principles). Prinsip-prinsip
kehutanan ini merupakan konsensus internasional yang terdiri dari 16 pasal
yang mencakup aspek pengelolaan, aspek konservasi, serta aspek
pemanfaatan dan pengembangan, bersifat tidak mengikat secara hukum dan
berlaku untuk semua jenis atau tipe hutan.
c. Agenda 21 merupakan rencana kerja global yang pertama kali disusun
secara menyeluruh mengenai pembangunan berkelanjutan, meliputi
berbagai isu ekonomi, sosial dan lingkungan yang berbeda-beda, dan
menampung masukan dari semua negara di dunia. Agenda 21 Global
merupakan suatu dokumen komprehensif setebal 700 halaman yang
berisikan program aksi pembangunan berkelanjutan menjelang abad
ke 21. Agenda 21 juga membahas dampak kegiatan manusia terhadap
lingkungan dan kesinambungan sistem produksi. Tujuan dari setiap
kegiatan yang tercantum dalam Agenda 21 pada dasarnya adalah untuk
mengentaskan kemiskinan, kelaparan, pemberantasan penyakit, dan buta
huruf di seluruh dunia, di samping untuk menghentikan kerusakan
ekosistem yang penting bagi kehidupan manusia.
d. The Framework Convention on Climate Change, yang memuat kesediaan
negara-negara maju untuk membatasi emisi gas rumah kaca dan
melaporkan secara terbuka mengenai kemajuan yang diperolehnya dalam
hubungan tersebut. Negara-negara maju juga sepakat untuk membantu
negara-negara berkembang dengan sumber daya dan teknologi dalam
upaya negara berkembang untuk memenuhi kewajiban sebagaimana
tercantum dalam konvensi. Indonesia telah meratifikasi konvensi ini
dengan Undang-undang No. 6 Tahun 1994 pada tanggal 1 Agustus 1994.
e. The Convention on Biological Diversity (Konvensi Keanekaragaman
Hayati), yang memberikan landasan untuk kerja sama internasional dalam
rangka konservasi spesies dan habitat. Tujuan Konvensi ini tujuannya,
yaitu melestarikan dan mendayagunakan secara berkelanjutan
keanekaragaman hayati dan berbagai keuntungan secara adil dan merata
dari hasil pemanfaatan sumber genetika melalui akses terhadap sumber
genetika tersebut, alih teknologi yang relevan, serta pembiayaan yang
cukup dan memadai.
7.Deklarasi Jonahesburg
Pengertian  Dibentuk karena masyarakat global menilai bahwa operasionalisasi prinsip-
prinsip Rio dan agenda 21 masih jauh dari harapan. Masih banyak kendala
dalam pelaksanaan agenda 21. Sekalipun demikian masyarakat global masih
mengganggap bahwa pinsip-prinsip agenda 21 masih relevan. Kelemahan
terletak pada aspek implementasinya
Tempat/Tanggal2-11 September 2002dii Johannesburg, Afrika Selatan
Penyelenggara PBB
Hasil 
1. Program aksi tentang pelaksanaan agenda 21 sepuluh tahun mendatang yang
dituangkan dalam Rencana Implementasi (Johannesburg Plan of Implementation).
Secara umum berisikan kesepakatan internasional tentang upaya yang harus
dilakukan berdasar prinsip common but differentianted responsibility yang terdiri
dari 11 bab.
2. Deklarasi politik. Deklarasi ini disebut Deklarasi Johannesburg untuk
Pembangunan Berkelanjutan (Johannesburg Declaration for Sustainable
Development), merupakan deklarasi bersama antara pemimpin negara dan
pemerintah-pemerintah yang berisikan tantangan dan komitmen dunia
internasional dalam menjalankan pembangunan berkelanjutan.
3. Komitmen berupa inisatif kemitraan untuk melaksanakan pembangunan
berkelanjutan yang dituangkan dalam Dokumen Kerjasama (Partnership
Document). Berisikan kerjasama yang bermaksud mempercepat proses
pembangunan berkelanjutan yang merata secara internasional dengan dukungan
dana dari negara-negara maju serta Lembaga Internasional.

8.SDG’S (Sustainable Devolpment)


PengertianMerupakan Salah satunya untuk mengentaskan kemiskinan di dunia. Namun ada
hal lebih progresif yang dicantumkan di dalam SDGs yang ingin dicapai pada tahun
2030 mendatang. Pembangunan Berkelanjutan", SDGs yang berisi 17 Tujuan dan 169
Target merupakan rencana aksi global untuk 15 tahun ke depan (berlaku sejak 2016
hingga 2030), guna mengakhiri kemiskinan, mengurangi kesenjangan dan melindungi
lingkungan. SDGs berlaku bagi seluruh negara (universal), sehingga seluruh negara
tanpa kecuali negara maju memiliki kewajiban moral untuk mencapai Tujuan dan
Target SDGs.

17 (tujuh belas) poin penting di dalam SDGs yakni terciptanya dunia dengan :

1. Tanpa kemiskinan;
2. Tanpa kelaparan;
3. Kesehatan yang baik dan kesejahteraan;
4. Pendidikan berkualitas;
5. Kesetaraan gender;
6. Air bersih dan sanitasi;
7. Energy bersih dan terjangkau;
8. Pertumbuhan ekonomi dan pekerjaan yang layak;
9. Industry, inovasi dan infastruktur;
10. Pengurangan kesenjangan;
11. Keberlanjutan kota dan komunitas;
12. Konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab;
13. Aksi terhadap iklim;
14. Kehidupan bawah laut;
15. Kehidupan di darat;
16. Institusi peradilan yang kuat dan kedamaian; dan
17. Kemitraan untuk mencapai tujuan.

Dihadiri Kurang lebih 193 kepala negara hadir, termasuk Wakil Presiden Indonesia Jusuf
Kalla turut mengesahkan Agenda SDGs.

Waktu/Tempat Markas Besar PBB pada 25 September 2015

Anda mungkin juga menyukai