Anda di halaman 1dari 20

UNDANG UNDANG LINGKUNGAN

PRINSIP PRINSIP RIO DE JANEIRO

Disusun Oleh :
MUHAMMAD HAEDAR ALI ROSYIID
NPM :
187052358
Dosen Pengampu :
Merry K. Sipahutar, PH.D.
Analisis Deklarasi Rio De Janeiro

A. Analisis Secara Umum


Setelah 20 tahun konferensi Stockholm dan 10 tahun konperensi Nairobi, PBB
kembali menggelar suatu konperensi lingkungan hidup di Rio de Janeiro pada tahun 1992,
dan diberi nama KTT bumi ( Earth summit). Topik yang diangkat dalam konperensi ini
adalah permasalahan polusi, perubahan iklim, penipisan ozon, penggunaan dan pengelolaan
sumber daya laut dan air, meluasnya penggundulan hutan, penggurunan dan degradasi tanah,
limbah-limbah berbahaya serta penipisan keanekaragaman hayati. Degradasi lingkungan
hidup yang terjadi diberbagai belahan bumi ini dapat berimbas pada kepentingan politik,
ekonomi dan sosial secara meluas diseluruh dunia.
Untuk mengurus konferensi Rio, panitia persiapan konperensi (Preparatory commite
disingkat Prep Com) melakukan lima kali pertemuan secara beruntun, pertemuan-pertemuan
itu tidak hanya membicarakan masalah teknis, tetapi juga sub stansi yang hendak dibahas
dalam konperensi.Konferensi Rio berupaya menyatukan perhatian dunia tentang masalah
lingkungan yang tetjadi diplanet ini. Masalah itu sangat berkaitan erat dengan kondisi
ekonomi dan masalah keadilan social. Konferensi juga mendeklarasikan bahwa jika rakyat
miskin dan ekonomi nasionalnya lemah, maka lingkungannya yang menderita. Jika
lingkungan hidup disalah gunakan dan sumber daya dikonsumsi secara berlebihan, akibatnya
rakyat menderita dan perekonomian pun morat-marit.
Tujuan utama konperensi bumi ini adalah untuk menghasilkan agenda lanjutan.
Sebuah perencanaan bagi gerakan internasional dalam menghadapi isu-isu lingkungan hidup
dan pembangunan. Perencanaan tersebut akan membantu memberi arahan bagi suatu kerja
sama internasional serta pembuatan kebijakan pembangunan kedepan. Konferensi bumi
menyepakati bahwa konsep pembangunan berkelanjutan merupakan tujuan dari setiap
manusia yang hidup diatas muka bumi. Bagaimanapun, menyatukan dan menyeimbangkan
perhatian dibidang ekonomi, sosial, dan lingkungan membutuhkan cara pandang baru. Baik
mengenai bagaimana kita menghasilkan dan memakai sumber daya, bagaimana kita hidup,
bagaimana kita bekerja, bagaimana kita bergaul dengan orang lain, atau bagaimana cara kita
membuat keputusan. Konsep ini menjadi perdebatan panjang baik dikalangan pemerintahan,
juga antara pemerintah dan masyarakatnya tentang bagaimana mencapai berkelanjutan
tersebut.
Banyak kelompok aktivis yang mencoba melobi agar dokumen seperti "10 kiat
menyelamatkan konferensi bumi", (yang disiapkan dan dipresentasikan oleh friends of the
earth, Greenpeace, dan jaringan dunia ketiga), dapat dimasukan dalam agenda pertemuan
tersebut. Dokumen tadi memuat daftar sejumlah isu yang menurut mereka penting untuk
dimasukan sebagai salah satu hasil KTT bumi, agar konperensi tersebut bisa berjalan lancar.
Beberapa isu yang dipresentasikan dalam dokumen ini adalah militerisme, hutang luar negeri,
peraturan-peraturan korporasi internasional, dan target konvensi perubahan iklim. Deklarasi
Rio merupakan rangkaian dari 27 prinsip universal yang bisa membantu mengarahkan
tanggung jawab dasar gerakan internasional terhadap lingkungan dan ekonomi.
Konvensi Perubahan Iklim ( FCCC ). Kesepakatan Hukum yang telah mengikat telah
ditandatangani oleh 152 pemerintah pada saat komperensi berlangsung. Tujuan pokok
Konvensi ini adalah " Stabilisasi konsentrasi gas rumah kaca di atmosfir pada tingkat yang
telah mencegah terjadinya intervensi yang membahayakan oleh manusia terhadap system
Iklim". Konvensi Keanekaragaman hayati. Kesepakatan hukum yang mengikat telah
ditandatangani sejauh ini oleh 168 negara. Menguraikan langkah-langkah kedepan dalam
pelestarian keragaman hayati dan pemanfaatan berkelanjutan komponen-komponennya, serta
pembagian keuntungan yang adil dan pantas dari penggunaan sumber daya genetik.
Pernyataan Prinsip-prinsip kehutanan. Prinsip-prinsip yang telah mengatur kebijakan
nasional dan internasional dalam bidang kehutanan. Dirancang untuk menjaga dan
melakukan pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya hutan global secara berkelanjutan.
Prinsip-prinsip ini seharusnya mewakili konsesi pertama secara internasional mengenai
pemanfaatan secara lestari berbagai jenis hutan. Komisi Pembangunan Berkelanjutan
Commission on Sustainable Development ( CSD ). Komisi ini di bentuk pada bulan desember
1992. Tujuan CSD adalah untuk memastikan keefektifan tindak lanjut KTT bumi. Mengawasi
serta melaporkan pelaksanaan kesepakatan KOPERENSI Bumi baik di tingkat local ,
nasional, maupun internasional. CSD adalah komisi Funsional Dewan Ekonomi dan Sosial
PBB ( ECOSOC ) yang beranggotakan 53 negara.
Dengan adanya itu, pada tahun 1992 bertepatan di ibukota Negara Brazil, Rio De
Janeiro diadakan kembali sebuah konperensi yang mengadopsi 20 tahun sebelumnya di
Stockholm dan 10 tahun sebelumnya di Nairobi. Seperti ini tidak bisa dibiarkan terus-
menerus. Setidaknya tindakan preventif akan bisa dilaksanakan di waktu mendatang (saat
ini). Konferensi juga mendeklarasikan bahwa jika rakyat miskin dan ekonomi nasionalnya
lemah, maka lingkungannya yang menderita. Jika lingkungan hidup disalah gunakan dan
sumber daya dikonsumsi secara berlebihan, akibatnya rakyat menderita dan perekonomian
pun morat-marit.
Prinsip Prinsip Rio De Janeiro

