Dosen Pengampu :
Djefry Welly Lumintang SH, MH
Disusun Oleh :
Kelompok 1
1. Immanuel Posumah 210711010958
2. Wailan Waraney Pangkey 210711010987
3. Yosi Yosua Assa 210711010988
4. Justine Tarumampen 210711010962
5. Afdal Dzikry Bahsoan 210711010991
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
2023
Kata Pengantar
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat Nya, kami dapat menyelesaikan tugas
makalah yang berjudul "Prinsip Global Lingkungan Hidup" dengan tepat waktu. Makalah ini
disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Hukum Lingkungan. Selain itu, makalah ini
bertujuan menambah wawasan tentang permasalahan lingkungan hidup global bagi para
pembaca dan juga bagi kami sebagai penulis. Kami mengucapkan terima kasih kepada Mner
Djefry Welly Lumintang SH,MH selaku dosen Hukum Lingkungan. Ucapan terima kasih juga
kepada kita semua sebagai kelompok 1 yang telah saling membantu dalam penyelesaian tugas
makalah ini.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang
membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan dunia dikarenakan faktor globalisasi memberikan dampak yang sangat
baik di berbagai sektor diantaranya Ilmu Politik, Ekonomi, sosial, Budaya, Hukum, HAM
Nasional. Dalam konteks ini, perubahan membawa Indonesia ke arah yang lebih baik
atau positif namun di salah satu pihak, perkembangan juga memberikan suatu dampak
negative yakni jika dilihat dari segi IPTEK dengan masuknya teknologi – teknologi
modern, membuat manusia lebih cenderung untuk hidup instan dengan
mengesampingkan berbagai faktor yang mana memberikan dampak yang lebih buruk
terhadap lingkungan. Katakan saja polibek, yang merupakan wujud atau terobosan baru
di dunia perindustrian dan pertanian yang diharapkan dapat mengurangi sampah plasitik
karena polibek merupakan hasil daur ulang dari sampah plastik, namun bagaimana
dengan kenyataannya? Solusi tersebut justru menjadi suatu permasalahan baru yakni
menimbulkan kerugian yang berkepanjangan.
Mengantisipasi masalah tersebut, dibentuklah suatu Konfrensi yang membahas
bagaimana cara menanggulangi permasalahan lingkungan hidup di era modern dengan
menggunakan upaya yang bersifat solutif berkepanjangan. Upaya tersebut juga bertujuan
untuk membangun kestabilan atau (suistinable development) agar dapat memperbaiki
permasalahan dari kesalahan yang ditimbulkan. Menurut Susan Smith ada 4 hal yang
perlu dicapai oleh suatu negara dalam proses optimalisasi pembangunan yakni (1)
Pemeliharaan hasil – hasil yang dicapai secara berkelanjutan atas sumber daya yang dapat
dibaharui, (2) Menggantikan sumber daya alam yang bersifat jenuh, (3) Pemeliharaan
sistem – system pendukung ekologis, dan (4) Pemeliharaan atas keanekaragaman hayati.
Hal tersebut dihayati oleh pemerintah Indonesia dengan meratifikasi Undang – Undang
Nomor 11 tahun 2013 tentang Konfrensi Roterdam dan Undang – Undang Nomor 11
tahun 2013 tentang Pengesahan Protokol Nagoya. Pembahasan kali ini akan
menitikberatan pada integrasi dari prinsip – prinsip lingukungan hidup yang disepakati
dalam konfrensi rio de Jeneiro sebagai pedoman dalam penjabaran makalah ini.
5. Prinsip Intergenerasi
Prinsip ini mengemukakan bahwa negara dalam hal pelaksanaan pada pengelolaan
lingkungan terkait proses melestarikan dan menggunakan lingkungan serta sumber daya
alam bagi kemanfaatan generasi sekaang dan generasi yang akan datang. Prinsip
intergenerasi mengemukakan bahwa pemanfaatan sumber daya alam haruslah
dilaksanakan berkelanjutan/berkepanjangan tanpa mengurangi kemampuan salah satu
generasi dalam proses mengupayakan sumber daya yang tersedia.