Konferensi PBB tentang Lingkungan dan Pembangunan,

Setelah bertemu di Rio de Janeiro dari 03-14 Juni 1992,

Menegaskan kembali Deklarasi Konferensi PBB tentang Lingkungan Hidup Manusia, yang
diadopsi di Stockholm pada tanggal 16 Juni 1972, / 1 dan berusaha membangun di atasnya,

Dengan tujuan membangun kemitraan global yang baru dan merata melalui penciptaan
tingkat baru kerjasama antara Negara, sektor-sektor kunci masyarakat dan orang-orang,

Bekerja menuju kesepakatan internasional yang menghargai kepentingan semua dan


melindungi integritas dari sistem lingkungan dan pembangunan global,

Mengenali sifat integral dan saling bergantung dari Bumi, rumah kita,

Menyatakan bahwa:

Prinsip 1

Manusia berada di pusat perhatian untuk pembangunan berkelanjutan. Mereka berhak


mendapatkan kehidupan yang sehat dan produktif dalam harmoni dengan alam.

Prinsip 2

Negara memiliki, sesuai dengan Piagam PBB dan prinsip-prinsip hukum internasional, hak
berdaulat untuk mengeksploitasi sumber daya mereka sendiri sesuai dengan kebijakan
mereka sendiri lingkungan dan pembangunan, dan tanggung jawab untuk memastikan bahwa
kegiatan-kegiatan dalam yurisdiksi mereka atau kontrol tidak menyebabkan kerusakan
terhadap lingkungan negara lain atau kawasan di luar batas yurisdiksi nasional.

Prinsip 3

Hak untuk pembangunan harus dipenuhi sehingga untuk memenuhi kebutuhan perkembangan
secara adil dan lingkungan dari generasi sekarang dan mendatang.

Prinsip 4

Dalam rangka mencapai pembangunan berkelanjutan, perlindungan lingkungan harus


merupakan bagian integral dari proses pembangunan dan tidak dapat dianggap terpisah dari
itu.

Prinsip 5

Semua Negara dan semua orang akan bekerja sama dalam tugas penting dari pemberantasan
kemiskinan sebagai kebutuhan yang mutlak bagi pembangunan berkelanjutan, dalam rangka
mengurangi kesenjangan dalam standar hidup dan lebih baik memenuhi kebutuhan mayoritas
masyarakat dunia.

Prinsip 6

Situasi khusus dan kebutuhan negara-negara berkembang, khususnya yang paling


berkembang dan mereka yang paling rentan lingkungan, harus diberikan prioritas khusus.
Tindakan internasional di bidang lingkungan dan pembangunan juga harus membahas
kepentingan dan kebutuhan dari semua negara.

Prinsip 7

Negara-negara harus bekerja sama dalam semangat kemitraan global untuk melestarikan,
melindungi dan memulihkan kesehatan dan keutuhan ekosistem bumi. Mengingat kontribusi
yang berbeda untuk degradasi lingkungan global, negara memiliki tanggung jawab bersama
yang dibedakan. Negara-negara maju mengakui tanggung jawab mereka dalam upaya
internasional pembangunan berkelanjutan, mengingat tekanan yang mereka timbulkan pada
lingkungan global dan teknologi dan sumber daya keuangan yang mereka perintah.

Prinsip 8

Untuk mencapai pembangunan berkelanjutan dan kualitas kehidupan yang lebih tinggi bagi
semua orang, Negara harus mengurangi dan menghilangkan pola-pola yang tidak
berkelanjutan dari produksi dan konsumsi dan mempromosikan kebijakan demografis yang
sesuai.

Prinsip 9

Negara harus bekerjasama untuk memperkuat kapasitas endogen untuk pembangunan


berkelanjutan dengan meningkatkan pemahaman ilmiah melalui pertukaran pengetahuan
ilmiah dan teknologi, dan peningkatan pengembangan, adaptasi, difusi dan transfer teknologi,
termasuk teknologi baru dan inovatif.

Prinsip 10

Isu lingkungan yang terbaik ditangani dengan partisipasi semua warga negara yang
bersangkutan, pada tingkat yang relevan. Pada tingkat nasional, setiap individu harus
memiliki akses yang tepat untuk informasi mengenai lingkungan yang dipegang oleh otoritas
publik, termasuk informasi mengenai bahan berbahaya dan kegiatan dalam komunitas
mereka, dan kesempatan untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan. Negara
harus memfasilitasi dan mendorong kesadaran masyarakat dan partisipasi dengan membuat
informasi tersedia secara luas. Akses yang efektif terhadap proses peradilan dan administratif,
termasuk ganti rugi dan obat, harus disediakan.

Prinsip 11

Negara-negara harus memberlakukan undang-undang lingkungan yang efektif. Standar


lingkungan, tujuan pengelolaan dan prioritas harus mencerminkan konteks lingkungan dan
pembangunan yang mereka terapkan. Standar yang diterapkan oleh beberapa negara mungkin
tidak sesuai dan biaya ekonomi dan sosial negara-negara lain, di negara berkembang tertentu.
Prinsip 12

Negara-negara harus bekerjasama untuk meningkatkan sistem yang mendukung dan


membuka ekonomi internasional yang akan mengakibatkan pertumbuhan ekonomi dan
pembangunan berkelanjutan di semua negara, untuk lebih baik mengatasi masalah degradasi
lingkungan. Langkah-langkah kebijakan perdagangan untuk tujuan lingkungan tidak harus
merupakan sarana diskriminasi sewenang-wenang atau pembatasan terselubung terhadap
perdagangan internasional. Tindakan sepihak untuk menghadapi tantangan lingkungan hidup
di luar yurisdiksi negara pengimpor harus dihindari. Langkah-langkah lingkungan menangani
masalah lingkungan lintas batas atau global harus, sejauh mungkin, didasarkan pada
konsensus internasional.

Prinsip 13

Negara-negara harus mengembangkan hukum nasional tentang tanggung jawab dan


kompensasi bagi korban pencemaran dan kerusakan lingkungan lainnya. Negara-negara juga
harus bekerjasama dalam cara yang cepat dan lebih bertekad untuk mengembangkan lebih
lanjut hukum internasional tentang tanggung jawab dan kompensasi untuk efek samping
kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh kegiatan dalam yurisdiksi mereka atau kontrol
untuk kawasan di luar yurisdiksi mereka.

Prinsip 14

Negara-negara harus bekerja sama secara efektif untuk mencegah atau mencegah relokasi dan
transfer ke Negara lain dari setiap kegiatan dan zat yang menyebabkan degradasi lingkungan
yang parah atau ditemukan berbahaya bagi kesehatan manusia.

Prinsip 15

Dalam rangka untuk melindungi lingkungan, pendekatan kehati-hatian harus diterapkan


secara luas oleh Negara sesuai dengan kemampuan mereka. Dimana ada ancaman kerusakan
serius atau ireversibel, kurangnya kepastian ilmiah tidak boleh digunakan sebagai alasan
untuk menunda biaya-efektif langkah-langkah untuk mencegah degradasi lingkungan.

Prinsip 16

Otoritas nasional harus berusaha mempromosikan internalisasi biaya lingkungan dan


penggunaan instrumen ekonomi, dengan mempertimbangkan pendekatan yang pencemar
harus, pada prinsipnya, menanggung biaya pencemaran, dengan memperhatikan kepentingan
umum dan tanpa mendistorsi perdagangan internasional dan investasi.

Prinsip 17

Penilaian dampak lingkungan, sebagai instrumen nasional, harus dilakukan untuk kegiatan
yang diusulkan yang mungkin memiliki dampak buruk yang signifikan pada lingkungan dan
tunduk pada keputusan dari otoritas nasional kompeten.
Prinsip 18

Amerika segera memberitahukan kepada Negara lain dari setiap bencana alam atau keadaan
darurat lainnya yang mungkin untuk menghasilkan efek yang berbahaya tiba-tiba di
lingkungan orang-orang Amerika. Setiap upaya harus dilakukan oleh masyarakat
internasional untuk membantu negara-negara sangat menderita.

Prinsip 19

Negara-negara harus memberikan pemberitahuan sebelumnya dan tepat waktu dan informasi
yang relevan kepada Negara yang berpotensi terkena dampak pada kegiatan yang mungkin
memiliki efek yang signifikan merugikan lingkungan lintas batas dan harus berkonsultasi
dengan Negara-negara pada tahap awal dan dengan itikad baik.

Prinsip 20

Perempuan memiliki peran penting dalam pengelolaan lingkungan dan pembangunan.


Partisipasi penuh mereka Oleh karena itu penting untuk mencapai pembangunan
berkelanjutan.

Prinsip 21

Kreativitas, cita-cita dan keberanian kaum muda dunia harus dimobilisasi untuk menempa
kemitraan global dalam rangka mencapai pembangunan berkelanjutan dan memastikan masa
depan yang lebih baik bagi semua.

Prinsip 22

Penduduk asli dan komunitas mereka dan masyarakat lokal lainnya memiliki peran penting
dalam pengelolaan lingkungan dan pembangunan karena pengetahuan dan praktek-praktek
tradisional. Negara harus mengakui dan mendukung identitas mereka sebagaimana mestinya,
budaya dan kepentingan dan memungkinkan partisipasi efektif mereka dalam pencapaian
pembangunan berkelanjutan.

Prinsip 23

Lingkungan dan sumber daya alam dari orang di bawah penindasan, dominasi dan
pendudukan harus dilindungi.

Prinsip 24

Perang membawa kehancuran pembangunan berkelanjutan. Karena itu, Negara harus


menghormati hukum internasional menyediakan perlindungan untuk lingkungan pada saat
konflik bersenjata dan bekerja sama dalam pengembangan lebih lanjut, sebagaimana
diperlukan.
Prinsip 25

Perdamaian, pembangunan dan perlindungan lingkungan saling bergantung dan tak


terpisahkan.

Prinsip 26

Negara-negara harus menyelesaikan semua sengketa lingkungan mereka secara damai dan
dengan cara yang tepat sesuai dengan Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Prinsip 27

Negara dan rakyat harus bekerja sama dengan itikad baik dan dalam semangat kemitraan
dalam pemenuhan prinsip-prinsip dalam Deklarasi ini dan dalam pengembangan lebih lanjut
dari hukum internasional di bidang pembangunan berkelanjutan.

Dari 27 prinsip Deklarasi Rio, sebagian dapat disebutkan dibawah ini:


1. Prinsip Pencegahan Dini (Precautionary Principle) Prinsip ini menyatakan bahwa tidak
adanya temuan atau pembuktian ilmiah yang konklusif dan pasti, tidak dapat dijadikan alasan
untuk menunda upaya-upaya mencegah kerusakan lingkungan.Berbagai negara telah
menerapkan prinsip ini dalam legislasi nasional, misalnya Ceylon, India, Filipina, Australia.
2. Prinsip Keadilan Antargenerasi (The Principle of Intergenerational Equity) Negara
dalam hal ini harus melestarikan dan menggunakan lingkungan serta sumber daya alam bagi
kemanfaatan generasi sekarang dan mendatang. Prinsip keadilan antargenerasi ini terumuskan
dalam Prinsip 3 yang menyatakan bahwa hak untuk melakukan pembangunan dilakukan
dengan memenuhi kebutuhan generasi sekarang tanpa mengurangi kemampuan generasi
mendatang dalam memenuhi kebutuhannya. (The right to development must be fulfilled so as
to equitably meet developmental and environmental needs of present and future generations).
3. Prinsip Keadilan Intragenerasi (The Principle of Intragenerational Equity) Prinsip ini
menurut Prof. Ben Boer, pakar hukum lingkungan dari Universitas Sydney, menunjuk pada
gagasan bahwa masyarakat dan tuntutan kehidupan lain dalam satu generasi memiliki hak
untuk memanfaatkan sumber alam dan menikmati lingkungan yang bersih dan sehat.
Keadilan intragenerasi dapat diartikan baik secara nasional maupun internasional.Pada
tingkat nasional, pengelolaan diterapkan dalam akses yang adil kepada sumber daya alam
bersama, udara bersih, air bersih dalam sumber daya air nasional dan laut territorial. Hal ini
juga mengarah kepada masalah perlunya pembatasan-pembatasan pemerintah atas
penggunaan milik-milik pribadi. Sedangkan pada tingkat nasional, keadilan intra generasi
menyangkut kepada penerapan alokasi yang adil dari system udara, perairan dan sumberdaya
laut internasional. Baru-baru ini terdapat analisis yang menyatakan bahwa keadilan
intragenerasi menjadi keadilan di antara penghuni-penghuni bumi pada suatu waktu. Konsep
ini berarti bahwa : “…all people are entitled to basic needs, which may be taken to include a
healthy environment, adequate food and shelter, and cultural and spiritual fulfillment. To
achieve this, a transfer of wealth and technology from higher to lower income countries may
be necessary in many cases.”Hal ini juga berimplikasi bahwa negara-negara yang lebih
makmur khususnya, harus mengurangi konsumsinya terhadap factor-faktor barang, air, dan
udara.
4. Prinsip Integrasi (The Principle of Integration) Dalam mencapai sasaran perlindungan,
pemulihan dan peningkatan kualitas lingkungan, pemerintah atau setiap pengambil keputusan
hendaknya mempertimbangkan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan. Syaratnya ialah
bahwa ada integrasi yang efektif atas pertimbangan-pertimbangan ekonomi (pembangunan)
dengan lingkungan dalam setiap pengambilan keputusan. Asas ini diadopsi dalam Prinsip 4
bahwa “…environmental protection shall constitute an integral part of the development
process …” dan karenanya tidak dapat dipandang sebagai terpisah dari maksud tersebut.
5. Prinsip Kerja Sama (Principle of Cooperation) Prinsip ini diatur dalam Prinsip 7 yang
pada dasarnya bertujuan agar negara-negara melakukan kerja sama secara spirit of global
partnership dalam melindungi dan melestarikan lingkungan. Dalam prinsip kerja sama ini
dicapai suatu consensus bahwa berdasarkan perbedaan kerusakan lingkungan (karena
perbuatan masing-masing negara), semua negara mempunyai kewajiban bersama untuk
melestarikan lingkungan namun tingkat kewajiban ini hendaknya berbeda satu sama lain.
Negara-negara maju mengakui tanggung jawab mereka untuk melakukan upaya pada tingkat
internasional dalam rangka pencapaian pembanungan berkelanjutan. Hal ini tentu dapat
diterima karena tekanan lingkungan yang ada secara global lebih merupakan hasil aktivitas
masyarakat mereka, dan berkenaan pula dengan kemampuan teknologi serta sumber
keuangan yang mereka miliki.
6. Prinsip Pengelolaan Lingkungan Tanpa Merugikan Deklarasi Rio juga tidak lupa
merumuskan prinsip mengenai kedaulatan negara untuk mengelola/memanfaatkan sumber
daya alam tanpa merugikan negara lain (right to exploit resources but responsible do not
cause damage to the environment of other States) (Prinsip 2). Prinsip ini diadopsi dari Prinsip
Deklarasi Stockholm (Prinsip 21), di mana prinsip ini merupakan asas hukum Romawi yang
dikenal dengan Prinsip Sic Utere.

B. Analisis Terhadap 27 Prinsip Deklarasi Rio De Janeiro

Prinsip 1
Manusia menjadi pusat perhatian dari pembangunan yang memenuhi kebutuhan generasi
sekarang tanpa mengurangi kemampuan generasi sekarang tanpa mengurangi kemampuan
generasi yang akan datang dalam memenuhi kebutuhan,agar generasi sekarang maupun
generasi yang akan datang dapat hidup secara sehat,produktif,dan selaras dengan alam.

Prinsip 2
Sesuai dengan Piagam PBB dan prinsip-prinsip hukum internasional,negara memiliki hak
berdaulat untuk mengeksploitasi sumber daya mereka sendiri sesuai dengan kebijakan
mereka sendiri. Lingkungan dan pembangunan, dan tanggungjawab untuk memastikan bahwa
kegiatan-kegiatan dalam yurisdiksi mereka atau kontrol tidak menyebabkan kerusakan
terhadap lingkungan ,negara lain atau kawasan di luar batas nasional. Jadi,hak untuk
menegeksploitasi sumber daya harus sesuai dengan kebijakan lingkungan dan pembangunan
serta tidak melanggar prinsip hukum internasional yang berlaku.

Prinsip 3
Negara dalam hal ini harus melestarikan dan menggunakan lingkungan serta sumber daya
alam bagi kemanfaatan generasi sekarang dan mendatang.Hak untuk melakukan
pembangunan dilakukan dengan memenuhi kebutuhan generasi sekarang tanpa mengurangi
kemampuan generasi mendatang dalam memenuhi kebutuhannya. Masyarakat dan tuntutan
kehidupan lain dalam satu generasi memiliki hak untuk memanfaatkan sumber alam dan
menikmati lingkungan yang bersih dan sehat. Pada tingkat nasional pengelolaan diterapkan
dalam akses yang adil kepada sumber daya alam, udara bersih, air bersih dalam sumber daya
air nasional dan laut territorial.Hal ini juga mengarah kepada masalah perlunya pembatasan-
pembatasanpemerintah atas penggunaan milik milik pribadi.Dalam implikasinya bahwa
Negara-negara yang lebih makmur khususnya, harus mengurangi konsumsinya terhadap
factor-faktor barang, udara, dan air.

Prinsip 4
Dalam proses pembangunan berkelanjutan haruslah memperhatikan masalah lingkungan
karena perlindungan lingkungan itu sendiri merupakan bagian dari pembangunan
berkelanjutan.

Prinsip 5
Pembangunan berkelanjutan selain memperhatikan masalah perlindungan lingkungan juga
memperhatikan masalah kemiskinan, karena salah satu tujuan dari pembangunan
berkelanjutan itu sendiri adalah mengentaskan kemiskinan atau kesenjangan sosial. Jadi,
pembangunan berkelanjutan mengusahakan kesetaraan hidup seluruh umat di dunia. Dalam
pelaksanaannya, pembangunan berkelanjutan dilaksanakan oleh semua orang di dunia agar
tujuan dari pembangunan berkelanjutan dapat tercapai dengan optimal.

Prinsip 6
Dalam pembangunan berkelanjutan, yang menjadi prioritas adalah pengembangan negara-
negara berkembang. Meskipun semua negara berkepentingan dalam hal ini, tetapi negara
berkembang yang dinilai paling rentan terhadap masalah lingkungan haruslah diberi prioritas
khusus.

Prinsip 7
Negara-negara harus bekerja sama dalam semangat kemitraan global yang berarti diwajibkan
ikut guna melestarikan, melindungi dan memulihkan kesehatan dan keutuhan ekosistem
bumi. Negara maju mengakui tanggung jawabnya dalam upaya internasional pembangunan,
karena pada dasarnya di negara yang maju lah yang menimbulkan tekanan di lingkungan
global, teknologi yang mereka gunakan harus dengan tanggung jawab.

Prinsip 8
Bahwa dalam pencapaian pembangunan berkelanjutan negara harus mengurangi produksi dan
konsumsi dan mempromosikan kebijakan demografis yang sesuai.

Prinsip 9
Negara diwajibkan untuk bekerjasama guna memperkuat kapasitas endogen dengan
peningkatan pemahaman ilmiah melalui tukar menukar informasi antar negara.

Prinsip 10
Isu lingkungan yang terbaik ditangani dengan partisipasi semua warga negara yang
bersangkutan, pada tingkat yang relevan. Pada tingkat nasional, setiap individu harus
memiliki akses yang tepat untuk informasi mengenai lingkungan yang dipegang oleh otoritas
publik, termasuk informasi mengenai bahan berbahaya dan kegiatan dalam komunitas
mereka, dan kesempatan untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan. Negara
harus memfasilitasi dan mendorong kesadaran masyarakat dan partisipasi dengan membuat
informasi tersedia secara luas. Akses yang efektif terhadap proses peradilan dan administratif,
termasuk ganti rugi dan obat, harus disediakan.
Partisipasi merupakan suatu hal yang penting untuk menangani masalah tersebut, karena
partisipasi sangat dibutuhkan untuk membantu terselenggaranya lingkungan yang baik,
partisipasi tidak akan terwujud apabila komponen masyarakat tidak turut andil dalam masalah
lingkungan tersebut.

Prinsip 11
Negara-negara harus memberlakukan undang-undang lingkungan yang efektif. Standar
lingkungan, tujuan pengelolaan dan prioritas harus mencerminkan konteks lingkungan dan
pembangunan yang mereka terapkan. Standar yang diterapkan oleh beberapa negara mungkin
tidak sesuai dan biaya ekonomi dan sosial negara-negara lain, di negara berkembang tertentu.
Sebuah negara harus mempunyai undang-undang dalam lingkungan, agar permasalahan
dalam lingkungan, jika terjadi kesalahan maupun pelanggaran akan ditindak pidana. Selain
itu adanya undang-undang digunakan untuk mengatur stdandar prioritas dalam mewujudkan
lingkungan yang bersih indah dan nyaman.

Prinsip 12
Negara-negara harus bekerjasama untuk meningkatkan sistem yang mendukung dan
membuka ekonomi internasional yang akan mengakibatkan pertumbuhan ekonomi dan
pembangunan berkelanjutan di semua negara, untuk lebih baik mengatasi masalah degradasi
lingkungan. Adanya prinsip dapat memberikan keuntungan bagi negara yang membutuhkan
modal dalam menangani kekurangan biaya untuk memperbaiki lingkungan yang buruk.
Langkah-langkah kebijakan perdagangan untuk tujuan lingkungan tidak harus merupakan
sarana diskriminasi sewenang-wenang atau pembatasan terselubung terhadap perdagangan
internasional. Tindakan sepihak untuk menghadapi tantangan lingkungan hidup di luar
yurisdiksi negara pengimpor harus dihindari. Langkah-langkah lingkungan menangani
masalah lingkungan lintas batas atau global harus, sejauh mungkin, didasarkan pada
konsensus internasional.

Prinsip 13
Negara-negara harus mengembangkan hukum nasional tentang tanggung jawab dan
kompensasi bagi korban pencemaran dan kerusakan lingkungan lainnya. Negara-negara juga
harus bekerjasama dalam cara yang cepat dan lebih bertekad untuk mengembangkan lebih
lanjut hukum internasional tentang tanggung jawab dan kompensasi untuk efek samping
kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh kegiatan dalam yurisdiksi mereka atau kontrol
untuk kawasan di luar yurisdiksi mereka.
Munculnya tanggung jawab negara karena beberapa hal :
(1)Tindakan yang terdiri atas suatu perbuatan atau kelalaian dipersalahkan kepada negara
berdasarkan hukum internasional;
(2)Tindakan tersebut merupakan pelanggaran terhadap kewajiban internasional;
(3)Setiap tindakan yang tidak sah secara internasional akan melahirkan suatu tanggung jawab
negara.
Tindakan tersebut adalah tindakan yang dilakukan dalam negara yang disebabkan kelalaian
yang dilakukan oleh individu, badan hukum dalam negara yang merugikan negara lainnya
berdasarkan hukum internasional. Bersifat merugikan negara lainnya sehingga dikatakan
sebagai pelanggaran dan negara harus bertanggung jawab atas pelanggaran tersebut. Sikap
yang dilakukan oleh negara harus taat dan tunduk kepada norma-norma hukum. Faktanya
Hukum Internasional mengarahkan kewajiban yang dilaksanakan suatu negara memiliki
keterkaitan yang sangat erat dengan fakta bahwa suatu negara memiliki tanggung jawab
secara hukum jika melakukan pelanggaran terhadap kewajiban tersebut.
Pertanggung jawaban negara menyentuh banyak aspek, yaitu tindakan yang dipersalahkan
menurut Hukum Internasional, pelanggaran terhadap kewajiban internasional, tindakan
kekerasan dan agresi terhadap negara lain. Bahwa apa yang harus dipertanggung jawabkan
oleh negara merupakan suatu kewajiban hukum yaitu bahwa suatu tingkah laku harus sesuai
dengan apa yang diminta oleh hukum harus ditaati dan dilaksanakan.

Prinsip 14
Negara-negara harus bekerja sama secara efektif untuk mencegah atau mencegah relokasi dan
transfer ke Negara lain dari setiap kegiatan dan zat yang menyebabkan degradasi lingkungan
yang parah atau ditemukan berbahaya bagi kesehatan manusia.
Relokasi adalah pemindahan lokasi industri dari suatu negara maju ke negara berkembang
atau dari Negara ke Negara lainnya. Tujuan pemindahan industri tersebut untuk mendekati
bahan baku dan menghasilkan jenis barang yang mampu bersaing di pasar international.
Alasan Negara maju memindahkan industrinya ke Negara berkembang untuk alasan sbb:
(1) Upah buruh pada Negara maju lebih tinggi dibandingkan dengan Negara berkembang.
(2) Negara maju dapat bebas polusi (pencemaran).
(3)Usaha memperluas dan memperbesar usaha industri
(4) Persyaratan ketat untuk mendirikan industri di Negara maju. Kerjasama dalam bidang
industri memiliki keuntungan dan kerugian baik bagi Negara yang dituju dan bagi Negara
maju (Negara yang melakukan relokasi industri).
Kesehatan Lingkungan merujuk pada kharakteristik kondisi lingkungan yang dapat
mengganggu kesehatan, terutama aspek :
1. Gaya hidup (Miras, rokok, narkoba, makanan berlemak, dsb.)
2. Bahan toksik (mikroorganisme patogen, logam berat, B3 dsb.)
3. Bahaya fisik (kebisingan, sinar ultra-violet, debu di udara)
4. Keadaan lainnya (kondisi tropis, adat kebiasaan yang tidak sejalan dengan konsep
kesehatan, dll.)

Prinsip15
Dalam rangka untuk melindungi lingkungan, pendekatan kehati-hatian harus diterapkan
secara luas oleh Negara sesuai dengan kemampuan mereka. Dimana ada ancaman kerusakan
serius atau ireversibel, kurangnya kepastian ilmiah tidak boleh digunakan sebagai alasan
untuk menunda biaya-efektif langkah-langkah untuk mencegah degradasi lingkungan.Prinsip
ini mencerinkan pengakuan bahwa kepastian ilmiah sering datangnya terlambat untuk dapat
digunakan menjadi dasar perbuatan kebijakan atau pengambilan keputusan. Langkah –
langkah pencegahan tidak boleh ditunda hanya karena alasan bahwa kerugian lingkungan
belum pasti terwujud atau karena adanya perbedaan pandangan di antara para ahli.
Pengtahuan para ahli tentang hubungan sebab akibat antara industrialisasi dan teknologi
dengan lingkungan tidak selalu sempurna dan serba pasti sehingga dampak negatif baru dapat
diungkapkan atau diketahui setelah bertahun – tahun kemudian. Dampak negatif itu sendiri
sering kali bersifat kerugian yang tidak dapat dipulihkan kembali (irreversible damage).
Maka dari itu, langkah – langkah perlindungan tetap perlu dilakukan meskipun terdapat
ketidakpastian ilmiah tentang dampak negatif suatu rencana kegiatan. Degradasi lingkungan
diartikan sebagai penurunan kualitas lingkungan yang diakibatkan oleh kegiatan
pembangunan yang dicirikan oleh tidak berfungsinya secara baik komponen-komponen
lingkungan sebagaimana mestinya. Degradasi lingkungan pada dasarnya disebabkan oleh
adanya intervensi atau campur tangan manusia yang berlebihan terhadap keberadaan
lingkungan secara alamiah. Degradasi lingkungan merupakan faktor penting yang
mengurangi kapasitas masyarakat dalam menghadapi resiko bencana di banyak negara di
seluruh dunia. Degradasi lingkungan yang sering dijumpai antara lain :
1. Degradasi lingkungan akibat pertambangan
2. Degradasi lingkungan akibat industri
3. Degradasi lingkungan akibat pertanian
4. Degradasi lingkungan akibat pembangunan pemukiman

Prinsip 16
Otoritas Nasional harus bisa memberitahuakan kepada dunia mengenai bidang
lingkungan,diantaranya yaitu biaya lingkungan dan penggunaan instrument ekonomi. Disini
jika ada masalah Negara, misal kerusakan lingkungan maka otoritas nasional
mempertimbangkan pencemaran yang terjadi yaitu dengan menaggung biaya atas kerusakan
yang meninmpa lingkungan dengan memperhatikan kepentingan umum dan tanpa
mendistorsi perdagangan internasional dan investasi. Dari uraian diatas dapat disimpulkan
bahwa maksud dari prinsip ini yaitu otoritas nasional memberitahukan mengenai bidang
lingkungan yaitu biaya lingkungan dan penggunaan instrument perekonomian.

Prinsip 17
Memaparkan mengenai penilaian dampak lingkungan sebagai instrument nasional. Penilaian
dilakukan pada kegiatan yang sekiranya akan membawa dampak buruk pada lingkungan.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan maksud prinsip 17 ini mebahas mengenai penilaian
dampak lingkungan.

Prinsip 18
Amerika itu menginformasikan kepada Negara lain mengenai dampak yang akan terjadi bagi
orang-orang Amerika akibat adanya bencana dan keadaan darurat yang lainnya. Segala
macam upaya telah dilakukan oleh masyarakat internasional untuk membantu masyarakat
yang menderita. Mungkin pada saat itu ada Negara yang mengalami bencana yang
dampaknya akan berpengaruh terhadap Negara Amarika Sehingga Amerika
menginformasikan kepada Negara lain mengenai dampak yang akan terjadi terhadap orang-
orang Amerika.

Prinsip 19
Negara-negara yang melakukan kegiatan yang berhubungan dengan alam, hendaknya
memberitahu kepadanegara yang sekiranya terkena dampak dari kegiatannya. Hal tersebut
berdasarkan kedaulatan negara, bahwa untuk mengelola/memanfaatkan sumber daya alam
tidak boleh merugikan negara lain. Tujuan dari prinsip ini adalah untuk melindungi dan
melestarikan lingkungan. Sehingga negara yang terkena dampak akan dapat melakukan
persiapan atau antisipasi terkait dampak dari kegiatan negara maju (annex 1).

Prinsip 20
Dalam prinsip 20 dijelaskan bahwa perempuan memiliki peran penting dalam pengelolaan
lingkungan dan pembangunan. Karena partisipasi dari mereka akan dapat mempengaruhi
kegiatan pembangunan secara berkelanjutan.

Prinsip 21
Sesuai dengan prinsip 21 bahwa para pemuda yang merupakan generasi penerus bangsa harus
dikuatkan kreativitas, cita-cita, dan semangatnya dalam rangka mencapai pembangunan yang
lebih baik. Hal ini perlu dilakukan karena hak untuk melakukan pembangunan dilakukan
dengan memenuhi kebutuhan generasi sekarang tanpa mengurangi kemampuan generasi
mendatang dalam memenuhi kebutuhannya.Jadi jika para generasi muda sudah dibekali
prinsip 21 ini maka kelak akan dapat mewujudkan pembangunan yang dicita-citakan uatu
negara dengan tanpa merugikan negara lain termasuk lingkungan sekitar.

Prinsip 22
Penduduk asli dan setempat mempunyai peran penting dalam pengelolaan dan pembangunan
lingkungan karena pemahaman dan pengetahuan tradisional mereka. Negara harus mengenal
dan mendorong sepenuhnya identitas, budaya dan keinginan mereka serta menguatkan
partisipasi mereka secara efektif dalam mencapai pembangunan berkelanjutan.

Prinsip 23
Pengelolaan lingkungan merupakan usaha secara sadar untuk memelihara dan atau untuk
memperbaiki mutu lingkungan agar kebutuhan dasar hidup dapat terpenuhi dengan sebaik-
baiknya. Upaya pengelolaan lingkungan hidup harus berpegang pada azas pelestarian dan
konservasi sumberdaya dengan azas pemanfaatan yang serasi dan seimbang dengan tatanan
lingkungan serta bebas dari penindasan.

Prinsip 24
Kondisi lingkungan hidup dari waktu ke waktu ada kecenderungan terjadi penurunan
kualitasnya, penyebab utamanya yaitu karena pada tingkat pengambilan keputusan,
kepentingan pelestarian sering diabaikan sehingga menimbulkan adanya pencemaran dan
kerusakan lingkungan. Dengan terjadinya pencemaran dan kerusakan lingkungan
ternyatanjuga menimbulkan konflik sosial maupun konflik lingkungan.
Dengan berbagai permasalahan tersebut diperlukan perangkat hukum perlindungan terhadap
lingkungan hidup, secara umum telah diatur dalam hukum internasional.

Prinsip 25
Diselenggarakannya konferensi internasional di Rio mengindikasikan bahwa pembangunan
berkelanjutan menjadi penting bagi setiap Negara. Konferensi Tingkat Tinggi Bumi di Rio de Janeiro
pada tahun 1992 menghasilkan konsep pembangunan berkelanjutan yang dapat memenuhi
kebutuhan masa kini tanpa mengurangi kebutuhan masa depan. Prinsip tersebut
mengisyratkan agar penduduk di bumi ini melakukan pembangunan dengan damai tanpa ada
peperangan antar negara-negara di dunia dan juga dalam pembangunan harus memperhatikan
aspek perlindungan lingkungan, maksudnya dalam pembangunan tidak boleh mengakibatkan
kerusakan lingkungan dan menjunjung tinggi pembangunan berkelanjutan. Perang membawa
kehancuran pada pembangunan berkelanjutan dan bangsa-bangsa perlu menghormati hukum-
hukum internasional yang melindungi lingkungan dimasa-masa konflik bersenjata dan harus
bekerja sama dalam menegakkan hukum tersebut.Oleh karena itu, Perdamaian, pembangunan
dan perlindungan lingkungan saling bergantung dan tak terpisahkan.

Prinsip 26
Setiap negara di dunia harus menjunjung tinggi prinsip menyelesaikan masalah secara damai.
Bangsa-bangsa perlu mengambil tindakan pencegahan untuk melindungi lingkungan jika
terdapat ancaman kerusakan yang parah, tetapi langkah pencegahan tersebut harus dilakukan
dengan jalan damai. Bangsa-bangsa juga perlu menciptakan UU Internasional yang menjamin
pemberian ganti rugi atas kerusakan yang ditimbulkan pada daerah di luar perbatasannya.
Peraturan dalam undang-undang tersebut harus dibuat dengan sebaik mungkin agar
didalamnya terdapat cara dalam menyelesaikan masalah dengan bangsa lain terkait dengan
permasalahan lingkungansecara damai.

Prinsip 27
Perlindungan lingkungan untuk mencapai pembangunan berkelanjutan harus menjadi bagian
integral dari proses pembangunan dan tidak dapat dipisahkan dari proses pembangunan
tersebut. Dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan dibutuhkan kerjasama antara
negara maju dengan negara berkembang, kerena kerja sama antar bangsa-bangsa tersebut
diperlukan untuk melestarikan, melindungi dan memulihkan kesehatan dan keutuhan
ekosistem bumi. Diperlukan pula upaya untuk membangkitkan kesadaran dan partisipasi
masyarakat dengan menyediakan informasi mengenai lingkungan di setiap bangsa-bangsa
karen partisipasi semua warga Negara untuk menangani masalah lingkungansangat
diperlukan. Dalam kerjasama antar bangsa ini diperlukan sebuah hukum internasional yang
saling mengikat antar bangsa-bangsa tersebut.
Referensi :
http://damaywanti.blogspot.com/2012/01/prinsip-pembangunan-deklarasi-rio.html
http://amallahnuramanah.blogspot.com/2016/05/analisis-deklarasi-rio-de-janeiro.html

Anda mungkin juga menyukai